PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 28 April 2017

Sinopsis Jealousy Incarnate Episode 5 Part 1

PS : All images credit and content copyright : SBS

Na Ri baru selesai operasi turun dari taksi, sambil menahan saki masuk ke dalam ruangan para pembawa acara ramalan berita. Teman-temanya melihat Na Ri yang terlihat pucat dan menahan sakit kaget, salah satunya menanyakan keadaanya. Yang lainya tahu kalau Na Ri sudah dipecat dan bertanya kenapa datang lagi. Na Ri masuk dalam ruang loker.
Ah, kau hendak membereskan barang-barangmu.” Komentar temannya mengikuti Na Ri ke loker.
Yeah, memang aku sarankan kau membereskannya  selagi mereka menyuruhmu melakukannya. Ambil bantalan pantat yang penting itu bersamamu.  Apakah ada yang lain lagi? Aku akan membantumu.” Ucap si temanya sinis melihat Na Ri yang mengeluarkan celana bantalan bokongnya.
Na Ri memakainya dengan cepat, setelah itu mengambil bedak dari tangan temanya agar tak terlalu pucat, temanya bingung melihat Na Ri malah mengambil bedaknya.
Kau tidak akan siaran, kan? Apa Kau akan menggunakan ini dan pergi siaran?” ucap temanya mengejek pada baju yang dipakai Na Ri. Na Ri menarik baju peningalan ibunya dengan tatapan sinis, dan mengambil lipstik, dengan menatap cermin memastikan wajahnya tampak lebih baik.
Sementara Sung Sook memberikan sebuah tongkat khusus pada wanita pilihanya mengatakan hanya memberikan kesempatan ini padanya dikarenakan  sebuah alasan.

Dokter memeriksa Hwa Shin memberitahu masih berada di bawah pengaruh anastesi Jadi tidak boleh makan apa pun sampai  buang angin.Hwa Shin mengerti sengaja membesarkan volume TV. Dokter Geum makin mengeraskan suaranya untuk memberitahu kenapa harus kentut.
Itu tanda bahwa ususmu aktif  dan pengaruh anastesinya habis. Jika kau merasa hendak buang angin,  jangan ditahan.” Pesan Dokter Geum.
Oh ya, apa kau membatalkan pesanan untuk ruang pribadi?” tanya Dokter Geum. Hwa Shin menatap dokternya lalu melihat ke sebelah tempat tidur Na Ri yang kosong lalu membenarkan 

PD dibawah memberitahu Tiga menit sampai VCR selesai. Dong Gi dengan micnya diruang kontrol memberitahu Direktur Oh kalau mereka memiliki waktu tiga menit sampai siaran cuaca dimulai jadi putuskan pilihanya. Na Ri dan juga Jo Hee sudah berdiri dibelakang laya hijau.
“Sudahlah... Mari batalkan saja siaran cuacanya.” Keluh Dong Gi kesal tapi akhirnya menarik kembali kata-kata karena mereka Harus melakukannya.
Apakah kita tidak siaran cuaca saja dan langsung ke bagian penutup, Direktur?” komentar Dong Gi
Apa dia gila?  Bagaimana bisa kita tidak menyiarkannya? Akan turun hujan lebat malam ini. Kita harus memperingatkan orang-orang  agar mereka dapat menghindari kecelakaan. Bagaimana mungkin kita tidak menayangkan siaran cuaca?” ucap Direktur Oh kesal,  Dong Gi  heran melihat Direktur Oh yang bertingkah seperti ini.
Dia harus memilih salah satu.” Ucap Dong Gi melihat waktunya sudah tepat pukul 19:38. Direktur Oh merasa Dong Gi itu  pasti merasa frustasi.
Kenapa kau tidak bisa memutuskan? Pyo Na Ri sudah dipecat.” Kata Sung Sook.
Direktur Oh meneleponku untuk datang.” Kata Na Ri membela diri.


Sung Sook berteriak menyuruh Na Ri segera keluar, Jo Hee yang jahat mendorong seniornya untu segera keluar dari layar hijau, Jung Won terus melihat Na Ri yang diperlakukan semena-mena oleh juniornya. Jo Hee merasa Na Ri sudah gila karena sebentar lagi siaran akan dimulai. Na Ri memohon pada Direktur Oh agar membelanya.
Direktur Oh sudah tak mau ambil pusing menyuruh siapa saja lebih baik keluar dari layar, dan semua tim bersiap-siap. Na Ri tak mau kalah begitu saja, mengambil alat yang bisa digunakan untuk menganti tampilan screen dibelakang. Ia mendorong Jo Hee untuk pergi saja karena ini adalah hidupnya. Jo Hee tak mau kalah karena Direktur Oh menyuruh siapa saja untuk pergi. Do Gi melihat diruang control bingung apa sebenarnya yang sedang mereka lakukan berdua.

Aku harus bertahan hidup.  Tolonglah, kau yang pergi. Kenapa kau melakukan ini, Joo Hee?” ucap Na Ri kesal
Dia mengatakan "siapa saja",  memangnya aku orang sembarangan? Kenapa kau bersikap seperti ini? Kau sudah dipecat.” Kata Joo Hee tak mau kalah dengan seniornya.
Keduanya saling berebutan alat untuk menganti screen sampai akhirnya jatuh dan tepat berada dibawah kaki Jung Won. Na  Ri binggung,  melihat tatapan Jung Won. Direktur Oh binggung mencari-cari kemana remote CG, karena mereka tidak bisa mengontrol grafis CG tanpanya. Na Ri binggung melihat tatapan Jung Won, Direktur Oh frustasi menyuruh keduanya lebih baik suit batu, kertas, gunting dan Putuskan sekarang.
Do Gi heran dengan Direktur Oh yang memutuskan dengan cara memainkan batu, kertas, gunting di ruang berita. Direktur Oh terus berbicara kalau  mereka membutuhkan benda itu untuk mengubah grafis CGnya. Do Gi bertanya apakah pegawai yang lain bisa mengontrol CG tanpa benda itu atau tidak. Pegawai diruang kontrol melambaikan tangan tanda tak bisa.
Semua mencari remote CG sebelum siara dimulai, Na Ri terus menatap Jung Won seperti memberikan kode. Do Gi memberitahu kalau waktunya 10 detik lagi dan pasrah tak tahu apa yang terjadi didalam ruang siaran dan memulai News title untuk cuaca dimulai, Na Ri panik karena ini dianggap sebagai kecelakaan siaran. Sung Sook tak mau ambil resiko menyuruh Jo Hee keluar.
Jo Hee menolak, Sung Sook berteriak menyuruh Na Ri segera keluar. Na Ri panik karena Tidak boleh sampai terjadi kecelakaan siaran dan Tak boleh ada dua penyiar akhirna memutuskan mengalah keluar dari screen. Tapi saat itu Jung Won menendang remote CG, tepat saat Na Ri melangkah kakinya akan kelua dari screen.
Tepat pukul 19:40 semua yang ada diruang siaran panik menyuruh salah satunya untuk segera keluar. Do Gi melempar keras di ruang kontrol karena frutasi. Pembaca berita pun ikut panik melihat di screen sebelah mereka. Teman-teman Na Ri ikut menyuruh mereka segera keluar. Jung Won sengaja masuk ruang siaran memberikan kedipan matanya pada Na Ri.
“Ibu, tolong bantu aku. Aku sudah menyimpan pakaian ini sekian lama,  dan akhirnya bisa menggunakannya. Bagaimana jika hari ini merupakan hari terakhirku? Bagaimana jika hari ini bukan awal diriku menjadi pembaca berita, tapi akhir dari karirku? Aku akan sangat merasa bersalah padamu, ibu..” gumam Na Ri terdiam seperti patung. 
 Hwa Shin langsung duduk di tempat tidurnya untuk melihat siaran Na Ri, Chi Yeol dengan Bbal Gang dan juga Dae Goo tak sabar untuk melihat dari layar ponsel. Direktu Oh dan yang lainnya binggung karena acara sudah mulai, Do Gi pasrah karena kecelakaan siaran akhirnya pun terjadi memnurutnya sebaiknya menulis permintaan maaf. Terlihat Na Ri dan Joo Hee sedang membungkuk di depan layar, lalu langsung berdiri tegak bersikap profesional.

Kemarin kita sudah melewati cuaca panas, yang kemudian berubah menjadi sangat dingin. Anda dapat merasakan perubahan musimnya, kan Dalam setahun selalu terjadi beberapa kali perubahan cuaca yang ekstrim.Beberapa waktu ke depan, cuaca akan sangat dingin.” Ucap Na Ri sambil mengambil remote yang ada dikakinya.
Hwa Shin yang melihatnya binggung apa yang terjadi karena siaran cuaca ada dua orang.
Anda akan mendapati embun di rerumputan. Mereka berkata bila turun hujan pada musim ini,  petani akan panen besar. Sampai saat ini, hujan belum turun sebanyak tahun lalu. Kita akan melihat prediksi hujan.” Ucap Na Ri lalu menekan remote untuk memberikan tugas pada Penyiar Na Joo Hee memberitahu. Jung Won yang melihatnya bisa tersenyum dengan cara Na Ri membawa ramalan cuaca.
Kami memeriksa awan dari arah barat.” Ucap Joo Hee gugup memberitahu gambar dibelakanganya.

Sementara dirumah sakit, Jung Woon  tidak berpikir akan mati karena kanker payudara tapi mungkin akan mati karena frustasi memikirkan Na Ri, di Ruang kontrol Do Gi terlihat senang karena pertama kalinya melihat hal ini dalam berita.
Dengan demikian, hujan deras disertai petir dan Guntur diperkirakan akan turun malam ini.” ucap Joo Hee, Na Ri segera menganti screen agar Joo Hee tak banyak bicara.
Hujan turun di area Seoul dan Gyeonggi diperkirakan mencapai ketebalan 15 milimeter . Sedangkan wilayah lain maksimal 70 milimeter, Harap berhati-hati selama hujan.” Ucap Na Ri lalu mengantik screen, tapi baru akan membacanya dadanya terasa sakit sehabis operasi. Joo Hee langsung membantunya.
Besok pagi, hujan akan reda. Tapi akan tetap berbahaya karena jalanan mungkin sangat licin. Namun, cuaca akan sedikit panas esok hari.” Ucap Joo Hee, di kamarnya Hwa Shin benar-benar gugup sambil mengigit jarinya.

Seoul and Daejeon, mencapai 29 derajat Celcius. Daegu and Gwangju, 31 derajat Celsius. Busan and Jeju akan mencapai 28 derajat Celsius .” Ucap Joo Hee dengan mengeluarkan alat siaranya yang itu tongkat panjang agar bisa menunjuk peta buta. Na Ri ingin bicara tapi disela oleh Joo Hee.
Sebagaimana kegiatan yang meningkat  di area Pasifik Utara sudah lewat kita dapat berasumsi bahwa ini akan menjadi cuaca panas terakhir” kata  Joo Hee,
Hwa Shin mengacak-ngacak rambut dan memijat kepalanya terlihat frustasi. Na Ri ingin bicara tapi rasa sakitnya terus terasa sampa tak bisa berkata-kata, Joo Hee kembali melanjutkanya.
Saat cuaca panas sudah berlalu, akan digantikan dengan musim gugur.” Ucap Joo Hee lalu keduanya menyudahi siaran ramalan cuaca. Hwa Shin pun melihat bumpper out dari siaran ramalan cuaca membaringkan kepalanya tak percaya dengan yang dilihatnya tadi barusan. 

Perawat datang bertanya apakah Hwa Shin sudah buang gas. Hwa Shin terlihat masih shock hanya diam saja. Perawat berjalan mendekat bertanya pada Hwa Shin apakah sudah buang gas belum. Hwa Shin pikir Itu bukan hal yang penting sekarang. Perawat mengatakan kalau  Itu sangat penting untuk pasienya sekarang. Hwa Shin tak peduli karena masih shock melihat siaran berita. 

Semua hening dalam ruang siaran, seperti terjadi ketegangan. Pembaca berita wanita bertanya pada seniornya kalau  ini kecelakaan siaran, si pria hanya mengelengkan kepala tak mau komentar. Joo Hee melihat seniornya dan langsung berani menatap Na Ri, Jung Won yang ada didepanya hanya melihat tanpa bertindak.  Sung Sook maju langsung menampar keduanya dengan sangat keras.
Kalian tidak punya disiplin. Kalian seharusnya lekas pergi saat aku menyuruh! Tapi Kalian tidak mau mendengarkan. Apa Kalian ingin menjadi pemberontak dan menghancurkan siaran? Apakah siaran cuaca milik kalian? Apa Kalian pikir itu hanya tentang kalian?” teriak Sung Sook, keduanya hanya tertunduk diam.
Siapapun penyiar aslinya, apa yang kalian rencanakan dengan muncul bersama dalam satu frame? Kalian berdua menyebabkan kekacauan ini. Kalian pikir pemirsa akan mengingat entah itu hujan atau salju? Mereka akan memilih menonton ramalan cuaca di stasiun TV lain, Dasar kalian wanita jalang!” teriak Sung Sook meluapkan amarahnya.

Maafkan aku... Maafkan aku juga Direktur... Aku tidak mengira hal itu sampai terjadi. Ini kesalahanku. Aku sudah gila. Aku pasti sudah kehilangan akalku. Aku terlalu serakah. Aku sungguh kehilangan akalku tadi.  Maafkan aku..” Ucap Joo Hee sambil membungkuk dan meminta maaf. Diam-diam Jung Won terus melihat Na Ri yang tertunduk diam. Na Ri akhirnya meminta maaf dengan menahan tangisnya.
“Apa Kau berani berkata begitu? Apa Kau punya nyali mengucapkannya? Lebih baik kau lakban saja mulutmu. Apa Kau pikir aku akan membiarkan kalian bicara lagi?!!” teriak Sung Sook benar-benar marah. Direktur Oh menariknya agar berhenti marah-marah.
Aku sudah bertemu banyak orang yang rumit,  tapi kalian benar-benar sesuatu. Aku sudah hidup terlalu lama,  tapi baru kali ini mengalami kejadian yang begitu buruk.” Komentar Direktu Oh lalu ponselnya berdering.

Presdir menelp sepert melihat tadi adalah kecelakaan siaran. Direktur Oh menyangkalnya kalau itu tidak bisa menyebutnya kecelakaan siaran dan mangaku kalau tidak melakukannya dan mengatakan Reporter Kye yang memilih Joo He, lalu memberitahu Sung Sook ada tepat disebelahnya dan memberikan ponselnya.
Direktur menyuruh semua orang keluar dari ruangan. Sung Sook pun mau tak mau menerima telp dari Presdir mengaku sudah menyuruh Na Joo Hee untuk keluar dari layar. Jung Won terus melihat ke arah Na Ri yang sedang dibantu untuk melepakan micnya. Joo Hee datang menghampiri Jung Won mengucapkan terimakasih karena sudah diberi baju.
Jung Won menyuruh Sek Cha untuk segera pergi dan berjalan ke depan screen setelah itu langsung menarik Na Ri keluar, Na Ri bingung kenapa Jung Won malah menariknya keluar dari ruang siaran. Sek Cha panik mengikuti bosnya karena mungkin terjadi masalah. Di depan meja siara terlihat Sung Sook yang masih berbicara dengan Presdir. 


Do Gi heran dengan Sung Sook malah menampar dua pembawa berita sebelumnya, ponselnya bergetar. Hwa Shin langsung bertanya apa yang terjadi di ruang siaran. Do Gi merasa  Dua wanita itu sudah mencoba yang terbaik tapi Direktur dan Reporter Kye yang harus bertanggung jawab karena menyebabkan hal ini, lalu memerintahkan agar mematikan  lampu ruang berita.
Biarkan Reporter Kye merefleksikan diri dan Arahkan lampu sorot hanya padanya..” Ucap Do Gi kesal dan melihat semua lampu ruangan mati
“Memang Apa kesalahan para penyiar cuaca itu? Satu-satunya kesalahan mereka adalah tidak memiliki kekuasaan” kata Do Gi kembali bicara ditelp lalu berteriak menyuruh mereka menyalakan lampu sorot yang mengarah pada Sung Sook. 

Di ruang siaran
Terdengar omelan dari Presdir tanpa henti, sampi akhirnya Sung Sook berteriak beberapa kali agar Presdir mau berhenti bicara dan menndengarkannya.
Presdir, apa sebenarnya maksudmu? Kau terus mengatakan hal yang sama berulang kali. Apa kau akan melakukannya sepanjang malam?” kata Sung Sook berusaha untuk tenang.
Penyiar cuaca merupakan bagian dari departemen berita juga. Ramalan cuaca merupakan bagian akhir berita. Kami hanya mencoba menyiarkan prakiraan cuaca dengan integritas. Kemudian terjadi sebuah kesalahan kecil.” jelas Sung Sook
Sejak kapan menggunakan bantalan dada dan pantat serta rok pendek menjadi penting? Bahkan kriterianya Harus memiliki tubuh berbetuk line-S. dengan mengarah Seoul, Daejeon, Daegu, Busan. Sejak kapan hal itu dianggap normal? Apa Karena kebanyakan penonton berita adalah kaum adam? Apa Karena kau juga seorang pria?” ucap Sung Sook dengan nada menyindir.

Predir kembali bicara, Sung Sook makin kesal mengatakan belum selesai bicara jadi meminta tolong jangan menginterupsi dan cukup mendengarkan saja. Presdir pun akhinya berhenti bicara. Sung Sook menegaskan Jika Presdir terus menginterupsi,  maka juga akan mengucapkan hal yang sama berulang kali.
Hal itu akan membuatmu tertekan, Maksudku adalah ramalan cuaca bisa dibacakan baik oleh pria maupun wanita. Penampilan bukanlah prioritas. Sikap bermartabat ketika membacakan berita,  itulah yang terpenting. Apa kau Mengerti?” kata Sung Sook seperti mulai mengajak perang pada Presdir, saat itu bunyi ponsel terputus.
Ah, aku ingin minum..... aku membutuhkan seorang pria..... aku ingin seseorang berada di sisiku.” Ucap Sung Sook mendongakan kepalanya terlihat benar-benar frustasi. 


Jung Won memasih menarik tangan Na Ri melewati lorong karena  akan mengantarnya pulang sekarang. Na Ri tak pecaya Jung Won juga memberikan sponspor bajunya pada Joo Hee. Jung Won menegaskan Na Ri itu seharusnya tidak berkata begitu pada seorang Direktur di saat seperti ini karena dia hanya akan marah jika Na Ri melakukannya.
“Apa Kau penggemar Na Joo Hee?” kata Na Ri kesal sambil memegang dadanya yang kesakitan.
Jangan pikirkan apa pun dan tidurlah.” Ucap Jung Won, Na Ri menarik tanganya meminta Jung Won berhenti mengubah topik.
Kalau begitu, kenapa kau menendang remote kontrol itu padaku?” tanya Na Ri
Satu-satunya hal yang kuinginkan dengan memberikannya adalah untuk mendapatkanmu. Apa Kau masih membutuhkan teman dan pacar?” kata Jung Won dengan wajah serius.
Na Ri terlihat sudah tak kuat lagi dan jatuh lemas, Jung Won dan Sek Cha panik melihat Na Ri tiba-tiba terlihat menahan sakit. Sek Cha pikir mereka harus memanggil Ambulance. Jung Won menyuruh sek untuk segera mengambil mobil saja, Sek Cha melihat ada gelang rumah sakit yang dipakai oleh Na Ri. Jung Won mengatakan akan segera kesana dan langsung mengendongnya. Sek Cha pikir lebih baik ia saja yang mengendongnnya, Jung Won berteriak marah menyuruh Sek Cha segera mengambil mobil, Na Ri terlihat sudah tak sadarkan diri. 

