Hye Jung memuji Soo Chul semakin keren dan melihat sudah
tumbuh jenggot dengan mengejeknya mirip Wolverine. Dua pria yang menyukai Hye Jung menatap iri karena
tangan Hye Jung memegang dagu si pria. Ji Hong benar-benar terbakar cemburu
melihatnya.
“Saat pria
dan wanita jatuh cinta, hal yang paling membuatku iri adalah saat lelaki
bertemu seseorang yang dapat membuatnya bersikap kekanakan.” Gumam Ji Hong
Akhirnya Ji Hong masuk ruangan sambil bertepuk tangan
menyakinkan dirinya kalau semua akan baik-baik saja karena mereka berdua hanya
teman. Ia mengeluarkan sebuah boneka dari laci dan menaruh diatas meja, dan
langsung melemparnya. Setelah itu melampiaskan amarahnya dengan menendang kotak
berkas dirak paling bawah lalu berteriak keras
“Sikap kekanakan
antara lelaki dan perempuan adalah sehat. Hal itu merupakan
hadiah terbaik yang bisa kuperlihatkan pada seseorang.”
Ji Hong tersenyum-senyum sendiri saat naik mobil lalu
menelp Hye Jung.
“Kau kedengaran senang” komentar Ji Hong, Hye Jung mengatakan mau kerumah sakit
dengan temanya.
“Apakah Soon Hee?” tanya Ji Hong, Hye Jung mengatakan bukan tapi dengan Soo
Chul, teman jaman aku memberontak.
“Yaa, jangan main lagi dengannya.” Kata Ji Hong melarang dengan nada cemburu.
“Eey, kau tidak bisa melarangku
main dengan teman lama.” Ucap Hye Jung
Saat itu Soo Chul berada disamping Hye Jung, tatapan Hye
Jung mengarah pada Soo Chul dengan senyumanya. Soo Chul sempat memberikan
hormat lalu mengemudikan mobilnya lebih cepat. Hye Jung tersenyum bahagia
bertemu dengan teman lamanya.
Ji Hong terlihat kesal lalu bertanya apakah Hye Jung itu
suka sekali padanya. Soo Chul melewati persimpangan lebih dulu tak melihat
mobil yang lewat dari arah samping akhirnya bertabrakan, tubuhnya melayang. Hye
Jung sedang mengemudi berteriak melihat kecelakaan Soo Chul didepan matanya.
Tubuh Soo Chul sempat terpelanting sampai akhirnya jatuh ke aspal.
Ji Hong yang mendengarnya teriakan Hye Jung bertanya apa
yang terjadi dengan nada panik lalu mengambil jalur cepat bertanya keberadanya
sekarang. Hye Jung terlihat masih shock akhirnya keluar dari mobil sambil
berlari meminta agar yang lain menelp ambulance, dengan tangan yang bergetar
membuka penutup wajah di helm.
Soo Chul terlihat masih setengah sadar, Hye Jung bertanya
apakah Soo Chul masih bisa mengenalinya, Soo Chul hanya tersenyum seperti
jawaban masih bisa mengenalinya. Hye Jung meminta agar Soo Chul jangan
mengerakan kepalanya lalu bertanya apakah kaki dan tanganya bisa digerakan. Soo
Chul mengatakan tak bisa karena sudah tidak ada tenaga.
Hye Jung mulai menangis dan bertanya apakah Soo Chul bisa
mengerak jarinya. Soo Chul bisa mengerakan sedikit jarinya. Hye Jung menjerit
histeris berharap tak terjadi sesuatu yang buruk lalu melepaskan sarung tangan
lalu memegang tanganya erat.
Ji Hong datang dengan mobilnya melihat Hye Jung sudah ada
tengah jalan bertanya apa yang terjadi. Hye Jung sambil menangis mengatakan tulang
lehernya cedera dan Sepertinya syarafnya belum rusak
parah. Ji Hong bertanya dengan ambulance, Hye Jung memberitahu
sudah ada yang memanggilnya. Ji Hong berkomentar itu bagus.
“Aku hanya memegang tangannya.” Kata Hye Jung, Ji Hong pun berkata itu sudah bagus.
“Kau seorang dokter, coba kendalikan dirimu. Temanmu
akan dalam bahaya kalau kau bersikap begitu,
Hye Jung. “ ucap Ji Hong melihat Hye Jung terlihat menangis
sesunggukan. Hye Jung mencoba mengatur nafas dan menghapus air matanya.
Ambulance datang, Ji Hong memberitahu mereka harus
memindahkannya dengan hati-hati jadi meminta petugas
untuk mengambilkan penopang leher. Lalu bertanya apakah Hye
Jung bisa membantunya. Hye Jung melepaskan helm perlahan, Ji Hong berpesan agar
berHati-hati, kesalahan kecil bisa memperburuk kondisinya, memintanya agar
perlahan-lahan.
Hye
Jung bisa bernafas lega, Ji Hong meminta Hye Jung menahan lehernya. Hye Jung
menangis tak tega melihat keadaan temanya yang terluka parah. Ji Hong
memasangkan alat penopang dagu setelah itu menyuruh Hye Jung meletakan
kepalanya perlahan.
Soo
Chul terlihat mengeluarkan darah dari mulutnya, Hye Jung melihat Soo Chul sudah
tak bernafas. Ji Hong meminta dibawakan stetoskop, memeriksa bagian perut lalu
saat membukanya menemukan luka dibagian dada sebelah kiri. Hye Jung kembali
menangis. Ji Hong menegaskan mereka harus segera membawa ke rumah sakit, Kalau
dalam 30 menit belum stabil maka bisa bahaya dan meminta untuk membawa tempat
tidur dorong.
Mobil
ambulance berjalan dengan cepat, Ji Hong berada disebelah Soo Chul memasang
alat bantu oksigen, Hye Jung terlihat masih shock berjalan dibelakangnya. Ji
Hong memberitahu pasien Kecelakaan motor dan meminta agar segera membawanya ke
IGD.
Di
ruangan, Ji Hong melihat bagian dalam Soo Chul dengan USG, Hye Jung melihat Rusuknya
patah dan Pasti menekan paru-parunya. Ji
Hong melihat Diafragmanya mungkin terdapat cairan juga. Hye Jung panik karena ada darah dalam
paru-parunya.
“Berikan
French Tube Chest 28.” Kata Ji Hong, Soo Chul terlihat kesusahan bernafas.
Ji
Hong mulai memberikan tanda dengan mengoleskan betadine, dan mulai merobeknya,
Hye Jung tak bisa melihatnya. Soo Chul seperti merasakan kesakitan dan
bergerak-gerak. Ji Hong menyuruh Hye Jung untuk menahan pasiennya. Hye Jung
menghapus air matanya dan berusaha menahan Soo Chul agar tak bergerak. Ji Hong
meminta agar diberikan tube setelah darah segar keluar.
Ia
langsung memasang selang, Hye Jung kembali menutup mata karena temanya sendiri
yang merasa kesakitan. Ji Hong selesai memasang dan menyambungkan dengan
tabung, darah pun bisa dikeluarkan, tekanan darah pun stabil. Ia memberitahu
pertolongan pertama telah selesai jadi Hye Jung harus melakukan CT Scan. Hye
Jung bisa bernafas lega dan mengangguk mengerti.
Assiten
Dokter Jung berjalan melalui lorong memberitahu pasien Lelaki 31 tahun,
Kecelakaan sepeda motor. Tekanan darahnya 120, tapi sudah mendapatkan chest
tube, sekarang di posisi 92. Serta CT scan menunjukan ada pendarahan limpa,
sehingga harus dilakukan operasi.
Dokter
Jung menanyakan Pendarahannya.
Assitennya menjawab Tingkat 2, tapi mereka sudah berikan obat. Dokter Jung meminta agar menyiapkan ruang
operasi. Assitenya merasa kemungkinan pasien bisa menderita kelumpuhan karena retak pada
tulang belakang jadi Tim bedah syaraf sedang mengoperasinya lebih dulu. Dokter Jung
bertanya apakah itu Ji Hong, assitennya membenarkan.
Dokter
Pi memperlihatkan hasil CT Scan, Ji Hong minta agar mengmbil MRI tulang
belakang dan panggil ahli anestesi segera lalu Hubungi Bedah umum dan minta
mereka bersiap sesudah mereka. Dokter Jung masuk ruangan, mengatakan tak perlu
karena sudah datang. Ji Hong langsung menyuruh Dokter Jung melihat layar CT
Scan.
“Pendarahannya
tidak terlalu buruk. Tapi bisa jadi
buruk sementara kalian membedahnya. Dia
bisa mengalami shock. Aku ingin kalian
bekerja cepat dan Lakukan dengan cepat.” Ucap Dokter Jung lalu keluar ruangan,
Dokter Pi juga ikut keluar akan menyiapkan ruang operasi. Ji Hong meminta agar
segera melakukanya.
Ji
Hong menatap Hye Jung terlihat masih shock lalu memberikan pilihan yang mau
ikut operasi atau tidak, menurutnya Hye
Jung sudah cukup baik sejauh ini jadi Tidak perlu melakukannya.
“Kalau
kau ikut dan ada masalah, pasti berat
buatmu.” Ucap Ji Hong
“Apa Kalau masuk dan berjalan lancar, aku akan
lebih kuat ?” kata Hye Jung tak yakin
“Berhenti
ingin selalu kuat.” Nasehat Ji Hong
“Kalau
tidak kuat bagaimana aku melalui hidup ini ?” ucap Hye Jung tak bisa terima
“Menjadi
lemah bukan hal buruk jadi Tak apa menjadi lemah.” Ucap Ji Hong, Hye Jung pun
memutuskan tidak ingin masuk. Ji Hong pun bisa mengerti keputusan Hye Jung lalu
keluar ruangan.
Hye
Jung menemui Soo Chul yang sudah sadar memberitahu Dokter Hong akan
membedahnya, jadi kalau Soo Chul dioperasi maka bisa
naik sepeda motor lagi. Soo Chul menolak tidak mau dokter lain.
“Dokter
Hong adalah dokter hebat.” Kata Hye Jung menyakinkan.
“Aku
takut. Tapi, kalau kau yang lakukan, aku
tidak takut. Kau yang aku kenal, selalu
bisa melakukan apapun. Kau akan
melakukannya, kan ?” kata Soo Chul memohon, Hye Jung terlihat binggung
“Dokter,
ruang operasinya sudah siap, Mereka ingin anda membawa pasiennya.” Kata Dokter
Choi masuk ruang IGD. Hye Jung mengangguk.
Dokter
Choi keluar ruangan, Hye Jung memegang tangan Soo Chul memutuskan akan
melakukanya. Soo Chul tersenyum mendengarnya.
Hye
Jung pergi ke loker menganti pakaian operasi dan juga sepatunya, Ji Hong juga
menganti jasnya dengan baju operasi yang digantung dalam lokernya. Ia duduk
melemaskan jari-jarinya sebelum melakukan operasi, tak lupa membawa penutup
kepalanya.
Di
depan wastefel, Ji Hong mencuci tanganya. Hye Jung datang memberitahu akan ikut
dalam ruang operasi. Ji Hong pun setuju dengan melirik Hye Jung dengan
senyuman. Wajah Hye Jung terlihat tegang saat mencuci tangan.
Dokter
Kim menonton video operasi, ketukan pintu terdengar. Dokter Jin masuk ruangan,
Dokter Kim bertanya alasan Dokter Jin datang keruanganya. Dokter Jin meyindir
Dokter Kim yang mengabaikan telponnya , makanya datang keruangan. Dokter Kim
melihat ponselnya memberitahu sedang
melihat operasi terbaru dan baru berencana menelponnya.
“Apa
Kau tahu kalau Ketua Hong memberikan Konfrensi Pers hari ini ?” tanya Dokter
Jin sinis
“Tidak
tahu, Ia tidak selalu melaporkan segalanya padaku.” Kata Dokter Kim
“Ia
membuat masalah pada rumah sakit karena skandal saham. Harusnya dia diam saja. Apa Kau tahu aku cemas sekali karena itu ?”
ucap Dokter Jin
“Direktur,
kau tidak perlu bersikap palsu diantara kita. Kau dan aku sudah lama bertarung. Jadi Kita saling hormat saja.” Ucap Dokter Kim
tak ingin Dokter Jin bermuka dua didepanya.
“Kalau
begitu, mau aku jujur ? Berhenti berada di tempat yang bukan tempatmu. Aku pemilik rumah sakit ini, dan kau hanyalah pegawai. Selama penghasilanmu
bagus, buat apa kau perduli siapa pemilik tempat ini ?.” Tegas Dokter Jin
merendah Dokter Kim
“Ini
sebabnya aku tidak suka padamu. Apa kau
tidak punya martabat ? Kenapa kau harus kasar dan tidak bijak begitu ?” kata
Dokter Kim marah
Dokter
Jin menyuruh Dokter Kim mencari matrabatnya saja, menurutnya Begitu Ketua Hong pergi, maka Dokter Kim tidak akan punya koneksi lagi
sementara Ia lahir dengan sendok emas. Dokter Kim menarik nafas panjang, Dokter
Jin pikir Ketua Hong bisa saja bicara
semaunya di konfrensi pers dan hanya perlu melakukannya untuk melihat sampai
dimana batasnya lalu keluar ruangan.
Di
lobby rumah sakit,
“Bukankah
saham Medical Care dasarnya dimiliki oleh Rumah Sakit Gokil?” ucap wartawan
“Saham
Medical Care adalah saham pribadiku. Tidak
ada hubungan apapun dengan rumah sakit. Namun,
aku mohon maaf karena telah menodai citra rumah sakit.” Ucap Tuan Hong
“Apa
benar rumah sakit bertujuan mengubah asetnya menjadi perusahaan privat ? Menurut
seseorang, anda akan memberikan saham itu pada rumah sakit sebagai bentuk
donasi.” Kata wartawan
“Sebenarnya
siapa yang mengatakan itu ? Apakah aku, Hong Doo Shik, dapat melakukan tindakan
tercela itu ? Kalian semua wartawan. Kenapa
kalian bisa mengatakan omong kosong begitu ?!” ucap Tuan Hong marah lalu
memilih untuk pergi. Semua wartawan berlari mengejarnya, seorang pria melihat
dari atas.
Tuan
Hong melirik sinis saat melihat Tuan Jin ada diruangan, Tuan Jin menyindirApa
yang akan berubah dengan melakukan konfrensi pers menurutnya orang hanya
percaya yang ingin mereka percaya. Tuan Hong yakin ada orang dibalik ini.
“Aku,
Hong Doo Shik tidak akan melarikan diri karena ini. Aku akan ungkap kebenarannya dan akan
bersihkan seluruh jajaran direksi.” Ucap Tuan Hong geram
“Doo
Shik, kenapa semuanya ikut kemauanmu ? Bukankah harusnya kau berdiskusi dulu
denganku ? Apa Kau ingin mengubah direksi tanpa tanya padaku ?” kata Tuan Jin
terlihat sinis
“Bukankah
kau dan aku satu jalan ? Saat ini aku sedang diberi tuduhan palsu, apa kau tak masalah ? Jika ini terjadi padamu,
maka aku akan cari semua pelakunya.” Ucap Tuan Hong marah
“Makanya,
biarkan aku atasi ini dan kau istirahat.
terlalu banyak perfeksionis. Kau ingin melakukan segalanya sendirian.”
Ucap Tuan Jin membuat tenang.
“Mengenai
Myung Hoon ... Apa ia masih belum menyerah soal Pusat Kesehatan Manula ? Pusat
kesehatan manula.” Kata Tuan Hong
Tuan
Jin heran kenapa Tuan Hong itu mendadak membahas. Tuan Hong yakin, Orang yang
ingin menyulitkannya saat ini adalah
Myung Hoon. Tuan Jin membela Myung
Hoon-ku, tidak akan melakukan hal seperti itu, anaknya datang karena ingin
mengembangkan rumah sakit.
Tuan
Jin bertemu anaknya dilorong, lalu meminta semua sekertaris meninggalkan
mereka. Ia memperingatakan anaknya agar Jangan remehkan Doo Shik karena
berpikir Tuan Hong akan mundur begitu namanya dinodai tapi ternyata tidak.
“Kalau
begitu harus ada pertumpahan darah.” Ucap Dokter Jin, Tuan Jin pikir Sepertinya
harus seperti itu.
Pasien
Lee Ga Jin, dengan perban di kepala setelah operasi, wajahnya terlihat sudah
seperti semua. Yoon Do bertanya apakah sudah merasa baikan, Nyonya Lee
menganguk. Yoon Do memberitahu mereka bisa keluar dari rumah sakit besok. Tuan
Yoo mengucapkan terimakasih.
“Anda
bisa temui aku hari Rabu 2 minggu lagi. Ini bisa kambuh lagi. Jadi jangan lewatkan pertemuan dan pastikan
datang untuk tes.” Kata Yoon Do lalu pamit pergi. Dokter Kang yang ada
disampingnya pun ikut keluar ruangan. Nyonya Lee tersenyum bahagia wajahnya
kembali seperti semula.
Tuan
Yoo memanggil Yoon Do, dengan membawakan tas berisi makanan sebagai ucapan
terima kasih. Yoon Do terlihat tak enak hati, Tuan Yoo merasa bukan sesuatu
yang besar hanya memberikan mereka adalah rekan kerja Hye Jung dan belum sempat
melakukan apapun, jadi merasa berhutang budi.
Yoon
Do akhirnya menyuruh dokter Kang menerima pemberian dari Tuan Yoo, Dokter Kang
menerimanya dan mengucapkan terimakasih. Tuan Yoo lalu bertanya keberadaan Hye
Jung sekarang.
Hye
Jung sedang ada dirumah sakit memberitahu Bisa terjadi pendarahan karena shock
jadi meminta agar memperhatikan kondisi vitalnya. Ia meminta Skapel dengan menarik nafas panjang
mulai membedahnya, setelah itu meminta Septum elevator.
Ji
Hong masuk ruangan meminta dipasangkan jubah, dua orang perawat membantu
memasang jubah dan sarung tangan. Hye Jung melihat Ji Hong sudah siap
mengatakan akan menganti posisi. Ji Hong menganti tempat Hye Jung meminta agar
menaikan tempat tidurnya. Soo Chul yang terlihat tertelungkup sedikit naik.
Setelah
itu Ji Hong meminta agar menghisap darahnya, tiba-tiba darah keluar muncrat ke
arah Ji Hong dan Hye Jung. Ji Hong lalu meminta tambahan darah dan menghisapnya.
Hye Jung sedikit panik melihat tekanan darah menurun. Ji Hong meminta agar
membawa darah tambahan lagi, Suasana tegang terjadi di ruang operasi. Ji Hong
berusaha untuk tetap tenang.
Dokter
Choi tertidur di meja dengan beralaskan buku, tiba-tiba rambutnya ditarik dan
menjerit kesakitan. Dokter Kang membangunkan juniornya dan bertanya Siapa yang
ijinkan tidur dan hanya penasaran. Siapa orangnya dengan nada sinis.
“Aku
belum sempat tidur sama sekali.” Ucap Dokter Choi
“Anak
tahun pertama tidak boleh tidur. Aku
saja pernah tidak tidur seminggu, Selalu yang tidak bisa kerja adalah
orang paling banyak alasan.” Ejek Dokter
Kang, Dokter Ahn membela juniornya itu bukannya tidak bisa kerja.
“Lihat
orang ini, tak bisa dikasih tahu sekali ! Kenapa menyela ?! Sedang apa kau ? Waktumu
pasti banyak, Joong Dae, Joong Dae, Ahn
Joong Dae !” kata Dokter Kang mengejek
“Aku
punya sesuatu untukmu. Aku menscan buku
untukmu Dari buku milikku. Katanya anda
tidak punya uang untuk beli.” Kata Dokter Ahn bisa menjilat dengan memberikan
USBnya. Dokter Kang tersenyum lalu mengucapakan terimakasih.
“Hyung,
apa kau bisa kasih aku juga ?” ucap Dokter Choi merengek dengan bersandar di
pundaknya, Dokter Ahn tersenyum mengatakan tak bisa. Dokter Choi mengumpat
seniornya itu kejam
“Pesta
tahun pertama sebentar lagi. Kepala Bagian pasti akan memberikannya untukmu.
Jangan khawatir.” Ucap Dokter Ahn, Dokter Choi binggung kenapa Dokter Kang tak
memiliki buku itu karena seharusnya dapat dari Kepala Bagian juga
“Waktu
itu dia berikan hal lain.”kata Dokter Kang lalu membawakan makanan keatas meja
agar juniornya bisa memakainya. Dokter Ahn bertanya apa itu.
“Ayah
dokter Yoo memberikan ini untuk dimakan.” Kata Dokter Kang
Dokter
Pi datang dengan wajah sumringah bertanya apa lagi yang dibawanya, Dokter Kang
mengejek Dokter Pi itu hebat sekali mencium bau makanan lalu bertanya apakah
tidak melakukan operasi. Dokter Pi tadinya akan melakukanya, tapi Dokter Hye Jung
menjadi asisten jadi ia tidak diperlukan.
“Tidak perlu bagaimana ? Melihat operasi adalah pekerjaan. Itu sebabnya kau selalu di posisi akhir. Apa Kau senang jadi tua dan dibelakang anak lebih muda ?” ucap Dokter Kang
mengejek, Dokter Pi dengan bangga mengatakan “sangat suka”
Dokter
Kang menjerit tak percaya, Dokter Choi dan Dokter Ahn hanya bisa menahan tawa.
Dokter Pi bertanya apakah makanan itu bisa dimakan, Dokter Kang benar-benar tak
percaya melihat Dokter Pi malah mementingkan makanan. Dokter Pi pikir mereka taruh saja di kulkas lalu dimakan saat
lapar karena semua adalah sup, selain itu itu sisanya juga taruh saja di
kulkas. Dokter Choi setuju
“Ah,
aku pernah ke restoran Sup nasi Nenek, Rasanya enak sekali. Kang Soo, harusnya taruh juga di blogmu. Dokter Yoo pasti suka kalau kau mengiklankan restorannya.” Ucap
Dokter Pi, Dokter Choi tersenyum lebar.
“Begitu
kau lakukan, maka kau akan dihabisi dokter Yoo. Hubungan mereka tidak biasa”
kata Dokter Kang yakin, Dokter Ahn tahu itu ayah kandungnya.
“Kenapa
kita malah membuang waktu membahas soal
kehidupan Dokter Yoo ! Kembali kerja !” teriak Dokter Kang marah
“Kau
duluan yang mengungkitnya.” Keluh Dokter Choi sambil memukul manja seniornya mengatakan
sangat membencinya lalu kabur.
Dokter
Kang berteriak memarahi pada Dokter Ahn yang tak berkerja. Dokter Ahn mengingatkan
sudah menscan buku miliknya, Dokter Kang bisa mengerti dan mengucapkan
terimakasih dengan gaya militer. Dokter Pi juga ikut mengatakan akan menaruh
semua sup pada dikulkas. Dokter Kang mengeluh kalau juniornya itu membuat ingin
marah.
“Apa
yang akan terjadi seandainya kau meledak benaran ?” ucap Dokter Pi
bertanya-tanya
“Ini
yang akan terjadi.” Kata Dokter Kang ingin memukulnya, dua tangan Dokter Pi
bisa menahanya sampai akhirnya mengikuti gaya manja Dokter Choi mengatakan
sangat membencinya lalu kabur.
Yoon
Do keluar dari ruangan operasi, Seo Woo sudah menunggunya memberitahu Ayah dan kakek
ingin makan malam dengan seniornya. Yoon Do memberitahu Pesta penyambutan hari
ini. Seo Woo pikir mereka bisa menyusul nanti karena Ini permintaan orang tua.
“Apa
aku harus bilang Iya pada semua kata orang tua ?”keluh Yoon Do
“Aku
bilang ke mereka pesta penyambutan malam ini, tapi mereka bilang datang makan
malam saja. Aku akan bilang kau tidak
mau pergi, tapi pasti ayahku akan menelponmu.” Ucap Seo Woo
Yoon
Do menghela nafas panjang lalu bertanya dimana mereka akan bertemu.
Ji
Hong meminta tambahan darah lagi, perawat lain menekan kantung darah agar darah
cepat mengalir. Akhirnya Ji Hong melihat pendarahan sudah berhenti dan meminta
agar mengeluarkan root. Hye Jung terlihat tegang, kepala Ji Hong sudah dipasang
senter begitu juga Hye Jung.
“Bersiap
untuk menjahit dan Berikan cottonoid.” Ucap Ji Hong dan sempat menatap Hye Jung
yang membantunya menjahit.
“Sepertinya
arterinya cidera. Apa Dia akan mendapat
infraksi serebral ?” ucap Hye Jung khawatir.
“Jangan
membuat kesimpulan. Lebih baik lakukan angiografi selepas Pembedahan selesa, Bisa
saja arteri non-dominan.” Ucap Ji Hong, Hye Jung mengangguk mengerti.
“Tekanan
darahnya turun lagi.” Kata Hye Jung panik, Ji Hong bertanya apakah sudah diberi
darah tambahan. Akhirnya darah kembali diberikan.
Setelah
selesai, Ji Hong seperti masang mur dalam tulang rusuk, lalu bertanya apakah
Hye Jung ingin menyelesaikanya. Hye Jung mengangguk, Ji Hong pun meminta agar
memanggil bagian Bedah Umum. Hye Jung pun berpindah posisi memasukan seperti
sumsum tulang.
Keduanya
sudah ada di depan ruang operasi dengan wajah tegang, Dokter Jung datang dengan
asistennya. Hye Jung langsung memohon bantuanya, Dokter Jung tersenyum
menurutnya walaupun Hye Jung tak meminta tetap saja pasti akan melakuan
kerjanya dengan baik dan meminta assitenya untuk bersiap-siap.
Hye
Jung terlihat masih tegang, Ji Hong mengajak mereka pergi karena harus
bersiap-siap juga.
Hye
Jung duduk dengan wajah tegang dengan meremas tanganya, Dokter Jung keluar
ruangan dengan wajah lelah. Hye Jung menyapanya, Dokter Jung pun bertanya
kemana Ji Hong sekarang. Hye Jung memberitahu Ji Hong akan melakukan awake
surgery siang ini.
“Ah,
itu operasi yang sangat penting. Dia harus
sukses demi rumah sakit ini.” Ucap Dokter Jung, Hye Jung pun menanyakan
hasilnya.
“Kita
harus makan bersama.” Ucap Dokter Jung mengodanya dan berjalan pergi, Hye Jung
mengeluh seniornya itu malah mengodanya.
“Dokter
Yoo , kau pasti meremehkan aku. Aku
tidak membunuh pasien. Tentunya kali ini
... sukses besar.” Ucap Dokter Jung
bangga, Hye Jung tersenyum dan bisa bernafas lega mendengarnya.
“Dokter,
Kim Soo Chul sudah keluar ruang operasi. Kami menyiapkan angiografi.” Kata
Dokter Pi, Hye Jung pun mulai bergegas.
Hye
Jung sedang ada diruangan melihat hasil MRI, Dokter Pi datang memberitahu sudah
memindahkan Soo Chul ke ruangan ICU dengan Kondisi vitalnya normal dan meminta mengabari jika sudah sadar. Hye Jung
pun memuji juniornya sudah berkerja dengan bagus.
“Aku
lega karena pendarahannya dari arteri non-dominan.” Ucap Dokter Pi
“Ya,
pihak satunya juga bekerja dengan baik.” Kata Ji Hong masuk ruangan. Hye Jung
binggung melihat Ji Hong karena seharusnya bersiap-siap masuk ruangan. Dokter
Pi memilih untuk pamit pergi membiarkan mereka berdua.
Hye
Jung pikir seharusnya Ji Hong bersiap-siap masuk ke ruangan operasi, Ji Hong
bertanya balik dengan Hye Jung karena seharusnya menjadi asistenya. Hye Jung
mengatakan Saat ini akan melakukan sesuatu antara antar manusia dan manusia, Sesama
manusia.
Ji
Hong terlihat panik, lalu melihat sekeliling takut ada orang yang melihat. Hye
Jung berjalan mendekat mengalungkan tanganya di leher seperti ingin memeluk
tangan Ji Hong ingin mendekapnya. Tapi ternyata Hye Jung merapihkan kerah jaket
dokter yang tak rapih. Ji Hong langsung menurunkan tangannya seperti baru sadar
kalau kerahnya tak rapih.
Hye
Jung mengodanya bertanya apa yang dikhayalkan, Ji Hong meyangkal siapa yang
mengkhayal, lalu mengeluh Hye Jung yang masih mengejeknya padahal sudah
menyelamatkan temanya. Hye Jung hanya bisa tersenyum lalu mengucapkan
terimakasih. Ji Hong bertanya untuk apa, Hye Jung dengan nada mengoda
mengatakan “semuanya” dan langsung keluar ruangan. Ji Hong tersenyum tak
percaya Hye Jung tadi sudah mengodanya.
Soo
Chul terlihat sadar tapi kesusahan mengerakan badanya, Hye Jung datang
melihatnya, bertanya apakah Soo Chul tidak bisa gerakkan tangan dan kakinya
dengan baik. Soo Chul membenarkan,
“Sebelum
operasi aku bilang padamu, tentang vertebra pertama dan kedua. Jadi, vertebra
pertama dan kedua lehermu, patah. Disitu
adalah pusat yang menghubungkan gerakan tubuhmu.” Jelas Hye Jung
“Kau
bilang sudah menyekrup tulangku yang patah.” Ucap Soo Chul
“Operasinya
sukses, Aku sudah melakukan bagianku. Sekarang giliranmu.” Kata Hye Jung
“Apa
Aku tidak bisa berjalan lagi ?” kata Soo Chul seperti tak yakin
“Kau
ada di sisiku saat aku ingin mati, tapi Kau tidak memberiku nasihat apapun, Kau
membiarkan aku memutuskan sendiri. Meskipun
kau masih muda, saat itu kau sangat perhatian.” Ucap Hye Jung, Soo Chul dengan
bangga kalau memang dirinya itu keren. Hye Jung menyangkal menurutnya Soo Chul
itu sangat keren.
“Apa
Tubuhku akan lumpuh seluruhnya ? Kalau kau hanya menghiburku tidak usah.”
Kata Soo Chul, Hye Jung menyuruh Soo
Chul mengerakan jarinya.
“Tangan dan kakiku saja tidak bisa
bergerak, bagaimana menggerakan jariku ?” keluh Soo
Chul lalu berusaha mengerak tapi tak bisa, Hye Jung melirik sinis.
Soo Chul akhirnya berbuat sekuat tenaga, Hye Jung
akhirnya bisa melihat jari terlunjuk Soo Chul bergerak, Senyuman terlihat
sumringah, mengatakan Soo Chul bisa mengeraknya. Soo Chul tak percaya dengan
senyuman bahagia, kalau memang ini sekarang giliranya.
“Aku akan tunjukkan padamu,
sehebat apa Kim Soo Chul. “ ucap Soo Chul penuh
semangat.
“Kau dari dulu sudah hebat. Jadi Kau
tidak perlu menunjukannya padaku, Temukan
saja wanita yang baik.” Ejek Hye Jung
“Yaa, kau juga temukan lelaki
baik. Apa Dokter
yang membedahku tadi, adalah guru sekolahmu ?”
tanya Soo Chul, Hye Jung membenarkan
“Dokter itu sudah menikah, kan?” kata Soo Chul, Hye Jung mengatakan belum.
Soo Chul menyuruh agar Hye Jung tak pacaran dengan lelaki tua menurutnya Meskipun pria itu milyarder, maka Hye Jung yang akan
rugi, dan itu lebih bakik dengan dirinya. Hye Jung tersenyum
mengejek Kim Soo Chul sudah kembali hidup sekarang. Soo Chul mengedipkan
matanya yang mengoda.
Ji Hong menanyakan alasan
DBS memerlukan perekam mikro. Seo Woo menjawab Untuk
menemukan penyebab getaran. Ji Hong
membenarkan, Hye Jung pikir Kalau
begitu, setelah menemukan area penyebab getaran, apa
dapatkah mereka memastikan
Pasien bisa memanah.
“Ia harus bisa menembakkan panah.” Kata Ji Hong, Seo Woo masih tak yakin saat operasi juga
“Tentu saja…. Aku ingin kau memonitor dan
mencari sumber getaran dan Hye Jung, kau
perhatikan si pasien.” Ucap Ji Hong membagi tugas,
Keduanye mengerti Ji Hong pun mengajak mereka segera pergi
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Semangat kak! Ditunggu part 2 nya ya! ��
BalasHapus