Ji Wook
yakin "Jika ada satu kebohongan, semuanya juga kebohongan." Melihat
Hyun Soo berjalan didepanya sambil gumam siapa sebenarnya Jung Hyun Soo. Hyun Soo melihat Ji Wook
berada didepanya pun menyapanya, Ji Wook yang menatap dingin langsung berubah
tersenyum.
“Mau
kemana kau?” tanya Ji Wook ramah. Hyun Soo pikir Ji Wook sudah pergi lebih
dulu.
“Aku
kembali lagi. Kau harus minum denganku.” Kata Ji Wook. Hyun Soo merasa sudah
minum banyak. Ji Wook merayu untuk minum satu gelas saja, Hyun Soo pun tak bisa
menolak.
Sesampai
di restoran semua terlihat sudah tertidur karena mabuk, Ji Wook yang melihat
temanya meminta maaf atas tingkah rekan kerjanya. I Ji Wook pun menanyakan tentang keluar Hyun
Soo. Hyun Soo engaku tidak punya
keluarga.
“Mereka
pergi karena suatu alasan. Bagaimana denganmu, Pengacara Noh?” kata Hyun Soo
“Hmm...
Aku akan mengatakan yang mirip begitu juga. Tidak apa-apa, kan?” ucap Ji Wook.
Hyun Soo pikir tak masalah dan mereka pun kembali minum.
“Oh iya, apa
kau punya pacar?” tanya Ji Wook. Hyun Soo menjawab tidak punya pacar dan
berpikir kalau ingin mengenalkan wanita untuknya. Ji Wook mengelengkan kepela.
“Wanita
yang kukenal... hanya dia, Pengacara Eun Bong Hee jadi aku tidak bisa
mengenalkan yang lainnya. Normalnya, saat orang ingin menjadi dekat.., mereka
bertanya pertanyaan pribadi, jadi aku hanya...” cerita Ji Wook dan di sela
oleh pertanyaan Hyun Soo.
Hyun Soo
bertanya apakah Ji Wook punya pacar. Ji Wook merasa kalau itu pertanyaan
balasan, Hyun Soo pun mengikuti kalimat Ji Woo “Karena kau mengatakan hal itu
saat orang ingin menjadi dekat. Tiba-tiba Tuan Byun terbangun dari mabuknya.
“Kalian
berdua bermain "permainan kejujuran".” Kata Tuan Byun. Bong Hee ikut
terbangun ingin ikut main juga, karena sangat suka permainan kejujuran.
“Bukankah
kita memainkannya tadi? Aku juga suka permainan kejujuran. Aku cinta Noh Ji
Wook.” Kata Eun Hyuk yang masih mabuk.
“Aku
sungguh minta maaf. Mereka semua gila. Kau akan merasa lebih baik jika menganggap
mereka orang gila.” Ucap Ji Wook merasa tak enak melihat para pengacara yang
mabuk.
“Aku sungguh
suka atmosfer seperti ini. Ini asyik” kata Hyun Soo. Ji Wook merasa kalau asyik
juga membuat marah. Lalu mereka pun terus melanjutkan minum.
[Episode 15- Kebenaran yang Tidak Benar]
Bong Hee
tertidur pulas dan terbangun meminta minum, seseorang masuk kamar membawakan
segelas air. Bong Hee akhirnya tertidur kembali dengan wajah tak karuan, lalu
kembali meminta air minum. Seseorang masuk membawakan segelas air, Bong Hee
duduk dengan mata minus seperti melihat bayangan Ji Wook yang membawanya.
“Ini
mimpi ‘kan?” gumam Bong Hee merasa tak percaya Ji Wook yang membawakan minuman
Lalu kaget ternyata Tuan Bang
“Kudengar
ini bagus untuk mabuk.” Kata Tuan Bang lalu keluar dengan wajah lesu.
“Tuan
Bang... Kau tahu aku suka kau, kan? Kau harus tahu aku suka kau!” teriak Bong
Hee merasa tak enak hati pada tuan Bang.
Bong Hee
panik memikirkan lalu menyakinkan pada dirinya kalau akan menyingkirkan
perasaanya itu. Lalu mencoba agar bisa sadar.
Tuan Bang
menceritakan kalau hanya mengambilkan
air dan obat karena diminta oleh Ji Wook tapi heran melihat Bong Hee yang terkejut, kecewa, dan hampir menangis begitu.
Ji Wook seperti tak percaya dan menegaskan
akan mengomeli Bong Hee untuknya.
“Akan
lebih beruntung jika bukan kau nanti yang diomeli. Siapa maksudmu yang mau kau
omeli? Dan Juga, kau sudah salah paham. Aku sedang komplain soal Pengacara
Eun.., tapi komplain soal kau, yang sedang duduk di hadapanku.” Ucap Tuan Bang.
Ji Wook binggung.
“Maksudku,
Pengacara Noh, Pegacara Eun, apa yang kalian berdua lakukan?” keluh Tuan Bang,
lalu mengingat kalau Ji Wook meminta sesuatu untuk dilakukan.
“Oh, soal
Jung Hyun Soo...Bisa kau periksa latar belakangnya?” ucap Ji Wook
Tuan Bang
binggung apakah itu Hyun Soo sebagai klien mereka. Ji Wook membenarkan dan meminta agar
melakukan Diam-diam. Tuan Bang binggung kenapa harus diam-diam. Ji Wook pikir hanya untuk memastikan dan itu
memang penyakitnya. Tuan Bang pikir Ji Wook
sudah menyembuhkan penyakit pikiran sebagai jaksa.
“Jika aku
bisa menyembuhkannya, tidak akan sakit lagi, kan?” kata Ji Wook, Tuan Bang
mengejek Ji Wook yang bicara lancar sekali.
“Anggap
saja itu pertanyaan sederhana.” Ucap Ji Wook. Tuan Bang mengangguk mengerti
lalu berjalan pergi. Ji Wook kembali memanggilnya.
“Aku
sangat berterima kasih.” Ucap Ji Wook. Tuan Bang bertanya mengenai apa. Ji Wook
pikir Semuanya saja.
“Kau
menyerah menjadi PNS dan masuk ke firma seperti ini. Akan kupastikan kau
dibayar cukup.” Ucap Ji Wook
“Menjalankan
firma hukum sendiri pasti membuatmu tertantang.” Komentar Tuan Bang. Ji Wook
yakin Tuan Bang tahu kalau Ketua Byun
itu kaya,
“Aku
sangat senang. Kau tidak tahu rasanya mengikutimu dan bekerja di tempat bagus
dengan orang baik.” Kata Tuan Bang tersenyum sumringah.
Flash Back
Eun Hyuk
bertanya Hal yang paling sesali yang telah dilakukan. Tuan Bang mengaku
yaitu Mengundurkan diri, lalu datang ke
firma hukum Ji Wook dan bertemu mereka semua.
Tuan Bang
mengingat kejadian kemari seperti bersyukur karena Ji Wook tak ada ditempat, Ji
Wook menatap Tuan Bang menyuruhnya agar segera pergi. Tuan Bang pikir Ji
Wook sedang tidak terburu-buru soal Jung
Hyun Soo, Karena punya banyak pekerjaan sebagai satu-satunya kepala di kantor.
Ji Wook pun menyerahkan semua tugasnya pada Tuan Bang.
“Aku akan
mencari tahu secepatnya.” Ucap Tuan Bang saat berbalik dikagetkan dengan Bong
Hee sudah ada didepanya.
“Ada apa
dengan Jung Hyun Soo? Apa yang harus kau cari tahu?” tanya Bong Hee penasaran.
Tuan Bang tak ingin menjawab menyuruh Bong Hee
Lebih baik tanya Pengacara Noh saja.
“Ada apa dengan Jung Hyun Soo?” tanya Bong
Hee. Ji Wook terlihat gugup menjawabnya lalu mengingat kembali kejadian
semalam.
Flash Back
Ji Wook
memapah Bong Hee sampai kerumah. Bong Hee yang mambuk mulai berbicara pada Ji
Wook kalau sungguh gembira dan berterima
kasih. Ia merasa Saat melihat Jung Hyun Soo rasanya seperti melihat diri
sendiri.
“Aku ditangkap
sebagi pembunuh dulu...lalu dibebaskan, kau tahu itu ‘kan. Rasanya aku melihat
diriku sendiri pada saat itu. Terima kasih atas pengalaman itu, aku bisa
mendapatkan kebebasannya. Kurasa ini sangat keren. Aku juga merasa benar-benar
dihargai. Aku sangat senang.” Ucap Bong Hee.
Bong Hee
yang melihat Ji Wook melamun kembali bertanya
Apa yang harus dicari tahu. Ji Wook menjawab kalau Bong Hee tidak perlu
tahu sekarang. Bong Hee tak mengerti kenapa ia tidak perlu tahu sekarang. Ji
Wook pikir kalau mengatakan pada Bong Hee maka akan jadi sesuatu yang harus diketahui.
“Jung
Hyun Soo klien-ku juga, jadi kenapa hanya aku yang tidak tahu?” ucap Bong Hee
kesal
“Karena
aku bilang kepadamu supaya jangan tahu dan karena aku tidak mau bilang, jadi suka-suka
aku. Puas?!” ucap Ji Wook. Bong Hee menjawab tidak Ji Wook pun tak peduli
dengan sikap acuh.
“Bagaimana...dengan
mabukmu? Apa Kau baik-baik saja sekarang?” tanya Ji Wook. Bong Hee pun membalas
kalau tak akan memberitahukanya.
“Bagaimana
bisa kau tidak menghormati mentormu?” sindir Ji Wook
“Murid mentor
itu menyerupai mentornya. Aku seperti ini karena aku belajar darimu.” Ucap Bong
Hee
“Itu
tidak benar. Kau memang selalu seperti ini.” Balas Ji Wook
Bong Hee
menyangkalnya, Ji Wook menegaskan memang seperti itu. Bong Hee pun sedikit
mengumpat. Ji Wook yang mendengarnya makin kesal, Bong Hee pun tersenyum, Ji
Wook ikut tersenyum karena mereka seperti dulu yang selalu saling adu mulut.
Tiba-tiba suasana berubah jadi canggung, dan Bong Hee pun buru-buru keluar dari
ruangan.
Tuan Bang
membacakan Semua pernyataan ini dari
klien Pengacara Ji. “Kalian berdua di sini harus melindungi secara gratis atau
jadi pelindung publik. Untuk beberapa saat ke depan, aku akan memakai koneksi
yang kubangun...”. Tuan Byun yang meminum obat anti mabuk memanggil keduanya.
“Apa
Perutmu baik-baik saja? Yang terakhir kita makan, sosis atau apalah itu... Itu
membunuhku.” Ucap Tuan Byun merasa ingin muntah. Bong Hee pun jadi ikut
merasakan mual.
“Kita
harus berhenti minum.” Kata Tuan Byun. Bong Hee dan Tuan Byun menyetujuinya.
“Jika aku
minum lagi.., kau bisa panggil aku puteranya.” Ucap Tuan Byun menunjuk pada
Bong Hee.
“Kau akan
segera punya putera, Pengacara Eun.” Ejek Tuan Bang, Bong Hee berbisik
kalau tidak mau anak seperti Tuan Byun
“Kenapa? Apa
salahnya aku? Aku ganteng dan kaya, sedangkan kau bodoh.” Kata Tuan Byun yang
bisa mendengarnya.
Bong Hee
kembali berbisik kalau hanya ingin uangnya. Tuan Bang pun mengajak agar mereka
bisa membagi dua. Ji Wook yang mendengar
ketiganya kembali mengaku agar mereka bisa mengadakan rapat yang layak
setidaknya sekali saja dan Hanya itu
keinginannya saat itu.
Eun Hyuk
kembali ke kantor dengan membawa sekotak kue, melihat suasana ruangan bertanya
apakah mereka membuat marah Ji Wook
lagi. Tuan Bang mengalihkan dengan bertanya apakah sidangnya lancar. Eun Hyuk
pun dengan bangga sebagai pengacara yang handal tentu lancar.
“Oh Ya...
Kosongkan jadwal kalian malam ini. Aku akan traktir kalian semua. Aku mendapat
sebotol anggur sebagai hadiah dan juga sampanye. Aku akan menyediakan semua
yang kalian inginkan. Semuanya bisa, kan?” ucap Eun Hyuk.
Semua
hanya bisa saling melirik tanpa bicara. Tuan Byun tak banyak bicara memilih
untuk segera pergi ke kamar mandi saja.
Ji Wook pun menyudahi rapat yang tak pernah serius dilakukan. Semuanya
pun ikut keluar dengan Eun Hyuk yang terlihat binggung.
Nyonya
Yang datang ke ruang interogasi. Yoo Jung menyapa Nyonya Jang dan pengacaranya
menanyakan keadaanya dan harus tahu alasanya datang ke ruang interogasi
kejaksaan. Nyonya Yang mengaku sudah tahu.
“Karena
dugaan penghancuran bukti dan sumpah palsu.” Ucap Nyonya Yang
“Aku
tidak yakin apakah kau sadar kalau itu tindak kriminal yang cukup serius. Kalau
begitu, haruskah kita mulai?” kata Yoo Jung dengan wajah serius.
Ji Wook
dan Bong Hee berjalan dilorong dan melihat Nyonya Yang bersama Yoo Jung keluar
dari ruang interogasi. Ji Wook akhirnya berjalan mendekati Nyonya Yang dengan
tatapan curiga.
“Aku tak
bisa membantu tapi rasanya, ada sesuatu yang aneh. Kenapa Anda
menyembunyikan...bingkai lukisannya? Pasti Ada sesuatu di situ, kan?” ucap Ji
Wook terus menatap Nyonya Yang. Nyonya Yang hanya diam saja.
“Kurasa pasti
ada... Anda bisa beritahu aku sebanyak itu, kan?” kata Ji Wook. Nyonya Yang tak
peduli dan langsung pergi meninggalkanya, begitu juga Yoo Jung.
Flash Back
Nyonya
Yang menjerit histeris melihat adiknya yang sudah tergeletak dilantai dan
langsung berusaha membersikan tulisan yang ada di foto adiknya dengan ayat
dalam alkitab"Namun jika seorang pria bertemu seorang wanita...berjanji
untuk menikah dan memperkosanya..,hanya pria yang melakukannya yang harus
mati."
Hyun Soo
berjalan di taman dengan earphone di telinganya, lalu melihat sosok wanita yang
berjalan dengan mengunakan earphone wajahnya terlihat bahagia, tapi itu
ternyata hanya bayangan saja.
Flash back
Bong Hee
yang mabuk merasa Semakin memikirkannya maka semakin tidak tahu alasanya,
Kenapa pelaku melakukan hal buruk seperti itu kepada Hee Jun dan dirinya. Hyun
Soo menatap Bong Hee yang mabuk disampingnya.
“Itu
karena...kau menyaksikan yang seharusnya tidak kau saksikan. Dan sayangnya, kau
ada di sana. Tapi, kau tidak bisa mengenaliku saat kau berjumpa denganku.” Gumam Hyun Soo
Hyun Soo
sedang membawa plastik hitam diatap gedung melihat Bong Hee yang membuka
jendela seperti melihatnya, setelah itu ia berusaha masuk ke rumah Bong Hee
tapi malah menusuk Hee Jung. Bong Hee yang baru pulang membeli bir tanpa sadar
berpapasan dengan Hyun Soo yang mengemudikan sepeda.
“Aku
akan terus mengawasimu. Jika kau takkan pernah tahu siapa aku.., maka aku akan
selalu diingat sebagi orang baik bagimu.”
Hyun Soo
juga sengaja menaruh sepatu diatas meja dan bisa menghilangkan jejak saat Bong
Hee mengejarnya. Hyun Soo juga mengikuti Bong Hee kemanapun, dan sekarang ia menatap Bong Hee yang sedang tertidur mabuk dengan Ji
Wook yang mengajak minum bersama.
Hyun Soo
menelp Bong Hee memberitahu sedang berjalan-jalan di taman sendiri. Lalu Saat
sedang bebasnya berjalan-jalan di taman tiba-tiba merasa bersalah, dan juga
bersyukur pada Bong Hee maka dari itu ingin menelpnya. Bong Hee yang berada di
kantor kejaksaan merasa Hyun Sook Tidak
perlu berpikir begitu.
“Terima
kasih, akhirnya aku merasa menjadi pengacara yang sebenarnya.” Ucap Bong Hee
lalu dikagetkan dengan Ji Wook yang sudah menguping pembicaraanya.
“Apa ini
Jung Hyun Soo?” bisik Ji Wook. Bong Hee mengangguk dan kembali berbicara kalau
mereka harus bertemu lain kali. Ji Wook terus menguping berdiri disamping Bong
Hee.
Di depan
lorong, Yoo Jung melihat keduanya merasakan sesuatu yang menusuk dihatinya.
Bong Hee terus saja berusaha bicara ditelp dengan Ji Wook terus mengikutinya.
Ji Hae melihat seniornya yang berkaca-kaca menatap Ji Wook dan Bong Hee.
“Sunbae,
kenapa kau menangis di lorong? Ah.. maksudku Kenapa kau meneteskan air mata di
lorong?” ucap Ji Hae
“Suatu
hari, aku akan mengajarkanmu cara mengatakan hal dengan baik, Ji Hye.” Kata Yoo
Jung sinis lalu bergegas masuk.
“Dasar...
Dia terlihat keren saat aku tidak terlalu mengenalnya. Sekarang setelah aku
kenal, dia cukup mengecewakan. Aku mulai kehilangan rasa hormat kepadanya.”
Komentar Ji Hae kesal
Bong Hee
akhirnya menutup telp dan langsung mengomel dengan tingkah Ji Wook yang terus
menguping. Ji Wook mengaku hanya penasaran dan alasan Hyun Soo menelepon. Bong
Hee mengatakan kalau Hyun Soo hanya telepon untuk berterima kasih dan ingin
bertemu karena dia sangat berterima kasih.
“Aku juga
punya hak untuk mendengar dan menuai rasa terima kasihnya. Aku sungguh
melakukan yang terbaik saat sidang. Jadi, ayo bertemu dia bersama.” Ucap Ji
Wook
“Aku akan
bilang Jung Hyun Soo untuk secara pribadi meneleponmu. Aku akan bilang kepadanya
untuk berterima kasih kepadamu.” Kata Bong Hee.
“Jadi,
kau akan bertemu dengannya sendirian?” kata Ji Wook. Bong Hee heran Memang
tidak boleh bertemu. Ji Wook mengatakan tak boleh. Bong Hee ingin tahu
alasanya.
“Kita harus
melindunginya bersama.” Ucap Ji Wook. Saat itu Ji Hae melihat keduanya seperti
menyimpan dendam yang mendalam, dengan sengaja mendorong Bong Hee dan jatuh
dipelukan Ji Wook.
“Aigoo,
maafkan aku.” Kata Ji Hae dengan wajah tanpa rasa bersalah dan mengejek lalu
pergi.
Bong Hee
sempat kesal lalu keduanya terlihat gugup karena harus kembali berdekatan dan
Bong Hee buru-buru menjauh dari pelukan Ji Wook. Ji Wook pun kembali membahas
kalau mereka harusmenemuinya bersama. Bong Hee tak mengubrisnya dan langsung
bergegas pergi.
Keduanya berada
di depan lift, saat pintu terbuka Jaksa Jang sudah ada didalam. Bong Hee
seperti merasakan kembali kenangan buruk saat dicekik oleh Jaksa Jang dan Ji
Wook melihat Bong Hee memegang lehernya ketika bertemu dengan Jaksa Jang.
Keduanya hanya diam saja.
“Kenapa
kau takut naik lift?” ucap Jaksa Jang, Akhirnya Ji Wook masuk lift lebih dulu
kemudian Bong Hee mengikutinya. Suasana tegang terasa dalam lift, ketiga pintu
terbuka Bong Hee menarik tangan Ji Wook untuk keluar, tapi Ji Wook melepaskan
dan sengaja menutup pintu lift.
“Jangan....sentuh
dia...” ucap Ji Wook dengan nada memperingati. Jaksa Jang kaget Ji Wook
tiba-tiba mengatakan itu.
“Aku
paham dan yakin Anda perlu seseorang untuk dibenci. Anda mungkin perlu
seseorang untuk disalahkan. Tapi Anda tidak seharusnya melewati batas. Jika
Anda mencoba untuk melukainya lagi... Aku bukan orang rendahan seperti Anda..,.jadi
aku akan memakai hukum untuk menghukum Anda. Tapi terkadang.., .aku cenderung
jadi sedikit berani.” Ucap Ji Wook dengan nada penuh ancaman.
Jaksa
Jang merasa Ji Wook kembali mengancamnya lagi. Ji Wook membenarkan kalau
sedanbg mengancamnya jadi meminta Jaksa Jang agar mendengarkan baik-baik, Jika
melukai Bong Hee lagi mak akan melakukan hal yang sama terhadapnya. Dan ia
memintaa agar jangan sentuh Bong Hee. Pintu lift pun terbuka, Ji Wook keluar
dari lift.
“Omong-omong..,
Anda harus memakai lift untuk eksekutif di masa depan. Kau itu hanya akan
membuat pegawai di sini tidak nyaman.” Ucap Ji Wook. Jaksa Jang tak banyak
komentar hanya menatap dingin saat pintu lift ditutup.
Ji Wook
keluar dari kantor kejaksaan dan melihat Bong Hee masih menunggu didepan, lalu
mendekatinya berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi. Bong Hee langsung
memperingatkan Ji Wook agar Jangan ikut campur dengan urusannya lagi.
“Bagaimana
bisa itu hanya urusanmu? Itu urusanku juga.” Kata Ji Wook
“Itu
urusanku.., tapi jadi urusanmu juga karena kau memutuskan untuk terlibat. Jadi
jangan lakukan itu lagi.” Tegas Bong Hee. Ji Wook merasa Bong Hee itu salah
paham.
“Tidak,
aku tidak salah paham.” Kata Bong Hee.
“Tidak
seperti itu, Bahkan jika kita tidak saling mengenal..., maka aku akan terus
ikut campur dan menyelesaikan masalah ini.” Tegas Ji Wook
“Kau sudah
merugi dengan melakukan itu. Kau kehilangan pekerjaan sebagai jaksa dan keluar
dari firma hukum. Apa lagi yang ingin kau lewati? Apa Kau menikmati
penderitaan?” kata Bong Hee tak ingin membuat Ji Wook menderita lagi.
Ji Wook
pikir benar juga, Tapi menurutnya terlepas
dari apa yang terjadi, kalau ini adalah pilihan yang dibuat sendiri dan Tak ada
yang merupakan kesalahan Bong Hee. Bong Hee pikir Ji Wook mungkin benar, kalau Ini mungkin saja hubungan
bernasib buruk. Ji Wook berusaha menjelaskan tapi Bong Hee lebih dulu menyela.
“Ini
adalah peringatan. Aku sangat marah. Seperti menghormati dan mendengarkan apa
yang kau katakan kepadaku.., jadi aku meminta kau menghormati dan menuruti keinginanku
juga.” Tegas Bong Hee lalu berjalan pergi. Ji Wook pun tak bisa berkata-kata
hanya diam saja.
Bong Hee
berlari lalu menangis di bawah pohon karena
tak bisa berhenti punya perasaan kepada Ji Wook bahkan menurutnya terlalu
sulit bahkan tidak benar-benar cocok untuk melakukan hal ini. Ji Wook berjalan
dan melihat Bong Hee yang menangis sendirian dan membiarkanya.
Eun Hyuk
menaruh sebuah kue diatas meja merasa sangat lama mereka tidak pulang tepat waktu dan mengingatkan
kalau akan menraktir makan malam semuanya. Tuan Bang menolaknya dengan alasan
Semuanya masih mabuk, dan itu buang-buang uang saja. Eun Hyuk binggung.
“Semuanya
merasa kurang baik.” Kata Tuan Bang melirik pada Ji Wook dan juga Bong Hee. Eun
Hyuk pun mengerti melihat keduanya seperti ada perang dingin.
“Aigoo...kalian
makan seluruh roti tanpa bertanya padaku dulu.” Ucap mengeluarkan kotak kue
hanya tinggal sedikit, wajahnya pun mencoba untuk terlihat bahagia.
Eun Hyuk
pergi ke tepi danau sendirian, mengelar alas dan juga tenda, lalu mengeluarkan
kue dan juga sisa cake, memberikan lilin dan menyalakanya, setelah itu
mengucapkan “Selamat ulang tahun.., Eun Hyuk.” Dan makan cake sendiri.
Seseorang datang mendekat, Eun Hyuk mengangkat kepalanya kaget melihat Yoo Jung
yang datang.
“Selamat
ulang tahun... Kita bertiga dulu sering datang ke sini. Jadi, aku kebetulan
berhenti di sini. Saat aku lewat, maka aku kebetulan melihatmu.” Ucap Yoo Jung
lalu pamit pergi. Eun Hyuk pun hanya diam saja tanpa mencegahnya, tapi akhirnya
Yoo Jung kembali datang.
“Lupakan
itu. Jadi Apa aku boleh duduk di sini? Kakiku sakit.” Kata Yoo Jung. Eun Hyuk
langsung menolaknya. Tapi Yoo Jung tetap duduk disamping Eun Hyuk, Eun Hyuk
kembali melarang Yoo Jung untuk duduk.
Ji Wook
duduk di meja kerja gelisah ingin mengirimkan pesan selamat ulang tahun untuk
Eun Hyuk tapi kembali hapus karena sudah lama jadi musuhnya dan akhirnya mondar
mandi dalam ruangan. Ia akhirnya berjalan dengan meantap ponselnya, tak sengaja
bertabrakan dengan Bong Hee yang sedang mengambil berkas.
Keduanya terlihat
gugup karena sebelumnya bertengkar, Ji Wook panik melihat ponselnya yang sudah
terkirim “Sel” lalu mengumpat kesal. Bong Hee kaget mendengarnya, Ji Wook
berusaha menjelaskan kalau umpatan itu bukan untuknya. Bong Hee pikir tidak
peduli meski itu ditujukan untuknya. Ji Wook kembali kebinggungan dengan
nasibnya.
Eun Hyuk
melihat pesan yang masuk dan tersenyum melihat pesan Ji Wook walaupun hanya
tulisan “Sel” tapi seperti tahu kalau temanya itu ingin mengucapkan selamat
ulang tahun padanya. Yoo Jung mulai berbicara kalau ada yang dikatakan pada Ji
Wook
“Aku bilang
kepadanya kalau aku pergi karena cintanya tidak cukup.” Ucap Yoo Jung. Eun Hyuk
kaget mendengarnya.
“Aku
tahu... Aku menyesali apa yang kukatakan” kata Yoo Jung. Eun Hyuk pikir Tak ada gunanya menyesali itu.
“Kau pernah
mengatakannya, “Kau tidak boleh menarik perkataanmu.” Ucap Eun Hyuk. Yoo Jung
pikir Eun Hyuk benar kalau semua adalah kesalahanya.
“Tapi
kuharap kalian tidak akan terlalu membenciku. Apa Kau segitunya membenciku?” kata
Yoo Jung. Eun Hyuk mengaku membenci Yoo Jung,
Flash Back
Tuan Bang
bertanya siapa yang paling dibenci di dunia ini, Apa ada diantara mereka. Eun
Hyuk mengatakan kalau sungguh benci seseorang, tapi meskipun membencinya Orang
itu tidak bisa membuat dirinya tak menyukainya ataupun membenci.
“Aku
tidak menyukaimu.”ungkap Eun Hyuk pada Yoo Jung. Yoo Jung pun mengumpat marah dengan
memberikan sebuah kotak hadiah dan mengucapkan Selamat ulang tahun lalu pergi.
Eun Hyuk hanya bisa terdiam melihat hadiah yang diberikan Yoo Jung padanya.
Chan Soo
seperti menunggu Hyun Soo disuatu tempat. Hyun Soo datang dengan nada
sombongnya bertanya apa yang dilakukan dan apakah sesuatu terjadi. Chan Soo
hanya tertunduk diam seperti sangat ketakutan. Hyun Soo mulai memarahi Chan
Soo.
“Kau
hampir saja buat kesalahan. Kenapa ada jejak kakiku... dan bahkan ada kancing
baju yang tidak kutinggalkan?” ucap Hyun Soo. Chan Soo mengaku tak tahu.
“Kurasa
aku pasti bingung dan membuat kesalahan.” Kata Chan Soo ketakutan.
“Kau
bilang Kesalahan?!! Aku paham. Tiap orang bisa membuat kesalahan. Itu... Sekali
saja... Mereka hanya bisa membuat satu kesalahan...Tapi... Apa itu?” kata Hyun
Soo benar-benar marah dengan menekan bagian leher Chan Soo. Chan Soo mengaku
kalau itu bukan masalah yang besar. Tapi Hyun Soo seperti sangat marah.
Bersambung
ke episode 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar