PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 26 Oktober 2016

Sinopsis Scarlet Heart Ryeo Episode 17 Part 1

PS : All images credit and content copyright : SBS

Hae Soo mengingat kalau Wang So bilang tidak perlu menjadi raja asalkan mereka selalu bersama tapi Sekarang, Wang tak pernah bilang begitu lagi. Wang So mengingat mereka  sudah janji tidak saling berbohong lagi.
Aku memulai ini agar aku bisa mengakhiri pertumpahan darah di antara saudara-saudaraku. Tapi... saat aku membangun istana baru di luar sana...aku sadar bahwa dunia bisa berubah jika rajanya berubah. Aku tidak akan dikendalikan oleh siapapun. Dan aku bisa menghentikan pertumpahan darah di keluarga kami. Maka menjadi raja... adalah suatu keharusan bagiku.” Jelas Wang So. Hae Soo hanya tertunduk diam.
Kenapa? Apa Kau tidak suka aku jadi raja?” tanya Wang So

Aku memang tidak suka. Tapi, aku lebih tidak suka jika harus berpisah darimu.” Ungkap Hae Soo, Wang So pun mengucapkan Terima kasih.
Kau akan menjadi raja.” Ucap Hae Soo menyakinkan, Wang So tahu akan hal itu.
Tapi, kau tidak boleh... Kau tidak boleh membunuh saudara-saudaramu. Kau bisa berjanji padaku, 'kan?” kata Hae Soo, Wang So memegang tangan Hae Soo menganggukan kepalanya.


Beberapa penjaga bertugas di depan istana, lalu salah satu berteriak kalau Pangeran Wang So  datang dan Pasukan mereka sedang menyerang jadi memerintahkan agar menutup pintu gerbang istana. Sementara Hae Soo terlihat gugup sampai tanganya gemetar ketika memberikan teh pada Wang Yo.
Kau... apa yang kau rahasiakan dariku? Apa kau meracuni tehnya?” ucap Raja menepis gelasnya, Hae Soo dengan wajah ketakutan mengatakan tak seperti itu karena Dayang yang lain juga sudah mencicipinya.
Karena kondisiku begini, kalau dipikir-pikir... semua ini bermula darimu.” Ucap Wang Yo menyalahkan Hae Soo,  Hae Soo binggung.
Moo Hyungnim, Eun, dan istrinya Eun... Bahkan Raja Taejo. Semua orang mati itu mengganggu pikiranku. Itu semua salahmu. Aku sudah buat keputusan membunuh saudara-saudaraku dan menjadi raja. Semua karena kau... menyamarkan bekas lukanya So dan merampas kursiku. Karena dia merampas apa yang menjadi milikku...” ucap Wang Yo marah 

Ratu Yoo datang masuk ke kamar anaknya, memberitahu kalau Wang So menyerbu Istana dan melaksanakan pemberontakan, lalu buru-buru mengambil kertas dan pena agar menuliskan wasiatnya sekarang.
Tuliskan bahwa kau akan menyerahkan tahtamu untuk Jung. Cepat, sekarang.” Kata Ratu Yoo. Wang Yo bingung ibunya menyuruh menuliskan surat padahal ia masih hidup.
Kita tidak bisa kehilangan takhta. Cepat. Tuliskan bahwa Jung akan menjadi raja baru. Maka kita merencanakan masa depan kita. Cepatlah” kata Ratu Yoo
Lalu... bagaimana dengan aku? Apa aku ini bukan anak Ibu? Ibu, jadi menurutmu aku ini apa bagimu? Apa Hanya pion yang ada untuk menduduki kursi takhta? Apa Ibu tidak memerlukan anak yang tidak sanggup jadi raja lagi?” ucap Wang Yo merasa kecewa
Ratu Yoo memohon agar anaknya tak bersikap seperti itu,  karena mereka akan kehilangan segalanya kalau sikapnya seperti ini dan meminta agar menyerahkan tahtanya pada Wang Jung sekarang. Wang Yo merasa mengerti dengan perasaan Wang So sekarang lalu memerintah pengawal agar mengusir Ratu Yoo keluar dari ruanganya. Ratu Yoo berteriak histeris saat dibawa oleh dua pengawal, Hae Soo yang melihatnya hanya terdiam. 

Yeon Hwa masuk ke dalam ruangan ibunya memberitahu Wang Wook tidak ada dimanapun dan  Park Soo Kyung berpihak pada Wang So, jadi Penjaga Istana tidak akan sanggup melawan mereka. Hwang Bo terlihat menatap dingin, Yeon Hwa binggung melihat tatapan yang berbeda dari ibunya.
Bergantung pada keputusanmu, aku juga akan setuju denganmu. Aku sadar setelah melihat kakakmu. Aku gagal dalam mendidik kalian. Jika kau ingin mengambil alih istana, Maka kau harus mengorbankan sesuatu.”kata Ratu Hwang Bo, Yeon Hwa kaget melihat ibunya yang berpihak padanya.
Kau harus tentukan keputusanmu sekarang. Kau bisa memiliki seluruh dunia tapi tak bisa merasakan cinta. Kau bisa memiliki cinta tapi hidup di dunia yang sangat kecil.” kata Hwang Bo
Bagaimana kalau aku ingin seluruh isi dunia?” tanya Yeon Hwa
Maka... Ibu akan menyingkirkan Wang Wook.” Kata Hwang Bo 

Panglima Park, Wang Soo dan Baek Ah sudah ada diatas kuda dengan siap menyerang istana. Panglima Park tak percaya  harus menyerang Istana yang selalu dilindungi selama ini. Wang So sudah siap mengeluarkan pedang dan berperang
Tiba-tiba saat itu Yeon Hwa datang ke depan Wang So, mengatakan akan membantu kakaknya masuk istana tanpa adanya pertumpahan darah. Wang So pun mengatakan berjanji tak akan melupakan kesetiaan Yeon Hwa padanya. Yeon Hwa pun tersenyum licik mendengarnya. 

Wang Yo tertawa seperti orang gila berjalan ke arah Hae Soo yang ketakutan, Ia tahu Wang So akhirnya mendapatkan semuanya lalu bertanya-tanya apa kesalahanya , karena  ia juga takut akan disingkirkan
Seperti So... Kupikir aku akan ditelantarkan. Ibu berkata padaku... aku ini sempurna dan bisa melakukan apa saja. Tapi... ini semua karenamu.... Karena kau ikut campur!” teriak Wang Yo lalu mendorong Hae Soo sampai terjatuh. Hae Soo hanya bisa menatap ketakutan.

“Sekarang Pilihlah, Jadi Aku harus memberikan takhtaku pada siapa? Apakah pada Jung? Wook? Baek Ah atau So?” ucap Wang Yo mengambil kertas dan penanya. Hae Soo benar-benar terlihat ketakutan memegang dadanya.
Kau itu cerdas. Kenapa kau tidak pilih saja?” teriak Wang Yo, tiba-tiba terdengar keributan dan teriaka untuk segera menemukan raja. Wang Yo pun buru-buru menuliskan wasiatnya lalu memberikan pada Hae Soo.
Aku hanya.... mencoba untuk bertahan hidup.” Ucap Wang Yo lalu akhirnya jatuh tak sadarkan diri. Hae Soo terkejut melihat Wang Yo yang meninggal didepan matanya. 


Wang So masuk dalam ruangan dengan baju besinya, melihat Hae Soo yang ketakutan lalu menulis surat wasiat yang dituliskan kakaknya, setelah itu bertanya apakah Hae Soo sudah membacanya. Hae Soo mengelengkan kepalanya. Wang Soo pun langsung merobek kertas yang ditulis kakaknya.
Ratu Yoo masuk ke dalam kamar dengan menyuruh semua minggir, dan bertapa terkejutnya melihat anaknya sudah tergeletak tak sadarka diri. Ji Mong juga datang kaget melihat Wang Yo yang meninggal begitu saja. Tiba-tiba Hae Soo langsung membungkuk memberikan salam pada Raja baru untuk Wang So.
Apa maksudmu "Raja"?!!” jerit Ratu Yoo tak bisa terima, Wang So yang sempat kaget menjelaskan pada ibunya.
Yang Mulia memberikan takhtanya padaku sebelum dia meninggal. Dia menyerahkan takhtanya padaku.” Kata Wang Yo, Ratu Yoo tak bisa terima begitu saja tapi Ji Mong dengan yang lainya langsung bersujud memberikan hormat.
Salam, Yang Mulia.... Hidup! Hidup! Yang Mulia Raja!” ucap Ji Mong dan semua pengawal. 

Dibuatkan acara pengangkatan raja baru yaitu Wang So, dengan pakaian keberasan raja. Semua bagian keluar datang kecuali Wang Wook dan Wang Jung terlihat sinis melihat Wang So yang akhirnya menjadi raja mengantikan kakaknya. Lalu Wang So mengangkat benda seperti terbuat dari emas, sebagai simbol dirinya yang menjadi raja. Soo Kyung pun memberikan penghormatan pada raja baru. 

Hae Soo menunggu didepan istana, melihat Wang So dengan pakaian kerajaanya seperti sama dengan bayanganya selama ini yang dilihat.
Gwangjong.... Dia Raja Goryeo ke-4... Dialah Gwangjong.... Sekarang, kau tidak akan lagi dikenang dalam sejarah sebagai raja bengis...Aku akan membantumu.” Gumam Hae Soo menatap Wang Soo. 

Wang Wook termenung dalam ruangan bacanya, seperti sangat kecewa mengingat perkataan ibunya Sekarang, Keluarga Hwangbo akan menggunakan kekuatan kita untuk mengambil posisi ratu, bukan raja. Aku sangat marah melihat kau telah banyak berubah. Semakin jauh kau hilang akal, maka kau semakin menderita. Alangkah baiknya kau menjauhkan diri dari keluarga kerajaan.
Yeon Hwa datang menemui kakaknya bertanya alasan tidak datang ke penobatan karena mungkin nanti ada orang lain yang berpikiran macam-macam tentang keluarga mereka.  Wang Wok menceritakan Saat tiba di Seokyeong ternyata Wang Shik Ryum telah meninggal.

Aku langsung mengirim perintah untuk menemukan pengikut Pangeran ke-4. Tapi ternyata orang yang duduk di kursi takhta sudah berubah. Seorang pemberontak yang melakukan pengkhianatan dan menjatuhkan orang lain malah menjadi pahlawan. Itu kursi yang kuinginkan... tapi Wang So duduk di sana. Kau juga ingin aku jadi raja. Bukankah ini terlalu kejam?” kata Wang Wook tak percaya
Bantulah aku.... Aku akan menjadi ratu dan balas dendam atas rasa sakit yang kau alami. Aku bersedia berbagi bebanmu yang telah kau pikul selama ini. Bantulah aku, Kakak... kau bisakan?” pinta Yeon Hwa memohon. 


Wang Yo memulai perkerjaan barunya, membaca surat agar  memindahkan ibukota ke Seoknyeong. Baek Ah pun duduk didepanya. Wang Yo pun memberikan perintah kalau putusan itu  sudah dibatalkan, serta Buruh kerja paksa yang mengungsi karena pembangunan itu.. akan digaji sesuai dengan lamanya pelayanan mereka dan akan diberangkatkan  pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Lalu bagaimana dengan mereka yang  sudah mati saat pembangunan itu?” tanya Baek Ah
Kabulkan saja keinginan keluarga mereka. Jaminkan mereka dengan pekerjaan atau berikan uang ganti rugi. Lakukan hal yang sama untuk  buruh yang luka-luka juga.” Perintah Wang So lalu bertanya apa tugas kita sudah selesai malam ini?
Yang Mulia. Dayang Hae dari Damiwon sedang menunggumu.” Kata perdana mentri, Wang So bertanya apakah yang dimaksud Hae Soo. 

Hae Soo yang lelah menunggu akhirnya tertidur bersandar ditempat tidur raja, Wang So datang bersama dengan Baek Ah dan juga perdana menetri dan mendekati Hae Soo yang tertidur pulas. Hae Soo terbangun dari tidurnya langsung berdiri dan membungkuk layaknya memberikan penghormatan pada raja.
Kau sudah lama menungguku, ya? Maafkan aku.” Ucap Wang So dengan senyumanya, Hae Soo pun bisa sedikit tersenyum. Baek Ah melihatnya sedikit gugup dengan perdana mentri dibelakangnya. 

Ketiganya akhirnya makan bersama, Wang So memberikan daging di mangkuk Baek Ah karena tahu adiknya menyukai makanan itu. Baek Ah pun mengucapkan terimakasih pada “Yang Mulia Raja” Wang So mengeluh dengan panggilan itu karena hanya ada mereka bertiga jadi lebih baik panggil  Hyungnim.
Hanya kau yang boleh panggil aku seperti itu.” ucap Wang So, Baek Ah mengerti dan tetap memanggil Yang Mulia seperti masih terasa canggung. Wang So pun  kembali mengeluh Baek Ah kembali memanggilnya yang mulia.

Hae Soo ingin menjahili Baek Ah dengan sedikit bergeser lalu memberikan telur pada Baek Ah, Baek Ah yang tertunduk langsung berdiri membungkuk mengucapkan terimakasih. Hae So dan Wang So langsung tertawa melihatnya, Baek Ah binggung ternyata yang memberikan telur bukan Wang So tapi Hae Soo.
Ah, senangnya... Aku suka seperti ini. Sudah lama kudambakan makan bersama dengan kalian berdua.” Ucap Wang So tertawa bahagia, Baek Ah pun bisa tertawa dan sedikit santai.
“Yah... Kami tahu itu. Kau juga harus makan sekarang. Kalau kau terus membuatku  bicara saat aku sedang lapar..., maka aku takkan mau lagi makan bersamamu.” Kata Hae Soo, mereka pun akhirnya makan bersama. 


Hae Soo melihat Wang So sudah tertidur dan menarik selimutnya, tiba-tiba Wang So seperti mimpi buru dan langsung terbangun dengan wajah kaget. Hae Soo juga ikut kaget melihat Wang Soo yang tiba-tiba terbangun. Wang Soo memeluk Hae Soo karena berpikir akan meninggalkanya.
Aku baru akan pergi setelah kau tidur. Pasti kau sangat kelelahan.” Ucap Hae Soo
Kenapa kau harus repot-repot keluar masuk kamarku? Tidur saja bersamaku.” Kata Wang So lalu menarik Hae Soo untuk berbaring disampinganya.

Keduanya saling menatap penuh cinta, tapi Hae Soo bangun dari tidurnya. Wang So binggung kenapa Hae Soo seperti menolaknya. Hae Soo membahas Wang So yang baru saja jadi raja jadi tak mau ada rumor buruk tentangnya maka berjanji akan datang besok.
Aku butuh kau disini. Aku hanya merasa gelisah sendirian ditempat ini,  Mungkin karena aku pernah melihat raja sebelumnya mati disini. Memikirkan diriku sendirian saja diruangan ini membuatku terasa sesak. Jadi Tinggallah disini bersamaku. bisakan?” ucap Wang Yo merengek lalu membaringkan kepalanya di pangkuan Hae Soo.
“Apa Kau mau menceritakan  kisah padaku? Kita masih lama disini.” Kata Wang So

Kau tak bisa lihat  bintang dari sini... Bagaimana kalau kisah tentangmu, Yang Mulia?” tanya Hae Soo, Wang So binggung kisah tentangnya seperti apa.
Ada kisah Manusia Serigala membunuh Gadis Kecil Berkerudung Merah. Dahulu kala..., ada seorang anak Perempuan bermata besar sepertiku, yang disuruh ibunya mengantar makanan ke rumah neneknya...” cerita Hae Soo sambil menepuk punggung Wang So agar bisa tidur dengan tenang. Wang So pun terlihat bisa tertidur dengan tenang dipangkuan Hae Soo. 


Hae Soo terbangun dari tidurnya dan sadar kalau ada didalam ruangan Raja, tapi tak ada Wang So. Lalu bercerita pada Woo Hee Bahkan setelah sehari pun baru menyadari kalau diirnya itu sangat naif. Menurutnya sangat sulit menunggu padahal awalnay memang ingin Wang So menjadi seorang raja.
Tapi, sepertinya aku bisa menunggunya lebih lama lagi.” Ungkap Hae Soo kecewa
Tetap saja, kau tidak boleh berkata hal seperti itu. Raja menikahi Putri Kyung Hwagung tapi dia menjadi biksu wanita. Posisi ratu masih kosong. Banyak orang akan memperhatikanmu, jadi kau harus berhati-hati.” Kata Woo Hee
Chae Ryung tiba-tiba datang dengan wajah panik memanggil Hae Soo, seorang pelayan datang dengan sinis memberitahu kalau Ratu Yoo ingin bertemu dengan Hae Soo. 

Hae Soo menemui Ratu Yoo yang sudah bersama Wang Jung dikamarnya dan memberikan salam lebih dulu.  Ratu Yoo memberitahua kalau sengaja memanggilnya karena ada yang ingin dikatakan lalu menyuruh Wanbg Jung berbicara.  
Kertas ini ditemukan di kamar mendiang Raja. Sepertinya ini titah terakhir darinya.” Ucap Wang Jung
Aku yakin ini ada kaitannya dengan penerus tahta. Jika demikian, itu artinya tidak mungkin namanya So tertulis disitu. Katakan padaku. Apa benar mendiang Raja menyerahkan takhtanya untuk So?” ucap Ratu Yoo. Hae Soo terlihat gugup.
Jika kau tidak bisa beritahu karena takut, kami bisa melindungimu. Jadi, kau harus jujur. Apa benar mendiang Raja menyerahkan tahtanya pada So Hyungnim?” kata Wang Jung tak percaya.
Hae Soo membenarkan, Ratu Yoo tak percaya langsung menuduh Hae Soo pasti berbohong, karena tahu Yo orang seperti apa dan Tidak ada orang yang tahu dia selain dirinya jadi anaknya itu takkan pernah melepaskan tahtanya pada So
Jawab. Katakan padaku yang sebenarnya!!!” teriak Ratu Yoo menguncang-guncangkan tubuh Hae Soo.  Wang So akhirnya datang masuk ruangan.

Cukup! Hentikan...” perintah Wang So lalu menarik Hae Soo untuk berdiri disampingnya. Hae Soo benar-benar ketakutan mengenggam erat tangan Wang So
Ibu bisa bertanya padaku, kenapa harus bertanya padanya?” kata Wang So, Ratu Yo pun mulai menyindir anaknya kenapa tak bicara yang jujur saja kenapa malah merobek titah yang dituliskan oleh anaknya.
Kata siapa aku merobeknya? Aku tidak tahu alasan Yo Hyungnim merobeknya dan hanya meninggalkan pesan terakhirnya. Dia menyerahkan tahtanya padaku dan hal itu tidak perlu diragukan lagi.” Ucap Wang So melawan, Hae Soo mengengam erat tangan Wang So takut kalau kebohongan itu sampai ketahuan.
Dia punya seorang putra, lalu kenapa dia mau menyerahkan takhta pada adiknya?” ucap Wang Jung tak percaya
Kalau kau penasaran, Apa kau mau menanyakan padanya di alam lain?” kata Wang Yo menyudutkanya.
Ada baiknya dia turun tahta. Akan jadi apa nanti kalau aku terpaksa yang merebut tahta? Mulai sekarang Istana akan dipenuhi oleh darah Jung dan darah saudara dan keponakanku yang kubantai. Dan Ibu Suri, kenapa Ibu tidak berdoa dan melakukan upacara peringatan saja untuk mendiang raja? Aku akan mengunjungi Ibu sesering mungkin disana.” Ucap Wang So menyindir
Ratu Yoo tak sudi dipanggil Ibu Suri karena Wang So duduk di atas takhta. Wang So mengingatkan kalau ia adalah anak dari Ratu Yoo, maka jika ankanya jadi raja maka maka secara otomatis Ibu adalah Ibu Suri. Ratu Yoo mengumpat Wang Soo adalah pencuri yang  yang merampas takhta anaknya. Wang So pun memilih untuk pergi dengan membawa Hae Soo.  Sementara Ratu Yoo memerintahka pada Wang Jung agar menyampaikan pada keluarganya di Chungju kalau ingin bertemu dengan mereka

Wang So menarik tangan Hae Soo keluar dari ruangan ibunya, lalu melepaskan saat sudah ada didepan ruanganya. Dengan mata penuh amarah memperingatkan Hae Soo kalau tidak perlu menemui mereka kalau mereka memanggilnya, Hae Soo mengerti.
Siapa pun itu dan apapun posisinya, kau perlu dapat izin dariku terlebih dahulu. Apa kau Paham?” ucap Wang So, Hae Soo mengerti dan ingin berbicara tapi Wang So lebih dulu masuk ruangan dan Perdana mentri pun menghalanginya untuk masuk. 
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar