Soon Hee masuk ruang dokter, menyapa Dokter Kang lebih
dulu memberitahu di depan rumah sakit ada kafe baru dan ia CEO Sooni Hawaii, Chun Soon Hee dan Akan ada acara pembukaan. Serta akan memberikan diskon 20% untuk Pegawai
rumah sakit Gukil dan meminta untuk datang
sekali saja dengan memberikan brosurnya. Dokter Kang langsung menolaknya.
“Tolong pergi. ... Penjual tidak boleh masuk ke
rumah sakit.” Ucap Dokter Kang sinis lalu mengeluh
dengan bagian keamanan yang membiarkan orang asing masuk
“Ah, sepertinya tadi anda tidak
dengar. Aku bukan penjual, tapi CEO. Kafe
Sooni Hawaii.” Ucap Soon Hee membela diri
“Silahkan pergi saja. Sejak kapan pemilik kafe jadi CEO ?” ejek Dokter Kang
Soon Hee memberitahu kalau temanya itu dokter dirumah
sakit Gookil, Dokter Kang seperti tak peduli. Soon Hee menegaskan dirinya itu bukan
orang yang bisa diremehkan, membertahu Kakak sulungnya adalah jaksa kota Seoul lalu Kakak keduanyaadalah seorang pengusaha
terkenal. Sementara Ayahnya mengabdikan dirinya pada pendidikan
seumur hidupnya.
“Lalu Kau mau mengabdikan seumur
hidupmu disini ?” ejek Dokter Kang, Dokter Pi
yang mendengarnya memanggil Soon Hee memberitahu temanya itu memang
kurang normal dan mengajaknya duduk.
“Emmm, aku ini cantik sekali. Kenapa
dia bisa begitu pada orang cantik seperti aku?”
rengek Soon Hee duduk depan Dokter Pi.
Dokter Pi bertanya berapa usia Soon Hee Kalau lebih dari 30 tahun tidak dianggap perempuan, terlihat wajah gugup Soon Hee, lalu menjawab umurnya
26. Dokter Pi berkomentar itu Sempurna !
“Kalau begitu, temanmu pasti
dokter residen ? Departemen
apa ?” ucap Dokter Pi, Soon Hee tak menjawab meminta agar
Dokter Pi mampir ke restoran yang baru dibukanya lalu pamit karena harus pergi
ke tempat lain.
“Kami akan minum diluar tidak lama
lagi dan akan kesana.” Kata Dokter Pi ramah, Soon Hee pun mengucapkan
terimakasih.
“Aah, tidak salah lagi. Hanya
orang tampan yang punya kepribadian bagus.” Sindir
Soon Hee lalu mengambil kembali brosur dimeja Dokter Kang sambli mengejek
wajahnya itu kacau sekali. Dokter Kang berteriak menyuruh juniornya segera
menangkap wanita itu. Dokter Pi hanya diam dan pura-pura sibuk.
Hye Jung masuk ruangan dengan membawa tasnya, perawat pun
memanggil pasein bernama Lee Ga Jin. Anaknya pun mengajak masuk ibunya ke ruang dokter. Hye
Jung pun sedang sibuk melihat komputernya, saat pasien datang menanyakan
keluhanya, langsung terdiam karena didepanya adalah ibu tirinya.
“Ya, seperti yang kau lihat ...” ucap Si Nyonya Lee terdiam dengan wajahnya seperti
orang struk,
Anaknya binggung kenapa ibunya malah diam. Nyonya Lee
melihat papan namam diatas meja dan foto Hye Jung dengan Nenek Kang lalu merasa
tak percaya Hye Jung yang selama ini diremehkan menjadi orang Dokter. Anaknya bertanya ada apa, dan meminta ibunya
tak membuat malu. Akhirnya Nyonya Lee menyapa Hye Jung lebih dulu karena sudah
lama tak bertemu. Anaknya binggung karena ibunya mengenal dokternya.
“Dia kakakmu, Hye Jung eonni.” Ucap Nyonya Lee, Hye Jung malas menatapnya dengan
memalingkan wajahnya.
“Segera lakukan tes MRI jadi Silahkan keluar, Perawat akan mengantarmu.” Kata Hye Jung, Perawat pu meminta agar Nyonya Lee ikut
denganya. Nyonya Lee dan anaknya akhirnya keluar dari ruangan.
Didepan ruangan
Yoo Yoo Na masih tak percaya kalau yang di lihat itu
memang Hye Jung kakaknya, karena melihat seperti berpura-pura tak mengenal
mereka. Nyonya Lee mengatakan dulu Hye Jung dari dulu
sudah sangat kasar. Perawat pun memanggil pasien selanjutnya untuk masuk
ruangan. Nyonya Lee yang marah memilih untuk menerobos masuk ruangan. Perawat
menahanya, Nyonya Lee berteriak perawat itu tak mendengar kalau ia adalah ibu
dari Hye Jung.
“Hei ... begini sikapmu pada ibumu
? Kau
Hyejung, kan ?” teriak Nyonya Lee marah
“Sejak kapan kau jadi ibuku ?” ucap Hye Jung merasa selama ini tak pernah dianggap
oleh ibu tirinya.
“Lihat anak ini, di depan
orang-orang. Kau sudah jadi dokter. Kenapa
begini pada ibumu?” teriak Nyonya Lee
“Kau bisa bicara apapun demi
menyelamatkan wajahmu. Tapi kau tidak akan pernah jadi
ibuku. Kalau kau kira bisa mengancamku
di depan orang, jangan mimpi. Yah.. memang Benar,
aku Hye Jung.” Ucap Hye Jung mengakuinya.
“Ya, itu memang kau Maka aku tidak akan mengancamu. Lebih baik ganti
dokter lain.” Ucap ibunya, Hye Jung hanya bisa
menghela nafas panjang.
Bibi pemilik kedai sudah dipindahkan keruang rawat,
seorang wanita masuk dan pria membawa sekeranjang buah. Si wanita mengaku
mereka itu sangat cemas
sekali. Bibi pemilik kedai berkomentar wanita itu tidak
bertambah tua. Si wanita merendah kalau ia sudah
semakin tua. Si bibi meminta perempuan itu untuk
mendekat.
Si wanita pun mendekatkan wajahnya, bibi pemilik kedai
langsung meludahinya. Si pria yang ada dibelakang memarahi si bibi, lalu
menenangkan si wanita untuk tak menangis. Si wanita mengejek si bibi yang
semakin tua dan keriput karena pemarah. Si pria pun mengajak agar mereka berpergi saja. Saat itu
Seo Woo pun masuk ruangan melihat keduanya pergi meninggalkan ruangan.
Tiba-tiba si bibi tertawa terbahak-bahak dan bahagia, mengatakan
kalau merasa lega
sekali, lalu menceritakan suaminya yang selingkuh dan merasa
jijik jadi membiarkan pergi begitu saja. Ia juga tidak
dapat apapun saat bercerai jadi Demi
anak-anak harus kerja mati-matian.
“Aku kerja sampai tengah malam
demi keluargaku. Sebenarnya apa salahku ? Kalau kau kaya maka kau harus menang ? Menang apanya!! Saat ini
aku di rumah sakit. Aku tidak tahu perempuan itu
makan apa, tapi wajahnya masih saja
bersinar.” Ungkap si bibi marah, Seo Woo menyuruh
si bibi untuk istirahat.
“Kalau
aku tidak menceraikan dia, perempuan
itu akan hidup dalam bayangan selamanya. Sekarang,
dia hidup dengan panggilan "nyonya"”
cerita si bibi
“Kalau keluar, kau juga bisa berkencan dan pacaran.” Ucap Seo Woo menghibur
Si bibi memberitahu kalau ia sakit dan sudah tua, jadi
apa maksudnya kencan. Seo Woo memuji si bibi yang masih
cantik. Bibi merasa Seo Woo itu merasa kasihan jadi berkata
diluar kemauannya. Seo Woo mengatakan tidak seperti
itu. Si bibi berpesan agar Jangan sampai kehilangan pria itu, karena menurutnya Orang
baik tidak dapat berkat dan Begitulah
dunia ini.
“Aku ingat siapa yang mengambil.
Perempuan itu jadi "nyonya" dan
aku jadi ahjuma. Begitulah dunia ini.” keluh si bibi, Seo Woo memilih tak membahasnya lalu
bertanya apa yang di inginkan si bibi karena akan segera kembali.
Hye Jung sedang dalam ruangan melihat hasil CT Scan lalu
menghela nafas dan mengambil ponselnya menelp gurunya. Sementara Ji Hong dan
ayahnya sedang pergi mancing di danau bersama-sama. Ji Hong mengeluh apa yang
dilakukanya seharian karena belum juga mendapatkan ikan, menurutnya di danau
itu tidak ada ikan, tiba-tiba
pancingan Tuan Hong dimakan dan menariknya melihat seekor ikan mas didapatnya.
Ji Hong bersemangat karena bisa makan ikan mas kukus
nanti. Tuan Hong berkomentar anaknya itu lebih suka makan dibanding menangkap
ikannya. Ji Hong tertawa lalu merasakan ponselnya bergetar. Hye Jung pun
bertanya apakah Ji Hong sedang ada diluar. Ji Hong membenarkan sedang
memancing dengan ayahnya. Hye Jung pun mengurungkan niatnya bicara, Ji Hong memaksa
ada apa, Hye Jung menyuruh Ji Hong untuk bersenang-senang saja lalu menutup
telpnya.
Tuan Hong pun bertanya siapa Hye Jung yang menelpnya. Ji Hong
memberitahu Junior di rumah sakit. Tuan Hong berkomentar pasti Juniornya itu cantik. Ji Hong
mengejek dari mana ayahnya mengetahuinya. Tuan Hong mendengar suara anaknya berubah, karena tidak
terdengar nada suara seperti itu kalau menelp
anaknya. Ji Hong menyangkalnya, lalu meminta tolong pada ayahnya, dengan
memberikan note milik Hye Jung agar ayahnya menemukan
berkas pasien ini dan tertulis nama [KANG MAL SOON]
Hye Jung pergi menemui Yoon Do yang baru keluar dari
ruangan pasien lalu bertanya apakah bisa mensisihkan waktunya sebentar. Keduanya
melihat hasil CT Scan bersama-sama. Yoon Do melihat Penyerangnya di sisi kanan
PICA jadi harus melakukan operasi
mikrovaskuler.
“Makanya aku ingin bicara
denganmu. Apa Dokter bisa mengoperasinya
?” ucap Hye Jung
“Dia bukan pasienku, kenapa
aku yang lakukan ?” ucap Yoon Do hran
“Dapatkah kau melakukannya, tanpa tahu
alasannya?” kata Hye Jung, Yoon Do mengatakan tak
bisa
“Akan terjadi kekacauan jika kita
mengganti pasien berdasarkan preferensi. Selain itu, melawan
peraturan rumah sakit.” Jelas Yoon Do
“Peraturan memang penting, Terutama pada orang seperti
dokter. Terima kasih atas waktumu.” Kata Hye Jung bisa mengerti
Yoon Do bertanya apakah Pasien adalah anggota
keluarganya, Hye Jung berharap pasien adalah keluarganya lalu keluar ruangan,
saat itu berpapasan dengan Seo Woo yang masuk ruangan. Seo Woo langsung
bertanya kenapa Yoon Do ada diruangan. Yoon Do memberitahu Hye ung memintanya mengecek MRI pasien.
Seo Woo berpikir ini kasus langka, Yoon Do mengatakan
tidak. Seo Woo dengan sinis mengatakan Kalau
bukan kasus langka, kenapa Hye Jung
sampai menyeretnya datang. Yoon Do menegskan
dirinya itu bukan orang yang mudah diseret, lalu melihat Seo Woo itu minder
pada Dokter Yoo Hye Jung. Seo Woo merasa
untuk apa merasa minder.
“Tepat sekali. Apa kekuranganmu sampai harus cemas
padanya ? Hari ini
aku melihat banyak sisi baru dirimu.” Komentaa
Yoon Do lalu keluar ruangan.
Soon Hee diajak makan di kantin rumah sakit, dengan kagum
melihat rumamh sakit temannya berkerja itu keren
sekali, ternyata ada di rumah sakit top Seoul
rasanya hebat. Bahkan Lauk
pendampingnya juga terlihat mewah. Hye Jung hanya diam sambil makan nasinya. Soon
Hee pikir temanya itu malu padanya yang terlihat norak.
“Kenapa daritadi tidak melihatku
dan terus makan ?” ucap Soon Hoo, Hye Jung
memberitahu bertemu wanita itu.Soon
Hee bertanya Siapa yang
dimaksud?
“Ibu tiriku, istri ayahku. “ kata Hye Jung, Soon Hee kaget bertanya bagaimana bisa
bertemu denganya.
“Dia datang kerumah sakit untuk
memperbaiki gangguan otot wajah.” Cerita Hye
Jung, Soon Hee menjerit “Daebak
!” dengan penuh semangat merasa temanya itu bisa
balas dendam !
“Bagaimana wajahnya ? Ah.... Buat apa aku tanya ! Pasti
mirip seperti habis menelan paku. Aku yakin Dia
miskin, tua dan sakit-sakitan. Dia pasti sedang
dihukum. Jadi, apa yang terjadi ?” ucap Soon Hee yakin
“Dia tidak terlihat miskin dan datang dengan putrinya.” Cerita Hye Jung
Soon Hee mengartikan anaknya itu jadi adiknya, Hye Jung
pikir karena ayah mereka sama jadi Yoo Na adalah adik
tiri. Soon Hee bertanya apa masalahnya karena kalau memang
Nyonya Lee tak miskin maka bisa langsung dirawat. Hye Jung mengaku tidak
bisa mengobati wanita itu. Soon Hee pikir lebih
baik berikan saja ke dokter lain. Hye Jung menrceritakan Dokter
lain tidak mau menerimanya. Soon Hee merasa banyak Orang
yang aneh, karena tak mau menerimanya.
Hye Jung memberitahu Ada
peraturan rumah sakit mereka tidak
bisa mengganti pasien. Soon Hee mengeluh temanya membela
dokter lain karena seorang dokter lalu bertanya Apakah dirumah sakit ada
dokter lajang.
Dokter Pi masuk kantin bersama dengan Seo Woo, lalu
melihat menunya adalah daging hari ini. Seo Woo melihat Hye Jung dan Soon Hee sedang
duduk dan makan bersama, dengan menghela nafas tak percaya ternyata keduanya
masih berteman. Dokter Pi bertanya ada ada dan melihat
siapa. Seo Woo menyuruh agar tak berisik. Dokter Pi makin
penasaran Siapa yang
dilihatnya. Seo Woo mengatakan tidak mau makan dikantin lalu bergegas keluar.
Dokter Pi mengejar Seo Woo sambil menaiki tangga bertanya
kenapa sikapnya berubah tiba-tiba karena ia menyukai makanan
kantin. Seo Woo menceritakna Gadis
yang duduk di sebelah Hye Jung, dulu teman itu miliknya lalu membuangnya setelah bertemu dengan Hye Jung.
“Mana bisa teman jadi milik ? Itu seperti gejala kurang kasih
sayang. Mak itu sebabnya kau jadi dekat dengan
pasien Oh Young Mi.” Komentar Dokter Pi, Seo Woo
heran kenapa temanya membahas bibi Oh.
“Kenapa saat dia sadar langsung
mencari "perempuan" itu ?” tanya
Dokter Pi
“Dia dikhianati sampai akhirnya
bercerai. Kenapa mengkritiknya kalau miliknya diambil orang ?” ucap Seo Woo kesal
Dokter Pi memberitahu itu bahaya, menurutnya Hubungan Seo Woo terlalu kuat dengan pasien. Seo Woo pikir Dokter Pi Jangan
terlalu khawatir, lalu menceritakan Yoon Do
tadi datang keruang fellow untuk bicara dengan Hye Jung lalu bertanya-tanya apa yang dibicarakan di
ruangan fellow berduaan. Dokter Pi tahu ibu Hye Jung
tadi datang dan bikin kekacauan
menurutnya Mungkin ada hubungannya dengan itu.
Seo Woo sedikit kaget dan bertanya kenapa bisa seperti
itu. Dokter Pi pikir ibu macam apa seperti itu menurutnya Kalau
melakukan seperti itu di
tempat kerja putrinya, pasti memalukan sekali. Seo
Woo pikir Mungkin ibu tirinya
karena Waktu SMA Hye Jung tinggal dengan neneknya. Dokter Pi mengeluh sangat lapar dan meminta pertanggung
jawabnya Seo Woo karena yang menyeretnya pergi keluar dari kantin.
Dokter Choi tiba-tiba datang berjongkok didepan meja Hye
Jung, memberitahu Demi merayakan kedatangan Ji Hong dan Hye Jung serta , operasi
pertama Young Guk, mereka akan
pesta Jumat ini. Hye Jung mengatakan Sudah
terlambat buat perayaan jadi menurutnya tak perlu.
“Kalian Mau minum dimana ?” tanya Soon Hee, Dokter Choi mengatakan Di cafe Tempat
langganan mereka lalu bertanya-tanya siapa wanita
yang duduk didepan Hye Jung.
“Bulan lalu aku baru buka Jadi aku promosi.” Ucap Soon Hee memberikan brosurnya, Dokter Choi melihat
cafenya bernama Sooni Hawaii!
Soon Hee tak percaya kalau Dokter Choi mengetahuinya,
Dokter Choi mengaku pernah pergi kesana. Soon Hee pun mengaku tidak
heran melihat Dokter Choi itu terlihat
familier sambil mendorongnya memuji Dokter Choi pria yang imut. Dokter
Choi sempat terjatuh karena dorongan tangan Soon Hee. Lalu Soon Hee mengatakan Karena
ini perayaan buat Hyejung, jadi akan mentraktirnya dan berpesan agar
bersikap baik pada “Hye Jung-ku.” Hye Jung mengejek seharusnya Juniornya yang mencari
muka pada Soon Hee, Soon Hee pun memutuskan tidak
bisa gratis semua dan akan
tanggung 50% dari totalnya. Dokter Choi akhirnya
saling high five tanda setuju.
Hye Jung ingin berganti pakaian yang dibawakan temanya, saat
itu Seo Woo masuk ruangan, melihat temanya akan ganti baju berpikir lebih baik
keluar. Hye Jung pikir tak perlu karena bisa ganti baju nanti. Seo Woo
berkomentar hidup Hye Jung melelahkan juga karea harus melawan gangster dan ibu
tiri dalam sehari.
“Kenapa kau memanggil Yoon Do
sunbae ?” ucap Seo Woo,
“Kau erkata aku memanggilnya kesannya merendahkan.” Komentar Hye Jung sinis, Seo Woo mengaku sedang
berusaha bicara manis padanya. Hye Jung mengejek
haruskan ia berterima kasih karena Seo Woo bicara manis
“Kita saling berbagi ruangan, jadi Tidak nyaman kalau kita tidak
saling bicara, makanya
aku menegurmu duluan.” Kata Seo Woo
“Aku ingin meminta Dokter Jung
mengambil alih pasienku dan Aku
cerita karena tidak mau kau salah sangka.” Jelas Hye
Jung
Seo Woo merasa Hye Jung berpikir kalau bersikap seperti
ini karena salah paham. Hye Jung
menyindir padahal 5 menit lalu Seo
Woo bilang mau bicara manis lalu keluar
ruangan. Seo Woo hanya bisa menghela nafas panjang.
Yoon Do baru keluar ruangan bertemu berbicara dengan
dokter lalu meminta agar mengatur tabel, lalu mendengar pembicaran dua dokter
magang dan juga perawat. Si perawat berkomentar kalau melihat Hye Jung sekarang
terlihat mirip wanita kaya yang tidak pernah hidup susah.
“Makanya aku suka padanya, Kenyataannya berbeda.” Kata Dokter Choi
“Seleramu buruk.... Kenapa kau suka dengan dokter
titik ?” ejek Dokter Kan, perawat bertanya apa maksud maksud
Dokter titik.
“Coba lihat dibibirnya, dia
punya tanda lahir. Nenek sihir dengan titik.” Ejek Dokter
Kang, Dokter Choi mengeluh seniornya itu kekanakan
sekali dan tidak kreatif sekali.
Dokter Kang langsung memukul kepalanya, Dokter Choi
mengeluh sakit dan meminta agar tak nyentuh kepalanya. Tiba-tiba terdengar
suara dibelakang yang menegur ketiganya sedang tak punya pekerjaan. Dokter Kang
menjawab kalau mereka punya banyak perkerjaanya.
“Berikan aku tabel pasien kejang
otot wajah milik dokter Yoo Hyejung.” Ucap Yoon Do
“Apa Dokter mau mengambil pasien itu ?” tanya Dokter Choi, si perawat memuji kalau piliha Yoon
Do itu bagus sekali, Yoon Do binggung kenapa berpikir itu bagus.
“Bukankah pasien itu, ibu tiri
dokter Yoo ?” kata perawat, Dokter Kang menambahkan
kalau tadi ada keributan yang jadi tontonan. Yoon Do terdiam karena ternyata pasienya itu ibu tiri
dari Hye Jung.
Hye Jung kembali memeriksa Nyonya Lee memberitahu Saraf
kranial ketujuh dan kedelapan Muncul
dari batang otak dengan posisinya
dekat arteri serebral. Maka Setiap
jantung berdetak, arterinya akan ikut bergerak dan saraf kranial ketujuh
merangsang wajah menjadi kejang.
“Kami sudah pergi ke banyak rumah
sakit dan mencoba berbagai obat. Bahkan mencoba
botox juga. Kami lihat di internet kalau ini
ada hubungannya dengan otak. Tapi, rumah sakit di lokasi kami
tidak punya ahli bedah syaraf.” Jelas Yoo Na
“Pada umumnya pasien dengan kejang
wajah membiarkannya selama 4-5 sebelum diobati. Kebanyakan
takut karena harus dilakukan bedah otak.” Kata Hye
Jung
“Lalu, kami harus bagaimana ?” tanya Yoo Na khawatir
“Kita dapat melakukan operasi
mikrovaskular. Kami akan
masuk melalui lesi dan memisahkan arteri dari saraf. Lalu kita akan memasukkan bahan
buatan yang disebut Teflon antara saraf sehingga kejang tidak terjadi
lagi. Tingkat kesuksesannya 96%.” Jelas Hye Jung memperlihatkan gambar dalam monitor
komputernya.
Yoo Na bertanya Kapan operasinya dapat
dilakukan, Hye Jung bertanya apakah Tidak
bisa pergi ke rumah sakit lain dan ia akan
berikan semua hasil tes MRI dan surat referensi. Nyonya Lee menegaskan tidak mau
pindah rumah sakit karena dirumah sakit ini kalau
ada kerabat bisa dapat diskon 30%.
“Apa yang pernah kau lakukan buat
keluarga kami ? Aku
tidak minta kau membayar, tapi
tidak ada salahnya kalau kau yang lakukan. Apa
kau tahu betapa sulitnya aku hidup dengan ayahmu ? Makanya wajahku jadi seperti ini.” ucap Nyonya Lee seperti menyalahkan Hye Jung
“Hubunganku dengan ayah sudah
putus 13 tahun lalu.” Tegas Hye Jung, perawat
yang ada diruangan hanya tertunduk diam dan merasakan suasana tegang.
“Hubungan ayah dan anak tidak bisa
putus semudah itu. Kalau kau pulang dan minta maaf
pada ayahmu alangkah baiknya” kata Nyonya Lee, Hye Jung
menegaskan tidak bisa mengoperasinya.
“Kenapa ? Apa au takut membunuhku saat operasi
? Bagaimanapun Kau mau atau tidak, aku
akan operasi disini. Punya kenalan di rumah sakit
pasti enak sekali, Apalagi
kau seorang dokter. Buat apa aku meninggalkan putri seorang dokter dan menderita di rumah
sakit lain ?” ucap Nyonya Lee sombong
Hye Jung berkomentar ibu tirinya memang tidak
akan berubah. Nyonya Lee membalas kalau Hye Jung juga
tak berubah menurutnya Hye Jung hanya pintar diluar melihat sekarang kalau anak tirinya itu hanya duduk
dalam ruangan tai menurutnya mereka tak ada bedanya. Yoo Na meminta ibunya
menyudahi adu mulutnya. Nyonya Lee dengan ketus bertanya Kapan
operasinya dan meminta agar cepat dilakukan. Hye
Jung memilih untuk tidak
mau bicara lagi dan menyuruhnya segera
keluar.
Yoo Na tiba-tiba memanggil Hye Jung, memberikan sebuah kartu nema memberitahu
kalau itu restoran mereka. Hye
Jung melihat namanya [KEDAI SUP NENEK] Yoo Na memberitahu hidup mereka baik-baik saja dan tidak
akan merepotkan kakaknya lalu pamit pergi. Hye
Jung pun memasukan kartu nama ke saku jasnya
Yoon Do menelp Hye Jung tapi tak aktif, akhirnya ia
meninggalkan pesan “ Operasi Lee Ga Jin akan kulakukan.” Seo Woo tiba-tiba sudah ada dibelakang bertanya dengan
siapa Yoon Do berbicara. Yoon Do kaget bertanya Sejak
kapan disana. Seo Woo mengaku baru saja datang dan menunggunya selesai menelpon.
“Operasi ibu, dokter Yoo Hye Jung ... akan kulakukan. Dia
merasa tidak nyaman.” Ucap Yoon Do
“Sejak kapan sunbae jadi perhatian
pada orang ?” sinidir Seo Woo, Yoon Do bertanya
apakah memang tak pernah, lalu mengatakan Kalau
begitu mulai sekarang aku akan bersikap perhatian.
“Kalau sunbae tidak mau, Prof
Hong Ji Hong akan melakukannya. Menjauhlah dari Hyejung. Belum lama kau
ingin dia pergi, tapi sekarang Cepat
sekali berubah.” Kata Seo Woo mengejek
“Orang bisa berubah pikiran. Tapi Kenapa
meledekku ?” keluh Yoon Do lalu bertanya kenapa Seo
Woo datang keruanganya.
Seo Woo mengajak Yoon Do untuk makan, Yoon Do menolak karena sudah Ada
janji lalu keluar ruangan. Seo Woo cemberut karena Yoon Do
menolak makan bersama.
Seo Woo akhirnya datang menemui Bibi Oh diruang rawat,
Bibi Oh tersenyum bahagia melihat Seo Woo yang datang. Seo Woo merasa bibi Oh
itu senang bertemu denganya dan memberitahu membawakan Sandwich dan mengajak makan
sama-sama, bibi Oh mengatakan hanya
dokter yang datang menjenguknya. Seo Woo binggung.
“Tadi aku marah. Biasanya orang
yang marah boleh bersikap begitu.
Karena
aku biasanya tidak begitu, jadi orang-orang mengabaikan
aku.” Kata bibi Oh, Seo Woo pun memberikan sandwich agar
Nyonya Oh makanya.
Seo Woo merasakan sandwichnya enak, Bibi Oh merasa tidak napsu makan lalu memuji Seo
Woo itu cantik sekali. Seo Woo hanya bisa tersipu malu mendengarnya. Bibi Oh berteriak
mengungkapkan jadi kesal dan marah sekali, menurutnya kenapa ia harus hidup selama ini seperti
orang bodoh karena seharusnya dari awal meluapkan amarahanya.
“Jangan berpikir begitu, Saat ini anda bisa mulai hidup
baru.” Ucap Seo Woo menenangkan
“Dadaku terasa Sesak. Aku harus pergi
keluar.” Kata Bibi Oh, Seo Woo meminta Bibi Oh Berbaring karena masih butuh istirahat menahan Bibi Oh tak pergi.
“Aku baik-baik saja. Orang
sial umurnya panjang. Dulu saja, aku bisa selamat
karena dokter ada disana. Coba Lihat, Aku bisa lompat
juga.” Ucap Bibi Oh sudah turun sambil melompat-lompat
Seo Woo panik meminta bibi Oh tak melakukanya, meminta
agar duduk. Beberapa saat kemudian bibi Oh kesulitan bernafas, sampai akhirnya
Seo Woo menekan tombol meminta bantuan. Alat kejut jantung pun sudah ada
diruangan, Seo Woo memberikan satu kali tak ada reaksi lalu menaikan jadi 200 joule dan kembali memberikan pada Bibi Oh. Tetap saja Bibi Oh
tak bergeming, Seo Woo akhirnya melakukan penekan pada bagian dada.
Ia berteriak memohon agar Bibi Oh kembali hidup, Dokter
Kang ingin memberitahu waktu kematian, Seo Woo tak bisa terima terus berusaha
menekan bagian dada berharap jantung bibi Oh kembali berdetak. Dokte Kang
meminta Seo Woo menyudahinya. Yoon Do datang menariknya, tapi Seo Woo
menghempaskan tanganya. Yoon Do akhirnya memeluk Seo Woo dari belakang agar
menjauh setelah itu memberi kode pada Dokter Kang.
“Waktu kematian, pasien Oh Young
Mi. Tanggal 5 Juli 2016 pukul 17:10” ucap
Dokter Kang, Seo Woo terlihat shock karena melihat Bibi Oh meninggal didepan
matanya, hanya bisa menjerit histeris. Yoon Do tetap menahanya agar Seo Woo tak
melakukan sesuatu yang fatal
Hye Jung sudah berganti pakaian lalu melihat sebuah
restoran dan bertuliskan [KEDAI SUP NENEK] lalu melihat ayahnya yang sedang melayani pelanggan
sendirian. Ia terdiam sambil memegang kalung yang ada dilehernya.
Flash Back
Hye Jung melihat dikaca lalu neneknya berkomentar sangat
menyukai model kalungnya yang kecil dan manis. Hye Jung merasa lebih suka yang tadi. Nenek Kang meminta Hye Jung memilih yang itu saja karena
ia yang membelikan untuk cucunya. Hye Jung mengejek kalau ia yang memakai
kalungnya. Nenek Kang mengataka kalau ia
yang memilihnya. Keduanya pun sama-sama tersenyum. Hye Jung melihat kalungnya
merasa sangat cantik, nenek Kang pun setuju.
Hye Jung berkaca-kaca melihat restoran yang dimiliki oleh
ayahnya lalu menerima telp dari gurunya. Ji Hong bertanya keberadaan Hye Jung
sekarang. Hye Jung yang sedang sedih memutuskan untuk nanti menelp balik saja
lalu menutup telpnya. Ji Hong hanya bisa mengelengkan kepala dengan sikap
muridnya lalu melihat amplop yang dibawanya.
“Pak Supir, di depan rumah sakit Gukil
ada kafe bernama Sooni Hawaii. Tolong
kesana.” Kata Ji Hong pada sopir taksi.
Hye Jung masih berdiri didepan kedai milik ayahnya,
seorang pelanggan keluar dari restoran dan berbicara dengan Tuan Yoo, Hye Jung langsung memalingkan wajahnya takut
ketahuan oleh ayahnya. Pelanggan memuji makanan Tuan Yoo itu enak dan merasa
pemiliknya pasti orang yang baik, serta yakin bisnisnya pasti lancar. Keduanya
pun saling memberikan semangat. Hye Jung menghela nafas melihat ayahnya.
Flash Back
Nenek Kang sedang memoles bibirnya dengan lipstik, lalu
mengatakan Perempuan harus
selalu terlihat cantik dan bertanya apakah neneknya
itu sudah cantik. Hye Jung pun memuji neneknya itu sangat cantik. Hye Jung pun
bertanya apakah tanda yang ada dimatanya diangkat saja.
“Jangan... Tanda lahir diantara mata artinya
kau akan disayang oleh orang dewasa.” Ucap Nenek
Kang, Hye Jung terlihat tak percaya
“Tapi ayah tidak sayang aku.” Ucap Hye Jung.
“Mana ada orang tua yang tidak sayang
anak ? Tapi, aku
tidak memaksamu memahami dia.” Kata Nenek Kang, Hye
Jung pikir kenapa seperti itu.
“Cinta orang tua, karena Orang tua pasti sayang pada
anaknya.” Jelas Nenek Kang,
Hye Jung merasa neneknya itu tahu banyak lalu mengeluh
entah kenapa kekayaanya hanya segini saja. Nenek Kang mengeluh pada cucunya dan
mengatakan semuanya baik-baik saja. Hye Jung mengejek neneknya itu selalu
saja mengumpat.
Nenek Kang pun meminta maaf, sambil mengeluh kepala
jujurnya berpesan Jangan rendah diri karena dikeluarkan dari
sekolah, karena Hye Jung bisa
mengambil sekolah persamaan dan kuliah bahkan juara
satu matematika, sambil mengumpat. Hye Jung mengeluh neneknya kembali mengumpat. Nenek Kang
memukul bibirnya karena terus saja salah bicara, lau mengejek cucunya bawel
sekali. Hye Jung tertawa bahagia bersama neneknya.
Hye Jung akhirnya berjalan pulang, Ji Hong sudah menunggu
ditaman dan menyapanya lalu bertanya kenapa Hye Jung terlihat murung sekali,
dengan bangga mengatakan akan membuat Hye Jung lebih baik, memperlihatkan
berkas ditanganya. Hye Jung bertanya apa yang dibawa Ji Hong.
“Ini semua yang kau mau. Aku
tidak dapat dengan level jabatanku juga jadi Aku
harus minta tolong orang.” Ucap Ji Hong, Hye Jung pun
mengucapkan terima kasih.
“Aku juga punya salinannya dan ingin tanya temanku di bagian bedah umum. Kalau
kau mencari kebenaran ... dan Kalau
kebenaran itu bisa membuatmu bahagia, akan kubantu.” Ucap Ji Hong, Hye Jung hanya diam saja.
“Kenapa diam saja ? Kapan kau mau membuka diri padaku
?” goda Ji Hong dengan gaya nakalnya, Hye Jung hanya
tertawa melihat tingkah gurunya.
Ji Hong melihat sudah larut malam dan mengajaknya untuk
mengantar pulang, Hye Jung mengangguk setuju tapi saat itu juga tiba-tiba hujan
turun. Ji Hong binggung karena tiba-tiba turun hujan dan bertanya apakah memang
akan turun hujan. Hye Jung membenarkan karena malam hari pasti hujan. Ji Hong
membuka jasnya merasa belakangan ini
orang-orang pandai sekali memperkirakan cuaca.
Keduanya berlari dengan jas sebagai payung mereka
berlindung dari hujan, wajah keduanya terlihat bahagia melewati jalan dengan
hujan yang semakin deras. Lalu keduanya masuk ke box telp umum untuk berteduh.
Hye Jung melihat hujan yang semakin lebat, lalu melihat sepasang pria dan
wanita yang lewat didepan mereka dengan mengayuh sepeda.
Hye Jung teringat saat masih SMA menunggu hujan reda
dengan Ji Hong, keduanya terlihat sangat bahagia bercanda seperti guru dan
murid.
“Ada yang pernah bilang begini. Hidup,
bukanlah menunggu kapan badai berlalu, Melainkan
belajar menari di saat hujan.” Ucap Ji Hong
Hye Jung hanya diam, Ji Hong mengeluarkan ponsel dan
memutar sebuah lagu “there she go” lalu membuka pintu dan mulai menari dibawah
hujan yang turun dengan deras. Hye Jung menjerit kaget, Ji Hong terhanyut
dengan intro lagu dan terus menari, Hye Jung hanya bisa tersenyum melihat
gurunya yang terus menari.
Ji Hong menarik Hye Jung kalau mereka akan menari bersama. Hye Jung sempat menjerit sampai akhirnya terhayut dengan
tarian yang dibuat oleh gurunya dan keduanya tertawa bahagia. Bahkan Ji Hong
bisa membuat Hye Jung berputar-putar.
Ji Hong menatap Hye Jung lalu mengatakan akan melakukan sesuatu sebagai
laki-laki pada perempuan. Hye Jung terdiam, Ji Hong berjalan mendekat dan langsung
mencium bibir bekas muridnya yang sudah dewasa dan menjadi seorang dokter.
“Hidup ini layak
dijalani. Aku juga, punya kesempatan menjalani hidup normal.” Gumam Ji Hong
bersambung ke episode 7
So sweet...semangat ya mbak nulis sinopx...
BalasHapusKereeeen, lanjut ya nulis sinopsisnya, thx mba
BalasHapusKeren sinopsis y .semangat y buat bikin sinopsis y faitinggggggg......di tunggu kelanjutan y
BalasHapusmksh mbk dee buat sinopsisnya.dari dlu sampai skrg aku ini ngefans bgt sama gaya tulisan mbk dee ini.. tetep semangat ya mbk buat nulis2 drama korea nya ^_^
BalasHapusThx mba.....semangat nulis ep selanjutnya ya...:-)
BalasHapusThx y mbk, ditunggu kelanjutannya y
BalasHapusmba mw nanya judul lagu yg jadi backsound blognya apa?saya suka baca sinopsis sambil dengar lagunya :)
BalasHapusAku malah suka chemistry antara Seowoo dan dr. Pi hahaha 😊
BalasHapus