Ji Wook
berbicara pada Tuan Bang kalau sudah pergi tempat tinggal Ko Chan Ho, tapi Tak menemukan
ada apapun. Tuan Bang sedikit kaget Ji Wook tak menemukan apapaun. Ji Wook
teringat sesuatu tapi tak yakin ini akan
berguna jadi membawanya untuk berjaga-jaga.
“Ini
takkan mudah, tapi aku akan mencari tahu.” Ucap Tuan Bang melihat foto Chan Ho.
Ji Wook pun sangat menghargainya.
“Seperti
yang kukatakan, ini takkan mudah. Aku merasa tubuhku terikat karena tidak punya
kekuatan dari pemerintah.” Kata Tuan Bang. Ji Wook juga merasakan hal yang sama
dengan mata menatap Bong Hee yang membawa segelas kopi
“Apa Kau
tidak mau memberitahu Pengacara Eun tentang Jung Hyun Soo?” tanya Tuan Bang.
“Aku akan
memberitahunya.., tapi aku memutuskan untuk menunggu, karena belum ada yang
terkonfirmasi.” Kata Ji Wook.
Tuan Jang
memberikan berkas pada Ji Nae dan Yoo Jung yaitu file dari kasus Jang Hee Jun.
Yoo Jung melihat dibagian depan “Dugaan waktu kematiannya pada tengah malam, 11
Mei 2015.” Tuan Jang mengaku akan senang
kalau keduanya bisa menginvestigasi ulang kasus ini. Yoo Jung kaget
mendengarnya.
“Aku
sudah mencoba dengan sangat keras untuk menyesuaikan diri dengan keputusan
sidang. Aku pergi ke TKP berkali-kali untuk mencari kemungkinan lain.” Cerita
Tuan Jang.
Flash Back
Tuan Jang
pergi ke tempat Bong Hee dengan menatap sebuah CCTV yang tertempel, lalu masuk
ke dalam rumah untuk memastikan saat anaknya mati dalam kamar.
“Aku
bertanya-tanya apakah ada orang yang menaruh dendam terhadapku sehingga
membunuh anakku sebagai balas dendam.”
Tuan Jang
pikir bukan seperti itu dugaanya dan Semakin memikirkannya maka semakin yakin
kalau Bong Hee adalah pelakuknya tapi Tak ada bukti yang membuktikan bahwa Bong
Hee pelakunya. Yoo Jung mengatakan kalau sudah membaca file kasusnya.
“Ada dua
senjata. Yang satu...” ucap Yoo Jung langsung disela oleh Tuan Jang
“Itu
benar... Aku yang memalsukan bukti.. Aku memakai trik untuk menangkap Eun Bong
Hee.” Akui Tuan Jang. Yoo Jung pun menanyakan tentang bukiti yang satunya.
“Aku tak
yakin akan bagaimana kedengarannya ini..., tapi kurasa, aku tahu apa yang Anda
pikirkan. Jaksa Noh Ji Wook... Dia adalah jaksa yang menangani kasus itu.” Ucap
Yoo Jung
“Anda
mungkin berpikir kalau dia meletakannya di TKP... seperti yang Anda lakukan”
kata Yoo Jung
“Untuk
menyelamatkan Eun Bong Hee.. dia pasti meletakkan bukti di TKP... seperti yang
aku lakukan. Itulah kesimpulanku.” Kata Tuan Jang yang bisa membayangkan Ji
Wook sengaja membuang pisau di padang ilalang.
“Ji Wook
takkan melakukan hal seperti itu.” Ucap Yoo Jung yakin.
“Jika itu
yang kau pikirkan.., pergilah dan tunjukkan padaku. Maksudku, kalian harus
mencoba menemukan sesuatu, entah apapun itu.” Ucap Tuan Jang, Keduanya pun
hanya diam.
Bong Hee
masuk ruangan, memanggil Ketua Byun. Ketua Byun yang sedang kesal menyuruh Bong
Hee mengatakan saja. Bong Hee pikir bisa
membantunya dalam sidang. Ketua Byun kaget mengetahui Bong Hee yang mau melakukan
dengan memanggilnya Nona Kurang Bukti.
“Aku
takkan mau membantu jika kau terus memanggilku seperti itu.” Kata Bong Hee
“Baiklah,
Eun Bong Hee.” Kata Tuan Byun. Bong Hee ingin di panggil Pengacara Eun.
“Baiklah,
Pengacara Eun. Bantu aku... Aku merasa ini sangat tidak adil. Asuransiku takkan
menutupi ini jika ini adalah DUI (mengendara saat mabuk )” jelas Tuan Byun, Eun
Hyuk memanggil agar mereka bisa berkumpul. Semuanya, tolong datang.
Ji Wook
dkk bermain ular tangga dengan yang kalah
akan mencuci piring, membeli kopi, dan membuang sampah. Bong Hee mulai memaikan
garis yang diinginkan, Semua terlihat penasaran siapa yang akan mencuci
piring. Bong Hee menghela nafas karena
kalah dan harus mencuci piring.
Ji Wook
seperti ingin mengantikanya, Bong HEe tersenyum lalu menatap Tuan Byun agar mau
membantunya, Tuan Byun akhirnya menyetujui dengan jadi relawan untuk Bong Hee
walaupun sempat mengumpat kesal. Ji Wook dkk binggun Tuan Byun yang bosan ingin
mencuci piring.
Ji Wook
duduk di meja kerjanya, menatap Bong Hee yang duduk didepanya sedang berkerja,
Saat itu Tuan Byun datang membawakan minuman untuknya. Setelah itu Tuan Bang
datang bertanya apakah Bong Hee sudah selesai dengan membawanya ke dapur. Bong
Hee pun mengucapkan terimakasih.
“Pengacara
Eun, kau sudah selesai?” tanya Eun Hyuk berjalan mendekati meja Bong Hee. Ji
Wook makin cemburu melihatnya.
“Aku
sedang mengerjakan filenya.” Kata Bong Hee. Eun Hyuk lalu meminta agar Bong Hee
membuka tanganya, dan menaruh coklat sebagai hadiah. Bong Hee tersenyum bahagia
dan langsung memakanya.
Ji Wook
akhirnya memberanikan diri mendekati Bong Hee dengan melihat rekan kerjanya itu
sedang menjalankan formula Widmark. Bong
Hee terlihat gugup, Ji Wook yang sangat dekat denganya. Ji Wook menjelaskan tentang Formula untuk menghitung kadar Alkohol seseorang saat
DUI. Bong Hee terlihat benar-benar tak bisa menutupi rasa gugupnya.
Bong Hee
makan pizza sambil melamun, ibunya menyuruh Bong Hee minum agar tak tersedak.
Bong Hee meraa kalau sekarang sedang di hari-hari emasnya. Ibunya tak mengerti
maksudnya.
“Kau tahu
bagaimana orang yang punya hari-hari emas itu seperti mereka sedang dalam
keutamaan.” Jelas Bong Hee. Nyonya Park pun bertanya kenapa Bong Hee berpikir begitu
“Apa ada
percikan antara kau dan CEO-mu? Apa bisnismu lancar?” pikir ibunya.
“Bukan
begitu. Hanya saja... Aku sangat bahagia karena rekan kerjaku memujiku. Aku
bahagia karena terkadang ini menakutkanku. Aku takut kalau seseorang akan mengambilnya
dariku.” Ungkap Bong Hee.
Nyonya
Hong yang mendengarnya langsung mengejek Bong Hee yang Menyedihkan. Nyonya Park menasehati anaknya
Saat Bong Hee punya sesuatu, jangan biarkan orang lain mengambilnya darinya,
karena Bong Hee tak pernah punya banyak
hal yang tumbuh besar. Nyonya Hong yang mendengarnya makin mengejek Bong Hee.
“Ibu,
omong-omong, kenapa aku mendapat perasaan... bosmu selalu menguping pembicaraan
kita? Apa hanya aku saja?” ucap Bong Hee sengaja membuat suaranya nyaring.
“Biarkan
saja. Dia melakukan itu karena sedang bosan.” Kata Nyonya Park. Nyonya Hong
berteriak kesal pada Nyonya Park.
Tuan Bang
mencari beberapa rekaman CCTV dan juga mobil-mobil yang terparkir untuk
mendapatkan black box. Saat itu juga Hyun Joo yang baru keluar dari rumah kaget
melihat Tuan Bang yang datang dan langsung berbalik arah.
Ia pergi
ke cafe tempat mendapatkan alibi, pemilik cafe memberitahu kalau Para pengacara
melakukan beberapa kunjungan dan bertemu pasangan yang ada di foto, lalu
bertanya apakah alibinya diterima. Hyun Joo mengaku sudah diterima dan pamit
pergi.
Hyun Joo
terlihat gelisah berjalan memikirkan Apa
yang terjadi lalu mengingat saat terakhir bertemu di depan cafe, Ji Wook
menatapnya berbeda. Lalu ia bertanya-tanya apakah ia dijadikan pelaku.
Ji Wook
bermimpi saat Hyun Joo yang menusuknya dengan pisau. Bong Hee melihat Ji Wook yang
mengigau mendekatinya agar bisa membangunkanya, Ji Wook terbangun dan langsung
memeluk Bong Hee seperti sangat ketakutan.
“Pengacara
Noh, kau baik-baik saja? Aku bisa mendengarmu dari lantai satu.” Ucap Bong Hee.
Ji Wook memastikan kalau Bong Hee baik dan juga aman.
“Apa aku
mati di mimpi burukmu atau semacamnya?” tanya Bong Hee. Ji Wook mengaku tak
mengerti.
“Seseorang...tersakiti.
Aku...” ucap Ji Wook lalu tersadar sudah memeluk Bong Hee dan langsung meminta
maaf.
Bong Hee
berpikir akan pergi dan menyuruh Ji Wook tidur kembali saja. Ji Wook mengangguk
tapi wajahnya terlihat gelisah, akhirnya
Bong Hee kembali mengatakan kalau akan tetap bersamanya selama lima menit. Ji
Wook seperti lega mendengarnya.
“Jangan
salah paham. Ini hanyalah cinta untuk kemanusiaan.” Kata Bong Hee dengan
memegang kepala Ji Wook seperti yang dilakukanya sebelumnya. Ji Wook terdiam
tapi akhirnya membaringkan tubuhnya dengan menatap Bong Hee, lalu tertidur.
“Aku
takkan jatuh cinta kepadamu bagaimanapun kau lucunya saat tidur.” Gumam Bong
Hee.
Ruang sidang,
Bong Hee menjadi pengacara Tuan Byun dengan menjelaskan bahwan Terdakwa selesai
minum pada pukul 9 malam, lalu Waktu kecelakaan terjadi adalah 9.35 malam.
Petugas polisi yang sampai di TKP... mencoba memastikan bahwa Tuan Byun mabuk pada pukul 9.45 malam.
“Tes
mabuk dilakukan pada waktu dimana kadar alkohol dalam darah sedang
naik-naiknya. Oleh karenanya, tidak dapat disimpulkan kalau kadar alkohol dalam
darahnya pada saat mengemudi di atas 0,05%.” Jelas Bong Hee.
Ji Wook
datang ingin melihat Bong Hee, saat itu Eun Hyuk tiba-tiba datang duduk
disampingnya. Ji Wook kesal melihat temanya dan langsung bergeser, Eun Hyuk
tersenyum tetap ingin mendekatinya.
“Apa Kau
ke sini mau melihat Bong Hee?” ejek Eun Hyuk. Ji Wook mengaku kalau mau melihat
Ketua Byun, karena sudah dianggap seperti ayah bagiku.
“Aku ke
sini mau melihat maknae kita, Bong Hee. Mari kita lihat betapa bagusnnya dia.
Ayo kita lihat. “ kata Eun Hyuk.
“Pertama-tama,
dasar dari klaim tersebut bahwa dia selesai minum pada pukul 9 malam terlihat
kurang meyakinkan. Dia tidak memiliki kenalan yang bergabung dengannya.” Kata Hakim
“Ya, Yang
Mulia, jadi saya mengajukan surat pernyataan dari bartender yang selesai minum
pada jam 9 malam dan pemakaian dari kartu kredit terdakwa.”ucap Bong Hee.
“Apa Anda
mempunyai bukti untuk membuktikan kalau itu adalah tindakan yang dapat
dibenarkan?” tanya Hakim
Bong Hee
mengaku kalau karena malfungsi dari kamera black box makan tidak mempunyai
bukti. Namun, mereka bisa mencari saksi
mata dari kejadian tersebut. Hakim mengaku bisa dimengerti. Ji Wook merasa
kalau punya firasat buruk soal ini.
Hakim pun meminta agar Jaksa memberikan hukumannya.
“Tolong
hukum terdakwa dengan denda 3,000 dollar (3jt won).” Kata Jaksa. Tuan Byun agar
kaget, lalu Hakim meminta terdakwa mengatakan kata-kata terakhir yang ingin dikatakan.
“Ya, Yang
Mulia... Saya setuju kalau menyetir saat mabuk adalah hal yang sangat salah. Oleh
karena itu, saya sangat menyesali apa yang telah saya lakukan. Namun, memang
benar bahwa... Aku hanya minum dua gelas bir. Dan... Saya menyetirnya begitu
untuk menyelamatkan hidup orang lain. Tolong pertimbangkan bahwa kesalahan saya
adalah niat baik.” Kata tuan Byun
Hakim pun
memberikan keputusannya, yaitu Terdakwa
akan tetap dikenakan denda 3,000 dollar dan Jika terdakwa menolak membayar
denda maka 100 dollar akan dikonversi menjadi 1 hari dan dengan demikian, dia
akan dipenjara di sebuah rumah sakit selama 30 hari. Tuan Byun yan mendengarnya
berteriak marah dengan putusan hakim.
Bong Hee bergegas keluar dari ruang sidang.
“Hei,
Nona Kurang Bukti! Kau memakaiku seperti budak dan kau kalah!!!” teriak Tuan
Byun menyuruh tak boleh kabur. Bong Hee memilih untuk segera pergi.
Ji Wook
melihat Tuan Byun ternyata sangat marah.
Eun Hyuk merasa Bong Hee membawanya terlalu jauh dan bisa saja menang jika
hakimnya berbeda.
Yoo Jung
seperti setengah mabuk dengan membahas kalau Ji Hye sudah tahu bahwa dirinya
cantik. Ji Hye sedikit menahan kesal tapi dengan seniornya memilih untuk membenarkan
saja dan Itulah yang dipikirkan saat mereka belum dekat. Yoo Jung seperti kaget
mendengarnya tapi Yoo Jung memilih untuk tak membahasnya lagi.
“Tapi kau
pasti tahu, Ji Wook dan Eun Hyuk juga sangat tampan Aku dulu merasa bangga saat
kami bertiga bermain bersama. Orang-orang dulu menatapi kami.” Ucap Yoo Jung
bangga. Ji Hae membenarkan.
“Tapi...
Aku menyakiti mereka berdua dan meninggalkan mereka. Aku pasti sudah gila.” Kata
Yoo Jung merasa sangat menyesal.
“Itulah
yang terjadi saat kau punya semuanya.” Komentar Ji Hae. Yoo Jung merasa tak
bisa berdebat karena memang yang dikatakan Yoo Jung itu benar.
“Sekarang..,
...dia pasti yang punya semuanya.” Kata Ji Hae melihat Bong Hee yang berjalan
diantara Eun Hyuk dan Ji Wook. Yoo Jung yang kesal ingin keluar, Ji Hae
menahanya.
“Kau akan
membuat dirimu memalukan jika kau keluar sekarang dan akan menyesalinya besok.”
Jelas Ji Hae, Yoo Jung tak peduli menyuruh Ji Hae segera melepaskan tanganya.
Yoo Jung
berteriak memanggil dua temanya, Bong Hee melihat Yoo Jung sedikit kaget. Yoo
Jung dengan sinis kalau tak ingin mendengar suara Bong Hee. Ketiganya hanya
diam menatap Yoo Jung, Yoo Jung dengan terbata-bata ingin meluapkan amarahnya
tapi Eun Hyuk mengajak mereka bertiga pergi saja. Bong Hee pun akhirnya
mengikutinya walaupun tak tega meninggalkan Yoo Jung yang mabuk.
