PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 15 Maret 2017

Sinopsis Ms Perfect Episode 6 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Eun Hee mengikuti Jae Bok keluar rumah meminta agar  mempertimbangkannya lagi dan sudah mendekorasi lantai dua, lalu memasang kertas dinding baru dan gorden untuknya dan menyarankan untuk mendekorasi untuk anak-anak. Jae Bok bisa mengerti
“Aku seharusnya menghentikanmu melakukan itu dan kurang pengertian. Maafkan aku.” Ucap Jae Bok dan kembali membalikan badan.
“Tidak. Jujur saja, aku tidak mau meminta maaf kepadamu lagi. Aku terus-menerus merasa bersyukur dan tidak enak, ini sungguh membuatku stres.” Akui Jae Bok
“Kau tidak perlu merasa tidak enak, Anggap saja adikmu yang melakukannya. Bahwa Kau hidup bersama adik...” kata Eun Hee
“Kau orang baik, tapi kau bukan adikku. Andai saja kau bisa menjadi teman yang baik. Seseorang yang tidak membuatku merasa tidak enak dan tidak nyaman. Jadi  Selamat tinggal.” Ucap Jae Bok saat masuk mobil tersadar kalau tasnya teringgal.
Eun Hee langsung langsung berlari masuk ke rumah akan mengambilkanya, Jae Bok ingin menolaknya karena  Tasnya ada di kursi kamar. Saat itu Eun Hee sudah sampai di lantai atas, Jae Bok baru masuk rumah dan bertanya Apa tasnya ada di kamar. Eun Hee menatap cermin mengatakan kalau menemukan tasnya.
“Aku bisa mengambilnya sendiri.” Ucap Jae Bok dan Eun Hee keluar dari kamar memperlihatkan tas ditanganya lalu berlari menuruni tangga.
“Hati-hati. Jangan berlari.” Pinta Jae Bok khawatir, saat itu juga Eun Hee hilang keseimbangan dan jatuh berguling dari tangga. Jae Bok panik melihat keadaan Eun Hee. Eun Hee mengaduh kesakitan dibagian kakinya. 


Jae Bok memasak bubur sambil menelp Won Jae kalau Pengasuh temanya itu menjemput Hae Wook.  Won Jae memberitahu kalau baru mendapatkan nomor seseorang yang mengenal Kyung Woo, tapi orang sedang pergi dinas. Jae Bok meminta agar temanya itu tetap mencari.

Akhirnya Jae Bok masuk kamar membawakan semangkuk bubur untuuk Eun Hee yang sudah mengunakan infus. Ia pikir Eun HEe seharusnya dirawat di rumah sakit karena Dokter juga bilang seperti itu. Eun Hee mengaku benci rumah sakit dan muak berada di sana.
“Maafkan aku, Kau tidak bisa pergi karena aku.” Ucap Eun Hee merasa bersalah.
“Kurasa aku tidak bisa pergi sebelum kondisimu membaik.” Kata Jae Bok. Eun Hee menyurh Jae Bok untuk pergi.
“Pembantuku akan segera datang dan aku bisa memanggil perawat jika diperlukan.” Kata Eun Hee.
“Kau terluka karena aku. Bagaimana mungkin aku pergi? Aku tidak sekejam itu.” Ucap Jae Bok
“Aku senang karena terluka, kau tidak jadi pergi.” Ungkap Eun Hee.

Jae Bok heran Eun Hee bisa mengatakan itu, Eun Hee meminta maaf  karena cuma senang ada Jae Bok dirumahnya, tapi tetap saja yang dikatakan sungguh-sungguh karena mulai mirip seperti Jae Bok setelah mereka tinggal bersama.
“Aku tidak punya teman dekat. Saat kubilang aku jengkel soal cinta masa lalu suamiku, itu hanya karena aku teringat kembali. selagi aku berbicara dengan Kau. Bagaikan luka yang tiba-tiba Kau ingat setelah pernah melupakannya. Bagaikan nyeri saraf.” Ucap Eun Hee, Jae Bok tak banyak komentar menyuruh Eun Hee makan saja dulu.
“Bukankah hari ini Jin Wook ada konser?” kata Eun Hee, Jae Bok mengatakan kalau Suaminya akan datang dan juga teman-temannya.
“Kau juga harus datang. Aku baik-baik saja, jadi kau harus pergi dan Jin Wook pasti akan kecewa.” Kata Eun Hee. 
Jae Bok akan keluar dari rumah, seorang pelayan datang memberikan sebuket bunga dari Eun Hee untuk Jin Wook.  Jae Bok ingin masuk tapi pelayan memberitahu kalau Eun Hee sedang tidur.

Akhirnya Jin Wook naik keatas panggung dengan gitarnya dan mulai menyanyi dengan percaya diri. Dua teman Jae Bok sudah datang dengan Hae Wook,  Jae Bok pun akhirnya datang sedikit terlambat.
“Apa pemilik rumahmu baik-baik saja? Apa dia terluka parah?” tanya Hye Ran
“Ya. Dia harus berbaring di ranjang untuk sementara.” Cerita Jae bok
“Ini Aneh sekali... Jarang sekali seseorang jatuh di tangganya sendiri.”komentar Won Jae. Jae Bok pikir itu karena Eun Hee berlari.

Eun Hee duduk di kamarnya melihat dress yang tergantung, seperti baju yang seharusnya digunakan untuk datang tapi tak bisa digunakanya.
Hye Ran merekam Jin Wook tampil dengan wajah bahagia, Won Jae bertanya apakah Jung Hee tidak datang. Jae Bok pikir datang dan  berada dibelakang. Hye Ran melihat Jin Wook terlihat sangat keren dan mengingatkan pada Jung Hee di masa lalu.
“Bagaimana jika dia seperti Jung Hee kelak? Itu berbahaya.” Komentar Won Jae
“Berarti akan ada wanita yang mencintai dia seperti seseorang yang kita kenal.” Ejek Hye Ran . 

Jae Bok sempat kesal lalu mengingat kembali kenanganya dengan Jung Hee saat masih muda. Jung Hee menjadi vokalis band yang dielu-elukan oleh pengemaranya. Suaranya juga lantang seperti Jin Wook. Saat itu beberapa penggemar di pinggir panggung ingin bersalaman, Jae Bok sengaja memberikan bunga dan saat itulah mata mereka saling menatap karena Jung Hee memegang tanganya.
Sementara Jung Hee sedanga melayani tamu para Ahjumma kaya menyanyikan lagu trot dengan gitarnya. Seorang Ahjumma memaksanya agar mau minum.

Jin Wook turun dari panggung, Hye Ran langsung menghampiri memujinya keren sekali dan membuatnya langsung jatuh cinta. Jin Wook pun Terima kasih. Jae Bok memberikan sebuket bunga dengan memuji anaknya, Jin Wook mencari-cari seseorang lalu bertanya dimana Bibi Lee.
Jae Bok terlihat merasa bersalah, dan mengatakan kalau Eun HEe. sedang tidak enak badan, semua berusaha membuat Jin Wook sedang dengan memujinya.

Ketiga berbicara bersama, Hye Ran mengetahui Jae Bok yan akan kembali lagi ke rumah itu. Jae Bok pikir merasa turut bersalah karena Eun Hee yang terluka dan juga seperti membebani Won Jae dan juga Che Ri. Hye Ran mengumpat kesal pada temanya yang  membuat merasa tidak enak.
“Aku memangnya kenapa? Keputusanmu benar. Kau tidak perlu merasa tidak enak karena membayar sewa rumahnya. Jangan merasa bersalah dan tetaplah di sana sampai pindah.” Tegas Won Jae, Jae Bok juga memiliki rencana seperti itu.
“Apa ayahnya Jin Wook sungguh tidak datang? Apa dia bekerja di suatu tempat lagi?” kata Won Jae yang tak melihat Jung Hee. 

Jung Hee merasakan mual sehabis melayani tamu dan harus minum, si bosnya datang memberikan minuman pereda mabu agar tetap sadar. Jung Hee mengeluh kalau sebelumnya hanya bermain saja, bukan seperti ini.Bongs pikir kalau memang seperti ini bisnis di bidang karaoke dan menegaskan akalu mencari uang tidak mudah, jadi meminta agar bisa bertahan. 

Jae Bok menelp suaminya dari nada suaranya berpikir Jung Hee minum lagi dan bertanya apakah ia sudah lupa Jin Wook ada konser. Jung Hee mengaku sudah berniat datang, tapi tiba-tiba ada sesuatu, belum selesai bicara Jae Bok sudah menyelanya.
“Lalu apa kau tidak mengizinkanku membesarkan anak-anak? Bagaimana bisa kamu membesarkan anak-anak jika seperti ini? Kau bahkan tidak bisa menjadi ayah yang becus dan seharusnya tidak egois.” Ucap Jae Bok marah, Jung Hee mencoba menjelaskan bukan seperti itu.

Jae Bok langsung menutup ponselnya dengan nada kesal. Jung Hee pun tak bisa berbuat apapun, saat pulang melihat banyak mainan yang dijual tapi seperti uangnya tak cukup hanya bisa menatapnya.
Nyonya Choi masuk ruangan dengan wajah panik kalau Eun Hee itu ingin mati dengan jatuh dari tangga dan ingin melihat karena takut kalau kakinya bisa lumpuh lagi dan meminta digerakanya. Eun Hee langsung menepis tangan Nyonya Choi.
“Apa Kau berniat berlagak seperti seorang ibu lagi?” ucap Eun Hee sinis, Nyonya Choi terdiam seperti merasa bersalah.
Terdengar suara Jin Wook memanggil Eun Hee kalau sudah kembali pulang. Eun Hee langsung mengubah wajahya mencoba tersenyum ceria. 

Jin Wook kaget melihat Eun Hee yang ada di kursi roda,  Eun Hee mencoba mengalihkanya dengan memeluknya karena sangat merindukannya.  Jin Wook ingin tahu apa yang terjadi pada bibi Lee. Eun Hee mngaku kalau  jatuh dari tangga.
Jae Bok pun masuk rumah, Eun Hee menyapa Hae Wook tapi Hae Wook hanya diam saja dipelukan ibunya. Eun Hee berpesan pada dua anak Jae Bok agar berhati-hati jika hendak menuruni tangga
“Unnie... Terima kasih.” Kata Eun Hee melihat Jae Bok yang datang kembali membawa tas besar. Ia meminta Nyonya Choi membawakanya, tapi Jae Bok menolak lalu menyuruh Jin Wook bicara tentang bunganya. Jin Wook mengucapkan terimakasih
“Maaf, bibi tidak bisa datang. Padah Bibi ingin sekali menyaksikanmu tampil.” Ucap Eun Hee
“Aku akan tampil lagi untuk Bibi lain kali.” Kata Jin Wook penuh semangat, Eun Hee pun dengan senang hati akan menantikannya.

Saat itu Jung Hee baru pulang memanggil anaknya dengan membawa sebuah balon, dua anaknya langsung memeluk ayahnya. Hae Wook mengeluh ayahnya yang bau alkohol. Jung Hee meminta maaf karean cuma minum sedikit. Lalu mengendong dua anaknya dan pergi menaiki tangga.
Eun Hee dan Nyonya Choi melihat sosok Jung Hee dengan tatapan yang berbeda. Jae Bok pun bertanya keadaan Eun Hee apakah masih terasa sakit. Eun Hee mengaku karena Jae Bok datang jadi  sudah membaik. Jae Bok pun pamit untuk naik ke lantai atas. 

Jung Hee akan keluar dari kamar mandi dikagetkan dengan Jae Bok sudah ada didepan pintu. Ia mengaku kalau ingin datang ke konser Jin Wook, tapi harus bekerja. Jae Bok pun mengajak Jung Hee masuk kamar, Jae Bok memberitahu kalau baru saja mendapatkan pekerjaan.
“Kau bekerja di mana?” tanya Jae Bok. Jung Hee berbohong berkerja di perusahaan konstruksi.
“Mereka terus membuatku minum karena aku pegawai baru. Aku tidak bisa menolaknya. Aku tidak punya pilihan.” Ucap Jung Hee
“Tapi kita harus tetap memproses perceraian kita.” Kata Jae Bok tetap pada pendirinya.
Jung Hee masih berusaha agar mereka tak bercerai. Jae Bok pikir sebelumnya Jung Hee yang mengingkan mereka bercerai dan ibunya juga sudah mengetahuinya. Jung Hee pikir harus memberi tahu ibunya karena setelah mereka berpisah, maka ibunya akan mengurus anak-anak. Jae Bok heran suaminya bisa berkata seperti itu.
“Aku sudah mencari tahu, dan kata mereka pihak yang bisa menafkahi anak-anak dengan pengasuh yang jelas biasanya mendapatkan hak asuh. Jika kau mulai bekerja lagi, siapa yang akan mengurus mereka?” ucap jung Hee.
“Apa Kau sudah mencari tahu soal itu?” kata Jae Bok tak percaya
“Tentu saja, mau tidak mau aku melakukan karena kau bersikeras ingin bercerai. Aku tidak mau kehilangan anak-anak dan tidak bisa hidup tanpa mereka.” Kata Jung Hee.
“Aku terkesan mengusirmu tanpa alasan. Aku tidak akan memberikan anak-anakku kepadamu, jadi, jangan pernah berharap.” Tegas Jae Bok
“Aku juga tidak mau berpisah.” Balas Jung Hee

Jin Wook masuk kamar merasa dugaanya benar kalau kedua orang tuanya itu akan bercerai.  Jae Bok memarahi anaknya yang menguping. Jin Wook mengumpat ibunya pembohong, dengan membuang Ayah karena tidak menghasilkan uang. Jae Bok melonggo kaget.
“Koo Jin Wook... Jangan membentak ibumu!” ucap Jung Hee membela istrinya.
“Ibu benar-benar diktator. Ibu tidak membiarkan Ayah atau aku melakukan apa pun.” Kata Jin Wook marah
“Dasar nakal. Kau harus dicambuk.” Ucap Jung Hee lalu menarik Jin Wook masuk ke dalam kamar.
Jae Bok mengikutinya memperingatakan Jung Hee agar tak memukul anaknya, Hae Wook yang mendengar orang berteriak-teriak hanya bisa menangis. Jae Bok pun memeluk anaknya agar tenang. 

“Maafkan ayah karena melewatkan konsermu. Ayah sungguh ingin melihatmu tampil dan sudah melihat videonya. Ternyata Putra ayah terlihat keren. Ayah tidak bisa jadi penyanyi solo hingga masuk kuliah dan Putra ayah luar biasa.” Ungkap Jung Hee tanpa menatap anaknya.
Jin Wook pun terdiam, Jung Hee lalu menatap anaknya  membahas kalau mereka tadi membicarakan soal kemungkinan berpisah dan sadar tidak seharusnya begitu bahka tidak bersungguh-sungguh.
“Kau juga pasti bicara kasar saat bertengkar dengan teman-temanmu. Itu sama seperti itu. Tapi sebenarnya, ibumu tidak bersalah dalam hal ini...Ayah yang bersalah.” Akui Jung Hee.
“Apa kesalahan Ayah?” tanya Jin Wook
“Ini sesuatu yang sangat memalukan untuk kau ketahui. Ayah akan memberitahumu kelak.” Kata Jung Hee. 

Jae Bok membuka pintu kamar anaknya melihat  Jung Hee memainkan gitar untuk anaknya. Saat itu ia mengingat ucapan Eun HEe “Merasa seperti wanita lain selalu berada di hati pria yang kucintai dan Tidak ada yang bisa memahami betapa sakitnya.”
Ia membayangkan kalau tepat dibelakang suaminya ada Na Mi yang bersadar di punggung Jung Hee dan suaminya itu juga sangat mencintai Na Mi.
“Apakah ini yang dirasakan Eun Hee? Tapi nasi sudah menjadi bubur. Aku tidak mungkin memundurkan waktu dan memaafkan dia.” Kata Jae Bok 

Hae Wook sedang memainkan balon, Jin Wook dengan sengaja melepaskanya membuat  balon terbang ke langit-langit,  Jae Bok sedang masak didapur mendengar suara Hae Wook karena kejahilan kakaknya, akhirnya ia datang dan mencoba mengambil balon.
Saat itu Jae Bok mengingat sesuatu, yaitu wanita yang membersihkan rumah dan jatuh lalu ditolong olehnya.Dan sebelumnya sempat berpapasan di pemakaman  Na Mi dan melihat sepatu yang digunakan, Ia pun memastikan dengan CCTV saat ke rumah Bong Goo dengan sepatu yang sama. 

Jae Bok melihat Bong Goo menunggu dengan gaya model, mengejeknya untuk berhenti bergaya. Keduanya pun berjalan dengan pakaian hitam. Jae Bok bertanya apakah wanita itu sungguh teman Na Mi. Bong Goo menyebutkan namanya. Son Yoo Kyung. Teman SMP Na Mi, sudah mengecek semuanya dan menjadwalkan pertemuan.
“Seberapa tidak pedulinya kau kepada adikmu sampai kau tidak mengenali temannya?” ejek Jae Bok
“Sudah kubilang, Na Mi bukan adikku.” Tegas Bong Goo, Jae Bok penasaran apa sebenrnya hubungan keduanya
“Katamu dia bukan adik tirimu ataupun semacamnya.” Kata Jae Bok binggung
“Aku akan memberitahumu hanya satu kali. Istri kedua seseorang yang kupanggil ayah berselingkuh dan meninggalkan kami demi pria lain, yakni ayahnya Na Mi. Apa kau Paham?” kata Bong Goo. Jae Bok binggung karena Bong Goo bicara sangat cepat. 

Keduanya bertemu dengan Son Yoo Kyung di sebuah cafe, Yoo Kyung sudah menunggu dengan kaca mata hitamnya. Bong Goo yakin Yoo Kyung tahu siapa dirinya.  Yoo Kyung mengatakan Bong Goo adalah Pria yang Na Mi anggap kakaknya.
“Apa kau baru dipukul?” tanya Jae Bok ada luka lebab,Yoo Kyung menyangkalkan kalau hanya terjatuh dan membuka kacamatanya, Bong Goo memperlihatkan hasil CCTV dengan Yoo Kyung yang mengunakan masker.
“Itu bukan aku... Aku tidak tahu di mana tempat tinggalmu.” Kata Yoo Kyung. Jae Bok yakin kalau Sepatunya sama dengan yang di rumah duka.
“Aku memakai sepatu hak saat itu.” Kata Yo Kyung mengelak

“Apa Kau juga tidak tahu soal ini? "Deposito dari Choi Duk Boon, 30.000 dolar" “tanya Bong Goo. Yoo Kyung tiba-tiba mulai mengumpat marah.
“Dia mendapatkan 30.000 dolar, tapi tidak membayarku.” Kata Yoo Kyung kesal
Bong Goo kaget kalau Na Mi itu berhutang pada Yoo Kyung. Yoo Kyung meceritakan bahwa membuat Na Mi bekerja di tempat kebersihan, tapi keluar dan Na Mi juga meminjam uang dari orang-orang serta mempersulit keadaannya, bahkan berkencan pria yang sudah menikah juga demi uang serta berutang untuk membeli pakaian mahal.


Jae Bok dan Bong Goo keluar dari cafe. Bong Goo merasa heran kalau So Kyung sangat membenci temannya, tapi kenapa malah menangis tersedu-sedu di rumah duka menurutnya itu janggal. Bong Goo hanya terdiam seperti merasa shock.
“Apa kau merasa bersalah karena mencampakkan dia dan membuat hidupnya seperti itu? Suamiku merindukan Na Mi, kau merasa bersalah kepadanya, dan aku bermimpi buruk setiap malam karena dia. Dia bahkan sudah tidak ada di dunia ini lagi, tapi kehadirannya di mana-mana.” Keluh Jae Bok, Bong Goo hanya diam saja.

“Ayo kita melipur lara, anggap saja kita memukul orang yang sangat kita benci.” Kata Jae Bok melihat permainan memukul seperti tinju.
Jae Bok memukul lebih dulu tapi scorenya tak keluar,  Akhirnya Bong Goo yang sedari tadi diam memulai permainan dengan memukulnya, karena selalu menang mendapatkan permainan terus menerus. Jae Bok hanya menatap kasihan pada Bong Goo seperti melampiaskan amarahnya yang selama ini hanya di pendamnya.
Won Jae menelp,  memberitahu kalau berhasil menemukan informasi soal Kyung Woo. Jae Bok tak percaya mendengarnya., Won Jae dengan wajah berbinar-benar kalau punya berita luar biasa yaitu Kyung Woo sudah bercerai tiga tahun lalu. Jae Bok kaget mendengarnya.
“Dia tidak tinggal bersama istrinya selama lebih dari tiga tahun. Ahh..Tidak maksudku..  Mereka sudah berpisah dari sebelum itu, jadi, mungkin sudah lebih lama.” Kata Won Jae
Jae Bok binggung karena berpikir kalau sebelumnya itu bukan Kyung Woo. Ia mengingat saat Eun Hee memanggil nama  Cha Kyung Woo lalu seseorang duduk dikursi dan ada bekas luka.  Jae Bok yakin kalau itu pasti Kyung Wook. 
Jae Bok menjemput Hae Wook ke sekolah dengan mengandeng tanganya, tapi pikiran melayang mengingat ucapan Won Jae.
“Dia dan Kyung Woo sudah bercerai, tapi dia berbohong agar kau tetap berada di rumah itu.”

Jae Bok yang marah tanpa sadar meremas tangan anaknya, Hae Wook mengaduh kesakitan. Jae Bok akhirnya sadar meminta maaf pada sang anak lalu mengajaknya pulang. 


Jae Bok turun dari mobil melihat Nyonya Choi juga baru pulang dengan barang belanjanya, sementara Hae Wook lebih dulu masuk ke dalam rumah. Jae Bok ingin membantu tanp malah membuat apel yang dibawahnya jatuh karena kantung kertas yang dibawanya jebol.
Nyonya Choi hanya lirik sinis dengan sikap Jae Bok dan memilih untuk masuk tanpa membantunya. Hae Wook membuka sepatunya, dan langsung terdiam ditangga melihat Eun Hee yang menuruni tangga dengan wajah bahagia dan kaki yang gips seperti bisa berjalan dengan sempurna. Eun He dengan senyuman menyapa Hae Wook yang pulang lebih awal.
“Kau membeli banyak belanjaan. Apa ada tamu yang akan datang?” kata Jae Bok berusaha ramah, Nyonya Choi dengan ketus membenarkanya. 

Jae Bok masuk rumah memanggil anaknya berpikir kalau sudah naik ke lantai atas. Saat itu Eun Hee keluar kamar menyapa Jae Bok dengan kursi rodanya. Akhirnya keduanya duduk bersama diruang tengah, Jae Bok ingi Eun Hee jujur.
“Kenapa kau berpura-pura belum bercerai? Kau bilang menyewakan lantai dua karena kau ingin memiliki anak dan juga kurasa terlalu kebetulan bahwa suamimu dipindahkan ke cabang AS tepat sebelum aku pindah kemari. Tapi..” ucap Jae Bok langsung disela oleh Eun HEe.
“ Apa aku seaneh itu sehingga kau mencari tahu latar belakangku?” kata Eun Hee dingin
“ini memang kurang menyenangkan. Maaf jika aku menyinggungmu, tapi sayangnya itulah juga yang kurasakan.” Kata Jae Bok
“Jadi, maksudmu aku membohongi Kakak? Aku bahkan tidak punya suami... Dia sudah meninggalkanku, tapi aku berpura-pura masih rukun. Memang Kenapa?” kata Eun Hee dingin
“Entahlah... Aku juga ingin mengetahuinya.” Kata Jae Bok, Eun Hee akhirnya membenarkan.
“Aku sudah bercerai 3 tahun 6 bulan lalu. Dan suamiku... Cha Kyung Woo... Dia tidak tinggal di sini, dan bukan pergi untuk sementara waktu.” Akui Eun Hee.
“Kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau berpura-pura tinggal bersama dengannya dan berlagak akrab? Apa yang terjadi? Sebenarnya kau orang macam apa?” ucap Jae Bok heran
Nyonya Choi memberitahu Eun Hee kalau Direktur sudah datang. Eun Hee terlihat tersenyum lalu merasak kalau Direktur akan terkejut melihat keadaanya seperti ini. Jae Bok binggung siapa yang dimaksud Direktur. Eun Hee mengatakan kalau itu adalah suaminya.  Seorang pria masuk rumah.
“Apa kau terluka? Bagaimana bisa kau duduk disana?” ucap Kyung Woo, Jae Bok memberanikan diri menengok kearah sumber suara.
“Bukankah kau Shim Jae Bok?” ucap Kyung Woo yang mengenalinya, Jae Bok juga kaget kalau suami Eun Hee itu Kyung Woo, pria cinta pertamanya. Lalu menatap Eun Hee seperti binggung kenapa keadaan jadi seperti ini.  
Bersambung ke episode 7

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

2 komentar:

  1. ini benar penuh misteri, apalagi eun hee, dia bner2 aneh bkan mendekati gilašŸ˜‚šŸ˜‚šŸ˜‚šŸ˜‚šŸ˜„

    BalasHapus
  2. Lanjutin mbak, thanks sinopsisnya

    BalasHapus