Bo Nui berlari ke rumah Soo Ho, merasa menyesal
seharusnya dari awal mengatakan padanya, lalu mencoba menekan bel dan tak ada
sahutan dari dalam. Soo Ho sedang berjalan mengingat kata-kata ayahnya. “Sejak kecil, kau bicara ini-itu seolah tahu semuanya! Dasar Sombong sekali.”
Lalu kata-kata Bo Nui “Tapi yang paling kasar tindakannya adalah kau, Apa salahnya
membuka tangan lebih dulu? Apa salahnya mengambil inisiatif dulu? Begitu seharusnya cinta!”
Soo Ho menatap ke arah matahari, lalu tiba-tiba kepalanya
terasa sakit, ditanganya ada obat penenang yang selama ini digunakanya. Bo Nui masih menunggu didepan rumah sambil
berjongkok, tapi setelah itu berjalan di trotoar melihat kalung pemberian Soo
Ho yang belum pernah digunakanya, lalu menyakinkan kalau semua itu Demi
kebaikan jadi keadaan seperti ini lebih
baik. Saat di seberang jalan, Soo Ho berjalan pulang
kerumahnya.
Bo Nui menyapa Tuan Won yang sedang berjaga, lalu
bertanya apakah Presdir sudah dating. Tuan Won menatakan sudah datang sejak
subuh. Bo Nui bertanya wajahnya, Tuan Won binggung menurutnya
sama saja.
“Kenapa? Apa Kalian bertengkar? Karena Gary?” ucap Tuan Won, Bo Nui binggung.
“Bo Nui, aku bilang begini karena menganggapmu sebagai keponakan. Dari kacamata keluarga, Gary
lebih baik. Masih
muda, punya uang, kalau
Presdir Je itu terlalu
sensisitif orangnya. Kau
kira dia bakalan bisa membuat kotak bekal sendiri? Maksudku, si Gary tuh susah
didapat.” Jelas Tuan Won
“kau bilang Gun Wook membuat bekal?” ucap Bo Nui, Tuan
Won pun menjelaskan tentang bisnis global sport
Bo Nui merasa malas memilih untuk pergi, tiba-tiba Sul
Hee datang dengan nada terengah-engah bersama dengan Gun Wook, lalu bertanya Ada
yang mengikutinya Atau
dapat telepon dari
nomor tak dikenal?, menyuruhnya untuk tak
diangkat karena mungkin saja reporter.
“Fotonya sudah dirilis...” ucap Gun Wook, Bo Nui binggung bertanya foto apa
maksudnya.
Gun Wook memberikan ponselnya foto saat Gun Wook
memakaikan Bo Nui kacamata hitam. Tuan Won melongo melihatnya, Soo Ho sudah
duduk di meja kerjanya melihat berita tentang Gun Wok dan juga Bo Nui.
Semua tim Zeze ikut melihat berita yang beredar, Dae Kwon
dkk melihat Bo Nui bersama Gun Wook dan Sul Hee datang, langsung memberikan
tepuk tangan dan ucapan selamat. Menurutnya Bo Nui tak bisa menyangkal menurutkan sudah mencapai
batas levelnya.
Seung Hyun mengeluh kalau dirahasiakan dari mereka seperti
ini, Sul Hee tak menyangkan ternyata sudah menyebar. Dal Nim bertanya apa yang terjadi pada temanya, Soo Ho
pun keluar dari ruangan. Sul Hee pun bertanya pada Soo Ho apakah sudah melihat
foto yang tersebar.
“Bagaimana kau mengatasi hal ini? Beritanya sudah dirilis. Ada komentar yang membahas kalau itu karyawan Zeze.” Ucap Soo Ho dengan wajah serius
“IM Sports harus merilis
pernyataan resmi. Gary,
tolong buat pernyataan yang jelas kalau
itu tidak benar. ” Kata Dal Nim
“Benar. Dia memang sangat
berharga.” Ucap Gary, semua melotot kaget
mendengarnya, Sul Hee menegurnya, Gary melirik pada Soo Ho sebelum bicara.
“Memang benar. Entah dia
menerimaku atau tidak, tapi dia
orang yang sangat berharga bagiku, jadi memang benar
adanya.” Kata Gary
Ji Hoon tak percaya karena si kuat Gary itu sedang jatuh
cinta, Gary mengaku itu Sulit karena pertama kalinya cinta bertepuk sebelah tangan. Dae Kwon melihat kalau memang hubungan Bo Nui dan Gary
itu benar maka akan menjadi promo terbaik, Yoon Bal pun mengusulkan Bo Nui untuk menerima saja,
Semua pun ikut menyuruh Bo Nui untuk menerima saja.
Bo Nui memilih untuk keluar dari ruangan, semua
berkomentar Bo Nui selalu kabur saat terdesak. Soo Ho pun hanya bisa diam saja. Akhirnya Bo Nui
bersandar didepan pintu, Gary datang mencarinya. Bo Nui menegaskan Ini
kantornya, Tempat kerja, jadi memohon jangan melakukan apapun. Gun Wook binggung kenapa Bo Nui sampai marah
seperti itu.
“Kenapa kau membuat bekal ?” tanya Bo Nui, Gun Wook binggung bagimana Bo Nui bisa
tahu.
“Aku tak bisa menerimanya. Bukan hanya kau, tapi orang lain
juga. Kalau kau terus begini, maka akan makin menyesal aku. Apa itu yang kau inginkan?” ucap Bo Nui
“Aku tak memintamu menerimaku! Dan Juga tak akan memintamu melakukan
apapun... Tapi,
jangan bohong padaku. Aku
tak punya niatan merahasiakan kalau
aku menyukaimu. Aku tak malu mengakuinya! Yang pasti, aku tak akan
menyembunyikannya.” Jelas Gun Wook
“Kau... mana boleh hanya mikirin diri
sendiri! Kupikirkan
ratusan, bahkan ribuan kali karena
mungkin aku jadi beban orang itu! Tapi
hanya hatimu yang paling penting? Begitukah menurutmu?”
kata Bo Nui
Gun Wook binggung siapa maksud "Orang itu" Bo Nui hanya bisa menghela nafas panjang. Sul Hee
akhirnya datang, lalu memarahi Gun Wook ingin memberitahu dunia kalau sdang
jatuh cinta dan menyuruhnya untuk lebih profesional.
“Jangan memojokkannya. Siapapun yang membuatnya resah harus
bertanggung jawab. Kau
satu-satunya yang menggerakkan hatinya, kenapa yang marah-marah justru
kau?” ucap Sul Hee pada Bo Nui, Gun Wook memperingatkan Amy
“Benar! Kau bukannya jatuh cinta
pada pandangan pertama pada
orang yang tak kau kenal! Kau
tak bisa bilang Bo Nui tak ada hubungannya dengan perasaanmu! Jangan mempermainkan orang. Aku kecewa padamu.” Tegas Sul Hee sinis
Soo Ho keluar ruangan mendengarnya, Bo Nui pun bertanya
apa maksud ucapan Sul Hee berbicara seperti itu. Gun Wook akhirnya menarik
tangan Sul Hee untuk pergi meminta Bo Nui tak perlu mengkhawatirkan karena akan
mengurus masalahnya. Bo Nui akhirnya hanya bisa menghela nafas da kembali masuk
ruangan, saat itu Soo Ho berjalan keluar mengacuhkan Bo Nui.
Soo Ho masuk toilet mencuci tangan dengan tatapan dingin,
saat keluar Bo Nui sudah menunggunya. Bo Nui mencoba menjelaskan kalau semua
tak benar, bahwa tak punya hubungan dengan Gun Wook. Soo Ho pura-pura tak mengerti, Bo Nui berpikir Soo Ho
itu salah paham. Soo Ho
mengatakan kalau seharusnya ia yang menanyakan tapi kenapa Bo Nui menjelaskan
sendiri.
“Apa Sekarang kau menyesal karena aku tak mengganggumu lagi? Menurutku Mau kau ada di foto, mau kau ada
hubungan dengan Gary atau tidak, apa
sangkut pautnya denganku?” ucap Soo Ho marah lalu
pergi meninggalknya. Bo Nui menatap kepergian Soo Ho dengan mata berkaca-kaca.
Soo Ho masuk ruangan terlihat bingung, saat ingin kembali
memilih untuk tetap diam di ruangan. Bo Nui sudah ada di atap Zeze untuk
berdoa.
“Tuhan, kumohon.... Aku memohon.. Tolong... perasaanku, hatiku...” kata Bo Nui lalu mencoba menghitung perkalian sembilan
tapi akhirnya tak kuat dan akhirnya berjongkok sambil menangis.
Dal Nim datang melihat temanya yang sedang menangis
bertanya apa yang terjadi, bertanya apakah Karena
Gary dan Sul Hee itu bicara apa. Bo Nui sambil menangis bertanya
apa yang harus dilakukanya. Dal Nim mendengarkanya dengan wajah serius.
“Orang itu... kurasa sekarang dia sangat
membenciku. Yang
terbaik, harus ku akhiri
sekarang, tapi... Tapi sakit sekali! Menghafal perkalian sama sekali
tak membantu! Mungkin
sama dengan orang itu juga... Dia
frustasi sampai tak bisa bernafas... dia
menahan sakit seorang diri, benarkan? Dia terluka, aku malah menambah
lukanya.” Ucap Bo Nui sambil menangis, Dal Nim memeluk temanya
“Orang itu sangat terluka... Aku sangat menyukainya... Dan karena hal itu pula, aku
sangat menyesal...” kata Bo Nui, Dal Nim
memeluk temanya terlihat binggung.
Gun Wook duduk diruangan Sul Hee yang sibuk di meja
kerjanya, lalu bertanya kenapa Sul Hee bersikap seperti itu pada Bo Nui. Sul
Hee sadar terlalu jahat pada Bo
Nui tapi memang menurutnya keadaan ini menyebalkan antara Soo Ho dan Gun Wook.
Gun Wook membela kalau Bo Nui tak akan seperti itu.
“Kalau bukan, terus apa? Dia
membuatmu dan Soo Ho galau, dia malah
berdiri mematung seolah tak tahu apa-apa. Jadi Mana
mungkin aku tak frustasi?” ucap Sul Hee marah.
“Itu semua Karena takhyul.” Kata Gun Wook, Sul Hee binggung maksudnya takhayul itu
apa.
“Mereka berdua menjalin hubungan
karena takhyul. Adik BoNui tengah sakit.” Kata Gun Wook, Sul Hee terdiam sejenak.
Ia mengingat kata-kata Soo Ho sebelumnya “Aku Berharap dia tak
menangis, Berharap dia tak sakit, tak ingin dia tak
bahagia. Aku... ingin membuat semua mungkin baginya.”
Sul Hee pun mengerti karena mengira ada alasan lain, Gun
Wook pun bertanya Apakah Soo Ho itu bilang sesuatu mengenai Bo Nui. Sul Hee yakin kalau Soo Ho itu salah paham Menganggap
kasih sayangnya sebagai cinta. Gun Wook bertanya
apakah Soo Ho mengatakan bilang mencintainya. Sul Hee pikir tidak menurutnya Pria
dan wanita bersama bukan
hanya karena alasan itu, sampai akhirnya melihat
sendiri maka tak akan mempercayainya.
Bo Nui dan Dal Nim kembali keruangan, Seung Hyun memangil
Bo Nui melihat matanya merah habis menangis, Bo Nui mengalihkan kalau
sebelumnya mengatakan akan memberikan karakter
animasinya dan sekarang akan memberikanya, lalu
memberitahu grafisnya sangat bagus. Seung Hyun seperti seorang wanita mengerti lalu
buru-buru memberikan tissue, Bo Nui pun langsung menerima dan kembali ke meja
kerjanya.
Dal Nim pun melihat semua pegawai menatap Bo Nui mencoba
mengalihkan dengan mengajak semua kembal
berkerja. Yoon Bal bertanya kenapa suasana kantor terasa aneh sekarang, Dae
Kwon juga binggung.
Soo Ho mengintip dari ruangan, Saat itu melihat Bo Nui
mengarahkan tatap pada ruangan, akhirnya memilih untuk menutup kembali. Bo Nui
menatap ruangan Soo Ho seperti menahan tangisnya.
Gun Wook ingin kembal ke ruangan Bo Nui, sebelum masuk
Dal Nim sudah lebih dulu memanggilnya. Akhirnya keduanya bertemu di cafe dan
terlihat wajah gugup dari keduanya. Dal Nim akhirnya lebih dulu bicara tahu
ini kelewatan, tapi
harus dikatakan.
“Mengenai Bo Nui tolong jangan buat dia
menderita lagi.” Kata Dal Nim
“Apa Gara-gara aku, Bo Nui menderita?” ucap Gun Wook, Dal Nim tak bisa bicara, Ryang Ha pun
tak tahan lagi hanya diam saja akhirnya ikut berbicara.
“Sudah! Apa Kau tak tahu kapan harus datang
dan pergi? Lebih baik pergi sana” kata Dal Nim
“Kau yang tak tahu kapan harus pergi tanpa ikut campur urusan orang? Pergi saja sana!” balas Ryang Ha
Lalu mengungkapkan kalau ternyata Bo
Nui tak tertarik pada Gary, menurutnya itu bagus karena hampir
salah paham, karena si brengsek itu pasti akan
galau mengetahuinya. Gun Wook hanya berdeham lalu berdiri mengatakan kalau bisa
mengerti maksud dari ucapan Dal Nim, lalu pamit pergi.
Ryang Ha berkomentar suara Gun Wook itu terlalu ngebass
sekali. Dal Nim mengumpat Ryang Ha itu ,
menyebalkan, menjijikkan, bikin kesal saja,
lalu bertanya siapa yang membuat Bo Nui itu menderita, Ryang ha menegaskan
walaupun Gun Wook ingin mengambilnya tapi Bo Nui pasti akan diambil orang lebih
dulu, bahkan apabila Gun Wook aka mengambilnya lagi maka cinta
yang lain akan berakhir dan membuat kepala sakit
saja.
Dal Nim pikir Ryang Ha itu mengetahuinya, lalu bertanya
siapa orangnya. Ryang Ha mencoba
berbohong kalau Bo Nui itu cantik pasti memiliki pacar yang lain.
Dae Kwon menegaskan Bo Nui dan Gary itu hanya teman
taruhan 10ribu won, Seung Hyun yakin Bo Nui itu tak berteman, Hyun Bin khawatir
pada Seung Hun, karena sebelumnya mengetahui sangat menyukai Gary. Seung Hyun
mengakui kalau menyukai orang lain.
Ji Hoon menarik nafas panjang lalu bertanya apakah orang
itu ada di ruangan ini, Seung Hyun mengeluh Ji Hoon itu terlalu ingin tahu
saja. Dae Kwon memperingatkan Seung Hyun tak boleh suka padanya karena sudah
menikah. Yoon Bal juga yakin bukan dirinya karena pasti akan ditolak
mentah-mentah. Hyun Bin yang mendengarnya terlihat frustasi.
Soo Ho keluar ruangan, Dae Kwon bertanya apakah Soo Ho
akan pergi sekarang. Soo Ho hanya melirik, Ji Hoon memberitahu kalau Bo Nui
mungkin sedang pergi ke toilet. Soo Ho dengan sinis mengatakan tak bertanya,
lalu meminta agar Selesaikan uji MPC-nya besok.
Bo Nui sedang berdoa diatap, Gun Wook datang duduk
disamping Bo Nui mengataka kalau ingin berdoa juga.
“Aku Mohon Shim Bo Nui jangan
digoyahkan hatinya oleh
ramalan shio. Mohon
bantu dia mengakhiri semuanya dengan
macan itu.” Ucap Gun Wook, Bo Nui hanya meliriknya.
“Kau sudah kerja terlalu keras untuk image training-nya. Tak mudah merayu orang yang tak
kau kenal. Lebih
baik cukup membayangkan kau
menyukainya.” Ucap Gun Wook, Bo Nui juga berharap itu
yang terjadi.
“Apa perasaanmu padanya serius?” kata Gun Wook,
“Perasaanku tidak masalah, ini Sudah berakhir.” Jawab Bo Nui, Gun Wook berkomentar Bo Nui ternyata tidak
menyangkalnya.
Ponsel Bo Nui bergetar, Soo Ho yang menelpnya. Ia pun
langsung mengangkat tapi tak ada sahutan sampai akhirnya terdengar suara Soo Ho
“Aku salah lagi
karena Bo Nui....Aku tidak pernah salah menjawab.” Lalu Tuan Ahn mulai berbicara melihat Soo Ho yang duduk
dengan mabuk sambil mencorat-coret tissue, memberitahu Soo Ho sudah menelp tapi
tak dijawab.
Soo Ho bicara sendiri kalau terus salah, dan mencoba
untuk mengunakan rumus pitagoras. Tuan Ahn menceritakan Soo Ho banyak
minum sedang
mengerjakan matematika. Soo Ho terus menghitung,
untuk memecahkannya dengan rumus cosinus, merasa yakin Bo Nui keluar lalu tertawa sendiri. Tuan Ahn khawatir melihat Soo Ho
yang sangat mabuk. Bo Nui ikut panik berkata akan segera datang.
Gun Wook langsung menghalanginya meminta agar jangan
pergi dan Jangan pergi menemuinya. Bo Nui hanya diam, Gun Wook mengingatkan Bo Nui yang
bilang sudah berakhir dan itu masa lalu lalu kenapa sekarang mau pergi menemuinya. Bo Nui
memberitahu kalau Soo Ho mabuk.
“Dia tidak pernah minum, tapi dia
mabuk sekarang.” Kata Bo Nui khawatir
“Makanya kau seharusnya tidak
pergi... kalau kau
benar-benar mau mengakhirinya.” Tegas Gun Wook, Bo Nui
pun hanya diam saja.
Tuan Ahn menghalangi Soo Ho pergi dan menyuruhnya untuk
menunggu sampai sadar. Soo Ho mengatakan harus
pergi karena kalau melihat bulan
purnama, maka akan berubah menjadi macan sambil mengeluarkan cakarnya dan gigitnya.
“Kau tidak boleh pergi kemanapun
saat kau mabuk, Bo Nui
akan segera ke sini.” Kata Tuan Ahn
“Kalau begitu aku benar-benar
harus pergi.” Ucap Soo Ho
“Kau menulis nama Bo Nui lebih 100
kali. Kenapa
kau pergi saat dia datang?” kata Tuan Ahn
Soo Ho seperti tak sadar kalau sudah menuliskan nama Bo
Nui, lalu dengan tubuh yang hampir jatuh merasa tidak
kenal orang dengannya dan
harus pergi. Tuan Ahn berusaha menghalanginya, tapi
Soo Ho bisa memutar badanya dan langsung pamit pergi, Tuan Ahn pun hanya bisa
melonggo. Soo Ho memukul wajahnya menyadarkan kalau seharusnya tak pergi.
Gun Wook hanya berdiri sendirian diatap, sementara Bo Nui
sudah berlari dengan cepat lalu melihat Soo Ho yang sedang berjalan sempoyongan.
Ketika akan jatuh Bo Nui memegang tanganya, Soo Ho seperti sadar Bo Nui yang
memegangnya dan langsung menghempaskan tanganya, mengatakan tak membutuhnya.
Bo Nui pun hanya bisa melihat dengan tatapan sedih Soo Ho
berjalan didepanya, Soo Ho mengelus tas punggungnya, bertanya-tanya kenapa perutnya
sekarang besar sekali lalu menyanyi lagu “Apa aku
bisa mencintai?” Bo Nui terus mengikutinya
dari belakang.
Soo Ho akhirnya berjalan sampai ke depan apartement Bo
Nui, lalu duduk didepan pintu sambil menyandarkan kepalanya. Bo Nui akhirnya
jongkok didepan Soo Ho menatapnya. Soo Ho pun melihat Bo Nui yang ada
didepanya.
“Kenapa kau datang ke sini, apa kau bodoh?” ucap Bo Nui
“Aku rindu padamu.” Kata Soo Ho lalu menundukan kepalanya sambil melirik ke
arah Bo Nui
“Bagaimana bisa aku sangat
merindukanmu... padahal
aku sangat membencimu?” ucap Soo Ho
Bo Nui pun membantu So Ho untuk berdiri, karena harus
segera pulang ke rumahnya. Soo Ho berdiri dan langsung menjatuhkan ke dalam
pelukan Bo Nui.
“Melihatmu... membuatku bahagia.” Ucap Soo Ho, tangan Bo Nui pun mengeluh pundak Soo Ho
saat itu juga air mata Soo Ho pun mengalir.
Bo Nui akhirnya membawa Soo Ho masuk ke rumah dan
membaringkan disofa, melepaskan tas yang menempel ditubuhnya. Setelah itu
memakaikan selimut, tiba-tiba Soo Ho bangun dan langsung memanggil nama Shim Bo
Nui dan kembali tertidur. Bo Nui tersenyum melihat tingkah Soo Ho yang mabuk
lalu tidur lagi.
“Maafkan aku.... Ini salahku dari awal... Aku duluan mendekatimu, seharusnya Aku tidak
melakukannya.” Ucap Bo Nui menatap Soo Ho yang
tertidur lelap.
Bo Nui terus menatap Soo Ho, lalu tanganya mulai mengelus
kepalanya dengan penuh kasih sayang. Pelahan Bo Nui medekatkan wajahnya dan
memberikan ciuman di pipi Soo Ho yang sedang tertidur.
Pagi hari
Soo Ho masih tertidur sambil tersenyum, seperti sedang
mimpi indah, lalu matanya melotot kaget dan langsung terbangun, melihat kalau
bukan rumahnya tapi rumah Bo Nui. Ia mengingat saat mabuk berusaha masuk tapi
Bo Nui menahannya tak boleh masuk menyuruhnya untuk masuk.
Tapi Soo Ho menolak tak ingin pergi karena akan pergi
masuk, Bo Nui mencoba mengajak Soo Ho pulang. Soo Ho langsung duduk ditangga
dan melepaskan sepatunya, seperti akan segera masuk rumah.
Soo Ho mengingat kejadian semalam langsung mengertakan
giginya, membanting kepalanya di sofa merasa sebaiknya mati saja dan menjatuhkan
kepalanya dimeja, seperti sangat menyesal. Lalu melihat sebuah amplop merah
berada diatas meja.
Bo Nui hanya berdiri dari depan pintu, Perawat Lee
melihatnya berpikir lebih baik Bo Nui masuk dan melihat adiknya. Bo Nui merasa
sudah terbiasa, lalu
bertanya Bagaimana kabar Bo Ra hari ini dengan mengeluarkan agendanya. Perawat Lee memberitahu
adiknya baik-baik saja sekarang tapi lebih mengkhawatirkan Bo Nui.
“Dia terlambat hari ini” kata Perawat Lee melihat ke lorong, Bo Nui binggung
siapa yang dimaksud.
“Aku seharusnya tidak... tapi lebih baik lakukan saja. “ ucap Perawat Lee lalu meminta Bo Nui untuk ikut
denganya.
Perawat Lee memberikan sebuah camera dan sebuah buku, Bo
Nui binggung Perawat Lee menceritakan barang itu dari pria
yang datang dengan Bo Nui
terakhir kali. Bo Nui berpikir siapa yang datang
menemui adiknya tiap hari.
Bo Nui duduk ditaman melihat di lembar pertama ada gambar
wajah macan. Mengingat kata-kata Perawat Lee kalau Pria itu mengesankan karena datang tiap pagi dan mengganggu mereka, lalu melihat tulisan Soo Ho tentang kesehatan
adiknya.
Flash Back
Soo Ho sudah mencegat dokter yang baru keluar dari
ruangan Bo Ra, lalu bertanya Berapa lama lagi Bo Ra koma, esoknya Soo Ho terlihat melihat catatan kesehatan Bo Ra
dan menuliskan pada agendanya, dengan wajah serius di kursi tunggu.
“Dia bilang kalau mengambil foto, Maka kau bisa melihat Bo Ra kapanpun
kau mau.” Cerita perawat Lee, Bo Nui pun melihat foto Bo Ra yang
diambil oleh Soo Ho tiap harinya.
Soo Ho mengambil dari arah yang berbeda, sambil mengajak
ngobrol Bo Ra bertanya apakah Bo Ra sudah sarapan, lalu di hari berikutnya Soo Ho berkomentar Bo Ra
cantik di foto karena Hidungnya kelihatan mancung. Lalu selfie bersama Bo Ra sambil mengatakan akan
ambil beberapa foto lagi.
Bo Nui berkaca-kaca melihat wajah adiknya yang diambil
oleh Soo Ho, setiap hari. Lalu melihat Soo Ho yang selfie dengan gambar macan
di dada sebelah kiri dan juga jari seperti kuku yang tajam.
Dirumahnya, Soo Ho menutup tirai melihat angle yang bagus
dengan senyumanya ingin memperlihatka kalau ia adalah Macan. Bo Nui tak bisa
menahan lagi tangis harusnya karena semua yang dilakan Soo Ho untuk adiknya.
Bo Nui berlari keluar dari rumah sakit, ketika ditrotoar
melihat Soo Ho yang baru datang dan akan ke rumah sakit. Keduanya saling
menatap, Bo Nui menatap Soo Ho dengan nafas terengah-engah, Soo Ho menatap
hanya diam karena semalam melakukan sesuatu yang fatal.
“Kebahagiaan... yang ada di hadapanku. Sekarang, aku menuju kebahagiaanku.” Gumam Bo Nui lalu dengan senyuman lebar berlari ke arah
Soo Ho
Soo Ho tersenyum lalu membentangkan tanganya siap
menerima pelukan, Keduanya berpelukan sangat erat. Bo Nui menangis haru, lalu
keduanya saling menatap seolah-olah tak percaya.
“Aku yang tidak tahu... bagaimana mencintai.” Gumam Bo Nui dengan menatap Soo Ho lalu kembali
berpelukan dengan erat. Soo Ho tak bisa menahan rasa bahagia akhirnya Bo Nui
yang datang sendiri ke pelukanya.
Soo Ho pulang seperti kelelahan berbaring dikamarnya,
tapi beberapa saat kemudian berteriak gembira karena cintanya akhirnya bisa
diterima oleh Bo Nui, Ia melempar bantal selimut, loncat kesana kemari, berguling-guling,
mengeluarkan jurus kungfunya, meluapkan rasa bahagia yang teramat dalam.
Soo Ho duduk ditempatnya berdoa, sambil cekikikan sendiri
karena bisa meluapkan perasaan pada Soo Ho dan tak ditahan lagi. Lalu melihat
gambar keluarganya, sambil berbicara pada adiknya kalau yang dilakukan memang
benar ‘kan dan memohon agar mengatakan “ya”
Tuan Je pergi ke agen properti, tuan Joan si pemilik
bertanya kenapa Tuan Je datang ke tempatnya. Tuan Je bertanya Bagaimana
harga pasar belakangan ini dan mau melakukan penjualan.
Tuan Joan heran Tuan Je bertanya seperti itu, apakah ingin menjual tambak
ikanya. Tuan Je mengatakan hanya mengecek.
Ketika pulang Nyonya Yang sudah membawa tas besar,
suaminya bertanya mau kemana. Nyonya Yang pikir suaminya bisa melihat kalau
ia akan melarikan
diri dari rumah. Tuan Je memperingatkan
istrinya untuk Berhenti
bermuka tebal.
“Seperti yang kau bilang, kita berdua tidak punya hak. Dengan hanya
melahirkannya tidak membuat kita orang tuanya. Mari kita hentikan. Mari kita
berhenti jadi orang tuanya.” Kata Nyonya Yang lalu
beranjak pergi. Tuan Je hanya bisa melampiaskan rasa kesalnya dengan menendang
batu-batu.
Bo Nui baru keluar dari apartement, dikejutkan dengan Soo
Ho yang sudah menunggu sambil tertidur, lalu memanggilnya bertanya kapan
datang. Soo Ho menjawab saat ia membuka mata dan mengaku Malam
sangat panjang. Bo Nui tersenyum
mendengarnya.
“Tapi orang akan tahu tentang hubungan kita kalau
pergi ke kantor bersama.” Ucap Bo Nui, Soo Ho pikir
memangnya kenapa lalu beranjak pergi.
“Ini akan sedikit canggung.” Kata Bo Nui, Soo Ho dengan tatapan serius menanyaka
alasanya dan meminta untuk menjelaskan secara
logis lalu keduanya saling cekikikan.
“Kita bisa saja mengatakan kalau bertemu di depan gedung.” Kata Soo Ho lalu berjalan lebih dulu menaiki tangga.
Saat itu tangan Soo Ho seperti sedang bertolak pinggang
memberikan sinyal agar Bo Nui bisa berjalan memegang lenganya. Bo Nui berlari
langsung merangkulnya, keduanya berjalan menaiki tangga sambil cekikikan.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Aaahhh so sweeet
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus