PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 24 Februari 2016

Sinopsis Cheese In The Trap Episode 13 Part 2

Hong Sul langsung didatangi Bo Ra dan Eun Taek ketika baru sampai kampus, Bo Ra menanyakan keadaan Hong Sul karena membuatnya sangat khawatir. Hong Sul mengatakan baik-baik saja karena hanya sakit maag biasanya dan perutnya terasa sakit akibat stress. Bo Ra menyuruh Hong Sul itu lebih rileks dan selalu menyelesaika masalahnya sendiri.
Eun Taek memberikan termos minumnya, memberitahu ibunya sengaja membuatkan teh khusus karena tahu Hong Sul sakit dan menasehati untuk tak minum dingin karena tak baik untuk penyakit maag. Hong Sul berterimakasih dan berjanji akan meminumnya.
Bo Ra meminta untuk dirinya, Eun Taek bertanya apakah Bo Ra sakit. Bo Ra mengeleng. Eun Taek dengan ketus mengatakan tak minuman untuk Bo Ra, lagi pula menurutnya Bo Ra itu tak pernah stress, lalu pamit pergi karena harus berkerja part time. 

Bo Ra mengumpat Eun Taek sangat kejam. Hong Sul binggung ada apa sebenarnya dengan keduanya. Bo Ra merasa tak ada masalah apapun dengan Eun Taek. Hong Sul pikir sudah saatnya Bo Ra menerima cinta Eun Taek, Bo Ra menegaskan kalau ia tak mungkin membenci Eun Taek. Hong Sul pun menanyakan alasan Bo Ra tak ingin menerima cinta Eun Taek
Karena aku tak ingin putus denganya” akui Bo Ra, Hong Sul tak mengerti dengan alasan Bo Ra.
Jika putus nanti. kita tak akan berteman lagi. Lalu, kami tak akan bisa bertemu lagi. Aku tak ingin putus dengan orang yang aku sukai lagi. Aku harus bagaimana jika kehilangan kau dan Eun Taek? Aku ingin kita seperti ini selamanya.” Cerita Bo Ra 
Hong Sul pun memberikan termos dari Eun Taek untuk temannya, Bo Ra menolaknya dengan senyuman. Hong Sul tetap ingin Bo Ra menerimanya, lalu memeluknya dengan erat. Bo Ra tertawa meminta Hong Sul cepat melepaskanya. 

In Ho pergi kebank ingin mengajukan pinjaman, Pegawai Bank menanyakan ingin mengambil kredit atau pinjaman hipotek. In Ho memilih Pinjaman kredit. Pegawai Bank meminta In Ho membawa surat keterangan kerja. In Ho binggung.
“Surat Dokumen yang membuktikan anda bekerja di sana.” Jelas Pegawai Bank, In Ho mengaku sudah bekerja di toko mie.
Maaf, Tuan.... Untuk menerima pinjaman kredit, anda harus bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki asuransi besar atau anda harus memiliki bisnis sendiri.” Jelas Pegawai bank
Bagaimana dengan kartu kredit? Apa bisa melakukan penarikan tunai?” tanya In Ho
Maaf.... Dengan status anda saat ini, akan sulit melakukannya.”ucap Pegawai, In Ho ingin mengajukan yang lainya, tapi akhirnya memilih pasrah dan meninggalkan Bank 

Hong Sul melihat catatan milik Yoo Jung yang menyusunnya dengan sangat baik, merasa tak percaya bisa serapih itu.  Sang Chul datang membahas Hong Sul yang akan ikut ujian kelulusan dan mengajak untuk belajar bersama, lalu melihat catatan yang dimilikinya sangat rapih.
Ketika melihat dilembaran depan ternyata milik Yoo Jung, Hong Sul buru-buru mengambilnya. Sang Chul tahu Hong Sul pacarnya jadi pasti dipinjamkanya, dan pasti akan dapat nilai bagus dengan catatan milik Yoo Jung, lalu bertanya apakah ia boleh melihatnya.
Sunbae sudah bekerja keras untuk catatan ini.” gumam Hong Sul merasa tak rela meminjamkanya, lalu melihat kearah Sang Chul dengan melonggo.
Kenapa dengan ekspresimu? Apa Kau tak mau meminjamkanya?”kata Sang Chul dengan nada sinis.
Bukan begitu, aku mau beritahu Yoo Jung-sunbe dulu.” Ucap Hong Sul mencari alasan
Kenapa harus bertanya? Catatan ini kan sudah jadi milikmu. Apa Kau tak mau membaginya?” keluh Sang Chul dan menyindir Hong Sul harus bisa berbagi bersama-sama.
Hei, semuanya! Hong Sul punya catatan lama Jung, siapa yang mau?” teriak Sang Chul pada semua anak yang sedang belajar.
Semua menunjuk tangan kecuali Kyung Hwan, Hong Sul mengumpat dalam hati, Sang Chul menegaskan semua senior ingin lulus juga seperti Hong Sul, jadi harus membaginya dan menawarakan sosis ditanganya untuk menukarnya. Hong Sul menolak, Sang Chul bagaimana cara mereka saling barter. 

Hong Sul masuk kelas, banyak orang yang melambaikan tangan padanya dan bersikap ramah. Da Young pun sengaja menyiapkan kursi untuk Hong Sul disampingnya. Bo Ra langsung menarik Hong Sul untuk duduk disampingnya, Teman didepan menanyakan keadaan Hong Sul yang baru saja dirawat dirumah sakit.
Da Young pun bersikap seolah-olah peduli menanyakan keadaaan Hong Sul, dan berkomentar Hong Sul yang selalu semangat belajar. Hong Sul hanya tertawa sambil membuka bukunya, teman sebelah Da Young memberikan sebungkus kue untuk diberikan pada Hong Sul. Da Young memanggil Hong Sul kembali, untuk memberikan kue dan tak boleh diminta oleh Bo Ra.
Bo Ra langsung menyingkirkan kue itu di meja sebelahnya. Da Young kembali memanggil Hong Sul, menanyakan soal yang tak bisa dikerjakanya. Hong Sul mengaku tak bisa mengerjakanya, Da Young memanggil Hong Sul untuk mengajarkanya. Bo Ra mengatakan kalau temannya itu pintar dan menariknya untuk menghadap ke depan. 

Nyonya Hong mengomel anaknya yang baru keluar dari rumah sakit tapi sudah lupa makan. Hong Sul mengaku sangat sibuk, In Ho terlihat dingin dengan membersihkan mangkuk bekas mie. Hong Sul melihat In Ho yang membelakanginya lalu bertanya apakah ia sudah menyelesaikan urusanya. In Ho mengatakan sudah menyelesaikanya.
Hong Sul mengangguk, lalu bertanya apakah itu berusuran dengan latihan piano. In Ho sempat terdiam, lalu melirik sinis kalau itu bukan urusan Hong Sul dan kembali mencuci piring. Hong Sul binggung melihat sikap In Ho tak ramah padanya.
Kenapa kau berbicara begitu padaku?” tanya Hong Sul binggung, In Ho tak menjawabnya memilih keluar restoran untuk membuang sampah. 

In Ho menerima telp dengan helaan nafas, hanya mendengarnya namanya di panggil membuat In Ho mencari asal dari suara seseorang. Bosnya sudah ada didepan restoran bersama dengan Sang Keun. In Ho bertanya untuk apa mereka datang ke tempat kerjanya.
Kau sungguh ceroboh, Kau bahkan tak tahu jika Sang Keun terus mengikutimu.” Ejek Bosnya sambil merangkul Sang Keun.
Jika kau begini terus, aku tak akan membayarmu.”ancam In Ho, Bosnya merasa tak melakukan apapun karena tak mendatangi restoran tempat kerjanya atau menyakikti seseorang
Aku hanya mau cari jaminan saja. Tapi... Aku baru tahu, bahwa kakakmu itu sangat cantik dan juga tinggi.” Kata bosnya
In Ho mulai mengumpat, Hong Sul keluar ingin berbicara, tapi In Ho buru-buru langsung mendorong Hong Sul masuk ke dalam restoran dan menahan pintu agar tak keluar. Hong Sul berteriak meminta dibuka, In Ho memohon tak keluar sebelum memperbolehkanya, ketika melihat kebelakang Bos dan Sang Keun sudah tak ada di tempat semula.
Pesan dari bosnya masuk “In Ho, jaga sikapmu. Jangan sampai aku datang lagi.” 

Hong Sul menelp Yoo Jung membahas tentang catatan yang di pinjamkannya, lalu bertanya apakah ia boleh membagikannya pada teman jurusannya, karena Sang Chul sudah melihat dan meminta untuk membaginya.
Jadi, Apa kau mau aku membagikannya?” Tanya Yoo Jung
Tak masalah jika kau mau memberikanya juga” Kata Hong Sul dengan nada cemberut.
Sebenarnya, aku lebih suka kau tak membagikannya. Apa kau suka melihat mereka selalu menganggap semuanya adalah milik mereka? Jika kau selalu menurutinya, mereka akan terus mengulanginya. Dan akhirnya, kau lah yang akan rugi. Kau tahu itu, 'kan?  Mereka hanya mau memanfaatkanmu. Kau tak perlu memikirkan mereka. Aku hanya tak ingin kau menjadi tertekan lagi. ” Jelas Yoo Jung
Tapi, entah kenapa, masalah ini membuatku stres.” Akui Hong Sul lalu mengucapka selamat tidur dan mimpi indah. Yoo Jung juga melakukan hal yang sama. 

In Ho berjalan pulang dengan gelisah kesana kemarin, mengumpat si gangster yang mau jauh-jauh datang ke Seoul. Lalu berpikir kalau mengambil uang depositnya masih butuh  3 juta won lagi. Sementara In Ha sedang mencoba baju baru didepan cermin.
Sang Adik pulang, In Ha langsung menanyakan penampilan dengan baju barunya. In Ho menanyakan digunakan untuk apa uang simpanan miliknya. In Ha memberitahu sudah lama mengambilnya dan berpikir itu memang untuknya. In Ho pun bertanya apakah kakaknya memiliki uang, In Ha yakin adiknya sudah tahu punya uang darimana.  
Lalu, bagaimana kau bias membeli semua itu?” tanya In Ho dengan nada tinggi
Dengan kartu credit yang  Yoo Jung berikan padaku. Jangan berani menggunakannya, pemakaiannya sudah limit.” Tegas In Ha sinis
Apa belanja adalah satu-satunya hal yang kau bisa dilakukan? Apa kau tak memikirkan masa depanmu? Kenapa kau tak memikirkan masa depanmu?” jerit In Ho kesal
Bagaimana denganmu? Bukannya kau juga setiap hari belajar. Sepertinya Aku harus pindah dari sini, karena Kau selalu saja memarahiku. Hidupmu itu menyebalkan dan kau mengajakku ke sana.” Ejek In Ha
In Ho menyuruh kakaknya keluar dari rumahnya saja karena sudah benar-benar muak, In Ha kaget mendengar adiknya berteriak-teriak. In Ho memilih untuk keluar saja, In Ha malah tak sadar diri mengangap adiknya itu sudah gila. 

In Ho berdiri didepan rumah ayah Yoo Jung dengan wajah ragu, lalu menekan belnya. Ayah Yoo Jung menyapa In Ho yang sudah lama tak bertemu, In Ho pun memberikan hormat dengan membungkuk menanyakan kabar dan meminta maaf karena datang secara tiba-tiba. Tuan Yoo malah merasa senang In Ho datang dan  tak di larang untuk datang ke rumahnya.
Aku ingin meminta bantuanmu karena sedang mengalami kesulitan sekarang. Dan aku butuh uang... tapi tidak banyak” kata In Ho memberanikan diri.
In Ho... Sampai kapan kau akan seperti ini?” kata Tuan Yoo, In Ho kaget mendengar tanggapan Tuan Yoo yang terdengar dingin.
Aku mengerti kenapa kau bisa membenci Yoo Jung. Tapi, kalian sudah dewasa. Dan dia sudah bekerja sekarang. Apa kalian harus berkelahi seperti ini?”kata Tuan Yoo, In Ho yakin  Yoo Jung sudah memberitahu ayahnya.
Bahkan jika dia tak memberitahuku, aku bisa mengetahuinya langsung. Apa sebenarnya masalah kalian? Aku merasa sudah melakukan yang terbaik untuk kalian. Bukannya begitu? Apa kau akan tetap membenci Jung Dan terus bertengkar begini.? Aku hanya kecewa saja.” Ungkap Tuan Yoo

In Ho pikir Tuan Yoo tahu alasan diirnya itu tak menyukai Yoo Jung, Tuan Yoo menegaskan bahwa permintaan maaf saat itu sudah cukup dan bertanya berapa lama lagi  In Ho akan terus bersikap seperti sekarang ini. In Ho menegaskan kalau Tuan Yoo yang meminta maaf padanya dan orang yang melakukannya tak merasa bersalah.
Bagaimana dengan pertemanan kalian yang sudah bertahun-tahun itu? Yoo Jung sudah mau menerima kalian sebagai saudaranya. Dia mengorbankan banyak hal. Tapi, kalian bahkan tak menunjukkan sedikitpun rasa terima kasih pada Yoo Jung.” Teriak Tuan Yoo seperti sudah tahu alasan Yoo Jung membenci In Ho. Tapi In Ho malah tertawa mendengarnya.
Wow..... Kalian... memiliki sifat yang sama. Sekarang aku sudah tahu. Kau membawa kami ke sini hanya untuk mengawasi Yoo Jung. Aku merasa... seperti orang bodoh untuk meminta bantuan lebih setelah kau menjaga Baek In Ha. Tapi, aku tak mau mendengarmu mendengar dongeng dari kalian lagi.” Ucap In Ho sinis dan memilih untuk pamit pergi dengan sopan


In Ho berjalan menjernihkan kepalanya, sambil menarik nafas panjang-panjang, disebuah tangga terlihat ada pengamen yang memainkan musiknya. Beberapa pasangan berjalan didepannya dengan wajah bahagia, saling bergandengan tangan.
Didalam restoran pun ada kumpulan orang-orang yang bercengkraman dengan sangat bahagia. Dijalan pun ada dua pria dengan satu wanita terlihat bahagia berjalan bersama. Mata In Ho berkaca-kaca melihatnya seperti mengingatkan tentang masa lalunya. 

Hong Sul berjalan masuk ke dalam kampus sambil melamun dan bergumam “ Yah... apa yang dikatakan Sunbae memang benar. Mereka hanya akan memanfaatkanku saja.
 Pesan dari Sang Chul masuk ke dalam ponselnya “ Hong Sul, aku mohon. Aku membutuhkan bantuanmu. Kau tahu, aku sangat berusaha untuk bisa lulus. Aku hanya akan meminta bantuanmu kali ini saja. Tolong bantu aku.

Akhirnya Hong Sul membawa catatan Yoo Jung sambil menyakinkan diriny kalau in akan terakhir kali membantu Sang Chul dan pergi ke ruangan fotocopy. Didepan pintu melihat Sang Chul dan Da Young sedang ada didalam, Hong Sul pun mendengar keduanya yang sedang berbicara.
Sang Chul merasa Hong Sul itu sangat kejam sekali, Da Young juga setuju menurutnya Hong Sul tak akan mati jika membagi catatan milik Yoo Jung dan terlihat sombong karena sang pacar memberikan catatan itu padanya. Sang Chul pikir Hong Sul itu berubah setelah berpacaran dengan Yoo Jung, padahal dulu apabila mereka meminta bantuan akan langsung memberikanya.
Da Young pikir Hong Sul marah karena mereka semua yang membuat nilainya D dikelas Prof Kang dan membuatnya kesal, tak ingin bertemu dengan orang yang pelit. Sang Chul tetap saja berpikir kalau catatan Yoo Jung itu seperti surga dan betapa sangat detailnya. Hong Sul menatap catatan milik Yoo Jung dan memilih untuk pergi saja dari ruang foto copy.

Hong Sul sedang ada didepan loker, Da Young mengajak Hong Sul untuk makan siang bersama karena Eun Ji yang akan mentraktir mereka. Hong Sul langsung menolaknya, karena suda memiliki janji. Da Young kembali mengajak Hong Sul untuk minum kopi setelah janjinya itu, Hong Sul menegaskan dirinya sedang sibuk mempersiapkan ujianya.
Kau pasti sudah belajar banyak, yah.... Karena kau punya catatan itu...” Ejek Da Young sinis lalu mengadu pada  Sang Chul karena Hong Sul jual mahal sekali.
Sejak kapan mereka jadi ramah begitu?” keluh Bo Ra, Hong Sul menutup loker mengajak Bo Ra makan saja, Bo Ra dengar tadi Hong Sul punya janji. Hong Sul menarik temanya mengaku kalau itu bohong. 

Sang Chul memanggil Hong Sul untuk bicara, Hong Sul bertanya apa yang akan dibicarkannya. Sang Chul menyodorkan tanganya meminta janji Hong Sul padanya. Hong Sul mengatakan tak ada janji yang dibuatnya. Sang Chul dengan mata melotot mengingatkan kalau sebelumnya sudah mengirimkan pesan dan mengejek Hong Sul itu pelit sekali.
Hong Sul mengingat ucapan Yoo Jung Apa kau suka melihat mereka selalu menganggap semuanya adalah milik mereka? dalam hatinya bergumam Ya, aku sudah muak sekarang.”  Lalu membahas Sang Chul yang ingin meminjam catatanya. Sang Chul pikir Hong Sul itu sudah tahu apa yang dinginkanya.
Apa kau akan mati jika aku melihat catatan itu? Aku adalah seniormu. Kau jahat sekali, Apa kau mau selalu egois seperti ini? Hei.... Apa hanya aku yang berpikiran seperti ini?” teriak Sang Chul meminta dukungan dari teman lainya. Bo Ra mengajak Hong Sul pergi saja tapi Da Young memanggilnya kembali 

Bukannya kau dengan mudah mendapatkan catatan itu?” ucap Da Young sinis, Sang Chul setuju dan Hong Sul tak mau membagi dengan mereka bahkan membuat masalah menjadi besar saja.
Benar sekali.... Catatan ini adalah barang pribadiku. Kenapa aku harus membaginya dengan orang lain? Apa salah jika aku tak mau menunjukkannya pada kalian? Bertindaklah selayaknya seorang senior dan berhenti merengek.” Ucap Hong Sul berani melawan.
Kau bilang aku tadi merengek?” teriak Sang Chul sambil memukul loker, Bo Ra ikut berteriak kalau Sang Chul yang membuat masalah.
Sang Chul memperingatakan Bo Ra tak perlu ikut campur, Bo Ra menegaskan temanya itu tak salah. Sang Chul kesal dianggap Gangster, Bo Ra menarik Hong Sul untuk pergi saja. Da Young tetap ingin Hong Sul memberikan catatan itu pada mereka. Do Hyun mengajak mereka pergi saja karena usaha mereka semua percuma. 

Yoo Jung dengan wajah dingin menemui ayahnya yang menunggu didepan apartement, bertanya apa yang ingin dikatakan kakaknya. Tuan Yoo memberitahu seseorang adala klien penting bagi mereka dan memberikan proposal pada amplop coklat. Yoo Jung menerimanya dan tetap terlihat dingin.
Oh ya, In Ho datang ke rumah, Sepertinya dia membutuhkan uang. Dan Aku memarahinya. Setelah Aku membuatnya marah, dan pergi begitu saja.” Cerita Tuan Yoo, Yoo Jung menatap ayahnya terlihat kaget.
Kau pasti tak tahu apa yang terjadi padanya, 'kan? Kau memintaku untuk menjadikan kalian saudara. Lalu, kenapa sekarang seperti ini?” ucap Tuan Yoo, Yoo Jung memalingkan wajahnya, Sang ayah pun menyuruh sopir untuk segera pergi. 

In Ho sinis melihat Yoo Jung yang sudah menunggu didepan rumahnya, Keduanya berbicara di pinggir jalan. Yoo Jung tahu In Ho memiliki hutang 10 juta won, In Ho bertanya bagaimana Yoo Jung bisa tahu. Yoo Jung menceritakan ayahnya yang datang menemuinya, dan sangat khawatir jadi berusaha menyelidikinya.
Sepertinya kau berteman dengan pria jahat. Jadi... Apa kau sudah punya uang?” tanya Yoo Jung, In Ho merasa itu bukan urusan Yoo Jung
Aku akan memberikanmu uang itu..... Jika kau menjauhi Seol.Aku tak peduli jika kau menyukainya atau tidak. Tapi, aku tak mau jika kau membahayakan dia dan keluarganya. Seberapapun berandalannya kau ini... kau pasti tak ingin membahayakan temanmu, 'kan? Dan Kau tak serendah  itu, 'kan? ” Tegas Yoo Jung memberikan tawaran.

In Ho langsung mencengkram baju Yoo Jung dengan mata melotot, bertanya apakah Yoo Jung itu datang hanya ingin mengatakan seperti itu dan menjadikan situasinya sebagai kesempatan. Yoo Jung menegaskan bahwa In Ho sendiri yang membuat kesempatan itu.
Kenapa kau tak memperbaiki hidupmu itu saja? Kupikir kau ini bisa menjadi sukses karena sudah berani kabur. Jika kau tak punya uang... mereka akan menangkapmu ataukah kau mau kabur lagi? Apa kau mau hidup begitu selamanya? Bukannya akan lebih bagus jika kau memperbaikinya?” ucap Yoo Jung, In Ho pun meneteskan air matanya.
Pikirkan baik-baik. Siapa yang menjadi ancaman bagi Hong Sul sekarang?” kata Yoo Jung lalu melepaskan tangan In Ho dari kerah bajunya dan pergi. In Ho pun mengumpat kembali. 


Hong Sul pulang dari kampus kerestoran ibunya, melihat sang ibu sedang membuat kimchi bertanya apakah ada yang perlu dibantu. Ibunya pikir tak ada karena sudah hampir selesai  jadi Hong Sul bisa pulang saja. Hong Sul melihat masih banyak sawi yang belum dibumbui.
Ibunya pikir tak perlu, tapi teringat dengan kotak yang ada didepannya meminta agar Hong Sul memberikan kimchi itu pada In Ho, Hong Sul terasa canggung karena harus mengirimkanya. Ibu Hong Sul menceritakan In Ho yang akhir-akhir ini bersikap aneh, dan menelpnya untuk meminta izin tak masuk kerja, jadi tak tahu apakah ada orang didalam rumahnya. Lalu meminta Hong Sul datang kerumah In Ho dan melihat keadaanya. Hong Sul pun tak bisa menolaknya. 

In Ho berjalan pulang melihat Hong Sul menunggu didepan rumah dengan udara malam yang sangat dingin. Hong Sul pikir In Ho sedang ada diluar dan menatap kotak kimchi yang dibawanya. In Ho memilih untuk pergi saja dan tak ingin bertemu dengan Hong Sul.
Hong Sul yang merasa pegal menaruh kimchinya ditembok depan, In Ho yang melihatnya pun seperti tak tega akhirnya menghampiri Hong Sul, menanyakan sedang apa didepan rumahnya. Hong Sul melihat dari atas kebawah, berpikir In Ho itu sakit.
In Ho melirik sinis, Hong Sul memberitahu ibunya yang meminta untuk mengirimkan kimchi padanya, In Ho menatap Hong Sul. Hong Sul merasa akhir-akhir ini In Ho selalu saja berusaha menghindar, lalu bertanya apakah ia memiliki masalah. In Ho hanya melirik dengan tatapan berkaca-kaca, lalu memilih masuk ke dalam rumah dengan membawa kotak kimchinya. 

In Ho masuk ke dalam rumah sampai lampu sensor depannya mati, akhirnya ia keluar dengan membawa syal dan berlari mencari Hong Sul. Hong Sul binggung tiba-tiba In Ho datang dan memasankan syal dilehernya. In Ho mengatakan udara malam akan semakin dingin jadi Hong Sul harus memakai baju yang lebih hangat.
Hong Sul binggung melihat sikap In Ho tiba-tiba baik padanya, In Ho melangkah mundur meminta Hong Sul memberitahu itu ibunya untuk mengucapkan terimakasih dan akan memakannya. Hong Sul hanya terdiam. In Ho pun kembali masuk kedalam rumahanya, Hong Sul benar-benar binggung melihat sikap In Ho. 

In Ho kembali berjalan masuk ke dalam kampus sambil bergumam Kenapa Baek In Ho tiba-tiba saja jadi aneh? Dia memintaku untuk tidak khawatir, tapi aku tidak bisa. Bagaimana ini?
Sementara Bo Ra menelp Eun Taek menanyakan keberadaanya, memberitahu sudah tak ada kelas jadi mengajaknya untuk pergi bersama. Eun Taek menolak karena sibuk. Bo Ra binggung sibuk apa dan bertanya keberadaan Eun Taek. Eun Taek pikir Bo Ra sudah tahu kalau ia ada di kampus. Terdengar teriakan memanggil Eun Taek kalau itu giliranya.
Bo Ra bertanya Eun Taek itu sedang bersama siapa, Eun Taek buru-buru menutup telpnya meminta Bo Ra mengajak Hong Sul saja kalau memang bosan. Bo Ra berteriak kesal karena Eun Taek menutup telpnya begitu saja. Hong Sul melihat Bo Ra yang berteriak memanggilnya dari arah depan. Bo Ra mengajak Hong Sul untuk menbantunya untuk mencari si “kacung” Hong Sul bertanya kemana mereka akan pergi. Bo Ra yakin Eun Taek itu ada disuatu tempat. 

Hong Sul binggung sebenarnya Eun Taek sibuk apa, Bo Ra pikir mereka juga harus mencari tahu. Terlihat Eun Taek sedang bergaya didepan kamera dengan beberapa model, Seorang wanita meminta semua pergi kecuali Eun Taek dan model wanitanya. Hong Sul tersenyum sumringah melihat Eun Taek menurutnya sangat tampan ketika bergaya didepan kamera.
Bo Ra tak percaya melihat Eun Taek terlihat sangat tinggi, Eun Taek bergaya disamping model wanita dengan memegang kepalanya, Bo Ra terlihat sedih. Si wanita memanggil Eun Taek untuk mendekatinya dan meminta asisten untuk alat menghilang debu. Dengan penuh perhatian membersihkan debu yang menempel dijaketnya dan memberikan semangat.
Hong Sul melirik pada Bo Ra yang terlihat sedih karena Eun Taek mendapatkan perhatian dari orang lain bahkan rambutnya pun diraba untuk dirapihkanya. 

Akhirnya Hong Sul sengaja memanggil Eun Taek agar tak membuat Bo Ra makin sakit hati. Eun Taek malah panik melihat dua seniornya datang karena tak ingin dipecat. Hong Sul menganggmi Eun Taek yang terlihat tampan seperti model.
Wanita itu pun mendekati keduanya dan bertanya apakah mereka berdua teman Eun Taek. Bo Ra menatap si wanita yang terlihat sangat cantik. Eun Taek pun mengenalkan keduanya sebagai temanyanya. Keduanya pun membungkukan badan untuk memberikan hormat. Wanita itu pun memperkenalkan diri bernama Lee Mo Na.
Eun Taek menyuruh keduanya untuk kembali ke kelas saja, Hong Sul membanggakan Eun Taek yang sangat keren pada Nyonya Lee, Bo Ra menatap Nyonya Lee seperti sangat rendah diri. Nyonya Lee pun memuji Eun Taek memang yang terbaik. Bo Ra pun mengajak Hong Sul pergi karena Eun Taek terlihat sibuk. Eun Taek pun mendorong keduanya untuk cepat pergi saja.
Hong Sul memberikan semangat lalu mengejar Bo Ra yang terlihat sedih, lalu berkomentar Eun Taek itu terlihat sangat keren dan juga tampan. Bo Ra berjalan tapi menengokan kepalanya melihat Eun Taek kembali bergaya didepan kamera. 

In Ho memainkan pianonya tanpa perasaan, Prof Shim menyuruh In Ho berhenti karena hanya mengerakan tanganya saja diatas piano.
Apa kau meremehkannya  karena ini hanyalah kompetisi kecil? Apa kau pikir bisa menang dengan permainan ini?” tegur Prof Shim, In Ho mengatakan kalau ia sibuk
Apa? Kau bilang Sibuk? Lalu Kenapa kau di sini?  Pergi sana.” Kata Prof Shim
In Ho membereskan buka not dan keluar ruangan, Prof Shim memanggilnya tapi In Ho terlihat tak peduli memilih pergi saja. 

In Ho berjalan di depan kampus lalu berhenti sejenak menatap sungai didepanya, Hong Sul pindah ke gerbong kereta melihat In Ho yang berdiri sambil melamun dan menyandarkan kepalanya dengan sedih. Salah seorang penumpang turun dari kereta, Hong Sul pun duduk tanpa memperdulikan In Ho.
Beberapa saat kemudian, Hong Sul sudah sibuk dengan catatan milik Yoo Jung untuk ujian kelulusan. Pemberitahuan kalau stasiun Hong Sul untuk turun, Hong Sul bersiap-siap turun melihat In Ho masih saja melamun didepan pintu.
Hong Sul turun dari pintu depan dan melewati pintu tempat In Ho berdiri tapi tetap saja diam, Akhirnya ia menarik tangan In Ho yang tak turun. In Ho tersadar kalau sudah sampai, Hong Sul pun memilih untuk berjalan meninggalkanya. 

Keduanya berjalan tanpa bersuara, Hong Sul akhirnya berani menanyakan ada apa dengan In Ho, karena sedari tadi melamun dan hampir saja kelewatan saat akan turun dari kereta. In Ho pikir bukan urusan Hong Sul dan mempercepat langkahnya. Hong Sul mengejar dan menarik tangan In Ho.
Pasti telah terjadi sesuatu, iyakan? Kau tak datang ke took dan juga tidak latihan piano. Apa yang terjadi?” kata Hong Sul
Sudah kubilang, itu bukan urusanmu!” ucap In Ho ketus ingin berjalan kembali, Hong Sul menahan tangan In Ho.
Apa... kau butuh uang? Kudengar kau mau meminta gaji di muka.” Kata Hong Sul
Jika aku... meminta gaji di muka atau Jika aku butuh uang atau tidak, kenapa kau harus peduli?” teriak In Ho

Aku tak peduli... tapi... aku tetap khawatir, jadi  aku harus bagaimana? Kau memberitahuku untuk tak menyimpan masalahmu sendirian, kenapa kau bersikap seperti itu sekarang?” balas Hong Sul juga berteriak
Kenapa kau mau mengkhawatirkanku? Aku memang seperti itu.” Kata In Ho
Kenapa kau seperti ini? Aku tak tahu apa pendapat orang tentang dirimu. Tapi bagiku, kau adalah orang yang baik. Jika kau dapat masalah, aku dan keluargaku pasti akan membantumu. Jadi, tolong katakan padaku.” Ucap Hong Sul, In Ho langsung memeluk Hong Sul 
bersambung ke episode 14 


FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



2 komentar:

  1. Meweekk daahh liat in ho di episode ini, dia bener2 gak punya temen buat berbagi masalah nya, punya kakak kya in ha bener2 gak bisa buat berbagi, in ha cma mentingin diri nya sendiri. Hiihhiihhii menurut aku sih

    Makasih mba dee :)

    BalasHapus