PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 13 April 2017

Sinopsis Queen Of Mystery Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS
Joon Oh memberitahu kalau Hee Chul  tidak mengatakan apa-apa. Seol Ok berharap bisa ada dikantor. Joon Oh melarang karena itu  ide yang buruk karena Detektif Ha akan membunuhnya. Seol Ok merasa frustasi. Akhirnya Joon Oh masuk ke dalam ruangan dengan hands free.

“Kau ingin mencari ibumu Maka kau perlu menjawab pertanyaanku. Apa kau suka dimarahi?” ucap Wan Seung dengan nada tinggi. Hee Chul dengan kesal ingin pergi. Wan Seung langsung memerintahkan agar duduk kembali, Hee Chul mengatakan kalau ada kelas.
“Apa orang tuamu sering bertengkar? Kau ada kelas. Bukankah ibumu lebih penting?” ucap Joon Oh menahan Hee Chul agar tak pergi.
“Aku tidak percaya kau, polisi. Kau selalu mengatakan hal-hal bodoh.” Kata Hee Chul kesal, Wan Seung melihat Hee Chul yang tak punya sopan santun.

“Furniturenya lama semua, tetapi barang elektroniknya baru. Ada goresan dan tanda dirumahnya Dan banyak yang rusak. Pencurinya tidak melakukan itu.” Ucap Seol Ok sangat di ingatnya ketika masuk rumah dengan banyak kerusakan.
“Apa ayahmu sering memberikan kekerasan? Orang tua mu tidur di kamar yang berbeda. Ayahmu sering tidur di kamarmu. Benarkan” kata Seol Ok yang melihat ada parfum dan juga baju kerja.

“Kalian terlihat seperti semuanya tenang saja, tapi itu pertengkaran. Seperti orang tuamu. Apa itu sebabnya kau pikir ibumu bunuh diri?” ucap Joon Oh sama dengan yang diucapkan Seol Ok dari handfree yang didengarnya.
“Di kamar ibu..... Aku menemukan pil tidur jumlahnya Banyak sekali. Aku melihat di internet, pil tidur bisa membunuh seseorang.” Cerita Hee Chul. 

Joon Oh berbicara dengan Seol Ok di mobil menceritakan kalau baru saja mengantar pulang dan baru saja berbicara dengan Kopral Park, kalau akan memberi kita laporan awal di tempat kejadian hari ini. Wan Seung melihat dari kaca kembali merasakan mencium sesuatu.
“Apa kau pikir dia benar-benar overdosis?” tanya Joon Oh
“Dia memang minum pil, tapi bukan itu yang membunuhnya. Dia hanya minum itu supaya tertidur. Yang aneh adalah ada darah di jendela. Aku ingat jendela tidak terkunci dan Ada darah. Itu samar-samar, tapi aku melihatnya. Beritahu Kopral Park untuk berhati-hati  dengan luminalnya  sehingga ia tidak merusak sidik jari....” ucap Seol Ok
Tiba-tiba Wan Seung merampas ponsel dari tangan Joon Oh sambil berteriak. Seol Ok melonjat kaget sampai menjatuhkan toples kaca dan pecah berantakan mengeluh kalau Wan Seung itu menakutkanya.
“Aku mengatakan padamu untuk berhenti. Siapa kau sampai memberikan perintah segala? Di mana kau? Aku akan menangkap.....” teriak Wan Seung, 

Saat itu Nyonya Park datang karena mendengar keributan. Seol Ok langsung menutup ponselnya. Wan Seung yang kesal karena telpnya ditutup menyuruh agar Joon Oh menelp Seol Ok kembali.
“Telurnya meluap.” Ucap Seol Ok berbohong, lalu berpura-pura mengangkat telp dari Kyung Mi kalau restoran Dosiraknya  mendapat pesanan banyak lalu bergegas pergi menghindari ibu mertuanya. 

Petugas JAng baru saja kembali melihat Wan Seung fokus dengan komputernya lalu bertanya Apa ada sesuatu yang menyenangkan  di internet. Wan Seung sengaja menyindir Joon Oh kalau ada Seorang petugas diturunkan karena  membocorkan informasi jadi rekan kerjanya itu harus berhati-hati.
“Aku tidak tahu apa-apa tentang hal apapun dan hanya berurusan dengan pemabuk  di lingkungan ini saja.” Kata Petugas Jang
“Hei, nak... Jika kau tahu rahasia apapun itu, hati-hati.” Kata Wan Seung, Joon Oh mengangguk mengerti dan akan pergi. Wan Seung langsung bertanya mau kemana.
“Ke Markas untuk mendapatkan laporan forensik.” Kata Joon Oh
“Lalu apa kau akan membocorkan beberapa rahasia  pada kasus ini?” ejek Wan Seung lalu memutukan akan pergi sendiri saja. 

Seul Ok mendatangi Kyung Mi di restoranya. tak percaya temanya tahu kalau datang karena juga ingin minum, dengan menceritakan kalau tidak bisa minum setiap malam ketika tinggal dengan mertua lalu bertanya dengan toko. Kyung Mi mengatakan sudah menjual semuanya tetapi akar teratai yang dimasak Seol Ok tak habis.
“Ayo minum. Aku tidak punya waktu dan akan mabuk sebelum makan malam.” Ucap Seol Ok sudah siap minum, Kyung Mi menyuapi makanan karna tak ingin temanya sakit. Seol Ok menolak karena hanya ingin minum saja.
“Aku tidak makan siang hari ini karena sudah kenyang.” Kata Seol Ok teru saja minum. 

Detektif Bea mengetahui tentang Istri Jaksa Kim Ho Cheol mengatakan kalau Wan Seung itu tidak bisa membiarkannya, lebih baik membawanya ke kantor polisi karena mengganggu penyelidikan atau tangkap karena mengganggu  kasus narkoba Jang Do Jang.
“Apa yang dia lakukan salah?” ucap Wan Seung, Detektif Bae mengingat sesuatu kalau Kim Ho Cheol belum menikah.
“Tidak mungkin dia berbohong Apa dia berpura-pura belum menikah?.” Kata Detektif Bae,
“Aku tidak peduli. Terserah yang mau dia lakukan.” Kelih Wan Seung, Detektif Bae pun bertanya apa yang sedang dilakukan temanya di kantor pusat.
“Kau mengirimku dan di sini kau bersantai dengan kopi.” Sindir Wan Seung. Detektif Bae membela diri kalau bukan ia yang mengirimnya tapi Ketua yang melakukannya dan ingin tahu alasan datang.  Wan Jae mengaku kalau Ada urusan polisi dan meminta agar jangan menanyakanya.

Petugas Park melihat Wan Seung yang datang mengantikan Joon Oh,  Wan Seung mengaku kalau lebih akrab dengan kantor daripada Petugas Hong Joon Oh. Petugas Park memberitahu mereka tidak banyak menemukan selain jejak kaki dengan Besarnya 280mm.
“Ini sepatu murah yang bisa kau dapatkan di pasar.” Ucap Petugas Park. Wan Seung melihat kaki pelaku cukup besar.
“Ibu Yoo tampaknya menduga itu pembunuhan. Kami menemukan obat di kamar tidur utama.” Kata Petugas Park
“Pergi dan tutup mulut besar nya. Dia membuatmu bekerja berlebihan saja. Maaf tentang itu. Aku dengar luminol ini buruk bagi kesehatanmu.” Kata Won Jae kembali meremehkan.
“Hasilnya, Kami menemukan noda darah. Kami mengambil sampel DNA dari sikat gigi dan rambut dari sisir, NISI akan membandingkannya. Ini akan keluar dalam seminggu.” Ucap petugas Park
“Kami hanya bisa tahu golongan  darahnya saja. Serahkan.” Kata Wan Seung
“Ini bereaksi untuk kedua serum anti-A dan anti-B. dan tidak dengan serum anti-Rh. Dan golongan darah nya AB. ItuGolongan darah yang sama dengan  Lee Myung Hee, Istrinya.” Kata Petugas Park
Wan Seung terdiam karena sebelumnya Seol Ok mengatakan Ada noda darah Itu samar-samar, tapi melihatnya. Petugas Park memberitahu kalau Ini jenis darah yang langka dan Kurang dari 0,1 persen. Jadi, sangat tidak mungkin orang lain jadi mereka harus menunggu hasil DNA.
“Apa kau menemukan sidik jari?” tanya Wan Seung. Petugas Park mengaku kalau Sebagian masih samar-samar.
“Dia benar semuanya, Dasar Ahjumma itu.” Keluh Wan Seung tak percaya dengan ucapan Seol Ok. 


Seol Ok menyuapi Kyung Mi makan yang dibuat olehnya tapi Kyung Mi menolak. Akhirnya Seol Ok makan melihat Kyung Mi itu seperti ibunya. Kyung Mi mengingatkan kalau ia terlihat lebih muda dari Seol Ok. Seol Ok mengucapkan terimakasih pada temanya. Kyung Mi menyuruh Seol Ok makan karena pasti mabuk setelah beberapa gelas. Seol Ok mengaku tidak mabuk.
“Apa kau tahu? Kau satu-satunya yang mendengarkanku. Aku hanya ingin membantu, tetapi mereka mengatakan ahjumma  seperti aku tidak bisa membantu. Dia mengatakan aku harus pergi  dan masak makan malam. Tapi aku bahkan tidak bisa  memasak dengan enak.” Ucap Seol Ok sedih
“Berhenti melakukan itu, karena Itu bukan urusanmu.” Kata Kyung Mi
“Aku harusnya pergi ke perguruan tinggi bukannya menikah. Jika aku begitu, mereka mungkin  telah mendengarkanku.” Ungkap Seol Ol. Kyung Mi pikir berada di tempat kuliah tidak akan membantu.
“Semua orang hanya mempelajari  bahasa Inggris seperti orang gila. Ada jurusan disana. Sastra-Inggris. Perancis-Inggris Aku hebat disemuanya tapi tidak bahasa Inggris.” Ucap Kyung Mi
“Kau hebat dalam segala hal. Aku selalu membuat kesalahan.” Kata Seol Ok
“Itulah mengapa kau harus mengurus  yang benar-benar penting. Mengapa kau mengurus pekerjaan petugas ketika mereka  bahkan tidak ada berterima kasih?” keluh Kyung Mi
Seol Ok pikir Kyung Mi tahu alasanya melakukan itu dan merasa selalu disia-siakan. Kyung Mi mengaku kalau Seol Ok itu tidak disia-siakan dan sangat berguna baginya karena tak ada selain Seol Ok yang pernah memasukkan kecap rebus ke dalam sup, menurutnya Seol  Ok itu  sangat kreatif, karena ia pun tidak pernah melakukan sesuatu seperti itu.
“Aku akan menerimanya dan akan  berhenti menyakiti diri sendiri. Aku seorang wanita yang sudah menikah yang hanya lulus SMA dan tidak bisa masak. Aku tidak peduli siapa yang membunuh. Tidak peduli. Tidak seperti para korban  yang dibunuh akan berterima kasih padaku. Aku akan berhenti.” Kata Seol Ok 


Wan Seung masih berpikir kalau Seol Ok itu seorang paranormal, yang tahu segalanya dan itu alasanya mendapat gelar Ph.D. Joon Oh sedang berbicara di telp, Wan Seung dengan sinis bertanya apakah itu Seol Ok. Joon Oh mengaku bukan dengan wajah ketakutan agar Wan Seung bicara saja untuk membuktikanya.
“Kenapa dia? Aku tidak peduli dengan siapa kau bicara. Kau tidak harus melapor padaku” ucap Wan Seung
“Kau bilang dia tidak boleh berbicara dengan Ibu Yoo lagi.” Ucap petugas junior.  Wan Seun mengerti kalau itu sebabnya  bersikap seperti itu lalu mencari nomor diponselnya tapi tak diangkat.
“Apa kau tahu rumah Ahjumma itu?” tanya Wan Seung
“Tidak. Ny. Yoo belum ikut campur sejak hari itu. Aku sungguh-sungguh.” Kata Joon Oh menyakinkan, Wan Seung pun menyuruh Joon Oh agar mengurus masalahnya sendiri. 


Wan Seung datang ke minimarket meminta dikembalikan Lima dolar. Si Bibi heran dengan Wan Seung menyuruh membeli barang saja kalau membutuhkan sesuatu Atau urus saja urusannya sendiri, karena sibuk. Wan Seung tetap meminta uang lima dolar.
“Mengapa aku memberikan kembaliannya padamu?” ucap Si bibi kesal
“Ada sesuatu yang disebut etika bisnis. Kau tidak boleh membedakan orang  berdasarkan pendidikan dan hubungan pribadi dan membuatku  lebih banyak membayar. Mengapa dia dapat 30 dolar. ketika aku membayar 35 dolar? Itulah etika bisnis yang tidak adil.” Kata Wan Seung.  Meminta kembalian lima dolar.
“Dia satu-satunya gadis yang mendapat diskon.” Kata si bibi. Wan Seung menegaskan kembali kalau Seol Ok itu bukan gadis.
“Berhenti berbicara omong kosong dan pergilah Atau, aku akan melaporkanmu ke polisi.” Kata Bibi mengancam. Wan Seung tak mau kalah akan  membuat laporan tentang diskriminasi ke Badan Konsumen Korea Komisi Perdagangan.
Akhirnya si bibi dengan wajah kesal mengeluarkan uang dari meja kasirnya,  Wan Seung mengaku tidak akan mengambilnya karena Yang lebih penting adalah etika bisnis dengan bibi yang melecehkan dan melakukan diskriminasi jadi ia ingin bertanya dimana Seol Ok bekerja. 

Wan Seung sudah ada didepan restoran Dong Ho, tapi sudah tutup.  Di lantai bawah, ponsel Seol Ok berdering dengan nama “Idiot”. Kyung Mi mengeluh Seol Ok yang tidak mengangkat. Seol Ok memberitahu kalau si Idiot yang mengatakan itu kasus pencurian. ketika itu kasus pembunuhan. Kyung Mi mengerti kalau itu adalah si polisi.
“Dia sangat marah aku ikut campur  dengan kasus ini. Jangan angkat. Aku tahu apa yang  akan dia katakan. Dia akan berteriak karena mengganggu  pekerjaannya.” Ucap Seol Ok 

Kyung Min mendengar bunyi bel berpikir kalau ada  pelanggan. Seol Ok pikir Mungkin mereka akan membeli akar teratainya. Wan Seung pun masuk ke restoran, Seol Ok pun memanggilnya Wan Seung itu si Idiot. Wan Seung bisa mencium bau alkohol sambil mengeluh Seol Ok yang minum-minum di tengah hari.
“Kau tidak perlu mengatakan itu lagi. Aku sudah berhenti. Aku tidak akan melakukannya. Tapi Bagaimana kau tahu aku di sini? Apa kau menelepon rumahku?” ucap Seol Ok
“Aku bertanya pada seseorang, wanita di supermarket yang bilang.” Kata Wan Seung melihat isi restoran. Kyung Mi berkomentar kalau Wan Seung itu bukan idiot. Wan Seung langsung membela diri kalau ia bukan idiot.
Kyung Mi berjalan dan ingin mengetuk pintu, Seol Ok memberitahu kalau  itu bukan pintu. Kyung Mi mengaku tak mabuk dan kembali berjalan tapi tetap mengetuk dinding yang dianggap pintu, lalu berjalan.
“Apa kau dari akademi polisi? Jangan merasa terhormat. Aku lulus dari Universitas Nasional Seoul. SNU. Apa kau tahu itu?” ucap Kyung Mi
“Temanmu Ph.D. lulusan SNU” kata Wan Seung, Kyung Mi memperingatkan kalau akan membunuh kalau meremehkannya. Wan Seung mengerti dan melihat Kyung Mi itu benar-benar mabuk. 

“Mengapa kau ke sini? Aku benar-benar sudah berhenti. Kalau kupikir, itu memang kasus perampokan.” Ucap Seol Ok tak peduli lagi.
“ Kau tidak bisa panjang umur jika kau mencoba terlalu keras  untuk tidak peduli. Kau harus hidup dengan rasa peduli  dengan apa yang kau inginkan.” Komentar Wan Seung
“Aku tidak akan mengganggu urusanmu. Pergi saja.” Ucap Seol Ok kesal, Wan Seung mengatakan kalau Seol Ok boleh mengganggu.
“Jangan terlalu keras pada hidupmu.” Kata Wan Seung lalu melihat ruangan lain seperti Ada ruang penyimpanan. Seol Ok langsung melarang agar tak boleh datang. 

Wan Seung tetap masuk ke dalam ruangan dan melihat buku  Psikologi investigasi, kriminologi,  profiling, lalu melihat file  Pencurian, perampokan, pembunuhan, pembakaran, penipuan. Seol Ok memberitahu kalau itu  dari artikel surat kabar.
“Ini kasus 10 tahun yang lalu. Apa kau hebat di bidang kriminologi? Apa kau mendapatkan Ph.D. mu karena kriminologi?” ucap Wan Seung, Seol Ok mengaku memang seperti itu.
“Ah.. Doktor psikologi. Mengapa kau sangat tertarik  dengan kriminologi?” tanya Wan Seung, Seol Ok mengaku kalau hanya menginginkan saja.
“Apakah Untuk berkolaborasi atau Untuk  menggabungkan dua bidang?” tanya Wan Seung, Seol Ok pikir seperti itu. 

Wan Seung melihat sebuah album foto berpikir Foto pernikahan. Seol Ok melarang Wan Seung tidak boleh melihat itu. Wan Seung tetap melihat dan merasa heran kenapa Seol Ok menyimpan foto penjahat dalam album. Seol Ok mengaku kalau mungkin akan menjumpai  mereka di jalan.
“Aku memiliki 300 lebih diponselku.” Kata Seol Ok memperlihatkan foto pelaku kejahatan dalam ponselnya.
“Aku belum bertemu salah satu dari mereka, jadi ini belum berguna, tapi akan datang hari dimana  aku akan menangkap seseorang di sini.” Kata Seol Ok
“Bukankah kebanyakan ahjumma memiliki foto anak-anak mereka?” ejek Wan Seung. Seol Ok mengaku kalau tidak punya anak. Wan Seung pun menanyakan tentang suaminya. Seol Ok pikir kenapa harus punya foto nya, Wan Seung pikir mungkin saja makanan.  Seol Ok tak mengerti maksud intinya. 

Wan Seung melihat di papan dengan artikel [Pembunuhan di Villa Busan] dengan beberapa foto korban, lalu bertany apakah Ketika melihat foto seperti ini, jadi bersemangat atau merasakan sesuatu. Seol Ok membenarkan.
“Tapi semua yang mengerikan ini, Apa itu memberikan semangat juga?” kata Wan Seung
“Mereka sama seperti kita. Mereka tertawa, berbicara, dan berjalan. Siapa yang berhak melakukan ini kepada mereka? Bagaimana bisa manusia bisa  melakukan perbuatan yang keji dengan yang lain? Bagaimana kau bisa membiarkan orang-orang seperti itu berjalan-jalan dengan bebas? Bukankah itu alasan kau menjadi detektif?” ucap Seo Ok. Wan Seung terdiam dengan memalingkan wajahnya.

“Coba Lihat mereka. Mereka semua adalah foto korban. Gadis cantik ini berumur 13 tahun, lalu Gadis buta ini berumur 25 dan Dia berumur 19, meninggal setelah ujian kuliahnya. Untuk alasan sederhana. Karena dia adalah seorang wanita maka dia ada di sana. Aku akan menangkap siapa pun  yang membunuh orang-orang ini. Ini menyedihkan karena mati secara tiba-tiba. Mereka pantas untuk tahu mengapa mereka meninggal.” Kata Seol Ok 


Wan Seung hanya berkomentar kalau Seol Ok itu punya banyak waktu juga. Lalu melihat di depan layar komputer tabel "Metode pembelaan", "Metode serangan""Kaitannya dengan korban".  Seol Ok mengatakan kalau menganalisis MO (Modus Operasi). Wan Seun mengeluh Seol Ok yang menulis semuanya karena Ini semua ada dalam database polisi dan hanya perlu tekan "pencarian" saja.
“Kau bilang aku mengganggu. Apa kau mau aku meng-hack databasemu? Aku akan senang untuk melakukan itu, tapi aku butuh waktu enam bulan  untuk belajar menggunakan Excel. Jadi Jangan mengejek usahaku.” Ucap Seol Ok
“Kau memiliki  Markas Besar di sini.” Kata Wan Seung, Seol Ok menutupi bagian rak yang lainya. Tapi Wan Seung langsung mendorongnya dan ingin melihat apa yang miliki Seol Ok
“Ahjumma...Apa kau benar-benar tahu siapa yang melakukannya?” kata Wan Seung. Seol Ok mengaku kalau sudah mengetahuinya.
“Siapa yang melakukannya?” tanya Wan Seung, Seol Ok pun berbisik dengan menjawab “Pencuri.” Dan menyuruh agar bertanya pada ketua geng disana.

Keduanya pun sampai di tempat TKP, di siang hari dengan matahari tepat diatas kepala. Wan Seung membenarkan ucapan Seol Ok kalau melihat bekas ban. Seol Ok yang berjongok mengeku kalau harus pergi membeli tofu dengan mata tertutup, Wan Seung menyuruh Seol Ok untuk bangun.
“Bagaimana dengan tanda ban ini?” tanya Wan Seung, Seol Ok menyuruh agar mencari kelopak bunga yang menempel di roda.
“Kau membuatku bekerja keras.” Keluh Wan Seung lalu akhirnya mencari dibagian roda dan memberitahu kalau sudah menemukannya.
“Cari yang sama dengan bunga di luar jendela.” Kata Seol Ok, Wan Seung kembali mengomel kalau ini seperti berburu harta karun tapi akhirnya dikerjanya dan menemukkan bunga yang sama.
“Pencurinya mencuri pada waktu hujan. Tanda ban membuktikan mobil lewat pintu gerbang. Mobil masuk ke kebun dan merusak bunga. Itu adalah kenapa kelopak bunga ada di roda.” Jelas Seol Ok 

“Bagaimana bisa mobil masuk  di saat parkirnya diluar? Apa mungkin dia mutar balik ke kebun” kata Wan Seung
“Berarti ada dua kali disaat yang bersamaan.” Kata Seol Ok yang bisa membayangkan saat kejadian.
“Tapi Tidak ada jejak mobil yang datang. Mengapa tidak ada tanda ban di kebun?” ucap Wan Seung mengamati jalan. Seol Ok mengatakan kalau mobil tak mungkin jatuh dari langit, Wan Seung pun mengartikan kalau si pelaku menyingkirkannya.
“Mengapa ia mempersulit?” ucap Seol Ok. Wan Seung pun yakin si pelaku mengangkut mayatnya
“Mengapa dia menyetir ke taman bukannya membawa mayatnya ke mobil? Menghapus jejak ban pekerjaan yang berat.”Wan Seung, Seol Ok mengatakan kalau si pelaku tidak cukup kuat karena sudah tua.
“Pengemudi mobil itu si pembunuh jadi Tidak mungkin anak itu. Apa mungkin orang tuanya?” ucap Wan Seung. Seol Ok menanyakan alasan kenapa bukan anak itu
“Bagaimana bisa seorang remaja membunuh ibunya?” kata Wan Seung
“Apa masuk akal untuk orang tua membunuh menantu mereka?” kata Seol Ok. Wan Seung mengartikan kalau anak itu si pembunuh


“Bukan tidak mungkin jika ia bisa mengemudi.” Kata Seol Ok
“ Dia memiliki sikap yang mencurigakan. Sidik jarinya juga samar-samar.” Ucap Wam Seung
“Ini type dari tangan orang tua.” Kata Seol Ok
Wan Seung mengomel Seol Ok yang plin-plan. Seol Ok beralasan kaalutidak boleh berprasangka dulu. Ia pun membayangkan kalau mayat itu di jatuhkan dari jendela dan dibawa masuk ke dalam mobil, lalu istrinya pun menutup jendela dan menaburkan pasir di bekas roda mobil.
“Dia menutupi taman dengan tanah dari tempat lain. Tanahnya basah, tapi tanah di gerobak itu kering. Jadi Tentu saja, itu bukan dari kebun.” Ucap Seol Ok
“Bisakah kau membuktikan kalau mereka menggunakan gerobak?  Apa mereka menggunakan tangannya?” kata Wan Seung

“Tubuhnya dibungkus seprai dan dimasukkan ke dalam mobil.” Kata Seol Ok yakin karena sebelumnya melihat tangan berbeda dalam geobak.
“Kau terdengar seperti melihat kejadian itu. Apa kau melihat itu dibungkus?” ucap Wan Seung kembali mengejek
Seol Ok mengingat saat pertama datang melihat  Tempat tidurnya tampak bersih dan Sepertinya seprei-nya berubah menurutnya Ini agak aneh. Ia melihat Furniture kamar tidur dan wallpaper yang modern denganPakaian di lemari yang modis.
“Kau tahu kan bagaimana mencocokkan  kaus kaki dengan pakaian? Aku juga begitu. Aku mencocokkannya dengan melihat celanaku dan dibesarkan dikeluarga kaya.” Kata Wan Seung tak yakin dengan ucapan Seol Ok
“Seprei adalah satu-satunya yang aneh Ini menarik, seolah-olah itu  diambil karena terburu-buru.” Cerita Seol Ok, Wan Seung mengartikan Nyonya Lee meninggal sambil  berbaring di tempat tidur,
“lalu mereka membungkus dan  melemparkan keluar jendela.” Kata Wan Seung, Seol Ok membenarkan
“Itulah sebabnya mereka tidak  menemukan darah di kamar tidur. Mereka mengatur semuanya. Hanya darah dari tangan itu yang ada jendela.” Jelas Seol Ok
“Kau memiliki penglihatan yang bagus.” Kata Wan Seung, Seol Ok mengaku salah dengan kaca pembesar sebelumnya melihat ada bercak darah di jendela. Wan Seung pun mengejek Seol Ok itu seperti seorang detektif swasta.

“Darah dari seprei akan ditemukan di dalam mobil. Aku akan menemukan bercak darah di bagasi mobil ini. Noda darahnya berada di kursi belakang. Mereka tidak bisa memasukkan ke dalam bagasi. Tapi mereka juga tidak bisa menyetir dengan mayat di atas mobil.” Kata Seol Ok
“Jadi pembunuhnya anggota keluarga dia?” ucap Wan Seung menyimpulkan
“Pembunuhnya....” kata Seul Ok harus terhenti karena ibu mertunya menelp dan ingin makan malam lalu mengaku harus antri membeli beberapa tofu dan akan segera pergi
“Semoga beruntung dengan kasusmu.” Ucap Seol Ok akan bergegas pergi. Wan Seung langsung menariknya Seol Ok kalau tak bisa pergi begitu saja.
“Aku harus masak makan malam.” Ucap Seol Ok, Wan Seung pikir  makan malam tak lebih penting dari kasusnya sekarang dan belum  waktunya makan malam.
Seol Ok menegaskan kalau butuk waktu untuk memasak. Wan Seung langsung mencengkram baju Seol Ok agar mengatakan siapa penjatanya. Seol Ok tetap mengatakan kalau harus beli tofu. Wan Seung pun berpikir kalau Seol Ok ingin mengatakan mertuanya  adalah penyebab Nyonya Lee meninggal
“Tapi.....Mengapa mereka melaporkannya sebagai pencurian?” kata Wan Seung, Seol Ok hanya diam saja. Di lantai atas terlihat Tuan Cha melihat keduanya yang berbicara didepan rumah.
Bersambung ke episode 4




1 komentar:

  1. Duh d bikn penasaran ni drama makin seru,d tunggu lanjutn nya mba

    BalasHapus