PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 26 Oktober 2016

Sinopsis The Man Living In Our House Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Na Ri terlihat kesal dengan perkataan Nan Gil  "aku berharap untuk melihat keterampilan memasakmu" lalu membuka kulkas, seperti ia merasa tak perlu melakukanya, ketika akan menutupnya seperti baru menyadari semua barang-barangnya tersusun rapi.
Flash Back
Saat Na Ri masih remaja membuka kulkas dan semua barang berjatuhkan karena ibunya tak bisa menata kulkas dengan baik. Lalu berteriak agar meminta untuk membersihkan kulkasnya.
“Dasar Penggila kerapihan. Dia seperti seorang dalam menyusun.” Umpat Na Ri kesal 


Ia tiba-tiba terdiam saat datang ke rumahnya melihat kulkas dalam keadaan rapih dan tersusun dengan baik lalu berteriak memanggil ibunya. Ibu Na Ri kaget bertanya ada apa berteriak memanggilnya.  Na Ri bertanya Ada apa dengan kulkasnya
Jangan tiba-tiba berubah. Itu menakutkan!” ucap Na Ri panik
Aku... aku tidak melakukannya...Orang tidak berubah dengan semudah itu. Jangan khawatir.” Kata Ibu Na Ri tersipu-sipu malu sambil mencuci piringnya
Akhirnya Na Ri pun jatuh lemas bersandar di kulkas bertanya pada ibunya apakah ini bukan mimpi, sementara Nan Gil melihat ponsel seperti milik ibu Na Ri dengan wallpaper bersama dengan anaknya, lalu menaruh di laci yang terkunci. 

Na Ri mulai menyiapkan menu makan malam, membuat japchae, bulgogi dan tak lupa sup dengan bangga merasa kalau Nan Gil berpikir dirinya tak bisa melakukan semua ini. Sementara Nan Gil mondar mandir didepan rumah terlihat gelisah menunggu seseorang. Na Ri keluar dari rumah binggung melihat Nan Gil dengan pakaian rapih
“Ah... Tidak...Dia adalah ayah tiriku...  Dia adalah ayah tiriku...” ucap Na Ri menyakinkan dirinya dan seperti sudah memanggil ayah. 
Makan malam sudah siap. Tamunya terlambat. Apa kau mau menunggu sedikit lebih lama? Apa kau tidak lapar?” Kata Na Ri ramah
Tidak. Kita tunggu beberapa saat lagi.” Ucap Nan Gil, Na Ri pun menawarkan minuman sambil menunggu. Nan Gil binggung ada apa sebenanrya dengan Na Ri

Akhirnya Na Ri mendekati Nan Gil bertanya apakah tamunya itu penting. Nan Gil menjawab tentu saja. Na Ri melihat bunga didepan rumahnya, sangat tahu ibunya hanya bisa menumbuhkan rumput liar dan menurutnay Nan Gil tidak buruk dan taman adalah seleranya serta menyukai juganapas bayi.
Itu adalah bunga soba.” Kata Nan Gil membenarkan. Na Ri mengerti  itu bunga soba lalu menunjuk ke bagian lehernya. Nan Gil binggung. Na Ri pun ingin menyentuhnya dan Nan Gil langsung menepis tanganya.
Dasimu longgar... Aku sudah memutuskan untuk menerimamu... Aku percaya pada pilihan ibu... Aku merasa seperti dia memiliki rahasia. Kalau aku sudah menjadi anak yang lebih baik, maka dia mungkin akan mengatakannya kepadaku terlebih dulu.” Kata Na Ri
Kau adalah anak yang baik. Dia mengatakan kalau kau adalah yang terbaik.” Ucap Nan Gil
Na Ri merasa senang mendengarnya, lalu merapihkan dasi yang dipakain nan Gil dengan benar. Nan Gil sedikit menjauh seperti merasa tak nyaman. Na Ri mengajak mereka agar bisa lebih akrab lagi walaupun bukan berarti mereka akan sering bertemu. 

Saat itu Dong Jin datang terlihat marah melihat Na Ri yang memasangkan dasi pada seorang laki-laki muda. Nan Gil melihat Dong Jin datang langsung menyapa menantunya  dan merasa senang karena datang. Nan Gil binggung dan Na Ri pun kaget ternyata yang datang adalah Dong Jin.
“Ah.. di Pemakaman...Tukang service” ucap Dong Jin, Na Ri kaget kalau Dong Jin melihat Nan Gil di pemakaman.
Aku pikir kau bekerja di tempat pemakaman. Ternyata Kau adalah keluarga. Tidak heran kau bekerja sangat keras.” Ucap Dong Jin merasa bersalah.
Kenapa kau ada di sini?” ucap Na Ri ketus. Dong Jin menanyakan keadaan Na Ri karena mendengar masuk UGD.

Na Ri binggung karena Dong Jin bisa mengetahuinya, Nan Gil mengaku kalau ia sengaja meneleponnya. Dong Jin pun baru tahu kalau Nan Gil ternyata yang menelpnya lalu merasa kalau Nan Gil baru saja meremehkan Na Ri. Na Ri pun bertanya siapa yang memberikan nomor telp Dong Jin dan berpikir Nan Gil sudah membuka ponselnya.
Aku mendapatkan kartu namanya di pemakaman.” ucap Nan Gil langsung disela oleh Dong Gil karena Nan Gil bicara dengan Na Ri dengan bahasa Banmal seperti  terus meremehkan...
Terlepas dari itu  Bagaimana kau bisa melakukan ini tanpa bertanya? “ kata Na Ri marah
Nan Gil memperingatakan Na Ri agar memperhatikan apa yang dikatakan. Dong Jin benar-benar bingung karena Nan Gil yang masih muda berbicara banmal dengan Na Ri yang terlihat jauh lebih tua. Nan Gil memegang pundak Dong Jin memberitahu kalau pria itu bekerja keras di pemakaman seperti keluarga dan Semua orang menganggapnya keluarga.

Dia seseorang yang bisa kau andalkan jadi Dia harus tahu kau masuk UGD.” Ucap Nan Gil
Aku tidak memiliki keinginan untuk mengandalkan siapa pun.” Tegas Na Ri, Dong Jin benar-benar penasaran kenapa Na Ri malah bicara formal dengan Nan Gil yang lebih tua.
Apa kau membuat kesalahan besar?” tanya Nan Gil, Dong Jin benar-benar binggung bertanya kenapa pria itu berbicara banmal juga padanya.
Jangan ikut campur. Pergi saja...” tegas Na Ri tapi Nan Gil meyuruh Dong Jin agar membwa Na Ri bicara.

Dong Jin binggung bertanya apakah Nan Gil berbicara padanya. Nan Gil kembali memegang pundak Dong Jin meminta agar  membawa Na Ri ke sebuah rumah sakit besar di Seoul untuk di tes kembali karena dokter  mengatakan itu stress jadi Jangan membuatnya stres. Na Ri menyangkalnya dan kesal pada Nan Gil menurutnya ayah macam apa yang melakukan seperti itu. Dong Jin heran mendengar Na Ri memanggil ayah.
Sudah aku katakan tidak, jadi jangan lakukan ini lagi. Itu bukan urusanmu. Jadi Pergi saja” kata Na Ri lalu masuk ke dalam rumah. Dong Jin dibuat binggung dan Nan Gil pun berteriak marah bertanya apa yang sudah dilakukan Dong Jin pada anaknya. 

Nan Gil masuk rumah menepuk pundak Na Ri meminta maaf karena sudah menelepon tanpa bertanya. Na Ri menegaskan kaalu sudah menerimanya karena semua terlepas dari kepercayaan demi ibunya. Dong Jin masuk dengan melirik binggung dan melihat suasana.
Kalau kau ayahku, setidaknya kau harus memukulnya.” Ucap Na Ri penuh dendam,
Aku tidak mengerti apa yang terjadi. Apa kau bersedia menjelaskannya kepadaku?” kata Dong Jin Nan Gil melirik sinis pada Dong Jin dengan kepalan tanganya.
Nan Gil sudah siap dengan kepalan tanganya dan Na Ri pun dengan bangga, tapi akhirnya Nan Gil hanya menepuk pundak meminta agar Dong Jin untuk pergi hari ini juga. 

Na Ri masuk kamar membereskan barang-barangnya, Dong Jin masuk kamar langsung mengumpat Na Ri itu bodoh.  Na Ri marah melihat Dong Jin yang berani masuk ke dalam kamarnya. Dong Jin mengerti Na Ri pasti masih marah dan meminta agar membiarkan dirinya bicara. Na Ri memperingatkan Dong Jin untuk tak ikut campur dan pergi saja.
Bagaimana mungkin aku tidak peduli? Apa dia sudah gila?” ucap Dong Jin. Na Ri bertanya siapa yang sedang dibicarakanya.
Dia merayu ibumu yang tidak bersalah. Dia jelas seorang penipu! Apa kau bodoh? Kenapa kau bersikap sopan kepadanya? Apa yang dia mau? Apa dia ingin uang? Apa dia berencana untuk tinggal di sini?” ucap Dong Jin marah dan melihat Na Ri yang mulai berkemas
Apa dia mengatakan kalau ini adalah rumahnya? Apa dia memintamu untuk pergi?” teriak Dong Jin, Na Ri meminta agar Dong Jin tak perlu ikut campur

Dan jangan menghina ibuku. Aku percaya padanya.” Tegas Na Ri, Dong Jin melihat Na Ri itu sangat menyedihkan.
Dong Jin pikir Na Ri bisa mengetahui kalau ia  juga merasakannya dan Ini jelas bagi siapa pun menurutnya Ibu Na Ri masuk dalam jebakan seorang gigolo muda. Na Ri langsung memukul kepala Dong Jin dengan buku tebal ditanganya.
Apa ibumu benar-benar meninggal dalam kecelakaan mobil? Apa kau tahu bagaimana kecelakaan itu terjadi? Bagaimana dengan pamanmu? Lalu Sejak kapan kau kehilangan kontak dengan dia?” ucap Dong Jin. Na Ri sempat terdiam seperti mulai meragukanya.
Saat itu terdengar bunyi suara pesan masuk bertubi-tubi, Yeo Joo memborbardir ponsel Dong Jin dengan mengirimkan satu kata dalam tiap pesananya  (Apa kau sedang dalam pertemuan? Aku merasa buruk.) Dong Jin pun menyingkir sambil mengeluh Yeo Joo mengirim pesan teks dengan terpotong-potong. Na Ri hanya bisa tersenyum sinis mendengarnya. 


Yeo Joo sedang berolahraga, salah seorang temanya terlihat kelelahan merasa pasti berjalan dengan baik karena Yeo Joo mengirim pesan teks saat berolahraga. Yeo Joo mengatakan tidak karena pacarnya itu berbohong bahwa sedang dalam sebuah pertemuan tapi pergi untuk menemui pacar lamanya dan ia berpura-pura bodoh.
Si teman terlihat kalau Yeo Joo malah senang, Yeo Joo pikir itu karena Dong Jin berbohong kepadanya. Si pria tak mengerti maksudnya. Yeon Joo menjelaskan kalau sebelumnya pria yang dikencaninya itu bicara tentang pacarnya secara terbuka jadi berarti tidak bisa menelepon saat mereka bersama Tapi sekarang, pacarnya itu berbohong kepadanya. Dan Ia sekarang jadi yang pertama untuk Dong Jin.  Si pria merasa Yeo Joo beruntung menjadi yang pertama.

Na Ri ingin keluar dari rumah tapi di halangi oleh Dong Jin, lalu memintanya untuk segera pergi. Dong Jin bertanya apakah Na Ri tahu berapa banyak nilai rumah ini. Na Ri menyindir Dong Jin datang untuk mengevaluasi nilai rumahnya. Dong Jin memberitahu kalau rumahnya itu adalah tempat yang panas.
Tempat wisata berbaris untuk mengembangkan daerah ini. Dia tahu itu dan berhasil menguasai ibumu. Dia merencanakannya sejak awal.” Kata Dong Jin, Na Ri tak peduli ingin pergi tapi akhirnya Dong Jin kembali menghalangi jalanya.
Hei. Tunggu... Bagaimana dengan 30.000 dolar?” ucap Dong Jin mencari alasan. Na Ri mengatakan akan membayarnya.
Kenapa kau harus membayarnya? Rumah ini adalah milikmu. Bahkan kalau kau putus denganku, lindungi rumah ini. Apa kau mengatakan percaya pada pilihan ibumu? Jangan terlalu naif... Ibumu dan kau tertipu karena itu!” tegas Dong Jin sinis
Na Ri melirik melihat Nan Gil yang sudah ada didepan pintu, Dong Jin menengok dan terlihat panik melihat tatapan Nan Gil. Tapi Nan Gil menyuruh Na Rimakanlah agar bisa minum obat. Na Ri seperti menuruti layaknya seorang anak pada ayahnya. 

Dong Jin akhirnya mendekati Nan Gil merasa kalau mendengar percakapan mereka dan merasa bersalah sekarang. Ia merasa Nan Gil itu memilih target yang salah untuk ditipu dan memberitahu berapa banyak pengacara dan hakim yang dikenalnya.
Aku tidak peduli, jadi aku tidak akan bertanya... Tidak sama sekali.” Tegas Nan Gil lalu pamit untuk mengaduk adonan.
Jangan coba-coba macam-macam dengangku...Kemasi barang-barangmu dan keluar, kau gigolo penipu!” teriak Dong Jin marah, Nan Gil hanya memegang pergelangan tangan Dong Jin lalu melepaskanya. Dong Jin merasakan tanganya terasa kesakitan. 

Kwon Duk Sim didalam kamarnya melihat semua hasil foto yang diambilnya  secara diam-diam, tersenyum sendiri melihat sosok Nan Gil, lalu melihat Na Ri yang tak sengaja terambil lalu bertanya-tanya siapa wanita itu.  Tiba-tiba Duk Bong datang dan Duk Sim lalu menutup layar dengan permainanya.
Ini gedungku. Sudah kukatakan kepadamu untuk tidak mengunci pintumu.” Tegas Duk Bong bisa membuka pintu kamar adiknya.
Kudengar kau bolos sekolah... Ini hidupmu, jadi aku tidak sepenuhnya peduli. Tapi kalau dipikir-pikir, aku harus mengambil alih kota ini. Sekarang Aku cukup terkenal Jadi adikku tidak bisa seperti ini.” tegas Duk Bong lalu mengambil laptopnya akan menyitanya karena adiknya iu tidak membeli apapun di dalam ruanganya.
Setiap kali kau membolos kelas, maka aku akan menyita satu barang.” Tegas Duk Bong
Duk Sim langsung mengajak kakaknya agar  bernegosiasi kalau ia mendapatkan satu peringatan maka akan mengembalikannya dan hari ini belum termasuk. Duk Bong pun setuju Tapi kalau Adiknya itu membolos lagi maka seluruhnya akan menghilang termasuk adiknya. Duk Sim merasa itu bukan negosiasi tapi  ancaman, Duk Bong tak peduli memberitahu kalau  akan pergi ke Seoul jadi Jangan mencoba melakukan apapun atau akan mati.

Nan Gil mulai membuat adonan kulit dumpling lalu tiba-tiba teringat dengan saat Na Ri merapihkan dasinya dan meminta agar  lebih akrab. Senyuman Nan Gil tak bisa disembunyikan seperti sangat bahagia, saat itu tiba-tiba dikagetkan dengan Na Ri yang sudah ada disampingnya.
Berikan aku nomormu.” Kata Na Ri, Nan Gil pun memberikan nomor ponselnya. Saat Na Ri menelp balik terdengar suara ringtone milik Nan Gil “Kalau aku langit... aku ingin semburat wajahmu.” 