“Kau
tidak perlu khawatir.” Ucap Eun Hyuk, Ji Wook membenarkan karena menurutnya Yoo
Jung tidak semabuk itu, karena peminum
yang kuat.
“Dia
mungkin saja bisa minum untuk beberapa jam ke depan.” Kata Eun Hyuk. Ji Wook
setuju.
Bong Hee
terdiam mendengar keduanya seperti sangat mengenal Yoo Jung, termasuk Ji Wook.
Ji Wook panik takut Bong Hee salah sangka dengan menjelaskan kalau maksud
perkataanya adalah jangan terlalu
khawatir terhadap Yoo Jung. Eun Hyuk pun
membenarkannya. Ji Wook menyakinkan kalau tidak bermaksud lain.
“Aku
tidak mengatakan apapun. Aku hanya berpikir mau memukul bagian belakang
kepalanya, karena dia selalu melototiku.” Ucap Bong Hee lalu berjalan lebih
dulu.
Ji Wook
dan Eun Hyuk seperti anak kembar mengaruk kepala dengan wajah binggung, lalu
mengikuti Bong Hee berjalan. Ji Hae memapah Yoo Jung keluar dari cafe
memastikan kalau baik-baik saja dan Pulang dengan aman, Yoo Jung mengerti lalu
berjalan sendiri di trotoar.
Diseberang
jalan, Eun Hyuk melihat Yoo Jung dan mengikutinya seperti ingin menjaga Yoo
Jung agar tak terjadi apapun saat sedang mabuk. Yoo Jung tak sadar kalau Eun
Hyuk menjaganya diseberang jalan.
Malam
hari, Polisi partoli melihat mobil yang diparkir lalu melihat sebuah pisau ada
didalam mobil. Sebelumnya, Hyun Soo sengaja menaruh sebuah pisau dalam mobil
Chan Hoo. Tim forensik pun mengambil gambar dan sidik jari dari mobil tanpa
pengemudi.
Tuan Bang
memberitahu kalau Susah sekali melacak kemana Ko Chan Ho pergi pada saat menghilang,
serta masih menngecek kamera black box. dari mobil yang diparkir di gang luar
rumahnya, bahkan Tapi ada area tak terlihat, serta tidak jelas karena gelap.
“Kalau
begitu... apa kau mencari orang yang ada di foto ini?” tanya Ji Wook
“Aku
memulai denga mencari teman alumnus Ko Chan Ho.” Ucap Tuan Bang. Ji Wook mengingat perkataan Chan Ho
pada Bong Hee
“Aku tahu
siapa yang membeli sepatuny” Ituyang Ko Chan Ho katakan kepada Bong Hee.” Kata Ji
Wook
“Kalau
begitu... apa menurutmu orang yang membelikan sepatu ada di foto ini Atau
menurutmu itu Jung Hyun Soo?” ucap Tuan Bang. Eun Hyuk berteriak memangggil Ji
Wook agar bisa melihatnya.
Mereka melihat
berita di TV “Breaking News. Kemarin, di sisi jalan Chuncheon.., terdapat mobil
yang di dalamnya terdapat pisau yang diduga telah digunakan untuk membunuh Koki
Yang Jin Woo. Terduga pelak adalah Tn. Ko dan yang sangat mengejutkan dia bekerja
sebagai petugas forensik.”
Ji Hae
serta Yoo Jung menonton berita di ruang jaksa, “Kelihatannya dia kabur setelah meninggalkan
mobilnya, di jalanan yang jauh bersama dengan senjatanya. Sementara itu, fakta
bahwa Tn. Ko bertanggung jawab dalam eksaminasi forensik di TKP akan lebih
mengejutkan publik.”
“Polisi mengatakan
mereka akan melakukan yang terbaik untuk menangkap Tn. Ko. Polisi Goyang dan
Chuncheon sedang melakukan pelacakan bali .dari rute yang digunakan Tn. Ko. Mereka
melakukan yang terbaik untuk melacak keberadaannya.”
Hyun Soo
menonton dari depan toko dan Saat itu Bong Hee datang menemuinya dengan
senyuman.
Ji Wook
dan Tuan Bang saling menatap seperti merasa dugaanya salah,Eun Hyuk yang melihatnya
merasa kalau ada yang tidak diketahui.
Keduanyaa hanya diam saja. Tuan Byun masuk dengan kesal menanyakan keberadaan
Bong Hee si Nona Kurang Bukti, wanita yang kalah dalam kasusnya.
“Dia
keluar kapanpun di punya kesempatan. Aku belum lihat dia dari tadi. Aku sangat
merindukannya tapi Kurasa dia tidak ada di sini. Kemana dia menyelamatkan diri?”
ucap Tuan Byun terus mengoceh dengan nada menyindir.
“Dimana
Bong Hee?” tanya Ji Wook sedikit panik bertanya pada Tuan Bang.
Bong Hee
duduk ditaman bertanya pada Hyun Soo apa yang ingin diberitahukan padanya, Hyun Soo mengaku Sebenarnya aku berbohong sesuatu
kepadanya. Bong Hee kaget Hyun Soo yang
berbohong sesuatu kepadanya. Hyun Soo membenarkan tentang alibinya. Bong
Hee hanya terdiam.
“Sebenarnya..,
aku tidak ingat dengan baik dimana aku saat itu dan apa yang kulakukan. Tapi
jika aku memberitahumu secara detail.., rasanya kau tidak akan memercayaiku. Jadi
aku berbohong padamu.” Kata Hyun Soo.
“Boleh
aku tanya... kenapa kau bilang ini kepadaku sekarang?” tanya Bong Hee.
“Saat semua
orang di dunia menyerangku dan memanggilku pembunuh.., maka kaulah orang yang
percaya padaku. Aku bilang ini karena aku ingin jujur padamu. Maafkan aku.” Ungkap
Hyun Soo.
Bong Hee
mengingat saat bertanya pada Ji Wook apa yang dicari tahu tentang Hyun
Soo, Ji Wook hanya menjawab kalau Bong
Hee belum perlu tahu soal ini. Bong Hee kesal Ji Wook tak memberitahunya, Ji
Wook mengatakan kalau hanya sedikit curiga.
“Terima
kasih... karena sudah jujur denganku.” Kata Bong Hee akan pamit pergi. Hyun Soo
pun dengan baik hati akan mengantar sampai
ke mobil. Bong Hee pun menyetujuinya.
Saat berjalan
ke parkiran, Bong Hee melihat si bapak yang memasangkan spanduk dan langsung
menyapanya. Hyun Soo panik langsung berbalik arah dan berpura-pura sedang
mengikat sepatunya. Si paman mengaku kalau baru saja berencana menelpnya.
“Ya.
Sampai kapan kau berencana meletakkan banner di atas sana? Itu akan memakan
biaya” ucap Paman
“Itu
mungkin Hanya untuk sebentar saja.” Kata Bong Hee
Si Paman
teringat saat itu seseorang membantu melepaskan spanduk, lalu bertanya apakah
saksi dan mau melaporkan sesuatu karena mengeluarkan ponselnya. Si Paman bertanya apakah Bong Hee tidak dapat
laporan, Bong Hee binggung mendengarnya.
“Ya,
seseorang bilang dia mau melaporkan sesuatu.” Kata Si Paman. Bong Hee penasaran
siapa orang yang mengatakan itu.
“Aku tidak
tahu siapa itu. Itu anak muda. Aku melihatnya saat mengganti banner.” Ucap Si paman.
Bong hee
bertanya-tanya apa itu sebelum si pelaku mengirimi sepatu, lalu ingin tahu
apakah si paman bisa mengingat wajahnya karena mungkin bisa membantunya. Si
paman mengaku Tidak mudah mengingat
orang yang hanya ditemui sekali bahkan tidak ingat apa sarapanya hari ini. Hyun
Soo yang sedari tadi mendengarnya langsung mendekat untuk mengetesnya.
“Mari
lihat apakah dia ingat aku atau tidak. Jika dia ingat aku...” gumam Hyun Soo
mendekat. Si paman menatap Hyun Soo.
“Apa Dia
temanmu?” tanya si paman yang tak mengingatnya. Hyun Soo bisa bernafas lega.
Bong Hee agak panik mengaku bukan temanya dan mengangkat ponselnya.
Ji Wook menelp.
Bong Hee memberitahu sedang bersama Hyun Soo sekarang. Ji Wook pikir Bong Hee
harus mengajaknya karena mereka sudah tahu pelaku yang sesungguhnya, maka harus
makan malam bersamanya. Bong Hee mengerti, Ji Wook memperingatkan Bong Hee
segera datang tanpa mampir-mampir ketempat yang lain.
“Pengacara
Noh bilang kalau kita harus makan malam bersama.” Ucap Bong Hee. Hyun Soo pun
menyetujuinya.
“Pak,
tolong telepon aku jika kau ingat sesuatu.” Kata Bong Hee pada si paman. S i
paman pun berjanji akan meneleponnya dan segera menemuinya. Bong Hee menganguk
dan terlihat sedikit gugup berada disamping Hyun Soo.
Yoo Jung
melihat Laporan Pembunuhan Peserta Pelatihan Yudisial pada Tahun 2015 dan
terlihat tegang, lalu teringat saat bertemu dengan Ji Hae.
Flash Back
Ji Hae
merasa spekulasi dari DA sebenarnya cukup masuk akal. Bahkan sebelum keduanya bertemu sebagai mentor dan pegawai magang.., ada
sesuatu di antara Noh Ji Wook dan Bong Hee.
“Kudengar
mereka bertemu di hotel juga. Ada rumor buruk tentangnya. Dan... Dia berkata "Kau
kotor, tapi kau begitu cantik." Dia mengucapkan pernyataan kasih sayangnya
seperti itu.” Cerita Ji Hae. Yoo Jung seperti tak percaya Ji Wook melakuanya.
“Lalu
Bong Hee menjadi tersangka. Dia mungkin saja bersedia melakukan sesuatu untuk
membebaskannya.” Kata Ji Hae tetap masih percaya kalau Bong Hee sebagai
pelakunya.
Bong Hee
masuk ke dalam rumah, Tuan Bang menyapa keduanya dan menanyakan kabar Hyun Soo.
Hyun Soo pun bertanya balik dengan rahap, Tuan Bang meminta Hyun Soo agar
mengangapnya rumah sendiri.
Ji Wook
sedang di dapur memegang pisau dan tersadar kalau itu seperti orang yang
mengancam. Hyun Soo pun bertanya apakah ada yang bisa dibantu. Ji Wook langsung
mengejek apakah Hyun Soo itu ahli dengan
pisau. Hyun Soo sempat tersenyum Ji Wook seperti mengejeknya.
“Kau adalah
tamu kami. Tenang saja dan anggap rumah sendiri.” Kata Ji Wook santai. Bong Hee
menatap Ji Wook yang berkerja didapur.
Bong Hee
menarik Ji Wook ke lantai atas sambil mengeluh kalau tak mengatakan padanya
tentang Hyun Soo, Ji Wook terlihat kebingungan menjelaskanya tapi menurutnya
itu karena Belum ada yang benar-benar terkonfirmasi, jadi...
“Ada yang
aneh dengannya, dan dia berbohong. Kau yakin akan itu.” Kata Bong Hee saat itu
Eun Hyuk naik tangga mendengar keduanya bicara. Ji Wook membenarkan perkataan
Bong Hee.
“Apa Kau
mau aku merasa seperti orang bodoh atau apa itu ? Aku kecewa dengannmu.” Ungkap Bong Hee. Ji Wook menjelaskan bukan
seperti itu maksudnya.
“Kau
tahu, tak ada yang benar-benar konkret untuk kuberitahu kepadamu. Aku khawatir
kau akan memukuli dirimu sendiri.” Jelas Ji Wook
“Kau
merahasiakan yang harusnya kuketahui dariku. Apa Kau sungguh berpikir melakukan
ini demi kebaikanku?” kata Bong Hee kesal
Ji Wook
meminta maaf dan mengakui kesalahanya, lalu menahan Bong Hee sebelum pergi
menanyakan Bagaimana bisa mengetahuinya.
Bong Hee memberitahu kalau Hyun Soo
mengalahkan mereka dengan mengaku bohong soal alibinya. Ji Wook kaget mendengarnya
dan ingin tahu pemikiran Bong Hee
terhadapnya.
“Entahlah.
Aku akan mengatakan kalau aku netral. Tapi yang menggangguku adalah fakta bahwa
kau takkan mungkin mencurigainya tanpa alasan.” Jelas Bong Hee saat akan
menuruni tangga melihat Eun Hyuk yang sudah pasti mendengarnya.
Eun Hyuk
bersikap santai lalu mendekati Ji Wook dengan bertanya apakah ada yang bisa
dibantu. Ji Wook dengan kesal menyuruh Eun Hyuk menyiapkan piring untuk
makanannya. Eun Hyuk tersenyum karena paling tidak Ji Wook sudah menyuruhnya.
Keduanya
pun menuruni tangga, Ji Wook kaget melihat Yoo Jung datang sudah ada didepan
pintu. Tuan Bang memberitahu kalau Sekarang mereka punya tamu lain. Yoo Jung
mengatakan kalau datang untuk bekerja dan meminata agar Jangan melihatnya
seperti itu. Ji Wook pun tak bisa berkata-kata lagi.
Mereka pun
makan bersama, Ji Wook menanyakan pendapat Hyun Soo dengan masakanya. Hyun Soo
merasa Semua kelihatan enak. Eun Hyuk
merasa kalau sangat hebat dalam segalanya. tapi menurutanya meletakkan tomat di
bulgogi. Ji Wook dengan ketus menyuruh Eun Hyuk tak perlu memakanya. Mereka pun
makan dengan sedikit wajah tak ramah.
“Oh, soal
petugas forensik, Ko Chan Ho... Apa kau tahu sekarang dia sedang dikejar polisi
sebagai tersangka pembunuhan Koki Yang Jin Woo?” ucap Ji Wook sengaja
membahasnya. Hyun Soo mengaku melihatnya
di berita.
“Ya, kau
sudah lihat, apa Kau tidak mengenalnya secara pribadi?” tanya Tuan Bang. Hyun
Soo sedikit gugup dan berkata kalau tidak sama sekali.
“Aku
sangat terkejut pelakunya adalah petugas kepolisian.” Ucap Hyun Soo, tiba-tiba Yoo Jung menaruh sumpit dan
mengucapkan selamat. Semua terlihat binggung.
“Selamat..
Mereka yang dibebaskan karena kekurangan bukti... terus menerus diperlakukan seperti
pelaku karena tidak ada tersangka maupun pelaku sebenarnya.”kata Yoo Jung
“Jangan
khawatir. Pembunuhnya belum tertangkap. karena jaksa penuntut telah mengabaikan
tugasnya. Akan kupastikan untuk menangkap dia dan membawanya kepadamu.” Ungkap Bong
Hee. Yoo Jung menegaskan tujuanya
datang.
“Bong
Hee, mantan pacarmu... Maksudku, Jang Hee Jun. Aku akan menginvestigasi ulang
kasusnya. Aku tak yakin akan bisa menemukan sesuatu sekarang.., tapi aku akan
mencoba menggalinya. Dari TKP sampai orang yang terlibat, aku akan memeriksa
semuanya. Pembunuhnya mungkin saja ada di rumah ini sekarang.” Ungkap Yoo Jung.
Bong Hee
hanya diam saja dan Hyun Soo sedikit gelisah. Ji Wook membahas tengan Chan Ho
bertanya-tanya apakah dia sedang dalam
pelarian. Hyun Soo mengaku tak tahu dan penasaran
juga. Ji Wook menatap Hyun Soo seperti ingin mencari tahu tentang Chan Ho.
Bersambung
ke episode 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar