Seorang
pria dengan badan kekar dan juga sedikit goresan dibagian badanya dan berbicara
dengan bahasa mandarin.
“Aku telah memikirkan hal terhebat
dalam hidupku, selama 23 tahun. Semua yang kukira akan berjalan lancar ternyata
tidak seperti yang kuharapkan. Aku masih tidak yakin akan kemana... dan apa
yang harus kulakukan. Dunia penuh dengan percobaan, dan aku akan menghadapinya
sendiri.”
Si pria
melihat bayangan dirinya dan seperti ada orang dengan topeng yang menganggunya,
tapi ketika memberikan pukulan hanya bayangan dan orang-orang bertopeng
disekelilingnya terlihat makin banyak.
“Apakah aku akan mendapatkan hal
terhebat itu? Di waktu krusial seperti ini, apa aku bisa mengepalkan tanganku?”
Tiba-tiba
seseorang datang dengan pakaian bruce lee dan menendang pria bertopeng.
“Yoo Hyun Jae bisa meninju orang
itu.”
[1993,
Seoul]
Berita
ekonomi membahas tentang saham Industri mengalami kekurangan tenaga kerja. Ekspor
minimum dan maksimum telah dan Ini adalah era perkembangan dan harapan.
-Siapa aku?- membahas tentang Yoo Hyun Jae
dimasa lalu
“Pemuda penuh dengan kepercayaan
diri. Masa lalu adalah masa lalu, sesuatu yang akan berhenti. Hal yang indah
ada dimasa depan.”
Film,
lagu dan iklan di tahun 1993 kembali diputar, Di masa itu adalah masa Yoon Hyun
Jae dari J2. Dengan kaset laserdisc dan sebagainya dijual. Berita
memberitahu J2 muncul dan mendominasi industri
musik, dimulai J2 sebagai pendatang baru, dengan Lagu mereka menanjak 46 nomor.
Lalu Yoo Hyun Jae menulis lagu itu sendirii, melakukan koreografinya, dan
mendesain kostumnya sendiri. Di
Di Acara
musik, pembaca acara senior merasa heran mengapa orang-orang terkena dengan
sindrom J2. Pengamat musik berkomentar Generasi
tua sepertinya sulit mengerti keadaan ini. Dilihat dari musiknya, tipe J2
seperti tipe musik masa depan.
Para fans
pun berkomentar J2 sangat keren. J2 pun berhasil menjadi juara pada acara musik
dibaning Seo Taiji and Boys. Seorang artis cantik menyanyikan lagu dengan gaya
manisnya, berita pun mulai menyebar bahwa Yoo Hyun Jae dari J2 dikabarkan
tengah berkencan.
Berita “Ini skandal
keempatnya tahun ini. Kali ini, dia dirumorkan dengan Hong Bong Hee, sang
peri.” Lalu berita lain muncul “ Yoo Hyun Jae
mengumumkan bahwa J2 akan bubar dan membuat para fans terkejut. Agensinya,
World Entertainment, belum mengonfirmasi mengenai masalah itu.”
Lee Kwang
Tae dan Lee Soon Tae keluar dari gedung, wartawan langsung mengerubingi meminta
konfirmasi. Tuan Lee tak ingin berkomentar memilih untuk segera menghindar.
“Penyanyi
terkenal Yoon Hyun Jae menghilang. Dia tengah berada di studio untuk
menyelesaikan album barunya. Tempat Ini, Anda akan bisa melihat jejak kesuksesannya.”
Ucap reporter yang melaporkan dari studio tempat Hyun Jae menghilang.
“Kami telah menemukan keberadaan
Yoon Hyun Jae. Kemarin, setelah sebulan menghilang, mobilnya ditemukan di dekat
danau Paju. Polisi sedang menyelidiki kemungkinan korban tenggelam. Kepolisian
melakukan pencarian secara menyeluruh di area danau.”
Akhirnya
banyak karangan bunga yang ditaruh di pinggir danau, lama kelamaan foto dsb
terbengkalai begitu saja. Seorang wanita datang melihat foto Hyun Jae terlihat
masih sedih.
“Seperti itu, Yoon Hyun Jae
menghilang bersama dengan tahun era 90-an.”
[2017, Seoul]
Seorang
fotographer mempersiapkan kamera memuji pelangganya yang semua tampan dan cantik maka fotonya pasti
akan bagus juga. Tuan Lee yakin kalau fotonya harus bagus lalu merasa silau
dengan lampu yang diberikan oleh sang fotographer merasa kalau Terlalu terang.
“Pencahayaannya
akan membuat fotonya terlihat lebih baik lagi.” Kata sang fotographer lalu
meminta maaf dan akan mengarahkan pada tempat yang lain.
“Kenapa
kau memutarnya?” kata Tuan Lee. Si fotographer bingung karena sebelumnya Tuan
Lee bilang terlalu terang. Tuan Lee sekarang merasa tak masalah akhirnya lampu
pun menyorot ke arah wajahnya, lalu menanyakan keberadan Kwang Jae.
Seorang
pria Lee Kwang Jae sedang sibuk berbicara di telp, memohon bantuan dengan
berjanji tidak menunggak. Seperti si pemilik ingin melelangnya. Kwang Jae
menegaskan kalau akan membayarnya walaupun harus merampok bank. Si penelp
seperti tak percaa
“Kubilang
aku akan merampok bank untuk bayar utang. Kenapa?” ucap Kwang Jae.
Hong Bo
Hee keluar studio memanggil Kwang Jae yang tak masuk juga, Kwang Jae mengangguk. Lalu kembali bicara di telp dengan
mengajak minum dan sangat merindukannya juga.
Kwang Jae
akhirnya datang meminta maaf karena harus menjawab panggilan penting.
Fotographer pun akan mengambil gambarnya, lalu meminta agar mendekat sedikit pada
anak mantunya, yaitu Bo Hee. Tuan Lee mengatakan kalau Bong Hee bukan anak
mantu.
“Kalau
begitu sedikit mendekat ke putri anda” kata Fotographer. Tuan Lee mengaku Bo
Hee bukan puterinya.
“Kalau
begitu, Nyonya mendekatlah ke suami Anda...” kata Fotographer mengarahkan Bo
Hee pada Kwang Jae. Mereka pun mengelak kalau bukan suami isteri.
“Pangeran
kecil, bisakah kau sedikit mendekat ke Ayahmu?” ucap Fotographer pada anak
kecil yang duduk didepan.
Anak
menyangkalnya. Si fotographer binggung merasa Tuan Lee adalah ayahnya. Si anak
menegaskan kalau ia bukan seorang pangeran tapi seorang putri. Si fotographer
pun meminta maaf karena terlihat seperti pria lalu akhirnya meminta agar bisa
lebih mendekat pada ayahnya yaitu Kwang Jae
Si anak
mengaku Kwang Jae bukan ayahnya. Akhirnya Ji Hoon mengaku kalau Kwang Jae
sebagai ayahnya. Si fotographer binggung, Kwang Jae menyakinkan kalau Ji Hoon
memang anaknya. Tuan Lee mulai kesal merasa Fotographer seperti ingin melakukan
sensus, dan meminta agar segera mengambil foto saja. Foto seperti keluarga pun
diambil.
Semua
turun di depan sebuah gedung, Ji Hoon turun dari mobil lama milik ayahnya.
Kwang Jae memanggil anaknya agar masuk saja karena akan mengantarnya. Ji Hoon
menolak karena bisa naik bus. Kwang Jae
menyuruh anaknya agar segera masuk saja. Akhirnya Ji Hoon pun naik mobil butut
milik ayahnya.
Di bagian
pintu terlihat tulisan “Penggemar Korean Wave Dunia” dibagian belakang “World
Entertainment” lalu gambar dua wanita
yang besar disisi mobil lainya bertuliskan Helter-Skelter dan juga Sang Peri.
Kwang Jae membahas pada anaknya kalau Belajar pasti sulit, Ji Hoon pikir tak
juga.
“Syukurlah...
Aku tak mengerti kenapa aku tidak pandai belajar.” ucap Kwang Jae
“Presdir
bilang Anda adalah siswa pandai.” Komentar salah satu wanita ke bagian depan.
Kwang Jae menegaskan kalau lebih pandai dari wanita itu
“Kita ada
janji jam 2 dan bisa terlambat.” Kata salah satu anggota lainya. Kwang Jae yakin kalau Tidak akan seperti itu
dan menyuruh mereka duduk saja.
Dalam
mobil butut ternyata ada dua orang artis yang duduk dibelakang, Kwang Jae pikir
kalau mereka harus Belok kiri, Ji Hoon merasa Sudah terlambat jadi lebih baik
berputar karena tak bisa pindah jalur.
Kwang
Jae merasa Belum terlambat dengan kemampuan menyetirnya mulai melakukan
drift sampai semua makanan dan sandal melayang karena berguncang, Ji Hoon pun
menempelkan wajah ke jendela dengan cara ayahnya menyetir mobil.
Seorang
dosen berkata didepan kelas "Kita menderita karena kita muda." Ia
bercerita saat muda sambil menyanyikan lirik ~Kau akan menjadi dewasa melewati
kesulitanmu~ menurutnya “No pain, no gain.” Bahwa Tanpa rasa sakit, takkan
mendapatkan apapun.
“Apa
kalian Mengerti? Menjadi pemuda memang sulit. Jika kalian ingin mencoba, maka
kalian harus merasakan kesulitan. Banyak diantara kalian hanya duduk saja dan
tak tahu bagaimana rasa sakit itu. Kalian harusnya malu.” Ucap dosen dan salah
satu anak murid bernama Choi Woo Seung.
“Aku
sudah mengajar di Noryangjin selama 9 tahun. Tapi Aku sangat tersentuh.” Ucap
Dosen dan menunjuk pada Woo Seung menanyakan namanya.
“Lee Ji
Hoon.” Ucap Woo Seung. Dosen melihat Ji Hoon
berpikir kalau perkataan sangat menginspirasi sampai menangis haru. Woo
Seung mengaku bukan seperti itu.
“Kau
bilang Tidak? Lalu kenapa kau menangis?” tanya dosen binggung.
“Kantung
air mataku bocor jadi Aku menangis setiap saat dan ini adalah penyakit.” Akui
Woo Seung menghapus air matanya.
Ji Hoon
memanggil Woo Seung dengan panggilan Lee Ji Hoon palsu. Woo Seung pun membahas
dengan panggilan Lee Ji Hoon asli lalu menanyakan alasan Ji Hoon datang. Ji
Hoon memberikan sekaleng kopi untuk Woo Seung lalu berjalan bersama melalui
lorong.
“Kenapa
kau disini?” tanya Woo Seung kembali. Ji Hoon mengejek Woo Seung itu senang
bertemu dengannya.
“Kau
bilang Senang? Aku adalah Ji Hoon. Dengan Muncul tiba-tiba disini, maka tidak
diperbolehkan. Datanglah saat makan siang, aku akan mentraktirmu.” Ucap Woo
Seung berjalan menuruni tangga.
“Jangan
begitu. Kau meminjam namaku agar bisa ikut les.” Ucap Ji Hoon
“Hei,
tapi itu tidak gratis. Aku membayarmu.” Balas Woo Seung. Ji Hoon mengejek kalau
membayarnya tak banyak.
“Salah
siapa aku hidup begini? Apa aku perlu melapor pada Ayahmu kalau kau ikut kelas
menari?” ucap Woo Seung lalu kakinya tersandung dan hampir jatuh dari tangga.
Ji Hoon
langsung memegang tangan Woo Seung sebelum jatuh, memarahinya untuk bisa berHati-hati. Woo
Seung bisa kembali bisa berdiri tegak dan merasa senang karena kopinya tak
tumpah. Ji Hoon heran melihat Woo Seung
seperti tak peduli.
Ji Hoon
pun bertanya apakah temanya itu bisa lolos kali ini. Woo Seung yakin kalau
pasti lolos kalau sampai gagal lagi, maka harus loncat dari sebuah tempat. Ji
Hoon menyuruh temanya agar Jangan bicara sembarangan.
“Begitulah
kehidupanku. Melihat bagaimana aku selalu gagal, aku mulai mempertanyakan
takdirku.” Kata Woo Seung
“Ujian
kali ini...” kata Ji Hoon lalu melihat temanya yang menangis. Woo Seung
langsung menghapus air mata yang mengalir di pipinya.
“Dokter
mengatakan dimataku ada penyakit, jadi Kantung air mataku bocor. Aku harus
dioperasi, tapi tak ada waktu.” Cerita Woo Seung.
Ji Hoon
akhirnya pamit, Woo Seung mengaku ingin mengantar tapi tidak bisa. Ji Hoon
mengaku kalu takkan mau juga diantar oleh Woo Seung, lalu menanyakan kabar pacarnya.
Woo Seung mengaku pacarnya baik-baik saja dan segera pamit pergi lebih dulu.
Ji Hoon
terdiam mengeluarkan ponsel ingin mengirimkan pesan “Ayo makan siang lain
kali.” Woo Seung baru saja menaiki tangga membaca pesan dari Ji Hoon “Hubungi
kami jika kau butuh uang.” Ia tak menyangka Ji Hoon bisa tahu kalau sedang
membutuhkan uang, lalu melihat pesanya pada pacaranya “Apakah Kau sudah makan?” tapi belum juga dibalas dan berpikir kalau sedang
sibuk.
Ji Hoon
berjalan melewati gedung World Entertainment berusaha memalingkan wajah dan
pergi menjauh dan berbelok pada sebuah
gang kecil.
“Ayahku
bekerja serabutan dan tidak diupah bulanan. Jadi, dia merasa pekerjaan yang
baik adalah pekerjaan yang diupahperbulan. Namun, mimpiku bukanlah sesuatu yang
akan diupah perbulan. Aku seorang trainee, yang akan segera debut.” Gumam Ji
Hoon dengan mengubah penampilanya mengunakan jaket dan masker.
Di depan
Gedung Star Entertaiment yang cukup besar, beberapa fans remaja menunggu
dibagian depan artis mereka. Ji Hoon berjalan dibagian belakang, ada tiga orang
remaja yang sudah menunggu dan menghadang jalanya.
“ Hei!
Aku bolos sekolah dan datang jauh-jauh kesini dari Busan untuk menemui Oppa. Aku
fans berat Oppa.” Ucap Si remaja dan meminta agar memperlihatkan wajahnya.
“Aku
bukan MJ.” Kata Ji Hoon. Tiga orang yang sudah tergila-gila pun menganggumi
suara yang bagus.
“Tidak
usah takut, dan tunjukkan muka Oppa.” Kata si anak mencoba untuk membuka
masker, setelah melihat wajah Ji Hoon heran karena tak mengenalnya.
“Dia
bukan MJ Oppa.” Kata si remaja. Ji Hoon kesal karena sudah mengatakan
sebelumnya lalu berjalan pergi.
“Apa dia
pikir dia selebriti? Kenapa dia pake masker juga?” ejek si remaja.
Ji Hoon
buru-buru masuk ruangan, Seorang teman MC Driil menyapa memberitahu kalau tidak
terlambat. Ji Hoon bertanya apakah sudah melakukan untuknya. MC Drill dengan
sedikit bahasa inggrisnya merasa kaalu seharusnya lihat aktingny dengan wajah
wajah lemas
"Ji
Hoon tidak sakit. Dia ke rumah sakit..." ucap MC Dril memperagakanya
“Hentikan.
Aku bisa betul-betul sakit nanti.” Kata Ji Hoon
“Lalu
kenapa kau tak mengatakan saja pada mereka? Ayahmu manajer disini. Mereka akan
mengerti.” Kata MC Drill
“Sudah
kubilang. Aku memberitahunya mengenai label yang ingin merekrutku dan mereka
menghilang.” Kata Ji Hoon
“Benar.
Saat dia marah, dia bisa meledak-ledak.” Ucap MC Drill
Kwang Jae
berbicara di telp sambil membawa kotak mengomel kalau semua Tidak masuk akal, padahal mengosongkan jadwal
mereka untuk acara itu dan tak boleh
membatalkannya. Jadi akan datang hari Rabu jam 2 siang, setelah menutup telp
langsung mengumpat kesal
“Ada apa?
Acaranya dibatalkan?” tanya Bo Hee membawa banyak buku
“Ini
acara tahunan. Tidak mungkin dibatalkan. Mereka pasti mencari orang lain, dan
mendapatkan yang lebih murah dari Helter-Skelter.” Kata Kwang Jae
“Tapi,
mereka tetap mengatakan acaranya dibatalkan. Lalu Kau akan bagaimana?” tanya Bo
Hee.
“Tidak
dibatalkan.” Kata Kwang Jae lalu melihat Bo Hee yang membawa banyak menyuruh
agar meletakan saja. Bo Hee merasa bisa mengangkatnya.
“Cukup.
Aku tidak meminta bantuanmu untuk hal seperti ini.” Kata Kwang Jae
Bo Hee
mengetahui kalau pihak bank menghubungi temanya, dan bertanya Apa itu serius.
Kwang Jae mengaku Bukan masalah. Bo Hee bertanya apakah itu masalah pinjaman untuk gedung lalu
berkomentar kalau Jika hal itu tak terjadi pada Hyun Jae maka.
Kwang Jae
kesal Bo Hee membawa nama Hyun Jae karena
20 tahun sudah berlalu jadi lebih baik lupakan saja. Bo Hee pikir hanya
mengatakannya saja lalu meminta Kwang Jae agar memasang paku karena ingin menggantung
foto keluarga. Kwang Jae masang paku, lalu seperti melihat wajah Hyun Jae
dengan kesal langsung memukulnya padahal sudah bertahun-tahun lalu.
Woo Seung
sedang berlajar di dalam kelas, terdengar suara bunyi ponsel semua orang yang
berada dalam ruangan mengeluh kesal karena membuatnya terganggu. Wan Seung pun
ikut kesal lalu tersadar kalau itu bunyi alarm ponselnya dan langsung meminta
maaf dan bergegas keluar karena sudah terlambat.
Woo Seung
segera berlari dengan mulut yang memakan kimbap sebagai makan malam dan juga
note ditanganya. Tanganya sempat tersenggol membuat kimbapnya terlempar, Woo
Seung bisa melompat dengan mulutnya bisa menangkap kimbap sebelum jatuh ke
tanah.
Woo Seung
sampai di tempat karaoke, dengan memberikan hormat pada bosnya meminta maaf
karena datang terlambat, tanpa sadar ada nori yang nempel dibawah
hidungnya. Si bibi sudah tahu Woo Sung
selalu terlambat, jadi Bersihkan ruangan 4 terlebih dahulu. Woo Seung mengangguk
mengerti.
“Hei... Apa
itu kumis? Apa itu dibawah hidungmu?” ejek si bibi. Woo Seung sadar dengan
memegang wajahnya masih ada sisa nori.
Gedung World
Entertainment
MC Drill
tertidur dengan suara dengkuran yang keras di kamar Ji Hoon. Kwang Jae masuk
kamar anaknya dengan membawa keranjang pakaian kotor, membangukan anaknya
karena sudah terlambat. Ji Hoon membuka matanya memberitahu kalau sudah bangun.
“Omong-omong,
sejak kapan kau mendengkur?” ucap Kwang Jae. Ji Hoon binggung lalu teringat
temanya yang menginap dan mengaku kalau memang kadang-kadang dan melihat lemari
pakaian akan terbuka.
Ji Hoon
panik langsung memeluk ayahnya dari belakang dan segera menutup jendela. Kwang
Jae heran melihat Ji Hoon memeluknya. Ji Hoon meminta Maaf karena mendengkur.
Kwang Jae tak mempermasalahkanya menyuruh anaknya segera turun. Ji Hoon
berjanji akan segera turun.
Setelah
Kwang Jae pergi, Ji Hoon membuka lemari dan Mc Dril jatu keluar dari lemar,
dengan nada kesal meminta temannya kalau sedang dirumahnya. MC Drill mengaku
kalau mimpi buruk, yaitu jatuh dari sebuah tempat. Ji Hoon menegaskan
kalau bukan mimpi tapi memang baru saja
jatuh.
“Daebak.
Aku semakin takut. Bagaimana kalau aku gagal debut kali ini?” ucap MC Drill
panik
“Kau
bilang gagal debut itu tidak apa-apa.” Kata Ji Hoon, MC Drill memeluk temanya
berharap agar Ji Hoon jangan sampai gagal.
Ji Hoon
mengeluh dengan temanya agar melepaskan pelukanya, tapi MC Drill malah seperti
orang utan bergantung padanya. Ia menegaskan kalau takkan gagal kali ini dan
akan debut tidak peduli apapun lalu berjalan pergi kekamar mandi dengan teman
yang mengantung pada tubuhnya.
Sebuah
kotak dengan lebal “Pegang dengan baik” temanya memanggil Woo Seung menanyakan
apakah belum bangun. Woo Seung tertidur di dalam kardus dengan note yang
menempel. Temanya mengeluh Woo Seung yang selalu tidur dalam kardus.
“Mungkin
aku sudah terbiasa sekarang jadi Rasanya tidak nyaman lagi.” Ucap Woo Seung.
“Aku sudah
membayar tagihan bulan ini jadi Kirimkan aku sisa tagihannya nanti.” Kata
temanya mengunakan seragam yang rapih
“Kenapa?
Kita bisa membayarnya bersama. Aku tidak enak karena tidak membayar cukup uang
sewanya.” Kata Woo Seung sedang mengosok gigi.
“Tidak
apa... Aku tahu kau tidak punya banyak uang.” Ucap teman satu kamar. Woo Seung
pun mengucapkan terimakasih.
Temanya
pikir tak masalah karena mereka itu bersahabat, lalu membuka kulkas dan
bertanya apakah Woo Seung makan semua rotinya. Woo Seung binggung lalu
mengatakan kalau merasa lapar tadi malam. Temanya mengeluh karena seharusnya
Woo Seung tahu kalau selalu sarapan.
Woo Seung
berkata akan membuatkan nasi goreng. Temanya menolak sudah terlambat tapi
akhirnya meminta untuk telur goreng saja. Woo Seung binggung, Temanya lalu
berpikir kalau Woo Seung yang akan mencuci sprei dan Kamar mandi juga, bahkan bersihkan
saja rumah. Woo Seung pun menyetujui
akan membersihkan semua.
Ji Hoon akan berangkat, Kwang Jae memanggil anaknya agar bisa minum jus pir yang baik untuk rhinitis. Ji Hoon pikir ayahnya itu
tak perlu repot-repot. Kwang Jae tahu kalau Belajar membutuhkan banyak energi
dan tak bisa belajar dengan baik karena kurang tidur. Ji Hoon menghabiskan
minum dari ayahnya.
“Ayah
tahu ini sulit, tapi bertahanlah. Tidak ada yang lebih baik daripada menjadi
PNS saat ini. Kau diupah perbulan. Lalu kau akan dapat pensiunan saat pensiun
nanti. Dan mereka akan memberikanmu bonus liburan.” Pesan Kwang Jae. Bo Hee
keluar dari gedung menyuruh Ji Hoon pergi karena akan terlambat nanti. Ji Hoon
pun segera pergi.
“Lihat
dia, dia semakin mirip denganku.” Ucap Kwang Jae bangga. Bo Hee mengejek kalau
itu tak mirip sama sekali.
“Yah, dia
punya sesuatu yang mirip denganku.” Ungkap Kwang Jae.
Ji Hoon
berjalan pergi ke tempat les tapi berbelok ke arah gang dan kembali
mengeluarkan jaketnya dengan gagah, tapi malah menjatuhkan semua barang-barang
mulai dari mainan anak-anak bahkan celana dalam. Akhirnya Ji Hoon pun harus
mengambil semua barang yang berantakan sebelum mengunakan jaketnya.
Semua
fans masih menunggu MJ di depan Star Punch, Ji Hoon kembali melewati pintu
belakang, 3 orang fans kembali berpikir kalau itu MJ. Ji Hoon langsung membuka
masker kalau bukan MJ. Si fans kesal mengejk Ji Hoon sebagai “Oppa palsu.” Dan selalu
dibuat bingung, lalu menunggu kapan MJ akan datang.
“Apa Jika
seseorang mengenakan jaket dan masker, dia otomatis jadi MJ?” ucap Ji Hoon
kesal, MC Drill tiba-tiba datang dengan membawa tongsis dan ponselnya.
“Hei,
Oppa palsu... what's up, semuanya? Apa Kalian bisa melihatku? Ini temanku yang
suka berpenampilan seperti artis padahal dia belum debut.” Ucap MC Drill
menyapa semua pengemar dengan mengenalkan Ji Hoon memberikan salam.
“Semuanya,
jangan ribut. Dia menjadi trainee secara diam-diam disini.” Kata MC Drill. Ji
Hoon binggung apa yang sedang dilakukan temanya.
“Aku
melakukan live streaming di internet. Aku mempersiapkan diriku untuk tampil di
variety shows nanti. Ucapkan salam untuk para penggemarku.” Kata MC Drill.
Ji Hoon
mengeluh dengan tingkah temanya, akhirnya menyapa dilayar dengan memperkenalkan
namanya lalu bertanya Berapa banyak yang
menontonnya. MC Drill melihat dilayar dan memberitahu tak ada yang melihat. Ji
Hoon hanya bisa menoyor kepala temanya dan berjalan pergi.
Ji Hoon
dan trainee lainya berlatih nari, pelatihnya memberikan teguran beberapa kali
pada Ji Hoon terlihat sudah banyak keringat yang keluar karena sering berlatih.
Sampai akhirnya pelatihnya memberikan istirahat selama 10 menit, semua seperti
langsung jatuh terlentang karena kelelahan.
“Hei..
Apa Kalian lihat keringat ini? Jika kita mengumpulkannya, Mak Korea takkan
kekurangan air lagi. Kau buat hidupmu jadi susah saja. Kenapa kalian menari
untuk hari ini? Musik adalah satu-satunya 'narkoba'. yang diperbolehkan di
negara kita.” Ucap MC Drill kembali membuat siaran live
Dua orang
anak kecil masuk ruangan menyapa semua trainee,
Ji Hoon bertanya apakah mereka anak baru,padhal terlihat seperti anak
SD. MC Dril membenarkan kalau keduanya memang anak SD Yang baju hijau, kelas 5
dan Yang baju merah, kelas 6. Ji Hoon pikir keduanya masih terlalu muda.
Keduanya
mulai berlatih menari berdua, Ji Hoon dan MC Drill hanya bisa melonggo melihat
dua anak SD yang lebih bagus menari dengan power dan patahan yang bagus.
Bo Hee
menikmati secangkir kopi dengan roti seperti sedang membayankan sesuatu. Kwang
Jae keluar dari gedung agency sambil mengeluh melihat pakaian apakah itu baju
atau rok. Dua anggota sudah berdanda mengauk kalau pakain itu bisa menjadikan
atasan atau rok.
“Bo Hee,
aku akan ke Yangpyeong bersama mereka. Aku akan terlambat pulang, jadi jangan tunggu
aku.” Ucap Kwang Jae. Bo Hee seperti masih melamun dengan kopinya.
“Bo Hee,
aku pamit.” Kata Kwang Jae akhirnya mendekat, Bo Hee tersadar dan mengucapkan Selamat
jalan.
“Apa yang
ada dipikiranmu?” tanya Kwang Jae terlihatk khawatir.
Bo Hee
mengatakan kalau sedang memikirkan comeback, karena Terakhir kali, waktu comeback itu tapi tak
melakukan apapun. Kwang Tae sedikit terkejut mendengarnya. Dua anggotanya tahu
Bo Hee yang tampil di "Live Info
Show." Yaitu acara pagi untuk pergi menangkap ikan teri itu menurutnya itu
comeback yang hebat.
“Eonnie
juga ada di acara khusus untuk penggalangan dana.” Kata si rambut hitam. Si
rambut orange bisa mengingatnya berkat
Bo Hee maak Kwang Hee mengeluarkan 500.000 won untuk membantu orang yang
membutuhkan.
“Kita
disana sebagai penari latar. yang hanya mengenakan gaun pendek saat musim
dingin dan berdiri selama 4 jam.” Ucap si rambut orange. Kwang Jae tak ingin
memberikan anaknya banyak omong langsung menyumpal roti.
“Jadi, apa
kau memikirkan sesuatu?” tanya Kwang Jae. Bo Hee membahas acara yang mempertemukan Soo Ji Eonnie dan
Gook Jin Oppa.
“Sepertinya,
acara itu banyak mengundang artis-artis lama, dan tampil di acara itu bisa
membuat popularitasku menanjak lagi.” Ucap Bo Hee bersemangat.
Bo Hee
menebak itu acara "Burnt Youth". Si rambut orange mengejek kalau Bo
Hee itu tak tahu kalau acara itu benar-benar populer jadi takkan bisa tampil
disana. Si rambut panjang mengajak temanya agar menunggu di mobil saja.
Bo Hee
tetap yakin akan bagus jika tampil di acara itu adan akan membuat waktu
comebacknya semakin menakjubkan. Kwang Jae pun berusaha menyakinkan kalau Akan
sempurna dan akan cari tahu dulu lalu pamit pergi.
Ji Hoon
merasa kesal karena tak pernah membayangkan akan latihan bersama anak SD, lalu
merasa sudah lama tak melihat Soo Jin Hyung. MC Drill dengan gaya rap meminta
Ji Hoon tentang Soo Jin.
~Ini
cerita sedih dari Soo Jin, Daripada melakukan debut. Dia pergi wajib militer
Daripada jadi penyanyi, Dia menjadi tentara dan akan bekerja di pangkalan militer,
bukannya di ruang latihan. Daripada mengucapkan "Say Ho" maka Dia
akan meneriakkan nomornya. ~
“Apa Dia pergi wajib militer?!! Padahal Dia tak
mengatakan apa-apa.” Ucap Ji Hoon kaget setelah mendengar lagu rap temanya.
“Dia
pergi wajib militer setelah 5 tahun jadi trainee. Jika kau jadi dia,apa kau akan pamitan?” tanya MC Drill. Tiba-tiba
Soo Jin datang dari belakang memeluk keduanya. Ji Hoon dan MC Drill kaget
melihat orang yang sedang dibicarakan datang.
Ketiganya
duduk di atap dengan meminum jus, Soo Jin melihat cuacanya sangat bagus lalu
membuka topinya aklau Rambut plontosnya itu cocok untuk cuaca seperti sekarang.
Lalu membahas Ji Hoon yang selalu bilang mereka sudah tua dan kuno.
“Bagaimana
rasanya jadi yang tertua?” tanya Soo Jin. Ji Hoon pikir Rasanya sama saja.
“Kira-kira
kemana semua waktu berlalu?” kata Soo Jin merasa seperti suda membuang-buang
waktu.
“Apa
Hyung akan kembali setelah wajib militer?” tanya Ji Hoon. Soo Jin mengaku kalau
sudah dikeluarkan. Ji Hoon kaget
mendenagrnya.
“Saat aku
selesai wajib militer, umurku semakin tua. Omong-omong, kenapa kau mau jadi
artis?” tanya Soo Jin. Ji Hoon pikir memang karena ingin.
“Kau,
'kan, mahasiswa Seoul National University dan bisa melakukan hal lain. Jika kau
merasa disini bukan tempatmu, maka
menyerah saja. Jika kau hanya duduk seharian, maka kau akan jadi sepertiku.” Pesan
Soo Jin
“Selama
ini aku melihatmu sebagai anak yang baik, yaitu Kau terlihat sangat baik.
Industri seperti ini butuhseseorang yang terlihat 'gila'. Setelah
kupikir-pikir, aku jadi trainee sejak umur 18 dan melakukan yang terbaik selama
5 tahun.” Jelas Soo Jin.
“Namun,
aku sadar kerja keras bukanlah intinya. Maksudku, semuanya melakukan yang
terbaik, bukan? Bakatlah yang diperhitungkan. Kau akan menyesal karena sudah
menyerah, namun itu belum cukup untuk sukses. Rasanya seperti 'keracunan'.”kata
Soo Jin
Ji Hoon
hanya diam mendengar nasehat Soo Jin. Soo Jin melihat MC Drill malah memutar
musik orchestra. MC Drill mengaku kalau sedang
memainkan musik latar. Soo Jin memberikan hukuman dengan melakukan scoot
jump dengan berteriak “Sunbaeku seperti langit.” Lalu mengeluh agar jangan
pernah datang lagi.
Kwang Jae
mengikuti Sutradara Park untuk meminta bantuan satu kali saja. Sutradara Park
mengaku ingin membantu dan menekan mesin kopi. Kwang Jae memberikan minuman,
Sutradara Park mengaku tak boleh
menerima hal seperti itu. Kwang Jae pikir hanya mereka berdua jadi Tidak ada pula yang melihatnya.
“Aku tak
tahu apa maksudmu dengan 'hanya kita berdua',tetap saja aku tak bisa
mempekerjakan artis yang sudah tak terkenal sepertinya.” Ucap Sutradar Park
“Aku bukan
hanya meminta tolong. Dia Hong Bo Hee, sang peri.” Kata Kwang Jae membanggakan.
“Dia Sang
Peri puluhan tahun lalu dan sudah jadi nenek-nenek sekarang.” Ejek Sutradara
Park. Kwang Jae merengek pada temanya.
“Hyung,
kau tidak boleh begini... Mari pikirkan... Saat puteramu Beom Sik lahir, kau
tak bisa menemuinya karena ada acara live.” Ucap Kwang Jae. Sutradara Park
meminta Kwang Jae menghentikanya karena kejadian sudah lama.
“Aku
membawa isterimu ke rumah sakit saat tengah malam, dan dia menarik rambutku
saat menunggu waktu kelahiran. Coba kau Lihatlah, rambutku tidak tumbuh lagi
sejak saat itu. Dan saat Yoo Na lahir, isterimu ingin makan rasberi saat musim
dingin. Bagaimana bisa... kita menemukan rasberi saat musim dingin? Aku mencari
ke seluruh pelosok negara. untuk mencari rasberi.” Kata Kwang Jae mengebu-gebu.
Sutradara
Park kembali meminta Kwang Jae menghentikanya. Kwang Jae pikir itu alasan agar
meminta bantunya. Sutradara mengaku ingin membantu, tapi Hong Bo Hee tidak bisa
jadi bintang tamunya. Kwang Jae menanyakan alasanya. Sutradara mengeluh Kwang Jae yang tidak tahu,
karena Semua orang membenci Bo Hee. Kwang Jae pikir tak seperti itu.
“Semua
orang membicarakannya saat dia terlibat skandal dengan Hyun Jae. Dan Kau tahu
itu, bahwa Popularitas akan hilang namun kebencian akan terus ada. Jadi Lupakan
itu. Jika kau mau dia di acaraku, maka kau harus menemukan Hyun Jae yang hilang
20 tahun lalu, mak aku akan membuatkan acara khusus untuk mereka.” Tegas Sutradara
Park lalu bergegas pergi mengangkat telp dari agensi lainya.
Kwang Jae
kesal karena seharusnya temanya itu memikirkan apa yang sudah dilakukan untuknya
dan mengumpat kalau sekarang terlihat seperti ikan teri. Terdengar suara
bertanya Siapa yang terlihat seperti ikan teri. Kwang Jae terkejut lalu menyapa
seniornya yang sudah lama tak bertemu lalu bertanya apakah ingin Syuting. Sang
artis mengaku sebagai penyiar radio dan
sudah melakukannya selama 20 tahun. Kwang Jae mengingatnya ternyata rekannya masih
melakukannya.
“Tunggu,
jika kau penyiar radio, kau pasti banyak mengundang bintang tamu. Hwa Jung,
bisakah kau membantuku?” ucap Kwang Jae sumringah.
Bo Hee
menerima telp dari Kwang Jae memberitahu tentang Siaran radio. Kwang Jae pikir
kalau Orang-orang akan tertarik jika pelan-pelan masuk ke industri hiburan
lagi. Bo Hee pikir ini saat comebacknya jadi kuncinya adalah wajah dibanding
suaranya.
“Tentu
saja, wajahmu adalah kuncinya. Apa Kau ingat Yoon Jeong Han PD? Dia dulu
asisten produser termuda. Sekarang dia jadi Kepala Departemen Radio. Dia mau
kau membantunya.” Ucap Kwang Jae meminta Bo Hee agar bisa membantunya. Bo Hee
seperti masih berpikir-pikir.
Woo Seung
mencoba belajar dengan serius tapi suara orang yang menyanyi membuatnya tak
konsentrasi lalu membuat ingin menutupi kupingnya, salah seorang wanita datang
dengan wajah panik memberitahu Terjadi perkelahian dan harus menelepon polisi.
Woo Seung kesal karena baru saja akan memulai belajar.
Dua orang
pria saling mencengkram dalam ruangan karaoke,
tiba-tiba dengar suara dari mic menyuruh keduanya berhenti berkelahi.
Keduanya melihat Woo Seung yang berbicara didepan pintu. Woo seung heran
melihat keduanya yang bertengkar padahal datang untuk bersenang-senang.
“Aku
sedang menyanyi, tapi dia menerobos masuk.” Ucap si pria. Pria lainya mengaku
kaalu Itu lagu favoritnya selama 18 tahun, jadi seperti pencurian, perjudian. Si
pria marah dianggap Pencurian dan ingin memukul.
“Hentikan.
Saat Ahjussi memukulnya, Ahjussi melanggar UU KUHP Pasal 257. "Melukai
orang lain akan dipidana dengan kurungan penjara 7 tahun dan denda 10 juta
won." Jika Ahjussi adalah orang yang kaya raya dan punya banyak waktu
luang, silahkan pukul dia.” Ucap Woo Seung membuat pria melepaskan cengkramnya.
“Kau
selalu menganggapku sebagai lelucon.” Ungkap si pria kesal. Pria lain tak
terima ingin membalikan meja. Woo Seung kembali menyuruh menghentikanya.
“Ahjussi
boleh menghancurkan itu. Menurut UU KUHP 366, Ahjussi bisa dipidana dengan
kurungan penjara selama 3 tahun dan denda 7 juta won. Dan tentu saja, kalian
akan membayarnya secara terpisah. Kalian pasti tidak bisa melakukannya.”kata
Woo Seung. Si paman pun akhirnya melepaskan tanganya.
Si wanita
tak percaya melihat Woo Seung yang bisa merelai dengan pasal-pasal dalam hukum
dan berpikir kalau mahasiswi hukum atau pasti sedang belajar untuk persiapan
ujian hukum. Woo Seung mengaku sebagai
mahasiswa CPNS. Si wanita binggung.
“Mahasiswa
yang sedang menempuh ujian masuk PNS.” Ucap Ji Hoon. Woo Seung kaget melihat Ji
Hoon yang datang.
“Kapan
kau selesai? Ayo pergi makan bersama.” Ajak Ji Hoon.
Keduanya
pergi ke warung tenda. Woo Seung merasa
tak pernah berpikir akan makan udon disini bersama Ji Hoon. Ji Hoon
menyuruh Woo Seung makan saja dari banyak bicara, lalu ingin membahas sesuatu
tapi ragu.
“Apa kau
memikirkan hal yang sama?” tanya Ji Hoon. Woo Seung binggung Memikirkan apa
itu.
“Apa aku
tak menarik? Apa Sama sekali tidak
menarik? Bahkan satu persenpun?” kata Ji Hoon. Woo Seung memikirkanya lalu
bertanya-tanya harus rasional Atau emosional
“Otak kiriku
yang jahat dan otak kananku yang baik sedang berkelahi. Sekarang Sudah
kupikirkan... Kau tidak menarik. Sorry.” Ucap Woo Seung dengan nada mengejek.
“Jangan
bercanda. Aku serius.” Kata Ji Hoon. Woo seung mengaku kalau memang Ji Hoon itu
tak begitu menarik.
Ji Hoon
heran kenapa dirinya tak menarik. Woo Seung pikir Tidak ada alasannya dan Ji Hoon tidak menarik
sama sekali hanya itu saja. Ji Hoon kesal dengan mengejek Woo Seung juga tak
menarik bahkan tidak sebaik wanita lain,
lalu tubuhnya itu. Woo Seung langsung memberikan pukulan.
Si bibi
datang menyuruh keduanya berhenti berkelahi dan makan udon mereka saja. Keduanya
saling menatap seperti siap untuk bertarung dan memulai makan udon bersama. Ji
Hoon terlihat bersemangat makan udon dengan cepat, Woo Seung terlihat santai
makan udon. Ji Hoon sudah makan banyak tapi mulutnya tak kuat menahan panas dan
mengambil acar.
Mulutnya
tiba-tiba melonggo melihat Woo Seung sudah habis meneguk kuah dimangkuk udon.
Woo Seung dengan banga kaalu ia sebagai pemenang dan mengupcakan terimakasih
atas traktiranya. Ji Hoon kesal karena tahu kalau udonnya sangat panas.
“Hidupku
lebih 'panas' dari udon ini, jadi Udon ini bukan apa-apa.” Ucap Woo Seung lalu
melhat ponselnya yang berdering dengan nama ‘Si Perusak Mood’
“Seseorang
meneleponmu. Apa Kau tak mengangkatnya?” ucap Ji Hoon
“Jika aku
mengangkatnya, aku bisa hancur... Mood-ku.” Kata Woo Seung, akhirnya mau tak
mau sedikit menjauh untuk mengangkat temanya.
Woo Seung
pun bertanya apakah ada yang terjadi. Ibunya menangis curhat apda anaknya kalau
baru saja putus dengannya. Woo Seung yang mendengarnya memuji keputusan ibunya.
Bersambung
ke episode 2
Oalah ku kira kepotong😅, bener berarti, soalnya menurutku Ngantung
BalasHapus