Flash Back
Na Ri duduk bersama dengan ibunya menyanyikan lagi kesukaan ibunya
Sama seperti cahaya merah yang berkedip malam hari, aku ingin semburat pipimu. Kalau aku seorang penyair maka Aku akan bernyanyi untukmu. Sama seperti seorang anak kecil meringkuk di dada ibunya maka aku ingin bernyanyi dengan gembira.” 

Na Ri seperti merasakan kalau Nan Gil memang benar-benar sangat dekat dengan ibunya, lalu meminta agar Nan Gil menyanyikan lagu itu. Nan Gil binggung, Na Ri yakin Nan Gil pasti tahu lagu itu karena Ibu menyanyikannya sepanjang waktu. Nan Gil seperti tak pecaya diri tapi akhirnya menyanyikan lagu yang disukai oleh Ibu Na Ri
Apa yang kau lakukan saat kau merindukan ibu?” tanya Na Ri
Aku menutup mataku... dan berkata, "Aku merindukanmu." Lalu aku melihatnya. Dia selalu tersenyum.” Ucap Nan Gil. Na Ri bisa mengerti lalu memberitah kalau akan naik bus terakhir. Nan Gil mengerti dengan senyuman bahagia.
Sepertinya kau senang karena aku akan pergi.” kata Na Ri, Nan Gil menyangkalnya kalau tidak sama sekali.
Aku akan mengambil barang-barangku nanti.” Ucap Na Ri, Nan Gil mengangguk mengerti, lalu menjelaskan maksudnya  bisa meninggalkan  barang-barangnya. 

Nan Gil mengantar Na Ri berjalan keluar rumah, seperti seorang ayah yang khawair menyuruh Na Ri Pergi ke sebuah rumah sakit di Seoul, Jangan sampai stress, Makan dan tidur dengan baik dan melihat kalau memiliki lingkaran hitam, kulitnya kering, dan memiliki keriput...
Berhenti berbicara tentang keriput! Itu stres.” Teriak Na Ri kesal, Nan Gil sempat ketakutan lalu meminta Na Ri menunggu dan bergegas kembali ke dalam rumah. 

Na Ri keluar rumah melihat Dong Jin masih menungunya, Dong Jin mengaku kalau ia bersalah tapi melihat sikap Na Ri merasa putus dengannya seakan sedang menunggu. Na Ri pikir itu memalukan mengatakan hal itu dan meminta agar memberitahu Ibu Dong Jin  itu sudah berakhi dan jawab teleponnya dan merasa menyesal karena dirinya yang paling jarang menelepon.
Kau bertindak seakan kau sangat pintar... Kau tidak akan pernah mendapatkan uang sebanyak ini. Apa ini lelucon untukmu?” ucap Dong Jin marah
Apa kau marah... karena itu hampir menjadi milikmu?” sindir Na Ri, Dong Jin meminta agar Na Ri sadar
Itu milik ibumu, jadi itu milikmu.,, Ibumu ingin kau memilikinya.” Kata Dong Jin

Na Ri merasa tak peduli dan  meminta agar Berhenti bersikap materialistis. Dong Jin pun kembali meminta agar Na Ri mengembalikan uang 30ribu dollar sekarang. Saat itu Dok Bong datang bertanya apa yang sedang mereka lakukan. Dong Jin binggung bertanya apakah Na Ri mengenalnya lalu terdengar kembali bunyi pesan masuk dari Yeo Joo bertubi-tubi.
Nan Gil akhirnya keluar rumah, Na Ri merasa sekarang  Seluruh warga akan segera datang dan bertanya apa yang dibawa Nan Gil untuknya. Nan Gil memberitahu kalau itu dumpling. Duk Bong pun mengejek itu seperti cinta orang tua. Nan Gil tak memperdulikanya menurutnya Na Ri perlu makan masakan rumah untuk melawan insomnia stres, lingkaran hitam, serta keriput. Na Ri meminta aga Nan Gil tak banyak bicara lagi.

Tunggu dulu. Masakan rumah harus mencakup... nasi, sup, lauk, dan semuanya. Pangsit dari Hong bukan masakan rumah.” Kata Duk Bong mengejek
Ini Pangsit Hong buatan Hong Na Ri, jadi ini masakan rumah.” Tegas Nan Gil lalu melihat Dung Jin yang sedang sibuk dengan ponselnya.
Nan Gil berpikir kalau memang Duk Bong pergi ke seoul kenapa tak memberikan tumpangan pada  Na Ri saja. Duk Bong pun langsung menyuruh Na Ri masuk mobilnya. Na Ri sempat binggung tapi melihat Dong Jin yangs udah mengkhianatinya memilih untuk buru-buru masuk ke dalam mobil. 


Dong Jin sedang asyik mengirimkan pesan binggung melihat mobil Duk Bong yang lewat dan bertanya kenapa pria itu mengambil pacarnya. Dalam perjalanan Duk Bong membahas kalau  Pria pengirim pesan teks itu membuatnya khawatir dan Ayah tirinya itu kelihatan seperti akan membunuhnya setelah membuat mereka  pergi.
“Jadi Siapa dia?” tanya Duk Bong penasaran
Seseorang yang bisa mati.. Jangan mencoba untuk mencari tahu.” Kata Na Ri
Aku menjadi kreatif, tetapi kau menghindarinya. Jadi aaku akan berkata "Siapa orang itu?" Membosankan untuk bertanya secara langsung seperti itu.” kata Duk Bong

Na Ri meminta agar menurunkan di pinggir jalan saja, Duk Bong mengatakn tidak bisa melakukan itu karena Ayah tirinya meminta untuk mengantarnya. Na Ri pun mengerti dan ia pun juga tidak benar-benar ingin keluar dari mobil. Ia mengaku sangat lelah jadi akan tidur dengan tenang dan Duk Bong bisa menyetir mobil dengan baik.
Aku mengantarmu menggunakan mobilku dua kali dalam satu hari. Apa kau tidak bersyukur?” ucap Duk Bong, Na Ri pun mengucapkan terimakasih
Aku tidak akan berhenti di sebuah peristirahatan. Aku benci tempat dengan banyak orang, makanan, dan kamar mandi yang bau bahkan dicampur bersama-sama.” Ucap Dong Bong,  Na Ri memilih untuk memejamkan matanya dengan memberikan suara dengkuran. 

Sementara  Nan Gil dengan mata melotot mendekati Dong Jin mengatakan uang 30.000 dolar kalau ia akan mengembalikannya. Jadi jangan menunjukkan wajahnya di depan Na Ri lagi. Dong Jin mengangguk mengerti dan terlihat ketakutan. 

Na Ri kembali bertugas dalam pesawat dengan temanya Yeon Mi dengan mengambil gelas-gelas bekas minum. Di belakang Yeon Mi bertanya apakah Na Ri benar-benar putus. Na Ri membenarkan. Yeon Mi tak percaya kalau  Penyihir itu cukup cepat. Na Ri bingung apa maksud dari ucapan temanya itu.
Saat makan malam perusahaan, Yeo Joo mengatakan kau putus dengan sangat yakin.” Kata Yeon Mi, Na Ri menahan amarah karena sebenarnya yang membuatnya putus adalah Yeo Joo. 

Ketika berjalan ke belakang, semua kru pesawat memberikan pesta kejutan dengan Yeo Joo memberikan lirikan liciknya pada seniornya sambil menyanyikan lagu  Selamat ulang tahun, setelah itu memberikan hadiah untuk Na Ri dari mereka semuanya.
Ini adalah 98 dolar, bukan? Aku masih memiliki beberapa, jadi aku akan menukarnya untuk para pria.” Ucap Na Ri
Kau pacar yang sangat setia... Apa itu untuk pacar sembilan tahunmu?” kata temannya, Na Ri menjawab  Tidak ada komentar.
Yeo Joo. Apa kau mengatakan pacarku dan aku putus? Bagaimana aku bisa putus? Sepertinya kau tahu.” Sindir Na Ri, Yeo Joo menyangkal  tidak pernah mengatakan itu tapi temanya yakin kalau Yeo Joo yang mengatakanya. Yeo Joo memilih untuk kabur. 

Na Ri memeriksa ponselnya saat mendarat dibandara dan melihat semua artikel yang dikirimkan dari Nan Gil (Stres menyebabkan insomnia, Hal yang harus dihindari sebelum tidur) dan melihat Nan Gil  yang mengirimkan setidaknya satu setiap hari.
Dia sangat sering mengomel. Dia lebih buruk dari ibu.” Ungkap Na Ri lalu mencoba menelp pamanya tapi ternyata masih tak aktif. 

Na Ri pulang dengan menaiki bus mengirmkan pesan pada pamanya (aku tahu tentang uang itu, jadi datanglah saat ulang tahun Ibu.) Saat itu juga ponselnya berdering terdengar suara pamanya. Paman langsung meminta maaf pada Na Ri dan juga pada ibunya,
Di mana kau? Aku memotong semua rumput liar di halamanmu. Ayo kita bicara berdua saja” kata Na Ri
Kurasa aku tidak akan bisa datang saat ulang tahunnya Maaf, Na Ri.” Kata Paman lalu menutup telpnya.
Na Ri mencoba menelp ke nomor yang digunakan pamanya, ternyata nenek yang sudah kurang pendengar mengangkat. Na Ri akhirnya hanya bisa bertanya keberadaan nenek itu. Sang Nenek memberitahu ada di Supermarket Seulgi.

Na Ri pun pergi dengan mengunakan taksi lalu melihat ada beberapa orang sedang bermain kartu di depan dan tak melihat sosok pamanya, lalu masuk ke dalam minimarket bertanya pada nenek apaka Paman Jung Nam ada di dalam. Si nenek memberitahu kalau Jung Nam sudah pergi.
Akhirnya Na Ri mencoba pergi ke rumah pamanya, tapi melihat ada beberapa orang seperti preman didepan rumahnya. Anak buahnya memberitahu kalau tidak ada orang di rumah. Na Ri tiba-tiba ditarik seseorang untuk bersembunyi. Nan Gil memberitahu kalau itu dirinya jadi Na Ri tak perlu takut dan menyuruhnya Pulang ke rumah.Na Ri memberitahu kalau pamanya sudah kembali. Nan Gil mengerti jadi meminta agar Na Ri segera pulang ke rumah.

Nan Gil mendekati beberapa preman yang ada didepan rumah, Seorang pria seperti ketua genk keluar dari mobil menyapa Nan Gil yang sudah lama tak bertemu. Nan Gil bertanya Kenapa datang dengan rombongan, lalu menyindir apakah dirinya masih membuatnya merasa ketakutan.
Anak-anak itu ingin tahu tentang legenda.... Katakan "Hai".” Ucap si pria, Semua anak buahnya pun membungkuk memberikan salam, Nan Gil pun bertanya apa yang sedag mereka lakuka.
Aku mendengar kalau Shin Jung Nam kembali.” Ucap si pria, Nan Gil mencoba menyangkal siapa yang memberitahukan hal seperti itu dan memperingatkan kalau mereka harus saling percaya. Si pria pun terlihat ketakutan. 

Na Ri menunggu di depan restoran Hong, lalu melihat dua mobil yang sudah meninggalkan rumah pamanya. Nan Gil kembali pulang, Na Ri langsung bertanya siapa orang itu. Nan Gil terlihat gugup lalu mencoba mengalihkaan dengan mengambil kotak makan yang dibawa Na Ri kembali.
Kau tahu betapa berharganya wadah makanan ini” kata Nan Gil
Siapa orang-orang yang ada di rumah pamanku?” tanya Na Ri penasaran
Orang seperti itu biasanya tidak mengatakan siapa mereka. Kenapa mereka selalu memakai jas?” Tegas Nan Gil.
Dia adalah temanmu dengan menyapamu "Hei. Nan Gil. Lama tidak bertemu." Dan dia kelihatan senang bisa melihatmu.” Kata Na Ri curiga
Orang-orang itu akan seperti itu setelah mereka tahu namamu.”ucap Nan Gil mencoba menyapa Na Ri dengan gayanya.

Na Ri pun bertanya apakah pamanya sedang ada dirumah, Nan Gil mengatakan tak ada.  Na Ri binggung karena Pamanya itu pergi ke supermarket dan tak ada dirumah. Nan Gil mengatakan paman Jung Nam memang tak ada dirumah. Na Ri mulai membahas tentang Nan Gil yang menikah dengan ibunya, tapi mengubah ucapanya.
“Apa kau tidak mengenal pamanku dengan baik? Ibuku sangat menjaga dia.” Kata Na Ri
Aku ingin menjaganya, tapi dia tidak ada di sini.” ucap Nan Gil
Apa dia sedang dalam pelarian? Berapa banyak dia berhutang?” kata Na Ri frustasi.
Aku mengirim begitu banyak tulisan-tulisan yang bagus, tapi kau masih tidak bisa mengendalikan kemarahanmu.” Kata Nan Gil kesal


Na Ri meminta agar Nan Gil memberitahukanya, Nan Gil membenarkan kalau paman Jung Nam  sedang dalam pelarian. Na Ri menyindir Nan Gil yang mengaku tak dekat. Nan Gil beralasan kalau tidak pernah berkata seperti itu. Na Ri yakin Nan Gil masih berhubungan lewat telp dengan pamanya, Nan Gil menyangkalnya.
Apa kau meminjamkan uang dan barang?” tanya Na Ri, Nan Gil mengatakan tidak
Berapa banyak dia berhutang? Katakan kepadanya untuk hanya menjual rumahnya!” ucap Na Ri, Nan Gil mengeluh Na Ri begitu ekstrim.
Apa dia berhutang lebih dari nilai rumah? Mereka mengatakan hutangnya tumbuh seperti bola salju. Apa yang akan kita lakukan dengan pamanku?” jerit Na Ri frustasi

Nan Gil menyuruh agar membuang saja pamanya, dan karena Paman Jung Nam adalah adik dari ibunnya jadi akan menjaganya jadi lebih baik buang saja paman Jung Nam dari otaknya dan memperingatkan agar jangan mengeluh sakit punggung ataupun tidak bisa melihat lagi dan menyuruhnya segera masuk ke dalam rumah dan beristirahatlah karena harus mengaduk adonan.
Na Ri mengeluh Nan Gil itu selalu pergi untuk mengaduk adonan,Nan Gil menegaskan kalau ia menjual pangsit jadi Mengaduk adalah hidupnya lalu masuk ke dalam rumah lebih dulu. 


Na Ri masuk ke dalam rumah membanting tubuhnya dikasur, sementara Nan Gil terlihat terdiam dalam ruangan yang gelap. Na Ri teringat dengan hadiah yang ditukarkan khusus untuk pria lalu berjalan ke dalam restoran tapi tak melihat Nan Gil di meja dapur karena sebelumnya mengatakan akan mengaduk adonan. Terlihat celah pintu kamar yang terbuka lalu mendengar suara Nan Gil seperti bicara di telp dengan wajah dingin
Sudah kukatakan agar kau jangan pernah menelepon. Kenapa kau datang kesini? Sudah kukatakan untuk jangan pernah melangkahkan kakimu di sini lagi. Ini peringatan terakhir dariku. Kalau kau melakukan ini lagi, Aku tidak bisa mengatakan apa yang akan terjadi padamu. Kau tahu aku selalu menepati kata-kataku.” Ucap Nan Gil
Na Ri terus mendengarnya seperti merasa Nan Gil sedang bicara dengan pamanya. Nan Gil ingin berganti baju. Na Ri kaget melihat dua buah tatto besar dipunggung Nan Gil, saat itu Nan Gil seperti merasakan ada orang yang memperhatikanya. 
bersambung ke episode 3 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

4 komentar:

  1. Kereeen,,, asik jg neh film.. dtggu klnjutanx ya bak... c4 bnget updatexšŸ˜

    BalasHapus
  2. penasaran bangeet cerita selanjutx

    BalasHapus
  3. Eeegggnnnmm
    tertarik sma drama ini karna ada sivampir juseon nya hihihhi

    BalasHapus
  4. Wow critanya mantap
    gumawo eonie....
    fighting

    BalasHapus