PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 09 Oktober 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 9 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Je Yoon pergi dengan kuda dan dua pria yang membawa barang-barangnya. Saat itu Hong Shim menaiki kuda dengan panik meminta semua orang minggir. Je Yoon pun meminggirkan kudanya lalu tersadar kalau yangs sedang menungggang kuda adalah Hong Shim langsung mengejarnya.
Kuda Hong Shim berhenti dan membuatnya terjatuh, Je Yoon pun bisa menahan tubuh Hong Shim agar tak terbentur dengan keras. Keduanya saling menatap, Je Yoon memastikan kalau keadaan Hong Shim baik-baik saja. Tapi Hong Shim mengeluh karena Je Yoon malah menghentikanya.
“Kenapa kau harus menghadang jalan dan membuatku kehilangan kuda itu lagi?” keluh Hong Shim melihat keduanya sudah kabur.
“Itu terlihat berbahaya, aku hanya berusaha menyelamatkanmu.” Ucap Je Yoon
“Aku tidak memintamu untuk menyelamatkanku. Aku memintamu untuk minggir.” Ungap Hong Shim lalu tersadar kalau Je Yoon adalah pria yang dikenal sebelumnya.
“Apa Kau mengenaliku?” kata Je Yoon bahagia. Hong Shm bertanya apa alasan Je Yoon datang ke desanya.
“Mungkin hatiku yang merindukanmu membawaku ke sini.” Goda Je Yoon.  Hong Shim pikir Je Yoon sudah gila.
“Apa Kau datang jauh-jauh ke sini untuk wanita yang kau temui baru saja?” ucap Hong Shim tak percaya
“Kita bertemu dua kali, dan hari ini adalah ketiga kalinya. Mungkin, kali keempat kita akan...” ucap Je Yon penuh semangat.
“Tidak akan ada keempat kalinya. Silahkan kembali.” ungkap Hong Shim. Je Yoon mengaku tidak bisa kembali.
“Aku sudah menikah.”akui Hong Shim. Je Yoon pikir itu cara yang brilian untuk mendorongnya pergi.
“Itu yang sebenarnya, jadi menyerah dan kembalilah.” Kata Hong Shim kesal. Je Yoon menegaskan kalau tak bisa.
“Aku seorang gubernur.” Ucap Je Yoon. Hong Shim merasa  tidak menanyakan hal itu dan juga tidak penasaran.
“Aku Jung Je Yoon, dan aku sudah ditunjuk sebagai gubernur desa ini.” Kata Je Yoon. Hong Shim kaget langsung membungkuk meminta maaf.
“Aku harus pergi menangkap kuda, aku pamit.” Kata Hong Shim bergegas pergi.
Je Yoon menatap Hong Shim berpikir apa yang dilakukan, karena mungkin bersyukur dan akan menikah berkat Wakil Perdana Menteri.


Tuan Park dengan bangga bertanya “Siapa bos tanpa gubernur?” semua pengawal kalau itu adalah Petugas Park. Tuan Park dengan bangga membenarkan kalau dirinya yang tertinggi jadi menyuruh untuk pergi bekerja.
Seorang pria datang memberitahu Tuan Park kalau Seorang gubernur baru sedang dalam perjalanan. Tuan Park panik Gubernur baru akan datang. Lalu mengeluh Gubernur macam apa yang datang tanpa pemberitahuan dan meminta mereka agar menyapu bagian kebun.  Saat itu Je Yoon masuk dengan dua pria membawa barang.
“Aku Jung Je Yoon, gubernur baru.” Sapa Je Yoon. Tuan Park membalasnya sebagai Petugas Park Bok Eun.
“Aku akan mempersiapkan upacara penyambutan jika kau memberitahuku. Ini terlalu sederhana untuk penyambutanmu.” Ungkap Tuan Park
“Akan menjadi kerumitan untuk mengumpulkan orang-orang untuk upacara. Mereka pasti sibuk dengan pekerjaan pertanian mereka. Aku harap kita berteman mulai sekarang.” Kata Je Yoon rendah hati
“Astaga, itulah yang seharusnya aku katakan padamu” komentar Tuan Park dengan memperlihatkan wajah bulatnya.
“Petugas Park Bok Eun... Dia memiliki wajah bulat dan datar dengan cara sembrono berbicara Tangannya tebal. Aku harus ingat pria ini.”gumam Je Yoon.
“Pasti sulit bagimu untuk datang jauh-jauh ke sini... Silahkan masuk dan istirahatlah.” Saran Tuan Park
“Tidak, ketika aku melihat-lihat biro, bisakah kau mengirim patroli untuk membawa pria bernama Na Won Deuk?” perintah Je Yoon.
Tuan Park kaget kenapa harus memanggilnya,  Je Yoon mengatakan kalau akan memberitahu ketika melihatnya lalu meminta agar memberitahu jalanya. Tuan Park pun berjalan lebih dulu. 


Won Deuk diam-diam pergi ke tempat catatan kejadian di Biro Ha Kim “Mereka menyediakan makanan dan air untuk penjaga istana di Gunung Chunwoo.”
Ia mengingat saat bersama dengan Goo Dul yang merasa suasana hati yang menakutkan di pengunungan, lalu melihat kalau mereka penjaga istana. Saat itu terdengar suara seorang akan masuk dan Won Deuk langsung mencari tempat bersembunyi.
“Wah, kau benar-benar tidak perlu mengelilingi Biro ini secara menyeluruh. Kami menyimpan catatan Desa Songjoo di perpustakaan ini.” Ucap Tuan Park bangga.
Saat itu Je Yoon melihat seseorang yang sedang bersembunyi,  Tuan Park bertanya ada apa. Je Yoon tak ingin membahasnya mengajak keluar karena merasa sudah selesai melihatnya. 


Won Deuk berhasil keluar, saat itu Je Yoon memanggil untuk berhenti dan bertanya Apa yang dilakukan di perpustakaan diam-diam. Won Deuk terdiam, Je Yoon meminta agar Won Deuk membalikan badanya. Won  Deuk membalikan badan dan terlihat bingung.
“Hei... Kenapa kau masih disini? Dia adalah Na Won Deuk yang kau cari.” Ucap Tuan Park panik melihat Won Deuk.
“Pergi ke halaman Biro dan berlututlah.” Kata Je Yoon. Tuan Park makin panik. 

Won Deuk pun berlutut di depan gubernur yang baru seperti pasrah, lalu Je Yoon membacakan surat yang dibawanya.
"Dia sudah membuat kontribusi besar dalam mengungkap Korupsi gubernur sebelumnya dengan menemukan buku kasnya. Untuk menghargai tingkah lakunya yang sah, Dengan ini aku memberikan empat gulungan sutra."
“Aku sudah membawa hadiah kerajaan dari raja secara langsung.” Kata Je Yoon bangga. Tuan Park kaget mendengarnya.
“Won Deuk menerima hadiah kerajaan dari raja. Apa Kau tidak bahagia? Tidak semua orang dapat menerima hadiah kerajaan.” Ucap Tuan Park melihat wajah Won Deuk yang terlihat datar.
“Aku senang.” Kata Won Deuk tanpa ada senyuman diwajahnya.

Won Deuk membawa tumpukan kain dengan gerobak, saat itu Goo Dul melihatnya tak percaya kalau  itu sutra yang diberikan oleh raja dan mengajak untuk mengadakan pesta hari ini, tapi teringat kalau harus berkunjung ke Hanyang
“Ayo kita undur empat hari kemudian.” Kata Goo Dul penuh semangat.  Won Deuk mendengar nama Hanyang seperti sangat familiar.
“Aku diberitahu untuk pergi ke istana mengenai persembahan kepada raja. Wah, aku benar-benar tidak ingin pergi, Perjalanan panjang membuat kakimu sakit seperti orang gila.”keluh Goo Dul. 

Won Deuk pulang ke rumah dengan wajah datarnya memberitahu kalau  sudah menerima empat gulungan sutra dan itu adalah sutra berkualitas yang. diberikan oleh raja jadi akan dapat menjualnya jadi memungkinkan untuk melunasi utang
“Tapi aku ingin kau mengurus transaksi. Aku segera pergi ke Hanyang.” Kata Won Deuk
“Kau bilang Hanyang? Kenapa tiba-tiba?” tanya Hong Shim panik
“Untuk menemukan kembali ingatanku.” Ucap Won Deuk. 

Won Duk sudah mengunakan pakaian yang rapih. Hong Shim memberikan tas agar bisa menyimpan barang agar ringan,karena perjalanan panjang Won Deuk akan merasa haus bahkan sepatu jerami akan panas jadi memberikan botol air dan perlengkapan lainya.
“Aku akan kembali.” ucap Won Deuk. Hong Shim mengerti tapi seperti agar ragu. Won Deuk berjalan dan Hong Shim kembali memanggilnya.
“Kenapa berbalik? Itu bukan namamu.” Ejek Hong Shim
“Aku merasa tidak nyaman karena sudah terbiasa dengannya.” Komentar Won Deuk.
“Aku harap ingatanmu kembali.” ucap Hong Shim merapihkan tali dipundaknya. Won Deuk yakin pasti akan kembali ingatanya. 



Won Deuk bersama dua pria lain dan juga Goo Dul membawa banyak barang. Sementara Hong Shim duduk dengan wajah sedih, Tuan Yeon datang kaget melihat semua tumpukan sutra ada didepan rumah.  Hong Shim memberitahu kalau kain itu diberikan oleh raja. Tuan Yeon tak percaya karena Yang Mulia memberi kain itu.
“Dari buku orang desa yang ingin Won Deuk bacakan adalah buku besar Gubernur Jo. Won Deuk yang membelinya, dan aku memberikannya kepada Inspektur Kerajaan. Untuk menghormati kontribusi, raja memberi kita hadiah.” Cerita Hong Shim.
“Astaga.. Aku tidak percaya betapa pintar Won Deuk sebenarnya! Aku yakin tahu cara membaca orang. Kita dapat membayar kembali hutang kita dengan ini. Tapi Ngomong-ngomong, dimana Won Deuk?” kata Tuan Yeon setelah mengebu-gebu menanyakan keberadaan menantunya.
“Dia pergi ke Hanyang. Sambil memberikan persembahan raja, dia akan mencoba mendapatkan ingatannya kembali. Aku berpikir, dia tak akan kembali.” komentar Hong Shim sedih
“Bagaimana bisa kau membiarkan dia pergi? Kau harus menghentikannya.” Keluh Tuan Yeon
“Kau bilang Menghentikannya? Bebanku terasa terangkat sekarang. Sesudah aku membayar kembali hutang kita, tidak akan ada yang perlu dikhawatirkan. Aku sekarang bisa pergi dengan saudaraku.” Kata Hong Shim
“Aku tahu, kau menyukai Won Deuk.” Ucap Tuan Yeon. Hong Shim menyangkal.
“Kau bisa menipu semua orang, tapi tidak dengan ayahmu. Dia belum jauh jadi Aku akan pergi dan menangkapnya.” Ucap Tuan Yeon
“Jangan mencoba mengubah nasibnya. Dan Juga, dia bukan Won Deuk.” Tegas Hong Shim pasrah membiarkan Won Deuk pergi. 




Je Yoon duduk di kantornya, membaca sebuah surat “Ada mantan pejabat tinggi di Desa Songjoo dengan nama Park Seon Do. Sebelum kau bisa bekerja untukku, maka kau harus membuktikan kesetiaanmu kepadanya terlebih dahulu.” Tulis Tuan Kim
“Aku sudah memanggil semua penduduk desa, tapi tidak semua orang hadir.” Kata Tuan Park masuk ke dalam ruangan.
“Apa Kau memanggil mereka semua, tapi tidak semuanya hadir?” keluh Je Yoon terlihat marah 

Semua sudah berkumpul termasuk Hong Shim. Tuan Park memberitahu kalau Gubernur yang baru diangkat sekarang akan menyampaikan sesuatu. Je Yoon seperti terpana melihat Hong Shim sampai tak sadar kalau harus berbicara sampai Tuan Park menyadarkanya.
“Aku...Aku Jung Je Yoon.” Ucap Je Yoon. Semua berbisik seperti tak percaya karena terlihat tampan dan juga masih muda.
“Usia mudaku mungkin mengkhawatirkanmu... Namun, jangan khawatir. Aku tidak dilahirkan dengan sendok perak di mulutku. Aku anak selir.” Akui Je Yoon. Semua kembali saling berbisik tak percaya.
“Aku memberitahumu ini untuk menunjukkan padamu bahwa kita tidak berbeda. Aku sudah mengalami kesulitan yang wajar, jadi tolong jangan menganggapku terlalu sulit. Biro akan menurunkan dindingnya mulai sekarang. Silahkan datang jika ada kekhawatiran atau masalah.” Ucap Je Yoon.
“Aku diberitahu bahwa pidato harus tetap singkat, jadi aku sekarang akan mengakhiri salamku.” Ucap Je Yoon meminta mereka kembali ke rumah segera. 


Bibi dkk merasa tak percaya dengan sikap Je Yoon yang ramah bahkan luar biasa. Bibi Mi merasa pertama kali memperhatikan wajahnya yang tampan, tapi teman Hong Shim merasa kalau wajahnya tidak setampan Won Deuk. Je Yoon melihat Hong Shim.
“Kau, Yeon Hong Shim... Bisakah kita bicara?” kata Je Yoon yang gagah layaknya seorang gubernur. 
Hong Shin ingin tahu kenapa Je Yoon ingin berbicara dengannya. Je Yoon tetap masih tak percaya kalau Hong Shim sudah menikah. Hong Shim pikir sudah mengatakannya pagi tadi. Je Yoon tak percaya kalau Hong Shim sudah menikah ketika bertemu sebelumnya di Hanyang.
“Kau mengenakan rambut dikepang ke bawah.” Ucap Je Yoon melihat rambut Hong Shim sekarang digulung.
“Aku belum menikah saat itu.” Kata Hong Shim. Je Yoon tak percaya karena itu  bahkan belum dua bulan, tapi Hong Shim sudah menikah.
“Putra Mahkota memerintahkan semua pria dan wanita lajang untuk menikah, kan? Aku tidak punya pilihan selain menikahi seorang pria.” Jelas Hong Shim
“Apa Maksudmu, kau dipaksa menikah karena perintah Yang Mulia?” ucap Je Yoo tak percaya
“Ya kukira bisa dibilang begitu.” Kata Hong Shim. Je Yoon mengeluh pada Pangeran yang melakukan ini.
“Ini Luar biasa dan Tidak bisa dipercaya. Pada hari pertamanya di sini, dia mengejar ekor yang sudah menikah... Kita dikutuk..” Komentar Tuan Park melihat keduanya bicara.
“Aku menduga itu akan menjadi jalan berbatu Para bangsawan pasti berpikir tidak ada dia untuk tidak muncul sama sekali.” ucap Tuan Park. 


Mereka akhirnya sampai di Hanyang, melewati jalanan pasar. Goo Dul terlihat bahagia melihat  menurutnya Hanyang hebat dan sepenuhnya berbeda dari Songjoo, menurutnya Ada begitu banyak yang bisa dilihat. Won Deuk melihat sekeliling seperti berusaha mengingat kembali.
“Aku kelaparan. Bisakah kita berhenti untuk sup?” pinta Goo Dul.
“Jangan bodoh... Kita harus tiba di istana sebelum sore...” kata ketu rombongan.
“Membawa persembahan raja bukanlah tugas yang ringan.  Istana sepertinya jauh sekali.” keluh Goo Dul
“Tidak seperti itu.” Komentar Won Deuk seperti bisa merasakan sesuatu.
“Bagaimana kau tahu? Apa ini bukan pertama kalinya kau di Hanyang?” komentar Goo Dul. Won Deuk hanya terdiam. 
Saat masuk pintu istana, beberapa orang diperiksa kalau mereka memiliki izin masuk.  Ketua memberitahu kalau mereka membawa udang asin dari Desa Songjoo. Won Deuk melihat dengan gaya Pangeran, Pengawal menatap curiga.
Goo Dul menyuruh Won Deuk agar menunduk. Won Deuk menurut dengan menundukan kepala. 

Tuan Park sedang duduk dan dipijat oleh selirnya sambi membelikan binatang peliharanya. Je Yoon berkomentar kalau Itu adalah anjing yang berharga. Tuan Park tak percaya kalau Je Yeon mengenal  seeorang anjing.
“Itu dibangkitkan di dalam istana Dinasti Ming. Seorang penerjemah membawanya kembali sebagai hadiah.” Ucap Tuan Park bangga
“Ahh... Dinasti Ming?  "Halo." Kata Je Yoon menyapa, Tuan Park malah marah mendengarnya.
“Statusnya lebih tinggi. Dimana sopan santunmu?” ucap Tuan Park, Akhirnya Je Yoon mencoba menyapa dengan bahasa Chian dan ingin tahu perasaan Tuan Park hari ini.
“Wakil Perdana Menteri sudah mengirim kabarmu akan datang, tapi aku terlalu sibuk untuk menyambutmu di Biro.” Ucap Tuan Park angku.
“Siapa yang peduli dengan menyapa pertama? Bisakah aku bertanya tentang apa yang harus kukerjakan?” kata Je Yoon mencoba mencari cara agar menyakinkan Tuan Kim.
“Bangsa ini menderita kekeringan, tapi itu tidak terjadi di sini di Desa Songjoo. Namun, sumurku mulai kering beberapa hari lalu. Itu menyebabkan bahuku menegang.” Kata Tuan Park yang meminta selirnya agar memijat lebih keras.
“Biarkan aku mengurangi beberapa rasa sakit itu.” Kata Je Yoon. 


Semua sudah berpukul di lapangan Biro Hakim bertanya-tanya apa yang terjadi. Tuan Park menyuruh semua diam karena Gubernur Jung akan berbicara. Je Yoon mengatakan kalau  meminta merka datang ke karena bantuan kalian sangat dibutuhkan.
“Sumur di kediaman Tuan Park sudah mengering, jadi aku butuh kau untuk mengisinya. Aku mendengar bahwa Sungai Neoro adalah yang paling dekat dari desa ini. Jadi Tolong bawa air bersih dari hulu. dan isi sumurnya.” Kata Je Yoon.
“Ini tidak masuk akal. Tidak cukup air dapat mengisi sebuah sumur yang sudah mengering.” Kata Hong Shim menyela.
“Ada pepatah lama yang mengatakan, "kau bisa memotong pohon dengan gergaji yang terbuat dari jerami, Dan tetesan air akhirnya bisa menusuk batu besar." Mengisi sumur kering bukan tidak mungkin, Apa pun bisa dilakukan dengan kerja keras, setidaknya kita harus mencoba.” Kata Je Yoon meminta agar bergegas
“Dia bahkan lebih buruk dari Gubernur Jo... Kita dikutuk!” umpat Teman Hong Shim.
“Kita menghindari kotoran anjing hanya untuk masuk ke kotoran sapi! Mereka yang memiliki wajah yang baik cenderung lebih keji.” Ucap Bibi Mi
“Kau tidak pernah tahu apa yang akan dia lakukan kepada kita, jadi ikuti perintahnya.” Pesan Tuan Yeon akhirnya mereka pun bergegas pergi akan mengambil air untuk Tuan Park. 


Mereka akhirnya membawa semua makanan untuk kerajan yaitu dibuat dengan udang segar kualitas terbaik jadi meminta agar jangan menolaknya. Sementara Goo Dul sibuk terkesima dengan pelayan kerajaan untuk mengecek apakah kualitas makanan yang dibawa itu bagus.
Won Deuk melihat sekeliling istana mencoba mengingat, lalu melihat pengawal dengan pedang dan itu sama dengan yang ada saat dipegunungan. Dua pelayan selesai mengecek semua bahan makan dan dibawa pergi.
“Nyonya pengadilan harus dipilih karena kecantikan mereka. Bukankah mereka menakjubkan?” kata Goo Dul lalu tersadar kalau tak ada Won Deuk dibelakangnya.
Won Deuk sengajak mengikuti dua pengawal masuk ke dalam sebuah tempat, lalu melaporkan pada Kwon Hyuk kalau tak ada gerakannya aneh. Won Deuk seperti merasakan sesuatu saat melihat Kwon Hyuk dan ingin mengejarnya tapi dua pengawal sudah menahanya.
“Kau siapa?” tanya dua pengawal. Won Deuk meminta agar melepaskan tanganya.
“Aku harus bertanya sesuatu pada pria itu.” Ucap Won Deuk. Si pengawal ingin tahu siapa Won Deuk yang berani masuk. Won Deuk binggung menjawabnya.
“Apa dia seseorang yang mencurigakan? Ayo kita bawa dia.” Kata pengawal. Goo Dul datang menahan Won Deuk sebelum dibawa pengawal.
“Jangan bawa dia! Kami di sini dengan persembahan untuk Yang Mulia. Ini adalah pertama kalinya di istana, jadi dia pasti hilang arah. Tolong maafkan dia kali ini.” Pinta Goo Dul.
“Istana bukan taman bermainmu. Jadi kau bisa membawak mereka kembali” kata Pengawal.
“Aku Tidak akan lama... Siapa pria yang kau hormati?” tanya Won Deuk penasaran. Si pengawal malah marah karena berani menanyakan hal itu.
“Astaga, tolong maafkan dia.. Pikirannya terkadang masuk dan keluar.” Kata Goo Dul lalu menarik Won Deuk untuk pergi.
“Sepertinya aku tahu pria itu.” Ucap  Won Deuk ingin melihat kebelakang karena penasaran.
“Siapa yang kau kenal di istana ini? Jangan melihat kebelakang. Apabila lakukan gerakan yang salah, dan kau akan kehilangan kepala. Jangan menimbulkan masalah lagi.” Bisk Goo Dul mengajak keluar.
Saat itu Soo Ji melihat Won Deuk dan merasa kalau itu Lee Yeol, lalu teringat kalau Pangeran sdudah meninggal. Tapi  Kemiripannya luar biasa dan tak melihat kemana perginya si pria mirip Lee Yeol. 




Goo Dul mengeluh kalau Won Deuk membuatny takut hari ini. Ketua tak peduli memuji mereka sudah kerja bagus jadi mengajak untuk istirahat untuk malam di bar dan pulang pada waktu fajar. Goo Dul meminta izin agar  pergi ke pasar sesudah makan malam
“Aku ingin membeli jepit rambut untuk Kkeut Nyeo. Bagaimana denganmu?” tanya Goo Dul. Won Duk hanya diam
“Haruskah kita segera pulang? Biarkan kita makan dulu. Aku terlalu lapar untuk berjalan.” Kata Goo Dul.
“Goo Dul...” kata Won Duk menatap temanya. Goo Dul merawa Tatapan itu membuatnya tidak nyaman. 

Tuan Kim keluar dari istana menaiki tandu lalu membaca sebuah surat yang dibawa oleh sekertarisnya. Tak juah didepanya, Won Deuk kembali berjalan menuju pintu masuk istana. Tuan Kim selesai membaca meminta agar membawa ke Aeryeonjeong.
Mereka pun berputar arah tanpa sadar kalau berpapasan dengan Won Deuk. Won Deuk seperti penasaran mencoba mencari tahu tentang dirinya. 

Di sebuah ruangan, Seorang wanita memberitahu kalau sudah  menyuruh semua orang pergi jadi Rahasianya dijamin dan akhirnya Tuan Kim masuk melihat pria tambun yang sebelumnya ada disisi Tuan Jung untuk mendukung Ratu Park.
“Kenapa tangan kanan Ratu ingin bertemu denganku?” kata Tuan Kim
“Ekor naga lebih baik daripada kepala ular. Seekor naga bisa terbang, kan?” kata si pria dengan bangga.
“Tidak sembarang orang diperbolehkan berada di ekor naga.” Tegas Tuan Kim.
“Ratu bersekongkol melawanmu.” Ucap si pria memberitahu.
“Pertemuan ini dapat menjadi bagian dari rencana induknya. Aku tidak mempercayai orang dengan mudah.” Kata Tuan Kim tak percaya
“Sebuah rumor menghebohkan akan segera muncul. Putri Mahkota tidak membawa bayi dari darah bangsawan.” Kata si pria ingin menyakinkan kalau akan mendukung Tuan Kim.
Tuan Kim terlihat kaget dan sedikit marah, Si pria berpikir kalau itu informasi yang cukup untuk menaikan pada ekor naga. Tuan kim hanya diam saat itu Ae Wol mendengarnya,kaget merasa tak percaya mendengarnya. 


Moo Yeon terbangun setelah menerima perawatan dan melihat sekeliling ruangan. Di luar rumah, Soo Jin kebingungan haruskan memberi tahu ayahnya, tapi menurutnya tak mungkin karena ayahnya pasti akan memarahi karena berbicara sampah. Saat Ia berbalik kaget melihat Moo Yeol sudah ada dibelakangnya.
“Astaga. Apa Kau merasa lebih baik sekarang?” tanya Soo Ji
“Ya, aku berutang kesembuhan kepadamu.” Ucap Moo Yeon. Soo Ji pun bangga.
“Aku terlempar dan berubah sepanjang malam karena khawatir kau akan mati. Aku bersyukur, kau mengambil anak panah untuk adikku.”kata Soo Ji terlihat gundah
“Apa ada yang mengganggumu?” tanya Moo Yeon. Soo Ji mengelak kalau  tak ada apa-apa.
“Tapi Di istana hari ini, aku melihat seorang pria yang terlihat seperti Putra Mahkota. Ini Sudah ada di pikiranku dan Kemiripan itu pasti sangat mencolok, Mereka terlihat sangat mirip, Kupikir dia kembali dari kematian.” Kata Soo Ji
“Itu tidak mungkin.” Ucap Moo Yeon terlihat panik mencoba tetap tenang.
“Tentu saja tidak. Pria itu ada di sini dengan persembahan untuk raja. Namun, sepertinya ada sesuatu yang janggal. Bagaimana bisa terlihat persis seperti yang lain?” ucap Soo Ji 


Kwon Hyuk keluar dari pintu istana seperti akan pulang setelah bertugas, Won Deuk mengikutinya sampai melewati pasar dan Kwon Hyuk berpisah dengan temanya, saati itu teriakan penjual buku terdengar nyaring.
“Ayo beli buku... Novel erotis untuk orang dewasa. ..Kami memiliki yang baru ditulis.” Teriak si penjual pada Won Deuk. Dan saat itu Won Deuk teringat pria itu berteriak
“Ini adalah kisah tentang wanita dan pria lajang terakhir yang dipaksa menikah dengan perintah Putra Mahkota. Ayo beli buku.” Kata si pria sebelumnya.
Won Deuk seperti mengingat sesuatu, lalu kaget tak melihat Kwon Hyuk di didepanya. Akhirnya Won Deuk berjalan sendirian, merasakan ada seseorang mengikuti dibelakangnya. Moo Yeon sudah siap dengan pedangnya.
Saat itu juga Won Deuk bisa melawan Moo Yeon yang masih baru saja sembuh. Won Deuk bisa mengambil pedang lalu mengarahkan pada Moo Yeon yang memegang dadanya.
“Kau pasti tahu siapa aku... Jawab aku... Siapa aku?” ucap Won Deuk mengarahkan pedangnya. 



Hong Shim dan juga Kkeut Nyeo membawa ember untuk mengisi sumur milik bangsawan. Tuan Park terlihat bahagia melihatnya, lalu melihat Je Yoon berkomentar kalau  Wakil Perdana Menteri Kim sudah mengirim seorang gubernur yang sangat berguna.
“Terima kasih sudah berpikir mendukungku.” Kata Je Yoon dengan bangga.
“Bisakah kau mengikutiku sebentar?” kata Hong Shim mendekati Je Yoon setelah Tuan Park pergi. 

Hong Shim mengakutahu tempat di mana air menyembur keluar dekat rumahnya jadi Jika mereka menggali sumur baru di sana, adi tidak harus membawa ember air. Je Yoon pikir harus melihat apa air benar-benar menyembur keluar terlebih dahulu.
“Tentu saja. Kita hampir sampai... Itu ada di sana, kau harus memeriksanya sendiri.” Ucap Hong Shim menunjuk jalan yang ditutupi jerami
“Apa Maksudmu, di sini?” kata Je Yoon mengecek dan akhirnya jatuh ke dasar lubang.
“Ya Tuhan. Bagaimana ini? Sepertinya mereka belum mengisi lubang sesudah menggali untuk membuat sumur.” Ucap Hong Shim berpura-pura kaget.
“Aku tahu kau menjebakku di sini dengan sengaja, Untuk membuatku jatuh ke lubang ini.” Keluh Je Yoon.
“Apa maksudmu? Kau seharusnya tidak menilai orang seperti itu.” Ejek Hong Shim.
“Aku mengerti... Kau tampak sangat baik, bantu aku naik.” Ucap Je Yoon mengulurkan tangan meminta bantuan.
Hong Shim memberikan batang kayu, menjelaskan kalau jika sekop keras, tanah akan menjadi datar jadi cukup untuk Je Yoon untuk melarikan diri dari sana suatu hari. Je Yoon pikir Hong Shim sedang bercanda sekarang.
“Kau bisa memotong pohon dengan tali, jadi menyekop dengan ranting tidak masalah. Kau bilang, "Apa pun bisa dilakukan dengan kerja keras." Apa kau Ingat?” sindir Hong Shim
“Aku minta maaf jadi tarik aku keluar dari sini... Kau tidak dapat meninggalkanku di sini seperti ini...Ini adalah penghalang keadilan.” Teriak Je Yoon panik dan ada terlihat tali dilempar.
“Sepertinya kau orang yang baik ketika aku bertemu kau di Hanyang. Aku bisa bertemu saudaraku lagi berkat lentera yang kau bawa. Aku berharap untuk kebahagiaanmu dari jauh. Aku kecewa, tapi aku harap tidak mengecewakanmu lebih dari ini.” Kata Hong Shim lalu pergi meninggalkanya.
“Lalu bagaimana dengan kekecewaanku?” keluh Je Yoon karena mengetahui Hong Shim sudah menikah. 



Dua pegawal datang merasa tak bisa kalau Ratu yang meminta untuk menyebarkan rumor yang memalukan seperti itu, karena mungkin akan membuat leher mereka terputus.
“Itu Sudah di atas ganjaranmu bahwa kau masih hidup. Apa kau pikir aku tidak sadar hubunganmu dengan seorang penjaga istana? Jadi Pastikan kau menyelesaikannya dengan hati-hati secara rahasia.” Kata Ratu Park memberikan perhiasan untuk keduanya.
“Yang Mulia, Wakil Perdana Menteri Kim di sini untuk menemuimu.” Kata Kasim, Ratu pun meminta agar keduanya segera berdiri. 

Tuan Kim masuk ke dalam ruangan dan Dua pelayan sudah berdiri dan berjalan mundur. Ratu merasa kalau Hari ini datang dalam hidupnya karena Tuan Kim datang ke kediamannya untuk menemui Ratu.
“Putri Mahkora, mengandung... anak siapa?”  kata Tuan Kim gugup.
“Kenapa kau bertanya kepadaku tentang hal itu?” sindir Ratu. Tuan Kim pikir kalau Ratu Park sepertinya tahu jawabannya..
“Itu adalah bayi Putra Mahkota. Jadi Itu pertanyaan yang tidak masuk akal.” Komentar Ratu.
“Alasan kenapa aku menempatkanmu di posisi itu karena peruntunganmu bilang bahwa kau tidak akan punya anak. Tapi kau melahirkan seorang putra. Alasan kenapa aku membiarkannya bahkan sesudah mengetahui bahwa kau dan ayahmu membodohiku karena ayahmu berlutut di hadapanku dan berjanji dengan air mata bahwa dia tidak akan melakukan apa-apa.” Ucap Tuan Kim marah
“Apa kau mencoba mengancam seorang Ratu sekarang?” kata Ratu Park marah
“Kau pikir, apa yang akan terjadi jika aku menulis namamu di sini?” ucap Tuan Kim memperlihatkan selembar kertas. Ratu Park hanya bisa terdiam
“Tolong jangan lakukan apapun. Dengan begitu, kau akan hidup.” Ancam Tuan Kim 


Hong Shim berjalan dengan wajah kesal karena berpikir Je Yoon terlihat sangat baik, tapi berperilaku seperti pengganggu. Lalu melihat Goo Dul berjalan sambil memukul punggungnya dan bertanya apakah sudah kembali dari Hanyang.
“Mereka merengek begitu banyak untuk membawa ember air, dan aku diseret ke sini bahkan tanpa istirahat.” Keluh Je Yoon.
“Bagaimana dengan Won Deuk?” tanya Hong Shim. Je Yoon engaku tidak bersamanya.
“Dia menyuruhku pergi lebih dulu karena punya sesuatu untuk diperiksa.” Jelas Goo Dul.
“Apa ada sesuatu yang terjadi padanya?” ucap Hong Shim panik.
“Dia tidak bilang apapun dalam perjalanan ke Hanyang. Tapi Dia terlihat sangat serius.Namun, jangan khawatir. Dia akan kembali dengan selamat. Kupikir ini adalah pertama kalinya dia, tapi dia tahu jalan ke sana. Sekarang Aku akan melakukan pekerjaanku.” Ucap Goo Dul berjalan pergi.
Hong Shim binggung apa yang terjadi dengan dirinya, menyakinkan kalau Ini pernikahan palsu dan Won Deuk bukan suamiyang sebenarnya tapi merasa sakit sekali. Ia berjalan pulang dengan wajah sedih, lalu saat itu Won Deuk seperti sudah menunggu Hong Shim.
“Aku tidak berpikir kau akan kembali. Apa... ingatanmu kembali? Kupikir kau tidak akan datang sesudah kau menemukan kembali ingatanmu.” Ucap Hong Shim menahan tangisnya. Won Deuk tak banyak berkata-kata mendekati Hong Shim langsung menciumnya. Hong Shim kaget tapi akhirnya membiarkan Won Deuk menciumnya.
Bersambung ke episode 10
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Ada Wanita lain 

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


5 komentar:

  1. Lanjut episode 10 ya mbak......semangattt terusss 💪💪💪

    BalasHapus
  2. Semangatt mbak..
    Suka banget dgn drama ini😚
    Lanjuttt. Tambah seruu...
    Mdh2n mbk mimin selalu sehatt🙂

    BalasHapus
  3. Semangat terus unnie..aqu mendukung mu💕💕💕🌹👍

    BalasHapus