Ji Hong berlari menyebarang jalan dan menaiki tangga
eskalator dalam rumah sakit dengan wajah panik.
“Kita harus
kehilangan sesuatu agar menyadari seberapa berharganya hal itu.”
Flash Back
Ji Hong kecil pulang kerumah dengan wajah riang, di
lehernya tergantung kalung astro boy. Masuk ke rumah dengan kunci yang
dibawanya, foto dengan orang tuanya berjejer di atas buffet nampak bahagia.
Diatas tudung saji tertulis pesan dari ibunya “Anakku, ibu
sayang padamu”. Ji Hong pun dengan senang hati makan
kimbap buatan ibunya dan juga minum susu.
“Saat itu, aku tidak
menyadari bahwa kehidupan rutinku sangatlah berharga.”
Ayah dan Ibu Ji Hong terbaring dengan luka dikepala
setelah kecelakan. Saat itu Ji Hong masih sadar menarik seorang dokter agar
menolong ayah dan ibunya lebih dulu. Dokter pun mulai memeriksa bagian mata
dari ibu Ji Hong beberapa kali Ayah Ji Hong diberi alat kejut jantung.
“Aku kehilangan
mereka di depan mataku Dan aku tak bisa berbuat apa-apa.”
Akhirnya Dokter memberikan pengumuman “Pasien Lee Se Joon meninggal
tanggal 11 September 1986 pukul 13:15 petang. Dan Pasien So Hyun Hee meninggal tanggal 11 September, 1986 pukul
13:15 petang.” Ji Hong hanya bisa menangis sendirian di ruang
IGD dengan ayah dan ibunya yang meninggal bersamaan.
“Aku, sangat benci
dengan hal yang mengganggu rutinitas keseharianku.”
Ji Hong berlari masuk ke ruangan Pasien Gong, melihat Hye
Jung seperti menahan kesakitan dengan tubuh si pria misterius diatasnya,
terlihat darah segar mengalir di lantai. Yoon Do akhirnya bangun memeriksa
keadaan Hye Jung, tubuh pria misterius pun dibalikan. Hye Jung mengatakan
baik-baik saja, ternyata yang tertusuk pisau adalah si pria misterius. Ji Hong
bisa bernafas lega tak terjadi apapun dengan Hye Jung. Lalu Hye Jung menekan
tombol untuk memanggil dokter lain.
“Dokter Jung Yoon Do, apa yang kau lakukan ?! Apa yang kau lakukan sampai bisa
begini ?” teriak Ji Hong marah.
“Kenapa marah padaku ? Apa salahku ?” ucap Yoon Do heran
“Ini Bukan apa yang kau lakukan. Tapi
apa yang tidak bisa kau
lakukan !” teriak Ji Hong
“Aku melakukan yang kubisa, tapi
malah jadi begini. Apa Kau pikir aku hanya diam
saja ?” ucap Yoon Do tak terima
Ji Hong makin marah kalau Yoon Do seperti bangga
melakukan sebisanya tapi hasilnya seperti yang terjadi didepannya. Yoon Do
berteriak kalau memang bangga, Dua orang perawat datang. Hye Jung tak banyak
berkata-berkata melihat dua pria yang adu mulut, lalu meminta agar Yoon Do
segera memindahkan pasiennya.
Yoon
Do meluapkan rasa amarahnya dengan berkata “Eissh
...” Ji
Hong tak terima kembali berteriak. Yoon Do membalas kalau ia berkata untu
sendiri apakah tak boleh dan dianggap sebagai lelucon. Hye Jung akhirnya
berteriak agar Yoon Do membantu memindahkan Pasien Gong terlebih dulu. Setelah
melihat luka pasien yang tertusuk, meminta Ji Hong menghubungi bagian bedah
umum, karena pasien banyak berdarah karena hatinya tertusuk. Ji
Hong dengan nafas terengah-engah mengeluarkan ponselnya.
Dokter Jung menuruni tangga sudah mengunakan baju
operasi, lalu ingin menerkam temanya. Ji Hong mengeluh kesakitan dan mengumpat
Dokter Jung itu kekanankan. Hye Jung meminta maaf karena harus menganggu
istirahat seniornya.
“Apa Kau tahu ? Ini pertemuan ketiga kita.” Ucap Dokter Jung mengoda.
“Dasar gila. Hentikan omong
kosongmu. Cepat operasi !” teriak Ji Hong
“Kalau kita bertemu 4 kali, maka kita harsu berpacaran.” Ucap Dokter Jung mengoda.
“Augh.... tidak akan terjadi. Pergi sana, cepat pergi” ucap Ji Hong mengusir temanya. Dokter Jung pun langsung
masuk ruang operasi
Hye Jung melihat Dokter Jung itu orang yang menarik, Ji
Hong tak terima menurutnya temanya itu Sejak
jaman sekolah sampai sekarang, omongannya masih sama jadi sudah bosan dan tidak tahan lagi.
Hye Jung menatap gurunya dengan tatapan mengejek, Ji Hong
heran Hye Jung menatapnya seperti itu. Hye Jung hanya tersenyum dan pergi.
Ji Hong bertanya mau kemana Hye Jung, Hye Jung menjawab
ingin pergi ke ICU menemui Pasien Bos Gong. Ji Hong memutuskan untuk ikut. Hye
Jung berhenti sejenak memberitahu Dokter Jung Yoon Do sudah menahan kaki Pria misterius, jadi Pasien Gong masih
hidup karena Pria misterius itu
meleset saat menusuk.
“Apa Kau mau bilang kalau aku terlalu
berlebihan pada Dokter Jung Yoon Do ?” ucap Ji
Hong
“Baru kali ini aku melihat kau marah begitu.” Komentar Hye Jung
“Aku sendiri kaget, karena sudah
berlebihan.” Ungkap Ji Hong, Hye Jung pun meminta Ji
Hong pulang saja dan istirahat karena lebih suka seperti itu. Ji Hong mengerti karena hanya
ingin melihatnya masuk ICU. Hye Jung pun berjalan lebih dulu tapi Ji Hong
kembali memanggilnya.
“Hye Jung...Saat ini, aku akan
melakukan sesuatu. Antara orang ke orang. Sesama
manusia.” Ucap Ji Hong, Hye Jung bertanya mau melakukan apa.
Ji Hong langsung memeluk Hye Jung, tangan Hye Jung
terlihat mengepal saat menerima pelukan, seperti tak biasa. Lalu Ji Hong
mengucapkan terimakasih, Hye Jung bertaya untuk apa. Ji Hong mengejek Hye Jung
itu bodoh lalu melepaskan pelukanya dan menyuruhnya pergi. Hye Jung dengan
wajah tegang masuk ke ruang ICU.
Pasien Gong sudah masuk ruang ICU, Dokter Kang sedang
memeriksa hasil CT Scan. Hye Jung pun masuk ruangan. Dokter Kang memberitahu Dokter
Jung Yoon Do bilang, mereka tidak
perlu melakukan perawatan tambahan. hanya meresepkan manitol dan
memintaku melakukan pindai CT. Hye Jung bertanya apakah sudah melakukan CT Scan, Dokter
Kang menjawab sudah dan hasilnya sudah keluar, Hye Jung melihat Ada
sedikit pendarahan, tapi tidak perlu dilakukan operasi, lalu menyuruh untuk mengembalikan pasien Gong ke
ruangan dan beri perawatan rutin. Dokter Kang mengerti.
“Oh Yah.... Aku dengar Dokter Jung
Yoon Do menyelamatkanmu.
Benarkah ?” kata Dokter Kang penasaran, Hye Jung
bertanya siapa yang bilang.
“Dokter Jung Yoon Do. Itu Bohong,
kan ? Sebagai
saksi di ruang IGD yang melihatmu memukul 16 orang gangster sendirian ...” kata Dokter Kang mulai bergosip
“Bagaimana dengan tesismu
?” tanya Hye Jung. Dokter Kang menjawab Masih
belum ada penelitian tambahan.
“Kau meneliti disini, tapi kau belum melakukan apa-apa
? Kalau
begini, apa kau bisa membuat 3 tesis dalam setahun ?” ucap Hye Jung menyindir, Dokter Kang hanya bisa
tertunduk dan meminta maaf.
“Kau hanya fokus pada hal tidak
penting makanya kau tak punya waktu ! Harusnya
lakukan penelitian !” tegas Hye Jung dengan mata
melotot lalu pergi, Dokter Kang hanya
bisa mengumpat Hye Jung si nenek sihir mengira kalau Hye Jung sudah
jinak.
Yoon Do baru saja akan menaiki tangga, melihat Hye Jung
buru-buru kabur dengan menutupi wajahnya dengan jas dokter. Hye Jung pun
mengejarnya dengan menuruni tangga lalu mencegatnya dilantai bawah. Yoon Do
berteriak kaget, Hye Jung bertanya kenapa Yoon Do tadi mencarinya, Yoon Do
mengatakan Sekarang tidak perlu lagi.
“Terima kasih.” Ucap Hye Jung, Yoon Do merasa Hye Jung seperti sedang
mengejeknya. Hye Jung pikir untuk apa mengejek seniornya.
“Emm, itu karena
sebagai laki-laki aku tidak berguna. Harusnya aku yang menedang pisau
saat itu dan Harusnya aku juga yang tertusuk
pisau. Ini Memalukan
sekali.”kata Yoon Do lalu beranjak pergi, Hye Jung pun kembali
mengejarnya.
Hye Jung sudah ada didepan Yoon Do , lalu memperlihatkan
jurus berkelahinya dengan meninju dua kali, lalu berputar dan menyikutnya. Yoon
Do terlihat kaget, Hye Jung memberitahu tadi itu adalah jurus satu,
dua, memutar dan menyikut. Dan memperlihatkan high
kick. Yoon Do menutup wajahnya ketakutan tapi berusaha untuk tak terlihat.
“Semua ini gerakan bela diri. Aku
perempuan, tapi ahli dalam bidangnya.
Apa kau takut
?” ucap Hye Jung, Yoon Do langsung melepaskan tanganya dan
bersikap biasa.
“Apa ini seharusnya menghiburku? Karena Kau perempuan tapi ahli, jadi laki-laki tidak perlu malu ?” kata Yoon Do
“Ya, sudah kukira kau pandai dan
cepat mengerti. Dan Satu lagi. Hari
ini aku menghibur dokter, karena ingin mengucapkan terima
kasih. Aku ucapkan Terima
kasih. Kalau bukan karena dokter hari
ini ...” ucap Hye Jung
Yoon Do langsung menahan Hye Jung bicara menurutnya tak
perlu membahasnya karena sangat memalukan. Hye Jung tersenyum lalu menyuruh
Yoon Do segera pulang karena harus tetap berjaga sampai Pasien Gong terbangun.
Yoon Do menatap Hye Jung yang berlari masuk dan memegang dadanya seperti
berdegup sangat kencang.
Jas Seo Woo dengan foto bersama ayah dan ibunya,
sementara Hye Jung menaruh foto dengan neneknya yang terlihat bahagia. Hye Jung
pun masuk ruangan dengan membaringkan tubuhnya disofa. Didepan ada buku tebal
tentang operasi, lalu membuka menemukan sebuah note dengan tertulis seperti
kode. Wajahnya terlihat tegang melihat note yang ada ditanganya.
Dokter Jin dan ayahnya bermain golf bersama, Tuan Jin
bertanya apakah anaknya ingin pergi menemui Anggota Kongres Nam
In Soo sama-sama. Dokter Jin pun kalau
ayahnya itu pasti lebih baik karena Sebenarnya, bisa kenal
mereka karena koneksi ayahny.
“Koneksi apa maksudmu ? Koneksiku adalah koneksimu juga. Lalu Bagaimana
kasus Doo Shik ?” ucap Tuan Jin
“Aku sedang menunggu waktu yang
tepat untuk mengungkapnya.” Ucap Dokter Jin, Tuan
Jin pikir sekarang mereka harus memprivatisasi rumah sakit
“Hukumnya sedang diajukan, Banyak yang menentangnya, tapi
sudah dilakukan.” Tegas Dokter Jin
Tuan Jin bertanya-tanya kapan rumah
sakit Gukil bisa menjadi Perusahaan Medis. Dokter Jin
dengan sangat yakin tidak lama lagi. Tapi Tuan Jin
pikir mungkin butuh waktu lama untuk dilaksanakan dan mungkin tidak sempat melihatnya,
tapi Seo Woo akan menikmatinya. Dokter Jin
mengeluh ayahnya tak perlu bicara seperti itu. Tuan Jin mengatakan Saat Doo Shik pergi, akan menyiapkan Seo Woo, setelah itu
pensiun.
Dokter Jin mengungkapnya sangat menyukai ayahnya, Tuan
Jin tertawa menurutnya tak perlu membahas hal seperti itu lalu keduanya kembali
memukul bola golf.
Nyonya Yoon membuka pintu menyambut suaminya yang
olahraga sejak pagi dengan ayah Karena mereka satu apartemen, keduanya sering bertemu. Dokter Jin hanya
diam saja dan masuk ke rumah. Nyonya Yoon mengeluh suaminya mengabaikan
lagi.
“Aku tahu kau sekarang orang
penting, tapi
kalau di rumah kau hanya suamiku.” Ucap
Nyonya Yoon ingin memukul kepala suaminya, Dokter Jin menyuruh istrinya untuk
tak bisa banmal padanya.
“Kalau punya suami sepertiku, jadi kau
harus punya kelas.” Tegas Dokter Jin sombong,
Nyonya Yoon mengeluh sejak kapan suaminya bersikap seperti itu. Seo Woo
melewati ibunya
“Yaa ! Cepat menikah.” Teriak ibunya pada sang anak. Seo Woo pun berjalan
masuk ke ruang makan. Ibunya pun mengikutinya dari belakang.
“Setelah kau menikah, aku akan
ceraikan ayahmu.” Ucap Nyonya Yoon, Seo pikir
kalau memang ibunya mau cerai lebih baik lakukan saja daripada menunggu.
“Putri satu-satunya tidak berbeda, Kau jadi mirip ayahmu. Kalian
berdua sama-sama tidak hangat !”omel Nyonya Yoon dengan
nada tinggi
“Berhenti protes. Aku
dan ayah sama-sama stres karena pekerjaan.” Kata Seo
Woo, Nyonya Yoon tak terima kalau ia harus selalu yang pengertian. Seo Woo pikir itu lebih
baik.
“Ibu dan ayah tidak serasi, Lagipula kalian akan bercerai. Senang-senang
saja membuang uang.” Kata Seo Woo
Nyonya Yoon mengeluh melihat anaknya yang berkomentar
seperti itu pada orang tuanya lalu pergi lebih dulu. Seo Woo pun mengejek ibunya
tak perlu marah sambil tersenyum mengejar ibunya.
Di meja makan
Nyonya Yoon menyuruh anaknya membawa Yoon
Do kemari lalu menikah. Seo Woo mengatakan kalau
berkencan saja belum. Nyonya Yoon melihat Yoon Do itu pandat tapi tak bisa
menjadi seorang laki-laki untuk anaknya. Seo Woo mengungkapkan tidak
suka lelaki gampangan menurutny semakin
sulit semakin berharga.
“Perempuan, lebih bahagia kalau
mereka menikahi lelaki yang cinta padanya.” Kata
Nyonya Yoon menasehati, Seo Woo bertanya apakah ibunya bahagia.
“Ibu bilang, ayah menikahimu
karena cinta sekali padamu.” Ucap Seo Woo,Dokter
Jin pun ikut duduk dimeja makan.
“Iya, benar juga. Aku
menikahi dia karena ayahmu mengikutiku
kemana-mana, tapi sekarang
malah berlagak hebat. Makanya binatang tidak boleh
terlalu dimanja.” sindir Nyonya Yoon pada
suaminya.
Dokter Jin yang duduk didepanya mendengar pembicaraan
kalau ia dianggap binatang, lalu
memberitahu anaknya kalau itu sebabnya tak suka ngobrol
dengan ibunya. Nyonya Yoon pun meminta maaf karena salah
bicara. Dokter Jin bertanya apa yang sedang mereka bicarakan,
lalu bertanya apakah Seo Woo mau menikah dengan Yoon Do.
Nyonya Yoon berkomentar anaknya dekat juga tidak, Dokter
Jin menyuruh untuk menyiapkan tanggal
pernikahan. Seo Woo menegaskan tidak
akan menikah tanpa cinta. Nyonya Yoon tahu anaknya itu mencinta
Yoon Doo. Seo Woo kesal sudah memberitahu ibunya kalau
Yoon Do itu tidak mencintainya. Dokter Jin menyuruh anaknya tak perlu menyuruh
Yoon Do tapi lebih baik lakukan saja. Seo Woo mengeluh ayahnya berkomentar
seperti itu.
“Kau bilang cinta? Itu
bukan masalah, karena utu akan
berjalan saat kalian tinggal bersama, kenapa
khawatir sekali ? Lelaki
tidak rumit lalu Yoon Do, Lakukan apapun agar bisa
mendapatkan dia. Begitu kau mendapatkannya, kau akan bosan padanya. Itulah cinta. Setelah di dapat, lalu dibuang.” Ucap Dokter Jin terkesan kejam
“Yah.... Nasihat yang bagus sekali. Orang
menikah, karena cinta dan ingin punya anak. Ada
banyak hal yang bisa membuat perempuan bahagia.”
Tegas Nyonya Yoon membela anknya.
“Serahkan kebahagiaan seperti itu
pada ibumu. Kau harus lihat lebih jauh. Jangan
lupa perkataan ayah.” Ucap Dokter Jin, Seo Woo
hanya diam saja.
Yoon Do baru saja keluar dari rumah menuruni tangga,
Dokter Jung keluar rumah dengan Ji Hong merasa lebih baik pindah kerumah
temanya saja. Ji Hong pikir Lelaki berusia 30 tahun tidak
seharusnya tinggal bersama dengan menatap sosok
pria yang dikenalnya sedan menuruni tangga. Dokter Jung melihat keponakanya
langsung menyapanya, Yoon Do ingin membalas lalu terdiam melihat sosok Ji Hong
yang kemarin memarahinya.
Akhirnya ia dengan cepat menyapa pamanya lalu menuruni
tangga, Dokter Jung binggung, Ji Hon tak menyangka Yoon Do adalah keponakan temanya dan menyakinkan kalau itu Keponakan
sungguhan. Dokter Jung mengeluh karena tak ada
yanga namanya keponakan palsu, menurutnya Yoon Do pasti
marah karena tidak nginap dirumahnya, karena
keponakanya itu Orang yang mudah ditebak.
“Bisa ditebak atau tidak, Yang
jelas dia sombong” kata Ji Hong langsung menuruni
tangga dengan cepat. Dokter Jung heran temanya bisa berbicara seperti itu.
Dokter Jung mengejar keponakannya sampai ke depan mobil
dengan memeluknya dari belakang merasa Yoon Do itu sangat menyukai pamanya.
Yoon Do buru-buru melepaskan dan merasa pamannya itu bau sekali, bertanya-tanya
berapa banya yang diminum semalam karena bau alkoholnya masih ada sampai pagi.
Dokter Jung mengoda Yoon Do itu bawel dengan menepuk pantatnya.
“Ji Hong, ayo naik mobilnya.” Teriak Dokter Jung pada temanya.
“Kenapa, kenapa, kenapa, kenapa
mobilku ? dimana mobil
paman ?” ucap Yoon Do gugup harus semobil dengan Ji Hong
“Mana bisa aku menyetir ?Aku minum banyak
semalam.” Kata Dokter Jung
“Ah tidak mau ... aku tidak suka
dokter itu.” Bisik Yoon Do
Dokter Jung pun langsung memberitahu Ji Hong kalau Yoon
Do tak suka padanya. Yoon Do mengeluh dengan tingkah pamannya, Dokter Jung
pikir kalau temanya tak menyukai Yoon Do lebih baik naik taksi saja. Ji Hong
pikir karena ada mobil mengapa harus naik taksi, karena Buang-buang
energi.
Yoon Do mengeluh apakah Ji Hong tak memiliki mobil, Ji
Hong mengatakan mobilnya masih menungggu dikirim
dari Amerika. Yoon Do menghela nafas panjang lalu
mengeluh Ji Hong bicara bahasa banmal. Ji Hong mengatakan Yoon Do itu adalah keponakan Dokter
Jung, dan ia adalah temanya, jadi keponakan Dokter Jung, keponakanya juga.
Dokter Jung pun setuju dengan itu, lalu keduanya buru-buru masuk mobil dan
duduk dikursi belakang. Yoon Do kebinggungan tak bisa melarangnya.
Akhirnya Dokter Jung tertidur dengan bersandar di pundak
Ji Hong, Yoon Do bertanya-tanya berapa banyak pamanya itu minum semalam, karena
melihat Ji Hong baik-baik saja tapi pamanya terlihat tak berdaya. Ji Hong pikir
apa masalahnya. Yoon Do merasa yang seperti ini tak benar, karena sekarang Ji
Hong jadi pamanya karena berteman dengan pamannya. Ji Hong pikir Benar
juga.
“Benar, kan ?Kalau begitu, lebih baik seperti sebelumnya saja. Sebelum
kita bertemu pamanku.” Ucap Yoon Doo
“Ah, aku mau tidur dulu, kau menyetir yang benar.” Kata Ji Hong tak berkomentar memilih untuk memejamkan
matanya sambil membuka jendela mobil.
“Lalu, soal kemarin, Aku sudah kelewatan.” Kata Ji Hong, Yoon Do bertanya dirinya akan terlihat
seperti apa. Ji Hong mengatakan Kembali
seperti normal. Yoon Do terlihat kebinggungan
sambil menyetir mobilnya.
Dokter Kim melihat pasien dengan menanyakan kondisinya,
Dokter Kang menjelaskan hasi CT Scan menunjukan kalau sudah semakin
mengecil, tapi masih ada pembengkakkan, jadi beri
100cc manitol 6 kali sehari. Dokter Kim
menanyakan rasa sakit. Dokter
Kang pun sudah mengunakan AAP.
“Kalau dia terlihat kesakitan, gunakan
NSAID atau morfin. Beritahu aku kalau ada perubahan.
Manitolnya juga bisa dikurangi.” Ucap Dokter Kim, Semua
dokter magang mencatat dalam agenda.
“Lalu Wali pasien dimana ?” tanya Dokter Kim, Dokter Kang pikir masih ada diluar.
“Kondisinya mental stupor (tidak
sadarkan diri). Katakan padanya agar tidak khawatir.” Ucap Dokter Kim, Dokter Kang pun mengerti.
Hye Jung sudah berdiri didepan ruangan dokter Hong dengan
membawa sebuah pot bunga, Yoon Do baru saja datang sempat menyapa dan ingin
masuk ruangan, tapi memilih untuk berbicara pada Hye Jung lebih dulu
memberitahu Prof Hong Ji Hong akan kemari setelah berkeliling.
“Kau tahu darimana ?” ucap Hye Jung, Yoon Do menjawab pokoknya ia tahu.
“Apa Kau menunggu tanpa memberitahunya
?” tanya Yoon Do, Hye Jung membenarkan.
Yoon Do pun mengerti Hye Jung itu memang hanya menunggu lalu bertanya bunga itu beli dimana. Hye Jung mengatakan
beli di toko bungan basement. Yoon Do bisa mengerti lalu ingin masuk, tapi
akhirnya kembali bertanya apakah Hye Jung tak memiliki pertanyaan untuknya. Hye
Jung balik bertanya apakah perlu, Yoon Do pikir biasanya orang akan seperti
itu.
“Karena aku banyak bertanya padamu
biasanya kau akan bertanya balik pada orang itu.”
Jelas Yoon Do, Hye Jung melonggo bingung kenapa harus memberikan pertanyaan.
Yoon Do ikut binggung tak mengerti alasannya lalu buru-buru masuk ruangan
seperti malu.
Dokter Kang bertemu dengan wali pasien memberitahu
keadaan pasien yang memiliki edema di otak Ada depresi otak, jadi mereka harus membukanya. Dokter Kim dan Dokter Ahn sedang lewat melihat keduanya
sedang berbicara.
“Karena kecelakaan mobil, garis
tengahnya jadi bergeser. Bahkan jika dia sadar, mungkin
kondisinya tidak seperti semula.” Jelas
Dokter Kang, Si wali binggung bertanya apa yang dimaksud dengan “edema”
“Ah, Edema adalah ...
pembengkakkan.” Kata Dokter Kang, Si wali mengerti
kalau otak pasien itu membengkak jadi harus selalu memperhatikan, Dokter Kang mengangguk membenarkan. Si wali pun bisa
mengerti lalu kembali masuk ruang rawat.
“Minta semuanya ke ruang
pertemuan.” Perintah Dokter Kim, Dokter Ahn pun
mengangguk mengerti.
Dokter Choi buru-buru merapihkan kemejanya bertanya ada
apa, karena mendadak Kepala Bagian memanggil rapat. Dokter Pi merasa dari Koneksi
Wi Fi miliknya bilang ini hal yang sangat buruk.
Dokter Choi pikir ini karena Pasien Gong itu terluka
?
“Kemanapun Dokter Yoo Hyejung
pergi pasti ada darah. Itu akan
mengikuti aku juga. Margaku adalah Pi ( Darah )” kata Dokter Pi, Dokter Choi pun setuju lalu keduanya
sama-sama berjalan cepat menuju ruangan pertemuan.
Dokter Kim sudah ada di dalam ruangan, Dokter Pi dan
Dokter Choi datang duduk dibagian depan. Dokter Kim bertanya apakah semua sudah
datang. Dokter Kang menjawab sudah semuanya. Dokter Kim memanggil Dokter Kang
untuk mengulangi apa yang kau jelaskan ke
keluarga pasien Lee Soo Jin tadi.
“Ya, karena ada edema dan depresi
otak ... kami
harus membelah kepalanya.” Kata Dokter Kang dengan
wajah tertunduk.
“Sudah....Cukup. Apa yang salah dari situ ? Dokter Pi Young Gook.” Tanya Dokter Kim.
“Aku tahu masalahnya, tapi tidak
bisa menjawab.” Jawab Dokter Pi
“Kalian ini benar-benar. Apa Kalian ingin membuat persatuan saling
melindungi seperti ini ?!” sindir Dokter Kim mengomel,
Semua hanya bisa tertunduk dengan menutup mulutnya.
“Berapa kali aku bilang ke kalian jangan
gunakan bahasa medis saat berbicara dengan pasien ?!!! Itu peraturan selama aku menjadi
Kepala Bagian Departemen Bedah Syaraf di RS Gukil. Itu yang aku ajarkan ke kalian ! Tapi, kalian malah menentangku ? Jangan gunakan kata yang hanya dimengerti
oleh kalian, jangan merasa lebih hebat dari pasien.” Tegas Dokter Kim merah, Dokter Kang pun hanya bisa
tertunduk meminta maaf
“Kalian semua dokter spesialis dan
Kalian semua sedang dalam masa pelatihan. Jangan
hanya belajar soal tehnik Belajar
juga mengatur pola pikir !” ucap Dokter Kim, semua
pun mengatakan mengerti.
Hye Jung masih menunggu. Ji Hong baru datang sempat kaget
tapi tersenyum sumringah karena Hye Jung ada didepan ruangan, lalu bertanya
sejak kapan menunggunya. Hye Jung mengaku sudah
lumayan lama. Ji Hon pikir kalau Hye Jung mengirimkan
pesan pasti akan segera datang lalu
mengajak masuk setelah membuka pintu ruangan.
“Tidak ada tempat duduk karena aku
belum merapikannya. Ini karena aku belum
resmi bekerja.” Ucap Ji Hong menendang kardus bekas
lalu bersandar di mejanya.
“Selamat, sudah bergabung dengan
RS Gukil.” Kata Hye Jung memberikan pot bunga. Ji
Hong menerimanya mengucapkan terimakasih dengan mengejek Hye Jung ternyata
paham dengan hal seperti ini juga.
“Apa arti bunga ini ? Apakah ini Murni, lugu atau
sejenisnya ?” tanya Ji Hong, Hye Jung tak tahu kalau
hanya melihat bunganya bagus jadi dibelinya, tak ada alasanya
“tak ada alasan dan hanya ingin saja."
adalah kataku. Kau jadi sering menggunakannya.” Komentar
Ji Hong
Hye Jung mengaku kalau bunga itu sebagai sogokan lalu mengeluarkan selembar kertas meminta Ji Hong
melakukan sesuatu untuknya. Ji Hong melihat lalu bertanya nomor apa itu, Hye Jung
memberitahu itu Nomor berkas nenek, ia tidak bisa melihat berkasnya
karena masih pegawai kontrak dan Ji Hong sudah
termasuk staf jadi bisa membukanya jadi
meminta agar tunjukan kemampuannya sebagai
pegawai tetap.
“Hmm, kenapa ingin melihat ini ?” tanya Ji Hong, Hye Jung hanya meminta agar Ji Hong
menemukanya dan mencetak untuknya, serta ingin tahu nama dari
dokter residen yang melakukan operasi.
“ Jadi ini sebabnya kau melepaskan posisi
stafmu di Rumah Sakit Daejon dan kemari ?” komentar
Ji Hong
“Aku pikir bisa melihat seluruh
berkas saat jadi pegawai disini. Tapi Kepala Rumah Sakit unik
juga,Sistem keamanan berkasnya sangat
hebat.” Kata Hye Jung
Ji Hong seperti mengerti lalu merobek kertas, meminta
agar melupakan saja, Hye Jung pikir mana mungkin bisa dilupakan, Ji Hong
sadar mungkin terkesan dingin, tapi menurutnya Hye Jung juga
seorang dokter bedah jadi Tidak
ada satupun dari mereka
yang bersih dari kesalahan medis. Hye Jung berpiir
bisa memahami Kepala Rumah Sakit setelah menjadi dokter. Tapi,
setelah jadi dokter ia malah
semakin tidak mengerti.
“Dia berpikir "Aku sudah melakukan
yang terbaik, aku memberimu uang Jadi,
jangan ganggu aku lagi." Apa ini yang seharusnya dikatakan
pada orang yang telah meninggal ? Nenekku
... Sampai
saat terakhir Ia masuk ruang bedah, dia sangat percaya pada
dokternya. Aku perlu tahu apa yang terjadi
di ruang operasi. Ji Hong bertanya apabila Hye
Jung sudah tahu lalu akan melakukan apa.
“Setelah tahu, aku akan
memutuskannya.” Ucap Hye Jung
“ Apa Kau tahu kalau masa batas
undang-undang untuk kasus ini 10 tahun ?” ucap Ji
Hong
“Kau bilang insiden tidak bisa
diubah, tapi hati bisa diubah. Bagaimana kau bisa menyobeknya
sekarang ?” kata Hye Jung marah
Ji Hong meminta maaf karena tidak
suka melihat Hye Jung seperti itu, dan mengingatkan
sekarang murdinya itu juga dokter sekarang dan orang tahu kalau Hye Jung sangat berbakat, jadi bisakah hidup normal dan
menikmati hidup. Hye Jung dengan mata
berkaca-kaca menegaskan tidak punya kemewahan hidup
sebagai orang normal, lalu berpikir lebih baik
lupakan saja kalau memang Ji Hong tidak mau melakukannya, karena ia akan meminta staf lain lalu keluar ruangan
Hye Jung melamun ditaman dan terlihat sedikit frustasi,
Yoon Do datang dan langsudng di duduk disampinganya, menatapnya lalu bertanya
apakah Hye Jung menangis. Hye Jung kaget karena Yoon Do sudah ada didekatnya,
mengaku kalau dirinya kurang sensitive Tapi, ternyata dokter begitu juga menurutnya jika Yoon Do melihatnya harusnya
pura-pura tidak melihat dan meninggalkanya.
“Jadi kau tidak menangis. Tapi
kenapa terlihat begitu ?Polisi ingin meminta pernyataan kita. Kita
diminta datang, berdua.” Ucap Yoon Do
“Dokter Hong Ji Hong sudah
memberikan pernyataan. Dia selalu bergerak cepat.” Kata Yoon Do sambil berdiri lalu mengajaknya pergi. Hye
Jung pun akhirnya ikut berdiri.
Ji Hong terdiam menatap kertas yang sudah di solasinya,
lalu mengecek di komputer nomor berkas nenek Kang yang diberikan Hye Jung, tapi
hasilnya [TIDAK
MEMILIKI AKSES BERKAS ] setelah beberapa kali tetap
hasilnya sama, ternyata ia sebagai pegawai tetap tak bisa dengan mudah melihat
berkas.
Seo Woo bertemu dengan Dokter Pi membahas Hye Jung pasti
membuat masalah lagi. Dokter Pi memberitahu Bukan Hye Jung yang
bikin masalah Tapi Hye Jung sebagai korban karena Kalau bukan karena Dokter Hye Jung, Maka pasien Gong bisa
saja mati. Seo Woo terdiam melihat Yoon Do dan Hye
Jung masuk bersamaan, lalu berpisah.
“Kenapa kalian bersama ?” tanya Seo Woo terkesan cemburu, Yoon Do menjawab mereka
dari kantor polisi memberi pernyataan sambil melihat berkas pasien
“Sunbae pasti kesal, terseret
dalam hal ini. Kalau kau ada di dekatnya, hal buruk pasti terjadi padamu. Dia
harus pergi seperti keinginanmu” ucap Seo Woo dingin
“Sekarang aku tidak mau lagi. Dokter
Yoo, orang baik. Setelah aku mengenalnya.” Ungkap Yoon Do
“Kau tahu apa soal dirinya ?” tanya Seo Woo sinis, Yoon Do tidak
tahu harus bilang apa kalau Seo Woo
bertanya begitu.
“Perasaan aneh apa ini ? Apa Kau
suka padanya ?” kata Seo Woo
“Apa alasan sebenarnya dari
permusuhan yang kau miliki pada Dokter Yoo?” tanya Yoon
Do penasaran
Seo Woo pikir pernah cerita, kalau itu adalah traumanya dan semua itu karena Hye Jung, lalu bercerita Hye
Jung itu saat SMA suka berkelahi bahkan tidak
lulus karena dikeluarkan dan mengungkapkan alasan
bercerita kalau perhatian padanya. Yoon Do pikir tak butuh perhatian itu karena
sudah mendengar langsung dari Hye Jung.
“Ini membuatku jadi ragu. Apakah
dulu kau memang korban dokter Yoo ? Tapi Dari penilaianku,
sepertinya tidak.” Komentar Yoon Do lalu
melangkah pergi.
“Menurutku, pasti terjadi sesuatu
di ruangan Pasien Gong
semalam. Dia pasti melakukan sesuatu
padanya. Kalau disimpulkan, Dokter Yoo Hye Jung menyelamatkan
Dokter Jung. Dia nyaris saja terbunuh.” Bisik Dokter
Pi, Seo Woo hanya bisa menghela nafas lalu pergi
Yoon Do menemui pasien bibi kedai bertanya binatang apa
yang disukainya, Bibi mengatakan suka Anjing karena setia. Yoon Do pun menyuruh Dokter Kang agar
segera memindahkanya. Dokter Kang pun mengerti. Seo Woo datang berkunjung
menyapa si bibi dengan senyuman sumringah.
“Nona dokter datang.” Ucap si bibi, Seo Woo menanyakan keadaanya. Si Bibi
mengucapakan terimakasih kerena Seo Woo selalu
datang.
“Aku ada disana saat anda pingsan, jadi aku merasa bertanggung jawab.” Ucap Seo Woo
“Kau kemari karena ingin bicara
dengan dokterku, dan aku cuma
tameng.” Komentar bibi melirik pada Yoon Do
“Aku tidak bisa membohongi ahjuma.Sekarang
giliranku bicara pada sunbae.” Kata Seo Woo, Yoon Do
binggung.
Seo Woo bertanya Sebenarnya
apa yang dipikirkan Yoon Do tentang dirinya dan bertanya Dimana
buktinya kalau ia bukan
korban saat itu. Yoon Do mengajak Seo Woo
untuk bicara diluar saja. Seo Woo pikir lebih baik bicara diruangan saja karena
si bibi juga tak masalah mendengarnya karena ia juga sudah
dianggap konyol olehnya. Bibi pun setuju.
“Apa Kau tidak tahu kesalahanmu padaku
?” ucap Seo Woo menyindir, Yoon Do langsung mengatakan
maaf dan merasa Seo Woo sudah puas mendengarnya.
“Kau bilang Puas ? Cepat tarik omongan itu.” Ucap Seo Woo
“Benar, bukan permintaan maaf
kalau pakai kata "puas?" dibelakangnya.”kata
si bibi
“Augh, kalian cocok sekali. Sekarang Aku
tarik kata "puas?"” ucap Yoon Do lalu
sedikit berbisik kalau Seo Woo itu pasti puas mendengarnya lalu meninggalkan
ruangan.
“Hanya karena aku suka sunbae, bukan
berarti kau bisa mengontrolku. Aku yang mengontrol !” teriak Seo Woo
“Aku suka padamu dokter, Dari awal harusnya aku hidup
seperti itu.” Ungkap si bibi, Seo Woo mengoda kalau
si bibi pasti mudah emosi juga.
“Apa aku bisa minta tolong, Aku
meminta putraku memanggil perempuan itu. Tapi dia tidak mau dengar.” Kata Si bibi
Ji Hong masuk ruangan menemui ayahnya, Dokter Kim
mengeluh dari mana saja Ji Hong yang baru datang. Tuan Hong mengetahui anaknya
yang masih cuti dan mengomel
kalau Dokter Kim itu sudah memperbudak anaknya. Dokter Kim menyangkal kaalu
bukan ia yang meminta Ji Hong untuk datang.
“Ji Hong sendiri yang datang
terus.” Kata Dokter Kim, Ji Hong mengejek kalau Ji Hong yang
memintanya.
“Iya, benar.... Istirahat saja minggu ini.” Ucap Dokter Kim dongkol
“Yaa, baguslah ! Kita memancing saja kalau begitu.” Ajak Tuan Hong, Ji Hong mengeluh tidak
suka memancing.
Tuan Hong yakin apabila anaknya mencoba maka pasti suka. Ji Hong mengatakan sudah 10 tahun mencoba tapi tetap
saja tak menyukainya. Tuan Hong menjamin Dalam
setahun, pasti menyukainya. Ji Hong tertawa
menjerit kalau ia tidak suka sama sekali.
Soon Hee masuk ke rumah sakit memberikan selembaran
memberitu kalau restoran baru saja buka. Ia membagi brosur saat melihat orang
yang lalu lalang dan meminta agar segera mampir bahkan memberikan Diskon
20% untuk pegawai RS Gukil.
Tiba-tiba ia menabrak seorang bibi sampai semua brosurnya
jatuh, si bibi memegang pundaknya mengomel kalau Soon Hee harus jalan
berhati-hati, Soon Hee ingin mengomel tapi melihat si bibi terlihat sakit di
bagian wajahnya memilih untuk meminta maaf dan membereskan brosur yang
terjatuh. Seorang wanita muda memanggil ibunya, mengajaknya untuk pergi karena Bisa
masuk lebih cepat kalau datang ebih
cepat.
“Kau bisa jadi dokter kalau
nilaimu lebih bagus sedikit.” Ucap si ibu dengan
nada menyindir saat anaknya ingin membantu Soon Hee.
“Ibu, sekarang sudah telat bicara
begitu. Ini tahun ketigaku.” Kata anaknya.
“Aku bicara begitu karena sayang
sekali.” Ungkap ibunya, sang anak mengatakan nilainya itu hanya
bisa buat jadi guru, bukan dokter jadi
meminta agar Berhenti bermimpi
karena butuh nilai tinggi.
Soon Hee mengedumel mendengarnya, setelah selesai
membereskan brosurnya. Si ibu mulai memuji anaknya rendah
hati sekali lalu mengajak pergi. Soon Hee tiba-tiba
melihat sosok orang yang dikenalnya, dengan berteriak bangga memanggil teman
dokternya Hye Jung sambil melambaikna tangan. Hye Jung terlihat malu menyuruh
Soon Hee tak perlu berteriak.
Akhirnya Soon Hee sadar mencari-cari kemana ibu yang tadi
menyindirnya. Hye Jung bertanya siapa yang dicari temanya. Soon Hee menceritakan
ada seorang bibi yang pamer anaknya sebagai guru, lalu berteriak kalau temanya
itu dokter. Dengan kesal akan memberikan pukulan kalau tak melihat si bibi itu
sakit.
Hye Jung memuji temanya yang sekarang suka bisa membuka
restoran sendiri. Soon Hee pun senang dengan mengelus wajah Hye Jung dengan
hanya melihatnya membuatnya jadi kuat dan penuh semangat, lalu memberikan tas
karena tahu temanya tak pulang semalam. Hye Jung memeluk temanya dan
mengucapkan terimakasih. Keduanya pun langsung high five dan memberikan
semangat.
bersambung ke part 2
semangat mbak, lanjut teruss
BalasHapus