Soo Kyung sedang menari-nari di ruanganya tanpa
mengunakan heels, terdengar suara ketuka pintu. Ia langsung kembali duduk
dengan memakain heels dan menyuruh masuk dengan wajah dinginnya. Direktur Lee
dan Manager Sung datang memberitahu tim R&D sudah
menyelesaikan prototype jadi mengajak untuk melihatnya. Soo Kyung mengerti lalu
berjalan pergi.
Direktur Lee membahas tentang produknya menurutnya tidak sesuai dengan musim saat
ini. Tiba-tiba terdengar seseorang yang memanggil Soo Kyung
dengan panggilan Nyonya. Soo Kyung melihat Jin Sang yang memanggilnya memilih
untuk tak mengubrisnya lalu berjalan pergi. Jin Sang tak percaya Soo Kyung itu
mengabaikanya. Direktur Lee sambil berjalan membahas produk.
Jin Sang lalu berjalan didepan Soo Kyung bertanya kenapa
tak mengangkat telpnya. Soo Kyung menyuruh Jin Sang pergi karena sekarang ada
dikantor. Jin Sang akhirnya mengunakan bahasa Prancisa melihat Soo Kyung yang
mengunakan heels lalu mengumpat kakak temanya itu sudah gila.
“Kau wanita 44 tahun yang sedang
hamil. Berani
sekali pakai hak tinggi ?!!” ucap Jin Sang
“Jadi ? Apa Kau tidak melakukan apapun pada
wanita 44 tahun yang hamil ini ?” balas Soo
Kyung dengan bahasa prancis juga. Jin Sang menegaskan kalau sudah melakukanya
Soo Kyung mengumpat.
“Sejak semalam, aku sudah menelponmu ribuan kali. Kau
keras kepala sekali. Kenapa kukuh tidak menjawab
telponku ? Apa Kau mau
berkelahi denganku ?” ucap Jin Sang kembali
mengunakan bahasa korea.
“Aku tidak perlu menerima
telponmu.” Tegas Soo Kyung
“Saat kau mengusirku dari rumah, bukankah
kita masih bisa jadi kakak adik ?” ucap Jin
Sang
Soo Kyung mengejek itu lucu karena Mana mungkin bisa begitu. Jin Sang mengeluh kalau tak menyangka Soo Kyung bisa
sedingin ini. Soo Kyung menyuruhnya untuk pergi sekarang, lalu kembali
mengunakan bahasa Prancisnya mengomel Mana ada orang yang tidur
dengan lelaki, lalu hamil dan melakukan semua ini dan
akhirnya tetap jadi kakak adik.
Direktur Lee tahu kalau Manager Sung itu dulu jurusan
bahasa Perancis, lalu bertanya apa yang
sedang mereka bicarakan. Manager Sung mengatakan sama
sekali tidak mengerti. Soo Kyung menyuruh Jin Sang
untuk enyah lalu berjalan pergi. Jin Sang hanya bisa menghela nafas lalu
akhirnya berteriak di lorong.
“Baiklah ! Kalau kau tidak mau jadi kakak
adik lagi. Kita tidak usah ketemu selamanya.
Aku
tidak masalah. Memangnya itu sulit ?! Hore ! Kita tidak perlu ketemu ! Jangan sampai mengubah pikiranmu
nanti !” teriak Jin Sang lalu beranjak pergi.
Soo Kyung dkk langsung berlari dan masuk ke dalam lift,
orang yang ada didalam lift ikut binggung lalu bertanya apa yang terjadi. Saat
pintu lift tertutup, terlihat seseorang menahan dengan tanganya. Jin Sang sudah
berdiri melihat SooKyung yang berdiri paling belakang dengan memalingkan
wajahnya.
“Ayo coba lagi....Berciuman ...” ucap Jin Sang dengan bahasa prancis. Semua yang ada di
dalam lift melonggo karena tak mengerti. Manager Sung seperti mengerti mengajak
semuanya untuk segera keluar. Beberapa pria lainya bingung karena harus pergi
rapat tapi manager Sung menarik untuk segera keluar.
Jin Sang masuk menatapnya, map yang dipegang oleh Soo
Kyung terjatuh, pintu lift pun tertutup. Direktur Lee ingin tahu apa sebenarnya
yang dibicarakan keduanya. Manager Lee mengatakan kalau Jin Sang ingin
menciumnya. Direktur Lee tak percaya melihat Jin Sang itu terlihat seperti
orang normal dan juga masih muda, lalu menekan tombol lift ke atas.
Pintu lift terbuka terlihat Jin Sang dan Soo Kyung sedang
berciuman dengan sangat hot sekali. Semua menjerit tak percaya, Manager Jung
kembali menutup membiarkan agar keduanya bisa berciuman. Direktur Lee masih tak
percaya menekan tombol lift, keduanya masih terus berciuman, semua menjerit tak
percaya keduanya terlihat sangat hebat. Beberapa kali pintu dibuka dan tutup
sampai akhirnya Manager Jung menarik tangan Direktur Lee agar membiarkan
keduanya.
Hae Young bertemu dengan Si cantik Hae Young mengucapkan
terimakasih. Si cantik Hae Young pikir tak perlu karena memang yang
ingin berkunjung tapi mengucapkan Terima
kasih pada Hae Young, sudah minta tolong padanya. Hae Young tertunduk sedih, Si cantik Hae young
menyakinkan kalau semua akan baik-baik saja jadi tak perlu ada yang dikhawatirkan. Hae Young pun
kembali mengucapkan terimakasih banyak.
Do Kyung baru saja minum di pantry tiba-tiba kupingnya
seperti merasakan ada suara yang menusuk telinga, matanya melotot karena
merasakan Tae Ji yang mengemudikan mobilnya seperti ingin menabraknya. Ia
mencoba melihat sekeliling, dimatanya Tae Jin yang berusaha untuk menabraknya
dengan mobil.
Akhirnya ia berjalan mundur ketakutan sampai membuat
gelas diatas meja pun jatuh ke lantai. Park Hoon dkk melihatnya lalu bertanya
apa yang terjadi dengan Do Kyung. Do Kyung tersadar kalau tadi hanya
halusinasinya lalu menutup wajahnya.
Do Kyung keluar dari gedung kembali melihat Tae Jin yang
mengejarnya dengan mobil, sementara ia berlari untuk menghindarinya. Akhirnya
ia masuk mobil dan pergi.
Do Kyung mondar mandir didepan ruangan dan terlihat
gelisah. Dokter Kim bertemu dengan Prof menceritakan Do Kyung terus
mendapat penglihatan dan Sepertinya
akan kejadian jadi lebih baik menghipnotis
saja, karena tak mungkin hanya duduk dan diam saja. Do Kyung
masih duduk diluar lal menengok kearah kanan, seperti melihat ambulance yang
datang dan ia sudah tergeletak dengan luka dikepalanya.
“Saat malam, bunga putih
berguguran.” Ucap Do Kyung, Prof bertanya bunga apa.
“Mirip seperti bunga sakura. Aku
tidak yakin ... Ada
yang meninggal. Penyanyi,
Lee Byung Joon.” Kata Do Kyung masih bisa melihat
di layar besar saat terbaring di aspal.
Do Kyung sudah di hipnotis dengan Prof yang duduk
didepanya dengan wajah serius. Do Kyung bisa melihat di layar [Big sale bulan Juni 2016] pelahan Do Kyung pun membuka matanya.
Beberapa saat kemudian Do Kyung keluar dari Praktek si
prof, Dokter Kim mengerjarnya bertanya
apakah itu sungguh terjadi di tahun 2016 lalu menahanya pergi karena menurutnya
bunga sakuranya tidak masuk akal. Do Kyung berhenti berjalan menatap dokternya. Dokter Kim
mengajak Do Kyung untuk pergi ke
luar negeri saja untuk melarikan
diri.
“Dia tidak akan pergi keluar
negeri untuk membunuhmu. Ayo ke bandara
sekarang. Kau sekrang Pulang
lalu ambil paspormu, Aku akan
antar kau ke bandara.” Ucap Dokter Kim berjalan ke
arah kiri
Do Kyung memilih untuk ke arah kanan dan naik ke mobilnya.
Dokter Kim pun membiarkanya walaupun di wajahnya terlihat sangat khawatir.
Do Kyung mengemudikan mobilnya sambil bergumam “Aku
harus cerita padanya. Aku harus katakan sebelum terlambat.” Hae Young sedang meditasi menenangkan pikiranya, pesan
dari [Oppa tetangga] “Keluar, Aku akan antar pulang
saat matahari terbit”
Hae Young tersenyum bahagia membacanya lalu keluar dari
rumah, Do Kyung sudah menunggu didepan rumah, keduanya tersenyum sambil
melambaikan tangan. Hae Young berlari dan langsung memeluk pacarnya. Do Kyung
pun menarik Hae Young untuk masuk ke dalam mobil. Keduanya terlihat bahagia
meninggalkan rumah diam-diam dimalam hari.
Hae Young sudah duduk diatas tempat tidur sambil menopang
dagu menceritakan Selama bertahun-tahun, Ini kedua kalinya ada lelaki yang
memanggilnya keluar
ditengah malam, yang pertama adalah seniornya saat masih kuliah.
“Dia bukan tipeku Tapi, dia suka sekali padaku. Dia
pertama kali melihatku saat masa orientasi bahkan ingat kalau kami sudah
papasan selama 7 kali. Kami papasan di perpustakaan. Yang
ketiga kalinya di gerbang depan, yang
keempat di ...” ucap Hae Young di potong oleh
pertanyaan Do Kyung
“Apa Kau ingat kita pertama kali
ketemu dimana ?” Tanya Do Kyung
“Mana mungkin tidak tahu ? Kita pertama bertemu di kafe
bersama Hee Ran dan Kau
membuat hidungku berdarah !” ucap Hae Young masih
mengingatnya.
“Bukan disana.” Kata Do Kyung, Hae Younb binggung kalau bukan disana
lau dimana mereka bertemu pertama kali.
“Sebelum itu kita pernah ketemu
... di jalan
... Kau juga
berbalik melihatku. Apa kau Tidak
ingat ?” ucap Do Kyung masih mengingat saat Hae Young berpapasan
dengannya lalu sempat menengok, Hae Young bertanya dijalan yang mana.
“Jalan Ye Yi Do, di depan kantor pos.” Kata Do Kyung, Hae Young pun ingat pernah lewat sana.
“Ada apa ini sebenarnya?! Jadi kau
melihatku pertama kali di jalan lalu jatuh cinta pada pandangan
pertama dan selalu mengingatku ?” ucap Hae
Young kegeeran.
“Tidak… Bahkan sebelum itu, aku sudah
melihatmu.” Ucap Do Kyung, Hae Young bertanya
bagaimana bisa
“Wajahmu selalu muncul di
kepalaku, meskipun kita belum bertemu Lalu
aku melihatmu di jalan. Akhirnya
ketemu di kafe” jelas Do Kyung
Hae Young binggung Mana
mungkin dirina muncul di kepalanya kalau belum bertemu. Do Kyung pikir terjadi begitu saja tanpa alasan, seperti
mirip kenangan. Hae Young terdiam
mendengarnya, Do Kyung mengaku terus merindukannya dan melihat Hae Young pindah keruang sebelah sebelum
pindah.
“Aku tidak melihat yang lain, Hanya dirimu. Awalnya, aku kira melihat
masa depan. Aku kira, diriku punya
kemampuan khusus. Tapi akhirnya aku tahu ... apa yang aku lihat ... kenapa aku melihat dirimu.” Ucap Do Kyung, Hae Young ingin tahu alasan Do Kyung
bisa melihatnya
“Di masa depan ... Saat aku sekarat .. itu semua adalah kenangan
terakhirku. Semuanya muncul seperti kilatan dan Semua itu yang kulihat.” Jelas Do Kyung, Hae Young seperti binggung maksudnya Di
masa depan
“Sebelum aku mati.... aku hanya memikirkan dirimu.” Ucap Do Kyung, Hae Young sempat terdiam seperti patung
mendengarnya.
Pikiran Do Kyung seperti melihat saat dirinya terbaring
diaspal dengan luka dibagian kepalanya dan mengingat saat pertemuan pertama
kali dengan Hae Young dijalan,
“Karena aku sangat rindu padamu
... perasaan
itu berjalan melintasi waktu. Dokterku bilang hal ini tidak
mustahil. Kenanganku menjelang kematian, kita tidak pacaran tapi putus. Kau
pindah dari sini dan kita
selesai. Saat aku sekarat maka Aku
paling menyesali hal itu. Kenapa aku selalu menahan
perasaanku. Kenapa aku selalu khawatir dan
cemas pada segala hal ? Padamu.... Aku
mengatakan hal yang berlawanan dengan isi hatiku.” Cerita Do Kyung
Do Kyung mengingat saat di pengelihatanya mengatakan akan
beri berapapun dan tak mau menahan
orang yang ingin pergi. Setelah itu saat mereka putus dengan sinis meminta maaf
karena sudah mengenalinya. Ketika dirumah sakit pun
berpesan agar jangan sampai sakit dengan tatapan dinginnya.
“Apa yang sesungguhnya diinginkan
hatiku ? Dengan Melupakan semua harga diriku. Apa
yang paling diinginkan oleh hatiku ? Apa
yang sesungguhnya ingin aku katakan ?” kata Do
Kyung ingin mengakuinya.
Do Kyung menceritakan saat dengan rendah hati, meminta agar Hae Young kembali tinggal dirumahnya. Lalu ketika dirumah sakit setelah
meluapkan perasaanya meminta maaf karena semua itu yang dirasakanya sekarang da
mengaku sakit karena menahan ingin memeluk Hae Young.
“Makanya kita bisa kembali
berpacaran. Aku belum pernah sungguh-sungguh
mengungkapkan perasaanku. Aku terkejut karena kau sangat
terus terang. Apa tidak masalah jika wanita seperti itu ? Tapi ... Aku menyukainya.... Aku tersentuh. Kalau aku
mati tanpa merasakan cinta seperti itu. Aku
pasti sedih sekali. Sekarang ... kalaupun
aku mati Aku tidak akan menyesal, Terima kasih...” Akui Do Kyung dengan mata berkac-kaca. Hae Young
tersenyum mendengarnya.
“Kalau semua ini benar ... ini sungguh kisah yang hebat. Jadi apa kau tidak akan menikah ? Apa Karena aku satu-satunya yang kau
ingat saat sekarat ?” tanya Hae Young terdengar
masih tak percaya
Do Kyung pikir mungkin seperti itu, Hae Young mengodanya
sambil berbaring kalau Do Kyung itu tidak menikah, karena
tidak bisa melupakannya, lalu bertanya-tanya
apakah harus mempercayai cerita itu. Do Kyung hanya menatapnya, Hae Young mengerti
ternyata Do Kyung memanggil tengah malam karena ingin cerita tentang ini
menurutnya itu pasti benar, lalu bertanya apakah semua cerita itu benar. Do
Kyung mengangukan kepalanya.
Hae Young pun mengatakan mempercayainya, Do Kyung
tersenyum lalu berjalan mendekatinya, membiarkan Hae Young berbaring diatas
lenganya. Keduanya pun saling berpelukan. Hae Young bertanya apakah Do Kyung
tahu kalau selama ini memiliki sebuah diary.
“Itu Karena tiap hari aku sangat
bersyukur. Ini pertama kalinya, lelaki yang kucintai setengah
mati, mengisiku dengan cinta sebanyak
ini. Jadi setiap hari aku menulisnya
di diari. Aku harus merekam semua
kenangan. Setiap hari aku dicintai. Jika hari ini aku mati, aku tetap bahagia.” Cerita Hae Young
Do Kyung mengucapkan terimakasih, Hae Young juga
mengucapkan terimakasih dengan mengelus jari telunjuk pada tangan Do Kyung yang
memeluknya erat. Keduanya berpandangan lalu saling mengecup bibir. Do Kyung
tiba-tiba menahan tanan Hae Young dengan posisi berada diatasnya, Hae Young
menutup matanya lalu Do Kyung mulai menciumnya dengan mengengam tangan Hae
Young erat. Keduanya lalu berpindah posisi dengan Hae Young berada diatas tubuh
Do Kyung dan terus berciuman.
Ibu Hae Young menanak nasi dengan mengunaka presto
didapur. Hae Young baru pulang mengendap-ngendap masuk ke dalam kamar, belum
sempat masuk kamar suara Ibu Hae Young terdengar menyuruh Do Kyung masuk untuk
sarapan bersama. Hae Youn melonggo melihat ibunya seperti tak percaya. Do Kyung
terlihat masih menunggu didepan pintu rumah setelah mengantar Hae Young.
Akhirnya mereka berempat sarapan bersama walaupun dalam suasana
hening, Hae Young melirik kedua orang tuanya. Ibu Hae Young menghela nafas
panjang sambil mengeluh nasib apa berikan padanya ini, sambil menaruh daging
babi diatas mangkuk Do Kyung.
Do Kyung seperti tersentuh dengan mata berkaca-kaca
memakan daging pemberian dari ibu mertuanya. Tuan Oh dan anaknya ikut binggung
melihat sikap Nyonya Hwang. Akhirnya Tuan Oh pun memberika sup tauco pada calon
mantunya, Do Kyung pun mencobanya. Semua makan dengan keadaan diam.
Tae Jin mengantar temanya bertanya kapan Chan Soo akan
pulang, Chan Soo yang sibuk dengan ponselnya melihat perkiraan cuaca, mengatakan
akan tahu kalau sudah disana
karena perlu bertemu dengan orang dari Tiongkok lalu mengeluh Tiap hari pusing hanya
mengirim dokumen. Tae Jin menatap temanya, lalu
melihat ke sepatu yang dilepaskannya.
Ingatanya kembali saat di rumah Tuan Jang melihat sepatu
yang sama ada didepan ruangan. Chan Soo masih sibuk dengan ponselnya.
“Kau mau naik pesawat, kenapa
memeriksa cuaca laut barat?” tanya Tae Jin heran,
dari wajahnya terlihat menahan amarahnya. Chan Soo hanya melirik tanpa
menjawabnya.
Tae Jin masuk kantor langsung binggung karena beberapa orang
sudah membereskan berkas dan dimasukan ke dalam kardus. Di ruangan Chan Soo pun
semua barang akan disita, seorang pria duduk dengan wajah sinis lalu berjalan
keluar. Tae Jin menahanya bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
“Lee Chan Soo mengambil semuanya
dan kabur. Kau juga sidaj dikadali ! Saat kau di luar
negeri mengembangkan pasar asing. Dia memanipulasi penjualan dan
mendapat investasi dimana-mana. Ketua
Jang tahu itu dan menarik investasinya. Tapi Dia
tidak ingin kau tahu Makanya
dia mengeluarkanmu !” teriak Si pria terlihat
sangat marah lalu keluar ruangan.
Tae Jin menahan amarahnya dengan mengepalkan tanganya,
lalu mencoba pergi ke rumah Tuan Jang tapi hanya diterima oleh mesin pesan
kalau Ketua Jang terlalu lelah untuk menemuinya. Ia pun mulai mengumpat lalu mencoba menelp Chan Soo
tapi ponselnya tak aktif.
Mobil Tae Jin sudah sampai di pelabuhan, sambil mengumpat
bajingan dan siap memberikan pelajaran pada temanya. Chan Soo terlihat berjalan
didepan sebuah jembatan seperti kebingungan. Tae Jin sudah turun dari mobil
lalu dengan nada menyindir bertanya mau kemana temanya itu. Chan Soo sempat menengok
dan melihat Tae Jin berjalan mendekatinya memilih untuk berjalan cepat dan
kabur .
“Apa Kau Tidak naik pesawat ?” sindir Tae Jin lalu berteriak memanggil temanya yang
berusaha menghindarinya.
“Aku kira bisnis kita sungguh
berkembang dan barang
kita laku keras, Chan Soo. “ kata Tae Jin, Chan Soo
mengejek apakah barang mereka bisa sehebat itu da menegaskan kalau dari dulu
tak pernah mau bisnis tapi
cuma ingin uang dan kabur.
Tae Jin terus berjalan mengikuti temanya merasa kalau
Chan Soo itu sudah gila, Chan Soo pun meminta maaf dengan bahasa informal. Tae
Jin berteriak marah kalau seharusya Chan Soo meminta maaf dengan cara formal.
Chan Soo pun mengikuti perintah Tae Jin meminta maaf dan langsung berlari cepat
untuk kabur. Tae Jin bisa mengejarnya dan langsung menendangnya.
Chan Soo pun terjatuh sebelum masuk kapal, lalu berusaha
memukul Tae In dengan tas tapi yang terjadi malah kena pukulan Tae Ji da
kembali terjadi. Tae Jin bertanya apakah Chan Soo yang bicara ke
Direksi untuk menggugatnya dan memenjarakannya. Chan Soo berteriak kalau seharusnya Tae Jin itu tutup
mulut dan mundur jadi Presdir, karena hanya berpikir
soal pernikahan, jadi buat apa berusaha keras.
“Aku berusaha keras karena mau
menikah ! Lalu, apa
masuk akal kalau aku bukan Presdir dari Perusahaan Han Tae Jin ?!” teriak Tae Jin marah, Chan Soo tertawa mengejek.
“Kau bilang Presdir apaan ? Apa Kau kira barangmu hebat ? Karena kau lamban sekali ... maka Ketua Jang menyeretmu kesana
kemari.” Ucap Chan Soo mengejek, Tae Jin mengumpat binggung
“Kau dan Park Do Kyung sama-sama
jadi mainan Ketua Jang. Satunya batu putih, satunya lagi batu hitam. [Mengacu
pada permainan baduk] Tapi
setidaknya orang itu menang dalam hal cinta. Dan Kau pecundang ...” kata Chan Soo tertawa mengejek
Tae Jin sempat terdiam memikirkanya, Chan Soo mengambil
kesempatan untuk kabur tapi Tae Jin kembali menendangnnya, memukul dan
melampiaskan semua amarahnya karena ternyata selama ini Chan Soo sudah
membohonginya dengan Tuan Jang.
Do Kyung menelp Hae Young mengajak pergi
liburan hari ini. Hae Young mengatakan Hari ini
tidak bisa langsung pergi lalu berpikir pergi hari
jumpat saja, tapi akhirnya setuju untuk pergi hari ini. Do Kyung
tersenyum mendengarnya, Hae Young pun berjanji akan bertemu lagi nanti, setelah
menutup telpnya wajahnya terlihat gundah lalu memilih untuk keluar ruangan
dengan membawa berkas.
Hae Young membuat salinan berkasnya lalu tiba-tiba
teringat saat Do Kyung datang kerumahnya mengembalikan ponselnya dan bertanya
kalau merasa penasaran, “Apa kau tahu ... dimana rumahku ?” Hae Young
terdiam karena memang sebelumnya belum pernah bertemu.
Do Kyung marah-marah sambil berteriak “Kau kenapa ? Kenapa kau selalu muncul di kepalaku ? Kenapa aku melihatmu terus ?!” Lalu saat mabuk ia bertanya apakah Do Kyun
mengupingnya tapi waalaupun menguping, Do Kyung tidak
tahu suara siapa itu. Hae Young terdiam mengingat
kalau Do Kyung berpikir, seandainya dirinya sekarat.
Lalu ibunya yang mengancam saat datang ke pernikahan
sepupunya “Aku bilang begini
padanya "kalau dia akan menikahimu meskipun dia akan mati, maka datanglah
ke pernikahan Suhee Kalau tidak, jangan datang." Tapi Dia tidak datang !”
Hae Young mengingat pertemuan mereka kembali dirumah
sakit dan pergi ke danau “Seandainya aku
sedang sekarat ...ini bukan masalah lagi, Tidak perlu
berhati-hati. Aku akan ikut kemana hatiku pergi. Jangan menahan
diri, ayo lakukan.”
Do Kyung memeluk Hae Young dengan wajah babak belur meminta
maaf karena tidak bisa ke pesta pernikahan dan mengatakan punya alasan. Lalu berjanji Sampai mati tidak akan meninggalkannya. Hae Young memeluk dirinya sendiri seperti merasa
merinding karena yang diceritakan Do Kyung itu memang benar.
Hae Young membaca pesan dari Tae Jin “Aku tidak akan minta kau memaafkan aku.... Maafkan aku” wajah Hae Young berubah jadi tegang. Bunga diruangan Hae Young pun jatuh
berguguran seperti suatu pertanda.
Do Kyung keluar dari kantornya, lalu melihat Tae Jin dengan
mata mendelik marah sudah ada didalam mobil. Keduanya saling menatap, Hae Young
berlari dari kantornya berharap yang dipikirkanya tak akan terjadi. Do Kyung
menatap dalam Tae Jin yang ada di dalam mobil.
Tae Jin menatap dalam Do Kyung dengan mata sinisnya
mengingat kata-kata Hae Young “Aku yang menyukainya lebih dulu, Aku memohon agar dia suka padaku. Jangan pukul
dia... Aku mohon.” Lalu
perkataan Chan Soo yang mengejeknya “Tapi setidaknya
orang itu menang dalam hal cinta dan Kau pecundang” Komentar si
cantik Hae Young “Kau ... masih jauh
dibandingkan Park Do Kyung.” Tangan Tae
Jin sudah siap memasukan gigi mobilnya
Do Kyung mengeluarkan ponselnya menelp Hae Young
mengatakan sudah merekam sebuah lagu dan mengungkapnya kalau mencintainya dan
menyesal karena mereka belum pernah foto bersama. Tae Jin sudah memasukan gigi
mobilnya dan langsung melajukan mobilnya dengan cepat. Do Kyung menjatuhkan
tasnya dan mencoba untuk kabur menghindarinya.
Hae Young terus berlari dengan suara nyanyian Do Kyung
yang sengaja direkam pada malam hari dengan lagu yang sama saat umur 6 tahun.
“Seperti mimpi di
musim semi, kau datang padaku. Kukira kau akan denganku selamanya. Saat musim semi di pantai, membuat istana pasir bahagia. Namun ombak, telah menerpanya. Aku tak masalah jika kau pergi. Aku
tak masalah jika dilupakan. Hatiku selalu, jadi milikmu ...”
Do Kyung terus berlari menghindari sampai ke jalan besar,
mobil Tae Ji terlihat semaki mendekat. Terlihat foto penyanyi Lee dengan
seseorang yang tanganya terlihat gemetar. Do Kyung akhirnya berhenti berlari
seperti membiarkan Tae Jin untuk menabraknya. Prof yang membantu Do Kyung terlihat
menahan kaki Penyanyi Lee dengan sekuat tenaga.
Saat itu juga mobil Tae Jin berhenti, lalu Tae Jin keluar
dari mobilnya dengan mata berkaca-kaca. Keduanya saling menatap, Tae Jin melirik
ke arah bawah dan melihat sepatu kets yang digunakan Do Kyung. Ia teringat saat
hampi jatuh dari tangan penyebarang seseorang menariknya dan hanya melihat
bagian sepatunya saja karena sedang mabuk.
Tae Jin seperti sadar kalau yang menyelamatkan adalah Do
Kyung, lalu mulai mengumpat. Akhirnya ia kembali masuk mobil dan memundurkanya
lalu memilih untuk pergi. Do Kyung terlihat membungkuk dengan nafas
terengah-engah.
Beberapa saat kemudian sudah berjala di pinggir jembatan
dan terdiam melihat Hae Young yang berlari kearahnya dengan wajah ketakutan. Hae
Young pun sadar Do Kyung berdiri di depanya tak terjadi apapun. Keduanya lalu
berlari dan langsung berpelukan.
Prof bisa menyelamatkan penyanyi Lee dari bunuh diri,
meminta agar Tetap
hidup ... Lebih
lama lagi. Penyanyi Lee mengaku selama ini terus menderita
dengan tatapan kosongnya.
Hae Young dan Do Kyung saling berpelukan sambil menangis
diatas jembatan, lalu Hae Young mulai menciumanya setelah itu kembali
berpelukan. Do Kyung melihat ke layar lebar melihat berita [LEE BYUNG JOON MENDADAK MEMBATALKAN KONSERNYA] bukan meninggal seperti yang dilihatnya.
Do Kyung masih merekam suaranya sebelum meninggal sebagai
kenanganya.
“Aku tidak bisa
memberi cinta yang lebih dan lebih. Aku menyesali semuanya ... Aku masih cinta padamu ... Aku cinta padamu selamanya.”
bersambung ke episode 18
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Lagu yang direkam judulnya apa ya?
BalasHapus