Gong Shim sibuk di dapur rumahnya membuatkan makanan
untuk Nyonya Nam tak lupa mensajikan dengan menambahkan telur rebus diatasnya.
Nyonya Nam makan dengan lahap memuji makan sangat enak dan lezat. Gong Shim
tersenyum mengucapkan terimakasih. Nyonya Nam melihat Gong Shim tahu
bagaimana caranya memasak dan sangat
pandai.
“Ini tidak seperti kau baru saja
mempelajarinya.” Komentar Nenek Nam
“Aku sudah memasak ini... sejak aku masih kecil” cerita Gong Shim
“Kau seorang juru masak yang
hebat. Tapi... kita jujur saja. Apa
wanita benar-benar menyukai seseorang seperti Ahn Dan Tae?” tanya Nyonya Nam kembali mengulik
“Tentu saja, nyonya. Dia tampan dan Wanita menyukai pria seperti dia.” Ucap Gong Shim
“benarkah? Kalau begitu apa gadis menyukai
pria yang tinggal di tempat yang kecil... seperti ini?” tanya Nenek Nam
“Dia mungkin tidak kaya, tapi
percaya diri, kita selalu
bisa mendapatkan uang. Tapi
aku belum melihat orang lain selain Dan Tae yang bisa begitu percaya diri di depan orang kaya bahkan tanpa
memiliki uang. Kupikir
itu mengagumkan.” Komentar Gong Shim.
“Benarkah? Apa ada sesuatu yang tidak kau
sukai dari Sekretaris Ahn?” tanya Nenek. Gong Shim
balik bertanya apa maksudnya sesuatu
yang benar-benar mengganggunya. Nenek Nam
membenarkan.
“Oh, saat dia mengambil makanan
dari tanah untuk di makan.” Cerita Gong Shim,
Nenek Nam kaget mengetahui cucunya memakan makanan dari lanta dan bertanya kenapa Dan tae melakukan
itu
“Aku tidak tahu. Bahkan saat dia
menjatuhkan sesuatu, katanya
ada tiga aturan detik. Dia mengatakan kalau itu baik-baik saja. Apa kau tahu seberapa cepat dia
memasukannya ke dalam mulutnya? Dia
pasti tunawisma di kehidupan sebelumnya.” Cerita
Gong Shim
Nyonya Nam terlihat sedih mendengarnya, Gong Shim mulai kebingungan lalu mengatakan akan
memijat sambil menunggu, dengan gesit memindahkan
meja lalu mengelar kasur dilantai dan bantal.
Setelah itu meminta agar Nyonya Nam berbaring karena akan memijatnya.
Nyonya Nam mulai berbaring.
Gong Shim melihat badan Nyonya Nam kaku meminta agar
relax saja karena tak akan sakit, mulai memijat bagian lengan. Nyonya Nam
mengaku sangat nyaman merasakan pijitanya. Gong Shim memijat layaknya dispa,
lalu pindah ke bagian kaki, lalu meminta agar Nyonya Nam tak terlalu memarahi
Dan Tae.
Nyonya Nam menyindir itulah sebabnya Gong Shim
memijatnya. Gong Shim menceritakan Dan
Tae itu benar-benar lembut di dalam hatinya. Ia lupa memberitahumu tentang itu
tadi, jadi ia juga berharap Dan Tae tidak akan terlalu banyak
mengedipkan mata. Nyonya Nam terlihat tertidur
pulas, Gong Shim pun memastikan Nyonya Nam memang benar-benar tertidur lalu
tersenyum karena bisa tidur dengan cepat.
Gong Shim baru pulang dan Gong Mi baru saja keluar dari
kamarnya, tiba-tiba Gong Mi mengajak adiknya untuk minum bersama. Gong Shim
binggung kakaknya ingin minum bir bersama, Gong Mi pikir sangat
baik dan mereka bisa bicara.
“Apa ada sesuatu yang ingin kau
bicarakan?” tanya Gong Shim, Gong Mi pikir semacam
itu.
Nyonya Nam sudah terbangun dan keluar dari kamar mandi, Dan tae sudah
menunggu di kamannya. Nenek Nam mengaku tidur siang yang singkat, tapi aku tidur
dengan sangat nyenyak dan Rasanya
sangat nyaman. Dan Tae bertanya apakah neneknya tidak
terasa sakit harus tidur dilantai. Nyonya Nam menceritakan Gong Shim berusaha keras untuk
menyenangkannya agar tidak
memarahi Dan Tae.
“Aku berusaha keras mencoba untuk
tidak tertawa. Dia
sangat manis bahkan dia membuatkanku
mie dan memberiku pijatan. Dia
adalah seorang juru masak yang baik, dan
pintar menggunakan tangannya. Tapi
kau tidak boleh meremehkan dia. Dia
memberiku makan dan membuatku tertidur... jadi aku tidak akan berteriak
padamu.” Cerita Nenek Nam, Dan Tae tersenyum sumringah
mendengarnya.
Nyonya Nam sedih melihat tempat tinggal cucunya dan
meminta agar segera pulang kerumahnya lalu pamit pergi. Dan Tae pun akan
mengantar neneknya pulang. Nyonya Nam tiba-tiba membalikan badanya menyuruh Dan Tae Berhenti
memakan makanan dari lantai. Dan Tae kaget lalu
mengaku tak pernah melakukan. Nyonya Nam hanya bisa tersenyum lalu keluar dari
kamar.
Gong Shim kaget mengetahui tentang koneksi, Gong Mi
mengatakan Orang-orang
mengira adiknya itu dipekerjakan karena CEO Suk. Gong
Shim menegaskan Bukan seperti itu karena Joon Soo bahkan
tidak tahu bahwa ia akan ada
wawancara di sana dan tahu setelahnya, serta seluruh timnya sudah mengetahui cerita itu
“Kau sangat naif. Orang lain tidak berpikir seperti
itu. Mereka
menganggap bahwa ada yang mengaturnya.” Ucap Gong
Mi berusaha mengadu domba.
“Aku tidak mendengar rumor itu.” Kata Gong Shim tak percaya
“Apa kau tidak tahu bahwa tokoh
protagonis selalu menjadi yang terakhir tahu? Lagi pula, kau harus menjaga
sikapmu di tempat kerja.” Kata Gong Mi memperingati,
Gong Mi tak mengerti kata-kata kakaknya.
“Jangan terlalu ramah kepadanya di
lorong. Orang-orang
akan salah mengira kalau mereka melihatnya. Kalau kau ingin diakui karena
kemampuanmu di kantor, akan
lebih baik kalau kau tidak terlalu dekat dengannya. Aku tahu bicara seperti ini bisa
jadi tidak nyaman, tapi
aku berkata seperti ini karena aku adalah kakakmu
dan sangat peduli. Kau tahu itu, kan?” ucap Gong Mi berusaha menjauhkan adiknya dari Joon Soo
Gong Mi seperti cemberut karena sebenarnya bukan seperti itu tujuanya lalu
keduanya sama-sama minum bir sambil memalingkan wajahnya.
Gong Shim datang ke kamar Dan Tae bertanya apakah Nenek
Nam sudah pergi, Dan Tae mengangguk menceritakan Berkat Gong Shim, Nenek Nam memaafkannya dan mengucapkan terimakasih. Gong Shim berpesan agar Dae Tae
harus bisa menjaga posisinya dan Jangan
sampai dipecat karena menyinggungnya. Dan Tae
berjanji tidak akan melakukannya
“Kurasa dia sekarang menyukaiku
setelah apa yang aku lakukan hari ini. Kalau
kau membuat kesalahan lagi, maka aku
akan membantumu.” Ucap Gong Shim, Dan Tae pun
mengucapkan terimakasih.
“Aku tahu dia datang ke sini
karena kesal denganmu, tapi
dia terus menanyakan pertanyaan yang aneh. Rasanya seperti sebuah wawancara.” Ucap Gong Shim heran, Dan tae sempat panik dan
beralasan Nenek Nam itu memang sering mengajukan banyak
pertanyaan. Gong Shim pun bisa mengerti.
“Apa yang kau lakukan kepadanya
sampai bisa membuatnya tertidur di sini? Dia biasanya sangat sensitif.” Ucap Dan Tae penasaran
Gong Shim menceritakan hanya memijatnya jadi mungkin itu membantunya menjadi
lebih rileks dan langsung
tertidur, lalu bertanya apakah Dan Tae ingin dipijat juga. Dan Tae merasa baik-baik
saja. Gong Shim tak ingin Dan Tae menolak dan akan melakukan
lalu menyuruhnya duduk. Dan Tae berkata apakah ia bisa menahanya. Gong Shim
mulai memijat bagian pundaknya.
Dan Tae tiba-tiba tertawa lebar seperti merasa geli lalu
berguling-guling, Gong Shim binggung. Dan Tae mengaku Gong Shim itu menggelitiknya. Gong Shim pikir Dan Tae itu mudah sekali geli lalu
mengodanya dengan mengelitikinya. Dan Tae tertawa sampai akhirnya terjatuh dan
Gong Shim ikut jatuh tepat berada diatasnya.
Keduanya sempat saling menatap lalu sama-sama memalingkan
wajahnya, Dan Tae mengatakan kalau sudah memberitahu Gong Shim untuk tak
melakukanya. Gong Shim meminta maaf lalu langsung bangun. Keduanya terlihat gugup
duduk bersebelahan. Gong Shim pamit untuk segera turun, Dan Tae pun berpesan
agar Gong Shim berhati-hati saat turun, setelah itu menenangkan dirinya dengan
melakukan push up.
Joon Soo datang ke kantor dan langsung menemui
pamanya, memberitahu baru saja kembali dari
arboretum dan Tidak ada yang tahu di mana keberadaan karyawan yang bernama Kim Gil Bong, seperti menghilang dan menduga itu ulah
pamanya. Dae Chul menyangkalnya karena tak ada hubungannya
seorang karyawan di arboretum dengannya.
“Karena kau tidak bisa membiarkan
Dan Tae tahu bahwa ibu
dan aku berada di sana. Apa
kau menyembunyikan dia dengan sengaja?” kata Joon
Soo, Dae Chul tetap menyangkal bukan yang melakukannya.
“Apa Dan Tae mencoba untuk
menghubungi pria itu?” tanya Dae Chul
“Iya... Dia menghilang setelah
menyerahkan surat pengunduran dirinya. Kita
tidak bisa bertemu dengan dia.” Ucap Joon Soo, Dae
Chul berkata hampir saja.
“Apa kau yakin bukan kau pelakunya?”
kata Joon Soo, Dae Chul menegaskan bukan dia pelakuknya. Joon Soo bisa mengerti
dan akan pergi.
“Joon Soo.... Kalau kau gugup, singkirkan saja
Dan Tae. Lagipula
kau adalah orang yang pertama kali membawa dia ke sini. Jadi Kau harus mengurusnya.” Pesan Dae Chul sinis, Joon Soo hanya melirik lalu
pergi.
“Kim Gil Bong adalah jaminanaku,
Joon Soo. Dia
jaminanku yang menjaga aku tetap aman... Kalau kau mencoba untuk
menyakitiku.” Ucap Dae Chul tertawa licik
Joon Soo masuk ke dalam mobil lalu pergi, Dan Tae keluar dari
persembunyianya lalu mencatat nomor Plat
mobil milik Joon Soo (14DO-0948)
Setelah itu pergi ke bagian parkir rumah sakit membahas tentang
insiden di ICU pada tanggal 5 Juli dan
memberitahu kalau korbanya adalah ayahnya.
“Aku akan sangat menghargai
bantuanmu.” Ucap Dan Tae, petugas merasa masih
melanggar peraturan milik mereka.
“Aku mencurigai seseorang. Bisakah kau memeriksa... plat ini untuk mengetahui... kapan mobilnya datang dan pergi?” kata Dan Tae dengan wajah memohon
“Aku benar-benar tidak seharusnya
melakukannya.” Ucap si petugas lalu meminta agar Dan
Tae memberikan kertas untuk memeriksanya.
Petugas menceri di
Sistem manajemen parker,
memperlihatkan tabel Plat Nomor, Masuk, Keluar, lalu menemukan plat nomor Joon Soo memberitahu Pada tanggal 5 Juli, mobil
datang pada jam 3:13 siang dan
keluar pada jam 3:49 siang. Dan Tae pun mengucapkan
terimakasih dan mengambil layar monitor dengan ponselnya.
Dan Tae pergi ke bagian CCTV rumah sakit, Petugas
menjelaskan Kalau ini terkait kejadian di ICU pada tanggal 5
Juli, maka polisi sudah mengambil salinan
kaset dari mereka. Dan tae menjelaskan mencurigai seseorang dalam
pikiran jadi meminta bantuanya.
“Kau tahu bahwa kamera keamanan di
ICU rusak, kan?” ucap petugas
“Iya. Aku butuh satu yang
menghadap lorong ICU. Karena mobil memasuki tempat
parkir pda jam 3:13 siang, kita
bisa mulai melihat dari jam 3:20 siang. Mobil itu meninggalkan tempat
parkir pada jam 3:49 siang, jadi
kita dapat melihatnya sampai 03:40 siang. Jadi aku
hanya ingin melihat rekaman antara jam 3:20 sampai 3:40
siang. Aku akan menghargai bantuanmu.” Jelas Dan
Tae melihat jam saat mobil Joon Soo masuk dan keluar.
Petugas sempat menghela nafas lalu mencari bagian file Lorong
ke ruang ICU Dari 3:20
sampai 03:40 siang dan akan menunjukanya. Dan
Tae pun mengucapkan terimakasih lalu melihat saat Joon Soo berjalan dilorong
dan meminta agar petugas ngeprint gambarnya. Setelah itu dengan tatapan dingin
memegang bukti kalau Joon Soo benar-benar datang.
Joon Soo datang ke pemulihan data bertanya Bagaimana hasilnya, Pegawai mengatakan bisa
mengambil satu panggilan keluar. Joon Soo
tak percaya, Si petugas mengatakan Benar-benar
sulit untuk mengembalikan semua datanya dan pemilik
dari ponsel itu sudah menelepon nomor yang sama dua kali.
“Apa nomornya ada di sini
sekarang?” tanya Joon Soo,
“Iya. Seharusnya ada di bagian
panggilan terakhir.” Kata pegawai, Joon Soo pun
mengucapkan terimakasih karena sudah bisa menemukan titik terang.
Joon Soo sempat terdiam lalu menghubungi nomor yang
tersimpan di folder panggilan. Ji Won sedang menunggu kakak iparnya, wajahnya
langsung panik melihat yang menelp
adalah Teman tentara Soo Yong lalu berlari keluar dari ruang ICU.
“Siapa kau? Kenapa kau menelepon lagi? Apa kau mencoba untuk mengalihkan
perhatianku lagi... agar
kau bisa membunuh kakak iparku?” teriak Ji Won, Joon
Soo kaget bergumam kalau dianggap membunuh.
“Katakan kepadaku. Kenapa kau mencoba untuk
membunuhnya? Kenapa
kau mencoba untuk membunuh kakak iparku? Siapa kau?” teriak Ji Won marah, Dan Tae melihat bibinya berteriak
marah langsung mengambil ponsel dari tangan bibinya
“Suk
Joon Soo.... Kenapa
kau menelepon lagi? Apa
kau mencoba untuk membunuh ayahku lagi? Ayo...Bicara.... Bicara! Kau mencoba membunuh ayahku, kan?” teriak Dan Tae marah, Joon Soo kaget dan langsung
menutup telpnya.
“Jadi Dia mencoba untuk membunuh ayah
Dan Tae. Pamanku
akan membunuh seseorang.” Ucap Dan Tae tak percaya
mengingat saat pamanya ke rumah sakit melihat ayah Dan Tae terbaring di ICU
Joon Soo kembali datang ke star Grup, saat di lobby
bertemu dengan pamanya dengan wajah penuh amarah berteriak “Kenapa
kau mencoba untuk membunuh ayah Dan Tae?” Dae Chul
panik karena banyak orang yang lalu lalang di lobby.
“Apa Kau akan membunuhnya? Kenapa? Untuk apa?” teriak Joon Soo benar-benar marah
“Joon Soo.... Ini bukan sesuatu yang bisa kita
bicarakan di sini. Ayo
kita bicara di ruangan” ucap Dae Chul dengan
wajah sedikit panik.
Diruangan
Joon Soo meminta pamanya memberitahu alasan pamanya, mencoba
untuk membunuh ayah Dan Tae dan bisa
berpikir untuk membunuh seseorang, padahal
selama ini sudah mengatakan untuk tidak melakukan apa-apa dan jangan pernah melakukan apapun.
“Menurutmu kenapa aku akan
membunuhnya?” tanya Dae Chul
“Mungkin dia tidak akan pernah
bangun lagi. Pada hari
aku kembali dari perjalanan bisnis di Cina, Aku pergi ke rumah sakit di mana
ayah Dan Tae berada. Aku
mengikutimu. Setelah
mengkonfirmasi bahwa Dan Tae bukanlah Joon Pyo, Aku akan meminta Dan Tae untuk
berhenti mencari Joon Pyo Kemudian
aku akan menutupi kesalahan ibuku. Itu
rencanaku.” Teriak Joon Soo marah
“Tapi ternyata aku salah... Kau akan membunuh seseorang jadi Kau tidak akan pernah bisa
diampuni. Ini harus
dihentikan.” Teriak Joon Soo, Dae Chul bertanya apa
yang akan dilakukan.
“Aku akan mengungkapkan segalanya dan Tidak ada cara lain. Aku akan pergi menemui Dan Tae
sekarang.” Ucap Joon Soo, Dae Chul menahan
sebentar menurutnya sebelum pergi harus mendengarkan sesuatua lalu menekan
telpnya.
Terdengar suara Nyonya Yum bertanya apakah kakaknya masih
ada dikantor, Dae Chul membahas tentang
ayah Dan Tae adalah Ahn Soo Yong, Nyonya Yum
mengetahui itu teman tentara kakaknya dan mendengar sudah bangun dari koma,
lalu bertanya apakah kakaknya sudah mengatasinya agr tidak bisa bicara. Joon
Soo terlihat lemas dan menahan badannya di meja. Dae Chul mengatakan akan
menelpnya nanti lalu menutup telpnya.
“Apa yang akan kau lakukan
sekarang? Apa kau
masih akan memberitahu segalanya kepada Dan Tae?”
ucap Dae Chul melihat Joon Soo terlihat lemas dan shock
“Joon Soo.... Aku tidak pernah mengatakannya, tapi apa yang terjadi dengan Joon
Pyo termasuk penculikan itu, semua
adalah perbuatan ibumu. Aku
hanya melakukan apa yang dia perintahkan kepadaku karena
butuh
uang. Ibumu
tidak hanya menculiknya 26 tahun yang lalu tapi dia bahkan mencoba untuk
membunuh seseorang baru-baru ini. Kalau
kau... ingin
ibumu membayar atas kejahatannya, lebih baik lakukan.” Kata Dae Chul lalu meninggalkan ruanganya, Joon Soo
benar-benar tak menyangka ibunya adalah otak dari segalanya.
Dan Tae pergi ke kantor Joon Soo yang baru tapi ruangan
CEO sudah terkunci, akhirnya ia menelp tapi ponselnya tak aktif. Dengan wajah
dingin bertanya-tanya dimana sekarang Joon Soo bersembunyi.
Joon Soo keluar rumah dengan membawa tas besar, Ibunya
bertanya apakah anaknya akan pergi. Joon Soo hanya diam saja, Ibunya heran
melihat anaknya yang tiba-tiba ingin pergi. Joon Soo menatap ibunya seperti
masih tak percaya ibu yang sangat disayanginya tega berbuat jahat pada orang
lain.
“Baik lah.... Kalau bisnismu tidak
berjalan dengan baik, kau
hanya harus melakukannya dengan sedikit santai. Aku harap kau bisa berpikir
jernih.” Kata Nyonya Yum, Joon Soo mengerti dan memberitahu akan
mematikan ponselnya sementara. Nyonya Yum bisa mengerti dan meminta agar
anaknya bisa beristirahat dengan tenang.
Dan Tae dan Gong Shim jalan bersama sambil bergandengan
tangan, Gong Shim menceritakan saat bertanya ke kantor dan para pegawai mengatakan
bahwa CEO Seok mengambil cuti, jadi tidak akan masuk selama beberapa
hari menurutnya ini aneh.
“Kupikir dia akan menjadi sangat
sibuk dengan perusahaan barunya, tapi
tiba-tiba dia mengambil cuti beberapa hari.” Komentar
Gong Shim
“Gong Shim.... Bisakah kau berhenti bekerja di
perusahaannya?” ucap Dan Tae, Gong Shim tak mengerti
kenapa Dan Tae bisa bicara seperti itu dengan melepaskan tangan
“Aku benci kenyataan... bahwa kau bekerja untuk dia.” Akui Dan Tae, Gong Shim makin bingging karena Dan Tae
mengatakan hal itu. Dan Tae mengatakan Sangat
berat untuk mengatakan ini
“Kau sudah tahu bagaimana
senangnya aku... untuk
mendapatkan pekerjaan di mana aku bisa menggambar Jadi Apa alasannya? Apa karena Direktur Suk adalah CEO-nya? Apa karena dia baik kepadaku Atau karena apa yang terjadi dengan
pameran saat itu?” ucap Gong Shim, Dan Tae
hanya terdiam dengan memalingkan wajahnya.
“ Kenapa... kau hanya bisa memikirkan dirimu
sendiri? Kau
begitu egois. Kau tidak
pernah berpikir tentang aku, kan?” kata Gong
Shim, Dan Tae hanya diam dengan menatapnya. Gong Shim pikir dugaanya itu benar
lalu pergi meninggalkanya. Dan Tae pun tak menahanya, membiarkan Gong Shim
pergi.
Dan Tae berjalan pulang sendirian sempat duduk ditaman,
Gong Shim berdiri diatap rumahnya seperti menunggu Dan tae. Akhirnya Dan Tae
pulang melihat Gong Shim yang menungu dan langsung menghampirinya. Gong Shim
membalikan badan menatap Dan Tae yang sudah berdiri didepanya
“Gong Shim.... Aku berharap kau tidak
akan salah paham.” Kata Dan Tae
“Dan Tae, kenapa kau tidak mengerti juga? Kenapa kau begitu bodoh? Aku juga bodoh, jadi tidak bisa
melakukan dua hal sekaligus. Aku
tidak bisa menyukai dua orang pada saat yang sama. Aku tidak cukup pintar... Aku hanya memiliki perasaan
untukmu. Aku tidak
peduli tentang orang lain jadi
berhenti menjadi bingung.” Akui Gong Shim
Dan Tae sedikit tersenyum, Gong Shim merasa pasti
terlihat sangat bodoh sekarang. Dan Tae akhirnya
memeluk Gong Shim dengan menepuk bahunya, keduanya lalu saling menatap, Gong
Shim bisa sedikit tersenyum. Dan Tae ikut tersenyum lalu tiba-tiba mengecup
bibir Gong Shim. Gong Shim melotot kaget lalu tersenyum. Dan Tae tersenyum dan
menatap ke arah langit, tiba-tiba mendekat dan mencium Gong Shim.
Kaki Gong Shim sedikit berjinjit dan Tangannya hanya bisa
meremas bajunya ketika menerima ciuman dari Dan Tae. Keduanya lalu sama-sama
terlihat malu tak mau saling bertatap setelah berciuman, Dan Tae kembali
mendaratkan kecupannya. Gong Shim tersenyum lalu menutup wajahnya karena malu.
Dan Tae keluar dari kantor tak sengaja berpapasan dengan
Dae Chul di lobby. Dae Chul melihat Jam kerja belum berakhir, lalu bertany apakah Dan Tae akan
pergi ke suatu tempat lalu berkomentar Sepertinya
Dan tae sering meninggalkan kantor
belakangan ini.
“Maaf, aku harus pergi ke rumah
sakit.” Ucap Dan Tae, Dae Chul bertanya pura-pura tahu tahu
untuk apa pergi ke Rumah Sakit
“Ayahku sakit.” Kata Dan Tae, Dae Chul mengangguk mengerti kalau ayah
Dan tae itu ada dirumah sakit.
“Kau pasti kesepian sekarang
karena temanmu Joon Soo juga tidak kelihatan.” Komentar
Dae Chul menyindir, Dan Tae mengaku tak masalah karena merasa baik-baik saja.
“Dia sangat beruntung memiliki
teman yang baik sepertimu. Beritahu
aku kalau kau merasa membutuhkan bantuanku. Pasti sulit untuk merawat
seseorang di ICU, Kau harus
segera pergi sekarang.” Kata Dae Chul,
Dan Tae pun mengucapkan terimakasih atas
perhatiannya. Dae Chul pergi dengan menepuk pundaknya, Dan
Tae tersadar bertanya-tanya kenapa Dae Chul tahu ayahnya ada di ICU padahal tak
mengatakanya.
Dan Tae kembali ke bagian CCTV rumah sakit, lalu matanya
seperti bergerak cepat dan menemukan sosok orang yang dikenalnya berjalan
dilorong dan meminta petugas menghentikanya. Petugas bertanya apakah Dan Tae
melihat sesuatu. Dan Tae meminta sedikit
memundurkan videonya.
Ia pun bisa melihat Dae Chul yang datang ke tempat ayahya,
lalu meminta agar mengeprint hasil CCTV. Dan Tae melihat Dae Chul yang berjalan
ke arah ruangan ICU nomor dua tempat ayahnya dirawat.
Dan Tae memarkir mobilnya lalu melihat hasil gambar CCTV
yang dibawanya, dan bisa menduga itu arti
bahwa Dae Chul adalah orang yang mencoba
membunuh ayah. Dan Tae teringat saat diambulance menemukan
tangan ayahnya mengenggam pin star grup.
“Kalau orang yang ditemui oleh
ayahku di arboretum adalah
Direktur Eksekutif Yeom, apa
itu berarti mereka sudah saling mengenal satu sama lain?” ucap Dan Tae dingin lalu turun dari mobilnya.
Dan Tae mengecek di komputernya tentang Informasi
Pegawai dan melihat resume milik Dae Chul, melihat tulisan Pasukan
Khusus 38, teringat itu adalah nama
kesatuan tempat ayahnya pernah
bergabung.
Di sebuah restoran
Seorang pria langsung bisa mengenal Dan Tae adalah anak
dari Soo Yong. Dan Tae
pun menyapanya. Pria itu bertanya apakah Dan Tae sering bekomunikasi dengan
ayahnya. Dan Tae mengaku sering berkomunikasi.
“Aku senang mendengarnya, Apa Soo Yong baik-baik?” tanya si pria
“Ya, tapi ada sesuatu yang ingin
aku tanyakan. Apa kau
ada di angkatan bersenjata bersama ayahku?” kata Dan
Tae, pria itu membenarkan
“Kalau begitu kau tahu apa ada
orang di Pasukan Khusus...bernama Yum
Dae Chul?”
tanya Dan Tae, pria itu kembali membenarkan dan memberitahu Dae Chul bekerja
di Grup Star sekarang.
Si pria teringat sesuatu kalau Dae Chul mencari-cari
ayahnya beberapa bulan yang lalu. Dan Tae sempat binggung. Si pria menceritakan Dae Chul bertanya nomor telepon Soo Yong
kepada semua orang yang
dikenalnya. Dan Tae bertanya apakah mereka berdua
dekat. Pria itu membenarkan dan meminta Dan Tae menunggu
supaya menunjukan sesuatu.
Dan Tae mulai berpikir dan mengingat kata-kata Dae Chul
saat di lobby “ Pasti sulit untuk merawat seseorang di ICU. Kau harus cepat ke rumah sakit.” Si pria keluar dengan membawa selembar foto
menceritakan kalau mereka berempat dekat seperti saudara. Dan Tae melihat ayahnya yang duduk sambil berpelukan
dengan Dae Chul dan dua kawan yang lainnya.
Dan Tae mengemudikan mobilnya dengan tatapan dingin
teringat dengan ucapan ayahnya saat di telp “ Bukan aku yang menculikmu. Aku membawamu
pulang dari... seseorang yang mencoba membunuhmu.” Ketika akan bertemu ternyata ayahnya sudah tak sadarkan
diri
Setelah itu penjelasan dari dokter “Aku
tidak tahu kenapa. Tapi
jelas... bahwa
sistem pendukung kehidupan sengaja dimatikan oleh seseorang. Aku yakin itu.” Dan Tae seperti bisa membayangkan sosok orang yang
sengaja melepaskan selang kabel yang membuat ayahnya tak sadarkan diri.
Lalu penjelasan dari paman yang beradad di TKP “Dia
berkata, "Joon Pyo" dan "Kupu-kupu."” Dan Tae dengan mata mendelik kalau yang dimaksud adalah
sebuah tatto, bahwan yang menculik Joon Pyo mungkin
memiliki tato kupu-kupu.
Dae Chul dengan menaikkan kakinya kemeja berbicara di
telp mengajak temanya agar main golf bersama. Dan Tae masuk ruangan tanpa
mengetuk, Dae Chul terkaget-kaget lalu menutup telp dan akan menghubungi
temanya nanti dan bertanya kenapa Dan Tae datang ke ruanganya. Dan Tae berjalan
mendekat lalu menarik tangan Dae Chul dan menaikan lengan bajunya, terlihat dengan
jelas Tatto ditanganya.
“Yum Dae Chul.... ternyata Kau” ucap Dae Tae sangat yakin
pelaku yang menculiknya adalah paman dari Joon Soo
bersambung ke episode 18
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar