Hyun Soo
menekan Chan Hoo yang membuat kesalahan, lalu mengancam kalau terjadi lagi,
takkan dianggap itu sebagai kesalahan, tapi sebagai tindakan pengkhianatanm
kebodohan, dan menusuk dari belakang. Chan Ho pun bertanya apa yang harus
dilakukan sekarang.
“Hei,
lihat aku. Kita harus lanjutkan apa yang sudah kita lakukan. Benar, kan? Tiga
orang telah menghilangdan empat orang akan menghilang. Bantu aku sampai saat
itu. Hanya itu caramu membayar kesalahanmu, Chan Ho. Benar, kan?” kata Hyun Soo
dengan tatapan liciknya. Chan Ho hanya diam saja dengan wajah ketakutan, Hyun
Soo pun pamit pergi.
Ji Wook
memasang musik dari piringan hitam, Bong Hee baru keluar kamar bisa
mendengarnya merasa kalau Ji Wook itu pasti tidak bisa tidur lagi. Pagi hari,
Bong Hee duduk ditaman dengan wajah gelisah, Ji Wook melihat dari lantai atas.
Bong Hee
berkerja meminta file pada Tuan Bang, Ji Wook seperti tak punya semangat
berkerja hanya menyadarkan kepala di meja, lalu diam-diam menatap Bong Hee.
Bong Hee kembali duduk dan melihat Ji Wook seperti sedang tak bersemangat.
Bong Hee
menceritakan sekarang keadaan tidak seburuk yang di perikiraan, karena sudah
terbiasa melihat Ji Wook hanya sebagai bosnya. Eun Hyuk pun bisa mengucap
syukur mendengarnya. Bong Hee pikir
kalau bisa juga mengakhiri cinta sepihaknya. Ji Wook tak percaya Bong Hee
bisa mengakhirinya
“Aku
takkan menyukainya dan akan jadi penggemarnya saja. Apa Kau tahu bagaimana
selebriti punya klub penggemar? Itu mirip dengan itu, Aku akan menyukainya seperti seorang
penggemar saja.
“Bagaimana
bisa itu berbeda dari naksir?” tanya Eun Hyuk binggung.
“Itu
berbeda. Aku tak punya harapan apapun.. Ahh tidak maksudh ku.. sebagai
penggemar, aku tidak boleh mengharapkan apapun darinya. Aku hanya mengaguminya.”
Jelas Bong Hee
Eun Hyuk
tertawa mendengarnya dan mengaku kalau bisa memahaminya. Bong Hee menegasakan
kalautidak bercanda dan sudah mengakhiri... untuk mencintainya sepihah, bahkan sudah
sekitar 98%. Eun Hyuk hanya menatapnya.
Flash Back
Bong Hee
yang mabuk mengaku kalau akan mencintai
Ji Wook sampai di hari kematianya. Eun Hyuk seperti masih mengingat Bong Hee
yang mengatakan hal itu.
Eun Hyuk
pun berpikir kalau akan menolongnya. Bong Hee binggung menolong seperti apa.
Eun Hyuk dengan bangga mengatakan akalu Tak ada yang tahu lebih baik, bagaimana
rasanya mengagumi seseorang daripada dirinya.
“Itu
sedikit menyedihkan.” Pikir Bong Hee, Eun Hyuk seperti baru menyadarinya.
“Kalau
begitu... mendekatlah.” Ucap Eun Hyuk, saat itu Ji Wook dan Tuan Bang berjalan
ke arah balkon atas. Eun Hyuk pun bisa melihat dengan liriknya, lalu meminta
Bong Hee agar bisa tertawa. Bong Hee binggung, tapi akhirnya mengikuti
permintaan Eun Hyuk.
Di balkon,
Ji Wook kembali merasa kesal saat melihat Bong Hee yang tertawa bersama Eun Hyuk
di taman, lalu ingin mengambil selang untuk menyeramnya. Tuan Bang kaget
melihat tingkah Ji Wook yang cemburu sampai ingin menyiramnya, Ji Wook akhirnya
mengurungkan niatnya.
“Kerja
bagus. Kau harus bertindak sesuai usia.”komentar Tuan Bang. I Wook hanya bisa mengumpat sial dan langsung
masuk ke dalam ruangan.
Tuan Byun
sibuk mencuci piring di dapur lalu mengumpat melihat Ji Wook dan Tuan Bang yang
masu karena selalu mencuci piring setiap hari idi kantor. Ji Wook dengan
menaruh kembali gelas ditangan Tuan Byun, menyuruh agar memenangkan permainan.
Tuan Byun dengan kesal tak ingin main lagi karena selalu kalah.
Eun Hyuk
dan Bong Hee masuk ke dalam kantor, membahas tentang tempat akan bertemu Jung
Hyun Soo. Bong Hee mengatakan akan menemuinya di sekitar tempat tinggalnya. Ji
Wook dan Tuan Bang terlihat tegang karena Bong Hee akan bertemu dengan Hyun
Soo.
Tuan Bang
mengatakan tak bisa menemukan apapun,
sama seperti yang dikatakan Hyun Soo yaitu
tidak punya keluarga dan juga tidak punya kenalan. Ji Wook pun meminta
agar Tuan Bang memeriksa apakah ada
orang dari anggota keluarga yang meninggal atau kenalan yang jadi korban
kejahatan. Tuan Bang mengangguk mengerti.
Bong Hee
keluar dari kantor, Ji Wook melihatnya dan diam-diam mengikuti dengan mobilnya.
Bong Hee sudah duduk bersama dengan Hyun Soo disebuah cafe. Hyun Soo
menceritakan berhenti bekerja. Bong Hee sedikit kaget, Hyun Soo pikir karena statusnya
pekerja kontrak dan pernah ditahan di pusat penahanan.
“Aku
mengerti apa yang kau lewati dan rasakan. Aku pikir bisa membantumu.” Kata Bong
Hee. Hyun Soo menolak menurutnya tak ingin
merepotkanmu lagi.
“Aku
tidak bisa membayar banyak untuk biaya hukum. Tapi aku akan menebusnya dengan
membeli makanan dari waktu ke waktu.” Kata Hyun Soo. Bong Hee pun menyetujuinya
dan akan mentraktirnya nanti.
Ji Wook
datang dengan cara mengendap masuk cafe, Hyun Soo melihatnya dan langsung
menyapanya. Ji Wook pun sedikit panik
dan langsung berpura-pura kalau kebetulan bertemu. Bong Hee hanya melirik sinis
karena tahu pada Ji Wook mengikutinya.
Ketiganya
pun keluar cafe, Bong Hee berpesan agar Hyun Soo menelp kalau memang
membutuhkanya. Hyun Soo pun berjanji akan menelpnya. Bong Hee pun meminta agar Jangan seperti jadi
orang asing. Hyun Soo pun pamit pergi dengan Ji Wook yang berdiri
dibelakangnya.
Ji Wook
akan berjalan pergi, Bong Hee langsung memanggilnya bertanya apa yang dilakukanya
sekarang. Ji Wook mengaku kalau semua hanya kebetulan. Bong Hee hanya bisa
berandai-andai dengan hal itu.
“Okee.. Baiklah.
Aku mengikutimu ke sini. Jadi, apa?!!” ucap Ji Wook menantang. Bong Hee pun
ingin tahu alasan Ji Wook harus mengikutinya.
“Itu
karena... Aku hanya ingin mengikutimu.
“Katakan
kepadaku apa yang tidak ingin dikatakan kepadaku waktu itu, serta yang Kepala Bang rahasiakan dan apa dengan
salahnya Jung Hyun Soo. Apa kecurigaanmu?” ucap Bong Hee. Ji Wook sedikit
binggung menjelaskanya dan menatap Hyun Soo yang berjalan pergi.
Flash Back
Hyun Soo
mengaku tidak punya keluarga dan pergi karena suatu alasan. Ji Wook pun bertanya
apakah sudah punya pacar. Hyun Soo mengaku tidak punya pacar dan berpikir mau
mengenalkan wanita untuknya.
“Pad
Normalnya..,saat orang ingin menjadi dekat, maka mereka bertanya pertanyaan
pribadi” ucap Ji Wook lalu masuk ke dalam restoran mengaku kalau kebetulan
bertemu.
Hyun Soo
menatap ke belakang melihat Ji Wook yang sedang berbiacra dengan Bong Hee. Ji
Wook menatap Hyun Soo yang melihatnya, Hyun Soo memberikan senyuman dan kembali
berjalan pergi.
Bong Hee
memanggil Ji Wook yang mengalihkan pandanganya, Ji Wook menjelaskan kalau itu
hanya firasat buruk sekarang. Bong Hee ingin tahu dengan dasar apa. Ji Wook ingin
mengatakan masalah Alibinya. Saat itu ponsel Bong Hee berdering, Ji Wook pun
menyuruh agar Bong Hee mengangkatnya lebih dulu.
Akhirnya
Bong Hee mengangkat telp dari ibunya dan berkata kalau akan pergi sekarang,
setelah menutup telp memberitahu Ji Wook kalau
ada rencana dengan ibunya dan tadi Ji Wook mengatakan mengenai alibinya.
Ji Wook mengurungkan niatnya, merasa lebih baik membahas setelah Bong Hee
kembali saja. Bong Hee mengangguk setuju lalu pamit pergi. Ji Wook hanya bisa
menatap sedih pada Bong Hee yang mudah percaya.
Bong Hee
makan siang dengan ibunya, Nyonya Park menanyakan tentang bos dikantor anaknya.
Bong Hee menceritakan bosnya itu keren. Nyonya Park langsung bersemangat dan
bertanya apakah tampan dan masih lajang, atau punya pacar. Bong Hee mengaku
kalau bosnya itu ganteng.
“Dia punya
bahu lebar dan pengertian. Matanya bersinar seperti bintang. Di balik
kepalanya, ada bola lampu.” Ucap Bong Hee dengan senyuman sumringah.
“Astaga,
kau membuatku merinding. Kau jadi kekanakan sekarang. Itu terlalu berlebihan.” Komentar
Nyonya Park. Nyonya Hong yang mendengarnya, merasa membuat ingin muntah saja.
“Kurasa
dia memang terlahir untuk memberiku serangan jantung.” Ungkap Bong Hee dengan
mata berkaca-kaca.
Nyonya
Park memegang tangan anaknya, Bong Hee menceritakan Ji Wook yang membuat
jantungnya berdetak tak karuan setiap waktu dan membuatnya berubah jadi anak
kecil setiap waktu, tapi sayangnya bos-nya itu menolak perasaanya. Nyonya Park
menanyakan alasanya. Bong Hee pikir itu tanpa alasan.
“Jadi, apa
kau mau menyerah? Apa Kau pikir bisa menemui seseorang. yang akan kau sukai
seperti itu dalam hidupmu?” ucap Nyonya Park menguatkan
“Apa Kau
pikir aku tidak bisa?” ucap Bong Hee merasa tak yakin. Nyonya Hong yang
mendengarnya mengetahui kalau Bong Hee itu jungkir balik untuk pria itu.
“Pria
seperti itu tidak ada, Kecuali puteraku.” Kata Nyonya Hong bangga lalu bahagia
melihat anaknya yang menelp.
Nyonya Hong
berlari menghampiri anaknya yang menunggu diluar. Ji Wook heran mereka
seharusnya bisa ketemuan di dalam tapi kenapa harus menunggunya diluar. Nyonya
Hong memberitahu kalau Ada perempuan aneh di dalam, menurutnya satu saja sudah
membuatnya takut, tapi ketika melihat keduanya membuatnya takut.
“Perempuan
seperti apa mereka?” tanya Ji Wook penasaran. Nyonya Hong mengaku akan jadi
demam kalau berada dalam restoran.
“Aku merasa
bahagia dengan merangkul lenganmu dan melihat wajahmu seperti ini.” Ungkap Nyonya
Hong memeluk anaknya dengan wajah bahagia. Ji Wook pun membiarkan ibunya
memeluknya.
Nyonya
Hong lalu menyadari wajah anaknya semakin tiru dan merasa sudah kehilangan
berat badan, lalu bertanya Apa sesuatu terjadi atau pekerjaannya membuat stres,
Ji Wook mengaku kalau baik-baik saja. Nyonya Hong mengeluh karena jarang
bertemu dengan anaknya belakangan ini. Ji Wook meminta maaf karena tidak bisa
sering mengunjunginya.
“Aku
sangat tertarik pada mu dari waktu ke waktu. Kapan kau sudah dewasa seperti
ini? Rasanya baru kemarin kau menangis di lenganku, karena kau tidak bisa
tidur. ”ungkap Nyonya Hong melihat anaknya yang sudah dewasa.
Flash Back
Nyonya
Hong memeluk anaknya yang tak bisa tidur menenangkan Ji Wook kalau akan
baik-baik saja. Ia pun berjanji pada anaknya kalau takkan pergi kemanapun serta
selalu ada disisinya tanpa pernah meninggalkanya, bahkan menghilang.
Nyonya
Hong merasa kalau sekarang anaknya sudah sangat dewasa. Ji Wook merasa kalau
dirinya belum dewasa sama sekali. Nyonya Hong binggung kenapa seperti itu. Ji
Wook pikir memang seperti itu, merasa dirinya yang pengecut. Nyonya Hong merasa
itu tidak mungkin, lalu menyuruh anaknya kembali berkerja karena pasti sibuk.
Ji Wook pun pamit pergi dan mengajak ibunya agar makan sesuatu bersama lain
kali.
Ji Wook
melihat foto korban dan juga Hyun Soo, lalu merasa merasa yakin kalau ada
hubungannya. Lalu ia mengingat saat sidang berlangsung yang pertama dengan
menyakinkan kalau Tidak ada bukti yang
membuktikan terdakwa melakukan pembunuhan, lalu melihat Chan Ho yang duduk di
bangku belakang.
Saat
sidang terakhir, Chan Ho juga ikut melihat sidang Hyun Soo. Akhirnya Ji Wook mengambil jasnya dan
bergegas keluar dari rumah.
Ji Wook
pergi menemui Chan Ho di pusat forensik. Chan Ho bertanya apakah Ji Wook datang
mau meminta tolong secara pribadi. Ji
Wook mengaku kalau bukan seperti itu tapi
penasaran akan sesuatu. Chan Ho pun bertanya apa itu.
“Apa
mungkin.., kau kenal Koki Yang Jin Woo secara pribadi?”tanya Ji Wook. Chan Ho
menjawab tak mengenalnya.
“Kalau
begitu kau pasti kenal Jung Hyun Soo.” Kata Ji Wook. Chan Ho mengaku tidak
kenal.
“Lalu,
kenapa kau menghadiri setiap sidangnya?” tanya Ji Wook. Chan Ho mengatakan
harus menghadiri sidang lain sebagai saksi, karena yang menginvestigasi TKP.
“Aku hanya
melakukan pengecekan cepat untuk mencari tahu apakah itu benar atau tidak.” Jelas
Chan Ho
“Pertamanya,
aku hanya penasaran apakah kau kenal Jung Hyun Soo atau Yang Jin Woo secara pribadi.Aku
berharap... kalau kau hanya kenalan salah satu dari mereka.” Kata Ji Wook
memberikan kartu namanya.
Chan Ho
sedikit gugup menerimanya, Ji Wook bisa melihat dari mata Chan Soo kalau
sekarang yakin kalau ada sesuatu dan meminta agar menelp kapanpun. Ia berjanji akan
membantu jika ada sesuatu yang bisa dilakukan untuknya, sertaakan menunggu
teleponnya.
Chan Ho
menatap Ji Wook seperti masih gundah, lalu menonton berita berjudul "Tersangka
Perampokan dan Pembunuhan, Tn. Jung, Ditangkap oleh Polisi" lalu kartu
nama Ji Wook akhirnya pergi dengan membawa kartu namanya, seperti yakin.
Ji Wook
melihat berkas surat sumpah dan melihat foto Hyun Soo kembali, lalu bergumam “Jika
Jung Hyun Soobenar-benar membunuh Yang Jin Woo pasti ada motifnya.”
Ponselnya
berdering, Yoo Jung menelp karena barang
yang dicari Ji Wook yaitu Bingkai yang hilang di rumah Koki Yan dan pihak
kejaksaan sudah menemukannya, karena menyita dan menggeledah rumah Koki Yang,
lalu bertanya apakah Ji Wook mau datang dan melihatnya.
“Bisakah
kau... mengirimkannya kepadaku?” tanya Ji Wook
“Kau tahu
ini tidak boleh tersebar luas. Ini adalah bukti. Jadi Datang dan lihatlah jika
kau ingin melihatnya.” Kata Yoo Jung. Akhirnya Ji Wook pun memutuskan akan
kesana. Bong Hee keluar dari kamar melihat Ji Wook yang pergi sendiri.
Ji Wook masuk
ke gedung kejaksaan sempat terdiam saat melihat papan nama Jaksa Cha Yoo Jung,
lalu memberikan diri masuk ke dalam. Yoo
Jung sempat tak percaya Ji Wook mau datang ke kantornya. Ji Wook langsung
meminta agar melihat fotonya, Yoo Jung pun memberikan foto lukisan yang
dimilikinya.
“Itu adalah
sebuah ayat dari Alkitab Dan aku menemukan ini.” Ucap Yoo Jung memberikan
sebuah note. Ji Wook membaca “Jika seseorang memerkosa perawan, hanya dia yang
akan dibunuh. Deuteronomy 22:25”
“Kalau
begitu, apa ini aksi balas dendam?” kata Ji Wook mengartikan dari arti ayat
tersebut. Yoo Jung pikir itu Mungkin.
Chan Ho
berada di dalam mobil, mencoba menelp Ji Wook tapi ponsel Ji Wook berada dalam
tas. Bong Hee sedang ada dirumah menerima telp dari Chan Ho yang sudah lama tak
bertemu. Chan Ho mengatakan kalau Ada
sesuatu yang harus diberitahu kepadanya. Bong Hee binggung.
“Apa
mungkin, kau sudah menemukan sesuatu?” tanya Bong Hee penuh semangat. Chan Soo
membenarkan. Bong Hee pun menanyakan apa itu.
“Aku
tahu... siapa yang beli sepatunya.” Kata Chan Soo. Bong Hee ingin tahu siapa
orangnya.
Saat itu
Hyun Soo menyadap ponsel Chan Ho dan mengetahui mereka yang akan bertemu.
Wajahnya terlihat sangat marah. Bong Hee sudah siap untuk pergi, tapi wajahnya
gugup lalu mencoba untuk menelp Ji Wook tapi Ji Wook masih berada di kantor
jaksa tanpa memegang ponselnya.
Yoo Jung
memberikan berkas yang mereka dapat dari bingkai lukisan. Ji Wook pikir Tidak
ditemukan apapun, Yoo Jung juga sangat
menyangkal hal itu, Ji Wook melihat
hasil Laporan Uji Genetik. Bong Hee sudah mengemudikan mobilnya mencoba menelp
tapi Ji Wook tak juga mengangkatnya.
Ji Wook
selesai melihat Hasil Identifikasi Sidik Jari lalu mengembalikanya. Yoo Jung
heran bertanya apakah Ji Wook mau pergi begitu saja. Ji Wook menganguk dan
mengucapkan Terima kasih telah memerlihatkannya lalu pamit pergi. Yoo Jung pun
hanya bisa menghela nfas melihat tingkah Ji Wook.
Ji Wook
keluar ruangan memeriksa ponselnya, lalu membaca pesan dari Bong Hee [Aku sedang di jalan
ke Taman Hanmoo untuk bertemu Ko Chan Ho.] wajahnya langsung panik
dan pergi mengemudikan mobil dengan kencang. Bong Hee sampai diparkiran, tapi
ragu dan hanya bisa bolak balik.
Chan Ho
menunggu dalam taman, Bong Hee akhirnya hanya berjongkok didepan mobil. Ponsel
Chan Ho berdering, Hyun Soo menelp
menanyakan keberadaanya. Chan Ho mengaku
sedang keluar sebentar.
“Tempat
ini besar dan gelap. Aku menelepon karena aku kesulitan menemukanmu.” Ucap Hyun
Soo berjalan lalu akhirnya bisa
menemukan Chan Ho sekarang. Chan Ho terlihat ketakutan Hyun Soo bisa
menemukanya.
Ji Wook
sampai di parkiran dan menemukan Bong Hee sedang berjongkok didepan mobil, lalu
menyalakan klakson. Bong Hee terlonjak kaget mendengarnya sampai mau serangan
jantung. Ji Wook turun dari mobil merasa kalau ia yang harus mengatakan hal
itu.
“Bong Hee,
kau sudah hilang akal sehat yah? Bagaimana bisa kau berpikir untuk datang ke
sini sendirian? Bahkan jika kau terkadang tanpa pikir, tapi ini semua terlalu
tanpa berpikir. Seharusnya kau lebih tahu karena sudah melalui banyak hal.
Bagaimana jika... Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu? Apa yang akan kau
lakukan? Dan bagaimana denganku? Apa yang sudah aku lakukan?” ucap Ji Wook.
Bong Hee hanya menatap.
“Astaga,
Bong Hee... Kau merepotkan... Kau itu mengganggu. Apa Kau tahu itu?” ucap Ji
Wook marah
“Lalu apa
yang harus kulakukan? Dia meneleponku karena ada yang penting, dan kau tidak
menjawab teleponnya.” Kata Bong Hee. Ji Wook menegaskan kalau seharusnya menunggunya.
“Aku menunggumu.
Lalu Aku pergi sendiri tapi rasanya ini
salah. Rasanya seperti sesuatu bisa terjadi, dan kupikir kau mungkin akan
memarahiku. Yang terpenting..., aku ketakutan. Jadi aku kembali ke sini saat
mau ke dalam taman. Aku kembali dan menunggumu di sini.” Kata Bong Hee sambil
menangis, tanpa sengaja mengusap matanya dan softlens yang dipakainya lepas . Ji
Wook pun terdiam ternyata dugaanya salah dan melihat Bong Hee menyembunyikan
softlens ditanganya.
Keduanya akhirnya
masuk rumah bersama. Ji Wook menarik tangan Bong Hee lalu meminta maaf. Bong
Hee seperti tak yakin kalau Ji Wook bersunggung-sungguh mengatakanya lalu
mendekat agar bisa menatap mata Ji Wook lebih jelas apakah bersungguh-sunggung.
“Yah.. Kau
berkata sesungguhnya” kata Bong Hee bisa melihat dari sorot mata Ji Wook.
Tiba-tiba
Ji Wook menarik Bong Hee kepelukanya, Bong Hee kaget karena sebelumnya sudah
menolaknya. Ji Wook semakin erat memeluk Bong Hee seperti tak ingin
kehilanganya, keduanya saling menatap Bong Hee gugup dengan sikap Ji Wook. Ji
Wook mendekat dan berani mencium Bong Hee.
Bersambung ke episode 17
Lanjutkannnnnn
BalasHapusSeruuu ni
Makin seru.... gk sabar nunggu ep berikutnya..
BalasHapusOmo omo omo!!!
BalasHapusKesah cintanya bersemi seiring konflik yg semakin bersemi pula.
Lanjut.. Semangat...
coba tayang ditv nih..mantapppp
BalasHapusSumpahh kerennn bnget bikin otak mikir kerass kirain yg bunuh chan ho trnyta yg jahat sebenernya si hyun soo kerennn aslu
BalasHapus