PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 03 April 2017

Sinopsis Radiant Office Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBC
Ho Won keluar dari lemari memberitahu kalau itu dirinya, Woo Jin kaget melihat HoWon yang ada di dalam rumahnya. Ho Won melihat kain pel yang dibawa Woo Jin berpikir kalau akan memukulnya, Woo Jin mengelak dengan menjauhkan darinya.
“Kenapa kau ada di sini?” tanya Woo Jin, Ho Won mengaku kalau  kerja paruh waktu dirumah Woo Jin
“Jadi yang bersih-bersih rumahku, masak, dan beli tanaman..., ...kau orangnya?” ucap Woo Jin, Ho Won mengangguk
“Tapi, GM Seo..., apa kau bisa pakai bajumu?” ucap Ho Won tertunduk malu karena melihat Woo Jin hanya mengunakan pakaian dalam 

Woo Jin sudah memakain pakaian sambil minum didapur masih tak percaya karena dari sekian banyak rumah harus berkerja dirumahnya dan berpikir Ho Won itu punya dendam padanya. Ho Won mengaku kalau  harus bekerja biar bisa makan dan hidup tak mungkin tahu kalau ini rumah Woo Jin
“Aku tadi kaget melihat tirai yang ada fotomu. Tadinya aku mau pulang...,tapi tiba-tiba kau datang.  Makanya aku sembunyi.” Jelas Ho Won
“Apa kau tak punya pekerjaan sambilan yang lain?” keluh Woo Jin
“Ini juga bukan keinginanku untuk kerja disini. Aku juga berharap kalau punya kerjaan yang lebih bagus biar tidak kerja disini.” Sindir Ho Won
Woo Jin merasa Ho Won itu bicara seperti menyalahkan dirinya, membuat harus kerja paruh waktu dirumahnya. Ho Won mengingatkan kalau Woo Jin yang memecatnya, karena dianggap tidak pantas kerja di Hauline.

Ho Won ingat perkataan Woo Jin “Kompetisi harus adil, dan prosesnya harus transparan. Tidak adil namanya jika memberikan kesempatan pada orang yang tidak bisa menjamin hal itu.” Lalu ingin mengajukan satu pertanyaan karena dirinya sudah dipecat.
“Kau bilang "Kompetisi harus adil, dan prosesnya  harus transparan"? Memangnya apa hidup ini  sudah adil? Bagiku..., hidup itu seperti kain lap. Aku harus membersihkan rumahmu tanpa sadar setelah kau memecatku. Begitulah hidup yang kujalani.” Ucap Ho Won
“Itu cuma kebetulan saja. Jadi maksudku...” ucap Woo Jin yang disela oleh Ho Won
“Bukannya dihargai karena sudah bekerja keras, aku malah muak. Aku tak pernah mengalami keadilan dalam hidupku. Kenapa dunia ini tidak adil padaku saja?” keluh Ho Won
Woo Jin lalu memperlihatkan foto Dokter Seo dari ponselnya dan bertaya apakah mengenal orang itu. Ho Won mengenalnya. Woo Jin bertanya Apa minta bantuan padanya agar diterima posisi sementara dan yang mencarikan pekerjaan. Ho Won binggung, karena ia mengenal Dokter Seo dengan profesinya sebagai dokter. Woo Jin kali ini yang kaget ternyata tak seperti dugaanya. 


Ho Won keluar dari rumah merasa dirinya sial dan mengeluh kenapa harus rumah Manager Seo yang dibersihkan. Woo Jin dari jendela rumah meihat Ho Won yang berjalan dengan wajah lesu sambil bertanya “Apa ada pekerjaan paruh waktu yang belum dicoba Ho Won
”Jika hidup memang tidak adil...,terus kenapa dia  bertanggung jawab atas kesalahan bosnya?” keluh Woo Jin lalu menahan tawa melihat Ho Won menari-nari dengan wajah bahagia sambil mengejek apakah harus sesenang itu. 

Ho Won datang menyapa semua pegawai, Ki Taek dan Kang Ho kaget begitu juga Ji Na melihat Ho Won kembali ke kantor. Ho Won  mengatakan kalau dipekerjakan lagi. Saat itu Woo Jin datang dan Ho Won menyapa lebih dulu. Woo Jin dengan nada dinginya menyuruh Ji Na agar datang ke ruanganya. Ji Na sedikit panik di panggil oleh bosnya.  

“Kenapa kau menyalahkan orang lain  atas kesalahanmu?” ucap Woo Jin, Ji Na terlihat kaget Lalu Woo Jin memperlihatkan surat Kontrak Pesanan
Ji Na membela diri kalau bukan seperti itu maksudnya tapi  lupa kalau sudah menandatanganinya. Woo Jin tak percaya Ji Na tidak  bertanggung jawab sekali dan tak mungkin bisa mempercayainya lagi mulai sekarang. Ji Na hanya bisa meminta maaf dan berusaha menjelaskan tapi Woo Jin menyela.
“Aku tidak menanyai Eun Ho Won  kenapa dia rela jadi yang disalahkan. Aku tidak akan mengungkit hal ini  lagi agar aku tidak mempermalukanmu. Tapi mulai sekarang,  aku akan mengawasimu. Aku tidak akan mengampuni  kesalahan seperti ini lagi.” Tegas Woo Jin, Ji Na mengangguk mengerti dan akan mengingatnya. 

Ho Won menempelkan nama didepan meja kerjanya, Kang Ho mengeluh Ho Won yang tak memberitahu saat ia kemarin saling mengirim pesan. Ho Won memberitahu kalau Semalam ada kejadian tak terduga. Kang Ho ingin tahu apa kejadian itu.
“Aku khawatir sekali waktu bilang kau mau pindah.” Ucap Kang Ho
“Manager Seo meneleponku. Dia menyuruhku kerja lagi, Ternyata ada kesalahpahaman.” Cerita Ho Won berbohong. 

Yong Jae sedang berlatih bahasa china dikagetkan saat melihat Ho Won ada di kantor dan berpikir kalau datang ingin  minta uang pesangon dan mengatakan kalau Ho Won tidak berhak minta uang pesangon. Ho Won memberitahu kalalu Manager Seo menyuruhnya kerja lagi. Yong Jae tak percaya mendengarnya.
“Ini tidak pernah terjadi pada  seorang karyawan sementara sebelumnya. Kau memang sosok ikonik kebangkitan.” Ucap Yong Jae lalu menyuruh Kang Ho agar ikut denganya.
Tuan Heo dan Suk Kyung baru datang ikut kaget melihat Ho Won kembali ke berkerja.   Suk Kyung bertanya Apa Manager Seo menyuruhnya kerja lagi, Ho Won menganguk, Suk Kyung pikir itu bagus dan Tuan Heo pun Selamat datang kembali pada Ho Won.
Woo Jin keluar ruangan memberitahu kalau akan ada rapat jadi berkumpul ke ruang rapat. Ho Won sempat menatap atasanya, tapi Woo Jin seolah-olah tak mengubrisnya. 

Ji Na mengajak Ho Won bicara membahas tentang  kesalahan pesanan itu dan minta maaf dan ingin tahu alasan Ho Won bersedia disalahkan. Ho Won mengaku tak sengaja lihat foto Ji Na di dompetnya Ki Taek.
“Apa kau bersedia disalahkan karena kau tahu Ki Taek yang tadinya ingin rela disalahkan?” ucap Ji Na tak percaya
“Aku ingin hal itu dirahasiakan dari dia.” Kata Ho Won, Ji Na menduga keduanya sedang berkencan tapi menyadarkan diri kalau  bukan urusannya lagi.
“Aku melakukannya sebagai rasa terima kasih saja padanya.” Kata Ho Won. Ji Na bingung mendengarnya. 

Saat itu Yong Jae datang melihat Ji Na seperti denagan menginterogasi Ho Won, Ji Na menegaskan tidak menginterogasinya. Ho Won akan keluar dari pantry, Yong Jae langsung menghentikan langkahnya.
“Karyawan sementara akan beraktivitas sebagai relawan Minggu ini. Jadi luangkan waktu kalian.” Ucap Yong Jae. Kang Ho binggung karena mereka  yang harus pergi
“Tentu saja. Sepertinya aku tidak bisa datang kali ini. Jadi Kalian harus datang menggantikanku.” Ucap Yong Jae
“Apa Kau mau bolos lagi?”sindir Ji Na
“Nenekku itu lagi sakit. Aku harus membesuknya di rumah sakit, karena aku ini anak tertua.” Ucap Young Jae.

Ji Na pun ingin tahu itu nenek dari keluarga ibu atau ayahnya,  Yong Jae mengaku kakau nenek yang dikenalnya, Ji Na ingin Yong Jawablah yang benar karena tahu Salah satu nenek Yong Jae sudah beremigrasi ke Amerika Serikat.
“Kau saja tidak datang... waktu pesta Tahun Baru karena harus mengantar nenekmu ke bandara.” Ucap Ji Na. Yong Jae membenarkan dengan wajah gugup.
“Aku iri sekali padamu. Kau punya nenek  di seluruh dunia dan Kau juga punya kakek yang tiba-tiba sakit di saat waktu yang tepat.” Sindir Ji Na. Yong Jae berdalih Ji Na yang selalu bicara aneh.
“Aku ini MV-nya Hauline.” Ucap Yong Jae bangga, Kang Ho bisik bertanya pada Ki Taek apa artinya MV. Ki Taek pikir itu sepertinya nama mereka.

Yong Jae yang mendengarnya hanya bisa mengeluh memberitahu kalau MV itu pekerja sukarela andalan yang selalu ada tiap dibutuhkan dan berkontribusi pada lingkungan masyarakat. Ji Na merasa Yong Jae hanya omong kosong menyuruh Yong Jae kalau tak datang lebih baik meminta izin pada Woo Jin langsung dan berjalan pergi dan mereka semua harus ikut pekerjaan sukarela.
Yong Jae mengeluh kalau Ji Na  ingatannya bagus sekali dengan gaya sombongnya memberitahu kalau Suatu acara bisa sukses harus ramai dan banyak orang dengan mengibaratkan tangan kanannya bahkaan harus tahu yang dilakukan oleh tangan kirinya.
“Kalian harus datang menggantikanku” ucap Yong Jae lalu keluar dari ruangan.
“Kau harusnya bisa tak ikut acara sukarela  kalau tadi tidak kerja lagi disini. Apa Kau menyesal kerja disini lagi?” kata Jae Min
“Tidak, ini malah kesempatan bagus. Aku senang bisa ikut di acara seperti itu.” Kata Kang Ho
Jae Min pun keluar ruangan, Ki Taek pikir Kang Ho bisa mengomel pada Jae Min sebagai senior di tempat kuliah. Kang Ho pikir kalaau Jae Min dirinya bos karena statusnya karyawan tetap. Ketiganya hanya bisa pasrah dengan status sebagai karyawan kontrak yang dilakukan semena-mena. 


Dokter Seo datang ke ruangan menyapa semuanya, Ho Woon kaget melihat dokter yang datang bertanya alasan datang. Dokter Seo mengatakan ingin bertemu dengan Woo Jin. Saat itu Manager Park baru datang mencari Ho Woon karena seharusnya menyapa lebih dulu setelah kembali berkerja.
Ia langsung kaget melihat Dokter Seo yang datang ke kantor. Dokter Seo memberitahu datang karena ada istirahat jam kerja dan menyapa Manager Park. Woo Jin pun keluar ruangan. Dokter Seo memberitahu kalau Manager Park sebagai pasian dan memperkenalkan produk Hauline saat membuka rumah sakitku lalu mengucapkan Terima kasih.
Manager Park merendahkan dirinya, lalu ingin tahu alasanya datang detang wajah panik. Dokter Seo mengatakan kalau Woo Jin meminta bantuan  terkait acara pekerjaan sukarela. Ji Na bertanya-tanya siapa pria itu karena terlihat tampan. Dokter Seo menatap Ki Taek dan Kang Ho seperti bisa mengingat dua pasien yang kabur dari rumah sakit. 

Manager Park mengintip dari luar ruangan bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi sekarang, akhirnya memilih untuk tak peduli dan pergi. Ji Na memberikan kartu nama sebagai penanggung jawab acara. Dokter Seo tahu kalau Ji Na adalah asisten manajer tim pemasaran dan satu tim dengan “Eun Ho Won-ku” Ji Na membenarkan tapi setelah itu tak percaya mendengar Dokter Seo menganggap Ho Won adalah miliknya.
“Seperti yang kau lihat, di  kegiatan kontribusi sosial perusahaan ini, kami akan menyumbangkan furnitur kami  kepada fasilitas umum di daerah terpencil. Kami juga akan bekerja sama  dengan rumah sakitmu dan memberikan mereka  layanan medis dan sosial.” Ucap Woo Jin mempersilahkan membaca dokumen lebih dulu
“Baiklah. Sepertinya bagus.. Aku akan mengajak rekan dokterku untuk ikut bergabung daripada melakukannya sendirian. Aku harus memeriksa jadwal mereka dulu..., jadi belum bisa memberikan  kepastian sekarang.” Kata Dokter Seo
“Pasti kau sibuk. Terima kasih  sudah meluangkan waktumu.” Kata Woo Jin, Dokter Seo pikir tak masalah malah berterima kasih sudah mengajaknya bergabung proyek ini.
“Kalian saja rela menggunakan waktu akhir pekan kalian buat menyelenggarakan acara ini dan semua memang semangat bekerja” ucap Dokter Seo memberikan senyuman. Tuan Heo menatap Dokter Seo seperti merasakan sesuatu yang berbeda. 


Ho Won berjalan bersama Dokter Seo mengetahu kalau nanti akan ikut dengan acara sukarela mereka. Dokter Seo membenarkan dan melihat Ho Won juga akan ikut. Ho Won memberitahu Pekerja sementara diwajibkan datang dan hampir kesal gara-gara statusnya, tapi karena Dokter Seo akan ikut membuatnya jadi bahagia.
“Manger Park cerita padaku kalau kau dipecat baru-baru ini. Menurutku aku harus membantumu.” Ucap Dokter Seo
“Dokter tidak perlu khawatir.  Aku dipecat karena kesalahanku sendiri. Lagipula, aku sekarang sudah bisa kerja lagi.” Kata Ho Won
“Kau harus cerita padaku kalau ada masalah. Siapa tahu, aku bisa membantumu.” Kata Dokter Seo
Ho Won yang mendengarnya merasa jadi tersentuh. Dokter Seo menegaskan kalau yang dikatakan serius dan meminta agar Ho Won mengantarnya sampai ke depan gedung. Ho Won pun dengan senang hati mengantarnya. 

Manager Park menelp Dokter Seo mengeluh karena seharusnya bilang kalau akan datang ke kantordan sangat kaget sekali waktu melihatnya. Dokter Seo malah sengaja menyindir Manager Park yang sekaget itu.  Manager Park mengaku hanya berkomentar saja.
“Manager Seo yang datang menemuiku duluan.” Ucap Dokter Seo, Manager Park Kaget mendenagrnya.
“Apa Kau pikir aku datang hanya karena acara pekerjaan sukarela? Menurutku lebih baik kita tidak usah saling bertemu secara langsung.” Ucap Dokter Seo lalu menutup telpnya. 

Tuan Heo heran dengan Woo Jin , apa sebenarnya yang akan dilakukanya.  Woo Jin mengaku kalau Ada yang ingin dipastikan yang awalnya kalau Dokter Seo itu dianggap sebagai pencari tenaga kerja, tapi  dari yang didengar, Profesinya sebagai dokter dan Karena penasaran, jadi menemuinya.
Flash back
Dokter Seo mengaku kalau  sudah banyak dengar tentang Woo Jin dan seperti sudah mengenalnya.  Woo Jin kaget kalau Dokter Seo sudah mengenalnya. Dokter Seo mengatakan kalau Woo Jin  sudah buat janji dengannya tentang  Asuransi kesehatan Hauline dan sudah banyak  dengar tentangnya.
“Eun Ho Won dari tim pemasaran  dan aku cukup dekat.” Akui Dokter Seo
“Bagaimana kau awalnya  bertemu dengannya? Menurut Eun Ho Won, dia bertemu denganmu saat dia mengirim furniture ke rumah sakitmu.” Ucap Woo Jin
“Ya. Benar. Aku memang bertemu  dengannya saat itu., taapi awal pertemuanku dengannya bukan pada saat itu. Ho Won tidak boleh tahu soal ini,  tapi sebenarnya kami sudah bertemu sebelumnya. Aku dulu dokter di ruang gawat darurat  di salah satu rumah sakit universitas. Itulah kali pertama aku  bertemu Ho Won.” Cerita Dokter Seo
Woo Jin kaget mengetahui ternyata Ho Won sebagai pasien darurat. Dokter Seo pikir itu sebagai informasi pribadi, jadi  tidak bisa memberitahunya. Menurutnya takdir mereka berdua sangat spesial Tapi Ho Won tidak ingat kalau ia sebagai dokternya Jadi meminta agar jangan memberitahukannya.
“Jadi, apa kau datang ke sini  karena kau sakit Atau kau ada keperluan lain?” tanya Dokter Seo seperti bisa melihat maksud lainya. 


Tuan Heo mengerti kalau acara pekerjaan relawan dijadikan alasan untuk mengetahui Dokte Seo. Woo Jin mengatakan  berencana menjadikannya  sebagai alasan jika dia memang  dokter sungguhan tapi malah membuatnya semakin penasaran dan Ada yang aneh dengan Dokter Seo. Tuan Heo pun dengan senang hati mencoba mencaritahunya.

Woo Jin melihat Ho Won dari balik jendela ruanganya, Ho Won sibuk menerima telp.Sementara Yong Jae terlihat menyuruh Ho Won segera masuk ruang rapat, Ho Won pun bergegas menyudahi telpnya karena akan segera rapat.
Woo Jin kembali mengingat ucapan Dokter Seo “Aku tadinya bekerja di ruang gawat darurat di salah satu rumah sakit universitas. Itulah kali pertama aku  bertemu Eun Ho Won.” Lalu ia pun bertanya-tanya alasan Ho Won bisa masuk UGD. 

Ho Won bertemu dengan seorang wanita, Yong Jae memperkenalkan seorang wanita sebagai  istri dari general manager yang sudah pensiun dan bertanggung jawab penuh atas asuransi karyawan jadi menyuruhnya agar berkonsultasi, Ho Won menganguk mengerti.
“Tapi, kau belum menua sama sekali. Orang bakal percaya kalau  aku bilang kau adikku.” Ucap Si wanita memuji Yong Jae
“Kau ini berlebihan sekali. Aku harus mengantar karyawan baru lainnya ke toko. Jadi silahkan bicara dengan Eun Ho Won soal asuransinya dan dia akan memberitahukannya ke karyawan baru lainnya.”ucap Yong Jae akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua. 

Si wanita pun memperkenalkan namanya Choi Seon Nyeo,  yang artinya peri , lalu mulai membahas penyebab kematian yang paling banyak di korea ,Kanker. Tumor dan yang palin di pikirkana saat itu yaitu Uang dan Biaya pengobatan dengan menjelaskan harga perngobatan Kanker hati, bi66,227 juta won sampai Kanker paru-paru, 46,573 juta won. Ho Won mengerti karena Penyakit juga butuh banyak uang.
“Karena itulah kau harus mendapatkan asuransi selagi kau masih muda dan sehat. Kau tidak sakit sekarang, kan?” ucap Si wanita, Ho Won mengaku kalau ia baik-baik saja.
“Hari ini hari, kau termuda dalam hidupmu.  Karena itulah ini waktu yang tepat.” Ucap Si wanita dan mulai melakukan persentasi tentang asuranisnya.

Ia merasa kalau Pada tahun pertama mulai  bekerja sebagai sales asuransi Ada seorang pemuda yang mencari nafkah berna Ko Bok Soo, menurutnya sangat beruntung setelah bertemu dengannya, setelah mendaftar dan Tiga bulan kemudian didiagnosis mengidap kanker otak.
“Bok Soo tinggal bersama ayahnya,  dan hidup miskin. Dia anak yang berbakti dan tidak tega minta uang  ayahnya buat berobat. Saat itulah... asuransi yang kutawarkan mengubah hidupnya.” Ucap Nyonya Cho
“Saat itu tiga bulan setelah  dia mendaftar asuransi. Bok Soo mendapatkan uang asuransi, lalu berobat dan bertemu dengan pacarnya serta menikahinya. Dia sudah punya dua anak sekarang. Hidup dia juga berkecukupan. Dan kabarnya  dia menjadi jaksa. Pokoknya, dia sangat beruntung bisa mendapatkan asuransi.” Ucap Nyonya Choi, Ho Won terlihat bersemangat

“Jika tiga bulan berlalu setelah kau menandatangani dokumennya..., maka kau tidak perlu khawatirkan uang kalau sedang sakit.”jelas Nyonya Choi, Ho Won pun bertanya kalau mati nanti.
“Bayarlah 150 ribu won per bulan...,dan kau akan mendapatkan 100 juta won jika kau meninggal. Bukan jumlah yang sedikit, 'kan? Uang itu bisa membantu keluargamu.” Kata Nyonya Choi agar menawarkan diri untuk Ho Won menandatangani dokumennya sekarang
“Aku bisa dapat uang asuransi jika aku tidak ke rumah sakit  selama tiga bulan, 'kan?” kata Ho Won memastikan. 



Ho Won duduk dikamar melihat surat persetujuan asuransi, lalu bertanya pada Hyo Ri sedang olahraga dan bertanya apakah memiliki asuransi, Hyo Ri mengatakan tidak karena lebih baik menabung, karena tak ada yang tahu kapan mereka mendapat uang asuransinya” Yah, kalau aku tahu kapan aku akan meninggal..., mungkin bisa daftar 10 asuransi.” Ucap Hyo Ri. Ho Won terlihat ingin tahu apa yang maksud perkataanya.  
“Dengan begitu, uang asuransi yang Kau dapatkan juga makin besar. Lagipula, uang itu juga tak ada gunanya setelah kau mati. Orang yang meninggal pasti akan dikasihani.” Kata Hyo Ri, Ho Won kesal mendengarnya memilih untuk kembali ke kamarnya.
Ho Won menatap lembaran asuransi, saat ingin memberikan tanda tangan merasa butuh waktu sehari lagi untuk berpikir. 

Manager Park mengunakan rompi pink mengeluh dengan warna yang tak cocok, sepeti nenek-nenek yang mau piknik Tapi  Karena anaknya Ketua juga ikut, jadi tak bisa bolos acara padahal menurut firasatnya  bisa menang main golf hari ini.
Ji Na membagikan rompi memberitau Woo Jin sudah menunggu jadi mereka agar cepat memakainya. Yong Jae heran melihat Manager Park yang tidak pernah  menghadiri acara seperti ini, tapi memilih untuk ikut.
Jae Min pikir kalau Manager Park tak ikut makan Yong Jae juga mau bolos. Yong Jae membenarkan, lalu mencoba rompi yang sangat sempat dibadannya dan mengeluh kalau harus melihat wajah atasanya diakhir pekan. Jae Min dengan sopan mengajak agar Yong Jae pergi bersama.
Ki Taek pun berpikiran yang sama kalau tak ingin melihat wajah Yong Jae  wajahnya hari ini, Ho Won merasa kalau rompi yang digunakan  membuat semua orang jabatannya sama Dan tidak ada diskriminasi  terhadap karyawan sementara. Kang Ho juga setujua karena acaranya bagus daj mengajak agar mereka harus semangat.

Mereka bersiap-siap untuk foto bersama dengan spanduk “Grup Relawan Hauline” Ki Taek dkk tak percaya kalau ada banyak karyawan yang ikut. Yong Jae masih mengeluh dengan jaketnya yang terlihat kesempitan.  Manager Park datang mengajak mereka segera foto. Dan memberitahu kalau berangkat dengan Tuan Lim jadi tak perlu mencarinya, Yong jae mengerti. Tuan Heo pun ingin ikut, Manager Park pun memperbolehkanya.
Woo Jin datang datang, Manager Park mengelur rekan kerjanya itu malah membuat orang yang lebih tua menunggu. Woo Jin akhirnya datang dan diminta agar berdiri ditengah. Fotographer mulai bersiap tapi melihat 3 orang dibagian belakang tak terlihat dan menyuruh Yong Jae pindah karena badanya terlalu tinggi berdiri ditengah.
Yong Jae kesal harus pindah tempat, Ho Won berdiri satu langkah kebelakang disamping Woo Jin, seperti merasa gugup. Woo Jin dengan santai menarik Ho Won agar berdiri tepat disampingnya. Mereka pun mulai berfoto dengan memberikan gaya sesuai dengan arahan fotographer.

Bus besar sudah diberi spanduk berlabel Grup Relawan Hauline, Ho Won masuk ke dalam bus dan hanya berdiri dengan kopi ditanganya. Ki Taek heran Ho Won malah berdiri saja. Ho Won memberitahu kalau tempat duduknya sudah di tempati orang. Ki Taek menyuruh agar duduk dibangku kosong bagian depan.
Sementara Ji Na duduk dengan Suk Kyung berpikir seharusnya bsia istirahat di akhir pekan dan menanyakan tentang Ah Young. Sk Kyung mengatakan kalau Ah Young rumah sendirian. Ji Na seperti kasihan mendengarnya.
Ho Won melihat hanya ada bangku Woo Jin yang kosong tapi enggan untuk duduk. Yong Jae baru masuk mengeluh Ho Won yang menghalangi jalannya. Ho Won pun berusaha memberikan jalan dengan meminta maaf.  Woo Jin sibuk menelp Dokter Seo kalau akan sampai satu jam lagi
Ho Won hanya diam saja, Woo Jin melihat sekeliling kalau kursi sudah penuh dan menyuruhnya duduk karena sudah mau berangkat sekarang. Ho Won pun duduk dengan memalingkan wajahnya karena takut. 


Bus melaju dijalan tol, Ho Won melihat Woo Jin yang memejamkan mata sambil mendengarkan musik, lalu melihat pemandangan diluar sedikit gembira. Tiba-tiba Woo jin bertanya Apa pernah sakit parah, seperti pernah masuk UGD. Ho Won berbohong mengaku tak pernah dan untuk apa pergi kesana.
“Apa kau sudah lama  kerja paruh waktu sebagai pembantu?” tanya Woo Jin
“Aku kadang melakukannya kalau punya waktu dan kalau mereka butuh orang pengganti. Tapi banyak orang tidak menyukaiku karena mereka pikir aku terlalu muda. Manager Seo, mengenia tirai fotomu itu.” Ucap Ho Won disela oleh Woo Jin kalau ingin membahas hal itu juga.
“Bukan aku yang memasangnya dan juga tidak membelinya. Rekan kerjaku dari tempat kerjaku yang lama memberikannya padaku  sebagai hadiah perpisahan.” Cerita Woo Jin, Ho Won mengangguk mengerti.
“Aku tadinya mau mengubahnya tapi nanti aku  harus beli tirai lagi, kalau kulepas. Tirai yang kuinginkan waktu itu lagi kosong di toko Dan aku tidak punya waktu buat menggantinya. Kau pasti tahu aku ini  sibuk, jadi Karena itulah aku membiarkannya saja.” Ucap Woo Jin bangga

“Aku hanya ingin bilang saja kalau fotomu bagus.” Kata Ho Wo memuji.
 Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTRAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar