Pagi Hari di kota Seoul
Suara penyiar akan menuju cabang
olahraga lain di
Olimpiade Athena 2004 yaitu ada
kabar baik di cabang Menembak. Berita di layar besar nampilkan dua penyiar
berita membawakan berita Olimpaiade.
“Sekarang di area menembak, pertandingan
final untuk Pria
Pistol 50m sedang berlangsung. Tanpa
diduga, aksi Kang Chul dari Korea... sangat
baik.” Ucap Penyiar pria
“Dia masih muda, tapi sangat
bagus.” Kata Si Penyiar wanita
“Benar... Padahal dia baru duduk di kelas
11. Semoga
dia memenangkan medali emas... saat
dia bisa mengatasi tekanannya./ Dengan
harapan bisa membawa medali
emas, kami akan melaporkan... langsung
dari area menembak sekarang.” Kata si pernyiar pria
Kamera pun beralih pada area tembak , Penyiar memberitahu
sedang ada di Lapangan Menembak Markopuolo Olimpiade untuk Pertandingan final untuk kategori
Pria Pistol 50m yang sudah
dimulai. Di layar terlihat urutan atas dari Korea dengan atlet
bernama Kang Chul.
“Kang Chul dari Korea berusaha untuk memenangkan medali emas. Meskipun dia berada di urutan
ketujuh untuk sampai lolos ke final..., dia saat ini sedang memimpin dengan tujuh tembakan pertama di
pertandingan final.” Ucap penyiar dari pingir
lapangan
Kang Chul terlihat berbaring dengan atlet negara lain
sedang melemaskan jari-jarinya, kacamatanya ditutup satu agar bisa fokus. Suara
pria asing memberitahu penonton “Kang Chul nomor urut ketiga.Dia sebelumnya mencetak 10,6 poin.” Dengan menyorot wajah Kang Chul sedang melemaskan
ototnya. “Ivan Asimov dari
Ukraina nomor urutan empat. Dia sebelumnya mencetak 9,9.” Pria yang
berdiri disamping Kang Chul disorot dan seterusnya peserta diberitahukan hasil
poinya.
“Ternyata, bukan
Kang Chul saja yang diharapkan untuk memenangkan medali emas. Para pemain di sampingnya berada di peringkat 1, 2 dan 3 di kejuaraan dunia.” Komentar
penyiar di pinggir lapangan,
“Benar. Ini pertama
kalinya dia dipilih sebagai anggota tim nasional dan debut internasional
pertamanya bagi Kang Chul Min.”ucap penyiar dua.
“Pemain17 tahun ini
menampilkan yang terbaik melawan pemain
juara dunia. Kita ingin tahu apakah dia bisa mengulang momen sejarah yang dibuat oleh Yeo Gab Soon di Olimpiade Barcelona 1992. Dia sudah tampil dengan sangat baik sejauh ini.” Balas
Penyiar satunya, Kang Chul sempat melirik lalu memegang pistolnya.
Wasit akan memulai Untuk
kompetisi tembakan berikutnya, dan meminta semua pemain
mengisi peluru. Kang Chul
dkk mulai mengisi perluru, wasit memberikan perintah untuk bersiap-siap, semua
mulai mengangkat pistolnya lalu hitungan tiga berjalan mundur. Kang Chul dan
Ivan menembak bersamaan untuk tembakan yang kedelapan.
Layar memperlihatkan hasilnya, Kang Chul mencetak
10.2 poin, semua penonton bergemuruh. Pelatih yang
duduk dibelakang pun menjerit bahagia, Kang Chul tersenyum karena hasilnya
memuaskan, sementara lawanya Ivan hanya memperoleh angka 9,5. Komentar mengatakan Kang Chul tidak
boleh puas dulu karena harus tetap tenang sampai akhir.
Pelatih dibelakang meminta Kang Chul untuk Tetap
tenang dan fokus. Komentator melihat sang pelatih
yang juga meminta agar tenang. Pria disampingnya memberitahu kalau Pelatihnya
itu Kang Yoon adalah ayahnya sendiri yang mengajarkan
anaknya untuk menembak dan
belajar konsentrasi, makanya Kang Chul bisa
sejauh ini dalam waktu tiga tahun. Pria lain melihat
Kang Chul itu pasti jenius karena mengikuti
bakat ayahnya
Kang Chul siap memberikan tembakan yang kesembilan tapi
hasilnya ternyata hanya 7,9 tembakannya meleset cukup jauh. Tuan Kang terlihat
kecewa sementara Ivan yang berdiri disampingnya tersenyum karena berhasil
meraih poin 10,2. Komentator melihat Kang Chul membuat
kesalahan kritis pada tembakan kesembilan.
“Jika begini... Sekarang, Asimov memimpin dengan selisih 0,2
poin.</i> Total skornya adalah 653,4 dan total skor Chul 653,2. Peraih medali emas
akan diputuskan dari tembakan
terakhir ini. Selisih poin mereka hanya 0,2. Pengalamannya bertanding Ivan Asimov memang terbayar di saat-saat terakhir Apakah pengalaman
yang kurang dari Kang Chul akan menghambat
kesuksesannya saat ini?” ucap sang komentator,
Kang Chul terlihat sedikit kecewa dengan tembakan terakhirnya.
“Benar juga. Ini pertama
kalinya dia bertanding di kancah internasional.” Balas
komentator lainnya.
Tuan Kang meminta anaknya untuk fokus karena kali ini
adalah kesempatan
terakhir. Komentator melihat Kang Chul itu cukup baik menangani hal dan harus fokus sampai akhir. Wasit memberitahu untuk tembakan terakhir meminta agar
mengisi peluru. Semua sudah siap dengan pelurunya, Komentator memberitau
saat ini yang menegangkan
karena tembakan ke-10 yang terakhir.Ivan lebih dulu menembak dan memperoleh hasil 10,4
“Asimov memang pemain yang sangat pandai dan Untuk membawa medali emas...,Kang
Chul harus mencetak lebih dari skor
10,7. Sekarang Kang Chul masih menargetkan
tembakannya. Dia harus
menembak dalam batas waktu 75 detik.” Ucap
komentator
Kang Chul belum menembakan pelurunya ke papan, terlihat
sedikit gugup dengan fokus pada tatapan agar tepat mengenai sasaran. Tuan Kang
berbisik menyuruh anaknya untuk cepat menebakan pelurunya karena waktunya
semakin berkurang. Di 15 detik terakhir, Kang Chul belum juga menembakan
pelurunya. Di detik terakhir akhirnya Kang Chul menembakan peluru ke papan.
Semua penonton terlihat tegang begitu juga Kang Chul
penasaran hasil yang di dapatnya dari tembakanya. Dilayar keluar angka 10,9
untuk Kang Chul. Semua penonto bersorak, Kang Chul melonggo tak percaya Tuan
Kang menjerit bahagia karena Kang Chul berhasil meraih medali emas untuk Korea.
Kang Chul langsung berlari mengendong ayahnya dengan
wajah bahagia, para wartawan pun mengerubungi sebagai peraih medali emas dari
cabang olahraga menembak. Ayahnya menangis haru karena anaknya bisa meraih
medali emas. Komentator tak percaya Kang Chul masih umur 17 tahun biasanya pemain
cenderung kehilangan focus apabila di
bawah tekanan besar tapi
Kang Chul membalikkan keadaan dan memenangkan medali emas. Kang Chul dan ayahnya terlihat bahagia, bahkan Kang Chul
sempat tersenyum memberikan salam pada kamera TV.
Layar TV pun berubah menjadi tayangan pertandingan sepak
bola, dengan sedikit memukul bagian atasnya layar TV kembali jernih terlihat
ayah ibu dan dua adik Kang Chul sedang menonton pertandingan bola di ruang
tengah, semua tegang menunggu sebuah gol.
Di buffet terlihat jejera piala milik Kang Chul sebagai atlet,
foto dan juga artikel saat menang medali emas. Foto keluarga Kang pun ditempel
terlihat bahagia. Ibu Kang Chul mendengar ada orang yang masuk berpikir anaknya
yang pulang bertanya kenapa Kang Chul datang terlambat.
Tiba-tiba matanya melotot kaget melihat yang datang, Tuan
Kang binggung istrinya tak datang saat ke depan pintu melihat istrinya sudah
terkapar dan kepalanya mengeluarkan darah, Sebuah pistol mengarah padanya
dengan tembakan menempel stiker bendera korea. Tembakan langsung mengenai
bagian dahi Tuan Kang dan akhirnya membuatnya meninggal seketika.
Di ruang tengah dua adik Kang Chul masih asik menonton
bola, adik Kang Chul yang terakhir sadar ada seorang yang mendekat lalu
menembakan pistolnya, adik Kang Chul yang kedua membalikan badanya akhirnya
badannya pun tersungkur dilantai. Saat itu juga dilayar sebuah Gol tercipta dan
Ahn Jung Hwan.
Di TV menanyakan sebuah berita dengan gambar Kang Chul
yang tertangkap polisi
“Ini berita pertama hari
ini. Dua hari yang lalu, kami menyampaikan berita bahwa seluruh keluarga di
Sangdo-dong tertembak oleh pistol. Polisi melihat Kang
Chul, si peraih medali emas Olimpiade Athena juga anggota keluarga sebagai
tersangka utama.” Ucap si
penyiar dan memanggil reporter Park untuk melaporkan langsung.
“Ya. Saya sekarang berada di Kantor Polisi Dongjak Seoul. Beberapa saat lalu, Kang Chul, mantan
atlet nasional, ditangkap
dengan tuduhan pembunuhan itu.” ucap reporter Park
Kang Chul keluar dari mobil polisi dengan tangan
terborgol lalu tertulis caption [Kang Chul ditangkap sebagai tersangka
pembunuhan.]
“Pelatih tim tembak
nasional, Kang Yoon, beserta
istrinya Yoon Mi Ho..., dan putri mereka Soo Yeon, putra mereka Joon Seok ditemukan ditembak mati di ruang tamu rumah mereka pada pagi hari tanggal 15. Sementara menginvestigasi Kang Chul yang tidak berada di rumah saat itu...,polisi menemukan banyak
keraguan tentang keberadaannya hari itu.”
Tim Forensik pun mulai memeriksa semua sidik jari dan
barang bukti dari TKP. Sementara terlihat banyak penonton Korea yang
mengelu-elukan Korea karena berhasil menang dan seseorang membuang pistolnya ke
tempat sampah.
“Selain itu, pistol
yang digunakan untuk membunuh mereka
ditemukan di tempat sampah tak jauh dari TKP.”
Polisi memberikan penyataan dengan jumpa pers, gambar pistol yang digunakan
untuk pembunuhan
tersebut dengan ukuran 5.56mm kaliber buatan
Swiss, menemukan noda darah korban dan sidik jari Kang Chul.
“Dan Juga, polisi
menegaskan bahwa pistol yang digunakan di TKP adalah pistol yang sama yang Kang Chul gunakan
di Olimpiade.”
Penyiar yang ada di stasiun Tv melihat ini
memang berita yang sangat mengejutkan, lalu memanggil Reporter
Kim yang sudah duduk disampingnya, membahas Ada
banyak masyarakat yang
masih ingat dengan
Olimpiade Athena, ketika Kang Chul berlari
ke ayahnya dan memeluknya masih terasa sampai sekarang.
“Jika Kang Chul yang memang membunuh mereka..., apa motif kejahatannya?” tanya penyiar
“Motif kejahatannya masih belum
jelas. Namun
menurut kesaksian, saat dia
berhenti menjadi atlet tembak dan memutuskan kuliah ilmu computer, dia punya masalah dengan ayahnya. .”
Ucap Reporter Kim
“Entahlah... Tapi alasan itu tidak sepenuhnya menjelaskan, kenapa seorang atlet Olimpiade
yang terkenal membunuh keluarganya
sendiri” kata Penyiar
“Ya.... Betul.... Karena itu, publik makin
antusias melihat
bagaimana penangkapannya.” Balas Reporter Kim
Kang Chul sudah ada diruang interogasi dengan wajah
kebinggungan, Jaksa didepanya mengatakan Ada dua
orang yang meliha Kang Chul dari pintu
belakang dan ingin Kang Chul bisa menjelaskanya. Kang Chul terlihat tertunduk
diam.
“Kau bertengkar dengan ayahmu seminggu
sebelum kejadian. Kemudian
kau cerita pada temanmu, kalau
ayahmu itu menjengkelkan
dan kau ingin ayahmu mati. Apa benar begitu?” Ucap Jaksa Han Chul Ho, Kang Chul dengan terbata-bata
mengatakan kalau itu tak benar.
“Ah.... Benarkah? Aku mengerti kau ingin hidup
sendiri dan Pasti seperti itu benarkkan” ucap Jaksa Han berdiri dari tempat
duduknya lalu memegang pundak Kang Chul. Wajah Kang Chul terlihat ketakutan
saat Jaksa Han memegang pundaknya.
“Tapi Tetap saja..., kau tidak bisa menembak ayahmu. Kau menembak ibu yang berusaha melarangmu. Kau hilang kendali dan menembak
mati semua
keluargamu. Kenapa? Apa Kau terlalu takut mati
setelah membunuh mereka? Kau
kabur, lalu kembali dan menangis di depan foto orang tuamu. Apa Kau tahu orang memanggilmu sekarang ? Sampah masyarakat. Kau harusnya terisolasi dari
masyarakat selamanya Itulah
tugasku. Apa Kau mengerti?” ucap Jaksa Kang sambil mendorong kepala Kang Chul
sampai menyentuh meja. Kang Chul hanya bisa diam dan menangis.
Kang Chul sudah mengunakan pakaian tanahan di datangi
oleh pamannya. Sang Paman memberitahu Jaksa
yang bertanggung jawab, bernama Han
Chul Ho yaitu orang yang berambisi besar dan berharap menjadi seorang
politikus serta berusaha
memecahkan kasus Kang Chull karena
semata-mata melihat Kang Chul itu adalah orang terkenal.
“Seharusnya Tidak boleh begini. Selain itu Juga..., kami mengadakan acara pemakaman karena
kita tidak bisa menundanya lagi. Kami
menguburkan semua keluargamu di bukit. Kau Jangan
khawatir dan harus kuat. Kami
akan berusaha yang terbaik.
Tetaplah bertahan.” Ucap pamanya yang percaya
keponakanya itu pasti tak bersalah. Kang Chul hanya bisa menangis tak bisa lagi
melihat pemakaman keluarganya.
Ruang sidang
Jaksa Han mulai berbicara
dengan mengingat waktu dan bukti kejahatannya maka sulit berasumsi kalau ini adalah kejahatan atas dorongan
hati, menurutnya Merencanakan membunuh
keluarga sendiri adalah kejahatan yang mengerikan dan
mengejutkan serta melanggar hukum moral. Kang Chul
hanya diam duduk di kursi terdakwa.
“Selain itu, terdakwa adalah atlet
terkenal, Sebagai idola remaja, maka insiden ini sangat mengejutkan. Untuk mengingatkan masyarakat akan
bahaya, saya minta hukuman seberat-beratnya untuk
Kang Chul yaitu
hukuman mati.” Ucap Jaksa Han terlihat penuh ambisi
dendam.
Kang Chul melirik dengan mata berkaca-kaca, semua yang
menonton dibangku penonton memberikan tepuk tangan. Keluarga Kang terlihat
khawatir mendengar putusan Jaksa Han. Kang Chul mendengar umpatan padanya dan
jeritan bahagia mendengar hukuman yang diberikanya, akhirnya amarahnya tak
tahan lagi ingin menyerang Jaksa Han. Petugas langsung menahanya,
“Dasar brengsek.... Kenapa hukumannya seperti ini?”
teriak Kang Chul histeris tak bisa menerimanya. Jaksa Han hanya menatap sinis
Kang Chul yang marah padanya.
Disebuah ruangan yang berantakan dengan bekas makanan
diatas meja dan terdengar bunyi ponsel yang terus berdering, seorang pria
tertidur pulang di tempat tidur tingkat dua, handuk di gantung bertuliskan [RS
Universitas Myungsei] jemuran kaos kaki dan celana
dalam di gantung disampingnya.
Terdengar bunyi dengkuran, seorang wanita bernama Oh Yeon
Joo tidur dengan mulut mengangga dan masih mengunakan jas dokternya. Ia sedikit
tersadar lalu menyuruh temanya, Kang Suk Bum untuk mengangkat telp tapi Suk Bum
masih tertidur lelap. Akhirnya dengan wajah kesal bangun sambil berteriak kalau
ia butuh tidur.
Yeon Joo melihat layar ponsel yang berbunyi bertuliskan
nama [Anjiing Gila] lalu
memberitahu Suk Bum kalau si anjing gila yang menelp. Suk Bum langsung
terbangun, Yeon Joo melempar ponselnya dengan senyuman bahagia pasti temanya
itu mati dan kembali tertidur. Suk Bum pun mengangkat telp dari Prof Park
dengan membuat suara seperti tak seperti orang bangun tidur.
“Hei.... Angkat
teleponnya, idiot!” teriak Prof Park yang
terdengar walaupu tak mengunakan speaker lalu menanyakan keberadan Yeon Joo
sekarang
Yeon Joo yang sedang berbaring langsung melotot kaget
mendengar namanya di sebut. Suk Bum memberitahu Yeon Joo sedang ada didekatnya,
dan juga tak tahu kenapa Yeon
Joo tak angkat teleponnya. Yeon Joo bangun dari tempat tidurnya dan dengkulnya
sampai terbentuk tangga lalu melihat ponselnya
[10 Panggilan tak terjawab dari
Anjing Gila] lalu menjerit panik karena tenyata
ponselnya dalam kondisi “Silent”
Suk Bum berkomentar Prof Park kemungkinan
besar akan membunuh Yeon Joo karena
tak mengangkat telepon darinya. Yeon Joo bertanya
kenapa Prof Park mencarinya, Suk Bum tak tahu lalu memberikan semangat sambil
menguap kembali tertidur. Yeon Joo menjerit sambil berlari keluar dari ruangan.
Di lorong, Yeon Joo berusaha untuk tetap tenang bertemu
dengan pasien, lalu memakai ID Card dokternya dan sempat bertemu dengan perawat
yang memberitahu masih ada iler di mulutnya. Yeon Joo bertanya keberadaan Prof
Park sekarang, perawat mengelengkan kepala. Yeon Joo langsung bergegas pergi
sambil membersihkan mulutnya yang masih ada iler.
Ketika akan masuk lift ternyata sangat penuh, akhirnya ia
memilih untuk turun melewati tanga darurat sambil berharap Prof Park tak akan
membunuhnya. Ia berlari di lorong dengan cepat dan sampai ruang ICU bertanya
keberadaan Prof Park, perawat mengatakan Prof Park tak ada di ICU.
Yeon Joo berlari pindah ke bagian lain dengan nafas
terengah-engah menanyakan keradaan Prof Park. Perawat mengatakan Prof Park
belum datang. Yeon Joo bertanya Apa tidak ada pasien sakit
jantung. Perawat mengatakan tak ada. Yeon Joo kebinggungan kenapa
Prof Park mencarinya.
Ia akhirnya berlari ke lorong lain dan tepat didepan
ruangan menguncir rambutnya dan membersihkan matanya lalu mengetuk pintu
ruangan Prof Park. Terdengar suara Prof Park yang menyuruhnya masuk, dengan
menghembuskan nafas Yeon Joo masuk ruangan seniornya.
“Ya.... Apa Kau sadar berapa waktu
yang kaubutuhkan untuk
datang kemari? Apa Kau mau
mati?” tegur Prof Park
“Maafkan aku... Aku
tidak tahu kau di sini.” Ucap Yeon Joo dengan nafas
terengah-engah
“Kau pun tak mengangkat telepon dariku.
Kau meremehkanku yah? Apa Kau pikir boleh mengabaikan
telepon dariku?” sindir Prof Park, Yeon Joo
meminta maaf kembali. Dan berjanji tidak akan terjadi lagi.
“Apa ayahmu itu Oh Seong Moo, si penulis webtoon?” tanya Prof Park, Yeon Joo binggung seniornya malah
bertanya tentang ayahnya.
“Ada yang bilang kau itu putrinya dan Aku baru tahu.” Ucap Prof Park, Yeon Joo membenarkan anak dari Tuan Oh
Seong Moo.
“Kenapa ini hanya terjadi padamu? Ayahmu itu Oh Seong Moo yang
hebat tapi
kenapa kau bisa seperti ini?” keluh Prof Park, Yeon
Joo meminta maaf kalau dirinya memang kurang berbakat.
“Apa Kau tinggal dengan orangtuamu?” tanya Prof Park, Yeon Joo mengelengkan kepala kalau ia
hanya tinggal dengan ibunya.
Prof Park menanyakan keberadan ayahnya, Yeon Joo
menceritakan orang tuanya yang sudah bercerai, Prof Park menyimpulkan Yeon Joo jarang
melihat ayahnya. Yeon Joo menyangkalnya kalau ia
sering menemuinya lalu heran karena seniornya terus menanyakan tentang
ayahnya. Prof Park langsung meminta agar
Yeon Joo memberitahu spoiler-nya. Yeon Joo binggung.
“Aku sangat suka baca webtoon belakangan ini, terutama Webtoon
ayahmu. Aku
sangat menyukainya.” Ucap Prof Park
memperlihatkan komik judul W ditanganya.
“Tentu saja, webtoon ini sangat
populer..., tapi aku
tidak suka membaca webtoon, jadi
tidak membacanya. Tapi
kudengar webtoonnya akan tamat
minggu ini karena itu aku
langsung ke toko buku dan
membeli komiknya, Coba kau Lihat
ini.” ucap Prof Park sambil mengeluarkan semua komiknya
Menurutnya semua ini membuat
kecanduan dan Butuh dua
malam membaca semuanya, sambil bertanya-tanya kenapa komiknya itu seru sekali. Yeon Joo tersenyum bahagia karena ternyata Prof Park
menelpnya hanya karena masalah komik saja. Prof Park menceritakan menyukai suka
karakter utama di komik yaitu Kang
Chul sangat kuat sebagai pria terlihat hebat.
Yeon Joo juga berpikir yang sama. Prof Park bertanya apakah Yeon Joo juga
penggemarnya.
“Tentu saja.... Siapa yang tidak suka Kang Chul? Dia tampan, berbakat dan santun serta matanya sangat seksi.” Ungkap Yeon Joo, Prof Park melirik sinis mendengar kata
seksi.
“Maaf. Aku sudah kelewatan.” Ucap Yeon Joo, Prof Park berdiri seperti ingin
memukulnya, Yeon Joo langsung menutup wajahnya ketakutan. Saat itu juga Suk Bum
masuk ruangan.
Prof Park mengajak Yeon Joo untuk high five, Yeon Joo pun
tersenyum bahagia memberikan high five. Prof Park senang bisa bertemu
dengan sesama
penggemar Kang Chul, tak menyangka juniornya itu
penggemarnya juga. Yeon Joo
tersipu malu bertanya sejak kapan Prof Park menyukai komik W dam seharusnya
memberitahu lebih dulu.
Suk Bum datang dengan tatapan iri, Prof Park pikir
seharusnya Yeon Joo yang memberitahu kalau ayahnya itu yang menuliskan
ceritanya. Yeon Joo merasa ayahnya itu pasti sangat menyukainya. Suk Bum memberikan
sebuah berkas untuk menandatanganinya. Prof Park seperti menundanya lebih
peduli berbicara dengan Yeon Joo.
“Tapi..., siapa sebenarnya pelakunya?” tanya Prof Park penasaran. Yeon Joo juga
tak tahu.
“Tamatnya minggu ini, tapi
aku masih belum bisa menebaknya. Apa Kau
tidak dengar apapun dari ayahmu?” ucap Prof
Park makin penasaran
“Ayahku tidak pernah cerita
tentang alur komiknya.” Jelas Yeon Joo, Prof Park
masih tak puas karena Yeon Joo itu putrinya.
“Kasih tahu aku spoiler-nya.” Ucap Prof Park terkesan keras kepala, Suk Bum
menceritakan mengenal Tuan Oh yang memiliki sifat sangat
tegas.
Prof Park mulai membahas Yeon Joo yang tak
pernah operasi bedah
jantung, dan memutuksan Akan memberikan kesempatan. Yeon Joo sumringah tak percaya, Prof Park memberikan
penawaran kalau untuk mencari tahu dulu siapa
pelakunya. Yeon Joo dan Suk Bum saling berpandangan
tak percaya.
Yeon Joo merengek kalau ayahnya pasti tak akan pernah
mau memberitahu. Prof Park pun memutuskan
untuk menarik kembali tawaranya. Yeon Joo akhirnya langsung mengatakan akan
cari tahu sekarang. Prof Park mengancam Kalau
Yeon Joo berbohong karena ingin operasi bedah jantung, maka akan membunuhnya. Yeon Joo meyakinkan tak perlu mengkhawatirkan hal
itu lalu keluar ruangan dengan wajah bahagia.
Suk Bum mengeluh Prof Park bersikap tak adil, karena Bahkan
rekan-rekan senior saja belum
pernah berkesempatan bedah jantung. Prof Park
pura-pura tak peduli lalu menyuruh Suk Bum harus punya ayah seorang kartunis kalau merasa diperlakukan tak adil. Suk Bum hanya diam
tanpa membalasnya.
Yeon Joo menjerit bahagia berjalan dilorong, menurutnya
kalau tahu Prof Park itu pengemar komik maka hidupnya di Rumah Sakit pasti lebih mudah lalu mencoba menelp ayahnya, baru berdering satu kali
langsung menutupnya menurutnya tak boleh dilakukan karena pasti akan kena
masalah.
Akhirnya ia nelp Park Soo Bang, seorang pria berkacamata
memanggil Yeon Joo dengan panggila Nunna. Yeon Joo menyapa Soo Bang yang sudah
lama tak bertemu, Soo Bang terlihat panik dengan dua wanita lain yang
mendekatinya. Yeon Joo yakin Soo Bang pasti sangat sibuk karena hari
ini hari terakhir,
“Aku punya permintaan untukmu. Hidupku sangat bergantung pada
hal ini. Jadi
jangan bilang pada Ayah.” Ucap Yeon Joo, Soo Bang
mengatakan akan menelpnya lalu meminta dua wanita disampingnya untuk duduk
kembali.
“Kami sedang dalam kesulitan, Ayahmu menghilang.” Ucap Soo Bang panik, Yeon Joo kaget mendengarnya.
“Maksudku... Dia sudah tak bisa dihubungi
sejak semalam.” Ucap Soo Bang sambil duduk di kursi
kerjanya.
“Dia pasti berada di suatu tempat
sedang minum bersama teman-temannya.” Kata Yeon Joo yakin
“Tidak, aku sudah menghubungi semua warung tenda dan tidak ada yang tahu di
mana keberadaannya. Ponselnya
juga tak dibawa olehnya.” Jelas Soo Bang memegang
ponsel milik tuan Oh
Yeon Joo mulai panik karena ayahnya meninggalkan
ponselnya, Soo Bang menceritakan Dompet
dan kunci mobilnya tak bawa dan menghilang
begitu saja. Yeon Joo bertanya-tanya kemana kepergian ayahnya. Soo Bang memberitahu Harusnya
deadline kami jam 4 sore, tapi Tuan Oh belum memberikan arahan pada mereka jadi tidak
tahu harus bagaimana dan tak biasanya
pernah lewat deadline lalu kebinggungan apa yang
harus dilakukanya sekarang.
Yeon Joo menaiki taksi ke sebuah rumah dengan mobil yang
diparkir didepan rumah, Sebuah gambar halaman depan komik W sampai jilid 33
berjejer dan terlihat tersusun di papan. Meja yang terlihat berantakan dengan
komputer untuk mengambar web. Foto Yeon Joo dengan ayahnya juga ada dinding
dari kecil, remaja sampai menjadi seorang dokter.
Akhirnya Yeon Joo masuk rumah, Soo Bang langsung
berteriak memanggilnya. Yeon Joo sampai terlonjak kaget mendengarnya. Dua
wanita pun menyapa Yeon Joo, Yeon Joo pun melambaikan tangan pada keduanya lalu
menanyakan kabar ayahnya. Soo Bang memberitahu belum juga kembali. Yeon Joo pun
memilih untuk masuk ke kamar kerja ayahnya.
Soo Bang mengikutinya dan bertanya apakah Yeon Joo belum
bicara dengannya. Yeon Joo mengaku sudah
terlalu sibuk jadi Sudah
lama tak bicara dengan ayahnya. Soo Bang
mengatakan harusnya
memberitahu editor. Yeon Joo pikir mereka tunggu
saja karena masih memiliki waktu. Soo
Bang merasakan ada sesuatu yang aneh.
“Kami kemarin bekerja di sini
seharian, dan dia tidak pernah keluar
dari.. ruangan
ini.” cerita Soo Bang dengan nada panik. Yeon Joo yang sedang
melihat ke bagian tempat tidur ayahnya terhenti.
Flash Back
Soo Bang mendatangi ruangan Tuan Oh menawarkan untuk
membuatkan kopi. Tuan Oh melirik jam di dinding pukul 9 lewat 5 menit, lalu
meminta agar Soo Bang membuatnya tepat jam 10 malam. Soo Bang pun keluar dari
ruangan.
Didepan semua tim sedang sibuk berkerja dengan bagian
masing-masing. Tepat jam 10 malam, Soo Bang kembali masuk ruangan untuk
memberikan kopi tapi Tuan Oh sudah tak ada diruangan dan menghilang begitu
saja.
“Aku masuk ke
ruangannya tepat pukul 22:00 Dan dia tidak ada
di ruangannya. Tidak ada yang
melihat dia keluar dari ruangan.”
Dua pegawai wanita membagi tugas, Yoon Hee si wanita
bertumbuh tambun mencari diluar rumah sementara Sun Mi mencari disekitar
pekarangan. Soo Bang mencari di kamar mandi karena mereka takut Tuan Oh terjatuh jadi mencarinya ke seluruh ruangan.
Soo Bang merasa ada sesuatu yang aneh karena tak
menemukan jejak Tuan Oh yang pergi dari ruangan. Yeon Joo dengan wajah santai
merasa memang itu sangat aneh. Soo Bang dengan mulut melonggo dan panik
berpikir akan menelp polisi. Yeon Joo pikir belum 24 jam sejak ayahnya
menghilang jadi lebih baik mereka menunggu saja.
“Yah, dia mungkin frustrasi dan cari udara segar.” Ucap Yeon Joo yakin, Soo Bang masih merasa aneh dimalam
hari pergi dan tanpa mengatakan apapun bahkan tak bawa
uang atau ponsel
“Dia juga manusia, pasti merasa sedih mengucapkan
selamat tinggal pada karakter komiknya yang
sudah dia gambar selama 10 tahun.” Ucap Yeon
Joo
“Siapa yang kau maksud, apakah Tuan Oh? Dia takkan mungkin merasa sedih. Katanya dia muak akan karakternya dan ingin membunuh karakter komik
itu.” Ucap Soo Bang
“Siapa yang ingin dia bunuh?” tanya Yeon Joo binggung,
Soo Bang menjawab Kang Chul kalau Tuan
Oh bilang akan membunuh Kang Chul di adegan terakhir.
“Dia takkan membunuh Kang Chul!” ucap Yeon Joo tertawa mengejek, Soo Bang berbisik
mengatakan kalau sudah melihatnya.
Soo Bang lalu mengajak Yeon Joo pergi ke meja kerja Tuan
Oh, walaupun sebenarnya tak boleh tapi untuk menyakinkan akan menunjukanya dan
berpesan agar tak memberitahu siapapun. Gambar Kang Chul yang terkapar dengan
bersiba darah terlihat, Yeon Joo menjerit kaget melihatnya.
“Kenapa kalian membunuh Kang Chul?” ucap Yeon Joo tak terima,
“Aku tidak membunuhnya. Dan Kenapa dia mau membunuh Kang
Chul? Ini memang tidak masuk akal.” Kata Soo Bang juga heran, Yeon Jo masih tak yakin
akhirnya Kang Chul akan mati.
“Coba Lihat darahnya. Bagaimana orang
bisa hidup setelah perdarahannya banyak sekali? Kau itu dokter dan Kami juga sudah menentangnya. Aku tidak pernah menentang
idenya selama ini, tapi kali
ini, aku sangat menentangnya, Sun Mi bahkan menangis. Tapi Pak Oh sangat keras kepala.” Cerita Soo Bang mengebu-gebu. Yeon Joo menatap
dalam-dalam sosok Kang Chul yang digambar ayahnya.
“Dia niat sekali mau membunuhnya Dan dia ingin membunuhnya secara
brutal. Katanya
itu impian hidupnya.” Cerita Soo Bang, Yeon Joo
masih tak percaya.
“Jika ini diupdate di internet, semua
orang akan marah. Semua
orang mengharapkan balas
dendam yang dramatis di bagian
akhir komik tapi
ternyata dia akhirnya mati konyol.” Jelas Soo
Bang
Yeon Joo melihat sosok pria berjubah bertanya siapa itu,
apakah itu pejahatnya. Soo Bang juga tak tahu karena Tuan Oh juga
tidak memberitahunya dan menhilang setelah
mengambar itu. Yeon Joo pikir ayahnya belum bisa ambil keputusan bagaimana akhir
cerita dan Mungkin
pergi cari ilham. Soo Bang pikir tak mungkin
karena Tuan Oh itu sangat niat sekali membunuhnya.
Flash Back
Soo Bang keluar ruangan setelah menawarkan kopi, lalu
melihat Tuan Oh yang mengambar karakter Kang Chul dengan bersiba darah. Soo
Bang melihat Tuan Oh yang tersenyum.
“Dia sangat senang ingin membunuh
karakter itu.” Ucap Soo Bang
“Tapi Kenapa? Kenapa dia merasa senang saat membuat
karakter utamanya mati?” ucap Yeon Joo masih tak
terima. Soo Bang juga tak tahu apa yang ada dipikiran Tuan Oh.
“Mungkinkah...ada seorang
penggemar fanatik tahu kalau
akhir ceritanya akan seperti
ini, makanya dia menculik
Ayah, Seperti di film,
"Misery"?” kata Yeon Joo mulai
menduga-duga, Soo Bang mengaku suka dalam film tersebut.
Keduanya mulai panik, Soo Bang memikirkan apa yang
dilakukanya sekarang. Yeon Joo pun memutuskan untuk segera menelp polisi karena
firasatnya tak enak. Soo Bang memutuskan akan melaporkan pada polisi segera
lalu berlari keluar ruangan menjerit pada dua wanita meminta agar mengambilkan
ponselnya.
Yeon Joo panik berpikir kalau sampai dugaanya itu benar
lalu apa yang harus dilakukanya. Ia mencari-cari petunjuk di meja kerja ayahnya
melihat note bertuliskan [Rahasia kematian keluarganya,
kejadian yang tak terduga dan akhir ceritanya]
lalu [Masalah
keluarganya, tersangka, dan
Han Chul Ho]
Ia melihat sebuah foto iblis seperti sedang marah dengan
mengeluarkan api dari lidahnya dan melihat tulisan dibagian belakang [Dibandingkan aku
yang dibunuh olehnya..., lebih baik akulah yang akan membunuhnya.] Yeon Joo membacanya, tiba-tiba layar di komputer
seperti bergerak, tapi saat ia menatapnya terlihat tak terjadi apa-apa.
Akhirnya Yeon Joo membalikan badan ingin mencari sesuatu,
tapi langkahnya terhenti dan melihat dibagian tanganya ada noda darah. Dengan wajah
panik berusaha menengok lalu melihat sosok tangan manusia yang keluar dari
layar komputer menarik baju. Saat itu juga tubuh Yeon Joo seperti terhisap dan
foto iblis ditanganya pun jatuh di lantai.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Yeaaayyy seneng banget ada yg buat sinopsis nya😂😂😂 berhubung aku belum bisa dwnlod krna msh krisis kuota dan gk ada wifi jd cuma bisa ngikutin dr sinopsis aja deh hehee
BalasHapusDrma ini udh aku tunggu bngt krna ide ceritanya menarik, unik, dan fresh bngt deh ditambah pemainnya yg buat mata makin seger wkwwkk😁😁
Semangaaat eonni nulisnya
Fighting!!!
yeesss,, mbak dyah bikin sinopsis drakor ini,,
BalasHapusterima kasih mbak dyah,,
SEMANGAT n FIGHTING mbak 😉😘😘😘
😉😉😉😉
😘💗💗💗
BalasHapuskeren
BalasHapusKeren banget😍😍😍😍😍
BalasHapus