Bo Nui mengelap tangan adiknya bertanya apakah tak
terlalu dingin atau panas. Bo Ra mengatakan tak
apa, Bo Nui yakin pasti Bo Ra kaget
karena tiba-tiba kita pindah, lalu meminta maaf. Ia
memilih tempat ini Karena udara dan pemandangannya, jadi adiknya. akan lebih cepat sembuh.
“Kalau cepat membaik, kita bisa latihan berjalan.” Ucap Bo Nui, Bo Ra memanggil kakaknya bertanya apakah baik-baik
saja
“Bukan hanya baik-baik saja, serasa terbang ke langit. Karena aku bisa ngobrol dengan Bo Ra
seperti ini. Setiap
hari indah, Aku
sangat bersyukur dan senang.” Cerita Bo Nui
Beberapa saat kemudian, Bo Nui duduk di depan rumah sakit
melihat kakek dan nenek saling bergandengan, seperti membayangkan dirinya bisa
berjalan bersama dengan Soo Ho.
Di Zeze
Dal Nim membereskan barang-barang Bo Nui dari mejanya,
Seung Hyun pikir biarkan saja, sampai ada orang baru yang mengurusnya. Yoon Bal merasa kalau pria
tak kerja, maka
setidaknya si istri harus dapat uang dan mereka
berdua keluar untuk makan apa.
“Benang mengikuti jarum, Kau tak tahu kan? Mereka berdua tak pernah bisa
dipisahkan” ucap Dae Kwon
“Bersama-sama rasanya seperti di
surga. Cinta
begitu luar biasa.” Komentar Hyun Bin melirik
pada Seung Hyun, Semua langsung menjerit merinding.
“Mereka berdua kali saja bikin
perusahaan bersama. Aku marasa bakal besar” Kata
Dae Kwon, Seung Hyun mengajak untuk taruhan 10ribu won, berhasil. Ji Hoon
setuju akan pada Seung Hyun karena ratunya taruhan. Dae Kwon merasa kalau tidak, Yoon Bal setuju.
“Hentikan! Apa Kalian
lupa aku ini teman
terdekat Bo Nui? Kalian taruhan pada 2 orang ini, maka akan
kucatat satu-persatu di agendaku. Dengan mencatat
kesalahan kalian. Dan akan
kupastikan kalian dipecat dari perusahaan ini.”
tegas Dal Nim marah dan langsung pergi. Semua binggung melihat Bo Nui yang
tiba-tiba.
Ryang Ha pergi membawakan Dal Nim minuman, meminta agar
tak cemberut. Dal Nim menyuruh menaruh saja diatas meja. Ryang Ha bertanya
sedang memikirkan apa. Dal Nim menjawab Bo Nui. Ryang Ha kesal, Shim Bo Nui yang tak punya hati. Dal Nim
berteriak kalau Ryang Ha ingin dimarahi.
“Coba pikirkan kau pikirkan. Soo Ho mengalami hal yang sama 2
kali. Menurutku, Wanita itu pasti salah makan, Tanpa sepatah kata mereka pergi, Bahkan tak berfikir yang
ditinggalin bisa gila seperti itu.” Ucap Ryang Ha
kesal
“Jadi Presdir Je benar-benar
sedang kesulitan ?” kata Dal Nim khawatir, Ryang Ha memberitahu Soo Ho bisa
masih makan dan tidur.
“Tapi karena hal itulah, haruskah kukatakan makin membuat khawatir? Benar-benar membuat gelisah. Saat
lihat Bo Nui, aku akan
bilang padanya.” Kata Ryang Ha
“Hatinya pasti juga sakit meninggalkannya begitu. Bo Nui sangat menyukai Presdir Je, Dia pergi dengan hati yang
hancur.” Cerita Dal Nim
Ryang Ha heran kalau Dal Nim mau
menderita lalu kenapa mau putus. Dal Nim juga
heran menurutnya keduanya bisa saling mencintai. Ryang Ha pikir lebih baik
menyudahi cukup sampai seperti ini saja, sambil memegang tangan Dal Nim
bertanya apakah mereka bisa saling mencintai juga. Keduanya saling
berpandangan, penuh rasa cinta.
Soo Ho menelp rumah sakit lai menanyakan memberitahu apakah ada pasien yang dirawat
dirumah sakit itu, lalu memberitahu pasienya bernama Shim Bo Ra, sepertinya tak ada yang nama Shim
Bo Ra lalu mencoret nama rumah sakit di jalur kedua.
“Aku ingin tanya mengenai pasien
yang dirawat.” Ucap Soo Ho mencoba nomor lain,
ternyata nomor yang di telp bukan rumah sakit.
Ia pun mencoba telp yang lain untuk mencari tahu
keberadaan Bo Ra, karena pasti akan menemui Bo Nui. Beberapa rumah sakit yang
dicek masih tetap tak menemukanya, lehernya sampai pegal harus menelp. Sul Hee
datang, Soo Ho langsung menyembunyikan lembaran kertas disampingnya.
Sul Hee menanyakan kondisi Soo Ho sekarang, Soo Ho
bertanya balik kenapa Sull Hee masih ada dirumah sakit. Sul Hee pikir terserah
dirinya, lalu bertanya tentang Bo
Nui apakah masih
belum ada kabar darinya. Soo Ho hanya bisa diam
saja. Sul Hee melihat sesuatu disamping Soo Ho dan langsung mengambilnya, Soo
Ho ingin berteriak ingin mengambilnya.
“Apa ini Pusat rehabilitasi? Apa Jangan-jangan kau... mencari Bo
Nui?” ucap Sul Hee menebak-nebak
“Dia pergi bersama adiknya, Mengingat kondisinya Bo Ra, jadi dia pasti rawat inap.” Cerita Soo Ho
“Ada 300 lebih, Apa kau mau menelponnya satu persatu? Yaah Jelas saja... kau akan
bersikeras. Harusnya
kau mencariku saat aku menghilang.” Keluh Sul Hee. Soo Ho menatap dingin. Sul Hee
mengatakan kalau ia hanya bercanda.
Soo Ho hanya tertunduk diam, Sul Hee merasa keduanya itu
tak bisa diajak bercanda, Soo Ho meminta Sul Hee memberika kertasnya, Sul Hee
memutuskan untuk menelpnya. Soo Ho pikir tak perlu. Sul Hee menegaskan kalau
itu tak gratis Per telepon 100 won karena sekarang itu pengangguran, jadi setidaknya mendapatkan 10 ribu won.
Sul Hee menelp Gary menanyakan keberadaanya, Gary baru
keluar dari mobil bertanya balik kenapa mencarinya. Sul Hee mengatakan harus
bertemu sebelum pergi karena pesawatnya berangkat
besok pagi. Gun Wook pikir akan sulit, Sul Hee
menanyakan alasanya. Gun Wook pikir merka akan sering bertemu nanti. Sul Hee
mengaku sangat kecewa padahal masih
ingin sering melihatnya.
“Pokoknya, aku tak bisa lama-lama
telepon, dan akan menelpmu nanti.
“Gary.... Apa kau tahu di mana Bo Nui?” tanya Sul Hee, Gun Wok bertanya kenapa Sul Hee
tiba-tiba menanyakan tentang Bo Nui.
“Dia tak bisa dihubungi dan menghilang tanpa bilang apa-apa
pada Soo Ho hanya
titip pesan pada Dal Nim.” Cerita Sul Hee, Gun Wook
terlihat datar menangapinya,
Sul Hee mendengar nada suara Gun Wook merasa pasti tahu
sesuatu, gun Wook mengaku tak mengetahui
apapun. Sul Hee heran karena Gun Wook seperti tak kaget saat mendengar bahwa Bo
Nui menghilang. Gun Wook terlihat gugup dan memilih untuk menutup telp dan
mengaku sedang sibuk. Sul Hee menatap ponselnya merasakan ada sesuatu yang disembunyikan.
Gun Wook datang ke rumah sakit melihat Bo Nui yang sedang
membersihkan meja dan terlihat kelelahan, terlihat wajah kasihan tapi saat
menyapanya mencoba tersenyum. Bo Nui menyuruh Gun Wook untuk masuk lebih dulu
dan akan menyusulnya nanti. Gun Wook menyuruh Bo Nui untuk istirahat sebentar
“Kenapa badanmu panas?” ucap Gun Wook memegang badanya setelah
itu memeriksa dahi Bo Nui ternyata deman dan langsung memanggil perawat.
“Hei, Gun Wook, tak perlu setelah istirahat pasti
sudah baikan.” Kata Bo Nui
“Kau sudah jauh-jauh datang ke tempat ini, apa masih banyak yang dipikirkan? Kau pasti cari kesibukan seperti
ini untuk
menjernihkan pikiran.” Komentar Gun Wook
“Tidak. Aku melakukan yang bisa dilakukan selain itu Aku bersyukur Bo Ra
semakin membaik.” Jelas Bo Nui
Gun Wook pun mempertanyakan tentang Bo Nui sendiri, dengan menanyakan perasaanya sekarang. Bo Nui
tak menjawabnya memilih untuk mengalihkan dengan membahas Gun Wook yang akan
berangkat besok, jadi menyuruh setelah melihat Bo Ra maka segeralah pulang. Gun
Wook pun akhirnya pergi menemui Bo Ra meninggalkan Bo Nui.
Di malam hari, Bo Ra berbaring ditempat tidur bawah dan
terlihat mulai terserang deman dengan terbatuk-batuk. Gun Wook masuk duduk di
kursi rumah sakit dengan menatap kamar rawat Bo Ra, lalu masuk ke dalam mobil.
Pesan dari Soo Ho masuk “Hubungi aku. Aku mohon tolong hubungi aku. Ada yang ingin kutanyakan padamu.”
Ryang Ha membawakan koper dan tasnya memberitahu
barang-barangnya dikirim ke cafenya, serta Won Dae
Hae tertangkap. Soo Ho bertanya kapan, Ryang
Ha menceritakan Di saat Soo Ho kecelakaan dan juga
bertemu Bo Nui.
“Pria rakun itu... Dia bersikeras kalau dia juga
ditipu. Aku juga
akan mengajukan ganti rugi.” Kata Ryang Ha marah,
Soo Ho mengajak untuk berdamai saja.
“Kita rugi berapa banyak karena
dia, apa kau tahu? Setidaknya aku akan dapatkan 10 kali lipat ganti rugi. Lal akan kutabung sedikit demi sedikit dan mendapatkan rumahmu kembali.” Ucap Ryang Ha,
Soo Ho mengaku tak perlu karena Tuan Won itu tak memiliki
apapun jadi Menuntutnya tak mungkin
mendapatkan apapun. Menurutnya Semua
kekacauan karena IF akhirnya mereda jadi Jangan
buat keributan lain. Ryang ha mengaku sangat kesal sekali. Dari Won Dae Hae sampai Park Ha
Sang, Perusahaan Rusia itu dan rumah Soo Ho yang diambil, lalu meminta Soo Ho
tak perlu khawatir karena semua pasti akan baik-baik saja.
Ryang Ha meminta Soo Ho mengumpulkan kekuatan dengan
kedipan matanya, Soo Ho pun setuju dan melihat ponselnya bergetar, wajah
tegangnya telihat saat mengangkat telp.
Gun Wook membuka pintu rumah dan sudah bersiap-siap
pergi, bertanya bagaimana keadaan Soo Ho sekarang. Soo Ho berjalan masuk
memberitahu kalau sekarang baik-baik saja. Gun Wook mengeluh Soo Ho yang
mengirimkan pesan banyak sekali merasa ga nyaman antara sesama pria.
“Dia tak angkat teleponku.” Ucap Soo Ho, Gun Wook memberitahu Bo Nui baik-baik saja menurutnya Itu yang ingin diketahui oleh Soo Ho. Lalu Soo Ho bertanya keberadaan Bo
Nui sekarang.
“Sudah kubilang jangan membuatnya menangis, benarkan? Aku luluh di hadapan wanita yang
menangis. Dia baru berhenti menangis setelah kulakukan yang dia suruh. Tapi
tanpamu, Dia pura-pura baik-baik saja, aku tahu di dalam hatinya dia menangis.
Jadi, temuilah dia. Pergi dan lakukan
sesuatu untuknya.” Ucap Gun Wook, Soo Ho hanya bisa diam menatap Gun Wook dan
sempat mondar mandir didepan rumah.
Dae
Kwon merasa mereka tak seharusnya menjenguknya, Meskipun Soo Ho melarang mereka
untuk datang. Hyun Bin pikir seperti itu juga, tapi mereka sudah banyak membuat
keributan sebagai tim.Seung Hyun mengatakan dokter bilang dengan membesok orang
sakit sekarang ini malah membuat pasien menjadi kurang buruk.
“Aku
juga khawatir. Presdir Je sekarang tak punya apa-apa. Sudah bangkrut dan
sekarang sakit lagi. Apa tak menyedihkan itu? Dan itu membuatmu menyedihkan.”
Kata Yoon Bal
“Kalau
sudah sembuh apa kita harus menghubunginya?” kata Dae Kwon sudah mengeluarkan
ponselnya siap menelp
“Tentu
saja dia bakalan bilang tak mau. Sudahlah.. Lupakan saja, kita ke sana bersama-sama
saja langsung karena tak enak kalau tak menjenguk.” Ucap Ji Hoon
Ryang
Ha datang bertanya apa yang sedang dilakukan anak buahnya, Semua senang melihat
Ryang Ha yang datang lalu bertanya keadaanya sekarang Soo Ho karena baru saja
mau menjenguknya. Ryang ha memberitahu sudah keluar Rumah sakit, semua kaget
mengetahui Soo Ho sudah keluar dari rumah sakit.
“Syukurlah.
Kupikir dia terluka parah.” Kata Seung Hyun
“Jangan
khawatir, Waktu akan menyembuhkan segalanya.” Ucap Ryang Ha
“Oh
ya, Bo Nui juga akan merawatnya dengan baik.” Komentar Hyun Bin, semua berpikir
sangat beruntung ada Bo Nui yang bisa menjaga Soo Ho. Ryang Ha hanya diam saja
dan memberikan kode agar Dal Nim keluar.
Dal
Nim menemui Ryang Ha di luar ruangan,
Ryang Ha bertanya apakah masih belum bisa menghubungi Bo Nui, Dal Nim
yakin Bo Nui tak bakalan mengangkat teleponnya dan juga tak bakalan buka
emailnya karena keputusannya sudah bulat.
“Tidak
bisa… Bo Nui harus di sisinya. Perasaanku tak enak. Dia belum pulih benar, tapi
bersikeras keluar Rumah sakit, lalu Won
Dae Hae tertangkap, tapi Soo Ho memintaku berdamai.” Cerita Ryang Ha
“Yang
pasti, aku akan terus coba menghubungi Bo Nui dan kau tolong Jaga presdir Je”
ucap Dal Nim
Ryang
Ha mengerti lalu mendorong Dal Nim sengaja mendekatkan wajahnya, merasa
binggung seharusnya siapa yang harus dijaganya. Dal Nim memberitahu semua
pegawai bisa melihat mereka, Ryang Ha meminta agar sebentar saja, Dal Nim pun
memilih pergi
[Pusat
Rehabilitasi]
Bo
Nui keluar membawa selimut melihat Soo Ho menungu didepan pintu dengan senyuman
menyapanya, Ia bertanya apakah tidurnya nyenyak, Bo Nui seperti tak percaya
melihat Soo Ho yang sehat, tapi ternyata hanya bayangan saja.
Ia
pergi ke lorong melihat Soo Ho yang sedang duduk diruang tunggu, pelahan
mendekat dan senyumannya terlihat tapi ternyata hanya bayangan juga. Bo Nui
pergi ke taman, melihat kembali Soo Ho yang datang menemuinya lalu duduk
disampingnya.
“Apa
tidurmu Nyenyak ? Aku Pergi tanpa bilang apa-apa, Aku minta maaf. Tak bisa di
sisimu, aku minta maaf. Aku... tak bisa
jadi seperti itu maafkan aku. Dengan memperlihatkan wajahmu seperti ini, terima
kasih. Di ingatan terakhirku, wajah Presdir sangat menakutkan dan mengerikan.
Melihat kau baik-baik saja begini, Aku ucapkan terima kasih.” Kata Bo Nui, Soo
Ho tersenyum lalu kembali menghilang seperti hanya bayangan.
Bo
Nui kembali ke kamar adiknya, saat itu juga dibalik pohon Soo Ho berdiri
mendengarkan ucapan Bo Nui.
Soo
Ho memanggil Bo Nui yang berjalan melewati taman, Bo Nui membalikan badan
melihat Soo Ho yang benar-benar menemuinya. Keduanya saling menatap, Soo Ho
mengatakan sengaja datang bukan untuk memintamu kembali tak ingin terlalu
terbawa perasaan.
“Aku...
kemari mau kita putus. Aku… ingin putus denganmu, Bo Nui.” Ucap Soo Ho Bo Nui
terdiam dengan menahan air matanya, Soo Ho pun melangkah agar bisa lebih dekat.
“Kenapa
kau tiba-tiba menghilang? Kalau ingin putus harusnya katakan saja. Kau sama
sekali tak punya sopan santun.” Kata Soo Ho, Bo Nui hanya tertunduk diam.
“Kau
bilang kenangan terakhir selalu yang paling penting. Kau Masih ingat, kan? Mari
Kita putus dengan baik-baik dan ini akan jadi kenangan terakhir kita.” Ucap Soo
Ho
Keduanya
berjalan bersama ditaman dengan pohon-pohon yang rindang, Soo Ho memastikan Bo
Nui masih berjalan dibelakangnya. Bo Nui mengatakan masih ada dibelakangnya.
Soo Ho mengatakan Sampai di ujung jalan ini, mereka akan jalan bersama.
Keduanya terus berjalan menyusuri jalan danau dengan setapak, Bo Nui melihat
tangan Soo Ho yang masih diperban.
Saat
menyebrangi batu, Soo Ho mengulurkan tangan membantunya. Bo Nui menerima uluran
tangan sambil loncat setelah itu, Soo Ho melepaskan tanganya lagi.
Bo
Nui duduk ditaman dengan sebuket bunga, Soo Ho datang membawakan minuman.
Keduanya duduk bersebelahan. Bo Nui bertanya apakah Soo Ho terluka parah. Soo
Ho Sedikit lalu bertanya tentang keadaan Bo Ra,
Dia semakin membaik.
“Apa
kau ... makan teratur?” tanya Bo Nui, Soo Ho menjawab ya.
“Apa
kau juga... tidur teratur?” tanya Bo Nui, Soo Ho hanya mengangguk,
Bo
Nui berdiri lebih dulu sambil mengajak mereka untuk pergi, Soo Ho melihat bunga
yang ada dibangku, lalu bertanya apakah bunga itu Boleh disimpan. Bo Nui hanya
diam.
Soo
Ho berjalan dengan membawa bunga yang dirangkai oleh Bo Nui, lalu Bo Nui
berhenti mereka sudah sampai di ujung jalan. Soo Ho sadar lalu mengajak untuk
segera putus lalu berjalan mendekati Bo Nui.
“Kau
pernah bilang semua yang mencintaimu meninggalkanmu, kan? Tapi aku tak akan
seperti itu. Jadi, datanglah padaku.Meski butuh setahun, atau 10 tahun tak
masalah. Kau harus kuat, lau datanglah padaku.” Ucap Soo Ho lalu memeluknya.
Ia
membisikan selamat tinggal pada Bo Nui, setelah itu melepaskan pelukanya dan
pergi. Bo Nui mencoba menahan tangisnya seperti tak ingin putus lalu mulai
mengucapkan salam perpisahan.
[1
tahun kemudian]
Gedung
Daebak Software, dengan slogan “Lakukan-dengan-benar”. Soo Ho tertidur di sofa
dengan slepping bednya, lalu sempat jatuh berguling dan langsung mematikan
alarm ponselnya.
Soo
Ho masih menguap menarik tirai tapi ternyata tirainya malah sudah rusak, setelah
itu membersihkan sofa dengan barang-barang di tempat tidur, lalu menyapu dan
mengepel. Akhirnya ia lelah, duduk dikursi ternyata kursinya tak seimbang dan
hampir jatuh.
Ryang
Ha menelp ketika Soo Ho sedang mengosok gigi memberitahu sedang berada
dirumahnya. Soo Ho mengatakan sudah ada dikantor. Ryang Ha tak percaya Soo Ho
itu tidur di kantor lagi, Soo Ho pikir itu bukan pertama kalinya melakukan itu.
“Kenapa?
Kapan kau punya tempat tinggal yang biasa?” keluh Ryang Ha, Soo Ho menyuruh
temanya membawa makan saja.
Soo
Ho memakai kemeja dan memasang dasi, lalu keluar dari ruangan. Bersama dengan
Ryang Ha bertemu dengan calon investor. Si pria melihat Soo Ho selama setahun tak
membuat game. Soo Ho membenarkan selam setahun hanya membuat vaksin dan
membagikannya gratis.
“Melihat
betapa kuat virusnya, apapun ransomeware-nya tak akan pernah bisa menghadapi vaksin
Je Soo Ho. Kau mengunduhnya di komputer, kan?” ucap Ryang ha menyakinkan.
“Bicara
soal trend game, segala sesuatunya begitu cepat berubah. Meski dia jenius, 1
tahun hiatus patut kita pertimbangkan.” Ucap si investor
“Biarkan
kami melanjutkan proyeknya, hasilnya akan kami perlihatkan pada Anda.” Kata
Ryang Ha
“Kalau
begitu, tolong lihat proyeknya dulu baru Anda putuskan.” Kata Soo Ho. Si
investor tersenyum merasa kalau Soo Ho itu tak butuh investor,
“Pertama-tama,
lihat dulu proposal kami. Kalau Anda berminat atau kalau Anda puas, pendanaan
awal 100%. Bagaimana?” ucap Soo Ho terkesan menantang. Ryang Ha panik
Si
investor menatap Soo Ho tak percaya, Soo Ho menegaskan kalau jawabanya adalah
ya atau tidak. Si investor hanya bisa melongo.
Diluar
ruangan Ryang Ha merasa Soo Ho itu punya rencana yang luar biasa. Soo Ho
mengaku tak memilikinya. Ryang Ha panik karena Soo Ho ingin melakukan demo 3
minggu dari sekarang. Soo Ho merasa sangat yakin bisa melakukannya dan menyelesai
dengan baik.
“Hei,
tim development Zeze baru saja, apa yakin timmu bisa?” ucap Ryang Ha, Soo Ho
malah balik bertanya ada pa dengan timnya.
Tuan
Ahn sibuk didepan komputer dengan memakai kacamatanya terlihat lelah, Tuan Won
asik makan siang sendirian. Soo Ho kembali datang menyapa semuanya, Tuan Ahn
dan Tuan Won pun berdiri menyapanya. Soo Ho menyuruh semuanya tak perlu
melakukanya dan lebih baik mengunakan bahasa banmal saja. Tuan Ahn mengatakan sekali menjadi fans nya makan Sekali
tak akan bicara banmal.
Ryang Ha melihat Tuan Won yang makan dengan lahap lalu
menyindir apakah makanan enak, Tuan Won mengangguk. Ryang Ha menegaskan Uang
makan harusnya 7 ribu won tapi Tuan Won sudah
habis 20 ribu.
“Menu Tangsuyuk. Kau membelinya pake
kartu kredit perusahaan
kan?” ucap Ryang Ha marah
“Jadi orang jangan pelit-pelit, Kalau pelit, keberuntungan akan
menjauh. Bo Nui
selalu bilang begitu, kau Harus
suka member dan murah hati.” Ucap Tuan Won
“Ahjussi, Sejujurnya Soo Ho harusnya seumur hidup menganggap kaumusuhnya. Tapi malah memesan tangsuyuk yang harusnya bisa untuk 2 hari?!!” ucap Ryang Ha kesa
Tuan Won mengaku tak sadar, bahkan Presdir Je itu tak berkomentar apapun
tapi kenapa Ryang Ha malah yang sewo. Ryang Ha menegaskan kaalu ia dalah
pemilik saham mayoritas dari perusahaan dan Tuan Won harus menghitung berapa
banyak uang yang sudah dikeluarkanya. Tuan Won hanya bisa melonggo lalu pasrah
agar memarahinya saja. Ryang Ha pun memberikan peringatan mulai besok tuan Won
tak boleh makan siang.
Soo Ho dan Tuan Ahn hanya bisa tersenyum melihatnya, Tuan
Ahn menghampiri Soo Ho lalu bertanya Apa
Kesepakatan investasi hari ini lancar, merasa yakin kalau kerja Soo Ho itu selalu mengesankan.
“Kita harus buat proposal untuk
game baru. Yang
sangat diinginkan orang tapi
tak semua bisa mendapatkannya.”jelas Soo Ho
“Rencana! Bo Nui adalah perencana
terbaik. Kapanpun
mau presentasi, Bo
Nui lah yang melakukannya. Semua
pemilik perusahaan pasti akan suka dan ingin sekali merekrutnya. Presdir Je
merasakan sendiri, kan?” ucap Tuan Won penuh
semangat, Soo Ho hanya bisa tersenyum
Ryang Ha heran melihat Tuan Won yang merubah moodnya
dengan sangat cepat. Tuan Won merasa harus
kerja dan berharap Bo Nui di sini, lalu bertanya-tanya keberadaan anak buahnya sekarang.
Bo Nui sedang ada di bagian manula dengan mengajarkan
mereka bermain games, salah satu nenek memanggil Bo Nui guru meminta agar
diajarkan bermain games dari tabnya. Bo Nui pun berlari mengajarinya. Bo Nui
dengan sabar mengajarinya.
Terdengar suara panik dari meja lainya, Bo Nui langsung
mengampirinya. Si nenek panik karena menuliskan namanya pada tinta merah pada
tabnya karena pasti akan terjadi kesialan pada dirinya. Bo Nui pun mengajarinya
agar bisa menganti warnanya jadi hitam. Si nenek pun terlihat tenang dan bisa
bernafas lega.
Bo Nui menemui adiknya yang sudah bisa duduk dikursi
roda, lalu bertanya apakah Prnya sudah selesai. Bo Ra mengeluh kakaknya yang
datang selalu menanyakan Prnya. Bo Nui mengingatkan adiknya itu
harus rajin belajar supaya
lulus ujian kesetaraan. Bo Ra pikir bisa nanti malam
saja.
“Apa Kau...
kau video chat-an dengan
Gun Wook lagi?” ucap Bo Nui, Bo Ra kaget kakaknya bisa mengetahuinya.
‘Dia itu capek habis bertanding.” Ucap Bo Nui tak ingin adiknya menganggu.
“Oppa sendiri yang bilang aku bisa telepon kapan saja.” Kata Bo Ra, Bo Nui kesal menyuruh menghentikanya dan
akan memberikan hukuman dengan mendorong kursi roda milik adiknya.
Bo Nui mengajak adiknya pergi ke taman, lalu berjongkok
mencarikan bunga semanggi untuk Bo Ra. Bo Ra bertanya apakah kakaknya baik-baik
saja, Bo Nui bertanya mengenai apa. Bo Ra merasa setiap kali melihat kakaknya
tersenyum ada perasaan sedih. Bo Nui seperti menutupi perasaan yang sebenarnya.
“Oh ya! Beberapa hari lagi, ada
yang bilang akan ada
bintang jatuh. Kita panjatkan
harapana sama-sama” ucap Bo Nui
“Oke. Persiapkan hatimu. Kalau Eonni mau mengabulkan
keinginanku , pasti akan susah.” Ucap Bo Ra
“Shim Bo Ra! Tak ada yang tak bisa aku lakukan untukmu!” kata Bo Nui
yakin, Bo Ra menanyakan apakah kakaknya menemukanya, Bo Ra pikir kakaknya
menemukanya. Bo Nui menyengir mengatakan belum menemukanya.
Bo Ra duduk diluar, melihat ke langit yang banyak bintang
teringat kembali dengan Soo Ho saat diatap
“Orang bilang kau akan beruntung kalau ada banyak bintang.Tapi..."bintang-bintang"
ini... redup dan
bersinar terang karena jaraknya dengan Bumi, Lantas ini bintang terang apa
bintang redup? Mau jauh
atau dekat, terang
atau redup, Jangan
percaya pada bintang. Andalkan
aku. Aku akan
melindungimu.” Ucap Soo Ho sambil memberikan sebuket
bunga.
Soo Ho sedang berkerja di ruangan sambil menatap pohon
kaktus wajahnya tersenyum setelah itu menyadarka diri untuk fokus sambil
melepaskan jari-jarinya agar bisa fokus berkerja.
Bo Nui sedang merapihkan celanya, adiknya bertanya apakah
kakaknya itu sangat senang. Bo Nui bertanya apa maksudnya. Bo Ra berkomentar Terlihat
di raut muka kakaknya itu pasti deg-degan. Bo Nui
mengaku sangat
“Cuacanya bagus, bajumu juga oke. Semuanya sempurna. Cepat berangkat, dia pasti sudah
menunggu.” Kata Bo Ra, Bo Nui pun pamit pergi
dengan adiknya.
Soo Ho bersiap-siap lalu keluar dari ruangan tapi kembali
lagi melupakan tasnya dengan senyuman menatapnya dan keluar dari ruangan. Bo
Nui dengan penuh semangat terlihat bahagia begitu juga Soo Ho seperti sudah
menantinya lama.
[Putus baik-baik]
Soo Ho memeluk Bo Nui mengucapkan selama tinggal lalu
berjalan pergi, sambil memegang bunga yang dirangkai oleh Bo Nui ternyata ikut
menangis.
bersambung ke episode 16
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Liat So ho yang pikirannya logis dan realistis mau memahami sepenuhnya bo nui yg penuh dg hal mistis dan klenik menandakan ketulusan So Ho mencintai bo nui merupakan hal yg ga main2. Its true love....sukaaakkk liat chemistry So ho dan Bo nui
BalasHapusRyang Ha ma Dal nim jadian nih ceritanya hehehe
Jadi nge ship Bo ra dan Gun Wook deh, semoga happy ending for every one