Soo Ho dan Tuan Ahn terlihat serius menatap komputer, Soo
Ho pikir orang yang membuatnya mungkin untuk mengecek real-time. Tuan Ahn rasa sebaiknya mereka tidak menyentuhnya dan tak percaya ternyata virusnya berputar
sangat cepat
“Ikatan sangat mudah untuk dibuat
tapi sulit untuk dilepaskan” tegas Soo Ho. Ryang Ha
datang membawakan makanan lalu memberikan keduanya minuman.
“Tipe seperti ini seharusnya tidak
berkode tapi yang ini ada
kodenya.” Ucap Soo Ho, keduanya sama-sama membuka botol minum
tanpa menghilangkan tatapan dari komputer.
“Mereka mengubah ransomwarenya.” Kata Tuan Ahn, Soo Ho pikir mereka bisa memperbaikinya dan keduanya minum bersamaan.
“Kalian berdua sangat mirip” komentar Ryang Ha. Soo Ho berteriak memperingatinya.
Ryang Ha menjelaskan menurutkan seperti keluarga,
menurutnya bukan salah satunya saja yang mirip dan mengejek keduanya itu hanya kurang
imajinasi. Soo Ho hanya bisa menghela nafas lalu
memuji Tuan Ahn masih
sangat hebat.Tuan Ahn merendah kalau hanya
mengikuti arahan dari Soo Ho, menurutnya
semua ini menyenangkan. Ryang Ha
tiba-tiba bertepuk tangan melihat di
depan terjadi yang baik.
“kalian menciptakan sesuatu yang luar biasa.” Komentar Ryang Ha
“Aku ingatkan sekali lagi Ini adalah rahasia besar, Jangan beritahu siapapun.” Kata Soo Ho, Tuan Ahn mengerti dengan menutup mulutnya.
“Lagipula tidak ada orang yang
bisa diberitahu.” Komentar Tuan Ahn. Semuanya
langsung menutup mulut bersama-sama untuk merahasiakan semuanya.
Ryang Ha menatap curiga pada temanya, Soo Ho bertanya
heran melihat tatapan temanya. Ryang Ha mengumpat Soo Ho itu pria
nakal, berpikir temanya itu pasti senang tinggal bersama dengan Bo
Nui. Soo Ho merasa bukan senang, tapi luar biasa. Keduanya
tertawa layaknya pria nakal.
“Matamu sudah terbuka, bahkan Remmu blong, hati-hati kau bisa kecelakaan nanti!” kata Ryang Ha
“Aku harus tinggal disana.” Ucap Soo Ho, Ryang Ha bisa mengerti karena raga dan jiwanya sudah disana.
“Aku ingin menunjukkan padanya
semua baik-baik saja supaya kami bisa bersama.”
Jelas Soo Ho, Ryang Ha binggung.
“Dia takut dan pasti sedang khawatir sekarang. Aku harus terus berada didekatnya dan menunjukkan semuanya
baik-baik saja.” Jelas Soo Ho
“Tunggu... jadi kau pindah ke rumahnya hanya untuk membuatnya merasa
nyaman? Kenapa? kenapa Bo Nui merasa sangat
gugup?” tanya Ryang Ha heran
“Dia berpikir semua ini adalah
kesalahannya. Dia
menganggap semua yg terjadi... padaku
dan perusahaan adalah kesalahannya, Gadis
penakut itu akan meninggalkanku”jelas Soo Ho
Ryang Ha mengerti karena
itu Soo Ho melarang membahas tentang Tn.Won, kalau sampai Bo Nui tahu
penyebab semua ini adalah orang yang dikenalkan
kepadanya maka... Ia bisa mengerti akan berpengaruh
padanya, menurutnya Jika bukan karena Bo Nui maka Tn.won tidak akan bekerja
di Zeze Factory.
“Aku akan mencari tahu dan
memperbaiki semuanya Lalu
aku juga akan menemuinya dan mengatakan tidak terjadi
apa-apa. Aku tidak
mau kehilangan dia.” Kata Soo Ho
Bo Nui melamun sendirian, Dal Nim datang mendekatinya
lalu bertanya apakah ini yang dinamakan cinta. Bo Nui berpikir tentang cinta,
menurutnya itu Sesuatu yang sangat berharga, sangat Bahagia dan sangat bergairah dan juga sedikit menakutkan.
“Kau benar-benar jatuh cinta kan?” ucap Dal Nim mengoda, Bo Nui mengakuinya.
“Jangan pernah lepaskan dia.” Kata Dal Nim, Bo Nui berjanji tak akan pernah.
“Aku ingin merasakan jatuh cinta sebelum mati.” Keluh Dal Nim lalu ingin meminum air mineralnya.
Tiba-tiba matanya melotot menatap foto Gun Wook yang
menjadi model minuman lalu menjerit. Bo Nui bertanya ada apa. Dal Nim binggung tidak
tertarik pada pria tertampan di bumi sekarang,
bahkan ingin pria itu kelihatan
lebih buruk
“Apa yang terjadi padaku? Ada apa dengan mataku? Tak boleh seperti ini begini!” ucap Dal Nim lalu membuang gambar Gary mengatakan pria
itu jelek. Bo Nui binggung melihat tingkah temanya.
Dal Nim tiba-tiba berlari ke cafe, Ryang Ha sedang
berdiri di meja kasir. Dengan nafas terengah-engah Dal Nim sampai lalu menatap
Ryang Ha, tiba-tiba matanya seperti menatap ke arah bibirnya. Ryang ha bertanya
apakah Dal Nim sudah makan. Dal Nim kebinggungan lalu mengatakan Ryang Ha itu
terlihat sangat jelek setelah itu berlari pergi. Ryang Ha kali ini yang
binggung, merasa melakukan kesalahan harus bertanya seperti itu.
Soo Ho menunggu di kantor, beberapa orang masih
membungkukan badan sebagai presdir. Bo Nui keluar dari kantor terdiam melihat
Soo Ho sudah menunggunya. Soo Ho tersenyum bisa melihat Bo Nui keluar dari
kantor.
Keduanya naik bus dan duduk bersebelahan, Bo Nui
tersenyum melihat Soo Ho seperti aneh baru pertama kali naik bus. Soo Ho
tersenyum lalu bertanya apakah seperti caranya orang biasa berkencan. Bo Nui
hanya bisa tersenyum, Soo Ho menyadarkan kepalanya merasa sangat menyukainya. Bo Nui menatap dengan senyuman, Soo Ho
menyadarkan kepala dipundaknya, dan mengenggam tanganya. Bo Nui terlihat
nyaman. Soo Ho berjanji akan menjemputnya tiap hari.
“Bo Nui....Kau akan tetap memegang tanganku
setelah sebulan, Setelah
2bulan... bahkan
setelah 1tahun kan?” kata Soo Ho, Bo Nui
mengangguk. Soo Ho mengingatkan Bo Nui itu sudah
janji. Bo Nui menganguk. Soo Ho kembali menyandakan
kepalanya.
Keduanya gosok gigi bersama, Soo Ho pikir sikat giginya
tak perlu dibasahi lalu memperlihatkan cara sikat giginya. Bo Nui menyuruh Soo
Ho melihat ke cermin. Soo Ho tertawa karena melihat keduanya itu terlihat
seperti orang bodoh ketika bergosok gigi.
“Ada sesuatu yg
sangat ingin kupercayai”
Soo Ho membantu mencuci piring sambil bertanya siapa yang
lebih tajam, Bo Nui mengelengkan kepala tak tahu.
“Aku ingin
mempercayai kata-katanya, Aku ingin mempercayai matanya”
Bo Nui membantu Soo Ho untuk mengunting kukunya dengan
saling berpandangan, setelah itu Soo Ho mengendong Bo Nui sambil berkeliling
dan melakukan pemberhentian pada tempat fotonya ditempel dan Bo Nui pun
memberikan makanan seperti bensin agar Soo Ho kembali berjalan.
“Aku ingin
mempercayai waktu yg kuhabiskan bersamanya.”
Di kamarnya, Soo Ho merasakan punggungnya sakit dan
berbaring bersama. Bo Nui terlihat amat bahagia bisa bersama orang yang
dicintainya. Soo Ho menopang kepalanya dengan tangan, sambil menatap Bo Nui.
Dengan matanya yang berbinar Bo Nui juga menatap Soo Ho lalu mulai memejamkan
matanya. Soo Ho mengelus kepalanya dengan lembut.
“Aku ingin mempercayai...Bahwa ini
semua akan .... baik-baik
saja”
Bo Nui melihat catatan milik adiknya dengan tekanan darah
dsb, lalu note dibawahnya “Dia kesulitan menelan makanan” lembaran berikutnya “Aku berharap setiap hari seperti
ini”
Lampu kamar Bo Nui terlihat mati, Soo Ho yang terlihat
tertidur langsung terbangun memakai kacamatanya menyelesaikan tugasnya untuk
membuat software pembasmi virus dengan laptopnya.
Sul Hee sudah menunggu Soo Ho di sebuah cafe, Soo Ho pun
datang langsung duduk didepanya. Sul Hee mengeluh Soo Ho yang datang telat
padahal tempat tinggal Bo Nui tepat di seberang jalan. Soo Ho pikir Sul He bisa tahu bagaimana
bingung keadaanya
sekarang ini.
“Kau kelihatan baik” komentar Sul Hee, Soo Ho dengan bangga memperlihatkan
gaya cutenya.
“Kau kelihatan nyaman” ejek Sul Hee, Soo Ho pun tak bisa menutupi rasa
khawatirnya mulai pembicaran dari IM Sports dan bertanya apa yang terjadi?
“Yahh... Aku dikeluarkan... Aku sudah kalah Jadi aku mengucapkan selamat
tinggal pada IM Sports.” Ucap Sul Hee.
“Kau berusaha terlalu keras, seharusnya kau tidak perlu melakukannya Ini kan sesuatu yang harus
ditangani oleh Zeze sendiri. Kau
tidak perlu mengalami kerugian.” Komentar Soo Ho
seperti merasa bersalah.
Sul Hee heran melihat Soo Ho yang tiba-tiba
menjadi baik lalu berpikir kalau semua itu hanya pura-pura
merasa khawatir, menyuruhnya untuk
menghentikan karena tahu semua itu palsu. Soo Ho tak percaya kalau Sul Hee bisa
mengetahuinya. Soo Ho tertawa, Sul Hee mengeluh kalau semua tak lucu, Soo Ho
mengaku itu lucu makanya ia tertawa.
“Akhirnya kita bisa kembali
menjadi teman, sekarang dengarkan.... Aku
ingin meminta sesuatu” ucap Sul Hee dengan wajah
serius.
Di Zeze
Seung Hyun masuk dengan wajah panik bertanya apakah semua
tim sudah mendengar, kalau Park
Ha Sang dibalik semua ini, dan polisi sedang mencarinya
dimana-mana, menurutnya ini adalah bencana. Semua melonggo mendengar berita
yang dibawa Seung Hyun.
“Jadi Perusahaan rusia yang jadi biang keroknya?” ucap Dae Kwon gugup. Seung Hyun mengangguk.
“Tidak heran mereka mengembangkan
permainan virtual reality. Mereka
mengembangkan game yang mirip dengan konsep kita.”
Kata Hyun Bin marah
“Para penjahat itu. Mereka tidak bisa mencuri game
kita, jadi mereka menghancurkannya” kata Ji Hoon marah
Bo Nui bertanya apakah Dal Nim mengenalnya, Dal Nim
menceritakan pria itu orang yang membuat Bo Nui harus memakai kostum kelinci. Bo Nui menyimpulkan kalau itu Orang
yang mencuri Genius II. Dal Nim membenarkan, merasa tidak percaya Ha Sang melakukannya
lagi. Yoon Bal bertanya-tanya bagaimana
Park Ha Sang bisa masuk ke ruangan karena tidak
punya akses,dan mereka
semua tahu wajahnya.
“Kau tidak akan mempercayai ini! Sebuah file perbaikan ransomware
telah diupload” teriak Dae Kwon melihat komputernya,
semua langsung berkumpul.
Dae Kwon mengatakan tak tahu darimana tapi bisa di download
secara gratis untuk memperbaiki filenya. Ji Hoon pikir mungkin saja hanya spam. Bo Nui pun ingin
mencoba mengetesnya. Program Virus Removal pun keluar. Sampai akhirnya kode
masuk keluara dan akhirnya permainan IF bisa di mainan seperti sebelumnya.
Semua menjerit tak percaya ternyata bisa berhasil, Bo Nui tersenyum bahagia
melihatnya.
Soo Ho
dan Tuan Ahn terlihat sedikit bernafas lega bisa menyelesaikan semuanya, Tuan
Ahn pun memuji kerja Soo ho yang bagus karena mereka berhasil. Soo
Ho menjabat tangan Tuan Ahn mengucapkan terimakasih.
Ketukan pintu terdengar, Nyonya Yang langsung masuk
terpana melihat kantor anaknya yang baru menurutnya kelihatan
bagus. Soo Ho binggung ibunya bisa tahu tempat kerjanya.
“Aku yang memberitahu mereka Ayahmu... Datang ke restoran untuk minum
setiap hari tapi dia
hanya minum soda sekarang” cerita Tuan Ahn.
“Itu benar, Dia menanyakan keadaanmu pada
Yeong Il Oppa Lalu
memaksaku untuk datang kesini” ungkap Nyonya Yang,
Tuan Ahn pun membiarkan keduanya untuk bicara lalu keluar ruangan.
Nyonya Yang
menyerahkan buku tabungan dan juga cap meminta Soo Ho mengambilnya, Soo
Ho bertanya apa itu. Nyonya Yang mengatakan kalau itu uangnya, memberithu kalau
setiap kali menemuinya dan anaknya yang memberikan uang dengan penuh cinta tapi ia tidak pernah memakainya dan
menabungnya kaena berencana
menggunakannya untuk pernikahan anaknya nanti.
“Aku tidak memerlukannya.” Ucap Soo Ho menolak, Nyonya Yang mengeluarkan amplop
putih berisi berkas.
“Ayahmu ingin ibu memberikan ini
padamu, Ini adalah surat-surat lokasi
penangkapan ikan kita. Dia
akan menjualnya, jadi kau bisa menggunakan uangnya kalau itu terjual” kata Nyonya Yang, Soo Ho pun menolaknya menyuruh ibunya
mengambil kembali
“Tolong ambillah.. Kami tidak pernah melakukan
apapun untukmu Baik saat
kau di sini ataupun di Amerika, Kami
tidak pernah melakukan apapun untukmu. Tolong
terimalah, Soo Ho.” Pinta Nyonya Yang, Soo Ho
mengatakan sungguh tidak memerlukannya dan merasa mereka tak perlu menjual tempat itu.
“Kau harus memberitahu kami saat
kau butuh sesuatu” ucap Ibunya, Soo Ho
mengerti
Nyonya Yang pun meminta agar Soo Ho bisa memberikan
hadiah untuk Bo Nui karena melihat wanita itu baik dan
manis, dengan memperlihatkan sebuah tas dan merasa Bo Nui Memerlukan sesuatu untuk
melindunginya, jadi memberikan macan untuknya, dengan memperlihatkan gantungan berbentuk macan.
Soo Ho hanya terdiam, Nyonya Yang ingat anaknya itu Shio macan, dan merasa memang pantas
keduanya jadi pasangan yang sempurna dan mengusulkan untuk menikahinya
pada musim gugur, lalu mengajaknya pergi
ke peramal untuk melihat kecocokan jodoh keduanya. Soo
Ho mengeluh ibunya masih saja percaya, ibunya mengerti lalu merasa peramal Goo
itu sangat hebat karena meramalkan ada iblis rakun yang
mengejar anaknya. Soo Ho hanya diam.
Sul Hee masuk ruangan tim Zeze menyapa semuanya,
memberitahu sengaja datang untuk mengucapkan selamat tinggal karena mulai hari ini akan pindah. Semua kaget mendengarnya. Sul Hee mengucapkan Terima
kasih atas segalanya
“Jangan berkata begitu,kami yang
seharusnya berterima kasih.” Ucap Hyun Bin
“Meski kau pergi ke Kanada, kami
akan menganggumu untuk mengembangkan IF” kata Dae
Kwon
“Ini hari terakhirku bekerja di IM
Sports.” Ucap Sul Hee memberitahu, Semua kaget untuk kedua
kalinya.
Dal Nim langsung berlari mendekat bertanya kenapa, apakah
Sul Hee dipecat dengan wajah panik. Sul Hee menegaskan kalau Bukan
sepenuhnya idenya dan ia butuh istirahat juga. Lalu menatap Bo Nui yang berdiri tak jauh darinya.
Keduanya berbicara di tempat lain, Bo Nui bertanya apakah
Sul Hee punya tempat tinggal di Korea. Sul Hee merasa akan
memikirkannya lalu merasa harus pindah
ke apartemen bersama Gary. Bo Nui terdiam
mendengarnya, Sul Hee mengatakan kalau ia
hanya bercanda
“Bo Nui.... Aku minta maaf atas semuanya. Aku tahu,tapi aku berusaha
mengacuhkannya... Kenyataan
bahwa Soo Ho mungkin menemukan seseorang selain aku, Aku pikir itu sebabnya kenapa aku
begitu jahat padamu” akui Sul He
“Baru-baru ini aku bertemu dengan
Soo Ho. Ayahku
yang memintanya. Ayahku memintaku
membawa Soo Ho ke Amerika bersamaku Dia
ingin menyelesaikan penelitiannya selama 10 tahun terakhir, Coba tebak Soo Ho bilang apa” kata Sul Hee.
Flash back
Di cafe, Soo Ho mengatakan menolaknya, "Sekarang ini Aku suka bersama dengan Bo Nui" dengan menatap ke arah rumah Bo Nui yang
ada diseberang jalan.
Sul Hee melihat Soo Ho Kelihatan sangat bahagia menurutnya itu karena Bo Nui yang
membuatnya bahagia, Jadi ia ingin Bo Nui juga bisa bahagia bersamanya.
“Aku selalu berpikir kau sangat
keren, periang, ramah dan percaya diri dan juga cantik... dicintai semua orang, Aku jadi iri” Komentar Bo Nui
“Orang yang paling membuatku
iri... Mengatakan
bahwa dia iri padaku. Apa kau
ingin bertukar tempat?” kata Sul Hee, Bo Nui
kembali terdiam, Sul Hee mengatakan kalau ia bercanda.Keduanya tertawa bersama layaknya teman.
Bo Nui mengambil cucian yang sudah kering, lalu mendengar
ponselnya berbunyi dan bertanya pada perawat Lee dengan wajah panikApa
terjadi sesuatu. Perawat Lee tiba-tiba
menjerit “Selamat Bo Nui!”
“Aku tidak tahu hari seperti ini
datang juga. Tidak
apa-apa, dia baik-baik saja sekarang” kata
perawat Lee.
Bo Nui sudah keluar rumah lalu ingin menelp Soo Ho, tapi
hanya ditatapnya dan memilih untuk pergi tanpa menelpnya. Bo Nui berjalan dengan penuh kekhawatiran lalu menekan
gagang pintu kamar, Akhirnya ia masuk kamar sendiri tanpa di temani oleh Soo
Ho. Bo Ra terlihat duduk di tempat tidurnya melihat sang kakak yang datang lalu
memanggilnya. Bo Nui tak percaya adiknya bisa memanggilnya.
Bo Ra kembali memanggilnya, Bo Nui berjongkok memegang
tangan adiknya menangis harus karena akhirnya semua baik-baik saja. Bo Ra
menatap kakaknya dengan wajah khawatir. Bo Nui meyakinkan Semuanya
lebih baik sekarang jad meminta agar Bo Nui Sembuhlah
pelan-pelan lalu mereka akan tinggal bersama, setelah
itu mengucapkan terimakasih pada adiknya.
Akhirnya Bo Nui bersandar didepan dinding kamar rawat
adiknya, seperti tak percaya kalau bisa bertemu dengan adiknya tanpa dibantu
oleh siapapun dan tak terjadi sesuatu yang buruk.
“Kutukannya mungkin
sudah terangkat, Bo Ra and Je Soo Ho, Mereka mungkin akan baik-baik saja sekarang” gumam Bo Nui berjalan dengan senyuman.
Ketika masuk rumah melihat semua barang-barang Bo Nui tak
ada diruangan biasanya tempat berdoa. Lalu ada foto mereka bertiga di tempel di
dinding. Bo Nui mengintip dari belakang rak, Soo Ho tersenyum menatap Bo Nui
lalu memeluknya, mengungkapkan rasa bangganya karena pacarnya sudah tak percaya
lagi dengan yang bersifat ramalan.
“Presdir.... Bo
Ra... Bisa
bicara sekarang” ucap Bo Nui, Soo Ho kaget
mendengarnya.
“Sejauh ini dia hanya bisa menyebut
namaku saja, tapi... Dia
mulai berbicara, Suaranya
pulih kembali” cerita Bo Nui
“Kalau begitu haruskah kita
menemuinya? Tunggu,
sekarang sudah tengah malam.haruskah besok pagi saja?” kata Soo Ho tak sabar, Bo Nui mengatakan sudah menemuinya,
Soo Ho tak percaya Bo Nui pergi menemui adiknya tanpa
membawa jimat yaitu dirinya. Bo Nui mengangguk. Soo Ho bertanya-tanya Hari
ini hari special, merasa kalau Bo Nui itu seperti
terlahir kembali hari ini. Bo Nui
meminta Soo Ho mengatakan semuanya
baik-baik saja. Soo Ho menatap Bo Nui mengatakan dengan
penuh keyakinan apapun yang terjadi, Semuanya akan baik-baik saja. Keduanya lalu saling berpelukan.
Bo Nui merapihkan kaos kaki yang sudah kering sementara
Soo Ho berbaring di sofa. Bo Nui mengingatkan Besok
adalah hari ketujuh. Soo Ho bangun dari sofa, tak
percaya Bo Nui benar-benar akan mengusirnya. Bo Nui menegaskan Soo Ho tidak
bisa selamanya hidup seperti ini
“Oke.... Kalau begitu masalahnya... Mari kita berkencan besok” kata Soo Ho sambil membawakan tas belanja untuk Bo Nui
“Apa ini semua?” tanya Bo Nui binggung, Soo Ho mengangkat dress dari tas
belanja. Bo Nui melihat baju itu cantik sekali. Dengan bangga Soo Ho yakin
memang cantik.
“Kau harus memakainya karena hari
ini adalah kencan special Kau
tahu kalau aku suka mendengar kata "iya" kan? Pokoknya "Iya,iya."seperti ini. mmm, maksudku adalah... saat aku bilang kita harus makan,
minum... Atau
melakukan sesuatu. Kau harus
mengatakan “iya”” jelas Soo Ho sedikit gugup
Bo Nui hanya terdiam, Soo Ho berpura-pura sudah mengantuk
lalu berbaring di sofa. Bo Nui tersenyum melihat tingkah pacarnya, Soo Ho
diam-diam mengintip Bo Nui yang masih duduk didekatnya. Akhirnya Bo Nui tidur
dikamar dengan wajah gelisah lalu melihat semua barang-barang yang dibelikan
Soo Ho untuk kencan esok, senyuman terlihat.
Ia berjalan membuka pintu kamarnya, melihat Soo Ho yang
tidur dengan nyenyak disofa. Perlahan berjalan mendekatinya, lalu berbaring
diatas lengan Soo Ho untuk tidur disampingnya dan memeluknya. Soo Ho tersadar
melihat Bo Nui yang tidur disampingnya, lalu mendekap dengan erat seperti menyakinkan
kalau semua akan baik-baik saja.
Dal Nim berteriak menurutnya itu artinya Soo Ho akan
melamar karea meminta Bo Nui berkencan dan membelikan baju lalu bilang Bo Nui harus mengatakan iya apapun yang
terjadi, tak percaya akhirnya hari ini terjadi juga. Bo Nui
hanya tersenyum dibangku pijatnya.
“Aku tahu itu, kau kelihatan lebih
cantik dari biasanya Ternyata Presdir sangat
pandai berkencan.” Komentar Dal Nim
“Aku tidak perlu mengajarinya
apapun” ucap Bo Nui, Dal Nim pikir Mungkin
karena dia jenius, Bo Nui setuju.
“Dal Nim…Aku... boleh bahagia kan?” kata Bo Nui merasa tak yakin, Dal Nim heran temanya itu
bicara ngawur, lalu menegaskan kalau temanya itu harus bahagia dan mengungkap rasanya menyenangkan
sekali mendengar cerita dari temanya.
Soo Ho memakai pakaian jas dan juga kotak cincin
berbentuk kado, senyuman terlihat sebelum keluar rumah melihat cincin yang akan
diberikan pada Bo Nui nanti.
Di toko bunga, Soo Ho bertanya apakah wanita itu menyukai
bunga yang berwarna Pink, pelayan membenarkan, Soo Ho pun meminta agar membuat
jadi buket. Sambil melihat jam tanganya terlihat gelisah menunggu di toko
bunga.
Bo Nui merapihkan poninya di toilet agar terlihat
sempurna bertemu dengan Soo Ho, tak lupa memakai lipstik di bibirnya, tak
permberikan dari Soo Ho pun dipakainya. Ia keluar dari kantor, tatapan berbeda
melihat siapa yang menelp.
Tuan Won menelp Bo Nui, dengan wajah kesal Bo Nui
bertanya kemana saja selama ini. Tuan Won dengan wajah panik meminta agar Bo
Nui segara datang. Bo Nui berlari masuk ke kantor polisi, melihat seorang
polisi sedang menginterogasi Tuan Won. Polisi mengetahui Tuan On yang membiarkan
tersangka masuk sebelum kejadian Dan
setelah itu mengundurkan diri tanpa pemberitahuan jadi Situasinya mengatakan Tuan Won adalah kaki tangannya. Bo Nui mendekat mendengarkanya.
“Katakan padaku,berapa banyak
bagian yang diberikannya padamu?” ucap Polisi
“Apa yang kau bicarakan sekarang? Dia hanya membelikanku minuman
dan kopi, apakah
itu dianggap sebagai suap?” keluh Tuan Won
“Kalau begitu katakan padaku
kenapa kau membiarkan dia masuk jika kau
memang bukan kaki tangannya?” ucap Polisi
“Dia bilang sedang memperbaiki
aliran listrik” jawab Tuan Won
“Menurut CCTV, Sepertinya kau sengaja membiarkan
dia masuk” kata Polisi curiga
Tuan Won kesal merasa kalau ia harus buang air besar
dalam ruangan, memberitahu kalau ia berlari
ke kamar kecil karena sedang diare dan saat
itulah Ha Sang memasukkan virusnya atau apapun
itu. Bo Nui terdiam mengingat saat melihat pria yang tak
dikenalnya masuk ke ruang Zeze saat akan mengambil kalungnya.
“Lalu kenapa kau melarikan diri? Pasti
karena kau bersalah!” ucap Polisi, Tuan Won
menegaskan ingin
menangkapnya sendiri dan telah
mengintainya selama ini
“Aku bisa menangkapnya sekarang kalau
bukan karena dirimu Aku
harus menangkapnya sekarang...” kata Tuan Won kesal
dan tersadar Bo Nui sudah ada dibelakangnya
“Bo Nui, katakan padanya, aku
tidak tahu apa yang terjadi. Kau
tahu aku tidak pernah melakukan hal seperti itu.” Kata
Tuan Won meminta Bo Nui membelanya.
“Jadi Pria waktu itu... Adalah tersangkanya?” ucap Bo Nui, Tuan Won menjawab kalau ia benar-benar tak
mengetahuinya.
“Apa kau membiarkan dia masuk ke
kantor?” tanya Bo Nui, Tuan Won membenarkan.
“Kenapa kau melakukan ini padaku?.... Itu bukan kesalahanku...Itu bukan karena aku Aku mulai mempercayainya... Kejadian ini... Terjadi murni karena kecelakaan Tapi kalau itu karena kau... Apa yang harus aku lakukan kalau
itu adalah kau penyebabnya? Bagaimana kau bisa melakukan ini
padaku? Bagaimana
kau bisa seperti ini?” ucap Bo Nui sambil
menangis. Tuan Won bingung melihat Bo Nui yang tiba-tiba menangis.
Soo Ho sudah menunggu di restoran, melemaskan otot-otot
yang tegang lalu melihat penampilan pada ponselnya agar terlihat sempurna.
Setiap ada orang yang masuk, berpikir Bo Nui yang datang. Bo Nui sedang
berjalan sendirian menyeberangi jalan, mengingat saat ada di lift.
“Kau bilang
menghancurkan kehidupan Tn.Won Dae Hae Baru-baru ini dia
mendapatkan pekerjaan. Kau bilang kau dikutuk dan membawa kesialan, tapi yg terjadi hal-hal yang baik” ucap Soo Ho
Lalu perkataan ibu Soo Ho “Aku berlari menemui Tuan Koo segera setelah aku
mendengar beritanya. Dia bilang itu karena rakun, si Rakun sudah ikut terlibat.”
Bo Nui menarik nafas panjang melihat ke arah sungai yang
ada didepanya, teringat kembali saat pertama kali bertemu dengan tuan Goo “Memang takdir yang
menyedihkan! Aku melihat pisau kematian,pisau yang menusukmu” Ia
menyakinkan kalau itu tak benar. Perkataan
Tuan Goo kembali teringat “Energi buasmu... Membuat orang menderita dan sial. Siapa yang ingin ada di
dekatmu?” Bo Nui
kembali menyakinkan itu tak benar.
“Jangan salahkan
siapapun! Itu semua karena dirimu” teriak Tuan
Goo yang menyakinan Bo Nui itu membawa sial. Bo Nui terus menyakinkan kalau
semua tak benar.
Soo Ho masih menunggu berlatih memanggil Bo Nui yang
enak, lalu memberikan kotak cincinnya dengan malu-malu. Sampai akhirnya bosan
sendiri karena semua pelanggan sudah pergi tapi Bo Nui belum juga datang.
Bo Nui akhirnya menelp, Soo Ho langsung mengangkatnya
bertanya keberadaanya sekarnag. Bo Nui berjongkok menahan tangisnya memanggil
nama pacarnya. Soo Ho bertanya apa yang terjadi. Bo Nui mengatakan sangat
merindukan sambil menangis.
“Aku sangat merindukanmu. Katakan padaku... Bahwa itu tidak benar Katakan padaku semuanya baik-baik
saja” ucap Bo Nui sambil menangis, Soo Ho panik bertanya
keberadaan Bo Nui sekarang.
Bo Nui menunggu di bangku taman dengan tatapan kosong,
Soo Ho berlari dengan menyembunyikan buket bunga dibelakang badanya lalu
berteriak diseberang jalan memanggil Bo Nui dan melambaikan tanganya. Bo Nui melihat
senyuman bahagia Soo Ho berdiri ke pinggir jalan. Soo Ho dengan wajah sumringah
memperlihatkan sebuket bunga untuk Bo Nui.
“Ya, itu tidak benar... Lihatlah dia tersenyum seperti
itu” gumam Bo Nui menyakinkan dirinya dan memberikan
senyuman.
Lampu penjalan kaki pun menyala, keduanya sama-sama
berlari, tiba-tiba Soo Ho melihat mobil dari dari kanan dengan cepetan tinggi
berbelok, Ia langsung berlari lebih cepat dan mendorong Bo Nui untuk menjauh. Bo Nui terjatuh, mobil pun berhenti dan saat
itu hanya terlihat buket bunga Soo Ho yang terjatuh.
Bo Nui hanya terdiam, kembali mengingat kata-kata Tuan
Goo “Kalau dia kehilangan semuanya dan yang tersisa hanyalah tubuhnya. Semua yang dimilikinya akan
hancur... Karena nasib burukmu.” Dengan menahan
air matanya, Bo Nui menyakinkan kalau itu tak akan terjadi.
[Dia]
Bo Nui menempelkan pada karung-karung (Silahkan
ambil kalau kau memerlukannya) semua barang-barang
yang dianggapnya sebagia penghilang nasib buruk untuk orang-orang disekitarnya.
“Terima kasih atas semuanya, Aku bergantung padamu saat aku stress, Tapi mulai hari ini, Aku akan bergantung padanya. Aku akan mempercayainya dan
bergantung pada hatinya. Aku akan
hidup bahagia. Aku... Bisa melakukannya kan?” ucap Bo Nui yakin
bersambung ke episode 15
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
penasaran sama episode berikutnya. ditunggu updatenya y mbak..
BalasHapusMba dee...another miss ep 17&18 kemana nih ko ga di uodate..please lanjutin donk 2 episode terkahir.. fighting mba dee..gumawo
BalasHapusOmooo soo ho semoga baik2 aja deh, ntar bo nui pasti makin nyalahin dirinya sendiri lagi.
BalasHapusBtw makasih mba dee udh buat sinopnya, i'm waiting for the next episode😊😊