Ji Hong mulai memasukan sebuah alat berbentuk panjang
seperti jarum pada kepala yang sudah dilubangi, di lantai atas dokter Kim, Ahn,
Kang dan Pi terlihat tegang. Ji Hong melihat dilayar ada cello
tremor. Dokter Choi merekam videonya. Ji Hong memberitahu Lokasinya
di ventral antara inti Thalamic. Seo Woo
berkomentar ini Aneh sekali.
“Aku tidak merasakan apapun. Apa Ada
masalah ?” tanya Soo Jung yang sadar
“Otakmu tidak merasakan apapun jadi Jangan khawatir.” Kata Ji Hong, Seo Woo melihat mereka Sudah
mencapai target.
“Kita hampir sampai, Bicara pada pasien.” Kata Ji Hong, Hye Jung mulai bicara pada Soo Jung,
Ia bertanya keadaaan Soo Jung sekarang, Soo Jung mengaku
kepalanya terasa kosong, Rasanya seperti film matrix. Hye Jung melirik melihat tangan Soo Jung yang masih
bergetar. Ji Hong bertanya dengan getaran ditanganya, Hye Jung memberitahu
masih ada. Ji Hong memberikan kode agar Hye Jung membuat sesuatu.
Hye Jung mulai mengerakan tangan Soo Jung yang bergetar
agar bisa rileks. Ji Hong memastikan Pemompa
sudah diisi di tekanan 131-135, Hye Jung
mengangguk. Ji Hong meminta agar memberikan pompa 1 voltase. Hye Jung menekan tombol memberitahu getarannya
masih ada. Dokter Choi tak lupa merekam semua
kejadian dengan detail.
Soo Jung bertanya apakah terjadi masalah, tiba-tiba
pengelihatan terlihat kabur dan lama kelamaan mengaku tak bisa melihat apapun.
Hye Jung memberitahu pasien kehilangan daya lihat. Ji Hong berpikir sejenak lalu melihat kelayar. Seo Woo
melihat sinyalnya aneh. Semua yang
ada diatas ikut panik.
Ji Hong memberitahu kalau Soo Jung terjadi pendarahan.
Seo Woo merasa
mereka bisa memilih menunggu dan lanjutkan setelah pendarahan
berhenti. Hye Jung pikir tak boleh seperti itu,
lebih baik segera hentikan pendarahan, menurutnya lebih baik jarum
biopsi dan penghisap sampai ditemukan. Ji Hong kembali berpikir dan memutuskan untuk memberikan
jarum biopsi.
Seo Woo hanya bisa menghela nafas, Hye Jung bisa bernafas
lega. Ji Hong mulai memasukan jarum, Soo Jung terlihat panik memberitahu tak
melihat apapun bertanya apakah terjadi sesuatu. Dokter Kang diatas ikut panik
bertanya kenapa tangan Soo Jung masih terus gemetaran. Dokter Ahn yakin pasti
terjadi masalah. Dokter Kim memperingatkan semuanya agar tak ribut.
“Anda sedang pendarahan di otak. Dokter
Hong akan menemukan sumbernya, jangan khawatir.”
Ucap Hye Jung menenangkan pasien.
“Bagaimana kalau mataku begini
terus ?” kata Soo Jung panik
“Percayalah pada kami, karena anda
yang memutuskan melakukan operasi ini.” Ucap Hye
Jung memegang tangan menyakinkan.
Seo Woo mencoba mengubah keputusan kalau mereka masih
bisa menunggu. Ji Hong melirik sinis menegaskan Keputusan sudah dibuat, jadi harus lakukan. Hye Jung
memberitahu masalah penglihatan saat pembedahan hanya sementara dan Soo Jung bisa
melihat lagi nanti. Ji Hong meminta agar
menunggu, Seo Woo ingin menyela.
Hye Jung akhirnya menegur kalau Ji Hong sudah memberitahu
untuk menunggunya. Seo Woo hanya melirik sinis. Ji Hong bisa mengeluarkan darah
dan melihat ke monitor memberitahu pendarahan sudah berhenti jadi mereka bisa melanjutkan
operasi. Hye Jung kembali memberika pompa, Soo Jung perlahan melirik sekeliling
lalu menyadari sudah melihat dengan jelas lagi.
Ji Hong bisa bernafas lega, Hye Jung ikut tersenyum
menyuruh Soo Jung melihat tanganya. Soo Jung melotot kaget melihat tanganya
yang tadinya bergetar sudah hilang. Hye Jung dan Ji Hong saling memandang
bahagia, dilantai atas pun ikut senang melihatnya, hanya Seo Woo yang terlihat
cemberut.
Akhirnya Ji Hong berdiri di depan Soo Jung meminta agar
mulai mengenggam tanganya, Soo Jung menjerit tak percaya bisa memegang tangan
Ji Hong tanpa merasaka tanganya yang terus bergetar. Ji Hong pu meminta agar
Soo Jung meletakan tangan perlahan, Angkat tangan kanan dan
gerakkan maju mundur perlahan. Soo Jung bisa
melakukanya dan Ji Hong meminta Soo Jung menaruh jari di hidungnya juga,
setelah itu membentuk tanda V. Soo Jung tersenyum bisa melakukan tanda ada
getaran sedikit pun lalu mengucapkan terimakasih.
Seo Woo masih terlihat cemberut. Ji Hong meminta
dibawahkan busur dan panah ke ruang operasi. Soo Jung memegang busur panahnya,
Ji Hong memberitahu Peraih medali emas Olimpiade Lee Soo Jung akan menembakan
panahnya. Soo Jung menarik busur panahnya dan
langsung menancap dibagian tengah. Ji Hong berteriak kalau Tepat
sasaran lalu semua yang ada diruangan langsung bertepuk tangan.
Ji Hong meminta agar assistennya menyelesaikanya.
Ji Hong keluar dari ruang operasi terlihat sangat marah.
Hye Jung masuk loker bertemu dengan Seo Woo yang sudah menganti bajunya. Seo
Woo menegur Hye Jung yang melakukan padanya. Hye Jug bertanya apa maksudnya.
“Kau tadi bilang, "Dokter
Hong bilang
tunggu" Apa Kau harus
berkata begitu ? Apa Kau ingin
sekali terlihat hebat di depan dokter Hong ?” ucap Seo
Woo sinis
“Lalu Bagaimana dengamu ? Kenapa bersikap begitu selama
operasi ?” baas Hye Jung
“Kita bisa menunggu kemungkinan
dan menunggu sampai pendarahan berhenti. “ kata Seo
Woo tetap merasa pendapatnya paling benar.
“Pendarahannya akan memburuk kalau
kita menunggu. Menurutmu kenapa dia tidak bisa melihat
? Darahnya
sudah menekan syaraf optik.” Jelas Hye Jung, Seo
Woo masih saja tak terima kalau Hye Jung harus menegurnya.
Hye Jung menegaskan yang terenting
untuk menenangkan pasien. Kalau mereka
saling berdebat, maka pasien
akan tegang. Seo Woo ingin membalas lalu meraskan
Ponsel bergetar melihat nama Ji Hong yang menelpnya
Seo Woo masuk ke ruangan seniornya, Ji Hong pun
menyuruhnya untuk duduk, lalu mengatakan Sikap Seo Woo hari ini tidak bisa diamkan, menurutnya itu menunjukkan
kekurangannya sebagai
seorang dokter dan juga
sikap buruk buat tim.
“Apa Menurutmu perkataanku tidak adil
?” ucap Ji Hong, Seo Woo mengatakan kalau itu terlalu
berlebihan.
“Kulihat kau masih belum mengerti
juga. Ini adalah "Awake
Surgery", jadi Pasien
dalam kondisi sadar. Bagaimana perasaanmu jika kau
sadar dan ada orang
yang mengutak- atik kepalamu ?” kata Ji Hong mencoba
menyadarkannya.
“Apakah mengatakan opiniku salah,
sehingga anda mempertanyakan kemampuanku sebagai dokter ?” ucap Seo Woo sinis
Ji Hong menegaskan
bukan bicara soal opininya, lalu merasa Seo Woo itu berpura-pura tak tahu atau
memang sungguh
sebodoh ini, memberitahu kalau mereka sudah setuju
pada satu hal maka mereka harus satu suara sampai akhir.
“Keputusannya adalah menghentikan
pendarahan. Kenapa kau masih ngotot minta
menunggu ? Kalau
begitu, pasien akan mulai bertanya-tanya.
Lalu akhirnya nanti bagaiamana?” ucap Ji Hong
“Anda akan berkata begini kalau
Hyejung bersikap sama denganku ?” kata Seo
Woo
“Tentu saja ! Ini soal sikapmu dalam bekerja ! Jadi Mau sampai kapan kau
membandingkan caraku memperlakukan dirimu dan Hye Jung
?” kata Ji Hong mulai kesal. Seo Woo menjawab dengan sinis
“Sampai mati.”
“Seo Woo. Mulai sekarang, aku tidak akan
membahas ini lagi denganmu. Tidak ada gunanya bicara padamu. Jangan
ikut operasi denganku lagi. Keluar sekarang” kata Ji Hong tak bisa lagi berbuat untuk Seo
Woo. Akhirnya Seo Woo keluar dari ruangan. Ji Hong mengeluh bisa gila terus
bertemu dengan Seo Woo.
Tuan Yoo melihat Hye Jung yang lewat didepanya dan
langsung memanggilnya, Hye Jung dengan Dokter Choi lewat pun terpaksa berhenti.
Dokter Choi menyapa dengan mengatakan sangat menikmati makanan
pemberian dan mengucapkan Terima
kasih.
“Tidak perlu terima kasih. Kalau
mau makan lagi, datang kemari kapan saja. Ini
tempat kami.” Ucap Tuan Yoo memberikan kartu namanya.
Dokter Choi menerimanya lalu memilih untuk pamit pergi.
“Besok, Ia akan keluar.” Ucap Tuan Yoo pada anaknya, Hye Jung hanya berkomentar
datar dan langsung pergi. Tuan Yoo hanya bisa diam saat Hye Jung bersikap
dingin padanya.
Ji Hong mengunjungi Soo Chul menanyakan keadaanya. Soo
Chul dengan melirik sinis merasa Hye Jung pasti sudah memberitahunya. Ji Hong
bertanya Kenapa berasumsi Hye Jung
sudah memberitahunya. Soo Chul pikir mereka berdua itu sedang
berkencan.
“Apakah terlihat begitu ?” goda Ji Hong dengan senyumanya, Soo Chul pikir kalau
mungkin mereka tak berkencan.
“Katanya kau belum menikah.” Ucap Soo Chul, Ji Hong bertanya dengan Soo Chul sendiri
apakah sudah menikah. Soo Chul pun mengaku sudah menikah.
Ji Hong terlihat bahagia mendengarnya karena saingan
berkurang untuk mendapatkan Hye Jung, berkomentar kalau seorang memang harus
menikah muda. Soo Chul melirik heran, Ji Hong memberitahu mereka akan memindahkan ke fasilitas
rehab seminggu lagi dan menasehati Kalau
bekerja keras saat rehab, maka Soo Chul bisa
seperti dulu lagi.
Soo Chul mengumpat Ji Hong itu Pembohong.
Ji Hong mengaku Cuma sedikit saja tak banyak, lalu
memujinya Soo Chul itu keren karena sudah menikah dengan senyumanya mengoda Soo
Chul itu terlihat tampan. Soo Chul menatap heran kenapa Ji Hong bersikap ramah
padanya. Ji Hong berpesan agar memberitah apabila membutuhkan padanya lalu
menyuruhnya untuk beristirahat.
Dokter Choi memberitahu keadaan pasien 14
hari setelah operasi masih mental stupor, Fungsi
motoriknya normal. Hye Jung bertanya apakah
sudah melakukan CT scan. Dokter Choi mengatakan sudah dan semuanya normal.
“Ia sudah tua, jadi tidak punya
banyak tenaga. Periksa nutrisinya dan sering ubah posisi tidurnya.” Jelas Hye Jung, Dokter Choi mengangguk dan langsung
mencatat dalam agenda.
“Kau Jangan khawatir, Ia akan segera sadar.” Kata Hye Jung sambil memegang tangan pasien.
Diam-diam Tuan Yoo mengintip dari celah pintu, melihat
anaknya tersenyum ramah pada pasien bahkan menenangkanya. Hye Jung pun sadar
ayahnya yang melihatnya dari depan pintu.
Hye jung menemui ayahnya di taman, dengan sinis bertanya Kenapa
ingin bertemu. Tuan Yoo bertanya apa sebenarnya
salahnya pada anaknya, lalu berteriak marah kalau Hye Jung yang pergi
dan sebelum pergi sudah menghancurkan hati ayahnya.
“Sejak kau pergi, aku belum pernah
tidur nyenyak sedikitpun. Apakah dia makan dengan baik ...” ucap Tuan Yoo
“Aku tidak akan menahan amarahku,
kalau kita teruskan ini.” ucap Hye Jung dingin
“Apa yang sudah aku perbuat dan yang
sudah kulakukan padamu ?! Apakah
salah jika aku ingin bertemu setelah sekian lama ?” teriak Tuan Yoo berdiri marah
“Kenapa mendadak ingin dekat
denganku ?” tanya Hye Jung
“Kita mendadak bertemu. Kau
adalah putriku. Anak
bisa saja lupa orang tua ... tapi
orang tua tidak lupa anaknya.” Tegas Tuan Yoo
“Hubungan kita tidak pernah
seperti orang tua & anak pada
umumnya. Kita tidak pernah dekat, bagaimana
sekarang bisa seperti itu ? Menurutmu "Mulai sekarang kita harus
dekat" Apa bisa begitu saja ? Kita belum pernah menghabiskan
waktu bersama dan tidak
berbagi perasaan bersama.” Kata Hye Jung menahan
tangisnya lalu pergi.
Tuan Yoo terdiam dan tersadar dengan kesalahanya. Hye Jung
pun masuk ke dalam lift menangis melupakan rasa sedihnya selama ini, ponselnya
bergetar melihat nama Dokter Kang buru-buru menghapus air mata dan menenangkan
dirinya.
Dokter Choi memakai kaosnya berpikir harus lebih bergaya,
Dokter Ahn sibuk membawa peralatan kedoktera, Dokter Choi bertanya alasan seniornya membawa semua
barangnya. Dokter Ahn menceritakan Dalam pesta penyambutan, maka seniornya akan
menyuruhnya minum banyak.
“Kalau kau pingsan, maka semua ini diperlukan.” Kata Dokter Ahn, Dokter Choi menolak merasa semuanya
itu tak perlu.
“Aku kuat minum.” Kata Dokter Choi yakin, Dokter Ahn akhirnya
mengeluarkan semua barang-barangnya.
Dokter Pi masuk kamar sambil bertepuk tanga mengatakan
kalau ia tidak
lagi diasingkan dan Akhirnya bisa
memimpin operasi. Dokter Ahn bertanya apakah
Dokter Pi pernah dikeluarkan dari residen. Dokter Pi mengerti kenapa Dokter Kang itu sering
memukulnya.
“Ahh... Jadi Itu luka lama ?” ucap Dokter Ahn mengerti,
“Iya, luka lama yang kau taruh
garam diatasnya.” Kata dokter Pi memberikan
hukuman yaitu kelitikan.
Hye Jung datang menemui juniornya bertanya apa yang
terjadi, Dokter Kang membahas ini soal pasien Kim Jin Han yang
punya glioblastoma. Hye Jung tahu Pelajar
usia 27 tahun yang datang keruang IGD dengan sakit kepala adalah pasien dokter Jung Yoon Do dan Besok akan di operasi.
“Wahh... Anda hebat sekali. Apa Anda
tahu semua pasien yang masuk ?” puji Dokter Kang, Hye Jung
menyuruh tak perlu berlebihan dan menjilatnya.
“Dokter Jung Yoon Do bilang
padaku, untuk bersiap melakukan operasi.” Kata Dokter
Kang, Hye Jung bertanya keberadaan Dokter Jung Yoon Do
Yoon Do menelp diluar mengeluh harus hadir
dalam rapat direksi, lalu mengetahui kalau Sekretaris
Kim diperintahkan oleh ayah tapi meminta agar tak
melakukanya karena tidak tertarik dengan urusan manajemen. Ketika membalikan badanya, Hye Jung sudah berdiri
dibelakang. Yoon Do bertanya sejak kapan Hye Jung berdiri disana.
“Mengenai operasi Kim Jin Han ... “ ucap Hye Jung dan langsung
disela oleh Yoon Do
“Dalam operasi glioblastoma,
keputusan cepat diperlukan dibandingkan tehnik. Kau tahu, kan ?” kata Yoon Do
“Lakukan saja dengan Dokter Jin
Seo Woo.” Ucap Hye Jung, Yoon Do menanyakan alasanya.
“Memang harus begitu.” Jawab Hye Jung, Yoon Do pun bertanya kembali kenapa
harus seperti itu, Apa ia
harus dekat dan berkencan
dengan orang yang sama terus menerus.
Hye Jung merasa kalau sedikit berlebihan, Yoon Do menghela nafas mengingatkan mereka sudah
membuat keputusan saat rapat, Fellow
akan melakukan operasi menurut perintah pemimpin operasi jadi ia hanya ikuti keputusan bersama,
agar Hye Jung ikut dalam operasi, tapi sekarang Hye Jung meminta untuk melakukan seperti
sebelumnya yang membuatnya kesal. Hye Jung hanya bisa tersenyum.
“Senang melihatmu tersenyum. Apa Kau
tahu kalau ayahmu memberiku sup sebagai ucapan terima kasih ?” ucap Yoon Do, Hye Jung mengatakan tak tahu.
“Harusnya kau tahu. Alangkah
baiknya jika kau tahu kalau aku juga pandai. Apa Tidak suka kata begitu ?” ucap Yoon Do melihat Hye Jung hanya diam. Hye Jung
binggung. Yoon Do melihat Hye Jung yang tak tersenyum.
“Tapi Aku paling suka melihatmu begini.” Komentar Yoon Do, Hye Jung heran menurutnya Yoon Do itu
norak sekali.
“Perempuan suka kalau laki-laki
seperti ini. Mereka protes kalau itu norak, padahal
sebenarnya suka. Orang biasanya ketagihan pada hal yang norak.” Kata Yoon Do berusaha untuk
bersikap imut, Hye Jung terlihat geli melihatnya.
“Aku melihatmu sebagai perempuan. Besok
kita makan bersama di kantin. Kita makan bersama, lalu pergi
operasi. Jawabannya
"Yes"” kata Yoon Do lalu berjalan
pergi. Hye Jung melonggo binggung dengan seniornya yang tak menunggu jawabanya
Dokter Kang mengetes mic lebih dulu lalu mengajak semua
yang sudah datang agar memulai Perayaan Departemen Bedah
Syaraf Rumah Sakit Gukil. Dan meminta sambut
atas kedatangan Dokter Choi Kang Soo dan
Operasi pertama Dokter Pi Young Gook. Dokter Choi
sampai naik keatas bangku, semua pun memberikan tepuk tangan yang meriah.
“Aku adalah MC kalian hari ini, Si
imut dari Gukil ... Kang
Kyung Joon ! Halo semua !” ucap Dokter Kang sambil menbungkuk, semua memberikan
tepuk tangan. Dokter Kang menegur Dokter Ahn untuk berhenti
makan dan tepuk tangan. Dokter Ahn pun memberikan
tepuk tangan meriah.
“Pertama, Kapten dan pemimpin
Bedah Syaraf. Mari bersulang untuk Kepala
Bagian Kim Tae Ho.” Ucap Dokter Kang. Dokter
Kim pun berjalan ke bagian depan
“Dihari seperti ini, sebaiknya
yang singkat saja. Departemen Bedah Syaraf Berhubungan dengan Otak. Otak
mengendalikan tubuh manusia. !”
ucap Dokter Kim semuanya mengatakan “Maka, Dept Bedah Syaraf mengendalikan semuanya” lalu mulai bersulang
Seo Woo langsung memeluk kakeknya yang sudah ada didepan
meja makan, Tuan Jin mengeluh mereka satu gedung
tapi jarang ketemu. Seo Woo meminta maaf. Tuan Jin
pun menyuruh Yoon Do untuk duduk.
“Kita sering janjian makan, tapi lama baru terlaksana. “ ucap Tuan Jin, Seo Woo meminta maaf karena merasa
lalai. Tuan jin memberitahu sudah memesan makanan untuk mereka.
“Aku ada janji jadi harus pergi 2
jam lagi.” Kata Tuan Jin, Seo Woo bisa mengerti.
“Aku bertemu ayahmu, dia sedih
karena kau tidak menelpon, Harusnya kau bisa menelp dia” kata Tuan Jin, Yoon Do terlihat
sedikit canggung lalu mengatakan akan menelpnya nanti.
Tuan Jin Melihat mereka duduk berdampingan terlihat mirip, Seo Woo pun
tertunduk malu dan sempat saling berpandangan. Tuan Jin setuju dengan ayahnya.
Tuan Jin memberitahu Yoon Do Mulai sekarang, mereka punya banyak pekerjaan karena mereka perlu orang tepat agar rumah
sakit semakin berkembang.
“Saat rumah sakit kita di
privatisasi dan menjadi perusahaan terbuka, maka harga saham akan naik. Ini
akan jadi dunia baru bagi kita para dokter.” Ucap Dokter
Jin
“Kami punya harapan besar pada
kalian berdua. “ kata Tuan Jin
“Seo Woo akan bekerja dengan baik.” Komentar Yoon Do, Seo Woo dengan malu-malu merasa
seniornya juga pasti seperti itu juga.
“Aku tidak akan masuk campur dalam
manajemen. Kalau aku dari awal tertarik, maka aku sudah kerja di perusahaan ayah.
Aku
jadi dokter karena ingin lepas dari itu.” Kata Yoon
Do
“Kalau begitu besanmu akan
mengambil alih jadi Seo Woo
akan melakukannya.” Kata Dokter Jin tertawa
Yoon Do seperti tak nyaman lalu melihat jam tanganya,
untuk pamit sebentar. Seo Woo pun berlari mengikutinya. Dua orang tua yang
melihatnya saling menatap binggung. Seo Woo mengejar Yoon Do lalu bertanya
apakah merasa tak nyaman. Yoon Do tak menjawab memilih untuk pergi.
Seo Woo kaget.
“Membosankan, aku tidak nyaman.” Akui Yoon Do
“Tetap saja, Apa kau mau pergi saat sedang makan
dengan orang tua ? Kau
bukan orang seperti itu.” Ucap Seo Woo tak percaya
“Kita belum mulai makan jadi Kau saja yang bicara ke mereka.” Kata Yoon Do, Seo Woo bertanya kenapa harus dirinya.
Yoon Do pikir Seo Woo nanti tidak akan terlalu malu.
“Aku sedang bingung dan aku melihat diriku yang belum pernah
kulihat sebelumnya” kata Yoon Do
Apa Makan malam dengan keluargaku
terasa tidak nyaman sekali ? Sampai
kau harus begini padaku ?” ucap Seo Woo dengan menahan
tangisnya.
“Kita sudah kenal selama 10 tahun
tapi tidak ada percikan apapun. “ akui Yoon
Do
Seo Woo pikir Percikan
satu arah tetaplah percikan. Yoon Do menegaskan Api
tidak bisa dimulai satu arah. Seo Woo menegaska akan ada
hla yang terburuk pada Ji Hong nantinya dan sangat yakin dengan hal itu yaitu Hal
buruk selalu terjadi pada orang yang menyanyangi Hye Jung dan itu adalah kesialan miliknya. Yoon Do pikir lebih baik biarkan saja dirinya yang sial
dan langsung pergi.
Semua mulai berpesta Dokter Kim mulai menyanyi diatas
panggung dan semua menari, lalu Dokter Choi yang membuat kepala Ji Hong bisa
bergoyang-goyang mengikuti irama. Setelah itu semuanya duduk kembali, Dokter
Choi menjatuhkan gelas kecilnya dengan lemparan tomat ceri.
Soon Hee datang mengantar Yoon Do yang baru datang ke
meja tim bedah syaraf. Dokter Kang berteriak menyapa Yoon Do yang datang lalu
menyuruhnya minum dulu sebelum duduk, sebagai hukuman karena datang telat
menyuruhnya minuman yang sudah campur oleh Dokter Choi sebelumnya.
Yoon Do sempat mengumpat tapi untuk memperlihatkan pada Hye
Jung langsung minum sampai habis. Semua bersorak lalu meminta agar Yoon Do
meminum satu gelas lagi. Yoon Do melotot tapi akhirnya kembali minum dan duduk
sambil memegang dadanya karena terasa sesak setelah minum banyak.
“Lalu, kau tidak bisa lupakan yang
terakhir. Membenturkan
kepala dan minum. Pertama,
Dokter Hong Ji Hong !” ucap Dokter Kang penuh
semangat.
“Apa ini ? Mana bisa aku lakukan.” Kata Ji Hong menolak, Hye Jung mengatakan yang akan
melakukanya.
Ia menaruh gelas kecil diatas gelas besar dan langsung
membenturkan kepala dimeja dan minuman pun tercampur dengan gelas kecil yang
jatuh ke dalam gelas besar. Semua tak percaya Hye Jung bisa melakukanya dan
langsung memberikan tepuk tangan. Hye Jung langsung meminumnya, Ji Hong berteriak kalau
dirinya tak mungkin bisa melakukanya. Dokter Kang menegaskan kalau pria itu
pasti bisa karen perempuan saja bisa. Ji Hong menegaskan kalau Hye Jung itu
bukan perempuan biasa. Hye Jung merengek Ji Hong itu selalu mengejeknya.
“Aku akan jadi mawar hitam. Memang Dasarnya, dokter Hong tidak
pandai minum.” Ejek Hye Jung, Ji Hong akhinya tak mau
di ejek merasa bisa melakukanya.
“Apa susahnya, hanya Cukup ditaruh begini.” Ucap Ji Hong menyusun gelas diatas sumpit dan siap
kepalanya membentur meja, tapi yang terjadi hanya suara benturan keras tapi
gelas tak jatuh
Semua menahan tawa, Hye Jung dengan nada mengejek
berpura-pura panik karena dahi Ji Hong terlihat merah. Ji Hong mengaku tak
sakit, Hye Jung yakin itu pasti sakit. Ji Hong ingin mencoba sekali lagi.
Dokter Kim melarang, memberitahu Ji Hong itu memang tidak
pandai dalam hal ini. Jadi lebih baik Dokter Yoo saja yang jadi
mawar hitam
Ji Hong tak terima kalau dianggap seperti itu dan ingin
membuktinya lagi, tapi kedua kalinya tetap saja tak berhasil. Hye Jung menahan
tawanya, dahi Ji Hong benar-benar merah dan terlihat pusing. Semua orang hanya
bisa terdiam dan melonggo lalu Ji Hong membuat suasana cair dengan tertawa,
akhirnya semua ikut tertawa.
Seo Woo tertunduk sedih memotong daging tanpa memakanya,
Ayahnya menyuruh anaknya makan. Seo Woo meminta maaf, Dokter Jin melihat Yoon
Do pasti meremehkan Seo Woo sampai
pergi tanpa pamitan pada mereka berdua. Seo Woo
membela kalau bukan itu maksud Yoon Do.
“Kalau begitu, dia menganggap
remeh kami ? Hubungan
lelaki dan perempuan sama semua Yang
kuat yang memutuskan. Kau tidak bisa memimpin dalam
hubungan. Apa kau bisa memimpin rumah sakit
Gukil ? Apa aku
bisa mempercayakanmu soal
rumah sakit ?” ucap Dokter Jin menyindir, Seo Woo
hanya tertunduk.
“Hentikan, biarkan dia makan.” Kata Tuan Jin, Dokter Jin mengeluh pada ayahnya yang
membela anaknya. Seo Woo berusaha makan dengan menahan tangisnya
Beberapa saat kemudian Seo Woo berjalan ke toilet, mencuci
mulutnya seperti tak merasakan makanan dimulutnya. Pesan masuk datang, Dokter
Pi mengirimkan pesan “Kami sedang pesta, Kapan
kau datang ?” dengan foto bersama tim lainya.
Ia melihat Yoon Do yang ikut foto duduk disebelah Hye
Jung, langsung mengumpat Yoon Do memang pria brengsek lalu menangis.
Dokter Kang mulai mencampur bir dan soju dalam baskom
besar, Hye Jung yang melihatnya hanya bisa bergidik. Dokter Choi mengeluh
seniornya itu memang kejam. Ji Hong memberikan kode agar Hye Jung pergi
meninggalkan pesta, Hye Jung terlihat binggung.
Akhirnya Ji Hong yang meninggalkan lebih dulu. Hye Jung
mengikuti diam-diam. Yoon Do yang duduk
disampingnya melihat keduanya keluar dari ruangan langsung mengikutinya.
Sementara di cafe, Dokter Kim ikut menambahkan minuman di
baskom. Dokter Choi mengatakan kalau semua itu bukan apa-apa untuknya lalu
meminta semangat pada teman-temanya. Semua memberikan semangat dan Dokter Choi berteriak
“ Residen tahun pertama Choi Kang Soo. Aku akan bekerja keras !” lalu mulai meminumnya.
Hanya dengan sekali teguk Dokter Choi menghabiskanya,
semua pun memberikan tepuk tangan. Dokter Choi mengangkat tanganya dengan
bangga karena berhasil menghabiskanya, Tiba-tiba kepala pusing dan langsung
jatuh pingsan. Semua panik, Dokter Kang memberitahu Dokter Choi tak bernafas.
Dokter Kim menyuruh untuk mengintubasinya.
Dokter Kang memberitahu tak ada alatnya, Dokter Kim
mengatakn tak bisa kalau tidak alatnya.
Dokter Ahn memperlihatkan alat yang dibawanya untuk bisa mengintubasi pada
seniornya. Dokter Kang tak percaya juniornya memang penyelamat, lalu saling
berpelukan. Dokter Pi langsung mengambil alatnya membiarkan dua orang pria yang
terlihat berlebihan.
Didepan restoran
Hye Jung bertanya mau bicara apa Ji Hong padanya, Ji Hong
mersa Hye Jung itu sebagai mawar hitamnya maka ia harus lakukan sesuatu padanya. Hye Jung bertanya-tanya apa itu. Ji Hong memikirkan
sesuatu yang akan diberikanya lalu berjalan lebih dulu. Hye Jung pun
mengikutinya dari belakang.
Yoon Do keluar dari restoran melihat keduanya jalan
bersama seperti baru menyadari kalau perasaanya itu sudah ditolak dan mereka
terlihat berkencan meninggalkan pesta.
Hye Jung masuk ke sebuah tempat tak percaya ada tempat
permaian yang akan datanginya, Ji Hong mengatakan sudah pasti ada dan bertanya
apakah Hye Jung pernah main tembak-tembakan. Hye Jung mengelengkan kepala. Ji Hong pun mengajak Hye Jung main
tembak-tembakan memperlihatkan caranya menembak tapi ternyata tak bisa mengenai
sasaran, lalu menyalahkan kalau itu karena pistolnya.
Kedua kalinya mencoba tetap saja tak berhasil, akhirnya
memberikan pistolnya pada Hye Jung untuk mencobanya. Hye Jung mencoba tiga kali
dan langsung bisa menembak semuanya. Ji Hong bertepuk tangan, memuji Hye Jung
memang berbeda. Hye Jung terlihat malu mencoba merendahkan diri.
Setelah itu keduanya main basket bersama, Hye Jung
menuliskan poinnya pada papan tulis 735. Ji Hong menuliskan poin untuknya, dengan bangga
menyebut angka 386 poin, setelah
itu mengajak mereka mulai bermain lagi.
Ji Hong mengajak main mesin boneka, satu bonek didapatnya
dan diberikan pada Hye Jung, wajah Hye Jung tersenyum bahagia. Ji Hong mencoba
lagi dan terus mendapatkan sampai akhirnya di tumpuk semua boneka menutupi
wajah Hye Jung.
Hye Jung main balapan mobil dengan tempat duduk yang bisa
mengikuti jalanan dengan naik dan turun, Ji Hong hanya bisa menjerit-jerit
karena Hye Jung menyetir sembarangan. Setelah permainan selesai, Hye Jung
merasa seperti anak kecil tapi sangat mengasikan. Ji Hong pikit Hye Jung
menyukainya permainan berkompetisi. Hye Jung membenarkan.
“Hari ini kita lakukan yang kau
suka ! Ayo Pergi” ajak Ji Hong, Hye Jung langsung bersemangat
mengikutinya.
Sepatu Hye Jung dan Ji Hong sudah dilepas di pingir
lapangan, Keduanya sudah siap di depan gawang, melakukan pemanasan. Ji Hong
mengatakan Orang yang sampai di gawang yang menang lalu mulai menghitung sampai tiga.
Keduanya saling berlari dengan cepat, tak ada yang malu
kalah. Ji Hong tertawa berusaha keras untuk mengalahkan Hye Jung. Tapi akhirnya
Hye Jung yang lebih dulu sampai sambil meloncat bahagia karena bisa menang. Ji
Hong bertanya apakah Hye Jung menyukainya. Hye Jung mengatakan sangat
menyukainya lalu mengajak untuk bertanding lagi.
Ji Hong setuju lalu berjalan ke titik start, keduanya
berjalan bersama lalu Hye Jung melirik dan langsung mengenggam tangan Ji Hong
lebih dulu. Ji Hong sempat kaget, Hye Jung berjalan mundur mengaku kali ini
akan mengalah. Keduanya berjalan bergandengan, Ji Hong seperti berjalan ditarik
oleh tangan Hye Jung.
“Ini pertama
kalinya, seorang wanita menggenggam tanganku lebih dulu.” Gumam Ji Hong
Bersambung ke episode 9
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Terimakasih.... Love it
BalasHapusbaper bgt sama drama ini .... gumawo unnie buat sinopsisnya.
BalasHapusTerimakasih.....semangat...♡♡
BalasHapusTerimakasih.....semangat...♡♡
BalasHapussaya suka.. saya suka.. saya sukaaaa.. so sweet banget deh mreka, gumawo mba Dheeee..
BalasHapus