Yoo Jung
bertemu dengan Tuan Lee sebaai tersangka dari... Kebakaran di rumah di 746
Haeim-dong dan Dengan kata lain, diselidiki untuk pembakaran berencana. Ia pun
yakin kalau Tuan Lee tahu itu. Tuan Lee
mengaku tahu.
“Aku
sudah memberitahu semuanya pada polisi.” Kata Tuan Lee
“ Meski
begitu, kau tetap harus memberitahu semuanya padaku” jelas Yoo Jung. Tuan Lee
menganguk mengerti. Yoo Jung pun akan memulai interogasi.
“Aku
memulai kebakaran di Doboo-dong dua tahun yang lalu, dan satu orang meninggal. Tapi
orang lain ditangkap sebagai pelakunya, Jadi aku mengakui semuanya pada polisi
karena aku merasa bersalah. Tapi... Kau bilang aku harus memberitahumu begitu
kan?” kata Tuan Lee. Yoo Jung pikir itu benar lalu sadar dengan yang
dikatakanya.
“Apa kau
bilang? Kita, di kejaksaan, Tidak boleh membuat kesalahan. Maksudku adalah
kita... Tidak boleh lagi mengkhianati kepercayaan orang-orang. Apa kau
mengerti?” ucap Yoo Jung.
Yoo Jung
datang menemui Tuan Jang, Tuan Jang menegaskan mereka, di kejaksaan, Tidak
boleh membuat kesalahan, yang Tidak boleh lagi mengkhianati kepercayaan
orang-orang. Yoo Jung mengangguk mengerti.
Eun Hyuk
bertemu dengan klien bernama Tuan Kang yang mengunkan pakaian napi menanyakan
kabarnya. Tuan Kang mengaku Tidak buruk, berkat Eun Hyuk. Eun Hyuk heran Tuan
Kang malah berterima kasih karena diriny jadi terkurung di sini penjara.
“Aku
ingin kau jadi pembela ku di sidang banding ku” ucap Tuan Kang
“Kau
kalah di persidangan pertamamu karena aku. Kenapa kau mau aku jadi pembelamu
lagi?” kata Eun Hyuk bingung.
“Cuma kau
satu-satunya... Yang bisa aku andalkan. Aku... Tidak bisa diam dengan tuduhan
palsu ini. Aku tidak pernah memulai kebakaran. Jadi kumohon... Bantulah aku kali
ini” kata Tuan Kang memohon. Eun Hyuk menatapnya.
Eun Hyuk
mengadakan rapat Dua tahun yang lalu, Kang Sun Il ditangkap sebagai pelaku
kebarakan Doboo-dong, Korbannya adalah Namanya Chae Sung Woo, sedang tidur di
rumahnya dan mengalami sesak nafas lalu meninggal di lokasi kejadian dan Kang
Sun Il dituntut 10 tahun penjara di persidangan pertamanya
“Apa
motif pembunuhannya?” tanya Ji Wook
“Jaksa
bersikeras itu adalah kejahatan balas dendam. Anaknya Kang Sun Il ditabrak
mobilnya Chae Sung Woo dan meninggal. Chae Sung Woo, yang mabuk dan tidak punya
SIM, Dibebaskan tanpa hukuman karena kapasitas pengurangan” jelas Eun Hyuk. Tuan
Bang mengeluh tak percaya mendengarnya.
“Dari
catatan forensik saja, Aku rasa tidak bisa ditarik kesimpulan kalau Kang Sun Il
Adalah pelaku pembakaran” ucap Bong Hee.
“Aku
tahu, benarkan Pengacara yang tidak kompeten yang kalah dalam persidangan
pertama Adalah aku. Dia mengajukan banding, dan persidangannya akan segera
dilaksanakan. Dia mau aku membelanya sekali lagi” ungkap Eun Hyuk
“Tapi... Aku
sudah pernah kalah sekali, Jadi aku merasa tidak yakin dan tidak percaya diri Karena
itu, aku meminta bantuan kalian Ji Wook, tolong bantu aku. Pengacara Eun dan
pengacara Bang, tolong bantu aku” kata Eun Hyuk.
Ji Wook
langsung menolak, Eun Hyuk heran karena Dulu bersikeras membantunya waktu tak
meminta bantuannya. Ji Wook mengaku hanya membantu karena Eun Hyuk memohon
supaya tidak dibantu. Eun Hyuk pun memutuskan kalau Eun Hyuk jangan bantu. Ji Wook
menyetujuinya.
“Hei.. Kau
seharusnya menawarkan bantuan kalau aku bilang tidak perlu bantuanmu” keluh Eun
Hyuk kesal karena mereka tak berdebat seperti dulu.
“Dia
kelihatannya tidak begitu bersinar, benarkan?”Ba kata Ji Wook. Tuan Bang pikir
tidak juga. Bong Hee pikir Eun Hyuk memiliki IQ nya sangat tinggi dan tidak
yakin apakah itu benar
“Aku
benar-benar berpikir Kang Sun Il tidak bersalah, aku serius” kata Eun Hyuk.
“Dengan
Jung Hyun Soo, Kita juga berpikir begitu... Dan... Maafkan aku, Tapi aku tidak
mau mengambil... Kasus pembakaran” ucap Ji Wook.
“Maafkan
aku.. Aku benar-benar lupa tentang itu, Ji Wook, maafkan aku Pengacara Eun,
bagaimana kalau kau yang memimpin kasus ini?” kata Eun Hyuk. Tuan Bang mengatakan
mereka akan memberikan bantuan yang diperlukan.
Bong Hee
mengaku juga merasa tidak nyaman dengan
menceritakan bahwa Ayahnya Juga meninggal dalam kebakaran Tapi akan memikirkannya,
Tuan Jang
berkata sendirian tentang Kesalahan oleh jaksa lalu mengingat kejadian
Kebakaran Dan ini adalah kejahatan balas dendam.
Flash Back
Ji Wook
kecil memegang sebuah foto, Tuan Jang duduk bersamanya berpikir bisa
mengenalinya. Ji Wook hanya menatapnya. Tuan Jang lalu memberitahu kalau Orang
ini adalah orang Yang membunuh ibu dan ayah Ji Wook.
Ji Wook
tertidur dengan memegang bukunya, Bong Hee hanya menatap tanpa bicara sampai
akhirnya Ji Wook terbangun dan kaget melihat Bong Hee sudah ada didepanya. Bong
Hee bertanya Apa tidurnya nyenyak. Ji Wook mengangguk dengan gugup.
“Ayo Mandi
dan berpakaianlah” kata Bong Hee. Ji Wook binggung. Bong Hee yang tiba-tiba
menyuruhnya mandi.
“Kita
akan berkencan di luar hari ini.” Kata Bong Hee. Ji Wook sempat kaget tapi
akhirnya tersenyum bahagia karena berkencan.
Ji Wook
bersiap diri dengan mengosok giginya, lalu menatap kotak perhiasan dengan
sebuah kalung untuk Bong Hee. Tapi mereka malah sampai Di tempat permainan, Ji
Wook heran kalau Bong Hee ingin pergi ke tempat untuk anak kecil. Bong Hee menganguk
dengan penuh semangat. Ji Wook akhirnya setuju dengan bertanya apakah Bong Hee
itu pandai dalam bermain.
“Mendapatkan
boneka di mesin jepit itu sangat tidak mudah. Orang tidak akan berpikir itu
sulit karena bonekanya imut sekali. Mereka akan berada dalam masalah kalau
begitu. Kau harus berhati-hati, coba lihatlah ini” ucap Ji Wook dengan
memainkan mesin boneka untuk mengajarkanya.
Tapi Ji
Wook gagal mengambil boneka, Bong Hee pun ingin mencoba dengan sekali mencoba
bisa mengambil satu bonek. Ji Wook yang kecewa memilih untuk pergi saja. Bong
Hee sedang bahagia baru sadar kalau Ji Wook sudah pergi meninggalkannya.
Keduanya pergi
ke permainan tembakan, Ji Wook seperti tak yakin kalau Bong Hee ingin mencoba
permainan ini. Keduanya berlomba menembak, Ji Wook seperti kembali kalah, Bong
Hee selalu menembak dengan tepat bahkan menunjukan musuh di layar.
Ji Wook
seperti kesal memilih untuk pergi, menatap kotak kalung yang tak bisa di
berikan. Bong Hee malah menjerit bahagia karena berhasil dikalahnya, dan
kembali sadar kalau Ji Wook meninggalkanya.
Mereka
kembali bermain basket dan Bong Hee tepat melempar pada ring, sementara Ji Wook
semua bolanya tak masuk. Bong Hee hanya bisa memberikan senyuman, sementara Ji
Wook kembali kesal kembali kalah oleh Bong Hee dalam hal permainan.
Ji Wook
akhirnya keluar dengan wajah dongkol, Bong Hee heran melihat Ji Wook yang bisa
marah hanya karena permainan. Ji Wook mengaku tidak marah sama sekali. Bong Hee
merayu kalau Ji Wook yang tak buruk tapi memang ia yang terlalu bagus.
“Kau
benar-benar bagus” ejek Ji Wook. Bong Hee pikir Lain kali akan membiarkan
menang
“Tidak, jangan
pernah biarkan aku menang. Lain kali permainan kita akan dihitung” kata Ji Wook
yang tak mau kalah.
“ Ini
tidak perlu dianggap serius, Tapi aku setuju untuk main lagi, call!” ujar Bong
Hee.
Saat itu
alaram pemberitahuan Bong Hee berbunyi untuk membeli obat Tuan Bang, lalu
meminta izin untuk pergi ke apotik yang berada didekatnya. Ji Wook pun
mempersilahkanya.
Saat itu
Nyonya Hong melihat anaknya langsung menghampiri denganw ajah bahagia. Ji Wook
terlihat gugup karena sedang bersama dengan Bong Hee, lalu bertanya Kenapa ibu
ada di dekat sini. Nyonya Hong menceritakan
Predir Byun mengajak makan malam bersama.
“Dia
bilang ada restoran sundaeguk enak di sekitar sini, lalu Kenapa kau kesini
anakku?” tanya Nyonya Hong. Ji Wook binggung menjelaskanya.
“Ini
sempurna, ayo kita makan malam sama-sama, bergabung dengan kami makan malam”
kata Nyonya Hong penuh semangat.
“Ibu,
sebenarnya ada... Seseorang bersamaku” kata Ji Wook. Nyonya Hong langsung
berpikir kalau itu pacar anaknya. Ji Wook mengangguk.
Nyonya
Hong kaget mendengarnya, Ji Wook melihatnya berpikir kalau Nyonya Hong tak
menyukainya. Ji Wook mengaku sangat suka bahkn senang mendengarnya.
Saat itu
Bong Hee akan keluar dari apotik melihat Ji Wook yang berbicara dengan Nyonya
Hong bahkan memanggilnya “Ibu” lalu
berpikir kalau itu Ji Wook anak dari Nyonya Hong.
Flash Back
Nyonya
Hong mengejek Nyonya Park kalau Bong Hee adalah anaknya dengan mengejek kalau
seorang pengacara biasanya. Lalu Bong
Hee sengaja menyindir kalau baru-baru ini ada putusan kalau kekerasan di tempat
kerja Bisa dianggap sebagai kecelakaan di tempat kerja dan yang kedua kalinya
berkata.
“Ibu,
kenapa aku selalu merasa atasan ibu selalu menguping pembicaraan kita Atau cuma
aku saja?” kata Bong Hee. Nyonya Park pikir Itu karena hidupnya membosankan.
Nyonya Hong hanya bisa berteriak kesal.
Bong Hee
kebinggungan kalau Ibu Ji Wook yang selama ini bersikap sinis padanya. Nyonya
Hong terlihat bahagia karena Ji Wook yang sudah memiliki pacar, Ji Wook pikir Bong
Hee terlalu lama dan akan masuk ke apotik, tapi Bong Hee dengan sengaja menahan
pintu agar tak terbuka.
Ji Wook
binggung kenapa Bong Hee malah menahanya, Bong Hee mengaku kalau tak bisa
melakukanya. Ji Wook menarik pintu dengan keras, Bong Hee memilih untuk kabur
dengan menutupi wajanya. Ji Wook mengejar dan Nyonya Hong pun mengikutinya.
“Ada apa?
Kenapa dia melarikan diri?” kata Nyonya Park binggung. Bong Hee berhasil
bersembunyi dan merasa kalau sudah tamat
riwayatnya karena bertemu orang tua Ji Wook yang selama ini selalu memiliki
masalah denganya.
Eun Hyuk
dan Tuan Bang menerima makanan dari Nyonya Park yang datang, Mereka melihat
Nyonya Park yang membawakan kimchi dan makanan ringan di hari yang panas, tak
lupa mengucapkanTerima kasih banyak. Nyonya Park meminta Maaf tidak berkunjung
lebih cepat, meski Bong Hee bekerja sudah berkerja cukup lama.
“Pokoknya,
kami akan menikmati kimchi dan pizzanya, Ibu” kata Eun Hyuk
“Kau tidak
perlu memanggilku seperti itu, Aku tidak tahu kalau... Ada lingkaran terang di
kepalamu” kata Nyonya Park seperti melihat Eun Hyuk seperti malaikat. Eun Hyuk binggung
tapi akhirnya mengucapkan terimakasih atas pujiannya
“Kau
berisik sekali, Jangan tertawa keras-keras, kau harus pulang ke rumah” keluh Ji
Wook baru masuk.
Eun Hyuk
meminta Ji Wook memberikan salam, Ji Wook binggung bertanya siapa wanita itu.
Nyonya Park mengejak Ji Wook adalah jaksa yang menyelamatkan Bong Hee, Ji Wook
seperti bisa menebaknya.
“Aku
ibunya Bong Hee... Wahh... Ada sesuatu di kepalanya juga” kata Nyonya Park ikut
melihat Ji Wook seperti malaikat.
“Aku
belum memperkenalkan dirimu secara resmi, aku No Ji Wook.” Kata Ji Wook
Saat itu
Nyonya Hong datang dan keduanya pun kaget bertemu di ruangan. Nyonya Hong
berpikir kalau CEO yang anak Nyonya Park bicarakan... Adalah anaknya. Nyonya
Park seperti tak percaya kalau Ji Wook adalah anak dari Nyonya Hong.
“Ji Wook,
kau tidak berkencan dengan anaknya, Benarkan?” kata Nyonya Hong menyindir. Ji
Wook pikir ucapan ibu sedikit kasar.
“Nyonya
Hong... Karena umur kita sama, berhentilah memanggilku Ahjumma. Kita harus
membiarkan mereka mengurus urusan mereka sendiri dan harus keluar dan bicara”
kata Nyonya Park
“Bagaimana
bisa seorang ibu dengan anak perempuan begitu percaya diri?” balas Nyonya Hong.
“Kau kuno
sekali, apa kau pamer karena kau punya anak laki-laki? Dia bodoh” ejek Nyonya
Park
“Memangnya
kenapa? Apa yang akan kau lakukan kalau aku tidak merestui hubungan mereka?”
balas Nyonya Hong.
Ji Wook
merasa ibunya usdah kelewat batas, Nyonya Park juga tidak menyetujuinya. Nyonya
Hong pikir jangan berikan restunya, karena menurutnya Bong Hee itu menakutkan.
Saat itu
Bong Hee datang dan kaget melihat Nyonya Hong yang dihindarinya malah bertemu
di kantor. Ji Wook menarik Bong Hee sebelum pergi, sambil memeluknya kalau
mereka berkencan. Eun Hyuk dan Tuan Bang pun mengajak untuk berPura-pura
terkejut. Nyonya Hong hanya bisa berteriak kesal, Ji Wook meminta agar Bong Hee
bis tersenyum.
Tuan Jang
membuka kembali berkas Kasus kekerasan Seongbuk-dong yang sudah usang lalu
melihat sebuah foto di dalamnya.
Flash Back
Tuan Eun
berbicara pada Tuan Jang dengan mengaku kalau ituu benar-benar bukan dirinya
dan hanya mengantar taksi pada siang hari jadi adalah supir yang menjalankan
shift malam yang berkelahi dengan pelanggan dan meminta Tolong periksa catatan
pekerjaannya, Tuan Jang seperti tak peduli.
“Tuan.. Aku
sekalipun tidak pernah memukul orang dalam hidupku.. Aku bahkan tidak pernah
bertengkar” kata Tuan Eun menyakinkan.
“Korban
sudah membuat pernyataan... Kaulah pelakunya” kata Tuan jang
“Dia
bilang tidak ingat apapun karena mabuk, Dia salah mengira... Aku dengan supir
yang lain” kata Tuan Eun
“Kemudian
kau mendapatkan penangguhan dakwaan” balas Tuan Jang. Tuan Eun memberitahu Karena kejadian ini, dipecat dari
perusahaan taksi bahkan tidak bisa jadi buruh.
“Karena selalu
sibuk ke pengadilan, Aku baru saja hidup dengan tenang sekarang Jadi kumohon...
Selamatkan aku dan keluargaku” ucap Tuan Eun memohon tapi Tuan Jang memilih
pergi.
Tuan Jang
menyakinkan diri kalau tidak bersalah pada Kasus kekerasan Seongbuk-dong.
Bong Hee
menatap foto ayahnya, sambil berbicara kalau kesan buruk Untuk orang tua pacarnya lalu berpikir apa
yang harus dilakukan sekarang. Akhirnya ia memilih untuk harus mencuci dulu.
Ji Wook
binggung didalam kamar belum bisa memberikan kotak perhiasanya, saat itu Bong
Hee keluar kamar. Ji Wook buru-buru menyembunyikan kotaknya. Bong Hee binggung melihat
Ji Wook ada didepanya.
“Apa Kau
mau pergi? Apa yang kau bawa?” kata Ji Wook. Bong Hee mengatakan kalau ini
adalah cucian kotornya.
“Aku merasa
tidak enak mencuci di sini, Jadi aku akan membawanya ke laundry” kata Bong
Hee.
Ji Wook
ingin membantu tapi malah membuat keranjang jatuh dan pakaian dalam Bong Hee
terlihat. Bong Hee buru-bur mengambilnya dan masukan kedalam keranjang. Ji Wook
pun membantu membawakanya dengan mengajak mereka segera pergi.
Keduanya
duduk diatas meja menunggu cucian, Ji Wook membahas Tentang Presdir Byun dan
ibunya dan meminta Bong Hee Jangan terlalu mengkhawatirkannya. Bong Hee pikir
mana mungkin tak khawatir, Ji Wook yakin
bisa menang dari mereka berdua
“Aku
juga... Tidak pernah kalah dari mereka berdua, itulah masalahnya” kata Bong Hee.
Ji Wook pikir benar juga.
“Mari
kita temui ayahmu lain kali.. Tapi... Kapan kau akan memberikannya padaku? Benda
yang sepanjang hari ragu-ragu kau berikan padaku” kata Bong Hee mengetahuinya.
Ji Wook
kesal sendiri ternyata Bong Hee mengetahuinya, lalu mencari sesuatu dan
memberikan pada Bong Hee. Bong Hee menatap kalung yang menurutnya sangat
cantik. Ji Wook pun memakaikan kalung untuk Bong Hee. Bong Hee pun menyadarkan kepalanya pada Ji
Wook dengan bahagia.
Tuan Bang
datang menutup wajah Hyun Soo lalu mengingat saat seseorang yang datang
menusuknya. Lalu ia yakin kalau mata itu milik Hyun Soo dan memberitahu kalau Rasanya
masih sakit.
“Sejujurnya,
Aku pikir lebih baik kau tidak pernah sadar lagi” kata Tuan Bang dan saat
keluar, mata Hyun Soo bergerak seperti sudah mulai sadar dari koma.
Eun Hyuk
berbicara di telp kalau Persidangan akhirnya akan segera dilaksanakan, akan
memberitahu setelah hasilnya keluar. Saat itu diseberang jalan Yoo Jung merasa
kalau mabuk tapi masih bisa melihat matahari.
“Aku
tidak percaya kau mabuk di siang hari” keluh Ji Hae, Eun Hyuk melihat dari seberang
jalan menyudahi telpnya. Yoo Jung pun
meminta izin agar pergi ke kamar kecil. Ji Hae pun menunjuk arah toilet.
Ji Hae
mengeluh pada Yoo Jung yang tetap ingin pergi ronde kedua karena Pepatah
bilang, mereka bahkan tidak mengenali orang tuanya Kalau mabuk di siang hari,
bahkan tidak percaya menghabiskan hari liburnya seperti ini, tiba-tiba hampir
terjatuh sepatunya sendiri.
Eun Hyuk
tiba-tiba datang menahanya sebelum Ji Hae jatuh, Ji Hae pun mengucapkan terima kasih telah
menyelamatkanya. Eun Hyuk pikir Ji Hae pasti habis minum, Ji Hae mengaku hanya
sedikit saja.
“Kau tidak
boleh terlalu banyak minum. Itu tidak baik untuk kesehatanmu. Sekitar 50% warga
Korea tidak bisa mengurai acetaldehyde. Itu artinya tubuh mereka tidak bisa
menghancurkan alkohol” ucap Eun Hyuk menasehati.
“Aku rasa
harus mengurus urusanku sendiri, maafkan aku” kata Ji Hae. Eun Hyuk menganguk
mengerti lalu meminta nomor telpnya.
Ji Hae
binggung, akhirnya Eun Hyuk memilih untuk memberikan kartu namanya saja dan
meminta agar menelpnya kalau memang terjadi sesuatu, lalu pamit pergi lebih
dulu. Yoo Jung kembali dengan mengaku merasa lebih baik sekarang.
Ji Wook
dan Bong Hee akhirnya kembali ke rumah, mereka pun ingin berpisah kembali ke
kamar, Ji Wook memberikan ciuman sebelum pergi dan keduanya sama-sama akan
masuk kamar tapi kembali berbalik dan langsung berciuman sangat panas.
Keduanya
pun berciuman masuk ke dalam kamar, sampai esok pagi Ji Wook sudah tidur
nyenyak dengan memeluk Bong Hee. Ia terbangun lebih dulu dan mencium Bong Hee
lebih dulu, sampai akhirnya tersadar melihat foto sosok pria yang selama ini
dianggap sebagai pembunuh orang tuanya.
Bong Hee
terbangun menatap Ji Wook dengan senyuman lalu memeluknya dengan erat. Ji Wook
masih kaget berusaha menerima pelukan Bong Hee.
Epilog
Ji Hae
dandan di toilet, teringat kembali saat Eun Hyun meminta nomor telpnya lalu
memberikan kartu nama dan menelpnya kalau
terjadi sesuatu, Ji Hae seperti berpikir Eun Hyuk sangat terkesima lalu
dirinya sangat cantik dengan memajukan bibirnya.
Bersambung ke episode 29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar