PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 07 September 2016

Sinopsis Love In The Moonlight Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Ra On berlari keluar dari arena pertunjukan dengan telanjang kaki, Putra mahkota menaiki tangga mencari sosok wanita yang menari mengunakan cadar, tangan Ra On  tiba-tiba ditarik oleh Yoon Sung agar bersembunyi disemak-semak,  Ra On kaget melihat Yoon Sung yang menariknya. Yoon Sung memberikan kode agar Ra On tak berbicara.
Pangeran Lee sudah sampai diatas tangga mencari sosok wanita yang membuatnya penasaran, Ra On buru-buru memalingkan wajahnya tak ingin Putra mahkota melihatnya jatungnya berdegup dengan kencang.  Pangeran Lee sempat menengok ke arah kanan lalu melihat beberapa dari belaakang rambut panjang penari kembali berkumpul karena bukan orang yang dilihatnya akhirnya memilih pergi ke arah yang berlawanan. 

Ra On langsung keluar dari persembunyian, melepaskan tangan Yoon Sung yang memeluknya, dengan gaya pria merasa memalukan sekali bagi seorang pria sampai terlihat seperti ini karena mendengar akan sangat buruk bagi Putra Mahkota kalau festival yang penting ini sampai kacau.
“Jadi Bisakah kau lupakan apa yang kau lihat?” kata Ra On
Apa kau mengatakan kau melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini... demi Putra Mahkota? Apa mungkin bisa ada alasan lain?” kata Yoon Sung
Lagipula aku bekerja untuk Dongungjeon.” Ucap Ra On
Lalu... kenapa kau menjadi seorang kasim kalau sebenarnya kau adalah seorang wanita?” tanya Yoon Sung, Ra On hanya bisa diam saja karena rahasianya bisa diketahui oleh Yoon Sung. 

Kasim Jang berjalan dengan terburu-buru menghampiri  Putra Mahkota.  Pangeran Lee bertanya apakah Kasim Jang  sudah memeriksanya. Kasim Jang mengatakan sudah bertemu dengan semua penari, tapi tidak bisa menemukannya dan Tidak ada yang mengenalnya juga.
Dia tahu setiap gerakan tarian Bahkan bagian yang hanya aku beritahukan kepada Ae Shim.” Ucap  Putra Mahkota, Kasim Jang terlihat binggung
Dan tariannya... benar-benar berbeda dari...” kata Pangeran memikirkan sesuatu.

Teringat kembali saat memerintahkan Kasim Hong agar men dokumentasikan seluruh persiapan. Lalu ketika membuat semua gambar gerakan tari dalam buku, Pangeran Lee bertanya apakah  Semua gerakan tarian itu ada di dalam kepalanya, Ra On menjawab tidak pernah lupa tarian atau lagu yang pernah dilihat.
Dengan mata penuh curiga Pangeran Lee bertanya keberadaan Kasim Hong sekarang. 

Ra On dengan wajah gugup merasa  sudah pergi terlalu lama jadi harus kembali ke tempatnya. Yoon Sung menahan Ra On pergi lalu melihat kaki Ra On yang berdarah, menurutnya Ra On  tidak bisa pergi dengan semua pakaian itu lalu berjongkok didepanya, Ra On kebinggungan.
Yoon Sung merobek sedikit kai dari bajunya dan langsung mengingkat di kaki Ra On yang berdarah lalu meminta agar menunggunya. Ra On hanya diam saja tak mau menatapnya. 

Yoon Sung berlari membawa baju Kasim untuk Ra On, tapi saat akan keluar Putra mahkota dan Kasim Jang sudah berjaga didepan pintu.  Kasim Jang memberitahu tidak bisa menemukan Kasim Hong. Pangeran Lee bertanya apakah Ra On tidak ada di sini, Kasim  Jang membenarkan.
Putra Mahkota.... Apa kau mencari Kasim Hong Sam Nom?” kata Yoon Sung sengaja mendekatinya dengan menyembunyikan baju dibelakanganya.
Apa kau melihatnya?” tanya Pangeran Lee.
Iya. Dia mengira kau pergi ke Dongungjeon, jadi dia segera ke sana.” Kata Yoon Sung sengaja mengalihkan perhatian. Pangeran Lee bersama pelayan dan juga Kasim Jung pergi menuju Dongungjeon

Pangeran Lee berjalan cepat menuju Dongungjeon saat membuka pintu matanya langsung melotot kaget, Ra On sudah duduk dengan baju kasimnya menyapa Pangeran Lee yang sudah kembali.  Pangeran Lee masih curiga bertanya Berapa lama Kasim Hong berada di sini.
Aku tidak bisa menemukanmu saat festival, jadi aku datang ke sini terlebih dulu.” Ucap Ra On gugup.
Apa yang kau lakukan?” tanya Pangeran Lee masih curiga.
Kau memerintahkanku untuk mencatat musik yang baru kau tulis.” Kata Ra On lalu panik melihat jepitan rambut yang tertinggal diatas meja lalu menyelipkan dibawahnya,
Pangeran Lee melihat kearah bawah dengan tatapan curiga, lalu melihat buku dibagian atas dan menatap tangan Ra On yang kotor dengan tinta. Dalam hatinya langsung bergumam Hal konyol apa yang sebenarnya aku bayangkan?
Apa kau ingin aku melakukan sesuatu yang lain?” tanya Ra On berusaha untuk santai.
Tidak. Kau boleh menyelesaikannya.” Kata Pangeran Lee, Ra On mengerti dan Pangeran Lee keluar dari ruangan bersama dengan Kasim Jang. 


Ra On duduk lemas karena penyamaranya tak diketahui oleh pangeran,
Flash Back
Ra On sudah selesai berganti baju Kasim, Yoon Sung memberikan topinya  mengatakan kalau Ra On harus cepat pergi. Ra On binggung, Yoon Sung m memberitahu  Putra Mahkota sedang mencarina dan  ia berkata kalau Ra On pergi ke Dongungjeon jadi harus bergegas pergi ke sana sebelum Pangeran datang.
Ra On masih duduk diam karena tanpa bantuan dari Yoon Sung pasti sekarang sudah  ketahuan. 

[Bab 5, Katakan kepadaku keinginanmu]

Ra On mengelap semua buku yang ada di ruangan khusus Putra mahkota, Pangeran Lee terlihat masih curiga dengan melihat Ra On dari belakang, Ra On tiba-tiba bersin menutup wajahn dengan handuk yang digunakan untuk menghilangkan debu. Pangeran Lee langsung datang meminta Ra On agar melakukan lagi, Ra On kembali mengelap buku-buku yang ada dalam rak.
Bukan itu. Tapi bersin...” kata Pangeran, Ra On mencoba mengeluarkan suara bersinnya.
Bukan seperti itu.” Ucap Pangeran Lee, lalu menutup setengah wajah Ra On dengan tanganya, matanya seperti melihat sorot mata yang sama dengan penari semalam. Ra On binggung melihatnya.

 “Berhenti bersin. Kau terus mengejutkanku.” Kata Pangeran Lee kesal
Maafkan aku, Putra Mahkota. Aku akan menjadi...” kata Ra On dan kembali bersin, Pangeran Lee marah karena Ra On kembali melakukanya lagi. Ra On binggung karena tidak bisa berhenti bersin.
“Tapi Putra Mahkota, Chuseok semakin mendekat, kan?” ucap Ra On membahasnya, Pangeran Lee dengan sinis, balik bertanya kenapa Ra On harus menanyakan hal itu padanya.
Aku pikir mungkin... para peserta pelatihan juga bisa mendapatkan liburan.” Ucap Ra On dengan senyuman bahagia
“Jadi Kau ingin pergi ke festival lentera. Apa itu benar?” kata Pangeran Lee sinis  sengaja mendekatkan wajahnya pada sang kasim, Ra On tak percaya Pangeran Lee bisa mengetahuinya.
“Kau.... Mendekatlah.” Kata Pangeran Lee, Ra On pun mendekat lalu tangan Putra mahkota menyentuh bagian pipinya, wajahnya terlihat gugup  lalu Pangeran Lee langsung memberikan sentilan dikepala Ra On, jeritaan kesakitan pun terdengar dan bertana kenapa Pangeran Lee melakukan itu padanya.
Bagaimana bisa kau berpikir untuk bermain, saat kau sedang demam?” ucap Pangeran Lee
Demam kecil seperti ini tidak ada apa-apanya. Jangan khawatir tentang aku pergi untuk bermain atau tidak.” Komentar Ra On
“Kau bilang Aku Khawatir? Siapa yang mengkhawatirkanmu? Apa kau sama sekali tidak pergi dari Jahyeondang hari ini. Kalau aku sampai tertular flu darimu, maka aku akan menghukummu dengan parah. Apa kau mengerti?” tegas Pangeran Lee dengan mata melotot lalu pergi. Ra On masih saja terus bersin. 

Ra On dan Putri MyungGeun berada diatas perahu diatas sungai, sang Putri bertana apakah Ra On terkejut karena memanggilnya, Ra On bersikap tenang sambil menungkan teh dalam poci,  Putri mengatakan tidak bermaksud yang lain karena mendengar kalau Ra On yang terbaik dalam membuat teh.
Aku ingin tahu siapa yang memberitahumu itu.” Ucap Ra On, Putri pikir siapa lagi  memangnya lalu mencoba teh buatan Ra On seperti rasanya tak enak. 
“Wahh... Rasa dan aroma yang mendalam adalah sebuah karya seni.” Komentar Putri berbohong.  Ra On merasa senang itu bisa menyenangkan Yang Mulia
Kau sudah mengatakannya sebelumnya... bahwa kau hanya menulis surat atas namanya dan isi di dalamnya adalah ketulusan.” Ucap Putri MyungGeun membahasnya.
Iya. aku hanya menambahkan sedikit, tapi aku tidak mengarang apapun. Semua yang aku lakukan adalah menyampaikan kasih saying tuan Jung kepadamu.” Jelas Ra On, Putri tersenyum mendengarnya lalu ingin tahu seperti apa Tuan Jung itu.
Dia sangat maskulin.” Kata Ra On, Putri bertanya  Bagaimana suaranya, Ra On memikirkan tentang suaranya.
Kasim Jang dan Putra mahkota berjalan melewati jembatan, Kasim Jang yang melihat anak buahnya berbicara dengan Putri memanggil Pangeran Lee.
Putra Mahkota. Bukankah kau memerintahkan Kasim Hong... untuk tetap di Jahyeondang sepanjang hari ini?” kata Kasim Jang, Pangeran Lee membenarkan.
Tapi... Di sana...” kata Kasim Jang menunju, Pangeran Lee melotot marah melihat Kasim Hong sedang bersama adiknya diatas perahu. 


Ra On terbatuk-batuk, Putri merasa Kasim Hong Kondisinya terlihat kurang baik lalu menyuruhnya untuk kembali saja. Ra On meminta maaf lalu ingin mengayuh perahu untuk menepi, lalu terinta sesuatu kalau mendengar Putri sakit karena flu sebelumnya. Putri binggung memikirkan dan kapan itu sebelumnya.
Saat tuan Jung pertama kali mengirim suratnya. Dia berkata kau kelihatan cantik... naik ayunan saat batuk.” Ucap Ra On
“Kau bilang Sebuah ayunan? Lalu Flu? Apa dia.. benar-benar berkata seperti itu?” ucap Putri  teringat sesuatu terlihat marah. Ra On binggung bertanya keadaan Putri,
Aku baru saja mengajukan pertanyaan!” teriak Putri lalu berdiri diatas perahu,

Perahu pun goyang, Ra On berusaha untuk memegangnya karena berbahaya dan meminta agar kembali duduk. Perahu semakin terlihat terus bergoyang, sampai akhirnya Ra On harus terjatuh masuk ke dalam sungai. Putri menjerit panik. Pangeran Lee melihat Ra On sudah tenggelam langsung masuk kedalam sungai tanpa berpikir panjang.
Kasim Jang panik melihat Pangeran Lee masuk ke dalam sungai, akhirnya semua kasim ikut masuk ke dalam sungai untuk membantu Pangeran Lee. Pangeran Lee yang mahir berenang menarik pinggang Ra On untuk naik ke darat, Ra On sempat menatap tak percaya karena Putra mahkota menyelamatkanya.
Akhirnya keduanya timbul di permukaan, Yoon Sung sedang lewat dengan Kasim Ma melihat Pangeran Lee yang menyelamatkan Ra On. Pangeran Lee membawa Ra On untuk naik lebih dulu dan semua orang panik melihat Putra mahkota basah kuyup menyelamatka seorang kasim. Ra On berlutut masih terbatuk-batuk karena terlalu banyak meminum air.

Beraninya kau? Berdiri sekarang juga! Seorang kasim harusnya melindungi Putra Mahkota.” Teriak Kasim Jang memarahi anak buahnya, Ra On meminta maaf pada seniornya.
Aku melompat dengan sendirinya jadi Dia tidak melakukan kesalahan.” Ucap Pangeran Lee membelanya.
Pangeran Lee sudah mengunakan jubahnya dan ingin memberikan pada Ra On, Kasim Jang menahannya dengan memperingatkan kalau semua melihatnya
Apa kau pikir dia bisa bertahan hidup  setelah menempatkanmu dalam bahaya?” kata Kasim Jang, Pangeran Lee melirik seperti menyadarinya,  Ra On hanya tertunduk ketakutan.
Pangeran Lee mengatakan kalau ia baik-baik saja lalu menyuruh Kasim Jang agar menaruh kembali jubahnya dan berjalan pergi. Kasim Jang menyuruh Ra On untuk Minta maaf kepada Putra Mahkota sekarang juga, Ra On berlutut mengaku sudah melakukan dosa besar pada Putra Mahkota. 

Pangeran Lee membalikan badan menyuruh Ra On segera bangun karena  Tanahnya dingin, ketika akan berjalan pergi matanya tetap mengarah pada Ra On seperti masih khawatir.
Aku akan menghukummu dengan sangat berat, jadi ikut bersamaku.” Kata Kasim Jang membantu Ra On bangun dan memapahnya berjalan
Kasim Ma melihat dari jauh memberitahu Yoon Sung kalau  Perdana Menteri Kim sedang menunggu, Yoon Sung menyuruh Kasim Ma duluan saja dan akan segera menyusul lalu bergegas pergi. Sementara Putri yang masih ada diperahu melambaikan tanganya karena ditinggal begitu saja, semua tetap berjalan pergi. Putri menjerit kesal karena tidak ada yang melihatnya. 

Ra On pergi ke Jahyeondang, Yoon Sung datang langsung menyelimuti dengan badan Ra On dengan kain, Ra On kaget melihat Yoon Sung sudah ada dibelakangnya memberikan kain agar tak kedinginan. Yoon Sung heran melihat Ra On yang kau begitu terkejut melihatnya dan membuatnya terluka.
Aku tidak mendengarmu berjalan mendekatiku.” Ucap Ra On tertunduk dan kembali terbatuk.
Apa kau baik-baik saja?: tanya Yoon Sung, Ra On mengaku kalau ia baik-baik saja dan mengucapkan Terima kasih lalu berjalan pergi.

Kasim Hong, Kau pikir aku mengetahui rahasiamu, benarkan? Bisakah kau tidak menganggap bahwa... aku berbagi rahasia denganmu?” ucap Yoon Sung, Ra On membalikan badanya.
“Seperti kalimat "Sangat bisa diandalkan." Apa kau tidak bisa berpikir bahwa aku seperti itu? Jangan khawatir karena aku dan Jangan menghindariku juga.” Kata Yoon Sung, Ra On tak berkomentar lalu memilih untuk pergi. Yoon Sung akan pergi lalu matanya melihat dibagian depan bertuliskan  Jahyeondang


Para Kasim sedang berkumpul diruang istirahat, Kasim Ma membahas tentang Gadis yang menari di festival lalu bertanya apakah sudah berhasil menemukanya, Kasim Jang yang terlihat masih kedinginan menghela nafas meminta agar memulainya.
Putra Mahkota memerintahkanku untuk mencari di seluruh istana, jadi aku memeriksa di semua tempat, seperti pengemis menjilat mangkuk. Tapi aku tidak bisa menemukannya.” Kata Kasim Jang
Jangan membicarakan itu. memikirkan tentang apa yang aku rasakan... Aku kehilangan nafsu makan” kata Kasim Sung kesal 

Kasim Ma terdiam teringat saat melihat Ra On berubah menjadi wanita untuk mengantikan posisi menari dalam menyambut utusan dari luar Joseon. Akhirnya Kasim Ma pergi ke tempat berkas-berkas lalu mencari lembaran kelulusan saat semua harus melepaskan celananya, melihat lembaran kertas Ra On yang bernama “Hong Sam Nom” hasil capnya ditengah-tengah dan lebih baik ke arah lulus.
Dia tidak bisa menghindari ini.” kata Kasim Ma seperti ingin menjebak Ra On. 

Kasim Han berada diruangan Raja memberitahu  Para utusan sudah menyerahkan permintaan upeti. Dari istana kerajaan, mereka menuntut perak 30.000 yang, 120,000g ginseng, 150 lembar kulit macan tutul... dan 50 sikat yang terbuat dari rambut ekor musang.
Kenapa meningkat sangat banyak? Ini jauh lebih tinggi daripada apa yang mereka minta bulan lalu.” Kata Pangeran Lee heran
Hal ini karena Yang Mulia yang mengambil tahta... untuk sementara berada di bawah kendali mereka. Mereka menjadi serakah dan menuntut lebih banyak.” Kata Mentri Kim, Pangeran Lee melirik sinis.
Mereka memegang pedang, jadi kita tidak punya pilihan.” Kata Raja

Siapa yang memberi mereka pedang?” tanya Pangeran Lee dengan mata sinisnya pada Mentri Kim.
Kau harus menerima risiko dan kesepian... saat mengambil jalan pintas. Apa yang bisa didapatkan oleh seseorang tanpa memberikan imbalan?” kata Mentri Kim  Raja hanya bisa diam saja, Kasim Han bertanya apa yang harus mereka lakukan. 
Jangan menyinggung perasaan mereka dengan negosiasi yang tidak berguna. Kita tutup mata saja untuk sekali ini... dan lakukan seperti yang mereka inginkan.” Ucap Raja pada putra Mahkota.
Kalau kita menutup mata sekali ini, maka berikutnya mereka akan mencoba untuk memotong kita. Aku minta maaf, tapi aku menolak untuk melakukan itu.” Tegas Pangeran Lee 


Ra On tertidur sendirian terlihat bermimpi buruk dan sedikit mengingau.
Flash Back
Terlihat banyak orang yang menerbangkan lampion. Ra On dan ibunya melewati sebuah jembatan yang penuh dengan orang sedang berjualan. Tedengar teriakan pengawal istana, Ibu Ra On mengajak anaknya untuk  bermain petak umpet.
“Aku akan menghitung sampai 10, lalu kau bersembunyi di bawah sana. Bisakah kau melakukan itu? Kau bisa bersembunyi dan jangan sampai sehelai rambut pun terlihat, mengerti?” kata Ibu Ra On
Aku menang kalau kau tidak bisa menemukanku sebelum hitungan 100.” Ucap Ra On
Tidak bukan begitu cara kita melakukannya kali ini. Kau tidak boleh keluar sampai aku menemukanmu. Ra On.... Kau tidak boleh memberitahu siapa pun siapa kau sebenarnya Bisakan kau melakukanya? Tidak peduli apa yang terjadi, Jangan tertangkap. Kau Mengerti?” ucap Ibu Ra On dan akan mulai menghitung.

Ra On hanya diam, Ibunya menghitung dan menyuruh Ra On segera pergi. Ra On mulai berjalan di hitungan ketiga, menatap ibunya yang tersenyum sambil menghitung sampai lima lalu bersembunyi di kolong meja tempat berdagang. Di hitungan 10, pengawal melihat Ibu Ra On dan langsung menangakpanya lalu membawa pergi. Ra On binggung karena hanya sendirian dan menangis. 
Ra On dalam tidurnya menangis sambil memanggil ibunya, lehernya sudah penuh dengan keringat. Pangeran Lee menatapnya seperti merasakan kesedihan yang dirasakan Ra On karena kehilangan ibu, seperti dirinya, lalu mengumpat Kasim Song itu seperti bayi yang cengeng.
Tanganya mengusap air mata di pipi Ra On, tangan Ra On memegang lengan bajunya, Pangeran Lee terdiam dan Ra On sediki membuka matanya seperti penglihatanya masih kabur, Pangeran Lee bertanya kenapa Ra On berbicara saat tidur.
Byung Yun.... Aku bermimpi tentang hari saat aku terpisah dari ibuku.” Kata Ra On
Kau mendapatkan mimpi yang menyedihkan.” Komentar Pangeran Lee dengan mata berkaca-kaca.
Itu adalah mimpi yang bahagia. Setidaknya, aku bisa melihat ibuku lagi.” Kata Ra On sambil menangis lalu kembali tertidur sambil melepaskan tanganya.
Pangeran Lee tak bisa menutupi rasa sedih karena merasakan hal yang sama, lalu merapatkan selimut agar Ra On tak kedinginan. Byung Yun baru pulang melihat Pangeran Lee seperti merawat Ra On yang sedang sakit, terlihat dibagian perutnya seperti terluka lalu menahan rasa sakit dan pergi. 


Pangeran Lee serius membaca buku di tempat khusunya, Ra On datang mengingat kembali saat Pangeran Lee yang menyelamatkan di sungai, wajahnya terlihat gugup. Ia mencoba untuk tenang menyapa Pangeran Lee bertanya apa yang sedang dilakukanya dan membahas tentang saat jatuh ke sungai.
“Hei... Anak anjing... Aku mengatakan untuk tidak datang ke sini sampai demammu sembuh” Kata Pangeran Lee sinis, Ra On pikir sikap pangeran Begitu lebih baik dengan wajah dongkol.

Aku baik-baik saja sekarang, berkat sayangku Byung Yun yang merawatku sepanjang malam.” Ucap Ra On mengingat kalau Byung Yun yang merawatnya.
“kau tadi bilang "Sayangku Byung Yun"?!!” kata Pangeran Lee marah karena ia yang merawat Ra On
Iya. Sayangku Byung Yun benar-benar berbeda... dari seseorang yang gemetar karena takut aku akan membuat dia sakit.” Kata Ra On  bangga
Pangeran Lee lalu menyuruh agar Ra On duduk,  Ra On langsung menolak,  Pangeran Lee makin marah karena Ra On menolaknya.  Ra On berpura-pura terbantuk saat Pangeran Lee mendekat karena akan dipukuli apabila menjadikan si “Sendok Perakyang berharga sakit. Pangeran Lee langsung memasukan sesuatu ke mulut Ra On.
Apa yang sedang kau lakukan?” ucap Ra On binggung karena merasakan sesuatu yang masuk ke dalam mulutnya dengan tiba-tiba.
Kunyah dengan baik...Ini 10 kali lebih efektif daripada sayangmu Byung Yun.” Tegas Pangeran Lee lalu beranjak pergi. Ra On terdiam, Pangeran Lee sempat cemberut tapi ketika menjauh dari Ra On senyumanya terlihat, Ra On binggung dan terlihat ada kotak obat dengan isi dua bola berbentuk keemasan. 

Ra On baru saja keluar dan langsung di panggil oleh Kasim Jung dengan tatapan marah,  bertana Apa yang dilakukan dalam perpustakaan Putra Mahkota selama ini. Ra On panik bertanya apakah ada yang salah dengan yang dilakukanya.  Kasim Jung menegaskan ada sesuatu yang sangat salah.
Para peserta pelatihan yang bekerja pada saat festival...telah diberikan liburan khusus Chuseok.” Ucap Kasim Jung memberikan seperti sebuah medali agar bisa keluar dan masuk istana
Tuan Jang! Terima kasih banyak.” Kata Ra On terlihat tersenyum bahagia bisa keluar dari istana lalu berlari pergi.
Ada apa dengan Pangeran Dung akhir-akhir ini? Apa Putra Mahkota memberikan liburan kepada para kasim?” ucap Kasim Jung binggung tapi menurutnya itu sangat bagus. 

Ra On masuk ke tempat para kasim dengan sumringah, tapi melihat dua teman seperjuangan Do Gi dan Sung Yul sedang menangis lalu bertanyaApa ada yang salah. Sung Yul menceritakan Kasim Do kehilangan mangkuk yang baru saja akan dipakai makan.
Aku mencuci beras dan selesai memasaknya,tapi aku kehilangan seluruh mangkuk.” Cerita Do Gi sampai menangis, Ra On tak mengerti maksudnya. Sung Yul meminta Ra On mendekat agar bisa berbisik.
Kasim Do melakukan semua persiapan untuk menyambut para utusan,tapi segera setelah mereka tiba, Nama dia dihapus dari daftar.”cerita Sung Yul.
Apakah semenyenangkan itu bekerja di tempat tinggal para Utusan?” tanya Ra On heran.
Tentu saja. Kalau kau dekat dengan para utusan maka hidupmu sebagai seorang kasim sudah diatur.” Kata Do Gi. Ra On mengangguk mengerti.
Tapi...siapa yang mengambil tempatmuSiapa tikus yang menghentikan jalanmu?Mereka seharusnya membantu para peserta pelatihan kasim,tapi kenapa mereka justru menghalangi jalanmu?” kata Ra On mengoceh kesal. Tanpa sadar kalau Do Gi dan Sung Yul langsung berdiri tegak saat melihat Kasim Ma datang. 

Do Gi membalikan badan Ra On agar bisa melihat ada Kasim Ma, Ra On melongo karena ada seniornya lalu dengan cepat menundukan kepalanya. Kasim Ma dengan tatapan sinis berkata “Aku melihat kau lebih cantik daripada gadis di luar sana.”  Lalu berjalan pergi.
Ra On hanya bisa terdiam seperti merasa Kasim Ma mengetahui rahasianya sebagai seorang perempuan lalu Do Gi memberitahu kalau Kasim Ma adalah tikus yang menghentikan jalan mereka. Ra On tak percaya mendengarnya, Do Gi mengumpat karena Kasim Ma seperti semena-mena dengan Kasim baru.
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar