PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 07 April 2017

Sinopsis Queen Of Mystery Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS 

Dua orang polisi masuk ke dalam gudang, Bae Kwang Tae dan Lee Dong Ki. Mereka seperti ingin menangkap penjahat dengan senjata pistol listrik dan Dong Ki tanpa membawa pistol. Dong Ki bertanya dimana tim bantuan lain, Kwang Tae pikir Dong Ki yang meminta bantu. Keduanya saling adu mulut.
Saat itu seorang pria sudah mencegat mereka dan yang lainya mengepung dari belakang. Ketua Genk memperingatakan anak buahnya agar berhat-hati karena Tembakan pertama memang tidak ada peluru tapi tembakan berikutnya ada, dengan penuh percaya diri mereka akan menang dengan orang yang lebih banyak.
“Itu artinya lima dari kalian akan mati.” Ucap Kwang Tae tak takut, Dong Ki berisik kalau mereka tak boleh menembak lima kali, batasnya hanya 4 peluru. Kwang Tae pikir itu terserah padanya.
“Hei, ini sepertinya hanya empat tembakan. Empat dari kalian akan mati.” Ucap Kwang Tae yakin
Dalam kegelapan berdiri anak buah lainya mengepung, Ha Wan Seung turun dari tangga berteriak memangggil Jang Do Jang untuk keluar dari persembunyianya, sambil berteriak mengumpat mengajak agar menyelesaikanya dan pulang.
Perkelahian pun dimulai, Wan Seung mengunakan alat pemadam. Di luar ruangan telihat pria berkepala plontos. Do Jang melihat anak buahnya sedang berkelahi lalu menyuruh salah seorang anak buahnya membawa pipa besi. Sang anak berjalan masuk ke dalam perkelahian dan langsung memukul kepala Wan Seoung. Wan Seung pun jatuh pingsan, matanya sempat melihat Do Jang yang berjongkok tak jauh darinya. 


[Sebuah kemenangan bagi Detektif berpengalaman]
Pemilik Minimarket yakin kalau pasti pencurian karena barang-barangnya sudah sering hilang. Polisi lain meminta agar si Bibi memeriksa yang benar karena mereka itu sedang sibuk. Si bibi yakin dengan perhitunganya yang tak salah. Si polisi pun menuduh kalau karyawanya yang melakukanya.
“Aku meneleponmu untuk menangkap pelakunya.” Ucap si bibi kesal, Polisi melihat Tidak ada bukti tak mungin bisa menangkap pelakunya ketika tidak ada bukti.
“Apa kau menemukan sesuatu? Seseorang yang mencuri  atau sesuatu yang mencurigakan.”tanya Si polisi pada Hong Joon Oh yang sedang melihat rekaman CCTV. Joon Oh mengatakan belum menemukanya. Polisi menyuruh Joon Oh mencari saja sementara ia akan berkeliling.
“Ini hari pertamaku bekerja di sini.” Kata Joon Oh binggung, Senior polisi mengatakan kalau  Pengalaman pertama itu penting dan menjai kesempatan besar lalu memberikan semangat.
“Hei... Bagaimana kau bisa menyerahkannya ke orang baru?” teriak si bibi kesal 


Joon Oh kembali melihat rekaman CCTV sambil bertanya apakah uangnya  hilang dalam laci. Si Bibi mengataka kalau hanya ia yang bisa membukany. Joon Oh pun mengartikan kalau hilang di dalam toko. Si bibi yakin kalau itu pencuri.
“Lalu mengapa tidak ada rekaman seseorang mencuri itu? Padahal ada banyak CCTV di dalam toko.” Kata Joon Oh
“Kau harus mencari tahu siapa yang melakukannya, Polisi.” Kata si bibi, Joon Oh mengaku kalau ia bukan polisi tapi Letnan yaitu seorang Kepala kantor polisi. Si bibi kaget mendengarnya.
“Apa Kau Kepala yang baru? Aku pikir itu dia.. Wah. Kau terlihat sangat muda. Kau bahkan tidak terlihat berumur 30an.” Komentar Si bibi, Joon Oh membenarkan. 


Tiba-tiba Yoo Seol Ok berada disamping Joon Oh melihat ke rekaman CCTV dan berteriak “Berhenti.” Joon Oh binggung tiba-tiba wanita yang tak dikenalkanya berada disampingnya. Seol Ok menunjuk seorang Karyawan yang aneh. Semua langsung menatap CCTV bertanya yang mana dan dimana. Si bibi melihat kalau orang itu adalah anak laki-laaki yang menjaga toko saat ia tak ada.
“Dia sangat gugup... Coba Kau Lihat. Dia grogi..” ucap Seol Ok. Bibi Pikir anaknya lelah
“Tapi direkaman CCTV lainya dia tidak grogi lagi.” Ucap Seol Ok, Si bibi memberitahu kalau anaknya itu memang pemalu
“Setiap kali anak ini muncul, ia grogi. Tangannya gemetaran” kata Seol Ok

Joon Oh akhirnya mencoba melihatnya di hari yang lainya, kalau menurutnya anak si bibi sama saja di hari yang lainya dan tidak terlihat akan mencuri. Si bibi kesal pada Seol Ok menyuruh membayar saja belanjaanya, Seol Oh menaruh di meja kasir barang belanjaanya.
“Anak itu hanya menggunakan kartu untuk membayar.” Kata Seol Ok
“Siapa yang membayar dengan uang tunai saat ini? Semua orang menggunakan kartu” kata si bibi, Seol Ok pun ingin membayar mengunakan dengan kartu juga.
“Kau tidak bisa membayar dengan kartu perpustakaan!” teriak si bibi kesal mengembalikan kartunya

Joon Oh menyebutkan kartu Perpustakaan Kabupaten Seodong. Seo Ok memperlihatkan kartu yang dimilikinya itu sama karena sering datang dan Joon Oh melihat dengan jelas dari layar kartu yang sama.  Si bibi kaget kalau seseorang menggunakan kartu Perpustakaan untuk membayar. Seol Ok memberitahu kalau tidak ada yang mencuri tapi anak si bibibyang membiarkannya.
“Dia tahu sedang direkam CCTV, jadi ia berpura-pura membayar dengan Kartu. Dia hanya datang ke sini ketika anakmu bekerja karena...” ucap Seol Ok, saat itu seorang anak remaja baru saja kembali dari sekolah.
“Ini seragam yang sama seperti anak itu pakai.”kata Seol Ok. Si bibi langsung mengejar anaknya berteriak marah dengan ingin memukul mengunakan sapu. 


 Si bibi memarahi anaknya yang mengambil uang padahal  sudah memberikannya uang saku. Seol Ok dan Joon Oh datang mendekat, Si anak mengaku kalau dirinya frustrasi dan tak mengerti. Seol Ok melihat kancing baju si anak hilang, bahkan Salah satunya beda warna dan sepatuny terlihat kebesaran jadi mengikat tali sepatu dengan kuat. Si bibi pun bertanya dimana sepatunya itu.
“Aku pikir kau harus bicara dengan gurunya. Mungkin seseorang membully anakmu.” Usap Seol Ok
“Aku tidak tahu karena terlalu sibuk bekerja.” Kata si bibi sedih
“Kami memiliki Tim Pencegahan Kekerasan Sekolah, jadi jangan khawatir.” Kata Joon Oh, Si Bibi pun minta bantuanya. Seol Ok pun mencari kesempatan agar bisa mendapatkan diskon dari si bibi. 

[Seol Ok, Ratu Misteri]
Seol Ok memanggil ibu mertuanya kalau Sarapannya sudah siap. Si ibu bertanya keberadaan Ho Chul. Seol Ok memberitahu kalau suaminya banyak kerjaan, jadi tidak bisa pulang. Si ibu mengeluh kasihan pada anaknya dan berharap tidak melewatkan sarapan.
Salah seorang wanita turun dari lantai atas meminta izin pergi, Ibunya bertanya apakah tak sarapan. Seol Ok tahu kalau adik iparnya itu tak pernah makan sejak SMA. Ibu mertua mulai mencoba masakan Seol Ok dan mengeluh kalau rasanya asin.
“Bagaimana kau akan membuka Toko dengan keterampilan memasak begini?” keluh Nyonya Park Kyung Sook.
“Aku akan mencoba. Apa tidak enak?” tanya Seol Ok, Nyonya Park hanya bisa menghela nafas tak ingin makan lagi karena sudah terlambat. Seol Ok pun bertanya kemana ibu mertuanya akan pergi.
“Memangnya aku wanita tua yang harus tinggal di rumah? Aku ada seminar.” Kata Nyonya Park, Seol Ok pun memberikan semangat pada ibu mertuanya.
“Apa kau keluar hari ini?” tanya Ibu mertuanya, Seol Ok mengaku  akan ke Toko makanan.
“Jangan ngobrol dengan perempuan yang tidak berkelas. Kau akan mempermalukan suamimu jika melakukannya.” Pesan ibu mertuanya, Seol Ok mengerti 


Saat itu Nyonya Park sedang sibuk maen Go Stop dengan ibu-ibu sebayanya. Salah seorang wanita menanyakan tentang menantu Nyonya Park yang masih muda. Ibu yang mengunakan topi yakin keduanya melakukannya dengan baik dengan pergi belanja dan minum teh bersama-sama. Nyonya Park binggung karena keduanya tidak pergi belanja bersama-sama.
“Aku melihatnya dengan pria tinggi. Dia punya kulit yang halus. Dan dia... tersenyum dengan matanya.  Dia tampak muda, seperti mahasiswa jika dari belakang.” Ucap si ibu lainya, Nyonya Park terlihat memikirkanya.
“Apa itu Petugas Hong?” ucap si ibu-ibu bertopi 
Didepan kantor polisi, Joon Oh menerima telp dengan senyuman bahagia mengetahui kalau si penelp sedang ada dijalan dan bertanya dimana mereka akan bertemu. Seo Ok sambil menjepit ponsel di bahunya merasa kalau Orang-orang bisa melihat mereja jadi akan menemuinya di loker karena ada yang ingin dikatakanya.

Nyonya Park masih maen dengan kembali menang, lalu yakin dengan menantunya yang tak mungkin berkencan dengan polisi karena Suaminya seorang jaksa dan Jaksa itu diatas Polisi, temanya pikir kalau tidak ada hubungannya jikaingin  selingkuh. Tapi Nyonya Park yakin kalau Tidak semua orang bisa selingkuh.
“Dia tidak punya pendidikan, tidak ada uang. bahkan tidak memiliki latar belakang yang baik. Dia beruntung punya suami Jaksa. Pria tidak akan jatuh cinta padanya. Kalian tidak tahu apa-apa.” Kata Nyonya Park yakin 


Seol Ok siap-siap dengan pakaianya lalu menelp Kim Kyung Mi memberitahu kalau ibu mertuanya datang agar mengatakan sesuatu. Kyung Mi mengeluh kalau Ibu mertuanya sangat teliti. Seol O meminta temanya kalau ia pergi untuk beli bahan makanan.
“Mengapa juga kau beli bahan makanan?” kata Kyung Mi
“Aku harus menjumpai Petugas Hong lagi.” Kata Seol Ok ,
“Kau santai sekali. Ini terlalu berbahaya. Kau tidak bisa menipu Ibu mertuamu...” kata Kyung Mi.Seol Ok tak peduli karena sangat bersemangat.

Nyonya Park masih terus asik bermain, sementara temanya berkomentar kalau kalau ada sesuatu yang mencurigakan karena menantunya itu sering keluar. Nyonya Park memikirkanya, si wanita bertopi bertanya apakah Seol Ok itu sering menerima telpon rahasia, karean Itu sudah tanda-tanda.
Flash Back
Nyonya Park mengambil minum dari kulkas dan melihat Seol Ok yang sedang berbicarai di teras dan kaget saat ia mendekat dan langsung menutup ponselnya, setelah itu berlari pulang dengan wajah bahagia. 

Nyonya Park mencoba makann buatan menantunya, tapi rasanya tak enak. “Dia memiliki seorang teman yang punya usaha makan siang. Bisnisnya booming dan Dia pergi ke sana setiap hari untuk belajar memasak. Tapi masakannya tidak pernah enak.” Cerita Nyonya Park merasakan sangat asin. 


Akhirnya Nyonya Park mengambil ponselnya menanyakan keberadaan Seol Ok sekarang. Salah seorang yakin Seol Ok tak mungkin jujur. Seol Ok mengaku sedang ada di restoran Dosirak Nyonya Park pun memberitahu menantunya ada restoran temanya.
Sementara Seo Ok sedang berjalan menuruni tangga penyebrangan.  Temanya pikir Nyonya  tidak boleh percaya itu dan mengusulkan untuk pergi melihatnya. Semua pun setuju karena merasa main kartu sudah membosankan.Nyonya Park hanya  bisa menghela nafas melihat tingkah teman-temanya. 

Joon Oh memberitahu dua rekan kerjanya kalau akan pergi dan memeriksa kasus. Polisi lain tahu Joon Oh akan menangangi  Kasus loker Pasar Bangtan dan akan ikut. Joon Oh menolak karena banyak kerjanya di kantor jadi lebih baik di kantor saja
Si seniornya melihat Joon Oh heran, semantara Junior lain melihat Joon Oh seperti Sherlock Holmes, yaitu Kasus paket yang hilang dan kasus pencurian ponsel karena kasus itu tak bisa diselesaikan oleh detektif. Si senior dengan sinis merasa Joon Oh cuma beruntung.
“Dengan Baik kepadanya tidak akan memberimu promosi, jadi Jangan buang energimu.” Ejek Si senior keluar dari ruangan.
“Apa kau pergi ke suatu tempat?” tanya si junior, Seniornya mengaku akan pergi patroli. Juniornya dengan wajah dongkol tahu kalau si senior itu pergi ke sauna. 


Semua sudah ada didepan restoran dosirak milk Kyung Mi tapi tak melihat Seol Ok ada didalamnya. Nyonya Park yakin Seol Ok pergi beli bahan makanan tapi temanya yakin kalau ada yang aneh lalu lebih baik memeriksa dan menelp bagian kantor polisi dan menanyakan keberadan Joon Oh sekarang.
Si Ibu bertopi yang menelp mengetahui Joon Oh sedang patroli di Pasar Bangtan, Temannya yakin keduanya pasti bersama-sama. Nyonya Park tak yakin menurutnya untuk apa anaknya bersama-sama. Si ibu bertopi mengajak mereka pergi ke Pasar Bangtan untuk memeriksanya, Nyonya Park pikir kenapa harus pergi ke sana.
“Untuk memeriksa apa mereka bersama-sama.” Ucap si ibu bertopi, Nyonya Park menantang kalau tak seperti itu.
“Maka mereka tidak bersama-sama jadi Kita bisa cari makanan ketika disana.” Kata teman yang lainya. Nyonya Park hanya bisa menghela nafas. 

Seol Ok sudah ada di pasar melihat di depan loker, lalu menemukan ceceran sebuk dibawah. Joon Oh datang memberitahu kalautidak perlu sarung tangan karena sudah mencetak hasilnya. Seol Ok pun menyapa Joon Oh yang baru datang menjelaskankalau hanya karena kasus per kasusnya dibuka kembali.
“Semua laporannya sudah tercoreng dan tumpang tindih. Jadi Ini tidak akan membantu.” Ucap Joon Oh
“Lokernya di tengah-tengah pasar. Aku menyimpan tasku disini ketika berat.” Cerita Seol Ok, Joon Oh bertanya apakah Seol Ok tinggal didekat pasar ini juga. Seol Ok mengelengkan kepala.
Seol Ok lalu berjalan ke bagian loker yang rusak kalau si pelaku Sangat berusaha sekali. Joon Oh bertanya apakah Seol Ok melihat sesuatu, Seol Ok mengaku  melihat energi dan waktu dibuang percuma-Cuma, seperti Sebuah metode yang tidak fokus dan rumit dan pelaku yang amatiran.

“Seorang yang profesional tidak akan jelas begini. Seorang profesional akan masuk ke loker dengan cepat dan mudah. Dia mendapatkan salinan kunci loker dan mengubahnya untuk membuat kunci cadangan.” Ucap Seol Ok sudah bisa membayangkanya.
“Jadi dia menggunakan kunci cadangan untuk membuka loker lainnya? Lalu aku harus mencari orang dengan catatan kriminal yang serupa.” Kata Joon Oh dengan penuh semangat.
“Dia seorang pemula. Dia tidak pernah memecah loker sebelumnya. Pada awalnya, dia pikir itu mudah. Dia memasukkan sesuatu yang tajam ke lubang kunci. Ketika itu tidak terbuka, maka ia menggunakan sesuatu yang lain. Sesuatu seperti linggis Dia memaksa dengan kuat.”Jelas Seol Ok dengan membayangkan si pelaku mengunakan benda tajam.
“Dia pasti orang yang kuat... jika ia bisa membuka pintu baja.” Komentar Joon Oh

“Dia lebih baik di loker berikutnya dan membuka sisanya dengan sedikit usaha. Ia berarti ia melakukannya dari kiri ke kanan. Jadi pelakunya... Dia membuka sesuai urutan.” Kata Seol Ok
“Mengapa dia berhenti di tengah jalan?” tanya Joon Oh
“Siapa yang menjaga loker ini?” tanya Seol Ok, Joon Oh mengatakan Kios-kios pasar, loker, dan kantor dijaga oleh dua penjaga keamanan dan pergi patroli jam 7 setelah pasar tutup. Pada saat mereka mengelilingi pasar, Itu sekitar satu jam.
Seol Ok pikir itu berarti penjaga patroli mengejutkannya jadi muncul saat belum selesai beraksi, Joon Oh pikir masuk akal karena Penjaga itu melihat ada yang aneh di tengah malam dan menemukan loker rusak pada jam 1. Seol Ok pun mengartikan kalau pelakunya tidak bisa menyelesaikan dalam satu jam.

Petugas yang berpatroli kaget melihat loker yang sudah rusak, Seol Ok pun bertanya Apa yang diambil pelaku. Joon Oh juga merasa ada yang anehm karena tidak menyentuh uang tunai. Seol Ok binggung setelah semua kerja kerasnya tak mengambil uang.
Joon Oh mengatakan pelaku meninggalkan laptop, MP3 player, dan dompet merek mewah tapi Beberapa bahan makanan upacara peringatan, susu bayi, dan satu set hadiah ginseng yang dicuri. Seol Ok binggung ada orang yang mencuri itu. Joon Oh pun mengatakan kalau tak tahu alasanya.

“Aku pikir pencurinya adalah... Seseorang yang miskin, tapi tidak pernah dianggap mencuri karena ia orang yang baik. Ulang tahun kematian ayahnya akan tiba, tapi tidak punya uang. Itulah kenapa ia datang ke loker tersebut.” Kata Joon Oh dengan membayangkan anak kecil
“Apa orang-orang menggunakan susu bayi untuk upacara peringatan?” kata Si Seol Ok
“Itu...Anak kecil ini...memiliki kakak...yang terluka saat bekerja di lokasi konstruksi. Itulah sebabnya dia harus mengurus sendiri keponakannya. Susu bayinya untuk mereka.” Kata Joon Oh
“Bagaimana dengan hadiah ginseng?” tanya Seol Ok
“Dia pasti tinggal dengan ibunya.” Kata Joon Oh
“Seorang pria muda yang bekerja untuk menghidupi...keponakan dan ibunya...bukankah membutuhkan uang tunai?” kata Seol Ok , Joon Oh membenarkan bisa membeli itu dengan uang dan ingin tahu alasan mencuri.

Seol Ok yakin kalau pelaku jelas seorang amatiran. Joon Oh berpikir kalau anak-anak yang melakukannya untuk bersenang-senang. Seol Ok yakin Anak-anak tidak melakukan itu, walaupun Orang ini tidak profesional, tapi orang ini berusaha dengan baik bagi seorang amatiran dan yakin pasti orang dewasa yaitu orang dewasa yang berbahaya.

Semua ibu-ibu merasa kelelehan dan mengajak untuk istirahat duduk didekat loker, Si ibu bertopi membahas kalau Seseorang merampok loker. Nyoyaa Park merasa menakutkan merasa lebih baik membawa semua barang tidak peduli berat sekalipun.
Mereka melihat ke arah Wan Seung yang ada didepan loker dengan wajah yang kasar yakin seperti pembuat onar. Keduanya pergi meninggalkan pasar, salah satu ibu-ibu berpikir kalau mereka pencurinya. Nyonya park yakin pasti sudah lebih dulu kabur bukan ada dipasar. 

Wan Seung melihat wajahnya di kaca spion lalu memberitahu Dong Ki kalau jahitanya lepas dibagian dagunya. Dong Ki pikir akan infeksi dengan membawa secangkir kopi. Wan Seung meminta agar diberi salep.
Sementara di dalam restoran, Seol Ok duduk melihat rekaman CCTV melihat wajah Wan Seung menurutnya tidak terlihat seperti tipe orang yang ke pasar untuk beli bahan. Joon Oh berpikir Wan Seoung preman dengan menatap kamera CCTV.
“Dia memiliki banyak bekas luka di wajahnya dan mungkin anak buah gangster. Bos sekarang tidak melakukan apa pun yang merugikan mereka.”Kata Seol Ok yakin.
“Dia tampak mencurigakan, mengintai di daerah tersebut. Apa Kau pikir itu dia?” ucap Joon Oh
“Kau bisa membawa dan menginterogasinya.”ucap Seol Ok
“Itu pasti sulit dilakukan. Kantor ingin aku menutup ini Karena ini bukan kasus pidana besar. Perampokan kecil tersebut tidak akan menaikkan kinerja kami.” Jelas Joon Oh
“Ini bukan perampokan kecil. Ini adalah... Kasus narkoba.” Kata Seol Oh



Wan Seung dan Dong Ki sudah masuk mobil dan siap pergi. Wan Seung meminum kopi seperti minum air putih langsung sekali tegusk. Dong Ki sampai melonggo karena kopinya itu panas, Wan Seung seperti tak peduli dan mengajak mereka segera pergi saja.
Ibu-ibu kembali berjalan merasa kalau sangat lelah dan kembali duduk didepan cafe sambil mengeluh karena mengetahui info kalau Joon Oh ke pasar tapi menemukanya, Salah satu berpikir itu Pasar Baebang. Si wanita yakin kalau itu pasar Bangtan dan melihat sebuah mobil polisi.

“Kita menemukan tempat yang tepat jadi tidak harus berjalan lagi. Kita bisa menunggu di depan mobil ini” kata si ibu bertopi, salah seorang pamit pergi lebih dulu dan ingin membeli kue beras lebih dulu.
“Bagaimana jika Petugas Hong tiba di sini sebelum kau kembali?” keluh ibu lainya, tapi si ibu tetap berjalan pergi. 
Di dalam cafe
Seol Ok membahas pelaku yang merampok loker dari kiri ke kanan dan strateginya dari atas ke bawah menurutnya anak-anak tak mungkin merencanakan. Ia membayangkan semua seperti Wan Seung yang membuka loker dengan linggis. Joon Oh pun melihat Tapi tak satu pun uang yang hilang Yang dirampok adalah bahan makanan untuk ritual. Seol Ok bertanya apa yang diambil.
“Dia mengambil goreng bubuk untuk membuat pancake, mentega, dan tepung.” Ucap Joon Oh,  Seol Ok pikir tak ada yang bisa dilakukan anak-anak dengan itu.

“Anak sekarang sudah kuat-kuat.” Pikir Joon Oh, Seol Ok bertanya Mengapa mereka ingin hadiah ginseng?
“Dia seorang amatiran ketika mencuri. dan dia tidak peduli tentang uang.” Kata Seol Ok
“Jika ia tidak mau uang, Mengapa ia merampok loker?”ucap Joon Oh binggung
“Dia sedang mencari sesuatu. Sesuatu yang lebih berharga dari uang. Sesuatu yang sangat besar. Petugas Hong, ini kasus narkoba.” Ucap Seol Ok yakin
Joon Oh pikir Ini bukan kawasan hiburan dewasa. Jadi mengata ada orang yang menaruh obat di pasar. Seol Ok yakin salah kirim dan ada hubungannya dengan perdagangan narkoba. 


Di luar cafe  Ibu yang membeli kue beras pun datang. Sementara di dalam ruangan, Joon Oh mengucapkan terima kasih pada Seol Ok karena membantuny dalam penyelidikan padahal sangat putus asa, tapi bisa memecahkan kasus-kasus berkat bantuan Seol Ok.
“Namun, Aku pikir kau salah kali ini. Bagaimana bisa perdagangan narkoba?” ucap Joon Oh
“Satu set ginseng. Apa itu bubuk semua?” tanya Seol Ok, Joon Oh membenarkan.
“Ginseng bubuk, Mentega, susu bayi, tepung.” Seol Ok yakin itu aneh
“Bubuk putih, Tepung. Orang menyebutnya narkoba atau tepung. Pencurinya sedang mencari bubuk putih yang... senilai 300.000 dolar per 1kg Jika murni, naik 350.000 dolar.” Kata Seol Ok
“Apa itu sebabnya dia tidak peduli uang tunai? Tapi tetap saja, bagaimana orang bisa meninggalkan obat-obatan... yang bernilai ribuan dolar di pasar?” ucap Joon Oh
“Itu kesepakatannya. Sebuah kesepakatan yang ditutupi antara agen besar dan kecil. Tapi ini jelas sekali. Itu tidak sesuai rencana mereka, ada kecelakaan dalam pengiriman.” kata Seol Ok
Joon Oh yakin Mereka kehilangan kunci. Seol Ok yakin juga kehilangan pria pengirimannya. Mereka tidak bisa mencari tahu di mana barang-barang itu. Itu sebabnya mereka membuka semua. Joon Oh pikir Jika ini benar kasus narkoba. Seol Ok yakin Ini mungkin berhubungan dengan geng.  Joon Oh yakin itu Anggota geng dari CCTV menunjuk ke arah wajah Wan Seung yang di layar CCTV.
Bersambung ke Part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


Tidak ada komentar:

Posting Komentar