PS : All
images credit and content copyright : SBS
Ji Hong akhirnya menyuruh Hye Jung masuk ke dalam
rumahnya, lalu menawarkan secangkir teh. Hye Jung mengangguk, Ji Hong tiba-tiba
berhenti berjalan ingin memperlihatkan sesuatu didepan rumahnya. Hye Jung
terkejut melihat ada mesin boneka di dalam rumah seniornya. Ji Hong mengaku
memang sudah memilikinya dan menawarkan untuk Hye Jung mencobanya. Hye Jung
menolak.
Keduanya duduk dimeja makan, Ji Hong membuatkan teh
sambil melirik ke arah Hye Jung yang duduk didepanya. Keduanya terlihat sedikit
gugup, Hye Jung memulai pembicaraan dengan meminta maaf lebih dulu. Ji Hong
bertanya minta maaf untuk apa.
“Aku tidak tahu caranya menghibur
seseorang ketika mereka sedih. Aku
tidak pernah punya seseorang yang menghiburku ketika aku sedih. Aku sendirian ketika nenekku meninggal. Aku pikir kesedihan adalah
sesuatu yang harus kau lewati.” Jelas Hye Jung
“Aku merindukanmu.” Akui Ji Hong yang membuat Hye Jung terdiam.
“Aku sendirian seperti biasanya. Llau Aku pergi melihat barang-barang
ayahku dengan begitu Diriku akan merasa nyaman
dan santai, tapi aku
tidak bisa berhenti memikirkanmu.” Cerita Ji
Hong, Hye Jung pikir kenapa tak menelpnya.
“Aku menunggu telepon darimu. Kapanpun aku ingin sesuatu, aku akan bertindak duluan. Begitulah caraku akhirnya
memberitahumu bagaimana perasaanku padamu. Tapi aku sadar... bahwa menunggu wanita yang
kucintai bisa menjadi tindakan yang paling aktif. Aku belajar darimu.” Kata Ji Hong
“Aku tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Aku
mendorongmu ke sudut, menyuruhmu untuk berubah. Maafkan aku Aku ingin kau mencintaiku seperti
aku, tapi aku
memintamu untuk berubah.”akui Hye Jung
Ji Hong melihat Hye Jung pandai
dalam mencari sesuatu dan
mengakui kesalahanmu, selalu seperti itu
menurutnya itu salah
satu kekuatan Hye Jung. Hye Jung menatap Ji Hong ingin
menjadi bagian dari hidupnya dan kembali meminta maaf
karena meminta agar mau berubah. Menurutnya sekarang Ji Hong dapat berpikir dan membuat
keputusan sendiri dan ia akan
ada di sisinya. Ji Hong terus menatapnya.
“Apa aku bisa lakukan itu?” tanya Hye Jung, Ji Hong menatap dalam-dalam lalu
menjawab tentu saja bisa melakukanya. Hye Jung tersenyum bahagia mendengarnya
dan pamit permisi. Ji Hong mengerti tapi tersadar Hye Jung belum minum tehnya.
Hye Jung berdiri dan siap untuk pulang, Ji Hong pikir tak
bisa memintanya untuk tetap tinggal, Hye Jung membenarkan kalau Ji Hong tak bisa melakukan.
Lalu mengomel kalau dirinya itu takut karena berpikir
perasaan Ji Hong telah berubah saat tidak menjawab
telepon. Ji Hong seperti baru sadar kalau Hye Jung menelpnya. Hye
Jung sudah menelp tadi tapi tak diangkat.
Ji Hong meminta maaf karena tak tahu Hye Jung menelpnya
tadi, Hye Jung meminta tolong
jawab teleponnya mulai
sekarang karena membuatnya jadi banyak pikiran dikepalanya. Ji
Hong pikir Hye Jung itu berbohong padanya hari ini. Hye Jung mengatakan tidak,
Ji Hong balik bertanya apakah Hye Jung yakin. Hye Jung yakin kalau tak bohong.
Ji Hong tahu Hye Jung itu ingin mencobanya. Hye Jung menyengir karena Ji Hong bisa mengetahuinya. Ji
Hong pun menyuruh Hye Jung untuk mencoba main mesin boneka.
Ji Hong mempersiapkan mesinnya lebih dulu, Hye Jung
tersenyum sumringah ingin cepat-cepat memainkanya. Ji Hong pun memegang tangan
Hye Jung agar menaruh di tempat untuk mengerakan mesinnya, lalu membiarkan
memainkan sendiri. Hye Jung terlihat senang bisa memainkan dirumah dan sedih
karena tak bisa mendapatkan boneka.
Percobaan kedua, Ji Hong memberikan petunjuk agar Hye
Jung bisa lebih baik keatas lagi, Hye Jung menjerit kesal tak bisa
mendapatkanya, penasaran bagaimana cara mendapatkanya. Ji Hong megang tangan
Hye Jung tepat berdiri dibelakangnya agar bisa mengajarinya.
Hye Jung terlihat tegang tapi akhirnya mengeluh karena
hampir saja dengan tak sengaja menyandarkan kepalanya. Ji Hong terlihat gugup
karena wajah mereka sangat berdekatan, begitu juga Hye Jung setelah sekian lama
tak bertemu membuat jantungnya berdegup dengan kencang.
Keduanya sama-sama terlihat kikuk dan hanya bisa diam
tanpa mau saling menatap, Hye Jung membalikan badanya sedikit menatap Ji Hong
lalu duduk diatas mesin boneka. Suasana terlihat benar-benar hening, sampai Ji
Hong menelan air liurnya terdengar. Hye Jung pun makin gugup sempat mengigit
bibirnya dan mencoba tersenyum menatap mantan gurunya.
Ji Hong terlihat binggung saat Hye Jung mengangkat
tanganya. Hye Jung memberanikan diri menyentuh rambut Ji Hong untuk
mengelusnya, walaupun hanya menarik bagian ujung rambutnya. Keduanya terdiam
saling menatap, Ji Hong bergerak sedikit terlihat gugup saat mulai mendekatkan
wajahnya, begitu juga Hye Jung.
Akhirnya Ji Hong mulai mencium Hye Jung, tangan Hye Jung
sempat meremas bagian jas Ji Hong saat menerima ciuman. Ji Hong terus mencium
Hye Jung seperti melampiaskan rasa rindunya yang ditahanya, Hye Jung pun juga
bahagia bisa menyelesaikan masalahnya dengan Ji Hong. Setelah berciuman
keduanya terlihat benar-benar sangat gugup, seperti anak remaja yang baru
pertama kali berciuman.
Pagi Hari
Yoon Do sudah bersiap untuk kerja lalu melihat pamanya
yang tertidur di lantai dengan botol minuman masih dilantai, lalu In Jo yang
tertidur pulas disofa. Ia mengumpat kesal pada dua orang dirumahnya, lalu
membangunkan pamannya. Pa Ran mengeluh untuk tak membangunkanya. Yoon Do
membangunkan pamanya karena sudah terlambat pergi berkerja. Pa Ran pun menjerit
kesal.
Akhirnya Yoon Do memanggil In Joo dengan panggilan “bibi”
menyuruhnya untuk bangun. In Joo terbangun duduk dikursi bertanya jam berapa
sekarang, Yoon Do melihat jamnya sudah pukul 7 kurang 10 menit. In Jo kembali
berbaring karena masih bisa tidur lagi.
“Bibi , kenapa kau juga seperti ini ?” keluh Yoon Do, In Joo kembali terbangun dan melirik
sinis
“Siapa yang kau panggil "bibi"? Kau seorang pria dewasa. Dasar Mengganggu.” Ucap In Joo sinsi
“Aku menyediakan akomodasi dan
makanan untukmu. Bagaimana
bisa kau seperti itu?” keluh Yoon Do, In Joo sinis
bertanya kenapa ia panggil bibi padahal lebih
seperti kakak perempuanya.
“Kau teman pamanku, jadi kau lebih
seperti bibi-ku.”jelas Yoon Do
In Joo mengeluh logika yang dibuat Yoon Do, lalu
memberitahu mau mandi menyuruh
Yoon Do untuk memeraskan jeruk jadi aku meminumnya ketika selesai mandi.
Yoon Do melonggo lalu kembali mengomel sudah cukup
memiliki paman yang tak berguna dan sekarang teman pamanya juga aneh.
Menurutnya In Joo itu sama buruknya seperti Prof. Hong
yang dibawah. Pa Ran tiba-tiba terbangun mendengar
kata Orange juice. Yoon Do
memilih untuk menyuruh pamanya kembali tidur saja daripada membuat masalah.
Dokter Choi melaporkan pada Ji Hong kalau sudah
mengawasi kemajuan motorik Jo Soo Ji, namun
tak ada banyak perkembangan. Hye Jung baru datang
menatap Ji Hong yang berdiri tak jauh darinya. Ji Hong mengajak Dokter Choi
untuk segera pergi memeriksanya, matanya melihat Hye Jung yang sudah datang.
Ia pun berpura-pura untuk tenang menyapa Hye Jung, dengan
sedikit senyumannya Hye Jung berjalan mendekati Ji Hong. Lalu tak mau terlihat
lebih gugup lagi Ji Hong mengajak mereka bersama-sama untuk melihat pasien.
Tuan Jo terlihat sibuk dengan laptopnya melihat grafik saham
Dengan Investasi Keamanan lalu sebuah
pemberitahuan kalau Pembelian pesanan berhasil. Matanya terlihat sangat lelah seharian berkerja, lalu
memanggil Nyonya Jo dengan panggilan sayan sambil berjalan mendekatinya.
“Apa Kau lihat? Aku
pikir... Aku
melakukan semuanya untukmu, Sayang. Benarkan?”
ucap Tuan Jo, Nyonya Jo tak mau melihat memilih untuk menutup matanya.
“Sayang, mari kita bicara, ayo.... Buka matamu.” Kata Tuan Jo, Nyonya Jo akhirnya membuka matanya
“Bagaimana penampilanku hari ini? Jika aku terlihat bagus, kedip mata sekali.” Ucap Tuan Jo berdiri memperlihatkan pakaianya, Nyonya
Jo hanya melotot tanpa mengedipkan mata.
Ji Hong akhirnya datang dengan Hye Jung, Dokter Kang dan
Dokter Choi memulai dengan memeriksa bagian tangan sambil bertanya bagaimana
perasaan pasien sekarang. Nyonya Jo tiba-tiba menatap Ji Hong dengan mata
memerah menahan tangisnya, Ji Hong menatap dalam-dalam mata pasiennya. Nyonya
Jo tiba-tiba menangis seperti memberikan tanda kalau butuh pertolongan.
“Tidak ada perubahan nyata. Kau harus seperti sekarang sedikit lebih lama lagi.” Ucap Ji Hong, Tuan Jo mengerti dan mengucapkan
terimakasih.
Ji Hong mengajak semuanya untuk pergi, Nyonya Jo terlihat
terus saja mengeluarkan air matanya.
Di depan pintu Ji Hong tiba-tiba berhenti
berjalan dan kembali mengintip dari jendela pintu, melihat Tuan Jo yang
memegang tangan istrinya seperti sangat sedih. Terlihat Nyonya Jo yang menutup
matanya saat berada disamping suaminya.
Ji Hong pun meminta tolong agar memisahkan Nyonya Jo dan
walinya untuk sementara waktu. Dokter Kang mengatakan Tuan Jo yang selalu tinggal
di dalam ruangan. Ji Hong bertanya apakah
mereka bisa melakukan atau tidak. Dokter Kang mengangguk bisa melakukan. Hye
Jung menatap binggung apa sebenarnya yang terjadi.
Tuan Jo sibuk menelp
meminta untuk meunggu sebentar lagi karena belum waktunya dan mengatakan Jika temanya tidak akan menyesalinya, lebih baik pergi
saja. Dokter Kang dan Choi masuk ruangan, Tuan Jo buru-buru
menutup telp akan bicara lagi nanti.
“Aku... ingin saranmu pada investasi
saham. Aku
memiliki sedikit hutang.” Ucap Dokter Kang, Tuan Jo
binggung
Aku
tiba-tiba mengakumulasi hutang yang
dimilikinya, Tolong bantu aku sekali ini.” kata Dokter Choi, Tuan Jo pun siap membantunya.
Dokter Kang mengajak untuk berkonsultasi denganmu di
luar, Tuan Jo pikir harus tetap di samping
istrinya. Dokter Choi pikir tak boleh menganggu pasien dan
mengajak untuk segera keluar. Dokter Kang pun mengajak segera pergi dan akan
membelikan kopi. Ketiganya berjalan
keluar sambil membahas tentang saham. Dokter Choi memberikan kode agar Hye Jung
dan Ji Hong segera masuk.
Hye Jung dan Ji Hong pun segera masuk ke luar kamar. Hye
Jung bersiaga didepan pintu sementara Ji Hong mendekati pasien mengatakan Ini
cara mereka berkomunikasi mulai sekarang.Tolong
kedip sekali untuk ya, dan
kedip dua kali untuk tidak. Nyonya Jo menjawab
mengerti dengan kedipan matanya.
“Apa kau merasa tidak nyaman?” tanya Ji Hong, Nyonya Jo mengedipkan mata satu kali
“Apa ini berhubungan dengan
suamimu?” tanya Ji Hong, Nyonya Jo kembali mengedipkan mata satu
kali.
Hye Jung mengintip dari jendela memberitahu suaminya akan
datang dan buru-buru berdiri disamping Ji Hong agar tak curiga. Ji Hong sengaja
melepaskan alat yang ada ditangan dan menjatuhkanya. Suara bunyi seperti orang
yang meninggal di ruangan, Tuan Jo mendengar panik langsung masuk ke ruangan.
Ji Hong berpura-pura kalau penjepit ditanganya itu sudah terjatuh.
“Dia tidak akan memburuk, kan?” tanya Tuan Jo khawatir
“Aku pikir kami harus melakukan beberapa tes.” Ucap Hye Jung
“Kau tidak perlu khawatir. Ayo
kita lakukan CT scan.” Kata Ji Hong, Hye Jung
mengerti. Ji Hong melirik pada pasienya seperti bisa merasakan sesuatu yang
janggal.
Dokter Choi dan perawat lainnya mendorong Nyonya Jo untuk
masuk ke ruang CT Scan. Tuan Jo ingin ikut masuk ke dalam, Dokter Choi pun
menarik Tuan Jo kalau tak dizinkan masuk ke dalam. Menurutnya kalau Tuan Jo
bisa beristirahat diruang tunggu jadi Nyonya Jo bisa kembali bersama
secepatnya. Tuan Jo mengerti akhirnya tak ikut masuk.
Di ruang CT Scan dan MRI, Dokter Choi mendorong sendiri
Nyonya Jo masuk, Hye Jung dan Ji Hong sudah menunggu dengan wajah tegang.
Nyonya Jo melihat sekeliling ruangan seperti merasa nyaman sudah tak ada lagi
pria yang mengaku suami ada didekatnya. Ji Hong melihat keadaan Nyonya Jo lalu
memberikan kode pada Dokter Choi untuk bersiap-siap.
Tuan Jo mondar mandir
didepan ruangan dengan gelisah. Ji Hong memperlihatkan deretan huruf hangul.
Lalu menunjuk satu persatu, Nyonya Jo memberikan kedipan matanya kalau memang
itu kata yang ingin diucapkanya. Dokter Choi pun siap dengan spidol untuk
menuliskanya.
Wajah Hye Jung dan Ji Hong terlihat tegang, Dokter Choi
memperlihatkan hasil tulisannya [Penyerangan] Ji Hong dan dan Hye Jung kaget karena ternyata itu
terjadi akibat tindakan penyerangan.
Tuan Jo menatap istrinya sambil memegang kepalanya, Ji
Hong masuk ruangan Nyonya Jo melihatnya terlihat sedikit gugup. Lalu Ji Hong
memberitahu keadaan Nyonya Jo itu akan baik-baik saja dan akan memberitahu ketika hasil CT scan keluar. Tuan Jo mengerti lalu mengucapkan terimakasih. Ji Hong
memberikan kode pada Nyonya Jo sebelum keluar dari ruangan.
Didepan ruangan
Hye Jung memberitahu sudah
menghubungi polisi ternyata Ny
Jo telah dilaporkan sebagai orang hilang. Ji Hong
kaget Nyonya Jo dianggap sebagai orang hilang. Hye Jung menjelaskan Orang tuanya mengirim
laporan.
“Kenapa mereka melaporkan ia
hilang ketika dia dengan suaminya?” kata Ji
Hong heran
Tuan Jo merapihkan perban dibagian kepala Nyonya Jo
sambil memuji kalau terlihat sangat cantik sambil bertanya apakah mash ingat
saat kita pertama kali bertemu.
“Aku merasa seperti disambar
petir.” Ucap Tuan Jo tersenyum sendiri mengingatnya. Nyonya Jo
melirik lalu menatap langit-langit.
Flash Back
Tuan Jo terlihat mondar mandir di depan gedung dengan
sebuket bunga mawar, beberapa perkerja kantor pun keluar melihatnya dengan
menahan tawa. Nyonya Jo yang terlihat sangat cantik dan muda mengomel karena
sudah menyuruh Tuan Jo untuk berhenti.
“Aku sangat menyukaimu.Tolong beri
aku kesempatan.” Ucap Tuan Jo sambil
berlutut, Nyonya Jo mengeluh karena Tuan Jo melakukan hal ini padanya.
“Aku...Aku akan pertaruhkan semua
yang ku miliki... dan
melindungimu, Soo Ji.” Kata Tuan Jo menahan
tangisnya sambil berlutut.
Tuan Jo menceritakan ketika
pergi ke kantor wilayah dan mendaftarkan diri mereka sebagai pasangan menikah setelah mengganggunya tentang hal itu, ia merasa seolah-olah seluruh dunia telah menjadi
miliknya sekarang. Nyonya Jo hanya meliriknya sambil bergumam.
“Seorang pria yang
mempertaruhkan segalanya untukku hanya akan berbuat kerusakan. Kenapa aku tidak tahu
itu?” gumam Nyonya Jo lalu kembali menutup
matanya.
Polisi akhirnya datang menemui Hye Jung dan juga Ji
Hong, memberitahu Orang
tua Jo Soo Ji sedang dalam perjalanan kemari. Hye
Jung bertanya Kenapa mereka melaporkan anaknya yang hilang ketika sedang bersama suaminya. Polisi memberitahu Nyonya Jo Soo Ji
belum menikah. Hye Jung dan Ji Hong kaget mendengarnya.
“Dia mendaftarkan mereka sebagai
pasangan menikah tanpa sepengetahuan Nyonya Jo.” Jelas Polisi
“Jadi Jo Soo Ji juga tidak
mengenalnya?” ucap Hye Jung khawatir
“Itu tidak benar-benar terjadi seperti itu.Menurut orang tuanya, mereka berkencan selama beberapa bulan
karena pria itu terus mengejarnya. Tapi Nyonya Jo putus dengannya karena pria itu terlalu terobsesi dengannya” jelas Polisi
“Jadi dia kembali padanya pada Nyonya Jo karena tak mau putus denganya” kata
Hye Jung. Polisi membenarkan.
Hye Jung benar-benar sangat khawatir menurutnya mereiak tidak
boleh membiarkan Tuan Jo ada di
sekitar Nyonya Jo. Ji Hong menahan Hye Jung bertanya mau pergi
kemana karena ada polisi juga sekarang. Hye Jung merasa pria itu tidak
waspada dengannya jadi akan
pergi dan membawanya keluar. Polisi pikir itu bagus untuk mereka kalau memang Hye
Jung mau melakukanya.
Ji Hong mengatakan akan melakukanya, Hye Jung menolak
tapi teringat kembali janjinya dalam hati “Aku harus
mengizinkan orang lain untuk melindungiku.” Akhirnya
meminta Ji Hong melakukan itu untuknya.
Ji Hong pun mengajak Tuan Jo keluar ruangan , Tuan Jo
merasa tidak perlu melihat CT scan saat Ji Hong menjelaskan. Ji Hong pikir akan lebih mudah untuk
memahaminya. Tapi menurutnya Tuan Jo Jika
ini bukan tentang sesuatu yang spesifik... lalu
terhenti melihat sepasang wanita dan pria paruh baya masuk dan berjalan ke
bagian receptionist. Tuan Jo panik lalu berbisik pada Ji Hong harus
pergi dan menenangkan diri.
“ Aku ingin bertemu pasien, Namanya
Jo Soo Ji.Pasien wanita, dan dia adalah putriku. Dimana ruangannya?” ucap si wanita
Ji Hong sempat terdiam sejenak lalu sadar kalau Tuan Jo
itu kabur karena tak mau bertemu orang tuan Soo Ji, akhirnya berusaha
mengejarnya. Tuan Jo dengan cepat melalui lorong rumah sakit sampai ke ruang
tunggu dan menuruni tangga eskalator dengan berlari. Ji Hong berusaha
mengejarnya, sampai akhirnya Tuan Jo berhasil kabur dengan taksi yang berhenti
didepan rumah sakit.
Dokter Kang memperlihatkan sebuah berkas pada polisi
memberitahu itu form operasi Pasien Jo Soo Ji yang berisi, info kontak wali, nomor asuransi
nasional dan alamat. Polisi mengucapkan
terimakasih lalu melihat berkas yang diisi oleh Tuan Jo
“Dia
tampak seperti pria baik.” Bisik Dokter Ahn
“Hey, orang dengan mata itu yang
benar-benar menakutkan.” Ucap Dokter Kang, Dokter
Ahn yakin seniornya itu salah tapi Dokter Kang tetap kekeh kalau ia benar.
Polisi selesai melihatnya lalu mengucapkan terimakasih.
Ji Hong baru datang bertanya apakah polisi berhasil
menangkapnya, Dokter Kang mengatakan tidak kalau mereka
hanya menanyakan informasi pribadi dan
bagaimana sikapnya selama di sini.
“Ruang gawat darurat telah
dibanjiri sejak pagi, dan
kita seperti syuting film kriminal di sini. Ini seperti
waktu yang sangat panjang” keluh Dokter Ahn
“Apa Kau akan pulang sekarang?” tanya Dokter Kang, Ji Hong mengatakan harus pulang dan
bertanya balik pada keduanya.
“Aku ada shift malam hari ini.” kata Dokter Kang
“Aku harus berjaga di shift malam sepanjang
minggu sebagai hukuman.” Keluh Dokter Ahn, Dokter
Kang ingin mengomel kalau semua ini karena mereka lalu berusaha bersikap baik
depan Ji Hong.
“Aku melakukannya untuk membantumu
menjadi seorang ahli bedah yang hebat.” Kata Dokter
Kang sambil mengelus pundak juniornya. Ji Hong hanya bisa mengelengkan kepala
dengan senyuman lalu beranjak pergi.
Yoon Do minum sendirin di cafe Sooni Hawai, Soon Hee
membawakan makana tambahan untuk Yoon Do, berkomentar tidak
tahu siapa yang akan ditemui,
tapi sudah menunggu begitu lama, menyuruh Yoon Do itu harus coba menelepon. Yoon Do mengaku tidak
menunggu siapapun. Soon Hee menepuk pundak Yoon
Do merasa kasihan sangat nasibnya itu sangat Malang padahal menurutnya terlihat seperti pria normal.
Seo Woo datang sendirian, Soon Hee menyapanya dengan
senyuman bahagia. Yoon Do melirik karena mendengar nama Seo Woo. Soon Hee
bertanya apa yang dilakukan temanya dan datang sendirian. Seo Woo mengaku
memang datang sendirian karena cafe temanya itu yang paling dekat dengan rumah
sakit. Soon Hee pun menyuruh temanya duduk, Seo Woo melihat Yoon Do duduk
sendiri memilih untuk duduk membelakanginya.
“Apa Kau minum sendirian akhir-akhir
ini?” tanya Yoon Do
“Young
Gook akan datang. Dia sibuk karena ini tahun ketiganya.” Kata Seo Woo
“Aku senang kau memiliki dia
setidaknya.” Komentar Yoon Do. Seo Woo mengejek
siapa yang berani berkomentar seperti itu.
Yoon Do akhirnya berdiri disamping Seo Woo mengingat dulu
selalu menghiburnya karena dimasa lalu sebagai orang buangan, Seo Woo mengejek
kalau Yoon Do itu merindukan hal seperti itu. Yoon Do mengakui sangat
merindukanya.
“Aku tidak akan pernah
melakukannya lagi tak peduli apa yang kau katakan.” Tegas Seo Woo sudah membenci Yoon Do
“Baguslah. Kau tidak harus melakukan Jangan biarkan aku
memperlakukanmu seperti keset.” Tegas Yoon Do lalu
berjalan pergi meninggalnya.
Tuan Jo kembali masuk rumah sakit kali ini dengan
mengunakan topi untuk menutupi wajahnya. Dokter Choi kembali dan duduk di meja
receptionist, setelah melakkan CT Scan
dan MRI scan sudah selesai. Perawat terlihat senang
melihat Dokter Choi itu ada shift malam setiap hari.
“itu yang terjadi saat kau ada di
tahun pertama..” keluh dokter Choi, Hye Jung datang ke meja receptionist menyindir
kalau Semua residen tahun pertama mengalaminya
“Dr Yoo, apa kau belum pulang?” tanya Dokter Choi, Hye Jung mengatakan ingin
melihat Jo Soo Ji sebelum pulang.
“Mengklaim bahwa itu adalah cinta ketika disalahgunakan
seseorang adalah suatu hal yang mengerikan.” Ucap Hye
Jun menasehati
“Aku harus mengatakan bahwa ia
terlihat sedikit aneh.” Ucap Dokter Choi, Hye Jung menyuruh juniornya itu kembali bekerja dari pada bergosip.
Ibu Nyonya Jo bersama anaknya membantunya untuk minum,
lalu keluar sebentar untuk mengambil air kembali. Nyonya Jo terlihat sedikit
tenang karena sudah tak ada lagi orang yang menakutkan ada disebelahnya. Pintu
ruangan terbuka, seseorang masuk dengan sepatu kets dan berada disamping Nyonya
Jo. Nyonya Jo membuka mata dan menarik nafas karena kaget, Tuan Jo juga ikut
kaget sambil lalu bertanya kenapa Nyonya Jo itu kaget melihatnya.
“Apa Kau pikir sudah selesai? Kau akan selalu jadi milikku
bahkan setelah kau mati. Kau
tidak pernah bisa meninggalkanku Dan
aku sudah memikirkan tentang kita Jika
aku harus memberikanmu kepada orang lain, maka aku
lebih baik membunuhmu dengan tanganku sendiri. Kau
tak masalah, kan?” Ucap Tuan Jo dan langsung mencekik leher Nyonya Jo
sambil menangis.
Nyonya Jo akhirnya kehilangan nafasnya dan monitor pun
berbunyi, Tuan Jo panik melihatnya.
Dokter Choi melihat tanda merah dilayar lalu memberitahu ada masalah di kamar 410. Semua langsung bergegas lari, saat itu Tuan Jo keluar
ruangan membuat semua orang kaget. Tuan Jo berusaha kabur, Hye Jung langsung
memelintir tanganya dan menyuruh agar memeriksa pasien lebih dulu. Dokter Choi
dan perawat masuk ruangan.
Hye Jung membanting tuan Jo ke lantai dengan bantuan dua
dokter lain agar menahanya. Tuan Jo menjerit untuk melepaksanya, Hye Jung menyuruh
tuan Jo untuk diam dan dengan nada marah mengatakan kalau yang dilakukan itu kekerasan,
bukan cinta. Tuan Jo berteriak sambil menangis. Hye
Jung berlari menyuruh untuk segera melakukan CT Scan. Lalu memeriksa bagian
mata pasien tapi tak ada reaksi
Ji Hong yang ada dirumah menerima telp dari Hye Jung, Hye Jung melaporkan Pasien Jo
Soo Ji semi koma sekarang dan memiliki
pendarahan di tempat bedah. Ji Hong binggung kenapa
tiba-tiba bisa seperti itu. Hye Jung pikir Ji Hong akan tahu setelah datang ke
rumah sakit.
Hye Jung mencuci tangan lebih dulu dan Ji Hong pun
akhirnya datang ke ruang operasi. Hye Jung menegaskan sangat
ingin menyelamatkan nyawanya. Ji Hong menatapnya, Hye
Jung terlihat sangat tegang dan masuk ke dalam ruang operasi
Ji Hong masuk ruangan dengan mengunakan jubah dan sarung
tangan memberitahu Ini bukan perdarahan aktif, jadi operasi
tidak akan lama. Hye Jung berdiri
disampingnya, Ji Hong mengatakan tak bisa melihat dengan baik, Hye Jung pun menyiram air. Ji Hong mengatakan Nyonya
Jo tidak banyak mengeluarkan darah. Hye Jung bisa bernafas lega dan meminta agar memberikan haemostasis
patch.
Perawat memberikan seperti kotak-kotak berwarna putih, Ji
Hong menempelkanya. Ji Hong meminta irigasi, Hye Jung pun menyiram air. Suasana
operasi tidak setegang sebelumnya.
Pa Ran sengaja memasak Samgetyang instant lalu makan
diruang TV, Yoon Do pulang kerumah. Pa Ra menyapa keponakanya yang baru pulang.
Yoon Do heran dengan yang dilakukan pamanya dan bertanya dimana mendapakan
makan itu. Pa Ran mengatakan sudah pasti di kulkas karena tak menemukan makanan
yang bisa dimakan selain itu.
“Ya ampun, kenapa kau di sini
lagi? Kau telah
membuat kekacauan.” Keluh Yoon Do melihat
dapurnya juga berantakan.
“wanita itu masih ada di tempatku Dan tempatku terlalu jauh dari
rumah sakit. Aku ada
operasi pagi besok.” Keluh Pa Ran
“Kau ahli bedah yang bodoh. Bagaimana bisa kau menjadi ahli
bedah ketika kau bahkan tidak dapat melakukan penilaian jiwa?” ejek Yoon Doo
“Kau ahli bedah saraf yang
paranoid jauh lebih buruk dari kita.” Balas In
Joo keluar dari kamar mandi menepuk punggung Yoon Do lalu duduk dikursi goyang.
Pa Ran dengan bangga mengelukan nama In Joo yang
membelanya, Yoon Do mengeluh memanggil pamanya. In Joo menyuruh Yoon Do
berhenti memanggil paman dengan wajah menyedihkan dan meminta agar membuatkan
Ramyun. Yoon Do kembali mengeluh dengan memanggil In Joo Bibi. In Joo setuju
Yoon Do memanggil bibi tapi sebagai gantinya untuk memasakan ramyun untuknya.
Yoon Do pikir tak ada hubungan dengan panggilan itu, In
Joo mengaku ada hubungan karena ia ingin makan ramyun di cup jadi Yoon Do
memperbolehkan memanggilnya bibi. Yoon Do pikir In Joo bisa pergi saja
membelinya. In Jo mengeluh rumahnya itu sangat jauh dari rumah sakit dan Yoon
Do punya banyak ruangan jadi mereka
ahli bedah dan harus terbiasa berbagi ruangan sekarang.
Yoon Do menyakinkan kalau itu pasti mimpi saat membuka
matanya, keduanya masih ada dirumahnya. Pa Ra meminta agar membawakan kimchi
lobak untuknya, Yoon Do berteriak menyuruh mengambil sendiri saja dan langsung
masuk kamar dengan wajah frustasi.
Nyonya Jo membuka mata dan mengunakan masker oksigen
kembali. Ji Hong bertanya apakah Nyonya Jo bisa mendengarnya. Nyonya Jo
menjawab denga kedipan matanya. Ji Hong tahu Nyonya Jo pasti sudah berjuang
keras, Nyonya Jo mengangkat tanganya, Hye Jung berkomentar melegakan
bahwa respon motoriknya sudah kembali.
Nyonya Jo menunjuk tanganya seperti ingin menuliskan
sesuatu, Hye Jung memberikan telapak tanganya. Nyonya Jo perlahan-lahan membuat
gambar cinta. Hye Jung pun membalas dengan dua jari telunjuk dan jempolnya
kalau mencintainya juga. Ji Hong tersenyum mendengarnya.
Keduanya keluar bersama Ji Hong mengaku Hari yang melelahkan. Hye Jung juga merasakan hal yang sama, lalu memanggil
seniornya meminta agar mengantarnya pulang. Ji Hong setuju karena itu yang
paling disukainya. Keduanya terlihat tersenyum bahagia. Ji Hong pun mengajak
mereka segera pergi.
Hye Jung menyuruh Ji Hong segera pergi setelah sudah
dekat rumahnya, Ji Hong pikir mereka hampir
sampai dan akan pergi setelah melihat Hye Jung masuk. Setela sampai didepan rumah, Ji Hong menyuruh Hye Jung masuk,
Hye Jung meminta Ji Hong lebih dulu pergi, Ji Hong mengelengkan kepala menyuruh
Hye Jung duluan masuk. Hye Jung merengek ingin melihat Ji Hong pergi lebih dulu.
Akhirnya Ji Hong mengalah akan pergi lebih dulu. Hye Jung
melambaikan tanganya terlihat malu. Ji Hong pun ikut melambaikan tangan yang
tak biasa dilakukan. Ji Hong pun berjalan pergi menaiki jalan menanjak. Hye
Jung melihat punggung Ji Hong yang pergi meninggalkanya, tiba-tiba langsung
berlari memeluk Ji Hong dari belakang.
Ji Hong sempat kaget tapi setelah itu tersenyum bahagia,
Hye Jung pun menyadarkan kepalanya di punggung Ji Hong. Keduanya saling
menatap, Hye Jung menyembunyikan wajahnya terlihat malu. Ji Hon pun menumpuk
tanganya agar saling berpegangan.
“Pelukan dari
belakang itu menyentuh.Ini memberikanku perasaan bahwa seseorang mendukungku
dari belakang. Ini adalah kebahagiaan terbesar yang dapat
kekasihmu berikan” gumam Ji
Hong
bersambung ke episode 13
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Seneng bgt rasa y bisa baca sinopsis in pas bangun pagi.
BalasHapusMakasih ba udh nulis sinopsis y .nur selalu menanti kan sinopsis setiap derama yg di tulis oleh mba ,dri awal hingga akhir.
Oh y ba fb y udh ga bisa nerima pertemanan lagi y.padahal nur mau pertemanan juga di fb.
Di lanjut y nulis derama y gomawo,terimakasih dan TETAP SEMANGATTTTT
Smgt lanjut nulis sinopsisny ditunggu
BalasHapuskamsamita sinopsis yang mba tulis keren abizz,,, fighting! tetep semangat ditunggu tulisannya yaa,,,,doctors, uncontrollably fond, lets fight gosht, world two, drama yang lagi nge-hits.
BalasHapusThx min ditubggu ep slanjutnya cemunguuuuut
BalasHapusTerima kasih sinopsis y.. d tunggu episode selanjut y.
BalasHapus