PS
: All images credit and content copyright : KBS
Teman
sekamar Woo Seung dengan setengah mabuk. Woo Seung memapah temanya sampai ke
atas tempat tidur, lalu menduga kalau sedang berkencan karena terlihat Mencurigakan.
Teman Woo Seung mengelak kalau sedang berkencan.
“Lalu,
kau? Kenapa kau dirumah saja? Apa Kau sudah bertemu dengan Yoon Ki Oppa?” tanya
temanya.
“Belum.
Kita berdua sibuk.” Kata Woo Seung kembai ke meja belajar.
“Kau
tidak mengatakan apapun saat pacarmu berubah. Coba Pikirkanlah. Kau Jujur saja,
kau tidak bisa bertingkah manis, dan juga tidak merawatnya dengan baik. Para
wanita lain menyiapkan kejutan untuk pacarnya. Dan apa kau tahu seberapa manisnya itu?” ucap
Teman Woo Seung.
“ Apa Kau
tahu kenapa aku berpacaran dengannya saat aku bahkan tidak mau berpacaran? Dia
bukan tipe pria yang mudah berubah. Dia akan baik saat kita baik padanya.” Kata
Woo Seung mengunyah notenya seperti berpikir kalau akan masuk ke dalam
kepalanya.
Teman Woo
Seung langsung berbaring di tempat tidur. Woo Seung heran melihat temanya yang
tak mandi. Temanya pikir nanti saja lalu
meminta agar matikan lampu. Woo Seung hanya bisa mengumpat lalu mematikan lampu
kamar dan meja setelah itu masuk ke dalam kardus dengan mengunakan lampu di
kepalanya.
Woo Seung
mengingat telp ibunya “Puteriku, apa kita seharusnya tinggal bersama? Kita bisa
menyewa tempat dengan uang tabungan kita. Ibu sangat muak dengan pria. Berhati-hatilah.”
Flash Back
Woo Seung
pergi ke sekolah bersama ibunya, lalu memberitahu namanya bukan Park Woo Seung
tapi Yoon Woo Seung. Woo Seung bertanya apakah ia takkan pindah sekolah lagi. Ibunya
berkata tidakdan akan jadi Yoon Woo Seung.
“Dua
tahun setelah itu, aku menjadi Choi Woo Seung. Dia benar-benar pembohong.” Umpat
Woo Seung kesal.
Ji Hoon
mencari keyword di komputernya “Bakat” dan melihat beberapa video. Lalu “Talenta”
video-video pun keluar. Ia pun mengingat pertanyaan Soo Jin alasan ingin
menjadi artis. Akhirnya ia mencari
keyword “Artis Berbakat”
Ia menemukan
sebuah video “Bakat menakjubkan, Yoon Hyun Jae menjadi tonggak perubahan
industri hiburan.” Dengan gaya kopral memutar dilantai gaya breakdance.
Papan
nama CEO, Park Young Jae diatas meja, seorang pria duduk dengan gayanya menatap
kamera. Seorang wanita menjadi reporter membahas kalau Banyak yang tak tahu Tuan Park adalah member
J2, Itu karena orang-orang hanya memperhatikan Hyun Jae dan ingin tahu
pendapatnya.
“Hyun Jae
memang terkenal. Tapi kita membutuhkan seseorang yang dapat menyeimbangkan dan
mendukungnya juga.” Ucap Tuan Park
“Apa Anda
mengatakan bahwa Anda.. bekerja sebagai produser bayangan J2?” kata reporter.
Tuan Park seperti merendah tapi menurutnya memang seperti itu.
Tuan Park
melihat berkas kontrak lalu menaruh di dalam brangkas, setelah itu mengeluarkan
berkas berjudul “Yoo Hyun Jae yang Terbaik” tiba-tiba tubuhnya langsung turun
dan berteriak memanggil Sekretaris Choi, Seorang pria bergegas masuk menanyakan
apa yang terjadi.
“Sudah kubilang
perbaikilah kursi ini.” Teriak Tuan Park marah
“Kursi itu
diimpor langsung dari Itali. Bagiannya...” kata Sek Choi tapi disela oleh Tuan Park
“Carikan
yang lain... Sudahlah.. Sekarang Bagaimana keadaan World Entertainment?” ucap Tuan
Park
“Akan
segera berakhir akhir bulan ini.” Kata Sek Choi. Tuan Park seperti bisa
tersenyum bahagia.
Si anak
kecil memanggil Tuan Lee, kakek lalu mengajaknya pergi karena Ahjumma akan
tampil di radio. Tuan Lee bersemangat mereka
harus mendengarkannya tapi tiba-tiba merasa gugup kalau Bo Hee yang
melakukan sesuatu. Semua pun berkumpul di lantai bawah.
“Hai, ini
Choi Hwa Jeong. Pada segmen ini, kita kedatangan seorang tamu yang sekaligus membagikan
kado bagi para pendengar bila pendengar menebak bintang tamunya dengan benar. Ini
adalah "Quiz Brings You Gifts". Apa kalian ingat Sang Peri? Sang
Peri, Hong Bo Hee-ssi, hadir bersama kita hari ini.” Ucap Hwa Jung menyapa Bo
Hee sudah ada di ruang siaran.
“Halo,
aku Hong Bo Hee dan masih Sang Peri. “Kata Bo Hee. Kwang Jae di luar siaran
terlihat memberikan semangat.
Tuan Lee
yang mendengarnya merasa sedikit gugup. Si wanita rambut hitam yakin kalau Bo
Hee akan baik-baik saja karena bukan orang biasa. Si rambut orange malah merasa
Jika Bo Hee biasa-biasa saja, jadi khawatir, karena tahu seniornya itu tidak
biasa-biasa saja.
Bo Hee
mengaku akan kembali menyapa penggemar
dengan lagu barunya. Hwa Jung membahas kalau ini sudah 20 tahun lamanya sejak
merilis lagu baru. Bo Hee seperti merasa tersindir, lalu dengan tenang
mengatakan aklau sedang mempersiapkan diri untuk comeback kali ini.
“Salah
satu lagu Anda, "A Fool for Love", aku sangat menyukai lagu itu.
Sekarang Mari lakukan kuisnya terlebih dahulu dan kita akan berbincang lagi. Dari
musim gugur, dingin, semi, dan panas, silahkan pilih salah satu.” Kata Hwa Jung.
“Aku
memilih musim gugur.” Bo Hee. Hwa Jung melihat kalau Bo Hee adalah orang yang
sangat sensitif dengan pilihatnya.
“Dari
keempat itu... Pertanyaannya adalah peribahasa 4 kata.” Kata Hwa Jung. Bo Hee
terlihat panik begitu juga Kwang Jae.
Di rumah,
Si anak kecil bertanya Apa peribahasa 4 kata itu. Si kakak menjelaskan Itu peribahasa
dari 4 susunan kata dan Bo Hee itu tidak tahu peribahasa.
Di radio,
Bo Hee di beri waktu 1 menit dan Jawaban
yang benar akan menambah jumlah hadiah. Bo Hee terlihat panik. Hwa Jung
memberitahukan pertanyaan kalau Peribahasa ini berarti mereka bisa mengerti satu
sama lain tanpa berbicara apapun.
Bo Hee
tanpa berpikir kalau itu artinya Telepati. Hwa Jung binggung akhirnya memberikan
bocoran tulisan Mandarin dari "pikiran". Bo Hee dengan yakin itu
jawabanya “Hati” akhirnya Hwa Jung memilih untuk melewatkanya.
“Peribahasa
ini untuk teman masa kecil Anda.” Kata Hwa Jung. Bo Hee dengan santai menebak
itu Teman baik.
“Ah... Sepertinya dia sangat gugup. Kita akan coba
yang ini. Peribahasa ini diperuntukkan untuk hubungan pertemanan. Apa
jawabannya?” kata Hwa Jung mencoba mengalihkan jawaban yang salah.
Bo Hee
menjawab itu “Hubungan pertemanan.” Hwa Jung memberikan sebuah tatapannya kalau
itu salah. Bo Hee meminta petunjuk, Hwa
Jung mengatakan kata Ini 1 dari 5 norma. Berawalan "B" dan berakhiran
"H". Bo Hee langsung menyebut jawabanya Bodoh.
Tuan Lee
yang mendengarnya kesal menyuruh agar mematikan radio mereka saja. Si anak kecil
binggung karena tak mengerti ada arti dibalik itu. Si rambut hitam menjelaskan
kalau itu artinya tidak baik dan tak
boleh di dengar.
Ruang
siaran, Bo Hee menatap sedih karena tak ada yang bisa dijawab dan imagenya akan
menjadi artis yang bodoh. Hwa Jung pn memutar
"A Fool for Love".
Seorang
pria masuk ke bagian belakang gedung Star, 3 anak remaja memangggil dengan
mengejeknya Oppa palsu yang terlambat hari ini, lalu melambikan tangan perpisahan
dengan memanggil Oppa palsu kata gayanya seperti MJ palsu.
Ketika sudah
ada di dalam gedung, si pria membuka masker dan wajahnya mirip Ji Hoon, tapi
itu adalah MJ yang asli. MJ bertanya-tanya siapa para remaja itu. Managerya
memanggil MJ karena CEO Park sedang mencarinya. MJ pun bertanya pada Manajernya
apakah ada artikel buruk mengenainya
karena orang yang mengejeknya.
Managernya
melihat ponsel dan merasa tak ada yang kenal. MJ binggung kalau panggilan "Oppa palsu", itu hinaan.
Managernya juga yakin kalau itu 100
persen hinaan. MJ makin binggung alasan mereka itu menghinanya.
Ji Hoon
mengajak MC Drill masuk ruangan sepi bertanya Apakah ada janji hari ini, MC
Dril berpikir kalau tak ada janji apapun. Ji Hoon pun mengajak agar pergi ke
club. MC Dril panik lalu melihat keluar dari ruangan memastikan tak ada yang
mendengarnya.
“Bro,
jika mereka mengetahuinya... Kau mengerti maksudku, 'kan?” ucap MC Drill
“Aku
tahu, tapi aku harus memeriksa sesuatu. Jadi Bantu aku” kata Ji Hoon, MC Drill
pun setuju.
Woo Seung
membereskan ruangan yang baru saja di tinggalkan pelanggan, tak sengaja bekas
kaleng minum malah tumpah ke bajunya. Saat keluar dari ruangan melihat bosnya
masih ada di karaoke. Si bibi mengaku hanya kebetulan lewat.
“Berhati-hatilah.
Coba Lihat bajumu... Aku akan sebentar disini jadi Ganti bajumu.” Kata Si bibi.
Woo Seung mengangguk mengerti dan akan segera kembali.
“Choi Woo
Seung, itu salahmu dia berubah. Kau tidak sebaik wanita lain. Para wanita lain
memberikan kejutan untuk pacar mereka. Dan apa kau tahu betapa manisnya itu?”
Woo Seung
kembali melihat seragam polisi, lalu
merasa tak mungkin melakukan menurutnya pasti gila jadi Tidak ada kejutan. Akhirnya
Woo Seung sudah menganti seragam polisi sebuah video dibuat tapi ragu untuk
dikirim.
“Ah.. Tidak
mungkin. Dia akan bilang aku ini gila.” Ucap Woo Seung enggan mengirimkan
video.
“Tapi ini
lebih baik daripada tidak melakukan apapun.” Kata Woo Seung sedikit yakin, tapi
berubah kembali kalau menurutnya Lebih
baik jangan melakukan apapun.Akhirnya Woo Seung pun mengirimkanya merasa kalau
sudah gila melakukanya.
Tiba-tiba
terdengar suara temanya yang masuk, terdengar suara seorang pria yang
mengatakan akan memberitahu Woo Seung saat
selesai ujian nanti. Woo Seung bisa mendengar suara Yoon Ki, pacarnya. Keduanya
duduk diatas tempat tidur lalu Yoo Ki meminta agar Berhenti bicarakan Woo
Seung.
“Aku
lapar. Apa ada yang bisa dimakan?” ucap Yoon Ki. Teman Wan Seung berpikir kalau
tak memastikan memang boleh memasak. Yoo Ki mengangguk dan menciumnya. Woo
Seung melonggo pacarnya memberikan ciuman untuk temanya.
Keduanya
saling menatap, tiba-tiba Yoon Ki melepaskan jasnya, teman Wan Seung binggung.
Yoon Ki meminta maaf karena tiba-tiba berkeringat dan merasa panas. Teman Woo
Seung langsung mendekat dan memberikan ciuman, Yoon Ki langsung mengunkapkan
perasaanya.
Woo Seung
makin melonggo melihat keduanya yang berciuman, lalu teringat kalau sudah
mengirimkan pesannya. Matanya melihat ponsel Yoon Ki yang terjatuh dan berusaha
mengambil dari dalam kardus.
Yoon Ki
sedang berciuman kaget melihat kardus yang bergerak, Temanya yakin kalau
didalam itu Woo Seung. Woo Seung mengaku kalau
tak mau mendengar apapun sekarang. Yoon Ki menahan kardus agar Woo Seung
bisa bicara. Woo Seung meminta agar Yoon Ki melepaskan tanganya.
“Aku tak
bisa melepaskanmu begini. Woo Seung, aku minta maaf karena tidak
memberitahumu...” kata Yoon Ki
“Aku
tidak mau bicara sekarang.” Kata Woo Seung dan ingin pergi. Temanya merasa tak
enak hati karena Woo Seung berjalan di dalam boks.
“Jangan ikuti
aku. Jika kau benar-benar menyesalinya, jangan ikuti aku!” tegas Woo Seung
kesusahan mencari sandalnya.
Woo Seung
mencoba membuka kunci ponsel Yoon Ki tapi selalu salah, Seorang pemudi memanggil
Woo Seung menanyakan caranya mengecek CCTV jalan raya, karena Seseorang
menabrak mobilnya dan lari begitu saja. Woo Seung yang kesal menyuruh memanggil
polisi bukan bertanya padanya.
“Aku
bertanya pada polisi sekarang.” Ucap si pria. Woo Seung sadar melihat kalau
belum berganti pakaian.
“Aku
mungkin pakai seragam polisi, tapi aku bukan polisi.” Teriak Woo Seung dan saat
akan pergi dua polisi menghampirinya bertanya dari distrik mana. Woo Seung
mengumpat kesal mendengarnya.
MC Drill
dan Ji Hoon masuk ke club dengan sebotol bir, suasana terlihat sangat riuh. MC
Dril merasa Sudah lama tak datang dan suasananya berbeda, lalu mengajaknya berpisah,
untuk pergi ke tempat lain.
Ji Hoon
mengingat kembali ucapan Soo Jin “Jika dipikir-pikir, kau seperti sepasang
sepatu yang berbeda. kau itu keliatan terlalu baik.” Lalu ia bergumam Malam
ini, badan akan bergerak mengikuti musik dan Tubuhnya akan tenggelam dalam alunan
musik. Ia terlihat sangat mengikuti musik dan mulai menari
“Perlihatkan
pada mereka semua. Semua mata tertuju padaku. Mulai sekarang, kau bukan "anak
yang kelihatan baik-baik lagi." Mulai sekarang, aku...” gumam Ji Hoon
terhenti dengan tanganya tepat berada di atas payudara dua orang wanita.
[Kantor
Polisi Dongmoon]
Seorang
pria berteriak kalau tak melakukan dengan tangan diborgol. Woo Seung duduk
untuk di interogasi. Polisi pun bertanya
alasan Woo Seung yang berkeliaran mengenakan seragam polisi. Woo Seung hanya
diam saja.
“Apa Anda
takkan mengatakan apapun?Berpura-pura sebagai polisi adalah kejahatan berat.
Anda benar-benar keras kepala. Jadi Bicaralah!” ucap Polisi kesal
“Apa kau
sudah menghubungi pemilik seragamnya?” tanya polisi pada rekannya. Rekanya
mengaku sudah menghubunginya dan akan
segera kemari. Woo Seung kesal temanya itu harus datang.
“Dia
kemari karena Anda mengenakan seragamnya.”tegas polisi.
Ji Hoon
masuk polisi mengaku sebagai korban, bahkan di pukul dan hanya menari saja. Polisi pun ingin tahu
caranya menari. Ji Hoon gugup merasa tidak bisa menunjukkannya. Polisi pun meminta
agar menunggu sebentar.
“Detektif,
aku tidak bersalah. Aku hanya menari. Aku tidak melakukan apapun...” ucap Ji
Hoon berteriak. Woo Seung mendengar suara Ji Hoon yang duduk dibelakang. Ji Hoon
pun kaget melihat Woo Seung duduk dibelakangnya.
“Kenapa
kau disini?” tanya Woo Seung. Ji Hoon binggung dan bertanya balik kenapa Woo
Seung ada di kantor polisi. Woo Seung binggung dan Ji Hoon melihat temanya yang
mengunakan seragam polisi.
“Bukan
urusanmu. Kenapa kau ditahan?” tanya Woo Seung. Ji Hoon mengaku tidak ditahan.
“Lee Ji
Hoon-ssi. Mengapa Anda memegang payudara para wanita itu?” tanya Polisi. Woo
Seung mengeryit mendengarnya. Ji Hoon menegaskan bukan seperti itu dan tidak
melakukanya. Woo Seung mengejek kalau itu Menjijikan.
“Kau
bilang Menjijikan? Aku tak tahu apa yang ada dipikiranmu. Tapi aku tidak
melakukan hal seperti itu.” Tegas Ji Hoon.
Saat itu
Yoon Ki dan temanya datang, lansung menghampiri Woo Seung. Yoon Ki langsung
menuduh Woo Seung yang mengambil ponselnya dan banyak menyimpan dokumen penting
disana, lalu mencoba menelpnya. Terdengar suara ponsel di kantung celana Woo
Seung.
Yoon Ki
langsung ingin mengambilnya, Woo Seung mau tak mau mengembalikanya. Yoon Ki
membuka dengan kuncinya, Woo Seung kembali ingin mengambilnya karena ingin
menghapusnya. Keduanya saling berebutan dan akhirnya membuat ponselnya terjatuh
dan video Woo Seung tak sengaja terputar.
“Terimalah
cintaku, Bang. Bang. Seberapa sibuknya Oppa hari ini, aku akan menangkapmu. Oppa
terima kasih sudah menjadi kekasih orang sepertiku yang sangat culas, kasar, dan
tak pernah menyatakan cinta padamu Setelah aku selesai ujian, aku akan
melakukan semua hal untukmu. Jadi, tunggulah sebentar, ya. Oppa, aku
mencintaimu.” Ucap Woo Seung dengan gaya imutnya
Si pria yang
mendengarnya mengeluh itu video menyebalkan dan paling benci dengan situasi
seperti ini dengan gaya "Bang,
bang" seperti memberikan tebakan cinta. Yoon Ki malah pergi pada teman Woo
Seung untuk menutupi telinga agar tak mendengarnya, Ji Hoon menatap Woo Seung
terlihat sedih.
Bo Hee
menatap sedih keluar jendela mobil. Kwang Jae berkomentara Bo Hee tak pernah
melakukannya sebelumnya jadi cukup bagus, menurutnya Lebih baik mendapatkan
komentar pedas daripada tak ada reaksi sama sekali, menurutnya Mungkin ini akan
jadi viral.
“Baik,
aku minta maaf... Kwang Jae... Aku tak pernah melakukan apapun padamu selain
hal memalukan. Semua hal mengenai Hyun Jae dan seterusnya.” Kata Bo Hee. Woo
Seung hanya diam saja.
Yoon Ki
sengaja mengeser bangkunya lebih mendekat pada teman Woo Seung. Woo Seung
bertanya apakah bisa pergi kalau memang
semua sudah selesai. Polisi memberitahu kalau Woo Seung harus melepaskan
seragamnya terlebih dahulu sebelum pergi. Woo Seung
mengatakan tak bawa baju ganti. Polisi memberikan sebuah tas yang berisi baju
agar Woo Seung bisa mengantinya.
Yoon Ki
kelua dari kantor polisi dengan mata bengkak dengan teman Woo Seung. Ji Hoon
dan Woo Seung berjalan dibelakangnya, Woo Seung pikir Ji Hoon pun akan malu dan
menyuruhnya pergi lebih dulu. MC Drill datang menanyakan Ji Hoon yang ada di
kantor lalu menyapa Woo Seung dan tertawa melihat pakaian yang digunakanya.
“Kau akan
kemana? Kau tak bisa pulang ke rumah lagi.” Ucap Ji Hoon.
“Apa Kau
pikir aku tak punya tempat untuk pulang lagi?” kata Woo Seung mengeluarkan
ponselnya. MC Dril yang tak tahu apapun ingin tahu apa yang terjadi.
Woo Seung
menelp ibunya yang sebelumnya ingin tinggal bersama, tapi ibunya malah
mengatakan akan menelpnya karena sedang bersama dengan Ahjussi. Woo Seung mengumpat kalau Ahjumma
ini benar-benar perusak mood.
“Jika kau
tak punya tempat tinggal, kau bisa kerumahku.” Ucap Ji Hoon. MC Drill melarang
menurutnya Perempuan tidak boleh ke tempat merekadan tidak boleh membawanya.
“Aku juga
tak mau kesana, “ kata Woo Seung sinis. Ji Hoon pun bertanya mau kemana Woo
Seung akan pergi.
“Aku akan
ke kafe atau sauna yang buka 24 jam.” Ucap Woo Seung. Ji Hoon tak setuju
temanya itu pergi kesana.
“Tak
perlu khawatir, aku bisa mengurus diriku sendiri.” Kata Woo Seung. MC Drill
mengatakan tak ingin mengkhawatirkannya lalu mengajak Ji Hoon untuk pergi.
“Datanglah
kerumahku.” Ajak Ji Hoon. Woo Seung kesal Ji Hoon yang terus memaksa padahal
sudah tak ingin.
“Jangan keras
kepala dan dengarkan aku. Bagaimana bisa kau mau ke sauna?” kata Ji Hoon.
Woo Seung
merasa tak ada yang salah dengan sauna. Ji Hoon menegaskan kalau tempat itu
mahal dan apakah Wo Seung itu orang kaya, kalau memang punya uang lebih baik
berikan padanya karena butuh uang untuk beli headphonesdan Yang bisa
menghilangkan suara mengganggu.
Ia pikir
Woo Seung memberikan uang padanya dan tinggal dirumahnya. Woo Seung tetap
bersisi kukuh menolaknya. Ji Hoon pun tak peduli lagi membiarkan Woo Seung
akhirnya pergi ke parkiran.
MC Drill
bertanya apakah Ji Hoon sudah memanggil supir pengganti.Woo Seung tiba-tiba
datang meminta agar diberikan kunci mobilnya, karena tahu mereka habis minum.
Ji Hoon pun memberikan kuncinya.
Si anak
kecil datang ke kamar Ji Hoon memanggil akan bisa membantu mengerjakan Prnya,
tapi Ji Hoon belum sampai kamarnya. Tiba-tiba terlihat seperti sebuah bayangan
orang yang menutup pintu. Si anak pun berpikir bisa menemukan Ji Hoon yang
bersembunyi lalu kembali membuka pintu.
“Kenapa
pintunya terus terbuka? Apa karena anginnya?” ucap Yoo Hyun Jae melihat pintu
yang terus bertukar.
Di dalam
ruangan yang berantakan terdengar siaran radio “ Aku pembawa siaran "Today, With You"
mulai hari ini. Aku Choi Hwa Jung.” Hyun
Jae berkomentar kalau Hwa Jung yang ingin menjadi seorang penyiar dan benar-benar
mendapatkan posisi itu rupanya.
Hwa Jung
memberitahu Sebuah angin bernama Kaola, yang berarti "waktu",
berhembus dari sebelah utara, terlihat dikalender bulan june tahun 1993. Di
meja komputer model lama pun berjejer dengan rapi. Hyun Jae mengeluh dengan
cuara yang tak baik.
“Bahkan selama angin
kencang, kau masih terlihat tampan.” Komentar Hyun Jae menatap bayangan dirinya
di cermin dan menarik dengan gaya membusungkan dadanya, tapi tiba-tiba suara
petir yang menakutkan.
Pesan masuk
ke dalam pager, Hyun Jae tahu kalau Soon
Tae dipecat lalu menekan telp untuk mendengarnya suara pesan yang masuk. Ada 10
pesan Fansnya memberikan selamat telah
mendapatkan Golden Cup. Beberapa umpatan dari Kwang Tae yang tak bisa menghubunginya
dan Tuan Lee Soon tae. Hyun Jae kesal karena terus ditelp.
“Hei,
kenapa kau tidak mengangkat teleponmu setelah menyebabkan kekacauan besar
begini?” teriak Kwang Jae. Hyun Jae sengaja bicara ditelp kalau mungkin Kwang
Jae juga tak akan mengangkat kalau jadi dirinya.
“Dengar
baik-baik. Semuanya semakin berantakan. Apa kau di studio? Kau harus segera lari.
Kau tidak boleh ada disana.” Ucap Kwang tae
“Aku
tidak mau pergi.” Ucap Hyun Jae lalu menutup ponselnya.
Petir
semakin mengelegar, Hyun Jae akhirnya memutuskan untuk pergi dengan beberapa
barangnya, tanpa disadari dompetnya terjatuh. Sebelum pergi kembali menatap
dirinya dengan merasa sangat tampan. Papan terpasang dengan tulisan “Yoo Hyun
Jae membuka pintu masa depan!”
Hyun Jae
keluar dari rumah dengan payung tapi angin malah membalikanya, tiba-tiba hujan
berhenti seperti sedang ada lelucon di langit. Ia menatap langit yang berbeda
dari biasanya. Ketika akan menuruni tangga papannya jatuh dan bisa
ditangkapnya.
Angin
tiba-tiba mendorong Hyun Jae masuk dengan papan yang dibawanya, tanpa sengaja
menekan bagian depan, papan pun seperti berubah jadi papan seluncur, menuruni tangga yang terus berputar sampai
akhirnya keluar dari gedung World Entertaiment.
“Aish,
aku hampir saja mati.” Ucap Hyun Jae yang bisa selamat keluar dari gedung. Tapi tiba-tiba sebuah mobil berjalan ke
arahnya.
Hyun Jae
seperti kaget langsung terjatuh tak sadarkan diri, Ji Hoon dkk turun dari mobil
panik melihat Hyun Jae sudah tergeletak di jalan. Woo Seung memohon agar Hyun
Jae tak boleh menutup matanya.
“Inilah pertama kalinya aku
bertemu Ayahku, Yoon Hyun Jae.”
Epilog
Woo Seung
pikir kalau memang sudah selesai meminta izin pulang, Polisi menyuruh agar Woo Seung meLepaskan
seragamnya sebelum pergi lalu memberikan sebuah tas agar Woo Seung bisa
menganti pakaianya. Woo Seung pun pergi untuk berganti baju.
Ji Hoon
melihat Yoon Ki seperti semakin dekat dengan teman Woo Seung. Teman Woo Seung
merasa tidak enak dengan teman satu kamarnya. Yoon Ki merasa tak masalah karena
Woo Seung itu akan segera melupakannya
dan pasti tidak punya emosi. Ji Hon yang melihatnya kembali membahas polisi
yang meminta agar menarikan tarianya.
“Lupakan.
Korban sudah sepakat untuk berdamai.” Kata polisi. Ji Hoon tetap bersikukuh
kalau harus melihatnya sendiri.
“Ini
tarian yang aku tarikan tadi.” Kata Ji Hoon dan mulai menari dengan lincah
sampai akhirnya dengan terlihat tanpa sengaja membuat pukulan pada wajah Yoon
Ki. Yoon Ki pun langsung jatuh tersungkur.
Bersambung
ke episode 3
ditunggu sinopsis ep 3'& 4 nya mba dee. semangat ya nulis nya..n
BalasHapusGk ngerti yg dimaksud bertemu ayah yoon hyun jae??? Klo Ji hoon gk mngkin kn marga ny Lee, apa woo seung y??
BalasHapus