Dan Tae mencoba menelp nomor Teman
tentara ayahnya. Gong Shim dan Joon Soo baru keluar
dari gedung, mendengar suara telp terus berdering. Gong Shim memberitahu kalau
ponsel Joon Soo berdering, Joon Soo binggung melihat ponsel disaku bajunya
kalau tak berdering. Gong Shim pikir suaranya dari tas yang dibawa Joon Soo.
Joon Soo memeriksa tasnya yang mengeluarkan suara telp,
Dan Tae yang berdiri tak jauh dari Joon Soo mendengar suara telp yang
terdengar, ketika membalikan badan melihat Joon Soo yang memegang telp dan
berdering cukup lama. Joon Soo terlihat kebinggung melihat ponsel yang bukan
miliknya.
Gong Shim menyapa Dan Tae yang berdiri tak jauh darinya.
Dan Tae dan Joon Soo saling menatap dingin. Dan Tae mematikan ponselnya dan
saat itu juga ponsel Joon Soo berhenti berdering. Joon Soo terlihat benar-benar
binggung, keduanya kembali saling menatap dingin. Gong Shim binggung melihat
keduanya bertatapan dingin.
Semua pegawai keluar dari gedung, pegawai wanita
mengatakan baru saja
meneleponnya karena lupa
memberitahu kalau mereka semua akan makan
bersama di luar. Gong Shim melihat ponselnya
meminta maaf ternyata nada deringnya dimatikan.
“Ayo kita pergi, CEO Suk. Ini adalah pertemuan yang
tidak terduga” kata si pria yang berambut putih, Joon
Soo setuju.
“Gong Shim, kau pasti memiliki banyak
pertanyaan tentang perusahaan. Kau
boleh bertanya saat kita makan dan boleh
bertanya tentang apapun.” Kata Pegawai pria lainya.
Mereka pun pergi lebih dulu dan menunggu direstoran, Gong
Shim bertanya pada Dan Tae apa yang harus dilakukanya. Dan Tae memberi kode
agar Gong Shim ikut pergi dengan teman-temanya saja. Gong Shim mengangguk
mengerti lalu berjanji akan menelpnya nanti lalu pamit pergi pada Joon Soo. Dan
Tae langsung menghampiri Joon Soo yang akan pergi, mengatakan kalau mereka
harus bicara.
Keduanya bertemu diatap. Joon Soo langsung bertanya ada
masalah apa sebenarnya dan kenapa Dan
Tae melakukan ini padanya. Dan Tae
bertanya balik Kenapa Joon Soo
memiliki ponsel itu. Joon Soo mengeluarkan
ponsel dari tasnya, mengatakan kalau Dan Tae membicarakan masalah ponsel yang
ada ditanganya.
“Aku tidak tahu. Itu bukan milikku” tegas Joon Soo, Dan Tae dengan tatapan dingin tak
percaya.
“Kenapa itu ada padamu kalau itu
bukan milikmu?” ucap Dan Tae sinis, Joon Soo ingin tahu
apa yang ingin dikatakan Dan Tae sebenarnya.
“Aku melihatmu di Rumah Sakit
Hanguk, Joon Soo.” Ucap Dan Tae, Joon Soo
kaget Dan Tae melihatnya.
“Ya... Dirumah sakit.... Apa kau
benar-benar harus melakukannya?” kata Dan Tae marah
sambil mencengkram baju Joon Soo
Joon Soo menarik agar melepaskanya, mengatakan tidak
tahu apa yang dibicarakan Dan Tae. Dan tae menegaskan Yang penting untuk Joon Soo penting juga untuk orang lain, dan temanya itu berani mencoba untuk
merusak sesuatu hanya
untuk melindungi miliknya sendiri. Ia memperingtakan Apapun
yang coba untuk dirahasiakan, Maka ia akan mengungkapkannya semuanya lalu pergi lebih dulu.
Dan Tae menuruni gedung dengan tatapan dingin karena Joon
Soo seperti menutupi sesuatu darinya. Joon Soo masih binggung menatap Ponsel
yang ada ditanganya dan mengapa didalam tasnya.
Dan Tae menatap dingin didalam kamarnya, terdengar
ketukan pintu dengan suara Gong Shim bertanya apakah Dan Tae ada didalam. Dan
Tae menyuruh Gong Shim masuk. Gong Shim membawakan sekotak ayam goreng untuk
Dan Tae dari restoran tempatnya makan dengan pegawainya. Dan Tae mengucapkan
terimakasih.
“Aku minta maaf sudah
meninggalkanmu seperti itu tadi. Tapi
itu bisa saja terjadi saat kau bekerja. Kau bisa mengerti, kan?” ucap Gong Shim. Dan Tae mengangguk bisa mengerti. Gong
Shim merasa lega mendengarnya.
“Bagaimana pendapatmu dengan
tempat kerjamu yang baru? Apa
kau menyukainya?” tanya Dan Tae,
“Aku sangat menyukainya. Suasana atmosfer dan semua rekan kerjaku
luar biasa. Mereka
semua sangat baik. Secara
keseluruhan, aku mencintai pekerjaanku yang baru. Aku tidak pernah merasa seperti
ini sebelumnya.”kata Gong Shim penuh
semangat. Dan Tae mengatakan cukups senang
“Dan Juga, awalnya aku tidak tahu
tentang hal ini, tapi
aku mendengar Direktur Suk
bergabung dengan perusahaan desain ini untuk
memulai bisnis yang baru.” Cerita Gong Shim, Dan Tae mengerti itu sebabnya Gong
Shim bisa bersama Joon Soo
“Tapi Direktur Suk tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan yang aku
dapatkan. Aku sudah
bertanya apa dia adalah orang yang mempekerjakan aku. Rupanya, dia tidak ada
hubungannya.” Jelas Gong Shim, Dan Tae seperti bisa
mengerti tapi menutupi wajahnya yang khawatir.
“Baiklah... Gong Shim... Kau harus
pergi kerja sangat pagi besok. Istirahatlah.” Kata Dan
Tae, Gong Shim pun mengucakan selamat malam. Dan Tae kembali mengucapkan
terimakasih atas ayam goreng yang dibawanya. Gong Shim keluar kamar, Dan Tae
menatap dingin.
Gong Mi mengunakan jam yang digunakan sebagai ponsel
memutar lagu sambil melakukan pilates dalam kamarnya. Tiba-tiba ia teringat
saat makan bersama Joon Soo yang meminta bantuan padanya.
“Aku memutuskan untuk mendirikan
usaha sendiri. Aku
sangat ingin... mengerjakan
bisnis baruku bersamamu. Akan
bagus sekali kalau jika kau bisa menjadi kepala departemen hukum. Bagaimana menurutmu?” ucap Joon Soo mengajak untuk bergabung.
“Jadi Dia ingin bekerja
sama denganku untuk bisnis pertamanya?” gumam Gong
Mi dengan senyuman sumringah,
Pesan dari Joon Soo masuk “Pengacara Gong, terima kasih sudah mau menerima
tawaran pekerjaanku. Sampai jumpa besok.” Gong Mi langsung menjawab “Terima kasih. Aku akan melakukan yang terbaik.” Senyum lebar Gong Mi benar-benar terlihat karena bisa
satu kantor dengan Joon Soo sekarang.
Gong Shim pulang kerumah, ibunya langsung bertanya apakah
anaknya menyukainya, Ayahnya bertanya Bagaimana orang-orang di
sana? Apa mereka baik? Apa
ada sesuatu yang mengkhawatirkanmu?. Gong Shim
mengeluh keduanya orang tuanya harus bertanya satu-persatu saja. Gong Mi keluar
dari kamar setela pilates.
“Aku
menyukainya.” Ucap Gong Shim, ayah dan ibunya
terlihat ikut senang mendengarnya. Gong Mi pun duduk dibagian atas sofa
disamping adiknya memuji adiknya yang berkerja dengan bagus.
“Gong Mi, apa kau tahu bahwa Direktur Suk bergabung dengan perusahaan
desain kita untuk
membuat yang baru? Aku
bertemu dengannya hari ini di tempat kerja.” Ucap Gong
Shim, Kakaknya terlihat kaget.
“Jadi Dia bergabung dengan perusahaan
tempatmu mulai bekerja? Kalau
begitu berarti kita bekerja di perusahaan yang sama?” ucap Gong Mi tak percaya.
“Iya. Aku tidak tahu Direktur Seok
adalah CEO di sana dan terkejut
melihatnya.” Cerita Gong Shim
Ibunya merasa itu
bagus, karena mereka berdua bisa pergi bekerja dan pulang ke
rumah bersama-sama sekarang. Ayahnya pun setuju
karena keduanya akan menghemat biaya taksi. Gong Shim pamit masuk kamar karena harus
bangun pagi besok. Ibunya pun menyuruh Gong Mi
tidur juga karena besok adalah hari pertamanya di tempat kerja.
Gong Mi mengerti walaupun terlihat wajah gundah harus
satu kantor dengan adiknya. Tuan Gong pun menguap mengajak istrinya untuk tidur
juga. Ibunya melihat anaknya masih melamun dan menyuruhnya untuk segera tidur.
Gong Mi mengerti dengan tatapan kesedihan.
Tuan Gong sudah ada ditempat tidur dengan selimut,
istrinya sibuk memakan cream tangan dan wajah. Ponsel Tuan Gong berdering, Ibu
Gong Mi bertanya siapa yang mengirimi pesan teks pada waktu
selarut ini. Tuan Gong terlihat panik dan mengaku hanya
sebuah pesan teks spam. Istrinya berkomentar suaminya
bersikap aneh akhir-akhir ini dan
ingin melihat apakah suaminya itu punya pacar atau sesuatu yang disembunyikan.
“Aish.... Apa yang kau bicarakan?” ucap Tuan Gong buru-buru menaruh ponsel disamping
tempat tidurnya.
“Sayang, appa kau ingin aku memakaikan masker
wajah untukmu? Sepertinya
kau butuh perawatan.” Kata Tuan Gong, Istrinya
pun memegang wajahnya berpikir apakah
harus memakai masker malam ini?
Tuan Gong mulai menempelkan timun yakin pasti terasa
nyaman dan meminta agar istrinya menutup matanya, serta Tidur dengan menggunakan masker
ini. Istrinya mengaku sudah mengantuk. Tuan Gong
memastikan istrinya tertidur lelap setelah itu mengendap-ngendap keluar dari
kamar.
Pesan teks masuk ke dalam ponsel, Nyonya Yum melihat
ponsel suaminya yang tergeletak, lalu dibuat binggung karena Sejak kapan Tuan Suk mengunci ponselnya, lalu mencoba menarik garis tapi tidak
bisa terbuka. Tuan Suk masuk kamar, menegur istrinya
yang memegang ponselnya.
“Sejak kapan kau mengunci
ponselmu? Sepertinya
pekan lalu belum seperti ini. Ada
apa? Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?” ucap
Nyonya Yum curiga.
“Apa... apa yang kau katakan? Apa kau tidak percaya kepadaku? Meskipun kita pasangan yang sudah
menikah, ini berlebihan.” Kata Tuan Suk, Nyonya Yum
merasa ada sesuatu yang disembunyikan.
“Ya ampun. Ini sangat
mengecewakan. Aku akan
pergi keluar dan mencari udara segar. Kau
bisa tidur terlebih dulu atau melakukan apapun yang kau inginkan.” Kata Tuan Suk terlihat marah lalu keluar dari kamar,
Nyonya Yum binggung melihat tingkah suaminya.
Ibu Gong Mi tertidur sampai mengorok, lalu tiba-tiba
terbangun memanggil suaminya bertanya berapa lama sudah tertidur. Tak ada
sahutan dari suaminya, tanganya pun meraba ke samping tempat tidurnya tapi tak
merasakan ada seseorang disampingnya. Akhirnya ia duduk dan terbangun dari
tidurnya.
“Apa ini? Dia menyuruhku tidur dan
pergi? Akhir-akhir
ini, dia menjawab telepon secara diam-diam dan bersenandung sepanjang waktu. Apa dia... berselingkuh? Aku tidak percaya pada pria ini.” jerit Ibu Gong Mi marah lalu turun dari tempat
tidurnya.
Nyonya Yum duduk sendiri memikirkan kenapa Suaminya bereaksi
sangat berlebihan menurutnya pasti
ada sesuatu yang mencurigakan dan bertanya-tanya
kemana perginya Tuan Suk, lalu melihat aplikasi dari ponselnya dan melihat [Lokasi
Suk Dae Hwang] wajahnya panik melihat suaminya yang pergi dengan
ponselnya dan terus berjalan.
Nyonya Yum dengan petunjuk ponselnya mencoba mencaritahu
tempat suaminya berada, lalu menemukan mobil Tuan Suk yang diparkir di pinggir
jalan. Ibu Gong Mi berlari menyebrang jalan dengan wajah kelelahan, tiba-tiba
wanita didepan berjalan menginjak kakinya. Nyonya Yum meminta maaf, ibu Gong Mi
pun ingin mengomel, keduanya langsung sinis karena harus bertemu kembali
setelah kejadian di mall.
“Apa yang kau lakukan disini?” ucap Nyonya Yum sinis
“Kupikir kau sudah meminta maaf.
Ada apa dengan sikapmu?” kata Ibu Gong Mi, Nyonya
Yum terlihat kesal
“Apa kau
bilang aku meminta maaf? Apa kau sudah gila? Kenapa aku
harus meminta maaf kepadamu?” teriak Nyonya Yum
sinis
“Astaga.... Aku tidak percaya kalau aku
bahkan berpikir untuk
memaafkanmu. Aku mengerti jadi sebaiknya kau pergi
saja” Balas Ibu Gong Shim
Nyonya Yum berteriak karena ia juga
tidak punya waktu untuk teman lamanya. Ibu Gong Shim menarik tangan Nyonya Yum yang akan masuk
karena ia yang lebih dulu sampai jadi harus masuk duluan. Nyonya Yum heran
melihat tingkah temanya yang mau menang sendiri.
Didalam bar
Keduanya saling bersengolan ingin masuk lebih dulu. Ibu
Gong Shim mencari-cari di bagian kursi-kursi dan menyuruh Nyonya Yum berhenti
mengikutinya, Nyonya Yum berteriak kalau ia tak mengikutinya. Terdengar suara
orang yang sedang menyanyi diatas panggung. Dua istri mencari-cari keberadaan
suaminya diatas panggung.
Ibu Gong Shim pertama kali sadar melihat suaminya diatas
panggung lalu Nyonya Yum. Tuan Suk seperti mengkhayati nyanyian lagu
kesukaanya, keduanya seperti orang yang sedang jatuh cinta menyanyikan lirik “Aku jatuh cinta
padamu... Aku sangat-sangat menyukaimu” lalu saling
membentuk hati dengan tangan mereka berdua.
Dua istrinya mulai melonggo melihat tingkah suaminya
mereka lalu berteriak marah. Suaminya yang sedang diatas panggung kaget melihat
istri mereka datang.
Ibu Gong Shim menjewer kuping suaminya dan menarik keluar
dari bar sambil menyebrang jalan. Tuan Gong menjerit kesakitan dan berusaha
untuk menjelaskan yang sebenarnya. Sementara Tuan Suk berusaha mengikuti
istrinya yang cemberut, Nyonya Yum terlihat dingin saat suaminya mendekatinya.
Tiba-tiba Tuan Suk berteriak memanggil Tuan Gong yang
sudah ada diseberang jalan, Tuan Hong membalikan badan berteriak dan saling
belari seperti seorang kekasih yang tak mau dipisahkan. Dua istrinya hanya bisa
melonggo melihat tingkah suaminya.
Dua pria itu saling berpegangan tangan ditengah jalan,
Tuan Gong berpesan agar mereka harus terus berkomunikasi. Tuan Suk mengangguk karena Setelah cukup lama, mereka akhirnya bisa
bertemu lagi. Tuan Gong dengan menahan tangisnya
berpesan agar Tuan Gong berhati-hati.
Tuan Suk ikut terharu mengucapkan terimakasih untuk
semua kenangan indah yang ada. Ibu Gong Shim berteriak menyuruh suaminya kembali, Nyonya
Yum juga berteriak merasa benar-benar
tidak bisa membiarkan semuanya. Kedua pria masih
saling menatap sedih, dua istri yan saling bersebrang menjerit tak percaya
melihat tingkah suami mereka.
Dan Tae menelp ke Blue Sky
Arboretum untuk
menanyakan sesuatu, ia bertanya tentang Kim
Gil Bong yang pernah bekerja di sana dan
mengetahui kalau Tuan Kim sudah berhenti.
“Apa mungkin aku bisa menghubungi
dia? Boleh aku meminta alamatnya atau
nomor kontak lainnya? Aku
benar-benar harus berbicara dengannya.” Kata Dan
Tae
“Yang kami miliki adalah nomor
ponselnya. Dia dulu
tinggal di asrama arboretum ini. Jadi
kami tidak memiliki catatan tentang alamat lain.”
Jelas petugas
“Kalau begitu mungkinkah, Kim Gil Bong dan Ahn Soo Yong
adalah teman sekamar?” ucap Dan Tae
“Ya, mereka adalah teman sekamar.” Ucap petugas, Dan Tae mengerti lalu mengucapkan
terimakasih dan menutup telpnya.
Dan Tae memeriksa tas bekas ayahnya berkerja dan
menemukan sebuah agenda lalu di dalamnya bertuliskan alamat “Yusu-dong 273-4,
Eoin-gu, Yongin-si, Propinsi Gyeonggi. Pasar Neutinamu.” Wajahnya langsung berubah serius.
Tuan Kim terlihat membelikanya banyak mainan untuk cucu
kesayanganya, cucunya bertanya apakah semua mainan ini untuknya. Tuan Kim
mengangguk. Dan Tae datang melihat dari kejauhan Tuan Kim yang membelikan banyak mainan. Sang cucu pun pergi main mobil
seperti bom bom car dari kakeknya.
Dan Tae menghampiri Tuan Kim, menanyakan kabarnya. Tuan
Kim pura-pura tak mengenal dan bertanya siapa yang datang. Dan tae menegaskan
Tuan Kim tahu siapa dirinya
yaitu anak dari
Ahn Soo Yong karena pernah melihatnya di arboretum saat datang untuk mengambil barang-barang
milik ayahnya. Tuan Kim berpura-pura baru
mengingatnya lalu bertanya alasanya datang
“Orang yang kau katakan bahwa melihatnya di arboretum... Apa dia yang mengatakan kepadamu
untuk keluar dari pekerjaanmu dan
mengirimmu ke sini?” tanya Dan Tae menunjukan
foto Joon Soo
“Tidak ada yang menyuruhku
berhenti tapi Aku berhenti karena aku sakit.” Kata Tuan Kim berbohong
“Apa ada orang lain yang terlibat?” tanya Dan Tae sudah tahu kalau Tuan Kim berbohong
“Aku tidak tahu apa yang kau
bicarakan Dan bagaimana
kau bisa menemukanku? Karena Aku
tidak tahu apa yang kau bicarakan, jadi silakan pergi.” Ucap Tuan Kim buru-buru masuk rumahnya. Dan Tae
memegang lenganya tapi Tuan Kim langsung menghempaskanya. Dan Tae hanya bisa
menghela nafas sambil memegang kepalanya.
Joon Soo sedang berjalan di lobby dengan wajah tertunduk,
saat itu melihat Dan Tae yang baru masuk. Keduanya pun saling bertemu, Dan Tae
dengan wajah sinis tidak tahu Joon
Soo punya bakat
untuk menyuap orang lain. Joon Soo terlihat tak mengerti.
“Kita lihat berapa lama
kebohonganmu akan bertahan.” Tegas Dan Tae
memperingati, Joon Soo memilih untuk pergi meninggalakanya. Dan Tae menatap
dingin
“Mereka akan segera mulai membenci
satu sama lain. Semuanya
sudah sesuai rencana.” Kata Dae Chul berada diatas
melihat keduanya seperti terjadi perang dingin.
Flash Back
Joon Soo sedang merapihkan semua berkas dalam ruanganya,
Tuan Suk masuk ruangan Joon Soo bertanya apakah anaknya sedang sibuk, Dae Chul
tahu keponakanya akan akan pergi, sepertinya sedang sibuk berkemas-kemas. Joon Soo bertanya kenapa keduanya datang. Ayahnya
mengaja untuk makan naengmyeon karena Pamannya menemukan tempat naengmyeon yang
sangat enak.
Dae Chul mengajak agar Joon Soo ikut karena restoran
sangat enak. Joon Soo menolak karena Ada pekerjaan yang harus dilakukan dan akan makan siang di sana jadi menyuruh ayahnya makan
saja terlebih dahulu. Dae Chul melihat tas Joon
Soo yang terbuka, Tuan Suk mengaku sedih karena anaknya harus pergi, Dae Chul
mengambil kesempatan dengan menaruh ponselnya dalam tas Joon Soo.
“Sekarang hubungan mereka sedang
sangat buruk, Entah
Joon Soo akan menendang Ahn Dan Tae keluar, atau mungkin dia akan mengurus
semuanya sendiri.” Ucap Dae Chul menatap
kebawah
Dan Tae tiba-tiba mengarahkan pandangan ke lantai atas
melihat Dae Chul yang sedang menatapnya. Dae Chul buru-buru pergi tak ingin Dan
Tae melihat sedang mengamatinya dari atas.
Joon Soo pergi ke tempat Pemulihan
data, ada seorang pria duduk didepan komputernya. Joon Soo
bertanya apakah bisa memulihkan data dari ponsel yang dibawanya. Pegawai melihat ponsel itu sudah di
install ulang.
“Tidak mungkin untuk memulihkan
data jika ponselnya sudah disetel ulang.” Jelas si
pegawai
“Apa tidak ada jalan sama sekali?
Aku benar-benar harus memulihkan datanya.” Tanya Joon
Soo berharap, Si pria pikir mungkin bisa dilakukan
Joon Soo kembali bisa berharap lalu menanyakan caranya,
Si pegawai mengatakan Tidak ada metode khusus untuk melakukanya, jadi ia
perlu melihatnya terlebih dahulu Kadang-kadang 1 atau 2 dari 100
ponsel bisa pulih datanya. Joon Soo pun meminta
tolong agar mencoba melakuka pada ponsel yang dibawanya. Si pegawai mengerti
tapi meminta agar jangan terlalu berharap. Joon Soo berharap agar bisa
berhasil dan mengucapkan terimakasih.
Gong Mi sedang membereskan barang di ruanganya, Joon Soo
mengetuk pintu dan masuk mengetahui hari
ini adalah hari pertama Gong
Mi di tempat kerja jadi minta
maaf karena tidak menyapa sebelumnya karena benar-benar
sibuk saat ini. Gong Mi pikir tak masalah
karena Semuanya pasti cukup sibuk.
“Kau pasti memiliki banyak hal
yang harus dilakukan... karena
kita memulai bisnis yang baru. Kau
harus mengurus kontrak untuk penyewaan kantor ini, mengembangkan produk baru dan mendaftarkan merek dagang
untuk merek kita. Aku
mengandalkanmu, Pengacara Gong” kata Joon Soo
Gong Mi melirik tas yang dibawa Joon Soo lalu mengatakan
bisa mengerti. dan berjanji akan melakukan yang terbaik. Joon Soo mengucapkan terimakasih dan mengajak mereka selesaikan
bersama-sama lalu bertanya apakah Gong Mi menyukai
ruanganya apakah terlalu kecil. Gong Mi mengatakan Tidak
sama sekali menurutnya itu empurna
untuk bisa berkonsentrasi pada
pekerjaannya.
Joon Soo pun meminta agar tak ragu untuk
bertanya tentang apapun. Gong Mi mengerti, Joon Soo
pun mengatakan akan menemuinya nanti lagi lalu keluar ruangan, Gong Mi terlihat
binggung karena tas yang dibawa Joon Soo tak diberikan padanya, telp diruangan
berdering seseorang memintanya agar membawa berkas. Gong Mi mengatakan akan
segara membawanya.
Joon Soo bertemu Gong Shim di lorong dengan memberikan
hadiah dalam di dalam tas, mengatakan itu adalah
hadiah untuk hari pertamanya di
tempat kerja. Gong Mi melihat dari kejauhan ternyata
tas yang dilihatnya tadi untuk Gong Shim bukan untuk dirinya. Gong Shi menolaknya
merasa Joon Soo tidak perlu melakukannya.
“Tidak apa-apa. Ini hanya untuk
merayakannya.” Kata Joon Soo memaksa, Gong Shim
akhirnya mengucapkan terimakasih dan berjanji akan
menggunakannya dengan baik.
“Maaf, tapi aku sedang mengerjakan
sesuatu.” Ucap Gong Shim, Joon Soo pun mempersilahkan Gong Shim
untuk pergi. Gong Mi melihat senyuman Joon Soo saat melihat Gong Shim yang
pergi masuk ruangan tatapan langsung berubah sinis
Nyonya Nam bertemu dengan cucunya kembali bertanya Apa
pencarian tersangkanya berjalan dengan baik. Dan Tae
mengatakan Tidak banyak kemajuan. Nyonya Nam bisa mengerti dan meminta cucunya untuk memastikan menjaga
dirinya sendiri juga. Dan Tae mengerti akan
menjaga dirinya
“ Ini tentang gadis yang kau sukai... Apa ada kemajuan dengan dia?” tanya Nenek Nam, Dan Tae mengaku belum
bisa melakukan apapun.
“Biarkan aku menemui gadis itu. Aku ingin melihat orang macam apa
dia.” Ucap Nenek Nam, Dan Tae terlihat sempat kaget
“Mungkin lain kali, Kau bisa
melihatnya lain kali, Nenek.” Ucap Dan Tae malu,
“Hei...Ayolah.... Kenapa kau menutupinya dariku? Telepon dia sekarang.” Perintah Nenek Nam marah
Dan Tae hanya diam, Nenek Nam makin marah menyuruh Dan
Tae mengeluarkan ponselnya dan melakukan yang diperintahkan. Dan Tae
mengeluarkan ponselnya mengaku tidak tahu harus berkata apa
kepadanya.
Gong Shim tersenyum saat melihat ponselnya berdering,
lalu mengangkatnya dan bertanya apakah Dan Tae sudah
pulang kerja. Dan Tae mengatakan belum
pulang. Gong Shim mengatakan
hampir sampai di rumah dan bertanya kapan akan pulang
kerja. Dan Tae mengatakan
ada keadaan darurat,
Gong Shim mulai panik bertanya ada apa.
“Aku mengacaukan jadwal ketua hari
ini. Dia
membatalkan semua jadwalnya dan
dalam perjalanan ke rumahku untuk menemuiku. Kurasa dia benar-benar marah. Apa yang harus aku lakukan
sekarang?” ucap Dan Tae
“Apa gunanya mengatakan itu
melalui telepon? Kau
harus cepat ke datang dan
meminta maaf.” Ucap Gong Shim ikut panik
“Aku benar-benar ingin
melakukannya. Tapi lalu
lintasnya mengerikan, jadi aku terjebak dalam
kemacetan. Aku
ingin tahu, apa kau
bisa pergi dan bertemu dengannya terlebih dulu... dan mencoba untuk membuatnya
merasa lebih baik sebelum
aku sampai di sana.” Ucap Dan Tae
Gong Shim binggung kenapa harus dirinya dan bertanya bagaimana
bisa melakukanya. Dan Tae memohon agar menyelamatkan hidupnya dan memberitahu
Nenek Nam akan berada di sana dalam 30 menit. Gong Shim mengerti lalu berpikir apa yang harus
dilakukanya lalu berjanji akan mencoba melakukan yang
terbaik lalu buru-buru masuk ke dalam rumahnya. Nyonya Nam
tersenyum karena Dan Tae bisa mengelabuhi Gong Shim, Dan Tae tak percaya
ternyata Gong Shim itu mudah dibodohi.
Nyonya Nam sudah berada di atap rumah, Gong Shim berlari
dan dengan sopan membungkuk menyapa Nyonya Nam, mengaku sangat senang bertemu
dengan Ketua Nam Soon Chun dan memperkenalkan diri sebagai tetangga
Ahn Dan Tae yang tinggal di lantai bawah. Nyonya Nam
melihat penampilan Gong Shim dari atas kebawah.
“Aku pernah bekerja sebentar untuk
Presiden Suk Dae Hwang dan melihatmu dari jauh beberapa kali
di perusahaan. Tapi ini
adalah pertama kalinya aku melihatmu begitu dekat. Kulitmu sangat bercahaya dan sangat cantik.” Komentar Gong Shim memuji Nyonya Nam agar senang.
“Dimana Sekretaris Ahn?” tanya Nenek Nam sinis
“Dia meneleponku dan mengatakan akan hampir sampai. Kau akan bosan kalau kau menunggu
di luar. Aku akan
membawamu ke rumahnya.” Ucap Gong Shim
mempersilahkan Nyonya Nam untuk masuk ke rumah. Nyonya Nam melirik sinis
“Astaga, mungkin aku
terlalu memaksakan untuk menyenangkan hatinya. Sepertinya dia
tidak nyaman. Ahh...., aku hancur.” Gumam Gong
Shim panik lalu meminta agar Nyonya Nam masuk dan menunggu di dalam saja.
Gong Shim melotot kaget melihat kamar Dan Tae yang
berantakan lalu mengambil semua baju dan melempar ke sudut ruangan. Nyonya Nam
melihat ruangan kecil tempat cucunya selama ini tinggal. Gong Shim terlihat tak
nyaman, lalu meminta maaf memang tak banyak barang tapi meminta agar Nyonya Nam merasa nyaman
dan duduk di sofa.
“Apa kau ingin minum sesuatu?” tanya Gong Shim berusaha melayani, lalu berlari membuka
kulkas, matanya langsung melotot panik karena kulkas Dan Tae kosong.
“Apa ada sesuatu di lemari es? Apa seperti ini dia hidup?” ucap Nyonya Nam
sinis.
“Tidak, bukan itu yang kau pikirkan, nyonya. Dia tidak menggunakan lemari es
itu Yang dia
gunakan ada di lantai bawah.” kata Gong Shim membela
lalu buru-buru menelp Goo Nam meminta agar membawakan dua minuman
dingin ke atap dan mengambil dibagian belakang lemari
es.
“Apa kau ingin aku untuk
menyalakan kipas untukmu?” tanya Gong Shim, Nyonya Nam
menolak karena tak suka kipas angin.
Gong Shim mengangguk mengerti, tiba-tiba Nyonya Nam
menatap Gong Shim lebih dalam. Gong Shim bertanya apakah ada yang ingin
dikatakan oleh Nyonya Nam. Nyonya Nam bertanya apakah benar namanya Gong Shim, Gong
Shim membenarkan. Nyonya Nam tahu Gong Shim hanya memiliki satu pohon
keluarga Gokbu, Gong Shim membenarkan, kalau
mendengar hanya ada satu pohon keluarga untuk Gong.
“Apa kedua orang tuamu masih
hidup?” tanya Nyonya Nam, Gong Shim mengangguk mengatakan mereka
sehat.
“Apa kau memiliki keluarga yang
bahagia?” tanya Nyonya Nam, Gong Shim terlihat binggung lalu
menjawab mungkin bisa dibilang begitu Tapi yang jelas mereka tidak cukup tenang.
“Apa zodiak Cinamu?” tanya Nyonya Nam, Gong Shim meemberitahu
lahir di Tahun Domba.
Nyonya Nam menghitung Kelinci,
naga, ular, kuda, domba lalu mengatakan itu sempurna. Gong Shim
binggung, Nyonya Nam bertanya apa yang disukai Gong Shim dari Dan Tae. Gong
Shim kaget tiba-tiba Nyonya Nam bertanya hal itu. Nyonya Nam sadar kalau
terlalu terlihat jelas, lalu mengeluh Dan Tae yang belum
sampai, sambil mengomel Bagaimana
bisa mencari sekretarisnya sendiri sampai ke
rumah.
“Aku setuju denganmu. Dia benar-benar
bisa membuat pusing, kan? Aku
kadang bertanya-tanya apa yang dia pikirkan, Kadang
dia seperti orang bodoh.” Ucap Gong Shim, Nyonya Nam berteriak marah karena cucunya diejek bodoh.
“Maksudku, Bagaimanapun juga, dia sangat bertanggung jawab dan selalu menyelesaikan
pekerjaannya. Meskipun
dia di luar jangkauan sekarang, Aku
yakin dia melakukan sesuatu yang menguntungkanmu. Itulah yang telah aku pelajari
tentang dia sejauh ini.” jelas Gong Shim, Nyonya
terlihat tersenyum.
“Nyonya, tempat ini pasti tidak
nyaman untukmu. Kau
harus menunggu dia di tempatmu. Begitu
dia tiba di sini, Aku
akan katakan padanya untuk segera menghubungimu.” Saran
Gong Shim
“Tidak, aku akan pastikan untuk
memarahinya sendiri.” Kata Nyonya Nam marah
Gong Shim panik karena Nyonya Nam ingin memarahi Dan Tae,
lalu bertanya apakah Nyonya Nam sudah
makan. Nyonya Nam dengan sinis mengatakan belum
makan karena Dan Tae mengacaukan jadwalnya membuat Semuanya terbalik. Gong Shim bisa menenangkanya kalau Nyonya Nam pasti kelaparan jadi meminta agar menunggu sebentar.
Nyonya Nam tersenyum bisa mengelabuhi Gong Shim,
tiba-tiba Goo Nam datang membawakan minuman, dengan sinis merasa Gong Shim dan
Dan Tae menggunakannya sebagai
petugas pengiriman sekarang, merasa kalau temanya
itu sangat bersenang-senang sampai tidak punya waktu untuk
keluar dari rumah. Gong Shim panik karena bisa di
dengar oleh Nyonya Nam.
“Apa kau menikmati kisah cintamu? Wah... Pasti
luar biasa.” Ejek Goo Nam kesal lalu keluar ruangan.
Gong Shim berusaha tertawa dan berpura-pura tak mengerti
pembicaraan Goo Nam lalu memberikan minumanya. Nyonya Nam menahan tawa karena
ternyata hubungan keduanya sudah sejauh itu. Gong Shim memberikan minuman dan
meminta agar menganggap saja rumah sendiri, nyonya dan akan membuatkan sesuatu untuknya, setelah itu akan segera
kembali. Nyonya Nam akhirnya bisa tertawa lewat melihat tingkah
Gong Shim yang melayaninya.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
komen dulu baru baca,,,,saking sering bolak balik takut gak dilanjutin sinopsisnya,,gumawooo
BalasHapus