Di rumah sakit, Hwa Shin menghela nafas panjang melihat tempat tidur Na Ri yang masih kosong, karena harus segera sampai di rumah sakit, lalu bertana apakah mendapatkan masalah. Akhirnya ia akan turun dan melihat sandalnya yang ada dikolong tempat tidur, karena terlalu membungkuk akhirnya membuatnya jatuh dari tempat tidurnya.
Jung Won dari lantai 15 menekan tombol lift turun, saat itu penyiar berita melihat Na Ri yang digendong oleh Jung Won masuk ke dalam lift, Saat pintu lift tertutup, Soo Jung tunangan Jung Won lewat tanpa menyadari kalau calon suaminya itu sedang mengendong Na Ri. Sek Cha pun sudah membawa mobil sampai ke depan lobby saat Jung Won datang mengendong Na Ri. 

Chi Yeol baru saja menonton berita kakaknya mencoba menelp tapi tak diangkat, Dae Goo tak percaya kalau Na Ri tak mengangkat telpnya, lalu mengeluh pada Na Ri seorang macam apa yang selalu saja membuat adiknya cemas. Bbal Gang yakin  ada yang aneh dan Pasti terjadi sesuatu. Dae Goo juga yakin seperti itu.
Memangnya berapa lama waktu 60 detik itu  sampai mereka harus bekerja sama? Apa mereka akan membagi gajinya juga?” ucap Dae Goo,
“Apa Na Ri tidak pernah mengatakan apa-apa padamu?” tanya Bbal Gang Chi Yeol hanya diam saja.
Jung Won membaringkan Na Ri diatas pahanya lalu melihat gelang ditangan Na Ri bertanya pada Sek Cha apakah tahu di mana letak RS Taeyang. Sek Cha tahu karen itu rumah sakit terdekat dari sini. Jung Won memegang wajah Na Ri agar tak jatuh. 


Di rumah sakit
Perawat mengoleskan obat pada dahi Hwa Shin yang terluka akibat terjatuh dari atas tempat tidur. Tangan Hwa Shin sibuk dengan ponselnya. Sek Cha yang sedang menyetir mendengar bunyi ponsel dan pasti itu ponsel milik Na Ri karena sedari tadi terus berdering. Na Ri sedikit bergerak, Jung Won bertanya apakah Na Ri sudah sadar.
Na Ri melihat kalau tiduran diatas paha Jung Won, saat akan bangun terasa sakit dan Jung Won menyuruh Na Ri tetap berbaring. Na Ri memegang dadanya yang sakit dan melihat tangan Jung Won yang memegang erat tanganya. Keduanya saling menatap, Jung Won terlihat gugup dan langsung melepaskan tangan Na Ri.
Ponsel Na Ri terus saja berdering, Na Ri memegang dadanya merasa obat  anastesinya pasti sudah habis. Sek Cha merasa itu yang menelp pasti keluarganya dan berpikir Na Ri menjawab telpnya. Na Ri mengeluarkan ponselnya dari saku bajunya karena pasti adiknya yang menelp. 


Hwa Shin baru selesai dipasang plester pada dahinya, bertanya keberadaan Na Ri sekarang, apakah sedang ada dijalan. Na Ri tersadar kalau yang menelp ternyata Hwa Shin, lalu menjawab kalau itu bukan urusan Hwa Shin.
Aku menyuruhmu kencan dan segera menikah, kan? Kau berada di bawah anastesi,  dadamu baru saja dibedah karena operasi. Kau benar-benar tidak mau mendengarkan. Kau melepaskan infus begitu saja dan melarikan diri seperti itu. Lalu kau membuat kekacauan. Coba Lihat dirimu. Kau sungguh melakukannya. Aku ucapan Selamat...” ucap Hwa Shin menyindir lalu menyuruh Na Ri untuk Kembali ke rumah sakit sekarang
“Sudah Lupakan! Kau saja yang tetap di sana. Aku akan mengirim ambulans rumah sakit.” Kata Hwa Shin, Na Ri langsung menutup telp kesal karena Hwa Shin selalu menyuruhnya unuk berkencan dan menikah. 

Jung Won yang membiarkan Na Ri berbaring dipakuannya menatap kebawah, Na Ri pikir merkea membutuhkan sebuah pekerjaan untuk bisa berkencan lalu Siapa yang mau dengan pengangguran sepertinya ini. Jung Won hanya bisa tersenyum melihat Na Ri yang sedih. Na Ri lalu tersadar bertanya mau kemana mereka sekarang.
Mobil masuk ke depan lobby, dokter dan beberapa perawat sudah siap dengan meja dorong untuk  membawa pasien. Na Ri binggung dan melihat itu adalah Rumah sakit Taeyang. Pikiran kembali teringat dengan Hwa Shin saatn menjadi teman satu kamar rawatnya.

Hari dimana stasiun TV mengetahuinya, maka aku tidak akan bisa ikut audisi dan menjadi pembaca berita. Sekali ketahuan, karirku sebagai reporter akan berakhir. Kau hanya perlu tetap diam soal itu, oke?” tegas Hwa Shin memberikan peringatan.
Na Ri panik saat Sek Cha membuka pintu, berusaha untuk memberontak karena tak mau masuk ke rumah sakit itu dan mengajak ke rumah sakit lain. Na Ri menahan pintu agar tak dibuka tapi Sek Cha bisa menariknya dan meminta segera keluar.
“Tidak boleh…  Aku akan pergi ke rumah sakit lain, bukan yang ini.” ucap Na Ri menolak mask.
“Kami melihat gelang RS yang kau pakai, itulah kenapa kita kemari.” Ucap Jung Won lalu menyuruh Sek Cha agar segera mengangkat Na Ri.

Na Ri terus menolak dengan memegang pada Jung Won agar mereka pergi ke rumah sakit yang lain saja. Sek Cha tetap menyuruh Na Ri masuk ke rumah sakit itu, Na Ri memegang erat pada Jung Won tak mau keluar dari mobil, wajah Jung Won tiba-tiba menegang dan panik.
Tangan Na Ri yang panik mencengkram bagian pada dalam dan hampir menyentuh selangkangnya. Na Ri terus menolak untuk masuk dan mengajak mereka pergi kerumah sakit lain saja. 


Na Ri akhirnya bisa diangkat ke meja dorong, Na Ri tetap berusaha menghalangi mengatakan sudah baik-baik saja sekarang jadi mengajaknya untuk segera pergi saja.  Jung Won heran karena ini rumah sakit tempat Na Ri mendaftar sebelumnya jadi apa masalahnya dan bertanya apakah mereka segera masuk ruang rawat.  Na Ri makin panik.
“Tidak... Tidak... Bawa aku ke UGD saja. Aku harus ke sana dulu. Aku harus segera diperiksa.” Kata Na Ri berusaha menghindari UGD. Jung Won memelukna meminta Na Ri agar tenang saja.
Na Ri makin panik dan mereka pun akan segera masuk ke dalam lift, akhirnya Na Ri berbaring sambil merengek seperti anak kecil kalau ia sangat sakit jadi harus membawanya segera ke UGD. Jung Won meminta agar Na Ri tetap tenang, Na Ri menangis histeris karena mereka semua tak boleh membawa ke ruang rawatnya.
Hwa Shin menutup kepalanya dengan selimut mengintip dari pintu karena tak melihat Na Ri datang juga, saat melihat meja dorong memasuki lorong langsung buru-buru kembali ke kamarnya. 

Na Ri terlihat tegang masuk ke ruangan takut nanti Hwa Shin ketahuan dirawat juga disana. Jung Won khawatir bertanya apakah Na Ri merasakan sangat kesakitan. Akhirnya Na Ri dibaringkan diatas tempat tidurnya, Hwa Shin sudah menutup semua tirai dan berdiri dibelakangnya.
Perawat datang dengan trolly obatnya lalu memberitahu kalau dokter akan segara datang, dan bertanya apakah mereka walinya. Jung Won dan Sek Cha berbarengan kalau mereka adalah wali dari Na Ri. Na Ri binggung kenapa keduanya mengaku sebagai walinya.
“Apa Dia mengajak orang-orang dari stasiun TV kemari? gumam Hwa Shin panik mendengar dari balik tirai
Perawat mengecek suhu tubuh Na Ri lalu meminta agar mereka berdua keluar.  Jung Won mengaku kalau walinya, jadi tidak bisakah tetap di sini. Hwa Shin pikir Na i itu  sengaja melakukannya. Perawat bertanya apakah mereka ingin membantunya mengganti pakaian rumah sakit. Jung Won terkejut, lalu bergegas keluar dengan Sek Cha. 

Hwa Shin mendengar pintu sudah tertutup dan langsung membuka tirai, Na Ri dan perawat kaget karena baru saja akan membuka kancing.  Hwa Shin mengumpat kalau Na Ri sudah gila. Perawat membalas kalau Hwa Shin itu yang gila karena membuka tirai saat mereka  sedang berganti baju. 
Aku tahu ini akan terjadi. Kau melakukannya dengan sengaja, kan? Kau sudah membuat kekacauan di tempat kerja jadi sekarang, Apa kau akan hidup sembarangan? Kau akan mulai menyebar rumor soal kanker payudaraku, kan? Apa Kau akan menyiarkannya? Begitukah ?Jangan pedulikan hidupku, dasar gadis jahat?!!” ucap Hwa Shin marah-marah
Wow, aku benar-benar bodoh. Aku bodoh sekali memercayai seorang perempuan.” Keluh Hwa Shin duduk diatas tempat tidurnya lalu melampiaskan marahnya dengan memuku selimut pada ranjangnya. 
Na Ri tak terima dianggap hidupnya itu sembaranganya, Perawat menyarankan agar Hwa Shin  sebaiknya jangan marah karena Jahitan operasinya bisa robek. Hwa Shin langsung menutup tirai dengan kasar. Na Ri tak berpercaya Hwa Shin berpikir kalau dirinya sengaja membawa orang.

Wow... ya, kau benar.... Kecelakaan siaran itu tidak memuaskan amarahku. Jadi aku merencanakannya dan membawa dia kemari. Dia tukang gosip paling handal  di seantero stasiun TV. Dia bahkan tidak peduli entah itu benar atau tidak. Dia suka berbohong. Dia akan  memposting segala sesuatu di internet. Dia juga seseorang yang akan menyebarkan kelemahan lawannya.” Ucap Na Ri terus mengoceh. Hwa Shin duduk diam dibalik tirainya.
Ya, aku mengajak seseorang yang selalu berbohong setiap kali membuka mulut. Aku sungguh minta maaf, seharusnya akumati saja. Aku sudah melakukan sesuatu yang membuatku pantas mati. Aku menjalani operasi dan segala kesulitan lain, tapi sepertinya aku akan mati di tanganmu.” Kata Na Ri sambil menganti bajunya.
Na Ri mengataakn bahkan tidak bisa siaran lagi jadi Tidak terlalu buruk jika mati di tangan Hwa Shin,  tapi selama ini melakukan banyak hal untuk dapat hidup layak. Hwa Shin membuka tirai dengan mata melotot, Na Ri memberitahu  Pria yang menunggu di luar itu adalah seseorang yang dapat memberikanya 100 juta won jadi Sulit sekali bagiku tetap menutup mulut dan bertanya apa yang harus dilakukan pada seniornya. Hwa Shin tak percaya tapi Na Ri menyakinkan akan mendapatkan 100 juta won. 


Sek Cha menunggu diluar merasa emberikan pakaian baru untuk orang lain adalah keahlian mereka. Jung Won melirik sinis, Sek Cha langsung tertunduk menurunkan tananya. Jung Won tersadar karena datang buru-buru bertanya Departemen bagian apa sebenarnya ini dan khawatir apakah Na Ri itu sedang  sakit parah?
Presdir, Apa kau sungguh akan selingkuh seperti ini?” ucap Sek Cha mencoba menyadarkan bosnya, Jung Won menyuruh sek Cha pergi belum minum dan jangan ada rumah sakit.
Kau sungguh berselingkuh dengannya kan, Presdir?” ucap Sek Cha memastikan.
Seseorang mungkin akan mendengar dan menganggapku playboy.” Tegas Jung Won, Sek Cha pikir itu maksudnya.
Presdir selalu malas berkencan dan hanya bergaul dengan teman-teman mu saja..” Kata Sek Cha.
“Jadi Itulah maksudku. Aku tidak bisa mengencani gadis yang bersikap seperti gadis umumnya,  seperti Pembaca Berita Geum Soo Jung. Aku sudah terlalu malas. Aku membutuhkan seorang gadis yang enak untuk dijadikan teman.” Jelas Jung Won
Sek Cha menyimpulkan Na Ri itu  memenuhi kriteria tersebut, Jung Won membenarkan kalau Na Ri itu bukan tipe feminism, Sek Cha  menghela nafas panjang sambil melipat tangan di dada. Jung Won bertanya apakah Sek Cha sibuk. Sek Cha mengelengkan kepala.  Jung Won menyindir apakah Sek Cha tidak akan pergi membeli minum. Sek Cha pun pamit pergi, Jung Won berpesan agar Sek Cha beli minuman yang sehat.
Aku tidak tahu lagi... Saat Ibu Presdir kembali, aku akan menceritakan segalanya.” Kata Sek Cha mengancam, Jung Won seperti tak peduli sambil melambaikan tangannya menyuruh Sek Cha segera pergi. 


Rak pasta
Paman Kim memberikan buku menu pada Ja Young, lalu berpikir kalau Ja Young pasti menyukai saffron. Ja Young membenarkan,  lalu memilih menu pasta dengan saffron cream. Paman Kim merasa  Pasti itu sebabnya Ppal Gang selalu memesan ini. Ja Young tak percaya kalau anak kesayanganya itu  memesan menu saffron pasta. Paman Kim membenarkanya.
Sepiring pasta saffron cream, terhidang diatas meja. Paman Kim pun mempersilahkan Ja Young menikmatinya. Ketika beranjak berpergi teringat saat pertama kali datang berteriak mencengkram bajunya aku satu-satunya orang yang dipanggil "Ibu" oleh Ppal Gang

Paman Kim pun kembali mendatangi meja Ja Young  merasa kalau memang Ja Young  tidak ingin makan sendirian, bertanya apakah h tidak masalah jika menemaninya. Ja Young merasa senang kalau memang Paman Kim  mau melakukannya. Keduanya pun duduk berhadapan.
Aku hampir selalu makan sendirian. sebab itu, masakannya terasa buruk.” Cerita Ja Young.
Aku juga merasakan hal yang sama. Aku lelah karenanya, Tidak peduli selezat apa pun sebuah makanan akan menjadi buruk jika makan sendirian.” Cerita Paman Kim
Ja Young bertanya apakah paman Kim tinggal sendirian, Paman Kim membenarkan.  Ja Young bertanya apakah Paman Kim belum pernah melakukannya. Paman Kim bingung, lalu mengatakan kalau ia belum pernah menikah. Ja Young bertanya kenapa, Paman Kim hanya tersenyum saja. 


Malam hari
Sung Sook seperti terkesima dengan Paman Kim dan memesan segelas anggur, Paman Kim menatap Sung Sook mengingat sebelumnya yang mencengkram bajunya sambil berteriak “Aku satu-satunya yang kesakitan saat melahirkan dia.” Lalu akan kembali ke dapur. Sung Sook bertanya apakah paman Kim sibuk dan meminta agar duduk didepanya.
“Apa Kau punya pacar?” tanya Sung Sook blak-blakan, Paman Kim menjawab tidak ada.
“lalu Kalau istri?” tanya Sung Sook, Paman Kim merasa menurutnya  Urutan pertanyaannya cukup menarik.
Reporter biasanya memulai dengan yang paling kuat dulu.” Kata Sung Sook, Paman Kim menjawab  tidak punya istri. Sung Sook kembali bertanya apakah memiliki anak. Sung Sook hanya diam.
“Apa Kau pernah kecanduan alcohol atau Kecanduan wanita?” tanya Sung Sook, Paman Kim mengatakan tidak. Sung Sook merasa Paman Kim itu Pembohong.

Paman Kim sedang mencatat bahan-bahanya, Bbal Gang masuk restoran setelah pulang dari rumah sakit. Paman Kim melihat Bbal Gang yang datang  menanyakan kondisi Ayahnya dan juga apakah merasa lapar dan mau makan apa. Akhirnya sepiring pasta kesukaan Bbal Gang ada diatas meja.
“Bbal Gang... Apa Kau sungguh tidak merindukan Ibumu?” tanya Paman Kim, Bbal Gang mengeleng sambil makan pasta kesukaan ya.
“Apa Kau tidak memerlukan Ibumu?” tanya Paman Kim, Bbal Gang kembali mengeleng. Paman Kim  mengerti lalu menyuruh Bbal Gang makan yang banyak, lalu melihat saus yang beleptotan dibibir Bbal Gang, dengan handuknya membersihkan mulutnya.
Paman seharusnya melakukan ini untuk seorang wanita.  Apakah Paman tidak akan menikah?” ucap Bbal Gang, Paman Ki mengatakan tidak akan karena tidak bisa melakukannya.

Dokter Geum berjalan dilorong dengan bertolak pinggang terlihat sangat marah, Jung Won ingin bicara tak bisa menghalanginya saat Dokter Geum masuk ruangan lebih dulu. Perawat yang membantu Na Ri berganti pakain terlihat ketakutan menutup wajahnya dengan tirai.
“Kenapa kau kembali? Siapa yang membawamu kemari? Aku pikir hanya pasien ini yang tidak mendengarkan, ternyata kalian semua sama saja. Apakah kata-kataku sekedar lelucon?” teriak Dokter Geum memarahi semuanya, Jung Won yang ada didalam hanya bisa diam.
Maafkan aku, Dokter.” Kata Na Ri  meminta maaf dengan tanga memohon.
Ibu maupun nenekmu tidak pernah bersikap seperti ini. Darimana kau mempelajari kelakuan buruk ini?” teriak Dokter Geum benar-benar marah, Na Ri kembal meminta maaf dan berjabji tak akan melakukannya lagi.
Suhu tubuh dan tekanan darahnya cukup tinggi. Haruskah aku tetap memeriksa...” kata Perawat, Dokter Geum mengatakan sudah pasti lalu melihat Jung Won bertanya apakah wali dari Na Ri. Jung Won membenarkan.

Karena dia tidak memiliki wali,  maka dia tidak mau mendengarku dan melarikan diri. Ini semua kesalahanmu. Mulai sekarang, awasi dia 24 jam sehari. Jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi. Apa kau mengerti?!” ucap Dokter Geum, Hwa Shin panik mendengarnya dari balik tirai..
Jung Won menjawab mengerti dengan senyuman, Dokter Geum pun  akan memeriksa lukanya lalu membuka sedikit bagian atasnya  dan bertanya apakah terasa sakit. Na Ri mengaku Sedikit terasa sakit Dokter Geum meminta agar Jangan menahannya dan beritahu jika memang terasa sakit.
Aku tahu kau sangat ahli dalam menahan rasa sakit... Pyo Na Ri. Di rumah sakit, kau satu-satunya yang membodohi doktermu. Apa Kau mau menjadi seorang penipu? Kau mengerti ucapaanku kan?” kata Dokter Geum, Na Ri hanya bisa mengangguk-angguk mengerti.
Ganti obat pereda rasa sakitnya jika dia kesakitan malam ini. Setelah Lakukan scan ulang juga.” Perintah dokter pada perawat
bersambung ke part 2


PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar