PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 24 Februari 2016

Sinopsis Cheese In The Trap Episode 14 Part 1

Hong Sul pulang kerumah dengan wajah linglung, Hong Jun melihat kakaknya baru pulang ingin membahas tentang idenya  belakangan ini. Hong Sul memilih untuk masuk ke dalam kamar dan duduk lemas diatas tempat tidurnya.
Apa maksudnya? Tadi..” kata Hong Sul panik lalu berdiri untuk menyadarkan dirinya.
Dia mengalami banyak kesulitan, jadi Karena itu dia ingin dihibur. Misalnya seperti memeluk boneka beruang.” Ucap Hong Sul menyadarkan diri kalau yang dilakukan In Ho tak ada artinya.
Ataukah dia memang sudah gila?” kata Hong Sul bertanya-tanya.
Matanya menatap syal diatas meja, teringat terakhir kali In Ho memakaikan dan menyuruhnya untuk pakai baju yang hangat agar tak kedinginan. Hong Sul duduk lemas diatas tempat tidurnya karena merasakan sesuatu yang aneh dari In Ho. 

In Ho memegang dadanya didepan pintu rumah, lalu membenturkan kepalanya di dinding mengumpat dirinya itu sudah gila karena berani memeluk Hong Sul, pacar dari temanya sendiri dan tak tahu kenapa ia bisa melakukan hal itu.
Suara pesan masuk kedalam ponsel, Bosnya mengirimkan pesan “Ini Sudah seminggu. Apa Uangnya sudah siap?
In Ho mencari brosur kompetisi piano diatas meja, lalu bergumam kalau dengan gaji dan deposit uang rumahnya semuanya 7 juta dan hadiah kompetisi adalah 3 juta, maka menurutnya itu bisa mengembalikan uang yang diambilnya. 

Bo Ra termenung di jembatan sambil menatap sungai, ponselnya berbunyi. Eun Taek mengirimkan pesan Noona, dimana kau? Aku di depan kampus.  Apa Kau ada waktu? Bo Ra langsung tersenyum membaca pesan Eun Taek lalu berlari keluar kampus.  
Di sebuah toko perhiasan, Eun Taek meminta Bo Ra memilih yang disukainya. Bo Ra binggung, Eun Taek menyuruh Bo Ra untuk memilih saja. Bo Ra melihat-lihat perhiasan didalam etalase, Eun Taek menunjuk salah satu anting bentuk segitiga.
Bo Ra tak percaya Eun Taek bisa tahu sesuatu yang disukainya, Eun Taek pun meminta untuk dibungkus. Bo Ra pikir tak perlu dibungkus, Eun Taek memberitahu kalau itu adalah hari pertama untuk Nyonya Lee jadi harus terlihat formal. Bo Ra melotot kaget karena hadiah yang dipilih untuk Nyonya Lee bukan untuk dirinya.
Dia sangat royal saat menggajiku dan sering membelikanku makan. Tapi aku tak pernah membelikan wanita hadiah. Terima kasih.” Kata Eun Taek, Bo Ra hanya bisa tertunduk sedih 

Da Young melihat Hong Sul dan Bo Ra yang duduk tak jauh darinya. Hong Sul melihat Bo Ra melamun, dengan menyenderkan kepalanya tahu temanya itu kecewa karena Eun Taek tidak membelikannya hadiah. Hong Sul menyangkalnya, tapi hanya merasa aneh melihat Eun Taek seserius itu dengan hadiah yang berika untuk bos yang keren.
Hong Sul tersenyum mendengar temannya yang sedang sedih, lalu mengajak untuk minum kopi dan akan mentraktirnya. Bo Ra langsung menyetujuinya dengan senyumanya. Hong Sul memberitahu kalau Bo Ra itu lebih keren dibanding Nyonya Lee. Keduanya pun keluar dari kelas. Da Young menatap meja Hong Sul yang kosong seperti mencari sesuatu. 

Hong Sul dan Bo Ra kembali dengan membaca segelas kopi, ternyata dosen belum datang juga. Bo Ra heran padahal selama ini sering datang tepat waktu. Hong Sul membuka tasnya dan mencari-cari sesuatu diatas meja, dibawah laptop, seperti kehilangan benda berharga. Bo Ra bertanya apa yang dicarinya, Hong Sul memberitahu catatan miliknya.
Eun Ji memanggil Da Young kalau tadi sempat melihatnya mencari sesuatu diatas meja Hong Sul. Da Young marah karena mencurigainya, lalu memberitahu kalu sebelumnya ingin meminjam pulpen pada Eun Ji tapi tak memilikinya jadi meminta pada Hong Sul.
Bo Ra binggung Da Young bisa meminjam pulpen Hong Sul. Da Young membenarkan dan sudah mengembalikannya. Hong Sul mengingat-ngingat dan berpikir catatan milik Yoo Jung tertinggal di loker. Bo Ra ingat kalau mereka tak keloker hari ini. Da Young membahas catatan Hong Sul yang hilang dan dengan sangat yakin pasti Sang Chul yang mengambilnya.
Sang Chul sunbae berdiri di belakang mejamu sambil melotot tadi Itu Pasti dia. Dimana Sang Chul sunbae? Apa Ada yang lihat?” ucap Da Young yakin, salah seorang mahasiswa melihat Sang Chul yang keluar kelas. 

Sang Chul keluar dari tempat fotocopyan sambil bernyanyi, Da Young dkk langsung menghadangnya. Sang Chul bertanya para wanita datang menghampirinya. Da Young bertanya apa yang baru saja di foto copy oleh seniornya. Sang Chul memberitahu kalau itu materi Prof Kang yang hilang Jadi di fotocopy lagi.
Eun Ji tak percaya ingin melihatnya, lembaran fotocopyan pun terjatuh ditanah, karena saling tarik menarik. Bo Ra dan Hong Sul penasaran, Eun Ji  melihat ternyata memang benar semua materi dari Prof Kang. Sang Chul pun mengumpat kesal karena mereka beraninya melakukan itu padanya.
Da Young panik melimpahkan kesalahanya pada Hong Sul yang berpikir  Sang Chul mencuri catatannya. Hong Sul membela diri kalau tak mengatakan seperti itu. Sang Chul mulai marah, Da Young mengajak teman-temanya untuk pergi karena kelas mereka akan mulai. Bo Ra pun membela Hong Sul tak mungkin menuduhnya dan buru-buru pergi. Sang Chul mengumpat wanita itu seperti zombie yang datang bergerombol, setelah itu kembali lagi ke ruang fotocopy. 

In Ha makan malam dengan Tuan Yoo mengaku sangat senang bisa makan bersama ayah Yoo Jung lagi, lalu bertanya apakah Tuan Yoo senang juga. Tuan Yoo mengangguk. In Ha membahas Tuan Yoo yang jarang bertemu dengan anaknya dan bertanya apakah tidak penasaran dengannya.
Mulai saat ini, aku akan mengawasi  Yoo Jung sendiri. Kau tak perlu melakukannya lagi.” Kata Tuan Yoo, In Ha tak percaya Tuan Yoo mengatakan seperti itu.
Ngomong-ngomong, bagaimana masalah kursusmu? Kau melakukannya, kan?” tegus Tuan Yoo, In Ha beralasan sedang sibuk jadi Minggu depan baru mendaftar.
Ahjussi, apa boleh aku minta apartemen? Aku tinggal dengan In Ho, tempatnya sempit sekali. Banyak yang ku khawatirkan sebagai seorang wanita. Ini yang terakhir. Setelah itu aku akan ikut kursus dan mendapatkan seritifikat.” Rengek In Ha
Kau juga bilang begitu saat minta uang untuk membeli rumah dulu.” Kata Tuan Yoo
In Ha mengakuinya lalu menyakinkan kali ini memang benar yan terakhir kalinya dan berpikir untuk kembali kerumah Tuan Yoo saja.  Tuan Yoo pun berguma “Saat dia masih kecil, sifatnya  seperti ini masih bisa kuterima.” Akhirnya dengan tegas Tuan Yoo meminta agar In Ha mendapatkan sertifikatnya, setelah itu akan mempertimbangkan. In Ha pun mengangguk dan tak bisa melawan. 

Hong Sul akan pergi ke kampus, lalu melihat In Ho yang berjalan didepan. Seperti orang ketakutan memilih untuk bersembunyi dibalik tiang listrik, In Ho seperti merasakan Hong Sul sedang menghindarinya dan tersenyum sambil berjalan membiarkan Hong Sul.
Di dalam kelas, Hong Sul seperti tanpa nyawa duduk didepan laptopnya. Eun Taek beberapa kali mengoyang-goyangkan tangan untuk menyadarkannya, tapi Hong Sul tetap diam seperti patung. Bo Ra masuk kedalam kelas melihat Eun Taek sudah datang membuatnya sedih lalu berusaha untuk tersenyum didepan Eun Taek.

Eun Taek melihat Bo Ra yang tersenyum lebar merasa ada sesuatu yang membuatnya bahagia. Bo Ra dengan bangga mengatakan kalau itu adalah virus pembawa kebahagian dan memberikan senyuman pada Eun Taek dan Hong Sul. Tapi Hong Sul tetap diam, Bo Ra binggung ada apa dengan temanya yang hanya melamun saja.
Entahlah. Dari tadi aku mencoba menyadarkan tapi tidak digubris.” Kata Eun Taek
Bagaimana hadiahnya?” tanya Bo Ra penasaran
Ah... Iya.... Mo Na noona sangat menyukainya. Dia sampai membelikanku daging, Jenis Hanwoo. Sebagai pria aku malu ditraktir terus.” Cerita Eun Taek bahagia
Nikmati saja, dia kan lebih tua dan Bosmu itu cantik juga.” Kata Bo Ra memuji
Eun Taek memberitahu bosnya itu mantan model. Bo Ra terdiam karena kalah saing, Hong Sul menundukan kepalanya karena binggung memikirkan sikapnya dengan In Ho. Bo Ra menatap sedih Eun Taek yang melihat catatan sambil mengelupaskan kulit dibibirnya yang kering. 


Setelah selesai kelas, Bo Ra memanggil Eun Taek yang berjalan didepanya. Hong Sul sengaja berhenti berjalan membiarkan keduanya berbicara. Bo Ra memberikan lipglos tanpa warna agar bisa dipakai oleh Eun Taek. Eun Taek menanyakan kenapa Bo Ra memberikan itu padanya.
Bo Ra melihat Eun Taek yang sudah dewasa tapi masih saja mengelupaskan bibirnya yang kering, menurutnya walaupun hanya kerja sambilan tapi Eun Taek tetap berkerja sebagai model lalu ingin mengoleskan pada bibir Eun Taek. Dengan cepat Eun Taek menolaknya, Bo Ra akhirnya menaruh lipgloss ditangan Eun Taek agar memakainya dan berpesan supaya kerja dengan benar. Eun Taek pun dengan wajah dingin pamit pergi kerja dulu. 

Di kantin
Bo Ra melihat Hong Sul yang masih tetap diam, lalu bertanya apa sebenarnya dengan temanya itu. Hong Sul memberanikan diri, menceritakan masalah dengan mengatakan kalau itu masalah temanya.
Wanita ini punya teman pria. Dia mulai merasa kalaupria itu menyukainya. Tapi dia tak ingin kehilangan hubungan baik mereka. Apa yang harus dia lakukan? Apa sebaiknya dia mengabaikan pria itu?” tanya Hong Sul yang menceritaka dirinya dengan In Ho
“Hei.... Kau menyindirku?” ucap Bo Ra kesal, Hong Sul binggung karena semua itu sebenarnya cerita dirinya sendiri.
Beritahu temanmu sesuai dengan kukatakan. Kalau dia mengabaikan perasaan pria itu, maka pria itu akan menempel wanita lain. Wanita dengan polosnya mengira bahwa pria hanya akan menyukai mereka. Setelah itu terjadi, menyesal pun percuma. Pria itu sangat plin-plan.” Tegas Bo Ra, Hong Sul mengerti dan akan melepaskanya. 

Sang Chul dan Do Hyun datang kantin, Do Hyun tahu Sang Chul itu begadang lagi sampai pagi dan menyuruhnya untuk pindah ke Rusai saja kalau memang tiap hari minum.
Ujian kelulusannya besok. Apa yang akan kau lakukan?” kata Do Hyun memperingatinya.
Hei, urusi saja dirimu sendiri, Nanti kau bisa tidak lulus lagi.” Ucap Sang Chul percaya diri
Bo Ra melihat Sang Chul yang terlihat santai, lalu bertanya apakah Hong Sul sudah menemukan orang yang mencuri catatanya, Hong Sul mengelengkan kepala.  Bo Ra bertanya apakah Hong Sul tak merasa aneh, padahal ujian kelulusan itu besok tapi Sang Chul malah minum-minum  dan juga tak berusaha meminjam dari temanya lagi. Hong Sul pikir mereka tahu kalau bukan Sang Chul yang mengambilnya. Bo Ra tetap merasa ada sesuatu yang aneh. 

Semua mahasiswa yang ikut ujian melihat kembali catatanya. Da Hyun melihat Sang Chul yang belum belajar dan berpikir kalau sudah menyerah. Sang Chul mengelengkan kepalanya, lalu menawarkan sosis pada Jae Woo. Jae Woo yang sibuk membaca bukunya, mengeluh Sang Chul masih saja mengajaknya bercanda.
Yoon Seob datang melihat ada banyak yang akan ikut ujian kelulusan, lalu menyuruh semuanya memasukan buku catatanya. Semua murid dengan malas-malasan memasukan buku ke dalam tas. Yoon Seob yakin hanya setengah dari murid yang bisa lulus dari ujian, lalu membagikan kertas soal pada seluruh murid.
Belajar itu dirumah.... Percuma belajar sekarang dan Jangan tulis jawaban ngawur.” Kata Yoon Seon menyuruh semua untuk menyelesaikan soal setelah itu keluar dari ruangan. 

Bos kembali bertemu In Ho yang meminta waktu satu bulan, In Ho dengan wajah tertunduk memohon agar Bosnya memberikan waktu lagi. Bosnya mengejek In Ho si hebat sampai bisa menundukan kepala didepanya sekarang dan tak pernah diduga olehnya.
In Ho, jangan buang-buang tenaga, Lebih baik Ikut saja mumpung aku masih baik. Entah satu atau dua bulan, kau takkan dapat uangnya.” Kata Bosnya meremehkan
Aku akan ikut kompetisi piano dan Akan kuberikan hadiahnya untukmu.” Ucap In Ho memperlihatkan brosur kompetisi
Kau pikir main piano satu dua hari bisa ikut lomba? Kau  lebih kalau bohong yang masuk akal. Apa Kau mempermainkanku?” ucap Bosnya.
Kalau kau membawaku sekarang, maka kau takkan dapat 10 juta itu. Kalau kau menunggu sebulan... maka akan kuberikan semua uang dan hadiahnya. Sejujur saja, kalau kau membawaku sekarang... Aku bisa kabur kemana saja.” Kata In Ho berusaha menyakinkan. Bosnya pun sempat terdiam memikirkan kata-kata In Ho. 

Didalam toilet
Bosnya menelp Bos Besar membahas tentang In Ho dan menceritakn Tidak mudah mencarinya, Si Bos besar seperti memberikan waktu tambahan lagi. Bos In Ho pun berjanji akan menemukan In Ho dalam satu bulan lagi, jadi tak perlu mengkhawatirkanya lalu menutup telpnya.
Akan kubawa In Ho dan dapatkan uangnya... Yah... Akan kudapatkan semua Ini Tidak buruk juga.” Ucap Si Bos dengan mata liciknya. 



Sang Keun keluar dari restoran memanggil In Ho, lalu memberikan amplop berisi uang agar bisa mengambilnya. In Ho menatap uang yang ada ditanganya, Sang Keun memberitahu itu uang simpananya walaupun tidak banyak, lalu mengunkapkan merasa senang ketika In Ho bergabung dengan mereka tapi melihat In Ho sekarang terlihat lebih bahagia.
In Ho terlihat tak menyangka temanya itu bisa memberika bantuan walaupun sedang kesusahan juga. Sang Keun menyuruh In Ho segera pergi karena ia akan kembali masuk ke dalam restoran. In Ho pun memasukan uang ke saku jaketnya. 

In Ho mulai berlatih piano, dengan menekan satu not dan terlihat wajahnya tersenyum. Jarinya dengan lembut memainkan piano sesuai dengan suasana hatinya yang sedang bahagia. Sampai malam hari In Ho terus berlatih lagu yang lainnya, lalu tiba-tiba ia terhenti dan menerawang dan tertunduk diatas pianonya.
Satu bulan.... Hanya satu bulan.” Gumam In Ho lalu mengangkat kepalanya dan kembali memainkan pianonya. 

Hong Sul berbicara di telp menceritakan ujian tak terlalu susah jadi ia hanya perlu lulus saja. Ibunya bertanya apakah anaknya sudah makan malam. Hong Sul mengatakan  akan makan dirumah. Ibunya menyuruh anaknya ke restoran saja karena dirumah tak ada makanan. Hong Sul bertanya apakah direstoran ada In Ho.
Nyonya Hong menyebut nama In Ho yang membuat In Ho berhenti ketika mengangat pesanan, lalu bertanya apakah Hong Sul ingin berbicara dengan In Ho. Hong Sul mengatakan tidak perlu dan memutuskan untuk makan diluar saja setelah itu menutup telpnya. Padahal didepanya sudah ada restoran ibunya tapi karena tak mau bertemu In Ho memilih untuk ke tempat lain saja. 

In Ho baru pulang kerja tak sengaja melihat Hong Sul sedang makan mie di minimarket. Hong Sul menikmati makan malamnya dengan sebotol teh, In Ho sempat terdiam melihat Hong Sul lalu menghampiri dengan mengetuk kaca, Hong Sul kaget melihat In Ho didepanya. In Ho pun tersenyum melihat Hong Sul lalu masuk kedalam minimarket. Hong Sul terlihat binggung karena harus bertemu dengan In Ho setelah dipeluk. 

In Ho membeli sesuatu dan pergi ke kasir, Hong Sul pura-pura sibuk makan. In Ho menghampirinya bertanya apakah Hong Sul makan malam di minimarket. Hong Sul membenarkan dengan wajah binggung dan mengaduk-ngaduk mienya.
“Apa Aku membuatmu tak nyaman?” tanya In Ho, Hong Sul binggung dengan pertanyaan In Ho
Mau sampai kapan kau menghindar dariku?” kata In Ho, Hong Sul berpura-pura-pura tak mengerti dengan ucapan In Ho
Kalau memang kau mau menghindar, jangan sampai ketahuan. Aku bisa melihatnya dari wajahmu.” Ejek In Ho, Hong Sul ingin menjelaskan tapi In Ho lebih dulu berbicara.
Memang benar aku suka padamu.” Akui In Ho, Hong Sul kaget mendengar pengakuan In Ho yang blak-blakan.
Memang benar...Tapi aku tak butuh pengakuanmu Dan aku takkan melakukan apapun,  Ini perasaanku, aku yang akan mengurusnya.” Kata In Ho sambil menerawng kearah depan.
“Hei.... Rambut Anjing! Karena itu jangan menghindar dariku. Nanti aku jadi semakin tidak nyaman. Kalau memang berterima kasih padaku, jangan bersikap seperti ini.Benark ‘kan?” kata In Ho bersikap seolah-olah tak terjadi sesuatu sambil mengelus rambut Hong Sul, lalu memberikan sebungkus kimchi untuk teman makan mie.
Sebelum pergi In Ho menyuruh Hong Sul untuk makan dirumah bukan minimarket, Hong Sul terdiam melihat In Ho mengakui perasaanya dan pergi meninggalkanya, dan menatap kimchi yang diberikan In Ho. 

In Ho berjalan pulang menyakinkan kalau satu bulan lagi akan bahagia, terdengar suara seorang menyanyi Cinta bukanlah permainan. Tapi ketulusan. Melihat siapa yan menyanyi membuat In Ho kebinggungan harus diapakan orang itu. Akhirnya ia menghampiri sang kakak yang berjalan sendirian. In Ha melihat adiknya yang tak sopan memanggilnya.
Lalu In Ho bertanya apakah kakaknya tak kedinginan, In Ha mengejek seharusnya sang adik memberikan jaketnya kalau sudah tahu cuaca dingin. In Ho pun melepaskan jaket dan memberikan pada kakaknya. In Ha binggung melihat sang adik tiba-tiba mau melakukan itu padanya.
“Apa Kau tak tertarik mendapatkan sertifikat komputer akuntansi?” tanya In Ho, In Ha mengatakan tak tertarik sambil berjalan kembali.
“Ahh... Sudah kuduga. Apa kau Mau buka toko baju?” ucap In Ho, In Ha berpikir adiknya itu mau memberikan modal.
Iya, aku akan memberikan modal  Tapi tidak sekarang. Apa kau Mau kerja di toko baju dulu untuk cari pengalaman? Nanti sedikit demi sedikit...” kata In Ho disela oleh sang kakak

“Hei... Adikku, jangan berputar-putar, bicara yang jelas.” Kata In Ha mengejek
In Ho memberitahu kalau ia akan pergi, tapi tidak sekarang. In Ha dengan ketus bertanya untuk apa adiknya membicarkan itu. In Ho meminta sang kakak untuk ikut denganya, In Ha mengumpat adiknya itu sudah gila kalau ia tak mungkin ikut.
Akhirnya In Ho memegang lengan kakaknya agar bisa saling menatap dengan jarak yang dekat dan menegaskan kalau ia tak bercanda jadi meminta kakaknya memikirkan baik-baik. In Ha melepaskan tangan adiknya mengembalikan jaketnya menyuruh untuk pergi sendiri sambil mengumpat, dan berjalan kearah berlawanan. In Ho binggung apa yang harus dilakukanya. 


Hong Sul berjalan masuk kekampus, In Ho berjalan dari arah sebaliknya. Hong Sul berusaha untuk biasa saja tapi terlihat kaku dengan anggukan kepala dan tersenyum, In Ho pun ikut tersenyum melihat Hong Sul tak menghindarinya. Tiba-tiba Hong Sul melihat kearah kanan dan berbelok. In Ho mengumpat langsung berlari mengejarnya.
Hei, kenapa kabur?” ucap In Ho
“Kau bilang Kabur? Aku mau ke gedung itu. Memang Ada apa?” kata Hong Sul menutupi kebohongannya.
Nanti pulang kuliah ikut aku dan Kutunggu di gerbang jam 6.” Kata In Ho lalu pergi lebih dulu. Hong Sul hanya bisa melonggo lalu kembali kearah jalan lurus. 

Kyung Hwan menyapa Hong Sul sedang duduk dilobby, menanyakan hasil ujiannya. Hong Sul mengatakan lulus ujian Kyung Hwan terlihat sedih, mengungkapkan kalau Hong Sul pasti lulus dan perasaanya pun senang. lalu Hong Sul pun bertanya apakah Kyung Hwan tak lulus, Kyung Hwan mengatakan kalau ia juga lulus. Hong Sul tertawa dengan bercandaan seniornya. Kyung Hwan mengaku sangat khawatir dengan hasilnya  karena ujiannya lumayan sulit.
Sang Chul sunbae, selamat.... Kabar yang menghebohkan.” Ucap Do Hyun masuk dengan wajah melas.
Hei, ujian kali ini sangat mudah” kata Sang Chul bangga, Do Hyun tak percaya Sang Chul bisa lulus padahal jarang sekali melihatnya belajar. Sang Chul dengan bangga kalau ia memiliki otak yang encer.
Da Young dan Eun Ji sedang duduk bersama tak percaya Sang Chul bisa lulus, padahal orang yang ada diatasnya banyak yang tak lulus. Da Hyun memberitahu semuanya kalau Sang Chul lulus ujian jadi mengajak semua makan bersama. Sang Chul pun dengan bangga akan mentraktir dan menarik Da Young untuk pergi, walaupun Da Young sudah menolaknya. 

In Ho kembali berlatih piano, Prof Shim berteriak kalau bukan seperti itu cara bermain pianonya, memberitahu kalau banyak nada yang lepas pada tangan kirinya, lalu bertanya apakah tanganya itu baik-baik saja. In Ho menatap tanganya, merasa kalau itu karena banyak latihan.
“Ini cuma sedikit kaku, jangan khawatir.” Kata In Ho
Pergilah kerumah sakit untuk berjaga-jaga.” Pesan Prof Shim, In Ho mengangguk mengerti
Prof. aku ingin pinjam ruang konser. Suara disana hampir sama dengan tempat lomba.” Kata In Ho penuh semangat
Baru kemarin kau pergi begitu saja,  Kenapa sekarang semangat sekali? Antara Dingin atau panas, pilih salah satu”kata Prof Shim
Memilih keduanya bagus untuk tubuh.” Ucap In Ho, Prof Shim bisa mengerti lalu meminta In Ho tak perlu memaksakan diri dan beristirahatlah. In Ho pun berjanji akan latihan sekali lagi.
Prof Shim pun pergi meninggalkan ruangan, In Ho kembal bermain dan berhenti memegang tanganya kirinya yang tak seperti sebelumnya. Tapi mencoba kembali memainkan pianonya, tapi tangan kirinya cepat merasa kaku dan memijat-mijat untuk menghilangkanya 

Hong Sul sedang melihat barang-barang disebuah toko, pesan masuk ke dalam ponselnya, Bo Ra mengirimkan pesan “Tak usah merayakan ulang tahunku.” Hong Sul tersenyum karena temanya itu pasti akan semakin terluka apabila hanya diam saja.
In Ho mondar mandir didepan gerbang kampus tapi Hong Sul belum juga datang, Hong Sul sedang memilih sarung tangan yang bagus, ponselnya kembali berbunyi. In Ho menelp menanyakan keberadan Hong Sul karena belum datang ke tempat mereka janjian. Hong Sul mengaku ada urusan mendadak jadi tak bisa datang. In Ho ingin tahu Hong Sul itu ada dimana, Hong Sul menyuruh In Ho pergi sendiri saja lalu buru-buru menutup telpnya. Setelah itu sibuk memilih sarung tangan dan melihat sarung tangan dengan bentuk boneka, dengan selera Bo Ra 

Da Young keluar dari restoran, Sang Chul mengejarnya bertanya kemana Da Youn akan pergi karena ingin mengajaknya ke ronde kedua. Da Young meminta Sang Chul untuk melepaskan karena harus pergi. Sang Chul mengerti perasaan Da Young yang tak lulus ujian, Da Young tak peduli ingin tetap pergi saja.
Aku cuma ingin membantumu.” Kata Sang Chul
Membantu apa? Melepaskanku sudah cukup membantu.” Ucap Da Young ketus, Hong Sul sedang lewat melihat keduanya sedang didepan restoran.
“Apa Kau mau percaya padaku?” ucap Sang Chul, Da Young binggung melihat sikap Sang Chul berbeda dan pasti sudah gila.
Sang Chul meminta Da Young menunggu sebentar dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan meminta untuk merahasiakan. Da Young melihat buku catatan Yoo Jung dan tak percaya kalau memang benar mencurinya 

Hong Sul langsung berlari mendekati keduanya, tak percaya Sang Chul begitu tega mengambil catatan Yoo Jung darinya, dan mengumpat seniornya itu memang tak tahu malu. Sang Chul menyalahkan Hong Sul yang tak memberikan pada saat memintanya.
Kau sombong karena pintar, Aku tak suka itu. Berapa kali kau menghancurkanku? Tahun lalu kau menuduhku menggunakan uang kas, lalu Kau mencoret namaku dari kelompok. Kau memang pacar Yoo Jung, tapi kau bukan Yoo Jung.” Kata Sang Chul dengan mata melotot
Kenapa bawa-bawa Yoo Jung? Soal uang kas dan pencoretan itu memangnya salah Yoo Jung? Kau selalu menyalahkan orang lain dan merasa jadi korban Tapi kaulah  yang membuat orang lain jadi korban. Sekarang kau berani mencuri segala!!! Apa Sunbae tak punya malu?” ucap Hong Sul dengan nada tinggi. 

In Ho lewat melihat Hong Sul, berpikir sedang bersembunyi di tempat itu. Sang Chul marah ingin memukul Hong Sul tapi Hong Sul lebih dulu mundur dan terjatuh. In Ho pun berlari dengan berteriak dan langsung memberikan pukulan pada wajah Sang Chul.
Sang Chul pun jatuh terlempar, Da Young menjerit ketakutan. In Ho membantu Hong Sul untuk bangun sambil menanyakan keadaanya. Hong Sul terlihat gugup mengatakan kalau baik-baik saja. Sang Chul bangun langsung menendang punggung In Ho dengan keras.
Kyung Hwan dkk keluar dari restoran langsung merelai keduanya dan meminta Hong Sul membawa In Ho pergi menjauh. Hong Sul pun menarik In Ho untuk pergi. 

Dijalan pulang, Hong Sul menanyakan apakah punggung In Ho baik-baik saja, In Ho mengatakan kalau Hong Sul itu hanya punya badan besar tapi tak memiliki tenaga dan mengatakan kalau baik-baik saja. Hong Sul menegakan bagian punggung In Ho, terdengar jeritan In Ho yang kesakitan.
Hong Sul panik mengucapkan permintaan maaf, In Ho mengaku hanya bercanda saja lalu bertanya keadaan Hong Sul dengan melihat tanganya. Tangan Hong Sul terlihat lecet karena jatuh. Hong Sul menarik tanganya mengatakan baik-baik saja karena besok pasti akan sembuh. Suasana terasa canggung, Hong Sul ingin berbicara tapi In Ho mengalihkan dengan berteriak kalau lapar dan mengajak makan mie buatan ibunya. Hong Sul menahan In Ho pergi.
“Baek In Ho Dalam situasi seperti ini... Aku harus membuat semuanya jadi jelas.” Kata Hong Sul, lalu ponselnya berdering. Yoo Jung menelpnya, Hong Sul ingin mengangkatnya tapi In Ho langsung mengambil dan menaruh ponsel Hong Sul di dalam jaket.  
Satu bulan saja..... Aku tahu apa yang akan kau katakan. Tapi... Beri waktu aku satu bulan. Jangan sembunyi atau mengabaikanku Seperti tadi.” Kata In Ho memegang pundak Hong Sul.
Setelah satu bulan... Apa yang akan terjadi?” tanya Hong Sul
Aku akan... meluruskan perasaanku. Aku janji” kata In Ho melepaska tangan dan meminta Hong Sul untuk setuju. Hong Sul melonggo menatapnya.
In Ho menepuk pundak Hong Sul karena mimik wajahnya yang binggung, Hong Sul masih saja melonggo. In Ho melihat kembali tangan Hong Sul yang lecet dan mengajaknya untuk pergi mengobatinya. Hong Sul pun mengikutinya tapi melepaskan tangan In Ho yang menariknya. 
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




1 komentar:

  1. jujur kecewa bgt sm eps 13-14 sebnrnya yg jd peran utama sp?nontn nih drama pengn liat park hae jin. tp di sini scene sunbae nya dikt bgt mudah2n lead cast tdk tersingkir di eps terakhir bakal nangis klw seol gk happy ending sm sunbae 😭😭#teamJung.

    BalasHapus