Hae Young dan Do Kyung berbaring di kasur dengan saling
berpandangan kaki mereka saling terkait,tangan mereka saling berpegangan,
seperti tak ingin berpisah.
“Bulan Juni berlalu, kami tidak menapakkan kaki keluar rumah. Disaat aku percaya semua perkataannya, anehnya aku merasa tenang. Rasanya seolah aku telah menyentuh takdir dengan kedua tanganku.
Fakta bahwa dunia
yang tidak pernah kutahu ini ternyata ada. Fakta bahwa dunia yang aku lihat bukanlah segalanya. Rasanya aneh dan asing. Tapi anehnya terasa nyaman dan
menenangkan.”
Diatas meja sudah ada figura dengan foto Do Kyung bersama
Hae Young, keduanya pun tidur terlelap dengan saling berpegangan tangan dan
berhadapan.
Hae Young mendengarkan suara Do Kyung yang sedang
menyanyi “Di awal musim semi
... Kau, datang padaku seperti mimpi .. Kukira kukira itu untuk selamanya.” Lalu mengajak Do Kyung untuk mendengarkan
lagu ini sampai sampai umur 100 tahun. Do Kyung
hanya menatap lalu memilih untuk memejamkan matanya kembali di sofa, Hae Young
bertanya apakah merasa malu. Do Kyung memilih untuk memperbaiki bentuk
bantalnya, Hae Young hanya bisa tersenyum karena Do Kyung itu malu.
Keduanya lalu menonton TV bersama sambil makan ramyun.
Penyanyi Lee seperti memperlihatkan kepercayaan dirinya saat diwawancarai oleh
reporter. Hae Young melayani Do Kyung denga menaruk daging didalam mangkuk
ramyunnya, Do Kyung tersenyum bahagia.
“Aku tidak punya kemampuan
menyanyi yang bisa disombongkan. Tapi
kepekaanku layak dibanggakan. Jadi aku lebih cocok dengan konser
skala kecil.” ucap Penyanyi Lee
“Wah, anda rendah hati sekali.
Bisa berikan beberapa pesan pada pemirsa.” Kata
reporter, Penyanyi Lee berpikir apa yang harus dikatakanya.
“Aku hidup karena saudara
sekalian. Terima kasih. Mari
berbahagia. Semangat.” Pesan Penyanyi Lee
Hae Young melirik pada Do Kyung karena petunjuknya, bisa
mencegah Penyanyi Lee yang akan bunuh diri. Do Kyung pun ikut tersenyum
“Hanya selepas bulan
Juni, kami pergi keluar.”
Dokter menatap Hae Young dan Do Kyung terlihat binggung,
lalu bertanya pada Do Kyung apakah wanita itu yang dilihatnya selama ini dalam
pengelihatanya. Lalu ia berdiri menyapa Hae Young memperkenalkan namanya Park
Soon Taek, keduanya pun saling berjabat tangan. Dokter
Park mengatakan semuanya itu memang benar.
Keduanya pindah ke tempat Prof.
“Melihat masa depan tidak mustahil
tapi
bukan berarti, semua penglihatanmu akan jadi kenyataan. Mungkin diikuti oleh penglihatan
lain atau juga alur yang berbeda. Sebuah tindakan dapat mengubah
penglihatan itu. Apa Kau masih mendapat
penglihatan lagi?” ucap Prof.
“Tidak… Sekarang tidak lagi.” Kata Do Kyung, Hae Young pun bertanya apakah itu
diartikan sudah selesai
“Selama dia masih hidup, kita tidak bisa bilang sudah
selesai.” Jelas Dokter Park, Hae Young meminta agar tidak
mengatakan secara ambigu. Prof bertanya ambigu yang bagaimana maksudnya.
“Apakah supaya kami tidak perlu ... khawatir soal kematiannya ?” kata Hae Young
“Maksudku, semua orang pada
akhirnya mati. Dia bukan burung phoenix.” Jelas Prof, Hae Young terpaku mendengarnya, Prof
memilih menatap langit-langit kalau ia hanya bilang saja.
Hae Young dan Do Kyung berjalan keluar sambil perpegangan
tangan, Hae Young berhenti berjalan lalu menatap Do Kyung mengajak untuk tinggal
bersama saja karena tidak bisa
membiarkannya sendirian dan tidak suka memikirkan Do Kyung hidup sendiri dalam ketakutan, jadi lebih baik mereka tinggal
bersama saja.
“Aku tidak pernah hidup dalam
ketakutan dan tidak
ketakutan. Aku bersyukur karena kau suka padaku lebih dulu. Tapi jangan katakan
seperti itu lebih dulu.” Kata Do Kyung lalu kembali
mengajak berjalan
“Aku akan melamar dirimu” ucap Do Kyung, Hae Young hanya diam dengan tatapan
sedih merapatkan pengangan tanganya agar tak kehilanganya.
Ki Tae dan Sang Suk sedang mengangkat mesin mixing ke
tempat baru dan merasa keberatan lalu memanggil Park Hoon untuk membantunya.
Park Hoon merasakan ponselnya bergetar memilih untuk mengangkatnya lebih dulu.
Ki Tae menjerit mengumpatnya tapi Park Hoon berjalan lebih jauh untuk mengangkat
telp dari kakaknya.
Park Hoon memberitahu kalau semua barang sudah selesai
tapi setelah itu langsung memukul bagian punduknya dan tersenyum bahagia. Ki
Tae dkk sedang berusaha memindahkan bawah lewat tangga karena studio akan
pindah dibagian basement. Park Hoon datang memberitahu Studio
tidak jadi di sita.
Ki Tae melonggo, Sang Suk tak percaya studio tak jadi
disita, semua lalu menjerit bahagia. Park Hoon melemparkan sarung tanganya
menyuruh untuk memindahkan semua barang-barang ke studio mereka yang lama.
Semua langsung jatuh lemas, Sang Suk mengeluh kalau seharusnya bilang
dari awal karena mereka sudah memindahkan semuanya lalu memperlihatkan Tangannya sampai gemetar bahkan Ini
pertama kalinya tangannya gemetar
karena kelelahan.
“Aey, Park Do Kyung brengsek. Dia
pasti bersembunyi dan memperhatikan kita.
Setelah kita sudah selesai, lalu baru dia sengaja
memberitahu. Jangan-jangan
dia melihat kita pakai teleskop. Aku yakin begitu Dasar
mesum !” teriak Ki Tae marah
“Jadi apa kita kembalikan semuanya lagi ?” tanya Joon Hee, Ki Tae berteriak agar menyuruh orang
saja.
Park Hoon duduk didepan gedung dengan senyuman bahagia
karena semua kesialan untuk kakaknya tak akan terjadi. Petugas melepaskan semua
label sitaan dari barang-barang yang ada distudio. Do Kyung melihatnya dari
kejauhan kalau semua barangnya sudah kembali.
Pesan dari Tae Jin masuk “Kau tidak bersalah. Hiduplah dengan tenang. Jauh-jauh dari Ketua Jang.”
Tae Jin menemui Ketua Jang melaporkan 800
juta won yang dikeluarkan untuk
membeli obligasi terbuang sia-sia setelah itu
pamit pergi. Tuan Jang hanya melirik sinis, Tae Jin pun pergi meninggalkan
rumah tuan Jang.
“Kau harusnya jangan berbisnis pasti tidak akan berhasil. Orang-orang
tidak kompeten cuma bisa bicara.” Komentar Tuan
Jang, Tae Jin tak mengubrisnya memilih untuk pergi dengan diantar beberapa
pengawal Tuan Jang.
Didepan rumah, Nyonya Heo ingin menobos masuk tapi
ditahan oleh para penjaga untuk tak boleh masuk. Tae Jin melihatnya, Nyonya Heo
terus berusaha masuk dengan memukul pengawal mengunakan tas yang dibawanya. Tae
Jin hanya bisa menghela nafas lalu berjalan pergi.
Tuan Jang menjerit kesakitan, Nyonya Heo sudah berhasil
masuk dan langsung menarik rambut Tuan Jang penuh amarah. Ia tahu kalau Tuan
Jang yang membuat masalah untuk Do Kyung lalu berteriak marah kenapa ada
manusia seperti itu dan langsung mendorongnya. Tuan Jang jatuh ke kursi sambil
menjerit kesakitan.
Dua pengawal mencoba menghalangi Nyonya Heo agar tak
menyerang tuan Jang lagi. Nyonya Heo kembali berteriak menyuruh mereka untuk
minggir. Akhirnya dua pengawal melepaskanya karena melihat Nyonya Heo tak aka
menyerangnya lagi.
“Yaa, peduli amat uangmu banyak ! Kau tidak pernah keluar rumah ! Seharian cuma bisa main baduk
dirumah ! Kau malah
mengadu 2 anak muda untuk saling membunuh.” Teriak Nyonya Heo, kaki Tuan Jang sampai bergetar
melihat Nyonya Heo ngamuk.
“Hei..., harusnya kau tidak main-main
dengan wanita yang tidak akan rugi apapun ! Kau, kalau aku lihat kau
main-main dengan Do Kyung lagi ... Maka akan aku ... gunakan tubuhku ini. Kau
yang mati atau aku yang mati
!” teriak Nyonya Heo mengangkat kakinya diatas tubuh Tuan
Jang
Lalu ia mulai mencekiknya pengawal kembali menariknya.
Nyonya Heo berteriak meminta untuk dilepaskan. Tuan Jang akhirnya bisa
duduk memuji Nyonya Heo memang
selalu penuh tenaga membuatnya jadi tambah suka.
Nyonya Heo mulai mengumpat mendengar Tuan Jang yang berusaha merayu dengan
pujian, lalu kakinya kembali naik ke sofa karena tahu Tuan Jang itu pasti
takut.
Tuan Jang kembali berbaring dengan kaki naik dengan wajah
ketakutan, Nyonya Heo mengelus pipi tuan Jang memperingatakan Saat
ia kembali lagi kemari maka Tuan Jang itu tahu hari apa, jadi jangan
buat kemari lagi. Tuan Jang mengangguk
mengerti. Nyonya Heo pun berjalan dengan langkah lebar dengan mengunakan high
heelsnya keluar dari rumah.
“Kalau aku nikah dengannya, pasti
aku tidak akan bertahan seminggu. benar,
kan ?” kata Tuan Jang pada pengawal langsung gemetar
membayangkanya.
Soo Kyung berdiri di bus terlihat mengantuk lalu menepuk
seorang pelajar yang ada didepanya meminta izin aga bisa berdiri. Pelajar itu
terlihat binggung, Soo Kyung memperlihatkan buku yang dipeganganya berjudul YOGA
UNTUK KEHAMILAN lalu megatakan sedang
hamil. Pelajar itu langsung meminta maaf dan berdiri, Soo Kyung
pun duduk sebagai wanita hamil dan mengucapkan terimakasih, tak lupa menganti
sepatu kets juga.
Di halte pemberhentian, dua ahjumma sudah menunggunya.
Salah seorang melambaikan tangan sudah siap mengantarnya, lalu matanya melirik
pada sosok pria yang sudah menunggu, Jin Sang berdiri melihat Soo Kyung dengan
gugup. Soo Kyung pun juga sebaliknya lalu perlahan berjalan lebih dulu dan Jin
Sang tersenyum melihat Soo Kyung sudah mengunakan sepatu kets lalu mengikutinya
dari belakang.
Akhirnya keduanya berjalan bersama, Jin Sang terlihat
canggung menawarkan diri untuk membawakan tasnya, Soo Kyung menolaknya. Tapi
Jin Sang tetap mengambil dan membawanya. Lalu ia membahasa tentang Studio
Do Kyung tidak jadi di sita. Soo Kyung mengatakan
sudah mendengarnya.
Suasana kembali canggung lagi, Jin Sang mulai memuji Pergelangan kaki Soo Kyung itu cantik. Soo Kyung tertawa
mengatakan Bagian lainnya juga cantik. Jin sang lalu melihat bintangnya
berkilau, Soo Kyung juga melihat mereka sangat cantik.
Tiba-tiba Jin Sang berkomentar jalan yang sudah rapih,
Soo Kyung juga melihat dindingnya juga dirapikan.
Keduanya benar-benar canggung sampai tak tahu apa yang
harus dibicarakan, Jin Sang terlihat ingin memeluk bahu Soo Kyung tapi
mengurungkan niatnya, lalu mencoba untuk memegang bagian pinggangnya. Soo Kyung
terkejut akhirnya berusaha jalan dengan berjinjit. Jin Sang pun terlihat kaku
karea Soo Kyun mencoba memegang pinggangnya. Soo Kyung berhenti melangkah
dengan gugup bertanya lebih baik memegang dimana.
Jin Sang pikir dimana saja boleh, Soo Kyung memegang di
bagian bahu, Jin Sang mengangguk memperbolehkanya. Soo Kyung sedikit meloncat
untuk memeluk bagian bahu Jin Sang, Keduanya berjalan terlihat kaku dengan Soo
Kyung yang berjinjit dan Jin Sang sedikit membungkuk.
Keduanya berjalan dengan posisi yang sama sampai rumah,
terlihat tangan Jin Sang hanya memegang tanpa mendekapnya. Sementara tangan Soo
Kyung juga hanya menyentuh bahu dengan jari telunjuknya. Akhirnya Soo Kyung
berkata lebih dulu kalau mereka seharusnya sudah bisa melepaskanya. Jin Sang
setuju lalu mengajak dalam hitungan ketiga mulai melepaskanya.
Keduanya pun langsung melepaskan tangan mereka dan
terlihat benar lega sambil melepaskan otot yang pegang. Soo Kyung melambaikan tangan
mengucapkan selamat malam. Jin Sang tiba-tiba memanggilnya lalu menarik dan
membuat Soo Kyung berputar seperti sedang berdansa, Soo Kyung binggung dan
tiba-tiba Jin Sang sudah membuat posisinya miring seperti ingin menciumnya.
Mata Soo Kyung mulai menutup dan siap untuk berciuman
tapi Jin Sang terlihat binggung akhirnya mendorong Soo Kyung untuk kembali
berdiri. Soo Kyung pun terjatuh dan langsung berdiri penuh semangat. Jin Sang
megucapkan selamat malam juga pada ibu dari bayinya. Soo Kyung pun membalasnya
dengan ciuman jauh lalu masuk ke dalam kamar.
Jin Sang merenung dalam kamarnya, terlihat kebinggungan
sendiri menebak sebenanrya Perasaan
macam apa ini karena sulit
sekali, lalu frutasi sendiri dengan memegang kepalanya.
Beberapa saat kemudian Jin Sang keluar kamar dengan
melepaskan dasinya, lalu masuk kamar Soo Kyung. Tiba-tiba ia keluar dengan
kesal berteriak “Selamat malam ! Selamat tidur !” lalu membantingnya di kamarnya kembali dengan wajah
kesal.
Ibu Hae Young sibuk membersihkan kerak nasi di dalam
panci. Hae Young tertunduk dengan mengatakan pada ibunya kalau ia ingin
menikah dan ingin hidup dengannya. Ibu dan ayahnya binggung melihat Hae Young yang menangis
meminta agar bisa menikah di meja makan.
“Aku ingin pindah kerumahnya dan
hidup bersama.” Ucap Hae Young merasa sangat khawatir
dengan Do Kyung. Suasana hening sejenak.
“Pergilah dan Keluar.” Ucap ibu Hae Young lalu menarik anaknya untuk bangun
dari tempat duduknya.
Hae Young merengek, Ibunya menarik anaknya untuk segera
pergi dan mendorongnya masuk ke dalam kamar. Tuan Oh terlihat binggung, Ibu Hae
Young pergi ke tempat cuci piring seperti berusaha untuk menahan amarahnya.
Sementara Hae Young dikamar membereskan semua
barang-barangnya ke dalam koper sambil menangis. Ibu Hae Young sibuk
membereskan meja makan dan Tuan Oh melihat anaknya yang sedang beres-beres
dikamar dengan tatapan sedih. Ibu Hae Young pun akhirnya memilih masuk kamar
dan Hae Young tetap membereskan baju-bajunya di dalam koper.
Hae Young sudah berganti pakaian sambil menangis merengek
pada ibunya, harus bicara pada Do
Kyung dan memberikan restu. Ibu Hae Young hanya diam dalam kamar, Ayahnya pun
tak bisa apa-apa hanya melihat Hae Young bicara dengan menangis tersedu-sedu.
“Kalau aku bilang padanya pergi
dari rumah, maka dia tidak
akan mau. Dia akan menyuruhku kembali ! Aku mohon ikut
denganku, bicara padanya. Bilang padanya, ibu memberi ijin Aku
tidak bisa membiarkan dia sendirian. Tolong
ikut aku, bicara padanya.” Ucap Hae Young merengek
sambil menangis
Ibu Hae Young keluar dari kamar menyuruh Hae Young bangun
dan mengajaknya pergi,Tangis Hae Young berhenti dan langsung segera bangun
untuk pergi. Tuan Oh pun membantu anaknya membawakan koper keluar dari rumah.
Do Kyung berbaring di sofa dengan menatap kosong,
sementara Jin Sang duduk disampingnya dengan mengangkat kaki. Jin Sang
menceritakan Akhirnya mengerti Soo
Kyung hari ini kalau respek
padanya, seperti orang
yang respek pada Jendral Lee Soon Shin.
“Aku sedang kencan dengan orang
seperti itu. Lalu Aku
harus melakukan apa pada Jendral Lee Soon Shin ? Haruskah merangkulnya Atau
memegang pinggangnya ?” ucap Jin Sang binggung.
“Gila.... Kau masih juga belum sadar.” Komentar Do Kyung lalu duduk disampingnya, Jin Sang
binggung mendengar tanggapan temanya.
“Bagi perempuan yang ingin hidup
bersama tanpa menikah, Mana bisa
kau bilang "aku akan melamarmu Dan
membawamu pulang secara resmi" Pada
wanita yang tiap hari ingin kau peluk, tidur bersama dan bangun bersama ? Lalu kau Apa kau mengatakan
hal yang berlawanan dengan isi hatimu bersikap seolah ini demi dia? Mau berapa kali kau mati baru
bisa sadar ?!” tegas Do Kyung terlihat sangat marah
Jin Sang binggung bertanya apakah yang dimaksud itu
dirinya, Do Kyung menegaskan kalau yang dibicarkan itu adalah dirinya lalu
mengambil kunci dan ponselnya, meninggalkan kamarnya. Jin Sang binggung dengan
yang diucapkan temanya itu.
Do Kyung sudah mengemudikan mobilnya, sementara Hae Young
berada didalam taksi dengan orang tuanya merengek agar Nyonya Hwang jangan
marah dan meminta agar tersenyum. Ibu Hae Young hanya diam saja, Hae Young
mengatakan kalau harus tulus agar Do Kyung tidak
merasa berat. Tuan Oh hanya diam saja menatap ke arah
jalanan.
“Seumur hidupku ... Kau terlihat paling konyol saat
ini ! Hari ini
aku membuangmu.” Ucap Nyonya Hwang, Hae
Young merengek pada ibunya untuk tak berkata seperti itu.
Papan petunjuk memperlihatkan tanda JALAN
SATU ARAH, Do Kyung mengemudikan mobilnya melihat
sebuah taksi yang ada berjalan berlawanan arah denganya, keduanya sama-sama
berhenti. Sopir taksi dengan lampu memberikan tanda agar Do Kyung memundurkan
mobilnya. Do Kyung tersadar kalau melalui jalan satu arah akhirnya memundurkan
mobilnya.
Tuan Oh melihat kalau yang didepanya itu mobil Do Kyung
lalu berteriak mencoba memanggilnya. Tapi Do Kyung sudah memalingkan kepalanya
kebelakang untuk memundurkan mobilnya. Hae Young tersadar kalau yang ada
didalam mobil Do Kyung dan langsung mengeluarkan kepala dari jendela lalu
memanggilnya. Do Kyung pun tersadar lalu membuka sabuk pengamanya.
Hae Young memohon pada ibunya untuk bisa tersenyum dan
bahagia, lalu ketiganya turun dari mobil begitu juga Do Kyung. Hae Young
berjalan mendekatinya, tiba-tiba Do Kyung langsung berlutut didepan orang
tuanya.
“Aku ingin menikahi Hae Young... Tolong restui kami.” Ucap Do Kyung, ketiga bingung karena Do Kyung lebih
dulu yang memanggilnya.
“Terima kasih sudah datang duluan
ke kami. Kami memberimu restu. benar,
kan ?” kata Tuan Oh, Hae Young berkaca-kaca mendengarnya.
“Mulai hari ini, kalian
tinggal saja bersama. Kalian berdua sudah tergila-gila karena cinta. Butuh
waktu lama untuk mengatur tanggal dan pernikahan. Mulai
hari ini tinggal saja bersama. Aku serius.” Ucap Nyonya Hwang lalu menyuruh Do Kyung untuk berdiri
Do Kyung masih berlutut, Nyonya Hwang kembali menyuruh Do
Kyung untuk berdiri. Akhirnya Do Kyung berdiri, Nyonya Hwang langsung
memeluknya mengucapkan harapan agar mereka berdua selalu bahagia. Hae Young
menatap ibunya dengan berkaca-kaca. Ibu Hae Young langsung kembali masuk ke
dalam taksi mengajak untuk segera pulang.
Tuan Oh meminta sopir taksi membuka bagasi mobilnya, Do
Kyung membawa barang-barang Do Kyung dalam taksi. Tuan Oh pun pamit pergi lebih
dulu, Do Kyung berpesan agar ayah mertuanya itu hati-hati dijalan. Hae Young
menangis melihat kedua orang tuanya yang pergi. Tuan Oh sempat menatap keduanya
dengan senyuman sebelum masuk mobil. Nyonya Hwang berteriak menyuruh keduanya
segera masuk ke dalam mobil.
Do Kyung pun memundurkan mobilnya lebih dulu dan taksi
pun berjalan didepanya, Hae Young melihat ke dalam taksi ayahnya yang terus
menatapnya sementara ibunya memalingkan wajahnya tanpa mau melihat ke arah
depan. Dalam hatinya bergumam agar ibunya bisa menatapnya, tapi ibu Hae Young
terlihat hanya menatap keluar.
Mobil Do Kyung akhirnya bisa berbelok dan melihat taksi
berjalan didepan mereka. Hae Young masih berharap ibunya mau menatapnya. Hae
Young akhirnya bisa melihat ibunya yang menatapnya sebelum pergi, senyumanya
pun terlihat. Ibu Hae Young tak bisa menahan rasa sedihnya mengetahui pasti Do
Kyung itu sakit. Tuan Oh pikir makanya mereka harus biarkannya pergi. Ibu Hae Young pun mulai menangis.
Hae Young tersenyum bahagia mendorong Do Kyung ke sofa
agar berbaring, lalu keduanya mulai berciuman. Do Kyung pikir harusnya
ketempat yang bagus, Hae Young mengaku paling
suka kamar pacarnya itu.
“Saat aku masih tinggal disebelah, tiap
malam aku frustasi. Kenapa bisa
sekalipun, kau tidak pernah datang kerumahku padahal kau tahu aku suka padamu
? Aku berpikir
"Apa lebih baik ku rayu saja dia" ? Tapi pasti memalukan kalau
ditolak. Tiap malam rasanya aku marah
sekali.”akui Hae Young sambil mengelus alis pacarnya, Do Kyung
tersenyum mendenganya.
“Lalu aku pikir ... "Bagaimana orang ini bisa
tidur"?” ucap Hae Young,
“Apa Kau kira aku bisa tidur ?” akui Do Kyung, keduanya pun kembali berciuman
Di balik sofa terlihat Jin Sang yang bersembunyi, melihat
keduanya terlihat sedang asik berciuman. Do Kyun sambil memeluk Hae Young
bertanya kapan mereka akan menikah. Jin Sang langsung kembali bersembunyi
dibalik sofa dengan wajah panik. Hae Young mengatakan kapa saja dan Jin Sang
medengar keduanya saling mengecup. Do Kyung mengatakan Harus
secepatnya. Hae Young pun membalas dengan ciumanya,
Jin Sang melihat temanya yang terus berciuman tanpa sadar kalau ada orang yang
melihat keduanya, lalu menjerit dalam hati dengan wajah frutasi.
[3 MENIT YANG LALU]
Jin Sang berbaring di sofa mendengar suara pintu terbuka,
lalu ingin bertanya tapi Do Kyung masuk kamar dengan Hae Young melempar koper
dan tasnya langsung berciuman. Jin Sang melonggo kaget dan langsung berguling
ke belakang sofa. Do Kyung dan Hae Young terus berciuman tanpa sadar kalau ada
Jin Sang di dalam kamar. Jin Sang kebingungan ingin menyelanya.
Do Kyung mengendong Hae Young dan berjalan ke tempat
tidur dengan terus menciumnya, Jin Sang merangkak mundur, mencoba bersembunyi
dibalik meja. Hae Young menjerit bahagia ketika Do Kyung memutar tubuhnya agar
bisa mengendong didepanya lalu kembali berciuman. Jin Sang menutup wajahnya
karena tak mau melihatnya, tiba-tiba terdengar suara bentura yang membuatnya
kaget.
Ternyata Do Kyung menaruh Hae Young diatas meja dengan
posisi terus berciuman. Jin Sang berjalan berjalan jongkok dari belakang
bersembunyi dibalik sofa. Hae Young akhirnya mendorong Do Kyung untuk berbaring
disofa. Akhirnya Jin Sang mencoba mengirimkan pesan pada temanya.
“Hei.... Kawan, aku ada di
belakang sofa. Bisakah beri aku kesempatan untuk kabur diam-diam ?”
Pesan masuk ke dalam ponsel Do Kyung yang tergeletak
dilantai, Hae Young memberitahu ada pesan. Do Kyung tak peduli memilih untuk
membiarkan saja, Jin Sang makin frutasi. Do Kyung dan Hae Young pun berciuman
tanpa sadar ada Jin Sang dibalik sofa.
Jin Sang mencoba memberanikan diri untuk kabur tapi saat
itu juga ketukan pintu terdengar, Do Kyung bertanya siapa yang datang. Hae
Young menjerit kaget mendengar kalau itu suara Soo Kyung yang datang. Do Kyung
pikir tak perlu panik karena mereka akan bilang pada Soo Kyung akan menikah dan
baru mendapatkan restu dari orang tua.
Hae Young memegang tangan Do Kyung memohon untuk besok
saja saat siang hari memberitahunya, menurutnya kalau malam hari seperti
tertangkap basah. Jin Sang mendengarnya dari belakang sofa. Hae Young pikir
sekarang mereka pura-pura kalau ia
mau pulang dan besok
baru mereka katakan. Do Kyung pun setuju. Hae Young pun menyuruh Do Kyung
mengambil kunci mobilnya agar memegangnya. Do Kyung mengatakan kakinya, Hae
Young sadar sedari tadi duduk diatas kaki Do Kyung.
Soo Kyung masuk kamar, Hae Young bersiap-siap untuk
pulang dengan membawa tasnya. Soo Kyung berkomentar sudah malam. Hae Young
mengaku baru mau pulang. Do
Kyung bertanya kenapa kakaknya datang dengan menyakinkan kalau baru
mau mengantarnya pulang dengan memperlihatkan kunci ditanganya.
“Apa Jin Sang ada disini ?” tanya Soo Kyung melonggo mencarinya, Do Kyung
mengatakan tak ada. Soo Kyung menunjuk kalau sepatu Jin Sang ada didepan pintu.
Do Kyung dan Hae Young melotot kaget karena sedari tadi
mereka berciuman ada Jin Sang didalam kamar. Jin Sang akhirnya keluar dari
persembunyianya, Soo Kyung mengajak Jin Sang untuk mencari angin segar diluar.
Do Kyung dan Hae Young melonggo melihat Jin Sang ada dibalik sofa. Jin Sang
berjalan dengan menutup wajahnya karena malu, Soo Kyung mengajak jalan karena
merasa Pencernaannya sedang
terganggu.
Jin Sang melewati temanya mengaku kalau itu bukan
salahnya lalu tak lupa memberikan selamat. Do Kyung dan Hae Young masih
melonggo. Soo Kyung bertanya untuk apa memberikan selamat. Jin Sang menjelaskan
mulai hari ini, akhirnya mengubah kalimatnya mulai besok kalau keduanya akan melakukan
sesuatu. Do Kyung dan Hae Young saling menatap
dengan mulut melonggo.
Soo Kyung penasaran apa maksudnya, Jin Sang berbisik
kalau keduanya itu sudah direstui. Soo Kyung masih belum mengerti, Jin Sang
mengatkan Besok mereka akan bilang dan Malam ini tidak bisa. Do Kyung memperingatakan Jin Sang Jangan
berani masuk ke kamarnya lagi. Jin Sang membela diri kalau ia tidak masuk diam-diam, tapi mereka itu sebelumnya sudah
ngobrol dikamarnya.
Do Kyung dan Hae Young melotot panik karena ternyata Jin
Sang sudah melihat mereka dari pertama kali masuk. Jin Sang meyangkla bukan
berarti melihat semuanya dari awal tapi akhirnya
mengaku sudah melihat semuanya dari awal. Hae Young seperti tak bisa bernafas, Do Kyun memejamkan
matanya.
“Mereka berputar-putar disini, kau bisa bayangkan Nuna
mereka berputar-putar lalu
duduk, berdiri, gelayutan ! Tertawa cekikikan dan Semuanya
! Mereka
patuk-patukan seperti ayam ! Aku lihat semuanya ! Kau Lihat saja nanti !” teriak Jin Sang kesal sendiri lalu mengajak Soo Kyung
pergi, Hae Young malu bersembunyi dibalik bahu Do Kyung.
Jin Sang pun berjalan diluar, mengucapkan terimakasih
pada Soo Kyung karena sudah menyelamatnya
dan ia sampai berkeringat
didalam kamar Do Kyung yang terkesan sangat panas dengan cinta. Soo Kyung bisa
mengerti menurutnya Kalau ini kejadian lagi, maka Jin Sang harus
langsung menunjukan diri.
“Kalau semakin lama, maka semakin sulit. Langsung
tunjukan diri dalam 3 detik. Apa kau Paham
3 detik ?” ucap Soo Kyung, Jin Sang menganguk mengerti.
“Tunggu. Jin Sang, berdiri yang
lurus.” Kata Soo Kyung lalu memegang pundaknya dan melemaskan
otot-otot bagian pinggang. Jin Sang terlihat canggung.
Setelah itu Soo Kyung meminta Jin Sang tetap diam karena
mungkin akan terluka, Kakinya pun naik ke pundak Jin Sang dan menyuruh untuk
menahanya. Jin Sang binggung melihat cara Soo Kyung melemaskan otot dengan cara
yang ekstrem. Beberapa saat kemudian Jin Sang menjerit dan Soo Kyung sudah
berbaring diatas punggungnya. Soo Kyung mengaku kalau itu sangat enak dengan
kaki dinaikan keatas lalu Jin Sang panik karena itu sangat bahaya, tapi Soo
Kyung tetap merasa nyaman dengan posisinya sekarang.
Anna melihat kearah pintu lalu melihat seseorang yang
sudah datang, seorang pria berkacamata hitam masuk ke dalam cafe. Anna langsung
berbicara sebelum pria itu memesan, yaitu Espresso
Con Panna dan Whipped
krim buatan tangan.
“Krim Bukan buatan tangan Dengan additional shot, benarkan ?”kata
Anna dengan memperlihkan whisk ditanganya. Si pria mengatakan oke.
“Kau sangat perhatian.” Komentar si pria lalu duduk menunggu pesananya.
Anna menelp seseorang menyuruh untuk cepat pergi dan
harus berlari. Park Hoon terlihat kelelahan terus berlari dan masuk ke dalam
cafe tempat Anna berkerja.
Park Hoon duduk dengan wajah tegang menghapus keringat
yang bercucuran dengan tissue yang menempel didahinya. Pria itu melihat tissue
yang menempel menyuruh Park Hoon mengambilnya karena terlihat
menyedihkan. Park Hoon langsung membersihkan dibagian
dahi, si pria memberitahu masih ada satu lagi. Park Hoon pun menghapusnya
“Aku tidak punya waktu membacanya
Jelaskan padaku. Kita lihat apakah kau punya kemampuan menggugah orang dengan
kata-kata.” Kata si pia melihat judul naskah PEMBUKA BOTOL BERGAIRAH, Park Hoon nampak bingung memikirkan menjelaskan dengan
kata-kata dan menarik nafas panjang.
“Nomor 3 adalah rumah nomor
wanita yang dicintainya. Tapi,
ini pertama kalinya orang desa
ini pergi ke luar negeri. Agar
orang tahu dia pernah luar negeri Ia membeli pembuka botol
berbentuk menara Eifel yang dapat
digantung di kulkas. Ia memberikan itu sebagai hadiah
pada wanita itu.” Cerita Park Hoon
“Tapi, suatu hari, dia
pergi kerumah nomor 1 dan pembuka
botol itu ada disana. Padahal Nomor 3
selalu setia padanya. Saat pertama Ia melihat pembuka
botol dirumah nomor 1 ... Dia
terusik ... Rasanya
seperti ada pengkhianatan dan konspirasi tapi sebenarnya, ini adalah kisah
perjuangannya untuk mendapat pembuka botol itu kembali. Ini
film noir lelaki malang.” Jelas Park Hoon dengan
perasaan sedihnya.
Anna yang melihatnya dari balik kasir pun ikut sedih. Si
pria makan cream diatas kopinya berkomentar kalau ceritanya menarik dan setuju
untuk langsung melakukan. Park Hoon
melotot tak percaya, Anna terlihat gembira mendengarnya. Si pria
menjelaskan Hal seperti
ini butuh banyak energy dan melihat Park Hoon itu
juga memiliknya yang sama dan juga melihat Anna sebagai pacarnya.
Ia meminta agar Park Hoon mengatakan pada Produser
Kim Hee Ran, kalau ia sudah menyetujuinya dan memuji Produser
Kim Hee Ran pandai dalam pekerjaannya. Park Hoon
melonggo langsung berdiri membungkuk mengucapkan terimakasih dan mengaku kalau
pria itu sebagai penyelamat hidupnya.
Si pria mengatakan kalau Park Hoon yang menyelamatkanya,
Park Hoon memuji Si pria keren. Pria itu sudah mengetahuinya lalu mengambil
kacamatanya lalu berjalan pergi meninggalkan cafe. Park Hoon terus membungkuk
mengikuti arah si pria pergi. Anna pun mengucapkan selamat jalan pada pelanggan
cafenya. Park Hoon jatuh lemas dan menjerit dengan menutup mulutnya tak
percaya.
Hae Young menelp ibunya memberitahu akan
bertemu dengan ibu Do Kyung lalu bertanya
apakah ibunya punya waktu. Nyonya Hwang sedang mengepel lantai kalau sudah
membuangnya, jadi buat apa peduli pada anaknya yang sudah dibuangnya.
“Kemarin ibu menyuruh kami hidup
bahagia.” Kata Hae Young
“Karena kau yang suruh.” Ucap Nyonya Hwang sinis, Hae Young memohon agar mereka
bisa bersikap manis sedikit saja.
“Sejak kapan kita pernah saling
bersikap manis ?” sindir Nyonya Hwang, Hae
Young mengajak ibunya mulai sekarang melakukanya.
“Karena aku tidak pulang kerumah
lagi, dan malah bertengkar di telpon, aku sedih kalau seperti itu.” Ungkap Hae Young
Nyonya Hwang menahan tangis, lalu bertanya apakah orang
itu mengantarnya ke kantor atau tidak. Hae Young menjawab sudah pasti
mengantarnya, sambil mengeluh ibunya selalu memanggil “orang itu” meminta agar
tak boleh memanggil seperti itu lagi. Ibunya bertanya harus memanggil apa. Hae
Youn menyebut panggilanya “menantu Park”. Ibunya langsung mengumpat dan menutup
telpnya.
Do Kyung sedang mengedit suara orang yang sedang berlari
lalu menyuruh Sang Suk untuk menghapus
nomor 2 dan 3 Lalu atur
kembali yang pertama. Sang Suk mengerti. Ponsel Do Kyung bergetar
dan melihat dari nomor yang tak dikenal, Tuan Oh menelp mengaku sebagai calon
dari ayah mertuanya, Do Kyung langsung berdiri dan membungkuk.
Sang Suk binggung melihat Presdirnya tiba-tiba berwajah
serius, Tuan Oh meminta Do Kyung menuliskanya. Do Kyung langsun meminta pulpen
dan kertas pada Sang Suk.
“Peras air akar vetch.” Ucap Tuan Oh, Do Kyung menulis dikertas sesuai dengan
ucapan ayah Hae Young, Sang Suk yang duduk disampingnya melonggo binggung membaca
tulisan [Bunga balon putih, sunroot]
“Rebus lalu diminum, itu Bagus buat kesehatan.” Kata Tuan Oh lalu menutup telpnya. Do Kyung melonggo
binggung. Tuan Oh kembali memperbesar volume Tvnya dan kembali mencatat resep
dari TV.
Anna dengan bangga menceritakan pada Hee Ran Begitu
Oh Man Suk masuk cafe mengatakan langsung
bilang "Oke dan akan menggarapnya minggu
ini !" menurutnya tak perlu membuat Man Suk
terbebani tapi cukup membuatnyasenang.
“Setiap hari, aku memperlakukan dengan
lembut. Lalu, Oppaku menulis skenario
yang hebat...” cerita Anna bangga, Park Hoon meniup
sedotan dalam gelasnya yang akhirnya membuat gelembung.
“Pacarmu hebat sekali.” Komentar Hee Ran, Anna langsung merangkulnya dengan
erat dan Park Hoon membiarkan Anna mencium pipinya. Park Hoon terlihat tak bisa
menahan rasa bahagia.
Anna mengepel lantai cafe dengan wajah bahagia, Park Hoon
terlihat gugup melirik Anna lalu mengaku ingin mengatakan hal yang sedikit
memalukan bahkan sungguh
memalukan. Anna berhenti mengepel dan menatap
pacarnya dari belakang.
“Aku ... cinta padamu.” Akui Park Hoon lalu buru-buru maka rotinya karena malu.
Anna tersenyum dan kembali mengepel lantai berjalan mendekati Park Hoon.
“Aku juga mencintamu.”bisik
Anna lalu menjerit bahagia berlari mengepel lantai.
Park Hoon langsung berdiri membentangkan tanganya, begitu
juga Anna keduanya sama-sama menjerit. Park Hoon berlari dan langsung meloncat
ke pelukan Anna. Lalu Anna mengendongnya langsung berputar-putar lalu
menciumnya sampai Park Hoon terjatuh di lantai.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Onnj trimakasih
BalasHapus