Hye Jung mengingatkan kalau perkataan Ji Hong mereka harus
melakukan segalanya bersama Tapi menurutnya kenapa Ji Hong bertahan dengan kebiasaan lama.
“Apa itu yang namanya cinta ? Itu beban. Aku
tidak ingin jadi cinta yang membebani.” Ucap Hye
Jung lalu melangkah pergi. Ji Hong hanya bisa menatapnya lalu bergumam.
“Cinta sejati mengungkap kebenaran
tentang dirimu sendiri. Ia
menyentuh sisi diriku yang sebelumnya tidak pernah kusadari. Aku tidak tahu, kalau
aku lelaki seperti ini.” Gumam Ji Hong lalu memilih
untuk berlari mengejar Ji Hong.
Hye Jung masuk rumah sakit lebih dulu dan merasakan
ponselnya bergetar lalu mengangkatnya. Dokter Jin yang menelp ponsel wali dari
Nenek Kang kaget, Hye Jung masih berkata
halo.... lalu mengatakan akan menutup apabila tak bicara. Dokter Jin seperti
mengenal suara Hye Jung lalu menutup telpnya.
Akhirnya Hye Jung melihat nomor telp yang menelpnya
adalah nomor
telpon rumah sakit. Lalu telp kembali masuk dan
Hye Jung pun dengan cepat mengangkatnya, ia meminta agar bicara kalau memang
menelp. Ji Hong masuk memanggil Hye Jung tapi Hye Jung hanya melirik lalu
mengabaikanya dan berjalan sambil berbicara di telp kalau itu Direktur Jin.
Ia bersandar dibalik dinding. Dokter Jin bertanya apakah
Hye Jung mengenalnya. Hye Jung pikir sudah pasti yang menelpnya Direktur Rumah Sakit
Gukil, Jin Myung
Hoon, merasa tidak sangka dokter Jin secara langsung. Dokter Jin melotot kaget dan langsung menutup telpnya.
Ji Hong masih berdiri didepan pintu seperti berharap Hye
Jung bisa datang padanya, tapi Hye Jung tak juga terlihat akhirnya memilih
pergi. Hye Jung seperti sudah tahu kalau Ji Hong pergi, berjalan ke arah yang
berlawananya.
Dokter Jin menatap berkas bertanya-tanya apa sebenarnya
hubungan antara Ji Hong dengan Hye Jung karena keduanya sama-sama mencari tahu
tentang pasien Nenek Kang. Sekertarisnya masuk ruangan memberikan sebuah
berkas, Dokter Jin melihat itu form rapat komite disipliner. Sek memberitahu itu permintaan dewan audit internal.
“Jadi Spesialis Bedah syaraf Yoo Hye
Jung, menerima
suap ? Apa yang
diterimanya ?” tanya Dokter Jin melihat form yang
didapatnya.
“Pasien memberikannya mobil asing
mahal.” Ucap Sek
“Aku kira masalah besar. Kenapa
rapat untuk hal seperti ini ?” keluh Dokter Jin
“Menurutku ini juga bukan masalah
besar, tapi orang yang melaporkannya ...” ucap Sek terhenti, Dokter Jin ingin tahu siapa yang
melaporkanya. Se memberitahu Dokter
Jin Seo Woo. Dokter Jin hanya bisa mengelengkan kepala
sambil menghela nafas panjang.
Di ruang IGD
Semua tempat terisi dengan penuh, salah seorang pasien
mengadu kesakitan dengan luka dibagian kaki dan mengunakan penyanggah leher.
Assiten Dokter Jung yang memeriksanya meminta untuk menunggu sebentar sambil
sibuk menelp dan mengeluh karena telponnya tidak diangkat
“Yaa ! Kenapa meninggalkan pasien? Apa Dokternya belum datang ?” ucap Dokter Choi sambil berjalan pergi.
“Dokter baru akan datang, tapi ponselnya
tidak diangkat.” Kata Asst Dokter Jung
kebinggungan.
“Tidak kuangkat karena aku sudah datang.” Ucap In Joo masuk ruang IGD lalu bertanya keberadan
pasienya. Asst Dokter Jung pun menunjukanya.
In Joo melihat pasien dan bertanya keadaaan pasien
sekarang dan apa yang terjadi padanya. Pasien menceritakan tiba-tiba mobil
muncul lalu menabraknya. In Joo bertanya Dimana bagian yang paling sakit. Pasin memberitahu bagian perutnya sakit sekali. In Joo membuka baju si pasien ada luka lebam dan mulai
memeriksanya.
Ia menekan dibagian kiri atas dan si pasien menjerit
kesakitan, lalu memberitahu assiten Dokter Jung kalau bagian hatinnnya terluka, jadi meminta untuk melakukan CT Scan. Assiten Dokter Jung
mengangguk mengerti.
Dokter Ahn baru saja membawa pasien masuk dengan petugas
ambulance seorang pria terlihat histeris meminta pada dokter untuk menolongnya.
Pasien wanita masuk dengan bantuan alat oksigen dan juga perban dibagian
kepalanya. Dokter Ahn meminta agar tetap tenang.
Si pria mengatakan tak bisa hidup tanpa wanita itu,
Dokter Ahn meminta agar tenang. Si pria menjerit kalau tak mungkin bisa tenang,
karena kalau wanita itu meninggal mana mungkin dirinya bisa hidup. Dokter Choi
yang lewat hanya menatap kejadian pria yang histeris. Si pria menyuruh semua
agar cepat membawa istrinya, Dokter Choi bertanya-tanya sudah berapa banyak
pasien yang masuk rumah sakit hari ini.
Dokter Choi memeriksa pasien mulai dari mata dengan
senternya, sementara didepan ruangan Dokter Ahn menahan si pria untuk tak masuk
ruangan. Si pria menjerit kalau ia suaminya dan ingin ada disebelah istrinya.
“Tenanglah dan beritahu dimana dia
terluka.” Ucap Dokter Ahn
“Katanya dia jatuh dari tangga
saat di kantor. Sepertinya Ia tersandung.” Jelas si pria
“Apa dia saat itu tidak sadarkan
diri ?” tanya Dokter Ahn, Si pria malah memberteriak pada
istrinya kalau selalu ada disisinya jadi tak perlu khawatir.
Dokter Choi memeriksa bagian ibu jari, kaki dengan alat
seperti menekanya. Si pria memrengek untuk meminta masuk karena melihat
istrinya terlihat sangat kesakitan jadi ingin menemaninya.
Ji Hong masuk ruangan ayahnya melihat Tuan Hong sedang
tertidur lalu menaruh kotak diatas meja. Tuan Hong bangun memanggil anaknya, Ji
Hong tersenyum merasa kalau kedatanganya malah membangunkan ayahnya. Ia lalu
membawakan pangsit kesukaan ayah
karena Waktu masih SMA, mereka sering
sekali makan ini.
“Kau
lebih baik kerja saja, jangan cemaskan aku.” Ucap Tuan Hong
“Mana mungkin aku tidak
mencemaskanmu ?” kata Ji Hong yang sayang
pada ayah tiri seperti pada ayah kandungnya lalu menawarkan untuk memakanya.
Tuan Hong malah menatap anaknya dalam-dalam, lalu meminta
maaf. Ji Hong bertanya untuk apa meminta maaf. Tuan Hong merasa kalau Ji
Hong cuma
punya panggilan ayah, tapi tumbuh besar sendiri bahkan ia lebih bergantung padamu daripada
sebaliknya.
“Saat kita pertama bertemu, kau bilang aku mirip anak SMP.” Ucap Tuan Hong masih mengingatnya.
“Ayah memang kekanakan kalau di
dekatku. Di depan orang lain ayah orang
hebat.” Goda Ji Hong
Tuan Hong tiba-tiba terlihat sedih sambil meminta maaf
pada anaknya, Ji Hong binggung kenapa ayahnya tiba-tiba jadi melankolis. Tuan
Hong merasa Ini pertama kalinya benar-benar
harus beristirahat di tempat tidur dan sebelumnya meninggal ingin
melihat Ji Hong menikah dulu. Ji Hong menyakinkan ayahnya itu bahkan
bisa melihat cucunya. Tuan Hong menangis
mengatakan sangat berharap seperti itu.
Ji Hong makin binggung melihat ayahnya yang menangis
seperti anak kecil, Tuan Hong juga tak tahu menurutnya ini pasti
karena hormon wanitanya membuat Air
matanya mengalir. Ji Hong mengeluh melihat ayahnya dan mengaku kalau biasanya
tak seperti ini tapi untuk hari ini memberikan pengecualian.
Ia naik ke atas
tempat tidur membaringkan kepalanya di dada ayahnya.
“Aku bahagia sekali kau jadi ayahku. Sekarang juga sangat bahagia.” Ucap Ji Hong, Tuan Hong dengan menahan tangisnya mengaku
juga merasa bahagia memiliki anak seperti Ji Hong.
Dokter Jung melihat temanya In Joo langsung memanggil dan
berlari dengan wajah bahagia bertanya Bagaimana hari pertamanya berkerja. In Joo malah bertanya balik menurut
temanya seperti apa. Dokter Jung meminta maaf karena pertanyaan
tidak penting.
“Aku dengar Ketua Hong di operasi. Kenapa
kau tidak bilang ?” ucap In Joo kesal
“Kau bilang aku akan mati kalau mengganggumu sebelum masuk
kerja. Lalu Nanti
denganku dan Ji Hong, Apa kita minum bersama ?” ajak Dokter Jung, In Joo pun setuju.
“Pertama, aku harus menyapa Ketua
dulu karena Hatiku sakit.” Kata In Joo
Hye Jung memeriksa tekanan darah Tuan Hong, mata Tuan
Hong terus menatap Hye Jung lalu memberitahu kalau sebelumnya Ji Hong datang. Hye
Jung terlihat gugup tak mau berkomentar, hanya mengatakan Tekanan
darah Tuan Hong normal.
“Bagaimana rasa sakit setelah
operasi laserasi?” tanya Hye Jung, Tuan Hong
merasa baik-baik saja dengan memegang bagian kepalanya.
“Kalau Dari skala 1 - 10 berapa sakitnya
?” tanya Hye Jung
“Kau ini Tipikal dokter spesialis syaraf, Sangat gigih.
Tapi ini Menarik.
Karena tadi itu
pertanyaan yang biasanya ku tanyakan ke pasien.” Ucap Tuan Hong lalu memberitahu mungkin sekitar skala
3, Hye Jung berkomentar kalau itu Tidak buruk.
In Joo masuk ruangan sempat kaget melihat Hye Jung yang
ada diruangan dan Hye Jung pun hanya diam melihat In Joo yang selama ini
dikabarkan dekat dengan Ji Hong. In Joo menyapa ketua Hong lebih dulu, Tuan
Hong melihat In Joo ternyata sudah kembali lagi berkerja.
“Dokter ... kau ini jahat sekali. Apa
gunanya anda jadi ahli bedah hebat ? Tapi Anda
tidak menjaga kesehatan sendiri.” Kata In
Joo mengomel
“Hentikan.... Aku sudah kena omel dari Ji Hong.
“ keluh Tuan Hong lalu meminta agar menyapa Hye Jung
dengan memperkenalkanse sebagai fellow spesialis bedah syaraf.
In Joo menyapanya berkomentar kalau Hye Jung itu sudah
dewasa, lalu bertanya kabarnya. Tuan
Hong melonggo binggung bertanya apakah keduanya sudah saling mengenal. In Joo
menceritakan kalau dulu mereka pernah
bertemu. Hye Jung merasakan ponselnya bergetar dan itu dari
Dokter Choi. Tuan Hong menyuruh agar mengangkatnya dan bisa pergi karena Pasien
selalu nomor satu buat dokter. Hye Jung mengerti lalu
pamit pergi lebih dulu.
In Jo mengeluh merasa seharusnya
datang lebih awal tapi sekarang kehidupanya
sangat sibuk sekali. Tuan Hong mengatakan memang harus sibuk selagi
masih muda lalu memberikan senyumanya.
Dokter Choi menelp memberitahu keadaan pasien dengan
pendarahan yang sangat buruk. Hye Jung masuk ruang IGD sambil mengingat
rambutanya, Dokter Choi langsung mendekatinta memberitahu pasien Wanita,
Usia 31 tahun, jatuh dari tangga dan dibawa ke IGD.
“Hasil CT menunjukan retak di
vertex (puncak) tengkorak kepalanya. Sepertinya merusak sinus sagital
superior. Refleks
pupilnya normal. Hatinya terluka parah, jadi kami
memanggil bagian bedah umum.” Ucap Dokter Choi dan
Hye Jung melihat hasil CT Scan pada layar komuter.
“Dia bilang Tangga ? Apakah Dia tinggal dirumah tingkat ?”
tanya Hye Jung, Dokter Choi mengatakan tak tahu masalah itu.
“lalu Sebenarnya dia jatuh dimana ?” tanya Hye Jung binggung karena biasanya orang korea
tinggal di apartement
Hye Jung berjalan dilorong melihat seorang pria terihat
berjongkok sambil menangis dan terlihat frustasi. Dokter Choi memberitahu kalau
itu adalah suami dari pasien bernama Jo Soo Ji. Hye Jung menyapanya lebih dulu, Tuan Jo berdiri sambil
menghapus air matanya.
“Dokter, ini semua salahku. Harusnya
dia tidak ke kantor. “ ucap Tuan Jo
“Apa Dia jatuh saat di kantor ?” kata Hye Jung, Tuan Jo membenarkan.
“Hasil CT Scan-nya sudah keluar. Sebentar
lagi hasilnya dating jadi Tolong
tunggu sebentar. “ kata Hye Jung, Tuan Jo
menganguk mengerti.
Hye Jung masuk ruangan mencoba menyadarkan Nyonya Cho
tapi terlihat pasien belum sadarkan diri. Ia memeriska kembali bagian mata dan
juga tanganya, Di luar suaminya terlihat sedih melihat keadaan istrinya. Dokter
Choi bertanya apakah ia harus memanggil Ji Hong. Hye Jung mengangguk dan meminta
agar menyiapkan ruang operasi juga.
Assiten dokter Jung datang, Hye Jung memberitahu
mereka perlu
operasi darurat karena Ada
pendarahan parah di hati, jadi dokter di departemennya juga harus ikut mengoperasi. Lalu mereka harus
putuskan siapa yang harus duluan operasi dan menghubungi
dokter yang sedang bertugas. Assiten Dokter Jung mengerti lalu keluar ruangan.
In Joo sedang berjalan sambil menelap menanyakan tentang
kondisi vital pasien. Assiten Dokter Jung memberitahu Tekanan
darah 90/60 serta Nadinya 95 dan pasien
IGD, dengan kondisi Hatinya rusak di level 3 serta Pendarahannya
parah dan harus segera di operasi. In Joo menuruni
tangga mengatakan akan segera kesana.
Hye Jung melihat hasil CT Scan, Ji Hong masuk ruangan
suasana terasa dingin dengan keduanya saling menatap. Ji Hong lalu menanyakan
tentang latar belakang pasien. Hye Jung mengatakan Tidak ada
yang khusus. I Hong menyuruh untuk mempersiapkan ruang
operasi dan hubungi ahli anestesi. Hye Jung
menjawab sudah melakukanya.
Ji Hong bisa mengerti dan akan keluar, Hye Jung
memberitahu Bagian
bedah umum akan dating jadi mereka perlu
dengar pendapat staf bedahnya. Ji Hong kembali
mendengarkan penjelasan Hye Jung dengan wajah serius.
“Bagian Hati pasien terjadi pendarahan. Kita
harus memutuskan siapa yang harus membedah lebih dulu.” Ucap Hye Jung
“Kenapa bahasamu formal sekali ?” sindir Ji Hong, Hye Jung hanya diam dengan memalingkan
wajahnya.
Di luar terdengar omelan In Joo kalau junironya itu tidak
mencatat dengan benar dan terlihat sangat berantakan
sekali bahkan baru bilang soal cidera kepala
pasien. Asisten Dokter Jung pun hanya bisa meminta maaf pada
seniornya.
Ji Hong melihat teman lamanya datang, In Joo tersenyum
sumringah kembali bertemu dengan Ji Hong lalu keduanya saling high five. Hye
Jung melihat keduanya sangat dekat hanya diam, seperti menahan rasa amarahnya.
Ji Hong sudah dengar In Joo akan datang dan bertanya kapan mulai berkerja lagi,
In Joo mengatakan baru hari ini dan mengajak untuk minum dengan Pa Ran. Ji Hong
setuju.
In Joo menyapa Hye Jung mengatakan kalau mereka bertemu
lagi, Hye Jung memberikan hormat merasa
mereka bisa bicara berdua dan mengatakan akan mempersiapkan ruangan operasi
lalu keluar dari ruangan. Ji Hong melonggarkan sedikit kerah bajunya. In Jo
melihat keadaan perasaan Hye Jung itu sepertinya sedang buruk lalu bertanya apakah keduanya itu berkencan.
“Ah... Tidak, jangan dijawab. Aku tidak
mau dengar sekarang.” Ucap In Joo
“Kau masih suka bertanya dan
menjawab sendiri.” Komentar Ji Hong
“Apa Kau kira aku berubah ?” ejek In Joo lalu bertanya apa yang akan dilakukan Ji
Hong dengan melihat ke hasil CT Scan.
“Kami akan masuk duluan karena Area pendarahannya kritis.” Ucap Ji Hong, In Joo bertanya dibagian mana. Ji Hong
menjawab dibagian Superior sagittal sinus.
“Kami juga dikejar waktu, jadi
selesaikan dalam 2 jam.” Ucap In Joo, Ji Hong pun mengatakan bisa menyelesaikan dalam
dua jam lalu keluar ruangan. In Joo pun meminta asistenya agar menyiapakan
ruangan setelah tim bedah syaraf selesai.
Dokter Choi mengantarkan wali dari Nyonya Cho , Joo Soo
Jin pada Ji Hong yang ada di meja receptionist. Ji Hong memperlihatkan hasil CT
Scan memberitahu gambarr Area putih adalah lokasi
pendarahannya dana kan menekan
otaknya.
“Jika tidak segera di operasi,
maka otaknya akan rusak.”Jelas Ji Hong
“Kalau di operasi, apakah kau dapat menyingkirkan semua pendarahanya
?” tanya Tuan Jo
“Ya, sisanya akan dijelaskan lebih
jauh oleh dokter ini. “ ucap Ji Hong, Dokter Choi
pun mengajak Tuan Jo untuk pergi bersamanya karena akan menjelaskan lebih
jauh mengenai apa yang akan dilakukan selama operasi.
Pasien Nyonya Cho masih terbaring di ruang IGD, Tuan Jo
masuk ruangan saat tak ada siapapun didalam sambil menangis merasa sedih karena
istrinya itu bisa sakit dengan luka ditubuhnya. Ia memanggil istrinya dengan
panggilan sayang tapi Nyonya Cho masih tetap diam.
“ Apa kau tahu, Kau tidak bisa
meninggalkan aku. Meskipun kau mati ... Meskipun mati, kau tetap
millikku.” Ucap Tuan Jo sambil menangis.
Tuan Jo tiba-tiba berjongkok di depan istrinya, matanya
terlihat seperti pembunuh berdarah dingin lalu memperingatkan agar istrinya itu
jangan pernah mengatakan akan meninggalkanya lagi dan bertanya apakah Nyonya
Cho mendengarnya. Telunjuk Nyonya Cho sedikit bergerak seperti bisa mendengar
perkataan suaminya.
Dokter Choi masuk ruangan menegur Tuan Jo yang seharusnya
tak boleh masuk, Tuan Jo kembali berakting mengatakan kalau ingin
bertemu sebelum istrinya di
operasi walaupun hanya sekali saja. Dokter Choi meminta agar
Tuan Jo tak perlu khawatir karena Prof Hong Ji Hong adalah dokter hebat. Tuan Jo berharap
agar dokter bisa menolong istrinya lalu memegang tangannya sebelum dibawa ke
ruangan operasi.
Hye Jung mencuci tangan lebih dulu, Ji Hong masuk dan
berdiri disebelahnya sambil melirik, Hye Jung pun sempat melirik tapi seolah
tak peduli dan akan pergi. Ji Hong memberitahu nanti akan pergi dengan temanya
In Joo dan mengajak Hye Jung untuk ikut karena mengenalnya juga.
“Apa berusaha menjadi “The Giving Tree” atau konsep "Daddy
Long Legs”? Harusnya
kau marah padaku, Itu
adalah reaksi normal. Jika orang tidak mengerti hatimu,
maka
harusnya dia marah.
“Aku dari awal memang bukan pria yang normal., Tapi, sekarang aku agak
marah.” Akui Ji Hong, Hye Jung tak berkomentar memilih untuk
pergi dengan wajah cemberut bahkan membuka pintu dengan menendangnya
Hye Jung mulai membedah kepala pasien dan menaruk klip
agar bisa membukanya, Ji Hon masuk ruangan meminta untuk dipasang jubah
operasinya, Setelah selesai langsung mengantikan posisi Hye Jung dan meminta
untuk memberikan bor.
Di bagian atas, In Jo sudah memakai baju operasi dan
melihat Assiten Ji Hong. Dokter Jung mengatakan kalau itu Dokter
Yoo Hye Jung lalu
bertanya apakah mereka saling kenal. In Jo malah bertanya apakah keduanya itu
sedang berkencan. Dokter Jung kaget mendengarnya lalu sama-sama menatap Hye
Jung dan Ji Hong ada diruang operasi.
Ji Hong meminta agar Hye Jung tetap memperhatikan
irigasi dan penghisapan. Hye Jung mengerti, Ji Hong
lalu meminta agar bornya di ganti dan menyiapkan banyak
kain kasa. Perawat memberikan bor yang lainya, Ji
Hong kembali mengebor bertanya apakah Hye Jung Pernah
lihat kasus seperti ini di rumah
sakit lain. Hye Jung mengaku belum pernah.
“Tengkorak pasien harus dibuka dengan
hati-hati dan Bisa
terjadi pendarahan dadakan ” jelas Ji Hong
“Maka area pendarahannya harus
dilindungi.” Kata Hye Jung
Ji Hong sudah bisa membuka mengebor bagian tengkorak dan
meminta Elevator ,diatas terlihat dua dokter Senior yang ikut tegang. Ji
Hong menaruh bagian tengkorak yang sudah berisi cairan dan meminta irigasi, Hye
Jung menyeprotkan air. Ji Hong meminta Tang
bipolar. Terdengar suara dari monitor, Hye Jung,
In Joo dan Dokter Jung terlihat panik. Ji Hong sudah tahu Tekanan
darah turun meminta agar segera memberikan darah
tambaha serta anastesi. Suasana tegang pun terjadi.
Perawat Hyun ingin mengetuk pintu wakil Direktur, tapi
terlihat ketakutan menurutnya Hal begini paling menyeramkan
buat orang seperti dirinya. Dokter Choi ikut berdiri
dibelakangnya nampak tegang. Perawat Hyun berpikir kalau nanti mereka berdua
dipecat bagaimana, Dokter Choi yakin Tidak mungkin dipecat.
“Lagipula aku masih pekerja sementara. Kau
pegawai tetap, jadi karirmu akan ternoda.” Ucap Dokter Choi mengejek, Perawat Hyun kesal Dokter
Choi masih saja bercanda dengan keadaan sekarang.
Dokter Kim datang melihat keduanya berdiri didepan
ruangan lalu bertanya apa apa keduanya datang. Dokter Choi mengatakan ada
sesuatu yang ingin mereka katakan.
Dokter Kim duduk disofa sementara Dokter Choi dan Perawat
Hyun masih berdiri dengan wajah ketakutan. Dokter Kim mempersilahkan keduanya
bicara. Perawat Hyun mengaku Mobil yang diterima dokter Yoo,
tidak bisa dikembalikan karena mereka .
“Dokter Yoo sejak awal ingin
mengembalikannya.” Jelas Dokter Choi
“Aku memohon padanya agar bisa mencobanya
sekali seumur hidup.” Kata Perawat Hyun
“Baiklah, aku mengerti. Kalian bisa keluar.” Ucap Dokter Kim seperti sudah mengetahui semuanya.
Dokter Choi dan Perawat Hyun binggung menerima tanggapan
Dokter Kim. Perawat Hyun bertanya apakah mereka tak mendapatkan apapun, lalu
buru-buru keluar ruangan bersama Dokter Choi dengan senyuman bahagia. Dokter
Kim hanya diam saja lalu melihat form [RAPAT
KOMITE DISIPLIN SPESIALIS
BEDAH SYARAF YOO HYEJUNG.]
Di ruang operasi
Ji Hong meminta kembali kain kasa, Hye Jung melihat ke
monitor kalau Tekanan
darah menurun. Ji Hong mengatakan itu tak
masalh dan meminta agar Terus menghisap dan bersiap
berikan tekanan. Wajah dua dokter yang melihat
diatas sangat tegang, Hye Jung benar-benar panik.
Ji Hong meminta Gel Pad, lalu kain kasa dan meminta
irigasi. Hye Jung pun menyiramkanya. Perlahan Ji Hon menempelkanya, Hye Jung
melihat ke layar lalu bisa bernafas lega. Ji Hong sudah tahu pasti mereka bisa
mengendalikanya sekarang.
In Joo yang melihat dari atas berkomentar Ji
Hong masih sama dengan senyumanya, Dokter
Jung pun bertanya jadi In Jo masih merasakan cinta seperti yang dulu. In Joo
mengeluh dengan omongan temanya seperti anak masih umur 20 tahun, Dokter Jung
hanya bisa tertawa.
Ji Hong sedikit mengebor lalu meminta Hye Jung untuk
menyelesaiakanya, setelah itu meminta perawat agar memanggil In Joo untuk
memberitahu mereka sudah selesai. In Jo dari atas mengunakan mic mengatakan tak
perlu karena akan segera datang. Ji Hong tersenyum melihatnya, Hye Jung yang
ikut melihatnya terlihat cemburu dan mulai berkonstrasi untuk menyelesaikan
operasi.
Dokter Jin terlihat melamun dengan menopang dagu dengan
wajah sedih, Ayahnya masuk ruang bertanya ada apa dengan baju anaknya yang
terlihat tak rapih tanpa jas dokternya. Dokter Jin pikir sudah tak perlu lagi
jas dokternya karena akan kehilangan posisinya.
“Apa Kau tidak percaya pada ayah ? Kita mengambil
satu langkah untuk mundur, agar bisa mengumpulkan kekuatan dan mengambil dua
langkah ke depan. Jadi Pikirkan
jangka panjang.” Kata Tuan Jin
“Sebelumnya aku tidak cerita. Tapi
aku melakukan kesalahan medis, pada pasien beberapa tahun lalu. Dan Belum lama, Ketua Hong
membuka berkas itu.” Akui Dokter Jin pada
ayahnya.
“Kenapa kau menyimpan berkas
seperti itu ?” omel Tuan Jin
“Aku mengubah berkasnya agar tidak
kena masalah.” Jelas Dokter Jin, Tuan Jin makin kesal
kenapa harus diubah karena harusnya
langsung dibuang.
“Itu berkas operasiku. Aku
menghargai segala sesuatu dalam hidupku. Kesalahan
adalah tanda kebajikan.” Kata Dokter Jin
“Belum pernah kudengar pepatah
gila begitu. Apa Kau kira bisa sejauh ini
karena hebat ? Kau
disini karena ayah mendukungmu
sekuat tenaga.” Tegas Tuan Jin. Dokter Jin hanya diam
saja.
Tuan Jin bertanya kenapa anaknya itu tak menjawab, Dokter
Jin pun meminta maaf dan sangat menyesal. Tuan Jin mengajak anaknya untuk pergi
melihat Tuan Hong. Dokter Jin pun mengambil jas dokternya kembali.
In Joo mulai mencuci tanganya, Ji Hong datang senyuman
bahagia lalu mengatakan dengan bangga kalau Belum
sampai 2 jam dan
sudah menepati janji. In
Joo mengatakan Ji Hong itu masih
belum selesai dan melihat seharusnya
semuanya selesai dalam 2 jam. Ji Hong mengatakan kalau
sebentar lagi aka selesai karena Fellownya sangat berbakat.
“Kita lihat saja.... waktunya tinggal 5 menit
lagi.” Ucap In Joo melirik ke arah jam
Hye Jung keluar membuka masker dan penutup kepalanya,
wajahnya terkejut melihat Ji Hong dan In Joo berdiri bersebelahan akhirnya
memilih untuk membungkuk dan pergi. Ji Hong melihat tatapan Hye Jung sangat
sinis padanya lalu dengan bangga menepuk pundak In Joo karena bisa membuat Hye
Jung cemburu. In Jo menyipratkan airnya berkomentar kalau Ji Hong itu jangan
bangga lalu masuk ruang operasi.
Hye Jung keluar dari ruang operasi bertemu dengan Tuan Jo
dengan memberitahu Operasinya berjalan lancar. Tuan Jo pun mengucapkan
terimakasih. Hye Jung memberitahu pendarahannya
sangat parah jadi sepertinya
pasien tidak bisa sembuh total.
“Apa Dia tidak bisa sembuh total ?” tanya Tuan Jo terlihat sedih
“Kita masih belum tahu sebelum Ia
sadarkan diri.” Kata Hye Jung, Tuan Jo bertanya apakah
ia boleh bertemu dengan istrinya.
“Ia masih dalam pemulihan. Kami
akan memindahkannya ke ICU jika Ia sadar.” Jelas Hye
Jung, Tuan Jo pikir Sepertinya harus menemuinya disana dan kembali mengucapkan terimakasih.
Ji Hong kembali keruangan dan melihat berkas [RAPAT
KOMITE DISIPLIN] lalu mencari nama Dokter
Kim dalam ponselnya. Dokter Kim sedang bicara dengan Dokter Kang menanyakan
kondisi Kim Min Ho apakah demam
sudah turun, Dokter Kang memberitahu sudah
memberikan obat jadi demamnya turun tapi suhu badanya masih 39 derajat.
“Apa Kau sudah lakukan rutinitas dan
septik lab?” tanya Dokter Kim, Dokter Kang
mengatakan siang ini hasilnya keluar.
Dokter Kim merasakan ponselnya bergetar dan langsung
mengangkatnya. Ji Hong bertanya Mengenai tindakan disipliner
dokter Yoo Hyejung, apa ada cara menghentikannya. Ji Hong mengatakan akan bertemu Kepala Rumah sakit lalu bertanya apakah Ji Hong belum
bertemu. Ji Hong mengaku hanya
menyapa lalu pergi.
“Nantinya kalian akan sering
berdiskusi bersama, sebaiknya biasakan dirimu dengannya.” Pesan Dokter Kim, Ji Hong mengerti.
Tuan Hong sedang duduk sambil membaca majalah lalu
melihat Tuan Jin dan anaknya datang menjenguk. Tuan Jin dengan senyuman
menanyakan keadaan temanya lalu melihat bagian lukanya kalau keadaan Tuan Hong
itu baik-baik saja. Tuan Hong memalingkan wajahnya dengan cemberut.
“Aku khawatir padamu, tapi syukurlah
anda tidak apa-apa.” Ucap Dokter Jin dengan
wajah ditekuk
“Apa Kau tidak suka padaku ?” tanya Tuan Hong, Dokter Jin menjawab “ya”
“Aku Mohon Tolong akui aku, karena Aku
banyak berjasa pada rumah sakit ini.” kata
Dokter Jin tak mau menutupi perasaan kesalnya, Ayahnya memperingatkan anaknya
untuk menjaga omongnya.
“Kalau aku tidak mengakuimu, apakah aku akan membiarkanmu selama ini menjadi seorang direktur ?” kata Tuan Hong
“Kami semua tahu kalau kau bekerja
dengan baik. Kau hanya perlu cuti.” Ucap Tuan
Jin pada anaknya.
Ji Hong masuk ruangan dengan senyumanya, Dokter Jin
melirik sinis pada i Hong yang akan mengantikan posisinya, Tuan Jin bersikap
ramah karena berkat Ji Hong maka tidak cemas soal Hong Doo Shik, lalu menceritakan kalau selama ini mencemaskannya,
karena temanya itu tidak menikah. Tap sekarang mengaku senang karena Tuan Hong dan Ji Hong
sudah menjadi keluarga. Ji Hong
mengucapkan Terima kasih atas perhatiannya.
“Kau harus mampir ke ruanganku. Tidak
lama lagi aku akan kehilangan posisiku, jadi
mampirlah mumpung aku disini. Lagipula keluarga kita punya
ikatan.” Ucap Dokter Jin, Ji Hong mengerti nanti akan
sering-sering datang. Tuan Jin dan anaknya pun pamit. Tuan Hong melirik sinis
seperti sudah tahu kebusukan teman dan juga anaknya.
Dokter Jin keluar dari ruangan mengeluh sekarang rumah
sakit akan dipimpin oleh Ji Hong dan juga Dokter Kim. Tuan Jin mengejek anaknya
itu tidak
punya harga diri dengan bersikap seperti tadi
pada Tuan Hong. Dokter Jin kesal harus bersikap seperti apa.
“Aku harus pura-pura menunduk dan berlutut untuk bertahan hidup dari peperangan” ucap Dokter Jin
“Berapa kali harus aku bilang
? Aku akan
temukan bukti dana gelap !” tegas Tuan Jin bisa
membalas kelakukan pada temanya. Dokter Jin terlihat khawatir dengan posisinya
yang akan diambil oleh orang lain.
Ji Hong membuatkan teh untuk ayahnya, Tuan Hong heran
melihat anaknya yang terus datang mengunjunginya. Ji Hong dengan jawaban khasnya
kalau ia hanya ingin saja, lalu membahas sepertinya
Kepala Rumah Sakit belum siap turun merasa pasti tak akan berkerja sendiri. Tuan Hong
menerawang.
Flash Back
Tuan Jung dkk bertemu membahas tentang pembungunan rumah
sakit, Ayah dari Yoon Do mengatakan Orang pada akhirnya, akan
ikut kemana sumber uang berada.
“Presdir Jung Il Sung
dari Grup Jungsoo. Anggota Kongres Na Min
Soo, Sung Jong, dan Myung
Hoon. Mereka berempat punya
tujuan samam Menjadikan rumah sakit sebagai perusahaan terbuka
(PT).”
Ji Hong mendengar cerita ayahnya bertanya kenapa Grup Jungsoo terlibat. Tuan Hong menjelaskan mereka ingin
menyingkirkan kebijakan
kesehatan nasional dan
menggantinya dengan asuransi pribadi. Ji Hong
menanyakan alasan ayahnya tidak mengijinkan untuk memeriksa soal skandal saham.
Tuan Hong tak ingin anaknya ikut campur dalam masalah
ini, karena bakan
menyelesaikan semua ini sendiri lebih baik Ji Hong jadi
dokter saja karena sangat tahu sifat anaknya. Ji
Hong tersenyum mendengarnya tapi terlihat wajahnya sangat khawatir.
Seo Woo melihat ponselnya bergetar dan telp dari Ayahnya.
Dokter Jin membahas kalau anaknya yang mengadukan
fellow departemennya ke
internal audit. Seo Woo membenakan. Dokter Jin meminta
agar anaknya mencoba jelaskan alas an sebelum rapat komite lalu menutup telpnya.
Hye Jung masuk ruangan seperti kelelahan setelah
melakukan operasi, Seo Woo langsung mengaku kalau ia yang melaporkanya pada tim
audit, Hye Jung membalikan badan menatap temanya. Seo Woo ingat perkataan Hye
Jung kalau pernah mengkritik dirinya
yang diam-diam menghancurkan orang.
“Tapi Sekarang tidak lagi. Apa Kau
ingin protes kalau ini tidak adil ? Bukan
cuma kau yang menerima hadiah dari pasien. Apa kau
Ingin tahu kenapa kau begini ?” ucap Seo
Woo
“Tidak, terlepas dari semuanya memang ini kesalahanku.” Ucap
Hye Jung
“Aku benar-benar tidak suka padamu.” Kata Seo Woo
“Ya, benci saja aku secara
terbuka. Lebih baik membenciku secara
terbuka. Jadi kau tidak melakukan trik
aneh. Aku menyukai seperti itu.” Kata Hye Jung
“Kau mendapatkan semua yang aku
mau dengan mudah. Kalau aku tidak bertemu denganmu,
maka aku pasti sudah lebih sukses.” Ucap Seo Woo iri
Hye Jung tak suka kalau Seo Woo menganggap kalau ia
dengan mudah mendapatkanya, menurutnya kalau itu mudah dimata Seo Woo tapi
dimatanya harus berkerja keras untuk mendapatkanya. Seo Woo terlihat binggung,
Hye Jung menegaskan tidak pernah menyuruh Seo Woo untuk membencinya tapi Seo Woo yang memulai lebih dulu.
“Kau yang bertanggung jawab dengan perasaanmu sendiri, bahkan
menyukai seseorang juga sama. Aku
tidak minta siapapun suka padaku. Kenapa
kau malah marah padaku ?Tegas Hye Jung, S
“Yah.. Kau benar... kalau kau tidak
menyuruh mereka suka padamu dan tidak
pernah meminta orang suka padamu. Lalu Kenapa aku begini ?” ucap Seo Woo terlihat binggung lalu memilih keluar dari
ruangan.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar