PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 26 Februari 2016

Sinopsis Descendants of the Sun Episode 2 Part 1

Yoo Shi Jin berlari ke helikopter yang sudah menjemputnya, sebelum naik ia melihat kearah Kang Mo Yun yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Shi Jin seperti menguatkan hati untuk meninggalkan Mo Yun lalu masuk ke dalam helikopter dan masang sabuk pengamanya.
Mata Mo Yun terus melihat kearah helikopter yang akan berangkat, Shi Jin terus menatap kebawah melihat Mo Yun masih berdiri dilandasan helikopter, ada perasaan sedih tapi senyumanya sedikit terlihat. Mo Yun melihat helikopter semakin menjauh. Di dalam helikopter Shi Jin tersenyum sendiri seperti bahagia akan pergi berkencan setelah menyelesaikan tugasnya. 


Mo Yun terus menatap langit dengan sedih, Song Sang Hyun datang dengan memegang sebatang rokok bertanya apa yang dilakukan Mo Yun diatap rumah sakit. Melihat tatapan Mo Yun kearah langit, mencari-cari apa sebenarnya yang dilihat oleh juniornya.
Sunbae... Jika kau tentara sedang melakukan tugas. Apa kau akan dijemput helicopter dan tertembak oleh senjata?” tanya Mo Yun terus menatap langit.
Tak ada pria yang ikut WaMil tertembak senjata begitu. Kita hanya sering "tertembak" oleh air hujan dan juga salju. Bahkan setelah itu pula, kami harus membersihkan sisanya lagi.” Jelas Sang Hyun
“Benarkan? Lalu, tentara seperti apa dia hingga dia bisa terbang begitu?” ucap Mo Yun penasaran
Pria yang terbang? Apa dia kabur berlari dengan cepat atau terbang? Dia pasti punya alasan tersendiri.” Kata Sang Hyun, Mo Yun tersenyum mendengarnya. 

 [Perbatasan Afganistas – Pakistan / Camp. Perdamaian Pasukan PBB]
Tentara bule memberitahu dua foto wanita dan pria sebagai 2 pekerja PBB, yang aktif di wilayah Gandamak dan telah diculik oleh Taliban. Shi Ji dkk bergabung dengan tentara dari negara lainya mendengarkan penjelasanya.
Ini adalah gedung tempat para sandera itu ditahan. Satu tim akan masuk dari timur laut, Tim lainnya akan masuk dari arah tenggara.” Jelas si tentara membuat rencana dengan peta yang dibuatnya.
Shin Ji dkk masuk kedalam sebuah gedung, bersiaga dengan senapanya. Setelah semua tempat dinyatakan “clear” semua masuk ke sebuah ruangan penuh dengan kardus.
Kalian memiliki waktu 90 detik untuk menyelesaikan misi ini. Mulai dari langkah masuk sampai penyelamatan para sandera. Apa sudah jelas?

Anak buah Shi Jin maju lebih dulu, Dae Young berteriak tak boleh melakukanya,  saat itu juga asap mengepul didalam ruangan, seperti tanda kalau bom akan meledak. Shi Jin pun melepas helmnya, melapor Misinya gagal dan Semua pasukannya "mati".
Ini adalah  Booby Trap (bom tiruan). Kita harus kembali!” teriak Dae Young, Kim Chul Ho yang masih lugu meminta maaf pada atasanya.
Tiba-tiba sebuah pisau terlempar dan tertancap di kardus tepat disamping wajah Shi Jin. Tentara bule berteriak dengan mengejek menyuruh para pramuka Korea pulang ke rumah saja, dan latihan dengan ibu mereka lalu tertawa dengan keras.
Shi Jin menarik pisau merasa tak bisa memaafkannya ucapan si bule, lalu melempar balik pisaunya dan tepat melewati selangkangan si bule dan tertancap di kardus. Keduanya langsung melepaskan semua atribut dan berkelahi, Shi Jin lebih dulu mendorongnya dan memukulnya. Teman dari si tentara bule menyuruh temanya agar bisa berdiri.
Tentara bule berdiri dan ingin menendang dengan sepatu bootsnya, tapi Shi Jin bisa menghindar. Shi Jin bisa menarik lawanya dengan meminting bagian kaki, Si tentara bule bisa melepaskan diri lalu mengambil kursi untuk memukul Shi Jin, beberapa kali Shi Jin bisa menghindar dari kursi yang siap menghantamnya. 


Chul Ho berteriak panik merasa Shi Jin  bisa mati dengan perkelahian itu, Dae Young menahan Chul Ho untuk tak membantu Shi Jin karena Pilihannya hanya ada terbunuh atau membunuh.
Saat dua Pasukan Khusus bertemu dalam operasi gabungan, kedua tim itu harus bertarung untuk melihat apakah tim satu dapat dipercaya. Ini bukan lagi latihan, tapi pertempuran yang sebenarnya. Kau tak akan bisa menghentikannya.” Tegas Dae Young membiarkan Shi Jin berkelahi dengan tentara bule
Shi Jin menangkis beberapa kali saat si tentara bule ingin memberikan pukulan, lalu keduanya sama-sama jatuh karena saling menendang. Si tentara bule lebih dulu berdiri, Shi Jin menendang kaki lawanya yang membuat si tentara kembali terjatuh.
Tentara mulai memberikan perlawanan dengan mengunakan sekop panjang, Shi Jin bisa menaiki badan si tentara bule dan memiting kepalanya dan terjatuh bersamaan, dengan teknik Judo menarik tanganya. Tentara bule kembali melepaskan diri. Shi Jin bisa memberikan pukulan dan membuat hidung si tentara bule berdarah.
Akhirnya tentara lain datang dengan membunyikan pluit, Shi Jin dan tentara bule saling mencengkram. Tentara yang baru datang langsung menodongkan pistol ke arah Shin Jin dan tentara bule.
Kapter Pasukan Delta, Black Bull.” Ucap ketua tentara, Black Bull pun berteriak “Siap, Pak!” dengan melepaskan cengkramanya begitu juga Shi Jin
Kapten 707, Big Boss.” Kata Ketua tentara, Shi Jin pun berteriak “ Siap, Pak.
Istirahat sudah selesai. Kembali bekerja, sekarang. Apa ada yang punya masalah?” ucap Ketua tentara, Keduanya saling melirik dan bersamaan berteriak “Tidak, Pak!

Dikamar mandi
Mo Yun menceritakan waktu dulu  pertama kali interview, dirinya tak gugup sama sekali tapi sekarang sangat gugup sekali. bahkan tak mengerti pertanyaannya. Dokter Pyo Ji Soo yang duduk dikursi roda meminta Mo Yun tak perlu mengkhawatirkanya karena Mo Yun pasti akan lulus dan tak mungkin gagal 3 kali.
“Benarkan? Kepala bilang, nilai presentaseku lah yang tertinggi tadi.” Cerita Mo Yun cukup yakin.
Wow~ Dr Kim..... Apa kau mau pergi blind-date?” ucap Ji Soo melihat juniornya mengunakan pakaian yang terlihat sexy.
Aku baru saja interview tadi dan masuk setelah dia.” Kata Kim Eun Ji, Ji Soo heran karena Mo Yun tak menceritakan, Mo Yun juga merasa tak tahu Eun Ji ikut wawancara juga.
Eun Ji membahas tentang pertanyaan interview hanya sedikit saja. Mo Yun dengan sinis merasa para dokter senior pasti khawatir Ji Soo tak akan bisa menjawab banyak pertanyaan. Eun Ji tertawa berpikir kalau memang dirinya itu tak memerlukan pertanyaan, lalu pamit pergi karena ada jadwal operasi. Ji Soo tak percaya Eun Ji itu ikut interview untuk  posisi profesor, padahal Ujian spesialis bedahnya saja sudah gagal 3 kali. Mo Yun meralatnya kalau sudah empat kali gagal, menurutnya pasti orang dalam yang mengurus itu semua. 

Eun Ji masuk ke dalam ruang operasi, Mo Yun menyindir Eun Ji yang  tak mengingat ruang operasinya, karena ini ruangan operasi milik Prof Park.  Eun Ji mengatakan Prof Park sudah berubah pikiran jadi ia yang akan melakukan bedah hari ini dan  Mo Yun sebagai asistenya. Semua terlihat semakin tegang dalam ruang operasi
Choi Min Ji memberitahu kondisi pasien Tingkat pernapasannya adalah 1 dan EKG juga stabil. Eun Ji pun memulai operasi meminta pisau bedah, Mo Yun pun mencoba untuk tenang melakukan operasi. 

Ketika operasi berlangsung, Eun Ji sambil mengajak ngobrol Mo Yun yang meringkas makalah dari Prof. Baek dan membelikannya jam tangan. Mo Yun membenarkan, Eun Ji mengejek Mo Yun memang selalu berusaha menarik perhatiannya.
Dia pasti senang dengan hadiah jam tanganmu itu. Tapi, aku juga baru mendapat penghargaan.” Kata Mo Yun bangga
Tiba-tiba  monitor memberikan tanda darurat, Mo Yun berteriak menanyakan apa yang disentuh oleh Eun Ji, dasar segar pun masuk kedalam tabung. Suasana semakin tegang dalam operasi.
Sama dengan Shi Jin yang sedang melakukan penyergapan pada tentara taliban, Dae Young pun menyusup melihat ada bom yang dipasang. 

Mo Yun melihat pasien itu mengalami Tension Pneumotoraks. (Akumulasi udara di dalam rongga pleura) jadi harus melakukan dekompresi lalu meminta Jarum jahit 14. Eun Ji menegaskan bahwa ia ahli bedah di ruangan itu jadi akan melakukanya, Mo Yun dengan nada tinggi menyuruh Eun Ji cepat melakukanya.
Eun Ji yang terlihat gugup meminta jarum jahit nomor 14, tapi saat ditusukan darah segar muncrat ke wajah Mo Yun. Perawat Ha Ja Ae melotot kaget, Mo Yun berteriak apa yang dilakukan Eun Ji dan mengatakan 28 french CTD. Eun Ji mengikuti pentunjuk Mo Yun meminta  28 french.

Shi Jin dkk masuk kedalam ruanga yang gelap, salah satu tentara masuk kedalam jebakan dengan jaring-jaring dibagian lantai. Tentara bule memberitahu ada jebakan jadi menyuruh semuanya turun, tiba-tiba peluru langsung tertuju pada tentara bule. Dae Young dan Shi Jin bersembunyi dibalik dinding,  terlihat lawan yang berusaha menyerang.
Aksi tembak-tembakan terjadi, Dae Young naik kelantai dua dan menembak beberapa orang ada dilantai bawah. Shi Jin melepaskan bom molotop pada pasukan taliban.
Diruang operasi, Mo Yun akhirnya yang mengambil alih dengan meminta 10 joule, charge. Shi Jin bisa masuk ke dalam maskar taliban, dengan peluru yang terus dilontarkan. Darah dibotol mulai menetas, Mo Yun meminta 30 joule, charge. Dua-dua seperti sama-sama sedang berperang melawan sesuatu.

Shi Jin bertatapan langsung dengan tentara taliban dan bisa menembak mati, di layar terlihat tentara taliban yang ingin membuat video kembali dengan sandera. Shi Jin dkk pun bisa masuk bisa melumpukan tentara taliban, tentara Bule masuk dan ingin mendekat. Shi Jin tiba-tiba memberikan tembakan ke arah bawah.
Tentara bule kaget dan bersiaga dengan senapanya, Shi Jin menunjuk ke sisi kanan ada sebuah bom yang siap meledak apabila mereka mendekat. Tentara bule pun berjalan mundur. Shi Ji melapor pada pos, Misi selesai dengan sandera yang bisa mereka lepaskan.
Diruangan operasi, Jae Hae Eun melihat monitor memberitahu  Jantung dan tekanan darahnya sudah normal. Mo Yu mengucap syukur dan menyindir  mereka hampir tamat tadi dan menyuruh Eun Ji menyelesaikan jahitan, Eun Ji yang sudah mengunakan senter bedah mengerti dengan wajah tertunduk. 


Mo Yun dengan kesal membuka baju operasinya, mengumpat Eun Ji yang sombong padahal harus lebih banyak berlatih lagi, dan juga melakukan sesuatu yang sebenarnya tak bisa dilakukan. Hee Eun mengaku sangat khawatir saat operasi tadi tapi menurutnya Mo Yun sungguh hebat hari ini.
Kau juga sudah berusaha keras. Tapi, bagaimana dengan ibumu ini? Apa dia masih menjadi single mom?” kata Mo Yun berbicara pada perut Hee Eun.
“Ahh Tidak...” kata Hee Eun lalu memperlihatkan cincin yang disimpan dalam kantungnya.
Kau pasti sudah senang sekarang. Apa dia sudah melamarmu?” tanya Mo Yun, Hee Eun membenarkan karena mereka sudah bertukar cincin.

Lee Chi Hoon datang, Hee Eun pun menyapa calon suaminya yang datang. Chi Hoon dengan senyuman lebar bertanya apakah operasinya berhasil, Hee Eun mengangguk. Mo Yun mengejek keduanya itu  Pasangan aneh. Chi Hoon mendekati Mo Yun mengatakn kalau sebelumnya ingin mengajaknya bicara.
Mo Yun terlihat binggung tapi melihat Chi Hoon memberikan kode memang akan berbicara dan pamit pergi. Hee Eun bertanya apa yang akan mereka bicarakan. Chi Hoo mengatakan Tentang pasien mereka, mengenai  informasi pribadi pasien, jadi Pembicaraan khusus antara dokter dan pasiennya. Hee Eun mengerti dan meninggalkan keduanya. 

Setelah Hee Eun pergi, Mo Yun bertanya apa lagi sekarang yang terjadi. Chi Hoon dengan wajah panik memberitahu Cincinnya hilang sambil mencari di tempat baju kotor bekas operasi, karena masih mengingat menaruhnya disaku sebelum operasi. Mo Yun mengeluh juniornya itu memang sungguh tak berguna.
Apa cincinnya jatuh ke dalam tubuh pasien selama operasi?” ucap Chi Hoon terus mencari-cari
Apa kau gila?” teriak Mo Yun melotot kaget ingin menendang juniornya.
Chi Hoon berteriak kalau sudah ketemu dan ada disaku baju operasi. Mo Yun menghela nafas menyuruh Chi Hoon untuk berdiri tegap dan akan memberikan pukulan apabila bertingkah lagi. Chi Hoon pun langsung menyengir kuda dan buru-buru pergi. 

Mo Yun heran dengan Chi Hoon dan Hee Eun yang bekerja sepanjang hari tapi bisa hamil. Ji Soo menegasaka kalau rumah sakit tempat mereka berkerja ini sangat besar. Mo Yun menutup wajah malu karena temanya bisa berpikir sevulgar itu. Ji Soo mengejek temanya dengan menyuapi ke mulut temanya.
Bagaimana dengan pria itu? Apa dia sudah meneleponmu?” tanya Ji Soo menopang dagunya, Mo Yun mengelengkan kepalanya sambil mengeser kursinya.
Sepertinya dia pria yang tak bisa sering menelp” kata Mo Yun membuka komputernya.
Sebenarnya apa pekerjaannya? Tentara. Luka tembak. Helikopter... Apa dia seorang mata-mata?” dugaan Ji Soo
Mo Yun pikir itu bisa juga, Ji Soo melihat Mo Yun tersenyum menanyakan apa yang dilihatnya. Mo Yun mengatakan sedang melihat Foto pria itu, karena Hanya itu yang dimilikinya. Ji Soo pikir temanya sudah gila karena melihat foto ronsen dada Shi Jin. 

Berita di TV [Dua sandera PBB telah diselamatkan di Afganistan] Mo Yun berjalan keluar, Chi Hoon menyapanya bertanya apakah Seniornya sudah makan dan mengatakan kalau tak akan bertingkah lagi. Mo Yun menyuruh Chi Hoon pergi saja karena hari ini sedang tak bertugas jadi me meminta tak hubunginya karena  tak akan mengangkatnya.
Chi Hoon panik bertanya apakah terjadi sesuatu, Mo Yun dengan senyuman kalau ia mau kencan dulu. Chi Hoo yakin seniornya itu tak mungkin serius, Mo Yun tak menjawab hanya melambaikan tangan meninggalkan rumah sakit. 

Mo Yun melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku didepan rumah sakit, Shi Jin sudah berdiri didepan mobil melihat Mo Yun terlihat lusuh, hanya bisa tersenyum. Mo Yun masih saja mengangkat tanganya keatas, sampai akhirnya sadar Shi Jin sudah ada didepanya, buru-buru ia menutup wajahnya dengan lenganya. Shi Jin pun berjalan mendekat menanyakan kabarnya.
Kenapa kau cepat sekali datangnya? Kita Janji kan 2 jam lagi. Apa jamku yang salah?” ucap Mo Yun tetap menutupi wajahnya.
Aku yang memang datang lebih awal. Rasanya aku senang sekali, ada yang menungguku hari ini.” goda Shi Jin,
Tapi, kau boleh datang 2 jam lagi.” Kata Mo Yun tetap menutup wajahnya.

“lalu , kenapa kau tak mau melihatku?” tanya Shi Jin
Karena aku malu, tak pakai make up. Jadi Aku mau pulang, lalu mandi dan ganti baju.” Kata Mo Yun
Kau sudah cantik sekarang.” Puji Shi Jin, Mo Yun tak percaya, Shi Jin mengangguk untuk menyakinkan
Mo Yun pikir Shi Jin tak serius tapi menurutnya mungkin karena  inner beautynya jadi tak perlu mandi. Shi Jin tersenyum mengajak Mo Yun masuk ke dalam mobil karena  akan mengantarnya pulang. Mo Yun merasa Shi Jin itu tak mau bertemu kalau ia belum mandi lalu berjalan lebih dulu. Shi Jin hanya tersenyum melihat tingkah Mo Yun. 


Mo Yun mengajak Shi Jin masuk dengan bangga mengatakan rumahnya itu bersih, karena tak punya waktu untuk membuatnya berantakan. Shi Jin pun masuk dengan melihat rumah Mo Yun memang sangat bersih. Mo Yun mengatakan hanya akan keramas saja dan mengaku sangat lapar karena belum makan apapun.
Apa kita bisa pesan makanan dan makan di rumah dulu?” tanya Mo Yun
Aku mau meneraktirmu nanti. Tapi, apa kau serius mau makan di rumah?” ucap Shi Jin tak enak hati
Tak masalah bagiku. Karena aku akan makan dengan pria ganteng dirumah, Nomornya aku taruh di kulkas. Jadi, kau yang pesan yah” ucap Mo Yun berjalan ke kamar mandi.
Shi Jin berteriak Mo Yun ingi makan apa, Mo Yun berteriak ingin makan Dolsot bibimbap. Shi Jin tersenyum melihat Mo Yun memang aneh dan sangat cantik.

Shi Jin pun mengambil brosur makanan untuk memesan dikulkas, lalu mengamati sekeliling ruangan. Ia melihat foto Mo Yun diwisuda tertempel di kulkas dua foto lainya dengan teman-temanya, wajahnya tersenyum melihat foto saat Mo Yun merayakan ulang tahunya. Dibagian samping ada selebaran bertuliskan [Pemberitahuan Pemberhentian Air]
Mo Yun sedang asik membahasi rambutnya dan mengambil shampo untuk mencuci, tapi tiba-tiba air showernya mati. Dengan panik berusaha untuk mengoyangkan kerannya yang mungkin macet, sambil mengeluh kalau belum membilas rambutnya. 

Mo Yun keluar dengan membungkus rambutnya mengungkapkan dirinya merasa segar sekarang, lalu bertanya apakah Shi Jin sudah memesan makanan. Shi Jin menatap Mo Yun dengan wajah heran. Mo Yun bertanya kenapa Shi Jin menatapnya seperti itu.
Kau... belum membilas rambutmu, 'kan? Pemberitahuan pemberhentian saluran air dari jam 4 sore.” Kata Shi Jin memperlihatkan lembaran di kulkas.
Mo Yun malu langsung mengambil dua botol air minum didalam kulkas dan berlari ke kamar mandi. Shi Jin berdeham, memberitahu kalau airnya sangat dingin dan menawarkan untuk menghangatkannya dulu. Mo Yun berteriak tak perlu. Shi Jin tersenyum melihat tingkah Mo Yun yang malu karena ketahuan bohong.  

Mo Yun terlihat sangat lahap makan bibimbap, sementara Shi Jin menatapnya mengaku  ingin menanyakan sesuatu, Mo Yun pikir Shi Jin Tak usah bertanya. Shi Jin pikir Mo Yun itu tahu dengan pertanyaanya.
Dari ekspresimu saja sudah terlihat kau akan mengejekku lagi.”kata Mo Yun
Ekspresi apanya? Inilah yang namanya ekspresi berkarisma.” Ucap Shi Jin bangga, Mo Yun pun memperbolehkan Shi Jin mengajukan pertanyaanya sambil menyalakan lilinya.
Apa kau selalu memikirkanku?”tanya Shi Jin, Mo Yun menjawab sudah pasti memikirkanya dan bertanya balik.  Shi Jin dengan menatap Mo Yun menegaskan selalu memikirkanmu karena dirinya adalah pria sejati.
Terima kasih, untuk tak membahas tentang insiden rambutku tadi, Sekarang Kita bisa minum kopi di bioskop saja.” Ucap Mo Yun, Shi Jin pun setuju.
“Ahh.... aku jadi mau minum air es sekarang.” Ejek Shi Jin, Mo Yun berteriak karena Shi Jin mengejeknya. 

Keduanya sudah duduk didalam gedung bioskop, tapi terlihat sangat canggung. Mo Yun membahas tentang saat yang menyenangkan dari bioskop yaitu Saat sebelum lampunya dipadamkan. Shi Jin tersenyum lalu berbisik  saat yang paling menyenangkan dalam hidupnya adalah  duduk bersama wanita cantik saat lampu itu akan dipadamkan.
Bukannya aku ini, "Orang tua" bagimu?” ejek Mo Yun
Oh iya! Aku mungkin salah liat karena lampu di sini redup sekali.” Balas Shi Jin dengan senyuman, Mo Yun pun memperlihatkan wajah cemberutnya.
“Em... sebelumnya kau selalu curiga padaku, 'kan?” ucap Shi Jin, Mo Yun membenarkan dan bertanya kenapa Shi Jin menanyakan hal itu.
Berapa umurmu? Kau pasti tahu umurku dari catatan kesehatanku.” Kata Shi Jin
Yang kemarin itu kan karena Oppa yang selalu membuatku marah.” Ucap Mo Yun

Shi Jin yang mendegar Mo Yun memanggil Oppa, mengartikan kalau ia itu lebih tua. Mo Yun mengatakan bukan, kalau ia adalah “Nunna”. Shi Jin tak percaya meminta  memperlihatkan ID karena mungkin saja umurnya bahkan jauh lebih muda. Mo Yun tertawa mendengarnya, Shi Jin pun ikut tertawa. 
Ponsel Shi Jin bergetar, wajahnya langsung berubah serius dengan nada seorang tentara mengataka ia adalah Kapten Yoo Shi Jin. Mo Yun melihat wajah Shi Jin yang serius bertanya apa sebenarnya yang terjadi, Shi Jin merasa harus pergi sekarang.
Mo Yun kaget karena Shi Jin harus pergi sekarang, Shi Jin meminta maaf dengan wajah sedih, Mo Yun merasa dirinya sekarang aka ditinggalkan lagi, Shi Jin mengaku benar-benar sangat menyesal dan mengajak Mo Yun untuk menonton lain kali dan mereka bisa pulang sekarang. Mo Yun menolak karena bisa menonton sendiri saja dan Shi Ji bisa pergi.
Shi Jin merasa tak enak hati, tapi Mo Yun mengatakan akan baik-baik saja dengan menonton sendirian, tapi setelah itu wajahnya cemberut. Shi Jin walaupun berat hati akhirnya keluar dari ruang bioskop tanpa bisa menonton film dan berjanji akan menelpnya nanti. 


Mo Yun menghela nafas, ponselnya bergetar. Juniornya menelp  meminta tak mau mengganggunya tapi ada sesuatu. Beberapa saat kemudian Mo Yun sudah berlari masuk kedalam Rumah Sakit Haesung.
Sang Hoon melihat Mo Yun yang berlari dengan cepat bertanya apakah Chi Hoon yang menelpnya. Chi Hoon membenarkan, karena menurutnya Dunia harus tahu, bahwa Mo Yun lah yang akan terpilih. Sang Hoon tak setujur, menurutnya yang dunia akan tahu adalah Eun Ji yang akan terpilih.
Orang yang mengalahkannya bukanlah senior tapi malah rekannya sendiri. Mo Yu n pasti sangat kesal.” Kata Sang Hoon sedih
Hidupnya seperti hanya untuk ruang operasi.” Ungkap Jae Ae

Dan itulah yang lebih menyedihkan. Dia seharusnya tak hidup seperti itu. Keluarga Eun Ji adalah pemegang saham terbesar di Haesung Group jadi Mo Yun tak mungkin terpilih.” Jelas Sang Hoon
Kenapa mereka tak adil sekali? Seorang Dokter harus memiliki kemampuan.” Kata Chi Hoon tak terima
Siapa yang bilang? Kemampuan bukanlah tujuan utama. Dokter itu berbicara tentang kekayaan setelah itu baru kemampuan.” Tegas Sang Hoon
Jae Ae dengan sinis merasa Sang Hoon itu setuju dengan keputusan itu. Sang Hoo mengatakan  hanya bicara realitanya  saja.


Mo Yun sudah bertemu dengan kepala rumah sakit yang mengatakan kalau ia akan mendapatkan posisi itu dan yakin akan berhasil kali ini, selain itu ia juga sudah interview sebanyak 3 kali, pada Interview pertama gagal karena masih muda. Yang kedua tak bias mengerjakan makalah.
Apa aku yang memutuskan kelulusanmu?” ucap Ketua rumah sakit marah
Ya, aku tahu kau tak bisa menuntut apa-apa. Aku tahu, koneksi adalah bagian penting dalam kompetesi ini. Tapi, siapa yang akan lulus selanjutnya? Menantu Menteri? Keponakan Direktur rumah sakit? Apakah tidak bisa sekali saja, koneksi itu tidak berlaku?” ucap Mo Yun tak terima
Sepertinya kau tak akan percaya diri mengulang interview-mu?” ucap Kepala rumah sakit
Ketukan pintu terdengar, Eun Ji masuk dengan cepat Kepala Rumah sakit berdir menyapa Eun Ji mengatakan mereka sudah selesai bicara dan hanya memberikan instruksi mengenai promosi pada Mo Yun jadi bisa bersama-sama menuju ke mobil Prof. Park. Eun Ji mengatakan akan segera menyusul. 

Mo Yun ingin memanggil Kepala rumah sakit, Eun Ji menahan dengan menaruh brosur didepan wajah Mo Yun, memberitahu Mo Yun itu harus menggantikannya untuk melakukan promosi besok karena Profesor mengajaknya makan malam.
Kau memintaku menggantikanmu?” ucap Mo Yun Sinis
Iya. Aku adalah professor sekarang,  jadi kau harus mendengarku. Karena ini adalah live, jangan sampai ada yang salah, Kau harus menghafal kata demi kata. Rumah sakit membayar banyak untuk promosi ini.” kata Eun Ji
Bagaimana jika aku tak mau?” tantang Mo Yun, Eun Jin pikir Mo Yun akan tahu akibatnya nanti
Jadwal makan malammu dan syutingnya tidak bersamaan, kenapa kau mau digantikan?” keluh Mo Yun
Aku mau berpesta sepanjang malam karenn ini pesta kelulusanku menjadi professor dan Aku tak bisa bangun pagi besok.” Ucap Eun Ji bangga

Mo Yun mengumpat Eun Ji itu licik bahkan tak punya malu. Eun Ji mengakuinya tapi menurutnya walaupun memalukan tapi sekarang diirnya sudah menjadi professor dan menurutnya Mo Yun juga merasa malu karena tak bisa menjadi apa-apa. Mo Yun pun mengumpat dengan sangat kasar, sambil menyinidir akan merasa kasihan pada pasien yang dipegang oleh Eun Ji nanti
Eun Ji tak terima langsung menarik rambut Mo Yun karena sudah membuatnya marah. Mo Yun merasa seharusnya dirinya yang marah dengan tindakan Eun Ji yang mengambil posisinya. Keduanya akhirnya saling menjambak rambut dan saling mendorong, sambil berteriak untuk melepaskan tanganya.
Mo Yun menegaskan tak akan rela Eun Ji itu menjadi professor, Chi Hoon masuk ke dalam ruangan langsung berlari menrelaikan duanya, Jae Ae juga mencoba memisahkan keduanya. Sang Hoon berteriak menyuruh keduanya berhenti karena bertengkar diruang kepala rumah sakit. Keduanya akhirnye melepaskan tanganya, Mo Yun dengan mata berkaca-kaca merasa dirinya sudah gila melakukan itu semua. 

Dilorong rumah sakit yang gelap, Mo Yun duduk sendirian sambil menangis mengatakan “Bagi pasien yang diduga menderita aritmia...” lalu mencoba menahan tangisnya mengatakan kembali “Bagi pasien yang diduga menderita aritmia... 10 ml EKG harus...” dan akhirnya menangis tersedu-sedu.
Kenapa aku tak bisa menghapalnya?” ucap Mo Yun dan kembali mencoba menghafal walaupun otaknya sedang tak bisa dimasukan apapun karena perasaan sedih terama dalam. 

Dua boneka dari permainan tembakan-tembakan sudah bertengger di posko tentara, Shi Jin memuji anak buahnya yang sudah berkerja keras. Dae Young meminta anak buahnya untuk Periksa peralatan sebelum istirahat. Letnan Yoon masuk ruangan, Shi Jin pun langsung menyiapkan pasukannya untuk istirahat ditempat.
Kalian telah berhasil menggantikan Tim Bravo. Apa ada yang terluka?” tanya Letnan Yoon, Shi Jin menjawab tidak ada dan semua  pasukan baik-baik saja.
Terima kasih.... Kalian sudah sangat berjasa dalam operasi domestik dan luar negeri. Jadi, aku sudah memutuskan untuk... mengirim tim kalian "liburan" selama 8 bulan.” Kata Letnan Yoon, semua langsung mengarankan pandanganya pada Letnan Yoon, Shi Jin dengan wajah shock bertanya kemana mereka akan pergi.

Ke Negara Urk.... Kalian memeliki waktu selama 2 minggu untuk menemui pacar dan keluarga kalian dans setelah Kalian harus berkemas secepat mungkin.” Tegas Letnan Yoon lalu menyuruh semuanya bubar. Shi Jin pun memberikan hormat pada atasanya. 
Dae Young tertunduk sedih, Chul Ho yang polos bertanya liburan seperti apa hingga memakan waktu 8 bulan. Kwang Nam memberitahu kalau “liburan” itu artinya tugas, karena  mereka bergabung dengan tentara biasa, jadi bukanlah misi darurat dan Para junior terlihat sangat bahagia karena bisa bertugas, sementara Dae Young dan Shi Jin terlihat gelisah harus meninggalkan orang yang disayanginya

Shi  Jin pergi kerumah sakit sambil menelp, tak sengaja bertemu dengan Jae Ae bertanya apakah Mo Yun sedang bertugas karena sedari tadi tak mengangkat telpnya. Jae Ae menunjuk keberadan Mo Yun sekarang, yaitu ada dilayar TV melakukan siaran langsung untuk promosi. Mo Yun dengan terlihat sangat fasih berbicara saat wawancara
Aritmia... atau disebut irama pada jantung akan meningkat seriring dengan meningkatnya usia.” Jelas Mo Yun,
Pengobatan apa yang tersedih untuk aritmia ini?” tanya host
Saat mendiagnosa dan mengobati pasien aritmia, kami bisa menggunakan EPS, yang merupakan pengobatan terbaru Metode ini akan meminimalisirkan efek sampingnya.” Jelas Mo Yun
“Ahh.. Begitu, ya, anda bilang ini adalah pertama kalinya anda masuk TV, tapi, anda tak terlihat gugup, seperi Anda bisa menjelaskan semuanya.” Komentar Host, Mo Yun pikir host itu tak melihatnya karena kakinya sekarang sedang gemetar.
Shi Jin menatap layar TV dengan senyuman sumringah, seperti ada merasa bangga melihat wajah Mo Yun masuk TV dan dilihat banyak orang.
bersambung ke part 2  

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



2 komentar:

  1. Mbak dee.. sinopsis episode 1 nya dimana ? Kok langsung episode 2??

    BalasHapus
  2. iya mba... episode 1 nya mana nih.. hiks..
    ini uri oppa... drama yg paling di tunggu2.

    BalasHapus