Soo Ho datang kembali ke kantornya dengan senyuman lalu
melihat bungkus hadiah dalam tasnya dan
keluar dari kantor. Bo Nui juga berlar ke suatu tempat dengan bahagia.
“Aku rindu pada kalian.” Ucap Bo Nu mengungkapkan perasaanya dengan bahagia.
“Kita hanya libur satu minggu, tapi aku tidak sabar menunggu
kelas kita dimulai lagi. Bagaimana
kabar kalian?” kata Bo Nui berjalan masuk ke kelas
untuk para manula. Semuanya menjawab baik.
“Aku rindu pada guru kita yang
cantik.” Kata Nenek yang duduk dibelakang meja, Bo Nu juga
mengaku sangat merindukan mereka semuanya.
“Aku juga rindu pada kalian. Hari ini, kalian akan belajar bagaimana
melalukan panggilan video... dan
bagaimana menggunakan layanan messenger.” Kata Bo
Nui, semua pun terlihat bersemangat.
Nyonya Yang sudah mempersiapkan makanan di tempat
peristirahatan pinggir danau. Tuan Je datang bertanya apakah Nyonya Yang
menelpnya lagi, padahal sudah bilang untuk berhenti mengganggunya
saat sedang sibuk. Nyonya Yang mengatakan tidak
meneleponnya.
“Aku menyiapkan tempatnya siapa
tahu dia datang. Kalau begitu kenapa kau selalu menelepon Yeong Il? Apa dia mata-mata? Kenapa kau bertanya padanya
tentang putramu?”. ” keluh Nyonya Yang
“Apa
aku tidak boleh khawatir?” balas Tuan Je
Nyonya Yang tersenyum lalu memberikan topi ulang tahun,
Tuan Je menyuruh untuk membuangnya saja. Nyonya Yang memohon agar memakainya
satu kali saja. Tuan Je menegaskan kalau itu tak mungkn. Terdengar suara kalau
meminta agar memakainya. Nyonya Yang melonggo lalu menjerit tak percaya anaknya
datang, Soo Ho terlihat canggung melihat ayah dan ibunya sambil mendekat
hadiah.
Tuan Je memakai topi dan meniup lilinnya. Nyonya Yang dan
Soo Ho bertepuk tanganya. Nyonya Yang mengaku tidak bisa meminta apapun lagi,
bertanya-tanya Kapan terakhir kali mereka berkumpul untuk acara ulang tahun,
mungkin sudah 18 tahun atau 20 tahun.
Soo Ho menjawab Sudah 21 tahun. Nyonya Yang mengajaka agar bisa merayakan
ulang tahun bersama tiap tahun mulai sekarang. Tuan
Je terlihat penuh semangat melihat anaknya yang datang lalu mengajak mereka
mulai makan.
“Akan bagus kalau dia ada di sini
bersama kita. Aku
penasaran bagaimana kabar gadis imut dan rapuh itu. Bagaimana dia bisa tidak
menelepon kita sekalipun?” ucap Nyonya Yang khawatir
dan juga kesal
“Soo Ho, aku tidak pergi ke
peramal lagii dan Aku jadi
kesal memikirkan hal itu. Dia
menyebut gadis cantik itu rakun. Aku
tidak bisa percaya padanya lagi dan tidak
percaya pada apa yang dia katakan.” Ucap
Nyonya Yang, Soo Ho terlihat senang mendengarnya.
Sul Hee memberikan hadiah pada sekotak hadiah pada Min
Jae, terlihat Min Jae sibuk dengan ponselnya. Sul Hee memberitahu ibu Min Jae
kalau anaknya memenangkan pertandingan junior dan melakukan
debut di televisi, bahkan semuanya
terjadi sekaligus.
“Aku tidak yakin apakah aku harus
menerima hadiah darimu.” Kata Ibu Min Jae
“Kau pasti akan lebih sibuk mulai
sekarang. Dia akan
menjadi sangat sukses sampai kau tidak bisa mengatasinya
sendirian. Sekarang
waktunya kau harus mempekerjakan seorang profesional. Apa yang harus aku lakukan agar
kau percaya padaku?” kata Sul Hee mencoba
menyakinkan.
“Perusahaan lain lebih besar.” Akui Ibu Min Jae, Sul Hee
mengaku membuatnya sedih, karena sudah
bilang sebelumnya, bahwa ia jauh lebih baik daripada perusahaan besar lainnya.
“Kalau kau bisa bicara pada Gary
Choi selama lima menit, Maka kau
akan menyadarinya.” Ucap Sul Hee mencoba
menyakinkan.
“Kau bohong, kan?” kata Min Jae dengan terus memegang ponselnya tak
percaya, Sul Hee meminta apa yang dikatakan Min Jae barusan. Min Jae tak
percaya Sul Hee itu menjadi agen Gary Choi.”
“Sudah berapa kali aku bilang
padamu? Aku
bertemu dengannya saat dia bermuka tebal seperti kau
sekarang. Kami
berhasil ke puncak bersama.” Kata Sul Hee berusaha
menyakinkan
“Kalau begitu kenapa kau tidak
bekerja dengannya lagi? Aku
baca di internet IM Sports memecatmu.” Ucap Min
Jae.Sul Hee berteriak lalu kembali lembut mengaku bukan di pecat.
“Pertama-tama Min Jae harus
belajar bagaimana diwawancara. Min
Jae, kalau kau bicara kasar seperti itu, wartawan tidak akan menyukaimu.
Kau apa tahu itu?” ucap Sul Hee menasehati
Min Jae seperti masih meremehkanya, tiba-tiba terdengar
suara orang yang memanggil nama Amy. Sul Hee melonggo melihat Gun Wook yang
datang memanggilnya. Min Jae dan ibunya juga tak percaya ternyata Gary Choi
pemain tenis handal bisa kenal dengan Amy. Gun Wook memberikan senyuman pada
mantan agennya.
Keduanya berjalan diluar, Sul He heran Gun Wok yang bisa mengejutkannya seperti ini. Gun Wook mengaku sangat menyenangkan.
Memberitau sedang ada
syuting di sini dan Sul Hee ada rapat ditempat yang sama. Sul Hee merasa kalau memang waktunya
sempurna.
“Jadi Untuk apa kau di sini hari ini? Apa ada wawancara?” tanya Sul Hee, Gun Wook mengangguk.
“Kau sekarang seperti profesional
yang komplit. Setahun
yang lalu, kau malu... melakukan
rekaman adegan.” Komentar Sul Hee mengejek,
Gun Wook meminta agar tak mengungkitnya lagi.
“Saat aku memikirkan tentang apa
yang aku lakukan dengan tuan Je...” kata Gun Wook terlihat malu.
“Kenapa? Kalian berdua kelihatan
hebat bersama. Ada daya
tarik aneh antara kalian berdua.” Komentar Sul Hee melihat keduanya yang
terlihat serasi. Gun Wook pun menanyakan dengan pekerjaan Sul Hee sekarang.
“Bekerja
sendiri...benar-benar membunuhku. Aku tidak punya gelar atau uangBenar-benar
sulit menemukan atlet yang percaya padaku.” Ucap Sul Hee tak percaya ternyata
susah
“Semuanya
akan berjalan lancar. Siapapun dia, atlet yang bekerja denganmu sangat
beruntung.” Kata Gun Wook yakin
“Hei.
Jangan lakukan itu. Aku mungkin benar-benar menangis. Aku bisa menangis kalau
ada yang mengatakan sesuatu yang menyentuh.” Kata Sul Hee menahan rasa harunya.
Gun
Wook memuji wajah Sul Hee yang terlihat cantik dan berseri-seri. Sul Hee
melihat Gun Wook juga seperti itu dengan mengejek Bagaimana Gun Wook bisa
sangat sukses tanpa dirinya bahkan sampai menang Wimbledon, dan menjadi model
sampul "Time", tak pula mengucapkan Selamat dan sangat bangga pada
atletnya.
“Kenapa
kau seperti ini? Kita sudah bicara tentang ini di telepon.” Keluh Gun Wook
“Oh,
iya… Kau bertemu dengan seseorang, kan? Apa yang kau bicarakan? Aku tidak
pernah bisa menghubungimu dan Ponselmu selalu sibuk.” Kata Sul Hee kesal
“Waktunya
habis. Aku harus masuk.” Kata Gun Wook melihat jam tanganya Sul Hee mengeluh
Gun Wook yang tiba-tiba mengubah pembicaraan.
“Bagaimanapun,
tunggu aku. Mari kita ke Zeze Factory bersama. Kau tahu hari ini hari perilisan
IF, kan?” kata Gun Wook,
Sul
Hee menyuruh Gun Wook pergi saja sendiri karena ia tidak kerja di IM Sports
lagi, dan bukan agennya lagi. Gun Wook pikir tak perlu seperti itu
karena Sul Hee sudah ada dari awal. Sul
Hee memberitahu ada rapat dengan perenang yang menjanjikan dan atletnya itu
akan memberikan medali emas di olimpiade mendatang lalu pamit pergi dengan
berharpa Semoga berhasil dengan wawancaranya, sambil berjalan mundur dengan
gayanya memberikan semangat “cheer up”
Tuan
Won pergi ke meja Soo Ho memberitahu
sudah menyusun daftar perusahaan game baru. Soo Ho yang sibuk meminta
agar mengirimkan berkasnya sekarang. Tuan Won memberikan list daftar Game Baru
diatas meja. Soo Ho tak percaya melihatnya dan bertanya apakah Tuan Won yang
menulis semuanya dengan tangan.
“Aku
menulis setiap kata dengan cinta. Dengan tepat!” kata Tuan Won bangga, Soo Ho
berkomentar kalau Ini luar biasa. Tuan Won makin bangga
“Ini
luar biasa sia-sia… Seperti yang kau tahu,ini Daebak Soft. Kau tidak bisa jadi
sukses dengan ini.” Jelas Soo Ho memarahinya.
Tuan
Won pikir mengerti lalu akan kembali ke tempat duduknya, Soo Ho ingin bicara
lagi, Tuan Won kembali mendekat. Soo Ho menyuruh Tuan Won harus mendaftar ke
kelas komputer dan harus mulai belajar cara menggunakan alat, serta akan membayar
kursusnya. Tuan Ahn memberitahu Tuan Aon sudah belajar dengan sangat keras
darinya.
“Dia
mengalami peningkatan, jadi jangan khawatir.” Ucap Tuan Ahn
“Jadi
kau bilang Dia mengalami peningkatan, dan dia menulis ini semua.” Kata Soo Ho
tak percaya
Ryang
Ha datang menyapa semuanya, dengan wajah bahagia memberitahu kalau sudah setahu
dan akhirnya IF dirilis juga. Soo Ho tersenyum bahagia lalu mengajak Ryang Ha
untuk pergi. Tiba-tiba Tuan Won bergegas memaka jasnya.
“Aku...
sudah memikirkan hal ini. Tapi seperti yang kau tahu,IF awalnya didesain di
sini. Tidak peduli berapa kali aku memikirkannya, jadi aku harus berada di sana.”kata Tuan Won
sudah siap pergi. Ryang Ha binggung dengan tingkah Tuan Won. Tuan Ahn mencoba
menegurnya.
“Itu
yang aku pikirkan,tapi mungkin aku seharusnya tidak ke sana.” Kata Tuan Won
bisa mengerti lalu melepaskan jasnya, Soo Ho dan Ryang Ha yang tadinya melonggo
pun bisa bernafas lega.
Ryang
Ha menyetir mobil bertanya apakah Soo Ho sudah
merencanakan game baru. Soo Ho menjawab Belum. Ryang Ha menjerit apa
sebenarnya yang dilakukan Soo Ho sekarang karena waktu terus berjalan, dan investor sangat gelisah.
“Mendengar
kau merilis game baru setelah setahun, semua orang terus meneleponku. Mereka bersemangat melihatnya.” Kata Ryang Ha,
Soo Ho tak percaya sambil tersenyum penuh arti.
“Kau
pasti punya sesuatu dalam pikiranmu.Pemegang saham terbesar Daebak Soft
benar-benar bersemangat.” Kata Ryang Ha
“Tidak
ada saham untuk itu. Bagaimana kau jadi
pemegang saham?” keluh Soo Ho
“Saat
kau mulai pertama kali, aku...” kata Ryang Ha langsung disela oleh Soo Ho
“Apa?
Apa?Apa ini tentang bagaimana kau membayar
sewa untuk dua bulan? Itu tidak banyak. Aku sudah membayarmu kembali.” Kata Soo
Ho membela diri
Ryang
Ha mengingat sudah membayar, Soo Ho tahu temanya pasti akan membahas Tagihan
listrik, sambil mengomel karena Ryang Ha bahkan tidak membiarkan menghidupkan
AC. Ryang Ha ingin bicara tapi Soo Ho sudah tahu pasti akan membicarakan tentang
tuan Won, dengan nada kesal memberitahu Jjajangmyeon
dan tangsuyuk tidak mahal. Ryang Ha mengeluh Soo Ho itu bisa membaca
pikirannya.
“Bagaimanapun,
sekali pemegang saham utama, tetap
pemegang saham utama. Kalau Daebak Soft go public, aku akan membeli semua
sahamnya. Jadi kesepakatan ini sangat penting.Kau harus melakukan dengan baik.
Oke?” ucap Ryang Ha, Soo Ho hanya tersenyum. Ryang Ha meminta temanya
menjawabnya dengan mengoyangkan mobilnya.
Dae
Kwon dan Yoon Bal terlihat sedang nyaman duduk dikursi pijat. Dae Kwon bertanya
Berapa jam mereka terjaga, Yoon Bal menjawa Sudah 73 jam 30 menit. Dae Kwon
mengaku sudah sekarat dan harus melihat anak terkecilnya bisa berjalan sebelum
mati.
“Berhenti
bicara omong kosong IF akan dirilis hari ini, dan Presdir akan kembali. Ini Bagus,
kan?” ucap Yoon Bal yakin
“Aku
pikirakan sakit syaraf. Pemeriksaan akhir,Pemeriksaan akhir. Pemeriksaan akhir
1.1. Pemeriksaan akhir 1.2. Pemeriksaan akhir 2. Pemeriksaan akhir... Kenapa
ada banyak pemeriksaan akhir? Aku ini
"AlphaGo" atau apa?” keluh Dae Kwon merasa seperti dirinya itu robot
“Tapi
berkat dirimu, kita merilis IF dengan sukses. Bagus, kan?” kata Yoon Bal
Seung
Hyun datang menyuruh keduanya berdiri, keduanya menolalk tidak pergi dan
meminta agar menunggu sebentar. Seung Hyun memberitahu bahwa Presdir sudah
datang. Keduanya tak percaya dan langsung berdiri dari tempat duduk pijat lalu
belari untuk menyambutnya.
Soo
Ho didorong masuk ke Zeze dengan Ryang Ha, Hyun Bin pun menariknya, tapi Soo Ho
terlihat malu-malu. Ryang Ha menjerit mengucapkan selamat atas peluncuran
kembali IF dan Pencipta IF, Je Soo Ho akan memberi pidato ucapan selamat. Hyun
Bin memberikan pulpen sebagai micnya.
Yoon
Bal mulai menyanyi dengan lantang “cause I’m lady…” Soo Ho berpura-pura seperti
mengecilkan volume suaranya seperti radio, lalu memberitahu datang hanya untuk
mengucapkan selamat dan meminta agar semua bertepuk tangan. Dal Nim yang
membawa cake meminta agar cepat meniup lilin sebelum mencair.
“Seperti
biasanya Zeze Factory. Kalian melakukan kerja yang hebat.” Ucap Soo Ho, Ryang
Ha pun mengajak mereka bersama-sama untuk meniup dalam hitungan ketiga, semua
pun meniup bersama-sama.
“Presdir,
kau akan kembali, kan?” ucap Yoon Bal
“Tentu.
Dia alasan kita terjaga sepanjang malam.” Kata Hyun Bin, semua pun
mengelu-elukan Soo Ho untuk kembali lagi ke Zeze. Soo Ho hanya bisa tersipu
malu.
“Ngomong-ngomong,aku
juga mau bertemu dengan pencipta IF. Bagaimana kabar Bo Nui?” Ucap Yoon Bal,
Dae Kwon langsung menyenggolnya, Yoon Bal binggung ada apa sebenarnya. Seperti
semuanya tahu kalau keduanya itu sudah putus.
“Semuanya.
Aku bekerja untuk... Daebak Soft sekarang.Aku akan bekerja keras sampai itu
akan menjadi ancaman... bagi Zeze Factory suatu hari.” Kata Soo Ho
“Oke.
Aku menunggu hal itu terjadi.” Ucap Hyun Bin
“Aku
harap itu akan berkembang, Presdir” kata Yoon Bal, semua pun setuju, Soo Ho
tersenyum bahagia karena semua bisa menerima perkatanya. Semua pun mengajak
mereka segera makan untuk mengambil pisau.
Bo
Nui pulang ke tempat adiknya, melihat sebuah note yang tertempel di jemuran (Unni, aku pergi
ke Seoul. Jangan mengkhawatirkanku!) wajah Bo Nui mulai panik.
Soo
Ho baru keluar dari Zeze melihat sosok wanita yang terlihat kesusahan menaiki
trotoar dengan kursi rodanya. Bo Ra menghela nafas panjang karena tak bisa
menaiki trotoar. Soo Ho melihat dengan jelas wajah orang yang selama ini hanya
terbaring sudah bisa duduk dikursi roda.
“Ahjussi,
bisakah kau membantuku?” ucap Bo Ra, Soo Ho binggung tak berpikir Bo Ra
mengajaknya bicara lalu menengok kesana kemari melihat tak ada orang selain
dirinya.
“Aku
minta tolong membantuku. Maafkan aku, tapi aku tidak bisa naik ke sana. Bisakah
kau mendorongku dari belakang?” kata Bo Ra, Soo Ho berjalan mendekat dengan
tatapan tak percaya bisa melihat Bo Ra.
“Apa
ini pertama kalinya kau melihat seseorang di kursi roda? Ayo Cepatlah. Aku
harus pergi.” Kata Bo Ra, Soo Ho pun akhirnya membantu Bo Ra mendorong kursi
roda untuk naik ke trotoar.
Bo
Ra pun mengucapkan terimakasih, Soo Ho bertanya apakah Bo Ra sendirian saja. Bo
Ra binggung pria yang baru ditemui seperti sudah mengenalnya. Soo Ho bertanya
apakah Bo Ra tidak bersama keluarga atau temannya. Bo Ra menegaskan dirinya bukan
anak-anak jadi naik bus dan taksi sendirian untuk sampai ke sini. Soo Ho
tersenyum bahagia mendengarnya dan berkomentar itu mengesankan.
“Ngomong-ngomong
ahjussi, Apa kau tahu dimana Zeze
Factory? Aku dengar ada di sekitar sini.” Ucap Bo Ra, Soo Ho bertanya Kenapa Bo
Ra pergi ke sana
“Aku
harus bertemu seseorang di sana.” Kata Bo Ra, Soo Ho mengatakan sudah dekat dan
akan mengantarnya sambil mendorong
kursi rodanya. Bo Ra pun mengucapkan terimakasih.
Bo
Ra menatap Soo Ho yang mendorongnya lalu ingin bertanya, tapi memutuskan untuk
melupakanya saja. Ia merasa mereka itu belum pernah bertemu tapi entah kenapa
suaranya kedengaran akrab, lalu menduga Soo Ho itu adalah aktor pengisi suara.
Soo Ho hanya bisa tersenyum.
“Apa
kau aktor pengisi suara?” tanya Bo Ra
“Aku
sering mendengarnya.” Kata Soo Ho dengan senyuman
Bo
Nui masih panik saat menerima telp Dal Nim, memberitahu kebingungan apa yang harus
dilakukan karena Bo Ra menghilang dan bertanya-tanya kemana sebenarnya adiknya
itu. Dal Nim memanggil temanya, tapi Bo
Nui meminta maaf karena akan menelepon lagi nanti. Dal Nim memberitahu kalau Bo
Ra ada ditempatnya. Bo Nui kaget.
“Adikmu,
Shim Bo Ra di Zeze Factory sekarang.” Kata Dal Nim
Bo
Ra terlihat terpana melihat papan tulis touch screen dengan menuliskan Shim Bo
Nui. Dal Nim datang menghampiri adik temanya, mengatakan seharusnya menelepon
sebelumnya. Bo Ra yakin Dal Nim pasti sudah bilang pada Bo Nui.
“Kau
seharusnya datang dengan Bo Nui. Ini berbahaya datang sendirian.” Kata Dal Nim
ikut khawatir
“Ini
pekerjaan khususku.” Ucap Bo Ra, Dal Nim penasaran apa itu.
“Unni.
Tolong Telepon tuan Je Soo Ho untukku.” Kata Bo Ra, Dal Nim binggung.
Bo
Ra mengatakan Presdir Zeze, lalu
mengubahanya yang dimaksud adalah mantan Presdir karena berpikir kaalu datang
pasti ada Soo Ho setiap hari di kantor. Dal Nim memberitahu Soo Ho baru saja
datang tapi sudah pergi lagi. Dal Nim pun mengeluh kesal karena ternyata sudah
datang terlambat jadi tak bisa bertemu denganya.
“Lalu
untuk apa kau bertemu dengannya? Apa Bo Nui bilang sesuatu?” tanya Dal Nim
“Tidak,
masalahnya dia tidak bilang apa-apa. Unni memberitahuku semuanya. Dia bilang
padaku tentang bekerja di toko serba ada... dan makan siang apa tiap hari. Tapi
dia tidak bilang apapun tentang Zeze Factory atau tuan Je Soo Ho.” Cerita Bo Ra
“Ada
hal-hal yang tidak bisa kau bicarakan... karena itu menyakitkan bahkan hanya
untuk dipikirkan.” Komentar Dal Nim
“Makanya
aku bisa katakan kalau dia menyembunyikan sesuatu. Aku mau bertemu dengannya
dan mencari tahu apa itu.” Kata Bo Ra dengan wajah sedih, Dal Nim pun ikut
sedih mendengarnya.
Di
luar ruangan
Gun
Wook memberikan hadiah pada semua tim, Dae Kwon pikir mereka yang seharusnya memberinya hadiah. Gun
Wook merasa mereka yang sudah bekerja keras dan membuat hidupnya lebih baik dari yang
sebenarnya. Ji Hoon berkomentar kalau Modelnya sangat menakjubkan.
“Aku
menonton pertandingan Wimbledon. Itu yang terbaik.” Komentar Ji Hoon memberikan
jempolnya.
“Kita
harus bersama menontonnya. Aku pikir kau akan kalah saat pertandingan keempat. Jantungku
berdetak kencang.” Kata Yoon Bal
“Aku
hampir kena serangan jantung, Aku tidak bercanda.” Jerit Hyun Bin
“Terima
kasih… Aku bisa menang berkat dorongan kalian.” Kata Gun Wook
“Orang-orang
menjadi gila... saat kamera menemukan ayahmu di kursi penonton.” Ucap Seung
Hyun
“Aku
sedikit menangis. Saat kita mengembangkan game, aku melihat hal-hal dari sudut
pandangmu Ini membuatku sangat berempati padamu. Hanya melihat ayahmu membuatku
menangis.” Kata Hyun Bin kembali ingin menangis
Yoon
Bal berkomentar Hyun Bin itu berlebihan. Ji Hoon menyuruh Hyun Bin itu harus
bercermin menurutnya itu akan menghilangkan air mata. Seung Hyun membela Hyun
Bin karena Ji Hong mengganggunya, menurutnya pria yang ada disampingnya itu baik
dan memiliki hati yang lembut. Hyun Bin mengedipkan matanya, Seung Hyun
membalas ditambah dengan ciuman jauh.
Gun
Wook bertanya apakah Soo Ho datang juga, Yoon Bal pikir Gun Wook sudah
terlambat, karena sudah tahu Soo Ho itu seperti
angin. Ji Hoon pikir padahal mereka bisa mengambil foto mereka berdua kalau Gun Wook datang lebih awal. Yoon
Bal pikir itu pasti bagus. Gun Wook merasakn ponselnya bergetar lalu mengangkat
telp dari Bo Ra. Terdengar suara Bo Ra yang manja ingin menebak keberadanya
sekarang.
Gun
Wook masuk ruang rapat, Dal Ni menyambutnya. Gun Wook bertanya apa yang sedang
dilakukan Bo Ra di Zeze. Dal Nim melihat
Bo Ra yang sedang asik bermain memberitahu kalau Bo Ra datang untuk berkunjung
dan Bo Nui akan segera datang.
“Apa
kau bisa menemaninya? Aku ada pertemuan dengan para wartawan.” Kata Dal Nim.
Gun Wook pun setuju dan mempersilahkan Dal Nim untuk pergi, lalu menatap Bo Ra
yang sedang asik bermain games dengan kacamatanya.
Bo
Ra baru selesai main berkomentar gamesnya sangat menakjubkan karena seperti
nyata dan benar-benar merasa ada di pesawat serta di atas lautan, tak percaya kalau kakaknya
Shim Bo Nui yang membuatnya, Gun Wook membenarkan.
“Dia
membuat ini, karena memikirkanmu.” Kata Gun Wook
“Oppa
yang jadi modelnya. Tapi kenapa dia memikirkanku?” ucap Bo Ra binggung
“Dia
ingin menunjukkan padamu hal-hal indah dalam kehidupan. Aku tidak ingin menjadi
model tapi berubah pikiran setelah mendengarnya. Jadi, bersikap baiklah pada
kakakmu.” Kata Gun Wook
“Oppa,
karena aku sudah bertemu denganmu...apa aku bisa mendapatkan tanda tanganmu? Teman-temanku
tidak percaya kalau aku dekat denganmu. Bisakah
aku mendapatkan 10 tanda tangan?” kata Bo Ra, Gun Wook tersenyum bertanya
apakah 10 saja sudah cukup. Bo Ra mengangguk.
“Kau
terlihat lebih tampan dari sebelumnya, Bahkan tanda tanganmu terlihat keren.”
Komentar Bo Ra dengan menopang wajah mengunakan kedua dagunya.
Soo
Ho terlihat gelisah menunggu di pinggir jalan, sebuah taski berhenti dan Bo Nui
turun dari mobil bergegas berjalan dengan ponselnya. Soo Ho terdiam melihat Bo
Nui yang nampak terlihat sehat dan tak kekurangan satu apapun, setelah itu
tersenyum dan berjalan pergi.
Diruangan,
Gun Wook dan Bo Ra sedang selfie bersama. Bo Ra masuk dengan wajah marah, Bo Ra
panik berpikir Gun Wook yang menelp kakaknya. Gun Wook pikir Bo Ra yang sudah
menelpnya. Bo Nui bertanya Kenapa
adiknya tidak mengangkat telepon karena
membuatnya khawatir. Bo Ra meminta maaf pada kakaknya.
“Seharusnya
kau memberitahukanku sebelumnya. Apa Kau tidak apa-apa?” ucap Bo Nui khawatir
“Dia
selamat sampai di Seoul dan aku di sini menemaninya.” Ucap Gun Wook mencoba
agar Bo Nui tenang tapi akhirnya tertunduk ketakutan.
“Unni,
aku dengar kau yang membuat games ini.Aku tidak tahu karena kau tidak
memberitahukan padaku. Apa benar kau membuatnya karena aku?” kata Bo Ra, Bo Nui
membenarkan.
“Ini
luar biasa dan seperti mimpi. Mimpi yang sangat indah. Terima kasih, Unni. Aku
mencintaimu.” Kata Bo Ra sambil memberikan bentuk cintanya.
Di
atap
Bo
Nui mengeluh adiknya itu hampir saja membuatnya gila, Masa pubernya pasti
terlambat jadi pasti terus menghubungi Gun Wook setiap hari. Gun Wook pikir tak
masalah karena Bicara dengannya di telepon tidak mengganggu.
“Aku
bangga padanya karena Dia sudah bertahan hidup.” Kata Gun Wook
“Aku
tidak tahu kalau hari seperti ini akan datang. Senang rasanya. Lalu Bagaimana
kabar ayahmu? Apa dia baik-baik saja?” ucap Bo Nui
“Ya,
dia mengucapkan terima kasih karena noona... sudah mengirimkan makanan dan pakaian.” Kata Gun Wook, Bo Nui
mengatakan harus bertemu dengannya
“Kita
akan makan malam bersama nanti dengan
ayah dan Bo Ra. Aku minta kau untuk datang ke pertandinganku. Dan Kau sudah
menyia-nyiakan tiket yang sudah aku kirimkan.” Ucap Gun Wook kesal
“Aku
yakin, suatu hari nanti akan ada kesempatan.” Kata Bo Nui
Gun
Wook tahu Bo Nui itu sudah lama tidak ke gedung itu, Bo Nui pikir benar Semuanya
terlihat sama. Gun Wook bertanya apakah Bo Nui ingin tinggal di sana selamanya,
karena merasa Bo Ra sudah mulai bosan di sana, dan lebih baik Bo Nui bekerja dan
pindah ke Seoul. Bo Nui pikir Mungkin suatu hari nanti akan pindah karena
mereka tidak pernah tahu, yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Dal
Nim mengeluh berpikir Bo Nui yang akan pergi sebelum bertemu denganya, Bo Nui
mengejek temanya bisa bicara seperti itu karena sengaja ingin meminta undangan
pernikahan. Dal Nim tersenyum karena temanya itu tidak pernah mengecewakannya
lalu mengeluarkan amplop undanganya. Bo Nui mengeluarkan undangan dan melihat
itu sangat cantik.
“Aku
sangat bahagia untukmu.” Kata Bo Nui, Dal Nim mengucapkan terimakasih,
menurutnya Semua ini berkat Bo Nui juga dengan wajah malu-malu.
“Karena
cintamu membuat semuanya berjalan
lancar, maka Kau akan menikah dengan cinta pertamamu yang sudah dua tahun.”
Kata Bo Nui
Dal
Nim binggung Cinta pertama apa maksudnya, lalu mengaku itu tak benar. Bo Nui pikir Dal Nim tidak perlu
menyembunyikannya. Dal Nim menegaskan kalau mengatakan yang sebenarnya. Bo Nui
bertanya apakah Dal Nim itu menyukai orang lain dan ingin tahu siapa orangnya. Dal
Nim melonggo, Bo Nui tak ingin mebahasnya karena sudah tidak peduli dengan itu
karena menurutnya Orang yang membuatnya bahagia saat ini, itulah yang terbaik dan berharap temanya bahagia
selamanya. Dal Nim mengucapkan Terima kasih dan temanya harus datang ke
pernikahannya dan tak akan mulai kalau Bo Nui tak datang. Bo Nui hanya terdiam.
“Apa
kau takut akan bertemu dengannya?” tanya Dal Nim, Bo Nui hanya terdiam,
“Dengar,
Bo Nui. Kau tidak bisa mengindarinya selamanya. Orang yang seharusnya
dipersatukan cepat atau lambat akan
bertemu.” Kata Dal Nim
“Aku
akan datang.” Ucap Bo Nui, Dal Nim tak percaya Bo Nui akan memutuskan datang
meminta agar temanya berjanji.
Daebak
Soft
Soo
Ho duduk diruangan dengan senyuman bahagia, mengingat bisa melihat Bo Nui. Lalu
melihat mengambil salah satu buku dan mencari sesuatu, menemukan sebuah foto
yang terselip didalamnya, Kenangan dengan Bo Nui, dan Bo Ra saat ada dirumah
sakit masih disimpan olehnya.
“Dia
bisa berjalan dan berlari kapanpun. Kau hebat, Bo Nui.” Ucap Soo Ho bangga.
Bo
Ra memberikan sebuah amplop untuk kakaknya, Bo Nui binggung apa itu. Bo Ra ingin kakaknya melihatnya sendiri, Bo Nui
melihat isinya. Bo Nui mengatakan melihatnya
saat pergi ke Zeze Factory, jadi mengambilnya Lalu meminta kakaknya untuk ikut
kompetisi itu. Bo Nui pikir tak perlu.
“Aku
tahu, setiap malam kau membuat sebuah
game. Jujur saja, memainkan game IF membuatku sadar.. kalau kau yang terbaik. Aku
yakin kau akan menang.” Ucap Bo Ra memuji kakaknya dengan dua jempol
“Bo
Ra, bicaramu sangat manis.” Ejek Bo Nui,
Bo
Ra menegaskan perkatanya itu serius, Bo Nui pikir tak perlu dibicarakan lagi
dan melupakanya lalu mengajak adiknya masuk.
Bo
Ra melirik kakaknya sudah masuk lebih dulu lalu diam-diam menelp Dal Nim,
memberitahu sudah memberikan Tapi aku tidak tahu apa kakaknya mau mendaftar
atau tidak. Dal Nim pikir itu sudah bagus.
“Pemenangnya
akan mendapat hadiah uang tunai 50.000
dolar. Pemenangnya pasti akan... terlepas dari masalah keuangan dan mulai melihat hal lain. Aku berharap dia
mendaftar.” Kata Dal Nim lalu buru-buru menutup telpnya.
Ryang
Ha masuk ruangan dengan bergaya imut memanggil Dal Nim bertanya-tanya
keberadaanya, lalu mengatakan pacarnya itu ada di dalam hatinya. Dal Nim
mengoda kalau dirinya ada dalam dadanya, Ryang Ha mengeluh hatinya terasa panas
dengan gaya imut.
“Kenapa
kau datang ke sini?” tanya Dal Nim
“Aku
datang karena merindukanmu. Aku selalu merindukanmu setiap kali jauh darimu. Apa yang harus aku lakukan? .”
Ucap Ryang Ha mengodanya.
“Baguslah.
Apa kau sudah mengirimkan undangan
pernikahannya kepada Presdir ?” kata Bo Nui dengan memegang pipinya,
Ryang
Ha mengatakan kalau belum lalu mengumpat kalau memang bodoh, Dal Nim memukul
Ryang Ha tak boleh sepert itu karena menurutnya Presdir Je dan Bo Nui ditakdirkan
untuk bersatu kembali di pernikahan mereka. Ryang Ha tak percaya Dal Nim merencanakan hal
yang besar, lau mengeluh kenapa tidak merencanakan masa depan mereka terlebih dulu.
Dal
Nim merasa Ryang Ha itu tidak mengerti perasaan keduanya, kalau Mereka saling
merindukan satu sama lain, tapi keduanya mencoba untuk menahannya. Menurutnya Saat keduanya bertemu
di pernikahan mereka makan cinta yang mereka miliki akan meledak. Ryang Ha
kembali mengeluh kenapa harus Soo Ho dan Bo Nui karena seharusnya mereka yang
menikah merasakan hal itu dan mereka
akan menjadi 'pemeran pembantu'.
“Tapi
semua orang harus merasa bahagia pada hari itu. Apa kau ingin sahabatku... dan
sahabatmu... tidak bahagia?” ucap Dal
Nim merengek.
“Tentu
tidak! Kenapa kau sangat perhatian sekali? Ahh… Kau sangat cantik.” Kata Ryang Ha mulia
mengoda, Dal Nim membalasnya kalau pacarnya juga sangat tampan.
Ryang
Ha mengatakan memiliki jimat dan menaruh dileher Dal Nim seperti dasi, yang artinya Dal Nim sduah menjadi milikinya,
Dal Nim melihat sebuah note bertuliskan (Kau menjadi milikku seumur hidupmu)
lalu menempelkan kembali kalau Ryang Ha juga miliknya.
Sul
Hee menemui Gun Wook di café berkomentar Kebiasan adalah hal yang menakutkan
padahal Sudah setahun sejak berhenti menjadi agenya dan datang begitu
menghubunginya. Gun Wook bertanya apakah Sul Hee sudah tanda tangan kontrak dengan si perenang hebat itu. Sul Hee
mengatakan belum, memangnya kenapa Gun Wook bertanya.
“Bagaimana
dengan Min Jae, Si petenis cilik itu?” kata Gun Wook
“Kami
masih negosiasi. Aku benar-benar sudah berubah dengan pilihanku. Aku ingin dia
lebih mudah mengekspresikan perasaannya.
Anak itu dan ibunya selalu menyiksaku, serta Selalu memusingkanku” cerita Sul
Hee penuh semangat.
“Ahh..Jadi
masih tidak ada.” Komentar Gun Wook meremehkan
“Kau
tunggu saja, Sebuah artikel akan segera keluar. "Amy Han Sport Manajemen menampilkan atlet pertamanya"” kata Sul
Hee yakin
Gun
Wook menyuruh Sul Hee menuliskan namanya, yaitu Garu Work sebagai Atlet
pertamanya adalah Gary Choi. Sul Hee kaget dengan keputuasn Gun Wook.
“Aku
tidak bersama IM sport lagi” ucap Gun Wook
“Kau
memenangkan turnamen Wimbledon. Kondisimu baik dan kau ada di rangking pertama.
Lalu Kenapa kau ingin meninggalkan IM sport?” kata Sul Hee tak percaya
“Karena
kau tidak di sana. Tidak ada yang menggangguku, jadi aku merasa bosan. Bagaimana
menurutmu? Apa kau mau....atau tidak?” ucap Gun Wook
“Tentu
saja, aku mau... Tapi, Gary…. Aku tidak punya banyak uang untuk DP-nya. Bisakah
aku membayarmu secara bulanan?” kata Sul Hee memohon
Gun
Wook berpikir sejenak sambil melirik dan akhirnya menyetujuinya. Sul Hee
menjerit bahagia dan langsung memeluk Gun Wook, Gun Wook cepat berdiri
mengucapkan terimakasih pada Sul Hee juga, sambil mengulurkan tanganya. Sul Hee
pun menyambut tangan Gun Wook dengan senyuman bahagia.
Bo Nui berjalan pulang menerima telp, sesampai dirumah
langsung menjerit bahagia dengan adiknya, Bo Ra sudah tahu pasti kakaknya bisa
menang. Bo Nui merasa bersyukur
karena sudah berhasil di tahap pertama , Bo Ra
mengeluh kalau kakaknya itu rendah hati sekali.
“Entah kau berhasil atau tidak.Entah
kau menang atau gagal. Itu yang harus kau pikirkan. Lalu Apa game-nya?” ucap Bo Ra, Bo Nui terlihat binggung.
“Game-nya. Kau sudah lama
mempersiapkannya. Apa
itu? Katakan padaku.” Kata Bo Ra penasaran
“Tidak ada yang perlu dikatakan. Ini sederhana” ucap Bo Nui
“Apa kau punya modelnya? Aku harap modelnya seseorang yang
setampan
Gary lagi maka Aku akan memainkannya setiap hari.” Ucap
Bo Ra
Bo Nui mengatakan Gamenya bukan game seperti itu. Bo Ra penasaran bagaimana Game buatan kakaknya. Bo Nui mengaku belum
memutuskan bagian akhirnya dan akan
mengatakan pada adiknya
jika sudah memutuskannya.
Daebak Soft
Soo ho modar mandir diruangan, Tuan Ahn memberi kode agar
Tuan Won Bicara
sesuatu dengan Soo Ho. Tuan Wo bertanya apa yang ingin.
dilakukanya. Soo Ho bertanya Apa
yang sebenarnya diinginkan investor. Tuan Ahn
menjawab mereka tidak suka bagian soal goa Dan menurutnya karakter utamanya kurang
simpatik. Singkatnya, mereka
ingin mengubah semuanya,
“Jadi Kita lupakan saja dan Jangan lakukan, Kita akan melepaskan kesepakatan
ini.” ucap Soo Ho, keduanya terlihat kaget.
“Tidak bisa. Aku tidak setuju. Mereka bilang orang yang memiliki
uang yang mengatur. Kau butuh uang untuk bayar uang
sewa dan gaji kita. Kau
butuh uang untuk banyak hal. Ayo
kita coba berikan apa yang mereka inginkan. Dan kita lakukan itu, Presdir Je” ucap Tuan Won menyakinkan.
“Saat kita melakukannya, dia pasti
mengatakan masalah lainnya. Saat
kita melakukannya, dia akan mengungkit masalah lain Mereka
akan terus bilang ada masalah jika berhubungan dengan game.” Kata Soo Ho
“Benar juga... Setiap
orang melihat game dengan cara yang berbeda.” Ucap Tuan
Ahn
Tuan Won memberikan kode, Tuan Ahn pikir tapi
tanpa uang, mereka tidak
bisa berbuat apa-apa. Soo Ho pikir Bagaimanapun
juga, mereka harus membuatnya dengan desainnya sendiri.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Yeayyy akhirnya udh di posting sinop nya😊😊
BalasHapusFighting