Tuan Gong keluar dari rumah sakit, semua anak buahnya
menyambut dengan membungkuk dan merasa bos mereka itu sudah
menderita. Tuan Gong bertanya apakah Hye Jung Masih
menganggapnya sampah. Hye Jung mengatakan ingin
minta tolong. Tuan Gong bertanya apa yang diinginkanya.
“Tolong jangan lukai orang itu. Dia
sudah cukup terluka.” Ucap Hye Jung, Tuan Gong
bertanya siapa yang dimaksud.
“Aku tidak tahu siapa yang kau
maksud.” Ucap Tuan Gong binggung
“Jangan sampai terluka lagi.” Kata Hye Jung dengan senyuman, Tuan Gong pun ikut
tersenyum lalu masuk ke dalam mobilnya. Hye Jung juga masuk ke rumah sakit.
Hye Jung sedang berjalan mendengar suara dari speaker
rumah sakit “ Dokter Yoo Hyejung dari
Spesialis Bedah Syaraf. Dimohon untuk ke lahan parkir.” Dan sempat di ulang dua kali. Akhirnya Hye Jung ke parkiran
melihat banyak orang sudah berkerumun melihat sebuah mobil mewah dua pintu dan
wakil si bos sudah berdiri didepanya.
Saat Hye Jung datang langsung membuka pintu dan
menyuruhnya naik, Hye Jung binggung lalu menurut duduk dibelakang kemudi. Pintu
pun ditutup, si wakil bos memberikan kunci mobil serta kartu diatas dashbord
mobil lalu mengatakan “adios” setelah itu memberikan kiss bye dan pergi.
Hye Jung membaca kartu diatas dasboard “Akan akan belajar
mendengar perkataan wanita.Terima kasih.” Akhirnya ia
mengejar si wakil bos Gong tapi mobil lebih dulu pergi meninggalkan rumah sakit
dengan tangan si wakil melambaikan tangan dari jendela mobil.
Di meja depan semua memberikan tepuk tangan saat Hye Jung
baru datang. Hye Jung binggung kenapa memberikan tepuk tangan. Perawat yakin
Hye Jung pasti senang dan meminta agar nanti bisa menumpang, Hye Jung meminta
agar perawat memberikan berkas dari pasien Gong. Perawat memberikannya dan
merasa Hye Jung ingin mengucapkan terimakasih.
“Dokter, apa sudah lihat mobilnya ? Kita harus melihatnya.” Ucap Perawat pada Dokter Choi
“Aku tahu lingkungan kita
kapitalis. Tapi tolong pikirkan integritas
kaum kapitalis. Aku tidak akan menerima hal
seperti itu.” Ucap Dokter Kang sinis
“Aku juga tidak akan menerimanya.” Kata Hye Jung mencoba menelp Tuan Gong tapi ponselnya
tak aktif lalu meminta memberikan nomor lainnya
“Mungkin nomor palsu juga, Dia tidak akan meninggalkan
jejak.” Kata Dokter Choi
Hye Jung mengeluh apa yang harus diperbuatnya sekarang.
Dokter Kang meminta agar memberikan mobil padanya saja. Dokter Choi dan Perawat
tertawa mendengarnya, Dokter Choi mengejek Harusnya
dari awal jangan bahas soal kapitalis dan integritas. Seo Woo datang bertanya apakah ada kejadian lucu sampai
mereka tertawa.
“Dokter ! Dokter Yoo mendapat
hadiah mobil sport dari pasiennya.
sebuah Mobil impor.” Kata Perawat penuh
semangat.
“Dimana dokter Jung Yoon Do ?” tanya Seo Woo seolah tak peduli, Perawat mengejek Seo
Woo hanya memikirkan soal Dokter Jung dan mengatakan akan segera datang, Yoon Do datang lalu
berbisik harimau sudah datang.
Yoon Do menghampiri Hye Jung bertanya apakah Persiapan Operasi Kim Jin
Han sudah selesai. Hye Jung mengatakan sudah
selesai. Yoon Do dengan senyuman manis bertanya tentang makan
siang di kantin, Hye ung pikir Nanti
saja, karena ada yang harus dikerjakan lalu pamit pergi.
Seo Woo menghampirinya bertanya apakah menyukainya
sekali. Yoon Do bertanya apa maksudnya. Seo Woo bertanya Mau
dengar disini atau
dengar diluar. Yoon Do menatap binggung, tiga orang
dibelakangnya saling berbisik melihat ada ketegangan dari keduanya.
Ditaman
Yoon Do pikir seharusnya Seo Woo itu jadwal mengecek
pasien. Seo Woo menyindir sekarang Yoon Do yang mencemaskan
dirinya. Yoon Do menegaksan Bukannya cemas dan tiba-tiba Seo Woo langsung menamparnya. Ketika Seo
Woo akan menamparnya, Yoon Do lebih dulu menahanya, Seo Woo menyuruh untuk
melepaskanya. Akhirnya Yoon Do melepaskanya dan Seo Woo kembali menamparnya.
“Kenapa kau bersikap seolah hanya
aku yang gila ? Kau
tahu benar bagaimana perasaanku. Kau tahu perasaanku, dan
menyuruhku pergi, tapi
mata kau, menyuruhku tetap tinggal. Apa
aku hanya mengkhayal ?” ucap Seo Woo marah
“Ya, aku memang pernah tertarik
padamu, tapi
hanya sebentar. Tapi yang tidak adil disini ...matamu
tidak selalu tertuju padaku.” Kata Yoon Do dengan
mata melotot
“Aku bisa bertahan dari hinaanmu
karena aku cinta padamu. Tapi, aku tidak tahan kalau kau hina keluargaku.” Balas Seo Woo
“Baiklah, kau merasa tersinggung padaku
selama ini. Kita anggap impas karena kau
menamparku. Aku juga merasa bersalah padamu,
tapi beban itu sudah hilang.” Ungkap Yoon Soo
Seo Woo merasa Cintanya tidak sekecil itu,
hingga
ini bisa dianggap impas. Yoon Do pun bertanya apa yang
dinginkanya sekarang. Seo Woo melihat Yoon Do itu selalu
tertarik pada wanita yang rusak yang punya kepribadian kuat bahkan mengatakan mencinta
Hyejung tapi menurutnya itu bukan
cinta tapi masalah emosional Yoon Do saja jadi ia akan
atasi masalah emosional yang dimiliki seniornya.
Yoon Do mengejek Seo Woo sudah seperti psikiater, Seo Woo menegaskan Mulai
sekarang akan hidup ceroboh. Yoon Do membalas kalau Orang
yang ingin hidup cerobohtidak mengumumkannya pada dunia. Seo Woo meras dunia sekarang ini salah, menurutnya Agar
bisa hidup di dunia ini, maka harus
hidup ceroboh, ia tak terima seorang
seperti Hye Jung bisa dicintai dan
hidup terhormat di dunia ini.
“Kau yang perlu menyingkirkan
kelemahanmu soal Hye Jung.
Bahkan dimatamu, dia menarik. Kau sibuk membuat alasan dan
selalu ketakutan melakukan apapun. Tapi dia melakukan semuanya, selain itu dia juga
cantik.” Ucap Yoon Do
“Kau bilang dia Cantik ? Kau pasti sudah buta.” Ejek Seo Woo
“Dia cantik bahkan Lebih cantik darimu. Ini semua Membuatmu gila, kan Mendengarku berkata begini ? Aku tahu sekali dirimu dan Aku tahu cara menyakitimu. Jangan
sok jadi psikiater dan terapkan nasihatmu pada diri sendiri. Aku tidak tertarik
padamu sebagai perempuan, Aku Hanya menganggapmu adikku. Aku menerima amarahmu,
sampai kau tenang. Seperti katamu, aku salah karena
sudah membuatmu salah paham. Tapi, jangan lagi menamparku karena Aku merasa kotor.” Tegas Yoon Do lalu pergi meninggalkanya. Seo Woo hanya
bisa menangis.
Perawat melihat Hye Jung yang datang lalu berbisik pada
Dokter Choi agar segera melakukanya. Dokter Choi mengerti lalu bergeser
mendekati Hye Jung lalu membahas tentang mobil yang diberikan oleh Tuan Gong.
Hye Jung binggung tidak tahu harus diapakan menurutnya harus dikembalikan, lalu berpikir untuk Di donasikan
buat rumah sakit saja
“Hei.... Untuk apa rumah sakit butuh mobil sport ? Itu Buat dokter saja. Aku
yakin tidak ada yang gratis di dunia ini.” kata
Dokter Choi
“Ah, kalau aku yakin ada banyak
hal gratis di dunia ini.”ucap Hye Jung
“Aku tidak minta mobilnyaTapi bolehkan ijin kami pinjam sekali ?” ucap Dokte Choi
“Dokter, aku juga ingin coba. Karena Aku
seumur hidup belum pernah naik mobil impor. Menurutku
tidak benar kalau lahir sebagai wanita dan tidak pernah naik mobil begitu,
dokter !” kata perawat sambil merengek.
“Ini Semua Hanya karena kau berkata
"seumur hidup" ...” kata Hye Jung si
perawat pun tersenyum bahagia sambil high five dengan Dokter Choi
Hye Jung dan perawat berjalan bergandengan di lorong, Hye
Jung merasa tak perlu melakukanya tapi Perawat merasa tak enak hati jadi tetap
ingin melakukanya. Hye Jung meminta agar perawat itu menganggap kalau ia sudah minum.
“Bukan cuma dokter yang tidak suka
dengan hal cuma-cuma. Aku akan belikan dokter jus kiwi
kesukaan dokter.” Ucap Perawat dengan penuh
semangat.
Dokter Kim datang ke kantor pusat melihat Hye Jung yang
datang ke kantornya waktu itu ternyata sebagai dokter, tatapan sinis lalu pergi
ke jalan yang lainya.
Sekertaris masuk ruangan memberitahu Kepala Bagian Kim Chi Hyun
dari rumah sakit Yangju Selatan. Dokter Jin
melihat juniornya datang mengeluh padahal mereka bisa bicara ditelp tapi Dokter
Kim terihat ngotot ingin bertemu. Dokter Kim memberika amplop coklat yang
ditinggalkan oleh Hye Jung. Dokter Jin bertanya apa itu.
“Ini operasi yang pernah anda pimpin
di Yangju Selatan. Wali pasien datang menemui aku.
Dia seorang wanita muda.” Ucap Dokter Kim
“Bukankah sudah 10 tahun lalu Dia bisa apa ?” kata Dokter Jin sinis
“Dia ingin tahu semua yang terjadi
di ruang operasi. Katanya dia akan membuat kita membayar
semuanya. .”
Kata Dokter Kim, Dokter Jin melihat Secara hukum itu sudah
terlambat lalu bertanya apakah wanita itu
mengenalnya
“Anda terkenal, dia pasti mencari
anda di internet.” Komentar Dokter Kim
“Dia tahu aku, tapi dia mencarimu
duluan. Ini pasti soal uang.” Balas Dokter Jin
Dokter Kim pikir sepertinya
tidak begitu. Dokter Jin bertanya selain uang ada apa
lagi lalu mengejek juniornya itu masih naif soal dunia ini. Dokter Kim meminta maaf. Dokter Jin melihat kalau
Dokter Kim itu menunjukan kalau juniornya adalah orangnya. Dokter Kim pun bertanya kapan ia bisa dipindahkan ke
kantor pusat Seoul. Dokter Jin tak bisa bicara hanya diam saja.
Dokter Jin terdiam menatap luar jendela ingatanya dengan
perkataan Hye Jung teringat kembali “Kau membunuh nenekku, kan ? Apa Kau membunuhnya ? Kau bilang, kankernya
bisa disingkirkan.”
Sekertarisnya datang bertanya Ada apa
dengan keamanan mereka karena Data pasien yang tidak
bisa diakses bisa bocor lalu memerintahkan untuk
mencaritahu siapa yang mengakses data pasien Nenek Kang. Sekertarisnya mengerti lalu
keluar ruangan.
Tuan Jin datang bertanya apakah anaknya tidak datang ke rapat
direksi. Dokter Jin mengatakan akan segera datang. Tuan Jin
memberitahu Hong Doo Shik akan mengumumkan pensiunnya dan tidak akan tinggal karena
kehormatannya. Dokter Jin tersenyum
mendengarnya karena rencananya berhasil.
Semua sudah berkumpul di ruang rapat termasuk Hong Jin
yang duduk didekat ayahnya, Tuan Jin dan anaknya duduk di sampingnya. Tuan Hong
menatap semua dewan direksi mengatakan Beberapa
dari mereka yang hadir dan ada diruangan mungkin
yakin kalau masalah rumah sakit terjadi karena kesalahnya, wajahnya terlihat mulai terlihat terkena stroke.
“Kali ini, aku sudah belajar dari
insiden ini. Jika aku hanya memikirkan
kehormatanku semata. Aku akan menyerah dari jabatan ini.” ucap Tuan Hong kembali terhenti karena merasakan
sesuatu diwajahnya.
“Aku ingin tunjukan ke semua orang
bahwa aku tidak bersalah. Aku
sadar kalau pengunduran diri bukan jawabannya. Aku
berjanji untuk bertanggung jawab atas segalanya dan menyelesaikan semuanya.” tegas Tuan Hong, semua bertepuk tangan kecuali Tuan Jin
dan anaknya.
Semua dokter dan dewan direksi keluar ruangan, beberapa
oran masih mengobrol. Tuan Jin mendekati temanya berkomentar Tuan Hong sudah
berubah tidak seperti dulu lagi menurutnya ini sebabnya orang bilang
untuk meninggalkan politik di usia tua. Tuan Hong
sinis bertanya apa sebenarnya yang ingin dikatakan Tuan Jin.
“Aku sedih kau jadi orang tua yang
serakah.” Komentar Tuan Jin
“Apa kau kira, aku tetap tinggal karena aku serakah ?” balas Tuan Hong dingin
“Jadi bukan itu? Lalu, apa karena Ji Hong yang mengajarimu ? Sejak kapan kau perduli dengan
ucapannya ? Dia
bahkan bukan anakmu dan Bukan
darah dagingmu.” Ucap Tuan Jin merendahkan
Tuan Hong tak bisa menahan amarahnya lalu memberikan
pukulan pada wajah Tuan Jin, semua yang ada diruangan terkejut. Dokter Jin
memegang ayahnya. Tuan Hong memperingatkan agar temanya Jangan
berani bicara begitu soal Ji Hong. Tuan Jin
menegaskan tidak akan mendiamkan Hal ini, karena menurutnya Tuan Hong penyebab pajak
rumah sakit sampai diperiksa lalu menanyakan
tanggung jawabnya.
“Kalau kau ingin bicara, katakan
terus terang. Waktu itu kau diam saja, kenapa
baru bicara sekarang ?!” ucap Tuan Hong marah
“Aku asumsikan kau akan pensiun.
Siapa yang sangka kau masih ngotot tetap tinggal
?!” balas Tuan Jin
“Ada yang merencanakan semua ini
dan membocorkannya. Akan mencarinya !Kalau orang itu dari rumah
sakit, aku harus menemukannya. Penilaianku masih belum mati. Jadi,
jangan halangi jalanku !” tegas Tuan Hong lalu keluar
ruangan. Ji Hong pun mengejar ayahnya. Dokter Jin memeriksa wajah ayahnya, Tuan
Jin hanya mengangguk merasa kalau ia baik-baik saja.
Tuan Hong berada dalam lift dengan anaknya meminta agar
Ji Hong tak perlu mendengarkan perkataan Tuan Jin tadi. Ji Hong bertanya apa
yang dikatakan, seperti tak mendengarnya. Tuan Hong mengatakan yang tadi kalau
Ji Hong itu bukan anak kandungnya. Ji Hong menatap tuan Hong lalu memegang
tanganya.
Tuan Hong tersenyum lalu bertanya apa yang sedang
dilakukan Ji Hong padanya. Ji Hong mengaku Sudah
lama mengabaikan seperti ini, menurutnya
ayahnya sekarang mirip
anak bocah yang sedang puber, karena
berkelahi masalah tadi. Tuan Hong mengeluh anaknya
itu sedang mengejeknya.
Keduanya lalu keluar dari lantai yang sama, Tuan Hong
berjalan lebih dulu tiba-tiba ia berjalan miring dan hampir terjatuh. Ji Hong
langsung berlari mengangkatnya lalu menanyakan keadaanya. Tuan Hong mengaku
baik-baik saja, mengaku Tersandung bukan masalah besar jadi anaknya Jangan terlalu khawatir.
“Kapan terakhir kali ayah tes
kesehatan ?” tanya Ji Hong khawatir, Tuan Hong
binggung kenapa anaknya menanyakan hal itu.
“Ayah tetap melakukan tes
kesehatan rutin, kan ?” kata Ji Hong. Tuan Hong
merasa sudah lebih baik jadi
kenapa harus dikhawatirkan. Ji Hong menjerit memanggil ayahnya yang membandel.
“Ayah bisa tuli karena suaramu.” Ejek Tuan Hong. Ji Hong meminta ayahnya untuk segera lakukan tes
kesehatan, selagi masih ada dirumah sakit
Tuan Hong pikir nanti saja karena merasa sakit kalau
dilakukanya, Ji Hong memaksa ayahnya harus melakukan. Tuan Hong mengatakan Kalau
dilakukan sekarang maka akan
ada rumor kalau ia sudah
sekarat karena berbuat salah menurutnya Dalam
situasi begini, ia tidak bisa melakukan apa
mauku. Ji Hong tahu
Tadi ayah salah bicara saat rapat direksi bahkan Wajahmu juga kena kejang otot dan Sepertinya wajahnya mati rasa. Tuan Hong menyangkal kalau ia hanya
salah bicara.
Ji Hong yakin Otot wajah ayah berubah. Tuan Hong merasa
kalau anaknya itu terlalu sensitif. Ji Hon melihat Tubuh ayah sedikit miring dan Itu adalah tanda ataxia [Hilangnya kendali tubuh] dan Bisa saja ini Vestibular
Schwannoma lagi [Sejenis
tumor otak] jadi meminta agar ayahnya melakukan tes
kesehatan. Tuan Hong hanya diam saja dan terlihat ragu.
Dokter Jin memeriksa tekanan darah ayahnya lalu melihat semuanya
normal, lalu mengeluh ayahnya hanya diam saja saat dipukul, Tuan
Jin bertanya Apa yang terjadi pada Tuan Hong dan apakah temanya tahu bahwa anaknya sebagai pelakunya.
Dokter Jin yakin Tuan Hong tak akan diam saja kalau tahu.
“Bagaimana kalau dia tahu soal
dana gelap di yayasan rumah sakit ?” ucap Tuan
Jin khawatir.
“Tidak akan, itu tidak mungkin terjadi, ayah.” Kata Dokter Jin percaya diri. Tuan Jin menghela nafas
terlihat masih ada kekhawatiran
Dokter Kim melihat hasil CT Scan lalu bertanya Apa
yang dilakukan Ji Hong sampai bisa seburuk ini karena Ukurannya terlalu besar, dan
menekan batang otak dan Operasi
akan berat dilakukan. Ji Hong hanya bisa tertunduk
sedih.
“Semua ini salahku.” Ucap Ji Hong, Dokter Kim merasa bukan salah Ji Hong
tapi salah dirinya.
“Tidak, ini salahku. Aku
memanggilnya mentor, tapi aku bahkan tidak memeriksanya. Jadi Bagaimana ini sekarang ?”
ucap Dokter Kim binggung
“Mau Bagaimana lagi ? Dokter harus mengoperasinya.” Kata Ji Hong
“Mana bisa aku mengoperasinya ? Kalau ada kesalahan, maka aku tidak bisa hidup.” Kata Dokter Kim
Ji Hong bertanya siapa lagi yang bisa mengoperasi
ayahnya, karena ia juga tidak bisa melakukanya dengan wajah menahan kesedihan. Dokter Kim
pikir Dokter Jung
Yoon Do lebih baik darinya, bahkan Tangannya
lebih bak dan operasinya belakangan ini selalu
sukses. Ji Hong menegaskan tak ada yang boleh tahu mengenai hal
ini.
“Meskipun operasinya sukses, Ia
perlu istirahat beberapa bulan. Minta Ia pensiun dari posisinya. Tidak
ada yang lebih penting daripada hidupnya.” Tegas Dokter
Kim
“Pastikan tidak ada yang tahu sampai
ayahku membuat keputusan.” Ucap Ji Hong menahan air
matanya. Dokter Kim menatap Ji Hong yang terlihat sedih sekali melihat keadaan
ayah angkatnya.
Flash Back
Ji Hong kena pukul dengan beberapa orang yang berdiri
didepanya mengejek sebagai yaitu piatu harusnya tahu diri, sambil mengeluarkan
semua bukunya tak suka kalau Ji Hong itu belajar. Si ketua genk seperti tak
suka karena Ji Hong membuatnya menjadi stress.
“Kau mungkin pandai. Tapi
sampai mati, posisimu akan selalu dibawah.” Ucap si
Ketua Genk sambil berjongkok dan memukul Ji Hong dengan buku.
“Kalian yang akan selalu dibawah. Apa Kalian
pikir aku diam, karena lemah ? Aku
diam, karena aku yatim piatu.” Ucap Ji Hong melawan
dan berdiri
Si Ketua tak terima mengumpat Ji Hong yang sok hebat, Ji
Hong bisa mencengkram tangan si ketua meminta agar berhenti sampai hari ini
saja, mengulang kata-kata si pria kalau dirinya itu bukan tandiganya. Si Ketua
makin marah dan mencengkram bajunya.
Tuan Hong turun dari mobil menegur apa yang sedang mereka
lakukan, si Ketua Genk dkk akhirnya memilih untuk pergi meninggalkanya. Ji Hong
membereskan barang-barang, Tuan Hong mendekat menanyakan keadaanya. Ji Hong
mengatakan baik – baik saja dengan memanggil Tuan Hong, Kepala
Rumah Sakit.
“Baik-baik saja apanya ? Ini butuh 2 minggu untuk sembuh.” Ucap Tuan Hong melihat luka lebam diwajahnya
“Karena hanya 2 minggu, maka tak masalah” ucap Ji Hong
“Sebagai laki-laki, bukankah kau
sedikit berlebihan ?” kata Tuan Hong
“ Pasti anda senang kalah. Kenyataan
bukanlah film. Memukul orang tanpa berpikir konsekwensinya. Emosional dan
membuat orang dalam bahaya. Apa Anda suka hal seperti ini
? Itu yang
dipikirkan semua anak SMP.” Ucap Ji Hong
Tuan Hong menawarkan diri agar Ji Hong ikut denganya,
lalu mengubahnya untuk tinggal dan hidup bersama denganya. Ji Hong menolak
karena ingin menikah dengan perempuan Tuan Hong tertawa karena dianggap seperti
mengajak menikah lalu menawarkan diri agar menjadi anaknya.
Ji Hong terdiam mengingat kenangan saat pertama kali
bertemu dengan Tuan Hong dan diangkat menjadi anak. Lalu beberapa tahun
kemudian menjadi dokter dan ia mengucapkan selamat pada Tuan Hong karena
mimpinya memiliki pekerjaan yang sama dengan putranya tercapai.
Akhirnya Ji Hong menghapus air matanya yang tergenang,
Tuan Hong masuk meliha anaknya yang sedang melamun dan terlihat sedih, akhinya
perlahan berjalan mendekatinya bertanya alasan anaknya meminta untuk datang. Ji
Hong duduk bersandar di meja. Tuan Hong bertanya apakah itu hasil CT Scan
miliknya. Ji Hong mengangguk. Tuan Hong pun melihat dengan mengunakan kacamata
bacanya,
“Jadi Sudah bertumbuh sebesar itu. Wah,
hidup memang mengerikan. Bahkan sel kanker bekerja sangat
keras untuk hidup. Ini sudah pasti Vestibular
Schwannoma dan Kuat
sekali.” Ucap Tuan Hong, Ji Hong meminta ayahnya untuk diobati.
“Aku tidak akan operasi.” Kata Tuan Hong
“Tidak ada yang lebih penting
melebihi kesehatan ayah. Perkembangannya sudah sejauh ini, Operasi tidak bisa ditunda.” Ucap Ji Hong
“Tidak bisa sekarang. Mana bisa melakukan operasi disaat
seperti ini?” kata Tuan Hong
“Ayah.. Aku mohon ...Aku tidak
ingin orang yang kusayangi pergi mendahului aku.” Kata
Ji Hong memohon pada ayahnya.
Perawat menjerit melihat mobil mewah yang ada di
parkiran, berkomentar mobilnya cantik sekali lalu mengajak Dokter Coi ke
Gangbyeon. Setelah itu pergi ke hotel. Dokter Choi menjerit kalau Perawat itu sudah gila
karena tak mungkin bisa seperti itu.
“Tidak bisa begitu, Hubungan kita tidak seperti itu” ucap Dokter Choi
“Siapa bilang mau tidur denganmu
?! Aku ingin
makan pizza. Di hotel itu ada tempat pizza
yang enak !” teriak Dokter Choi lalu berlari ke sisi
sebelah kanan.
“Hari ini, aku akan berlagak jadi
putri dari keluarga kaya.” Kata Perawat sudah ada
didepan pintu. Dokter Choi heran melihat Perawat bukan masuk dan hanya diam
saja. Perawat meminta agar membukakan pintu untuknya, Dokter Choi pun melakukanya.
Perawat melihat Dokter Choi di laci bawah bertanya apa
yang sedang dilakukanya. Dokter Choi melihat buku manual lebih dulu. Perawat
merasa Dokter Choi hanya pergi menyetir saja karena kalau terlihat canggung
maka akting putri kayanya
bisa berantakan.
“Saat ini, aku akan kencan dengan
lelaki yang punya 20 mobil seperti ini..” jerit si
perawat bahagia, Dokter Choi mengejek si perawat itu punya khayalan Cinderella sambil melihat buku manual.
“Kenapa juga Cinderella harus
kehilangan satu sepatu ? Dia
membuat semua gadis di dunia mencari pangeran.” Keluh
Dokter Choi, Si perawat langsung menyuruh Dokter Choi cepat pergi.
Dokter Choi pun siap berangkat, ketika menekan satu
tombol atap mobil terbuka. Si perawat menjerit merasa kalau itu sangat hebat.
Dokter Choi pun memasang sabuk pengaman bersiap untuk berangkat mengatakan akan
berputar di lahan parkir sebentar.
Perawat heran kenapa harus melakukanya, Dokter Choi sambil
menyetir beralasan Mobilnya
tidak ada asuransi, jadi mereka tidak
boleh celaka. Perawat menyakinkan
kenapa Dokter Choi tiba-tiba mendadak
khawatir menurutnya tak perlu karena temanya itu pandan menyetir
jadi mana mungkin bisa celaka.
Dokter Choi tahu kalau ia pandai menyetir tapi tak
memiliki SIM, Perawat tak percaya seorang pria tak memiliki SIM. Dokter Choi
beralasan karena sangat sibuk jadi tak sempat untuk membuatnya jadi tahun
depan baru buat menurutnya kalau mau
jalan-jalan makan Perawat Hyun bisa menyetir sendiri.
Perawat Hyun menjerit sambil
mengeluh sedih karena sebelumnya mengkhayal jadi putri orang kaya dan menyuruh Dokter Choi berhenti karena akan menyetir. Dokter
Choi mengerti tapi tak suka melihat perawat Hyun yang mengomel saat itu tak
melihat mobil dari arah depan akhirnya sukses menabrak tiang petunjuk jalan. Beberapa
mulai berkumpul dan dua orang didalam mobil menjerit panik.
Dokter Choi sibuk membuat web toon dengan tabnya,
sementara Dokter Ahn makan jajangmyun sambil menyuruh temanya untuk fokus makan
dulu, lalu melihat gambar yang dibuat Dokter Choi itu adalah Hye Jung yang
berkelahi melawan preman. Dokter Choi membenarkan.
“Kenapa menggambarnya ? Apa Kau masih ingin jadi penulis
komik ?” ucap Dokter Ahn
“Hyung, jangan buang mimpimu. Tapi
dikembangkan.. Mungkin ini karya terakhirku sebelum aku mati.” Kata Dokter Choi
Hye Jung masuk ruangan, Dokter Choi buru-buru bersembunyi
dibawah meja. Dokter Ahn menyapanya bertanya apa yang tujuanya datang lalu menawarkan jajangmyun.
Hye Jung menolaknya
“Aku tidak akan selamat.” Ucap Dokter Choi panik
Hye Jung duduk dikursi melonggo kebawah bertanya apa yang
sedang dilakukan juniornya. Dokter Choi kaget akahirnya keluar dari
persembunyian dan kepalanya terbentur meja. Hye Jung pikir Dokter Choi sedang
mencoba bersembunyi darinya. Dokte Choi mengatakan tidak, Hye Jung meminta
Dokter Choi mengembalikan kunci mobilnya. Dokter Choi tertunduk diam, Hye Jung
melihat juniornya itu seperti ingin menangis.
Akhirnya keduanya pergi ke tempat mobil yang dipakir
dengan bemper depan rusak. Dokter Choi menjelaskan Mobil milik Hye Jung itu pasti bagus sekali, karena sudah menubruk mobil lainnya dengan
kencang Tapi
rusaknya tidak parah.
“Kenapa ditinggalkan seperti ini?” tanya Hye Jung
“Aku tadinya ingin memperbaikinya.
Tapi
tugasku sedang penuh jadi Belum
ada waktu.” Ucap Dokter Choi memberikan alasan
“Segera perbaiki.” Kata Hye Jung
Dokter Choi binggung hanya itu saja tanggapan Hye Jung,
dengan santai Hye Jung mengangguk lalu bertanya apakah mau dipukul juga. Dokter
Choi langsung ketakutan mengatakan tidak. Hye Jung melihat kalau Biayanya
bisa besar. Dokter Choi pikir kalau memang Hye Jung
tak mau memakainya jadi apa perlu perlu diperbaiki. Hye Jung memberikan kepalan
tanganya, Dokter Choi pun mengerti akan segera memperbaikinya. Setelah Hye Jung
pergi ia hanya bisa menangis harus menganti biaya perbaikan mobil.
Dokter Kim melihat hasil CT Scan di layar, Yoon Doo sudah
berdiri didepanya lalu bertanya apakah harus menunggu
disini terus karena ia harus
operasi. Terdengar bunyi ketukan, Dokter Kim
menyuruh masuk akhirnya Hye Jung masuk ruangan. Dokter Kim akhirnya melihat
keduanya sudah datang.
“Aku ingin Dokter Jung Yoon Do mengoperasi
pasien ini Dan
Dokter Yoo Hye Jung jadi asisten.” Ucap Dokter Kim, Yoon Do mengunakan kacamatanya
bertanya siapa pasienya.
“Ketua Hong Doo Shik.” Ucap Dokter Kim, Hye Jung menarik nafas terkejut.
“Aku tidak ingin melakukannya. Seluruh
rumah sakit akan memperhatikan hal ini dan Aku
tidak ingin jadi pusat perhatian.” Ucap Yoon
Do
“Aku tidak ingin operasi ini
diketahui orang lain selain kita bertiga. Jangan
tanya alasanya” tegas Dokter Kim
“Ukurannya besar dan menekan
batang otak, ini tidak mudah. Lalu, anda bilang ini kambuhan ?” ucap Hye Jung
“Daripada pemindahan total, sebaiknya
gunakan lateralis SOC (Superior olivary complex) Sisanya
aku ingin kau menggunakan radiosurgery.” Kata
Dokter Kim
“Menurutku pemindahan total lebih
baik karena Bisa kambuh lagi jika menggunakan radiosurgery.” Ucap Yoon Do
Dokter Kim binggung Yoon Do memilih cara pemindahan
total, Yoon Do melihat Lumpuh
wajahnya masih belum buruk, jadi syarafnya masih bisa
diselamatkan dengan Pendekatan
trans-lab lebih baik dalam menghapus kanker sepenuhnya. Dokter Kim merasa Operasi seperti itu akan makan banyak waktu, menurutnya tak perlu seperti itu lebih baik mengunakan
jalur yang aman saja.
Yoon Do pikir kalau memang tidak
ingin pemindahan total maka Dokter Kim tidak membutuhkanya dalam operasi ini, karena seniornya itu sudah mengenalnya lebih baik
seluruhnya atau memang tidak sama sekali yaitu all or nothing. Hye Jung menatap
Yoon Do yang terkesan sombong. Dokter Kim meminta agar Jangan
terlalu percaya diri lebih baik Rendah
hati dalam melakukan operasi. Yoon Do pikir kalau
memang Dokter Kim tak percaya padanya maka lebih baik cari orang lain saja.
Dokter Kim menegaskan bukan tak percaya tapi hanya ingin
Yoon Do bisa berhati-hati, Yoon Do melihat Dokter Kim itu tidak
seperti biasanya karena Semua
operasi punya resiko dan kalimat "Hati-hati" berarti rasa takut dan menurutnya Karir pembedah akan
selesai jika mereka penuh
ketakutan lalu Dokter Kim ingin ia merasa takut sebelum melakukan operasi. Dokter Kim
pun hanya diam.
Ji Hong menemui Yoon Do yang sedang bersiap masuk ruang
operasi bertanya apakah Yoon Do ingin melakukan pemindahan total, menurutnya Jangan memindahkan yang
berbahaya, lebih baik Lakukan
dengan aman. Yoon Do mengeluh Ji Hong yang mengunakan
kata "aman" lagi lalu menegaksan kalau ia sedang dengan kondisi yang
jernih jadi Ji Hong tak perlu khawatir. Ji Hong memohon
“Apa kau mau bersikap seperti orang pada
umumnya ? Tekanan
dan memohon.” Ucap Yoon Do sinis, Hye Jung menatap Ji
Hong terlihat sangat khawatir.
“Maka perkataanmu itu, tidak dikatakan dengan
sepantasnya. Apa Begini caramu bicara pada
wali keluarga pasien ?” balas Ji Hong
“Wali pasien lain tidak akan
bersikap begini pada dokter. Mereka percaya pada dokternya. Apa Kau
percaya aku ?” ucap Yoon Do, Ji Hong hanya diam saja.
“Aku tidak ingin pasien ini jadi Aku bisa berhenti kalau anda
ingin. Kalau
begitu, aku pamit karena ada operasi
lain.” Ucap Yoon Do lalu masuk ruang operasi. Hye Jung terus
menatap dan terlihat benar-benar sangat khawatir.
Yoon Do mulai membedah dengan mengunakan microscope lalu
meminta Irigasi. Pasien terlihat tak sadarkan diri saat dioperasi bagian
kepalanya. Hye Jung melihat berbicara menjelaskan keadaan Ji Hong pasti sangat
takut jadi bersikap seperti tadi.
“Dia cemas kalau ada masalah dan
kau juga sama.” Ucap Hye Jung, Yoon Do bertanya balik
apa maksud dari ucapanya.
“Kau takut ada masalah dan disalahkan. Makanya
kau bersikap keras.”kata Hye Jung, Yoon Do
menyangkal kalau ia merasa takut.
“Jangan takut. Aku adalah
asistenmu. Aku akan membantu, jadi jangan takut.”kata
Hye Jung, Yoon Do mengejek ego Juniornya itu sangat besar. Hye Jung membenarkan
“Saat kau tumbuh dari lingkungan
buruk, itu membantu membangun egomu.” Kata Hye
Jung. Yoon Do bertanya apakah ini harus di potong, Hye Jung mengangguk harus di
potong sepertinya konsentrasinya tak hilang sambil mengobrol.
Ji Hong terlihat benar-benar cemas ada memikirkan nasib
ayahnya, Yoon Do akhirnya selesai operasi melihat Ji Hong seperti menunggunya.
Ji Hong mengatakan sudah memeriksa sejarah kerja dokter
Jung Yoon Do sebelum datang ke rumah sakit.
“Apakah aku ini binatang ternak yang bisa kau nilai
?” ucap Yoon Do sinis
“Kau sangat berbakat, kau bertanya padaku, apakah aku mempercayaimu. Sebagai
dokter, aku percaya padamu.” Kata Ji Hong, Yoon Do
mengejek haruskan ia berterimakasih.
“Tapi sebagai wali pasien, aku
tidak percaya padamu. Kalau operasi ini gagal ... maka Aku akan membunuhmu.” Tegas Ji Hong.Hye Jung diseberang jalan melihat
keduanya seperti bicara sangat serius
“Saat seorang dokter
menjadi wali dari orang yang dikasihinya ... maka mereka menjadi orang yang lemah.”gumam Hye Jung menatap sedih.
bersambung ke episode 10
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar