Soo Ho berdiri di depan semua dewan direksi mengatakan akan... bertanggung jawab penuh.
“Dia mempercayakan
segalanya padamu, jadi dia rela kehilangan segalanya.” Ucap Tuan
Goo
Soo Ho pun memutuskan akan mengundurkan
diri dari
posisi CEO hari ini. “Jika ia memiliki
ketenaran,semuanya akan tercemar.” Soo Ho pun akan
menyerahkan semua yang di miliki dari saham serta harta pribadinya, semuanya. “Jika dia kaya, dia akan kehilangan semua kekayaannya. Saat ia kehilangan
segalanya, ketenarannya serta hartanya...
Bo Nui melihat Soo Ho yang datang dengan mengayuh sepeda
ditaman. Keduanya saling menatap, Bo Nui seperti masih mengingat kata-kata dari
Tuan Goo “dan yang tersisa hanyalah tubuhnya. Bahkan hal terakhir
yang dia miliki pun akan hancur karena
nasib sialmu.”
Soo Ho mendekat bertanya darimana saja Bo Nui, Bo ui mengaku baru saja bertemu
ibu Soo Hoo dan menceritakan Nyonya Yang sangat khawatir padanya. Soo Ho sempat terdiam lalu mengucapkan terimakasih
lalu mengatakan kalau sekarang keadaanya
akan baik-baik saja.
“Zeze Factory dimulai dari studio
kecil. Tidak apa-apa. Kita
bisa mulai kembali. Kau
tahu aku jenius, kan? Ini
akan berjalan lancar.” Ucap Soo Ho menyakinkan
“Aku benar-benar berharap begitu.” Ucap Bo Nui, Soo Ho menyakinkan kalau semuanya akan
membuatnya jadi kenyataan sebagaimana mestinya. Bo Nui mengangguk setuju dengan senyuman.
“Jadi... mari kita bersenang-senang hari
ini. Aku sadar
belum pernah liburan selama 7 tahun. Hari
ini, aku mau
bersenang-senang tanpa mengkhawatirkan apapun.”
Kata Soo Ho dengan mengandeng tangan Bo Nui bertanya lalu kemana mereka akan
pergi.
Keduanya nonton film tarzan yang ditonton oleh anak-anak,
terlihat semua penonton tertawa, Soo Ho pun ikut tertawa. Bo Nui terlihat
khawatir menatap Soo Ho yang duduk disampingnya sambil makan popcorn air
matanya mengalir dan buru-buru dihapus. Tangan Soo Ho menyentuh tangan Bo Nui
dan langsung mengenggamnya dengan erat seperti ingin membuatnya agar tetap
tenang.
Keduanya berjalan ditaman sambil bergandengan, Soo Ho pikir
pasti filmnya tak lucu dan bertanya kenapa Bo Nui malah menangis, apakah itu
karena dirinya. Bo Nui sadar akalu Soo Ho pasti akan bilang semua omong kosong,
tapi menurutnya bagiamana semua kejadian ini karena dirinya.
“Bagaimana kalau... ini terjadi padamu dan Zeze... karena aku?” ucap Bo Nui benar-benar khawatir
“Shim Bo Nui.... Bo Nui.... Apa kau mata-mata industri?” kata Soo Ho, Bo Nui mengelengkan kepalanya
“Kalau begitu... kau pasti yang meletakkan
ransomware itu. Atau
kau berdoa supaya IF gagal? Kau
tidak melakukan semua itu. Bagaimana
bisa ini kesalahanmu?” kata Soo Ho, Bo Nui hanya
terdiam, Soo Ho pun memegang pundak Bo Nui agar menyakinkan
“Sekarang tatap mataku,
Kau dilarang khawatir.... Kau dilarang ragu-ragu.” Ucap Soo Ho, Bo Nui mengangguk mengerti, Soo ho pun
memuji pacarnya dengan mencubit pipinya kalau Bo Nui itu memang Gadis
yang baik dan mengajaknya untuk makan siang.
Keduanya makan direstoran, Soo Ho menyukai pizza menyuapi
Bo Nui agar mencobanya pertama kali menurutnya rasa pizza lebih enak kalau
dimakan pakai tangan. Bo Nui juga menyukai spaghetti untuk pacarnya tak lupa
mengelap bibir Soo Ho yang belepotan.
Bo Nui jalan mondar mandir di kamarnya dan terlihat
sangat gelisah, menatap foto Soo Ho yan masih menempel di dinding rumahnya.
Kata-kata Soo Ho kembali terdengar “ Ini bukan kesalahanmu....Tidak akan pernah. Ini bukan karena dirimu.”
“Ini mungkin kebetulan.... Ini mungkin bukan kesalahanku... Hal buruk... bisa terjadi sekaligus.” Kata Bo Nui menyakinkan didepan tempat biasanya berdoa.
Ia teringat kembali kata-kata peramal “Kalau kau tidak memberi
persembahan, maka kau akan mengalami nasib sial. Jadi kau sudah
memberikan hatimu padanya. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Zeze Factory
Sul Hee kaget mengetahui keputusan Soo Ho yang
mengundurkan diri menjadi seorang Presdir dan merelakan semua hartanya. Dal Nim
memberitahu Pernyataan resmi akan dirilis nanti sore. Sul Hee masih tak percaya Soo Ho bahkan menyerahkan harta
pribadinya untuk ganti rugi.
“Kenapa dia harus sejauh itu?” kata Sul Hee tak habis pikir
“Aku tidak tahu... hal apa yang dibicarakan di
antara pemegang saham.” Kata Dal Nim sedih, Sul Hee
menyuruh Dal Nim tak merengut karena nanti akan keriput
“Aku sangat susah mengendalikan wajahku, tidak
tahu harus bagaimana. Aku
juga khawatir pada Bo Nui. Pangerannya
tiba-tiba berubah menjadi katak, Pasti
dia menyalahkan dirinya. Aku
sangat khawatir padanya.” Cerita Dal Nim yang sangat
mengerti dengan temanya.
Sul Hee menuangkan air ke dalam gelasnya, Gun Wook
terlihat uring-uringan menegaskan kalau ini adalah games tentang dirinya,
sebagian hidup dan reputasinya
jadi ia baik-baik saja, dengan
nada tinggo mengomel entah kenapa orang lain harus marah. Sul Hee mengerti.
“Bagaimanapun, perusahaan tidak
punya pilihan selain memikirkan jumlah.” Jelas Sul Hee, Gun Wook merengek tak percaya.
“Kau... Hadiah uang yang kau lewatkan
karena tidak bertanding selama dua bulan
cuti, keuntungan
dari peringkatmu dan sekarang ini maka kita
bisa membuat kesimpulan bahwa
ini aib bagi nama Gary Choi.” Ucap Sul Hee
“Jadi Kau berpihak dengan perusahaan.” Sindir Gun Wook, Sul Hee menjerit marah
“Aku melakukan pertempuran darah
demi kau. Aku
berusaha mengatakan kita akan melakukan apapun
agar mereka membatalkan gugatan. Lalu
aku berusaha mengancam untuk berhenti. Aku
sudah berusaha yang terbaik.” Tegas Sul Hee dengan bertolak pinggang merasa sudah
melakukan semuanya.
“Aku mau kau mengatakan pada
mereka apa aku katakan Aku
akan membatalkan kontrak kalau mereka tidak membatalkan gugatan.” Tegas Gun Wook dengan mata melotot memberikan ancaman
“Gary....Ini bukan sesuatu yang kau bisa
bersikeras. Kau
mungkin mendapat serangan balasan. Perusahaan
bisa mengangkat masalah... tentang
liburanmu dan ayahmu.” Jelas Sul Hee khawatir
“Mereka bisa melakukan apapun yang
mereka mau. Aku akan membayar kerugiannya.” Balas Gun
Wook tak peduli. Sul Hee menghela nafas panjang lalu meminta agar mereka lebih
baik tenang saja.
“Soo Ho turun dari posisinya dan
bahkan menyerahkan... harta
pribadinya untuk menyelesaikan masalah ini. Saat masalah ini tenang, kau akan punya kekuatan untuk
melawan IM Sports.” Jelas Sul Hee, Gun Wook
bertanya siapa tadi yang turun.
Sul Hee memberitahu Soo Ho, karena mereka bertanggung
jawab penuh atas Zeze Factory. Gun Wook terdiam
mendengarya, Sul Hee pikir ini gerakan yang bagus karena dirinya akan
menghilangkan
desas desus di media dan Soo Ho menemukan
jawaban yang tepat untuk masalah lebih cepat dari orang
lain dan pasti sudah mempertimbangkan
pilihannya. Gun Wook dengan wajah khawatir
menanyakan apa yang terjadi pada Soo Ho sekarang.
Soo Ho memberikan cap pada berkas sebagai penyataan yang
Menyerahkan Hak di Formulir
Pelepasan Saham. Ryang Ha Masih merasa kalau
seharusnya tak perlu dilakukanya. Soo Ho mengembalikan ID Card karena Seharusnya
memberikanya kemarin, tapi lupa. Ryang Ha mengeluh temanya itu sangat keras
kepala.
Ponsel Ryang Ha berdering, lalu ia melipir untuk
mengangkat telp lebih dulu. Soo Ho mendengar temanya yang membicarakan kalau
bukan salanya yang membuat harga saham turun dan tak mungkin tahu berapa banyak lagi akan turun. Soo
Ho hanya bisa menghela nafas panjang lalu melihat dua polisi yang berjalan di
lobby.
Semua tim melihat berita dengan judul [CEO
Je Soo Ho mengundurkan diri karena ransomware.]
Seung Hyun bertanya-tanya apakah dengan semuanya bisa menyelesaikan
masalah. Dae Kwon pikir dengan semua ini akan
membuat orang tenang sekarang.
“Aku mau mereka cepat menangkap
penjahatnya. Ada
polisi di kantor membuatku takut.” Kata Yoon
Bal
“Apa ini artinya Presdir bisa kembali?” ucap Ji Hoon masih berharap
“Kerugian sudah terjadi dan
gugatan akan berlanjut. Kita
masih belum menemukan passcode untuk menyelesaikan masalah ini. Ini tidak bisa diselesaikan.” Komentar Hyun Bin
Bo Nui terlihat khawatir merasa semua ini salahnya, Dal
Nim menatap ke ruangan Soo Ho merasa Presdir Je masih ada
di ruangannya. Semua menatap ke arah ruangan Soo Ho,
Dae Kwon juga berpikiran hal yang sama. Bo Nui terdiam, terlihat sangat-sangat
khawatir.
Ryang Ha kembali duduk setelah menerima telp, Soo Ho
tersenyum. Ryang Ha menyuruhnya agar tak tersenyum karena membuat hatinya jadi
sakit. Soo Ho teringat sesuatu
mengeluarkan kunci mobilnya, Ryang ha menyuruh simpan
saja mobilnya dan bisa memakainya.
“Aku sudah berjanji untuk
menyerahkan semua milikku, jadi harus menepatinya.” Ucap Soo Ho. Keduanya sama-sama tertunduk diam.
“Kau... merahasiakannya, kan?” ucap Soo Ho, Ryang Ha bertanya apa maksudnya lalu
membahas tentang tuan Won.
Soo Ho memperingatkan tak membuka mulutnya dan berharap
tak ada yang mendengar. Ryang Ha mengerti sambil mengomel kalau Soo Ho yang
membahasnya duluan. Soo Ho ingin Ryang Ha memastikan
timny tidak tahu tentang hal itu, Ryang Ha tahu, Terutama
Bo Nu lalu memuji temanya itu memang luar biasa. Soo Ho hanya tersenyum.
Yoon Bal mengeluh mereka bahkan
tidak punya waktu untuk makan. Seung Hyung mengatakan tidak
selera makan. Hyun Bin terlihat khawatir karena
semuanya tak nafsu makan. Bo Nui pun memutuskan akan keluar membelikan mereka
semua makanan. Yoon Bal pun mengucapkan terimakasih.
Ryang Ha dan Soo Ho keluar dari gedung, Si pemilik kedai
kopi bertanya-tanya bagaimana Soo Ho bisa membersihkan semuanya
sangat cepat dan melihat kalau sekarang Soo Ho hanya
tubuhnya satu-satunya yang dimiliki. Soo Ho tersenyum menunjuk otaknya
menurutnya itu lebih dari cukup. Ryang Ha menghela nafas lalu menyuruh Soo Ho
menunggu karena akan mengambil mobil.
Soo Ho menunggu di depan, Bo Nui baru keluar melihat
ponselnya yang bergetar, terlihat ragu sebelum mengangkat telpnya. Soo Ho
bertanya keberadaan Bo Nui, memberitahu sedang ada dikantor jadi ingin melihat
wajahnya, lalu senyuman terlihat karena melihat Bo Nui berdiri tak jauh
darinya.
“Aku sedang di luar menjalankan
tugas, Aku rasa ini akan lama.” Ucap Bo Nui berbohong. Soo Ho menatap Bo Nui seperti
ingin menghindarinya, lalu mencoba untuk bisa mengerti.
Bo Nui pun meminta agar Soo Ho berhati-hati saat pulang,
Soo Ho mengerti lalu melihat Bo Nui yang menghela nafas lalu berlari pergi.
Ryang Ha memanggilnya, Soo Ho berjalan mendekatinya tapi tatapan mengarah pada
Bo Nui.
Soo Ho memasukan kardus ke dalam bagasi, Ryang Ha
memasukan kardus berisi action figur pada bagian belakang dan akan
meletakannya di rumahnya. Soo Ho terlihat melamun
dibelakang mobil, Ryang Ha sampai memanggilnya dua kali dan melambaikan tangan
didepan wajahnya. Soo Ho dengan tatapan datar bertanya.
“Yah... Kau tidak bisa menjadi dirimu
sekarang, Kau tidak pernah istirahat sehari
dan
menghabiskan usia 20-an di Zeze Factory. Bagaimana perasaanmu keluar
dengan suka rela?” tanya Ryang Ha menahan
tangisnya.
“Maafkan aku.... Maafkan aku tidak bisa
melindungimu. Seharusnya
aku menjual sahamku pada...” kata Ryang Ha
menangis, Soo Ho menyuruh untuk menghentikanya.
“Jangan serahkan rumahmu sebagai
pemegang saham utama. Kau
harus melindungi IF dan timku.” Tegas Soo Ho, Ryang Ha
seperti tak mau
Soo Ho menyuruh untuk menghentikanya, Ryang Ha mengaku tidak
bisa berhenti menangis, Soo Ho heran kenapa Ryang
Ha harus menangis. Ryang Ha meminta agar Soo Ho tinggal sementara denganya dan
meminta agar membantunya bersih-bersih karena Tidak peduli seberapa keras membersihkan rumahnya tetap seperti kandang babi.
“Aku tidak akan pergi ke kandang
babi.” Tegas Soo Ho, Ryang Ha pikir hanya untuk beberapa hari
saja setelah itu akan mencarikan rumah baru untuknya.
“Jangan buang uangmu untuk hal
tidak berguna, Gunakan
hanya saat aku memintamu.” Kata Soo Ho
“Kalau begitu dimana kau akan
tinggal?” tanya Ryang Ha, Soo Ho hanya tersenyum. Ryang Ha bertanya
mau kemana temanya, Soo Ho hanya menarik koper dan tasnya keluar dari garasi.
Ryang Ha berteriak mau kemana.
Soo Ho terus menarik kopernya, Ryang ha meminta agar Soo
Ho memberitahu tujuanya dan merasa menyesal tadi harus menangis. Soo Ho
tiba-tiba dengan senyuman bahagia memutar-mutar kopernya. Ryang Ha merasa
temanya sudah gila dan mengingatkan Perusahaanmnya itu bangkrut.
Bo Nui duduk termenung diruang tengah menatap ponselnya,
terdengar suara bel rumahnya. Sambil berjalan ke pintu bertanya siapa yang
datang, Suara seorang pria mengatakan pacarnya yang datang. Bo Nui kaget
melihat Soo Ho yang datang, Soo Ho menjerit meminta agar Bo Nui membawakan tas
ranselnya, lalu masuk membawa kopernya dan menutup pintu. Bo Nui binggung apa
yang terjadi.
Soo Ho langsung membaringkan tubuhnya disofa merasakan
sangat nyaman, Bo Nui bertanya apa sebenarnya yang dilakukan pacarnya. Soo Ho
dengan mendongkan kepalanya memberitahu sudah menjual rumah jadi tidak
punya tempat tinggal. Bo Nui pun bertanya lalu
kenapa.
“Aku tinggal di sini sementara.” Ucap Soo Ho, Bo Nui kaget
“Kau tahu, aku pengangguran sekarang. Aku
tidak punya tujuan.” Kata Soo Ho, Bo Nui berjongkok
pikir Soo Ho bisa tinggal di rumah Ryang Ha
“Aku tidak bisa ke sana dan tidak mungkin tingal di sana. Itu kandang babi.” Kata Soo Ho, Bo Nui pikir tinggal di rumah orang
tuanya.
“Rumahnya dekat air... Aku tidak bisa dekat dengan air.” Ucap Soo Ho sambil berpura-pura merasakan dadanya sakit
walaupun hanya membayangkanya.
“Kau pergi ke sana denganku sebelumnya.” Kata Bo Nui, Soo Ho mencoba menyangkal agar tetap bisa
tinggal dirumah Bo Nui, kalau ia tidak punya mobil dan rumahnya
sangat jauh sambi memiringkan tubuhnya.
“Dan sebagai warga negara yang
bermoral, kau seharusnya tidak melakukannya hal seperti ini. Kau seharusnya membantu yang
kurang beruntung. Selain
itu, ini tentang pacarmu yang sedang kita bicarakan. Aku ini Pacarmu.... Pacarmu...” kata Soo Ho dengan nada mengoda dan sangat bangga. Bo Nui
melirik sinis.
Bo Nui mendorong Soo Ho keluar dengan membawa koper dan
juga tasnya, Soo Ho tak percaya Bo Nui akan melakukan ini padanya. Bo Nui
meminta maaf karena tidak bisa menerimanya. Soo Ho mengingatkan kalau kal ini bukan pertama
kalinya, Bo Nui tetap menegaskan tidak bisa.
“Jadi dimana aku tidur?” rengek Soo Ho dengan wajah cemberut, Bo Nui akhirnya
menyuruh Soo Ho masuk. Soo Ho terlihat bahagia membawa tas dan kopernya.
“Aku akan pergi ke sauna dan tidur
di sana.” Kata Bo Nui, Soo Ho langsung keluar menyuruh Bo Nui
masuk saja dan tidur.
Bo Nui pun menutup pintu, Soo Ho berharap pacarnya itu
mimpi indah dan berharap bisa berubah pikiran tapi Bo Nui tetap menutup pintu
tanpa memperdulikan Soo Ho. Akhirnya Soo Ho berteriak memohon agar Bo Nui mau
membuka pintu untuknya, Bo Nui meminta maaf didepan pintu tak bisa membiarkan
menginap.
Gun Wook baru pulang melihat Soo Ho seperti frustasi
didepan pintu kamar Bo Nui, lalu bertanya apa yang dilakukanya. Soo Ho mengakuk
tadi mengantar dan menyesal karena
harus pulang, berpura-pura sedih karena berpisah dengan Bo Nui didepan pintu.
Gun Wook melihat koper dan juga tas didepan pintu, lalu terdengar bunyi suara
perut. Akhirnya Soo Ho sambil memegang perutnya mengaku sangat lapar.
Di warung tenda.
Soo Ho langsun makan saat pesanan baru datang, lalu menanyakan
keberadaan Ayah Gun Wook sekarang. Gun Wook mengatakan di kuil dekat tempat tinggalnya, menceritakan berusaha
meyakinkannya untuk pergi ke Kanada denganya tapi tidak mendengar.
“Kau punya banyak waktu sekarang karena Kau bisa bolak balik untuk saling
bertemu.” Ucap Soo Ho,
“Terima kasih.... Kalimat itu Sangat sulit untuk
mengatakannya.” Akui Gun Wook karena Soo Ho yang
meminta agar tak menyerah
“Ngomong-ngomong, kenapa kau
berhenti dari Zeze Factory?” tanya Gun Wook, Soo Ho
mengatakan kalau itu harus dilakukanya.
“Mereka akan tetap berhasil
mengembangkan IF. Aku
sudah janji untuk pergi.” Kata Soo Ho
Gun Wook pikir Soo Ho tidak
harus mempertaruhkan posisinya. Soo Ho menegaskan
kalau semua ini bukan karena Gary, tapi melakukannya
karena orang yang mengembangkan games aslinya
cantik, menurutnya semua ini penting untuk Gun Wook dan juga Bo
Nui. Gun Wook mengeluh semakin tak suka dengan Soo Ho.
“Aku seharusnya melihat cacat agar bisa
merendahkanmu. Tapi
semakin aku melihatmu, maka semakin
aku berpikir kau pria yang baik.” Komentar
Gun Wook.
“Aku tidak percaya kau baru
menyadarinya.” Ejek Soo Ho sambil menyeruput kuah
mienya.
“Kalau kau tidak punya tujuan, kau
bisa tinggal di rumahku. Aku
izinkan kau masuk.” Kata Gun Wook, Soo Ho heran
kenapa harus tinggal dirumah Gun Wook
“Aku punya pacar. Kenapa aku
tinggal di rumahmu? Aku pikir berpura-pura menjadi
temanmu karena juga tidak menyukainya.” Kata Soo Ho
“Sudahlah, Lupakan. Aku
tadi melihat Bo Nui menyuruhmu
keluar.” Ucap Gun Wook, Soo Ho tak percaya ternyata Gun Wook
mengetahuinya.
Gun Wook berpesan agar Soo Ho jangan membuat Bo Nui
kesulitan. Soo Ho heran menurutnya kapan memberikan
kesulitan menurutnya ia tidak melakukan apa-apa, Gun Wook pun mengejek kenapa wanita seperti Bo Nui
sampai menyuruh Soo Ho keluar dari rumahnya. Soo Ho mengaku Sebenarnya
tidak tahu alasannya jadi kalau Gun Wook tahu
meminta agar memberitahunya.
“Bagaimanapun juga, jangan buat dia menangis, Dia sudah cukup banyak menangis. Pastikan kau... Pastikan kau membuatnya tertawa.” Tegas Gun Wook memperingati, Soo Ho hanya terdiam, Gun
Wook pun menegur karena Soo Ho tidak mau jawab
“Dia tidak akan pernah menangis
karena aku tapi Aku yang
akan menangis karena of Bo Nui.” Kata Soo Ho ingi
mengambil jatah mie Gun Wook yang tak dimana, Gun Wook menariknya karena itu
mie miliknya.
Gun Wook pulang kerumah duduk disofa sambil memegang
boneka burung hantunya dan menaikan kakinya ke meja. Menurutnya sekarang adalah
kekalahan yang komplit dan sudah game over, sambil menyandarkan kepalanya.
Soo Ho pergi ke atap dan berbaring sambil menatap langit,
Bo Nui dikamar terlihat khawatir menuliskan pesan “Kau dimana?” tapi kembali dihapus dan kembali mengetik “Apa kau menemukan tempat tujuan?” Tapi kembali hapus dan menuliskan kembali “Apa kau mau
datang...” lalu
terhenti memilih untuk menaruh ponselnya.
Beberapa saat kemudian Soo Ho menelp, bertanya apakah Bo
Nui mengkhawatirkannya dan
memberitahu kalau sedang melihat tak melihat bintang malam hari ini. Bo Nui
terdiam, Soo Ho pun mengucapkan selamat malam dan menutup ponselnya.
Soo Ho tertidur dengan meringkuk kedinginan, Bo Nui
datang ke atap duduk disampingnya melihat Soo Ho yang tertidur lalu menatapnya.
Soo Ho membaringkan tubuhya, matanya sedikit terbuka melihat Bo Nui akhirnya
datang dan terlihat khawatir.
Akhirnya Bo Nui membiarkan Soo Ho masuk rumahnya dan
menegaskan hanya memperbolehkan satu hari saja. Soo Ho sedang mengeluarkan
semua barang-barangnya setuju, yaitu Satu hari di ruang tamu
dan satu hari di kamar, Satu hari
di tempat tidur dan di dapur Jadi
satu bulan. Bo Nui melarangnya.
“Aku yakin kau bisa menemukan
rumah besok.” Kata Bo Nui, Soo Ho sudah tahu maka
dari itu sengaja tidak mencari
dengan tawa bahagia. Bo Nui menghela nafas panjang.
“Apa Kau tidak suka bersamaku?” tanya Soo Ho, Bo Nui mengatakan bukan itu dan ingin
menjelaskan tapi Soo Ho menghentikanya menurutnya sudah cukup jawabanya.
“Empat hari.” Kata Bo Nui, Soo Ho mengatakan empat hari ditambah 3
hari jadi satu minggu.
Bo Nui akhirnya setuju, Soo Ho tak percaya lalu menjerit
bahagia. Bo Nui cemberut. Soo Ho menyuruh Bo Nui tersenyum kalau memang
bahagia. Akhirnya Bo Nui mulai tersenyum dan cekikikan, lalu berjalan masuk
kamar. Soo Ho berdiri memanggilnya lalu mengajak agar mereka bisa tidur bersama
malam ini. Bo Nui melonggo diam.
Di depan apartement, terdengar suara Soo Ho merengek satu kali saja. Bo
Nui menolaknya, Soo Ho terus merengek memohon, Bo Nui mengeluh Soo Ho itu keras
kepala.
Soo Ho sudah memakain baju tidurnya dan terlihat gugup.
Bo Nui keluar kamar dengan baju tidur yang kebesaran, Soo Ho menghela nafas
dengan nada tinggi merasa kalau memang sudah benar dan penting, karena
semua menunjukkan
bahwa tempat ini adalah rumah Bo Nui jadi merasa
sangat nyaman, aman dan bebas. Bo Nui tersenyum
“Kau kelihatan cantik dan menakjubkan.” Ucap Soo Ho mengodanya dengan berjalan semakin dekat,
Bo Nui terlihat ketakutan masuk kamar. Soo Ho tersenyum ingin masuk kamar, Bo
Nui sudah keluar dengan membawakan selimut.
“Kau mau kemana? Tidur di sofa.” Ucap Bo Nui, Soo Ho terlihat binggung dan ingin Bo Nui
menjelaskan alasanya secara logis. kenapa harus tidur di
sofa.
“Apa Kau mau aku suruh keluar? Kau bilang butuh tempat untuk
tidur, Apa kau berusaha menipuku?” kata Bo Nui tak mau tertipu.
Tiba-tiba Soo Ho tertawa tak percaya Bo Nui menyuruhnya
tidur disofa, mengembalikan selimutnya tapi setelah itu mengambilnya dan
membaringkan tubuhnya disofa. Ia merasa kalau Bo Nui itu membuatnya kaget dan
memiliki pikiran yang berbahaya,
“Kalau kau terbangun di malam
hari.. untuk
ambil air atau ke kamar mandi, lalu kau melihat aku
ada di sofa. Jangan dekat-dekat dan menatap
wajahku.. atau
memegang tanganku. Jangan
lakukan hal bodoh.” Kata Soo Ho lalu mengejek
Bo Nui itu memang gadis yang licik.
Bo Nui hanya bisa menahan senyum dan mengelengkan kepala
melihat tingkah pacarnya lalu masuk kamar. Soo Ho langsung meluapkan rasa
kesalnya karena tak bisa tidur dengan Bo Nui, tiba-tiba Bo Nui keluar kamar,
Soo Ho buru-buru baring dilantai beralasan sangat nyaman tidur dilantai saat
musim panas dan menyuruh Bo Nui untuk tidur dilantai juga. Bo Nui tersenyum
lalu menutup pintu kamarnya.
Bo Nui duduk melamun di meja belajarnya kembali teringat
kata-kata si peramal. “Bahkan hal terakhir yang dia
miliki pun akan hancur... karena
nasib sialmu. Ia meyakinkan kalau semua itu tak benar
Tiba-tiba terdengar suara Soo Ho yang bertanya apakah
sudah tidur, Bo Nui memilih untuk diam dan berjalan mendekati pintu. Soo Ho
berpikir Bo Nui sudah tidur karena tak menyahut ucapanya.
“Terima kasih sudah membiarkanku
tinggal di sini.... Tidur
yang nyenyak.” Ucap Soo Ho, Bo Nui membalas tanpa
suara “Selamat malam.”
Soo Ho berlari dengan membawakan sebuket bunga, lalu Bo
Nui juga berlari kearahnya, tiba-tiba sebuah mobil lewat seperti ingin
menabrak. Dirumah sakit, Bo Ra membuka matanya seperti merasakan sebuah mimpi,
dan memanggil kakaknya beberapa kali.
Bo Nui terbangun saat memuka pintu kamar tak melihat Soo
Ho ada diruang tengah, wajahnya terlihat panik lalu pintu kamar mandi terbuka.
Soo Ho keluar sudah berganti pakaian dan selesai mandi. Bo Nui bisa bernafas
lega. Soo Ho bertanya apakah tidurnya nyenyak, Bo Nui mengangguk mengaku
tidurnya sangat nyenyak. Soo Ho mengatakan kalau ia juga tidur dengan nyenyak.
“Senang rasanya melihatmu di pagi
hari. Apa Kau mau kopi?” tanya Soo Ho, Bo Nui mengangguk
Bo Nui keluar dari rumah, Soo Ho mengikutinya dengan
wajah anak anjing yang tak mau ditinggal ibunya. Bo Nui menyuruh Soo Ho masuk
saja. Soo Ho pikir lebih baik mengantarnya sampai ke kantor. Bo Nui menyuruh masuk dan mencari tempat tinggal. Soo
Ho kembali mengeluh
“Beristirahat yang banyak karena
kau sudah bekerja keras sampai
sekarang. Tidur
siang dan bermalas-malasan.” Kata Bo Nui, Soo Ho
berpesan agar Bo Nui langsung pulang setelah berkerja.
“Aku akan menunggu di sini seperti
anak anjing.” Ucap Soo Ho, Bo Nui tersenyum lalu
melambaikan tangan pamit pergi.
Soo Ho berteriak menunggu kembali kerumah karena
melupakan sesuatu, Bo Nui memeriksa tasnya sudah membawa garam dan juga kacang
merah. Soo Ho keluar merasa kalau Bo Nui itu harus membawanya, Bo Nui binggung.
Soo Ho langsung memberikan kecupanya. Keduanya pun tersenyum. Soo Ho pun
berpesan agar Bo Nui berhati-hati lalu masuk ke dalam rumah.
Setelah Bo Nui pergi, Soo Ho menelp seseorang bertanya
apa yang terjadi dengan wajah serius lalu mengatakan akan segera datang.
Yoon Bal bertanya apakah mereka tak masalah jika mereka melanjutkan
mengembangkan IF. Seung Hyun dengan helaan
nafas sudah mengetahuinya, menurutnya meski
dirilis lagi, tidak ada yang peduli. Bo Nui
pikir tetap saja Soo Ho itu berusahamelindunginya dengan semua
yang dimiliki Jadi mereka harus membuatnya dengan baik.
“Apa Presdir baik-baik saja?”
tanya Hyun Bin khawatir, Bo Nui mengangguk.
“Kau tidak boleh putus dengannya
karena dia miskin sekarang. Moment paling menyedihkan bagi pria
adalah... diputuskan
karena tidak punya apapun” kata Yoon Bal
“Hei... Itu hal tidak dewasa untuk
dikatakan!” teriak Seung Hyun membela, lalu meminta
Bo Nui tak perlu mengkhawatirkannya.
“Itu satu-satunya cara mereka bisa
mengekspresikan
betapa mereka menyukai Presdir” kata Seung Hyun, Bo
Nui berjanji akan memberitahu semuanya pada Soo Ho nanti.
“Jangan bilang padanya aku
menyebutnya miskin.” Kata Yoon Bal. Ponsel Bo
Nui bergetar, Bo Nui pun diam-diam memilih untuk keluar.
Didepan jendela Bo Nui mengangkat dengan senyuman, Soo Ho
mengatakan kalau ia baik-baik saja dan sedang
bersih-bersih, lalu cuci
piring dengan suara kelelahan. Bo Nui pikir Soo Ho tidak
perlu melakukannya.
“walaupun tidak ada kau di sini, aku
baik-baik saja. Jadi
jangan mengkhawatirkanku dan kerja keras, Makanya
aku menelepon.” Ucap Soo Ho sumringah,
Bo Nui pun mengucapkan salam perpisahan, Soo Ho pun
memberikan kecupan di telpnya. Saat berbalik Ryang Ha sudah berdiri sambil meledek
seperti orang yang berciuman. Soo Hoo berteriak marah seharusnya Ryan Ha
memberitahu kalau sudah datang, Ryang Ha pun berteriak kalau ia datang.
“Kau
pasti senang sekali, ini Ruangan kosong. Jadi aku membuat kesepakatan
dengan pemiliknya dan menyewanya selama
sebulan. Ngomong-ngomong,
apa ini kantor yang sudah lama?” ucap Ryang Ha melihat kantor yang dipilih Soo Ho
“Ini dulu kantor tuan Won.” Ucap Soo Ho sambil menyadarkan kepalanya di kursi,
Ryang Ha bertanya apa yang akan dilakukan Soo Ho apakah ingin Mengintai atau berencana menangkapnya sendiri?
“Aku akan menghancurkan
ransomware-nya.” Kata Soo Ho, Ryang Ha kaget
Soo Ho mengajak mereka membuat software pemulihnya dan mendistribusikannya secara
gratis.
“Kita tidak bisa melakukan apa-apa
untuk
kerugian yang sudah terjadi, Tapi
itu akan mulai meningkatkan image perusahaan
Zeze” jelas Soo Ho, Ryang Ha merasa kalau ini tak mungkin.
Ryang Ha merasa seharusnya Soo Ho membahas di pertemuan pemegang saham. Soo Ho pikir tak mungkin karena tidak
bisa melakukannya dalam waktu dua hari yang diberikan selain itu tidak
bisa mengerjakannya sendirian. Ryang Ha pikir Soo Ho
akan melakukan bersama-sama karena ia sama sekali tak mahir dalam program
komputer.
Terdengar suara ketukan pintu, Ryang Ha panik berpikir
Tuan Won yang datang. Tuan Ahn masuk ruangan, Ryang Ha menyambutnya lalu
bertanya apakah Soo Ho memesan ayam goreng. Tuan Ahn meminta maaf lupa membawa
karena seharunya bisa membawanya. Soo Ho pikir tak perlu membahasnya.
“Terima kasih sudah datang.” Ucap Soo Ho sambil membungkuk., Ryang Ha melonggo
binggung
“Terima kasih sudah menelponku. Apa yang bisa kulakukan?” kata Tuan Ahn, Ryang Ha binggung sebenarnya tujuan Tuan
Ahn datang untuk apa.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar