PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 04 Oktober 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 9 Part 2

PS : All images credit and content copyright : MBN

Nan Joo dkk memberikan kompresan es batu untuk Min Chul yang ditampar oleh CEO Kim. Ha Im hanya terdiam mengingat kembali yang dikatakan Gi Bbeum sebelumnya “Kau pasti merasa sangat khawatir tentang sesuatu atau kau takut kehilangannya.”
“Lelucon macam apa itu.” Komentar Ha Im lalu mencoba menelp Ki Joon tapi memilih untuk menahanya, dan melihat nomor yang tak disimpan masuk ke dalam ponselnya. 

Ki Joon datang menemui ibunya bertanya apa alasan memanggilnya. Nyonya Gong langsung melempar apapun yang dimeja pada anaknya. Ki Joon bingung bertanya apakah sudah melakukan kesalahan. Nyonya Gong tak habis pikir dengan Ki Joon memperebutkan wanita dengan sepupunya.
“Aku menyukainya duluan.” Kata Ki Joon. Nyonya Gong menyuruh Ki Joon agar menutup mulutnya.
“Bibimu bertemu dengannya sekarang, asal tahu saja.” Kata Nyonya Gong. Ki Joon panik kalau Ketiganya menyerang Gi Bbeum
“Itu terorisme.” Jerit Ki Joon. Nyonya Gong menegaskan kalau  Ki Joon akan dijodohkan dengan putri bungsu TN Group jadi meminta agar bersikap lebih baik.
“Song Hwa menyukai Ma Sung... Dia tidak menyukaiku.” Ucap Ki Joon Ibunya makin marah karena Ki Joon yang tidak sopan dan Seleranya buruk sekali menatap foto Ha Im didepanya.
“Apa Bibiku bertemu dengannya sekarang?” ucap Ki Joon kaget ternyata bukan Gi Bbeum tapi Ha Im. 


Ha Im duduk dengan melipat tangan didada pada tiga bibi Ma Sung, mereka sama-sama memperlihatkan gaya angkuh. Akhirnya Ha Im menurunkan tanganya mengaku merasa terhormat memint  untuk bertemu. Bibi Ki Joon ingin tahu yang sebenarnya, Siapa diantara Ma Sung dan Ki Joon. Ha Im binggung
“Kau tidak mengencani mereka berdua, kan? Apa itu Ma Sung?” ucap Bibi pertama
“Kau benar-benar tipenya Ki Joon... Ki Joon benar-benar menyukai tampilan yang kekanak-kanakan ini.” Ucap bibi lainya seperti tak percaya
“Mungkinkah, Sung Ki Joon dari Star Entertainment?” tanya Ha Im seperti baru menyadarinya.
“Apa Kau tidak tahu Ki Joon keponakan kita? Apa Ki Joon menyembunyikan identitasnya?” kata Si Bibi. Ha Im tak bisa menahan tawa dengan sikap bibi Ki Joon.
 “Kami bukan tipe orang yang menolak selebriti atau apa pun. Dan Kami juga tidak peduli tentang garis darah keluarga. Kau sangat berbeda dari yang aku pikirkan dari keluarga konglomerat biasanya. “ komentar Bibi Ki Joon
“Tapi Ada banyak selebriti yang berpendidikan akhir-akhir ini. , Natalie Portman lulusan Harvard... Claire Danes berkuliah di Yale... Jennifer Connelly berkuliah di Stanford. Dia memiliki banyak minat dalam masalah sosial. Jadi, apa pekerjaan ayahmu?” tanya Bibi Ki Joon.
“Ayahku ketua perusahaan konstruksi lift. Ini secara finansial peringkat ke-108.” Kata Ha Im bangga
“Oh, keluargamu bekerja dalam pekerjaan manual. Keluargamu tidak memiliki banyak hal untuk ditampilkan sendiri. Bagaimana dengan sekolah?” tanya Bibi Ki Joon yang ingin menyeleksi calon menantu kakaknya. 


Ki Joon menunggu diluar ruangan sedikit gelisah, apakah Ha Im akan baik-baik saja, tapi menurutnya pasti tak bisa baik-baik saja, karena Tiga bibinya mungkin melempar bom. Ia lalu berpikir menurutnya Si Bulu itu sangat lucu, karena menurutnya Ha Im tak perlu datang karena mereka tidak dalam suatu hubungan.
Ma Sung turun dari mobil bergegas mengetahui kalau Ben ada dikantornya, Sek Yang juga panik  kalau Ben sudah menunggu 1 jam jadi harus bergegas. Ma Sung masuk ruangan sudah ada Dokter Yoon dan Direktur Yeon, lalu menyapa Ben dan meminta maaf karena sudah menunggu.
“Jika ini tentang investasi untuk Desa Penyembuhan Kau seharusnya menghubungiku lebih cepat.” Kata Ma Sung dengan bahasa inggris yang fasih
“Dokter Gong, apa kau melupakan rapat kita?” ucap Ben dengan nada marah. Ma Sung terlihat binggung
“Aku sudah memberitahumu dua hari yang lalu bahwa aku akan menyelesaikannya kesepakatan investasi untuk Desa Penyembuhan. Kita seharusnya menandatangani Rapat dan Kontrak hari ini di tempat ini. Apa kau lupa?” ucap Ben.
Ma Sung terdiam mengingat pemikiran sebelumnya “Kenyataan bahwa aku ingat ini berarti aku melupakan sesuatu yang lain. Apa yang aku lupakan?” Ia mengerti kalau sudah melupakan rapat yang penting untuk misi kemanusianya.
“Ben, aku sangat menyesal. Aku membuat kesalahan besar.” Ucap Ma Sung
“Aku mengulur kembali semua jadwalku yang lain untuk rapat ini. Sepetinya kau melupakanku sebagai investormu. Aku sangat kecewa.” Ucap Ben marah
“Ben, tolong pertimbangkan kesalahan ini sekali saja.” Kata Ma Sung memohon.
“ Menjaga kata-katamu adalah sesuatu yang membangun kepercayaan dalam hubungan bisnis, Dokter Gong.” Tegas Ben
Ma Sung kembali meminta maafdan harus kembali ke penawaran tentang semua perjanjian untuk Desa Penyembuhan. Ben tak peduli memilih untuk pergi. Direktu tak percaya kalau kesalahan seperti ini terjadi lalu mengejar Ben keluar ruangan.
“Apa Kau tidak ingat sama sekali?” tanya Dokter Yoon. Ma Sung dengan wajah binggung mengaku tidak sama sekali. Wajah Dokter Yoon terlihat bahagia.


Nyonya Gong memberitahu kalau Investasi itu senilai lebih dari 100 miliar won dan ini dianggap sebagai kekalahan. Ma Sung hanya bisa mengucapkan permintaan maaf. Nyonya Gong menegaskan  Seorang pengusaha seharusnya tidak meminta maaf tapi harus bertanggung jawab.
“Desa Penyembuhan akan dilanjutkan... Aku akan mencari cara untuk memulihkan. Dan Juga, hal semacam ini tidak akan terjadi lagi.” Ucap Ma Sung berjanji
“Aku tidak akan membiarkan lebih banyak kerugian bagi perusahaan. Apa yang harus kau lakukan, Ma Sung?” kata Nyonya Gong menyindir. Ma Sung tak mengerti apa maksudnya.
“Kesalahan ini pasti akan terjadi... Jelaskan dirimu dan kebohongan ini dulu. Kau lebih tahu penyakitmu sendiri.” Sindir Nyonya Gong
“Bibi, apa kau tahu tentang itu?” ucap Ma Sung kaget.
“Kau berbaring selama satu tahun. Bagaimana mungkin aku tidak tahu?” ucap Bibi Gong
“Lalu kenapa kau pura-pura tidak tahu selama ini? Kenapa kau tidak bertanya keadaanku? Kau masih keluargaku.” Ucap Ma Sung tak percaya
“Karena aku keluargamu... Kau adalah anak sial yang membunuh orang tuamu... Namun, aku sabar sampai hari ini... Karena kita adalah keluarga. Karena, kau adalah darahku dan beban yang tidak bisa kusingkirkan.” Tegas Nyonya Gong memperlihatkan sikap aslinya.
“Kau dapat diberhentikan sebagai CEO sesudah dewan mengetahui tentang kesehatanmu. Apa kau ingin sahammu dibagi secara paksa? Karena aku bibimu, tapi aku tidak bisa melakukan itu.” Ucap Nyonya Gong yang serakah.
“Apa maksud perkataanmu? Pemecatan? Pembagian?” ucap Ma Sung terlihat shock
“Mendiang Ketua menyusun saham dengan cara yang tidak adil. Aku akan mengubahnya. Desa Penyembuhan... Lepaskan semua yang kau miliki dan mengundurkan diri sendiri. Lagipula kau tidak punya banyak waktu.” Ucap Nyonya Gong
Ma Sung pikir kalau ini alasan Bibi Gong yang menjaganya selama ini. Bibi Gong dengan sinis agar Ma Sung Jangan membencinya karena itu tapi Ini adalah takdir mereka lalu berjalan pergi. Ma Sung tetap diam ditempat duduk saat bibinya akan keluar ruangan.  
“Ah, tapi bukankah itu melegakan? Dengan Segera, kau bahkan tidak akan mengingat ini.” Kata  Bibi Gong menyindir. Ma Sung terlihat sangat shock. 



Gi Bbeum memasak sayur didapur, Sa Rang memanggil kalau Gonggalppang menelp. Gi Bbeum pun mengangkatnya sambil memasak, Ma Sung bertanya apakah sudah makan dan meminta agar dibelikan makanan karena  hanya tidak ingin makan sendirian.
“Aku tidak bisa keluar sekarang. Ayo makan bersama lain waktu.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung yang ada disamping rumah Gi Bbeum bisa mengerti.
“Apa ada yang salah dengannya?” pikir Gi Bbeum merasa tak enak hati, saat itu Ma Sung akan berjalan pulang dan merasakan seseorang keluar dari pintu rumah. 

Gi Bbeum menelp Ma Sung menanyakan keberadaanya sekarang. Ma Sung mengejek kenapa Gi Bbeum ingin tahu apakah akan membelikan makanan, Gi Bbeum mengajak untuk makan bersama. Ma Sung terlihat bahagia. Gi Bbeum ingin tahu dimana Ma sung karena akan datang menjemput.
“Diam disana.... Aku akan datang padamu.” Kata Ma Sung dan Gi Bbeum dikagetkan dengan Ma Sung sudah didepanya.
“Sudah berapa lama kau di sana?” ucap Gi Bbeum kaget. Ma Sung memberikan senyuman sumringah.
“Aku sangat lapar. Apa yang kita makan?” tanya Ma Sung penuh semangat. 

Keluarga Joo hanya bisa melonggo melihat Ma Sung yang tinggi ada di depan mereka. Gi Bbeum memperkenalkan Ma Sung pada keluarganya dan sebaliknya. Ma Sung tak percaya kalau Gi Bbeum itu mengajak makan adalah dirumahnay.
“Jangan makan di luar... Masakan rumahan saja, tak apa?” ucap Gi Bbeum
“Tidak apa-apa, tapi aku harap kau memberitahuku dulu.” Bisik Ma Sung gugup.
“Gonggalppang datang dengan tangan kosong.” Keluh Sa Rang, Gi Bbeum memberitahu kalau Ma Sung banyak membantu jadi meminta Jangan bertingkah dan bersikap sopan pada adiknya.
“Aku masih menyiapkan makanan, duduklah sekarang.” Ucap Gi Bbeum berlari ke arah dapur. Tuan Joo menyuruh Ma Sung untuk dududengan nyaman. Ja Rang mengambilkan nasi untuk Ma Sung. 

Tuan Joo menuangkan arak beras untuk Ma Sung ke dalam mangkuk, setelah itu memberikan ikan asin karena cocok dengan anggur beras. Ma Sung mengucapkan terima kasih dan memakanya. Tuan Joo ingin tahu  Apa pekerjaannya, Ma Sung menjawab seorang dokter.
“Dia berasal dari keluarga konglomerat yang kaya. Dia punya banyak uang.” Ucap Sa Rang. Gi Bbeum yang mendengarnya memperingatkan adiknya agar berbicara dengan baik.
“Apa orang tuamu masih ada?” tanya Tuan Joo. Ma Sung terlihat gugup.
“Mereka meninggal dalam kecelakaan ketika aku masih di sekolah dasar.” Ucap Ma Sung
“Aigoo. Bagaimana kau tumbuh besar?” tanya Tuan Joo merasa kasihan.
“Aku punya empat bibi dan mereka membesarkanku seperti orang tuaku. Aku menyelesaikan studiku di luar negeri pada waktu itu. Ini Sudah sekitar tiga tahun sekarang sejak aku kembali ke Korea.” Cerita Ma Sung
“Apa kau memiliki saudara kandung?” tanya Tuan Jo.
“Aku memiliki satu sepupu yang lebih muda.” Jawab Ma Sung. Tuan Joo berkomentar Ma Sung yang menjalani kehidupan yang sepi.
“Kau sehat, kan? Apa Kau tidak memiliki penyakit kronis?” tanya Tuan Joo. Ma Sung langsung tersedak. 


Gi Bbeum datang membawakan sup langsung memukul punggung Ma Sung yang tersedak,  lalu menyuruh ayahnhya berhenti bertanya karena membuat Ma Sung tidak nyaman.
“Apa Kau baik-baik saja dengan ayam pedas rebus? Beginilah cara kita makan dan hidup. Meskipun aku tahu itu mungkin berbeda denganmu. Jadi Nikmati dan makan banyak.” Kata Gi Bbeum mereka pun mulai makan.
“Kau Makan ini tidak berbeda dengan makan ayam utuh.” Ucap Tuan Joo memberikan potongan ayam kecil pada Ma Sung.
“Terima kasih... Itu kenyal dan enak.” Komentar Ma Sung setelah mengunyahnya.
“Pantat ayam itu sangat kenyal.” Kata Sa Rang. Ma Sung melotot kaget seperti ingin muntah
"Kau Makan ini juga... Makan semua dagingnya...” ucap Ayah Gi Bbeum memberikan paha ayam diatas nasi yang tinggi menjulang pada mangkuk Ma Sung.
“Kenapa kau tidak makan? Jika kau terlalu lama, seseorang akan mengambilnya. Jadi Cepat makan.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung seperti baru merasakan makan dengan rasa kekeluargaan.
Ma Sung mendengar sesuatu lalu bertanya suara apa itu. Ja Rang memberitahu kalau itu mesin cuci jadi Jangan khawatir. Ma Sung tak percaya mendengarnya,  Ja Rang pikir kalau mesin agar tua jadi  suaranya berisik tapi setelah itu akan segera mengatur dirinya sendiri. Tuan Joo yakin kalau Kedengarannya seperti guntur. Mereka saling bercana aklau Pasti ada pemukul laundry di dalamnya.

Gi Bbeum mengantar Ma Sung pulang dan menyuruhnya untuk duduk sambil memukul bagian punggungnya, Ma Sung seperti sangat kesakitan memegang perutnya. Gi Bbeum pikir Jika  mengalami gangguan pencernaan, seharusnya berhenti makan tapi malah terus makan.
“Kau sangat bodoh memakan semuanya.” Kata Gi Bbeum terus memukul punggung dengan keras. Ma Sung menjerit kesakitan meminta Gi Bbeum mengusapnya dengan Lembut.
“Tunggu..Sebentar... Kupikir aku memilikinya.” Kata Gi Bbeum mencari sesuatu dari tasnya. Ma Sung binggung apa yang dikeluarkan Gi Bbeum.
“Oh, aku tidak suka itu. Ah sungguh.” Jerit Ma Sung ketakutan. Gi Bbeum meminta Ma Sung agar mengulurkan tangannya.
“Aku lebih suka gangguan pencernaan... Aku sangat membencinya.” Kata Ma Sung dengan tangan yang ditahan oleh Gi Bbeum.
“Tahan dulu! Pria macam apa yang setakut ini? Diam.” kata Gi Bbeum. Ma Sung mencoba memberontak tapi Gi Bbeum sudah lebih dulu memegang tanganya dan menusuknya.
“Oh, lihat darahnya...Kau memiliki gangguan pencernaan yang buruk Itu menyakitkan dan Sangat buruk... Kau memiliki gangguan pencernaan yang buruk.” Ucap Gi Bbeum melihat darah yang keluar.
 “Aku belum pernah mengalami makanan seperti itu sebelumnya. Tapi, itu adalah makanan rumahan terbaik dalam hidupku.” Kata Ma Sung dengan merasakan Gi Bbeum sudah duduk didepanya dan akan memberikan backhug.
Gi Bbeum akan bangun, tapi Ma Sung menahanya memeluk Gi Bbeum sangat erat karena terasa hangat dan juga nyaman. Gi Bbeum tak menolaknya membiarkan Ma Sung memeluknya. 

Gi Bbeum menatap cermin menyakikan diri “Joo Gi Bbeum, kau bisa melakukannya dengan baik. Ja Ran memberitahu ayahnya kalau Gi Bbeum akan mengadakan audisi hari ini dan panik karena ada sup rumput laut. Tuan Joo langsung menghabiskanya.
“Ayah... Aku ada audisiku hari ini, tapi bermimpi burul. Ini bukan takdir buruk, kan?” ucap Gi Bbeum keluar dari kamar.
“Kenapa kau percaya itu? Itu semua takhayul.” Ucap Ja Rang. Ayahnya membenarkan.
“Sup apaan ini? Tidak ada apa-apa di dalamnya?” kata Gi Bbeum heran. Ayahnya mengatakan kalau itu Sup rumput laut.
“Rumput laut? Aku punya firasat buruk.. Ahh Tapi Baiklah, asalkan bukan sup rumput laut.” Ucap Gi Bbeum hanya makan dengan kuah dan meminta adiknya mengambil minum.
Ja Rang ingin mengangkat gelas tapi tangkainya malah terputus, wajahnya panik. Ayahnya langsung mengalihkan pandangan Gi Bbeum dengan memuji anakknya yang cantik. Gi Bbeum heran dengan Ja Rang malah memegang gelasnya bukan memberikanya.
“Oh, aku hanya ingin kau melakukannya dengan baik di audisimu hari ini. Aku akan memberimu makanan.” Ucap Ja Rang sengaja memegang gelas dan juga tangkai agar tak terlepas.
“Kenapa kau tak seperti biasanya?” keluh Gi Bbeum heran. Ja Rang menyuruh kakaknya minum saja.
“Ayah, Apa kau menggigit batu?” tanya Gi Bbeum mendengar sesuatu. Tuan Joo mengelak.
“Aku mendengarnya.” Kata Gi Bbeum. Ja Rang dan ayahnya merasa tidak mendengar apapun.
“Wahh.... Aku akan gagal dalam tesku hari ini.” Ucap Sa Rang keluar dari kamar mandi dengan wajah kesal.
“Joo Sa Rang, berapa banyak buang air besarmu?Apa Kau tidak menyiram?” jerit Ja Rang, dan Semua langsung menutup hidup.
“Itu Tersumbat dan Tidak turun... Astaga, nilaiku akan jelek..” keluh Sa Rang lalu pamit pergi. Tuan Joo mengejar anaknya agar  makan sebelum pergi.
“Aku punya firasat buruk.” Ucap Gi Bbeum merasa tak enak hati. 


Saat itu terdengar suara jeritan dari depan rumah, Sa Rang melonggo melihat sesuatu didepanya. Semua pun keluar rumah dan kaget ada banyak banyak tanaman bunga di sepanjang jalan keluar.
“Ada apa dengan jalur bunga? Mataku busuk pagi ini.” Keluh Sa Rang tapi Gi Bbeum merasa kalau itu indah dan berpikir kalau itu dari Gong Ma Sung.
Sementara Ma Sung dan Sek Yang berjalan di lorong, Ma Sung seperti tak yakin dengan saran Sek Yang kalau itu sangat istimewa, tapi Sek Yang yakin kalau Gi Bbeum akan tersentuh dan menelponnya. Ma Sung merasakan getaran pada ponselnya.
[Joo Sa Rang -Yuck, ada apa dengan jalan bunganya? Ini Benar-benar tidak berhasil Kau berharap kakaku jatuh seperti kelopak dari audisinya?]
Sek Yang ingin tahu yang dikatakn Gi Bbeum karena yakin kalau pasti menyukainya. Ma Sung langsung memiting kepala Sek Yang kalau harus mati hari ini. Sek Yang panik kalau itu tidak mungkin.



Gi Bbeum terlihat bahagia berjalan disepanjang jalan bunga saat keluar rumah, lalu melihat sebuah surat yang dituliskan Ma Sung “Joo Gi Bbeum, ayo kita berjalan di jalan yang berbunga-bunga.”
“Aku merasa gugup pagi ini. Untuk beberapa alasan, aku punya perasaan yang baik.” Ucap Gi Bbeum
Ma Sung menarik Sek Yang ke ruangan dan kaget melihat CEO Kim sudah ada diruangannya.  Ma Sung mengeluh Apa lagi sekarang. CEO Kim pikir berbicara terakhir kali dan tidak mendengar kabar dari Ma Sung jadi penasaran apa mungkin lupa.
“Aku berencana menghubungimu segera.” Kata Ma Sung. CEO Kim mengaku sudah mengerti.
“Aku kebetulan tahu begitu banyak orang yang menderita demensia. Aku sangat khawatir dan Leganya. Kau masih ingat... Bukan berarti aku mengatakan kau memiliki masalah itu, Direktur” ucap CEO Kim menyindir.
“Aku akan jelas denganmu sekarang. Kami tidak ingin bintang top seperti Lee Ha Im untuk rumah sakit atau hotel kami. Kontrak iklan akan sulit” ucap Ma Sung
“Aku tidak berpikir akan membuat permintaan... Kupikir kau adalah seorang dokter yang jenius. Bukankah otakmu bekerja lebih baik?” ucap CEO Kim makin menyindir
“Kim Bum Soo Permintaan yang tidak masuk akal dapat menyebabkan masalah.” Tegas Ma Sung. CEO Kim pikir kalau ini masuk akal.
Saat itu ponsel Ma Sung berdering, Dokter Yoon menelp, Ma Sung mengatakan akan segera ke sana dan memberitahu CEO Kim kalau sudah memiliki janji sebelumnya dan akan pergi. CEO Kim menyindir kalau Ma Sung tidak harus melakukan sikap angkuhnya seperti ini.
“Aku tahu banyak tentangmu... Kau penasaran apa yang kutahu, kan?  Aku akan menunggu telponmu” ucap CEO Kim menyuruh Ma Sung pergi saja. 



Ki Joon menunggu didepan gedung dengan wajah gelisah karena belum datang. Saat sebuah mobil van datang, Ki Joon langsung masuk mengeluh karena Gi Bbeum ada audisi ajdi harus menjemputnya. Mobil hanya diam tanpa sadar CEO Kim ada disampinganya.
“Apa yang kau lakukan? Pergilah sekarang.” Teriak Ki Joon dan kaget melihat CEO Kim disampinganya.
“Apa Joo Gi Bbeum mengadakan audisi?” ucap CEO Kim. Ki Joon panik bertanya siapa pria itu.
“Di mana Jae Min? Apa ini bukan mobilku?” ucap Ki Joon tersadar.
“Aku Ketua Kim Bum Soo... Kau Sung Ki Joon, kan?” kata CEO Kim. Ki Joon binggung CEO Kim bisa mengetahuinya.
“Apa kau melakukan ini dengan sengaja? Yah... Mau bagaimana lagi? Aku tidak ingin mentransfer perusahaan... Oh, scouting adalah perang.” Ucap i Joon lalu turun dari mobilnya.
CEO Kim memastikan kalau itu Sung Ki Joon dari Grup Sunwoo, lalu menyuruh anak buahnya agar mencari tahu di mana Joo Gi Bbeum mengikuti audisi secepatnya.

Gi Bbeum dan Nan Joo sibuk berlatih dialog dengan beberapa orang yang ikut melakukan casting. Nan Joo memuji akting Gi Bbeum sangat bagus.Gi Bbeum mengaku sangat gugup, Nan Joo meminta agar jangan gugup karean Gi Bbeum hanya perlu masuk saja dan bunuh mereka semua dengan bakat yang dimilikinya.
“Tarik napas dalam-dalam untuk saat ini. Ikuti aku.” Ucap Nan Joo dan dan saat itu CEO Kim datang menyapa Gi Bbeum.
“Gi Bbeum. Kenapa kau di sini? Dan Juga, aku tidak berpikir, Go Nan Joo seharusnya ada di sini.” Komentar  Tuan Kim. Gi Bbeum meliriks insi seperti tak ingin menanggapi.

Keduanya bertemu di ruangan lain, CEO Kim memberitahu kalau Ada seorang rookie bernama Judy dan sangat bagus. Gi Bbeum tak ingin basa-basi ingin CEO Kim bicara pada intinya saja,  CEO Kim memberitahu kala Peran yang diikuti Gi Bbeum sudah ditetapkan jadi lebih baik pulang saja.
“Jangan membuatku tertawa.. Aku akan pergi sesudah mengikuti audisi.” Ucap Gi Bbeum akan melangkah pergi.
“Dengarkan semua yang harus kukatakan lebih dulu... Ini tentang Gong Ma Sung.” Kata Tuan Kim membuat Gi Bbeum tak jadi pergi.
“Tiga tahun lalu di Hainan, kau membuatku kesal dan menghilang. Kau bertemu Gong Ma Sung, kan?” sindir Tuan Kim
“Kenapa kau tiba-tiba mengungkit hal itu?” tanya Gi Bbeum
“Tahukah kau bahwa Gong Ma Sung mengalami kecelakaan?” kata Tuan Kim. Gi Bebum hanya terdiam dan Tuan Kim melihat kalau Gi Bbeum sudah tahu.
“Astaga, kalau begitu... kau harus tahu kalau kepalanya bermasalah.” Kata Tuan Kim. Gi Bbeum memperlihatkan wajah kagetnya.
“Ya, aku mengerti... Itulah kenapa kau melangkah keluar dari barisan... Kau bahkan tidak tahu apa yang kau lakukan... Otaknya tidak normal. Bahkan Ingatannya datang dan pergi... Dia seharusnya menjadi dokter top. Tapi Dia akan kehilangannya di sini... ini Semua karenamu.” Ucap CEO Kim mencoba mempengaruhi.
“Jangan konyol... Apa Kau mengharapkanku untuk percaya itu?” ucap Gi Bbeum
“Kalau saja dia tidak bertemu denganmu hari itu... Kalau saja dia tidak setuju bertemu denganmu... setidaknya Dia tidak akan mengalami kecelakaan” ucap CEO Kim terus mempengaruhi.
“Tunggu sebentar... Kau mengirim Hyung Joon pergi seperti itu. Apa sekarang Gong Ma Sung? Wow, Gi Bbeum... Kau memiliki bakat untuk melukai orang kaya.
..  Jika kau tidak mendengarkanku dan terus berkeliaran, maka aku akan mengirim Gong Ma Sung pergi.” Kata CEO Kim mengancam. Gi Bbeum tak mengerti maksudny.
“Jika media tahu tentang masalah  yang terjadi dikepalanya? Dunia yang dia tinggali akan hancur sepenuhnya. Dan Sepertimu. Bahkan Kau tahu betul seperti apa rasanya.” Kata CEO Kim. Gi Beum hanya bisa terdiam. 



CEO Jang panik bertanya apakah Gi Bbeum tidak mengangkat. Jae Min mengatakan kala ponsel Gi Bbeum sudah dimatikan. CE Jang pani Di mana Gi Bbeum pada jam audisi dan mengomel tak ada yang menghentikannya. Nan Joo meminta maaf karena Seharusnya tetap bersamanya.
“Aku merahasiakan audisi... Bagaimana Bum Soo tahu?” ucap CEO Jang
“Bum Soo? Kim Bum Soo dari Empire Entertainment?” ucap Ki Joon lalu terdiam lalu mengaku kalau ia yang memberitahunya.

Ma Sung sedang ada dirumah, Ki Joon menelp Ma Sung apakah sudah dengar dari Gi Bbeum. Ma Sung mengaku Tidak dan bertanya apa audisinya sudah selesai. Ki Joon memberitahu kalau Gi Bbeum tidak ikut audisi. Ma Sung bingung kenapa tidak dan Apa terjadi sesuatu.
“Kim Bum Soo membawanya ke suatu tempat. Kami masih tidak bisa menghubunginya.” Ucap Ki Joon.
Ma Sung kaget mendengar nama Kim Bum Soo,  Sek Yang masuk dengan wajah panik memberitahu bosnya, Ma Sung kaget mengatakan sedang sibuk sekarang, jadi bicara nanti. Sek Yang mengakubarusan bertemu Joo Gi Bbeum.
“Kenapa kau bertemu Joo Gi Bbeum?” tanya Ma Sung kaget.
“Kau sudah tahu dan dia ingin mengkonfirmasi.” Kata Sek Yang 

Gi Bbeum berjalan ditengah hujan membiarkan tubuhnya basah teringat kembali kejadian sebelumnya. Saat pertama kali bertemu Gi Bbeum yang memanggil Ma Sung, Saat itu Ma Sung terlihat marah kaean baru saja memanggil namanya dan bertanya apakah tak mengingatnya.
“Kau harus memutuskan sekarang. Bisakah aku mengingatmu besok atau haruskah aku melupakanmu? Ceritakan padaku tentang itu.” Ucap Ma Sung saat pertama kali datang ke rumah Gi Bbeum.
 “Aku memintamu sekali ini saja... Tolong beritahu aku.” Ucap Ma Sung dan saat Gi Bbeum menanyakan tatto. Ma Sung mengaku lupa.
“Ayo berkencan hanya untuk satu musim.” Kata Ma Sung saat di pesta
“Jadi, apa yang akan kita lakukan saat musim dingin tiba?” tanya Gi Bbeum menganggap Ma Sung sudah mempermainkan hati wanita.
“Aku minta maaf. Karena tidak datang bertemu denganmu. Kita setuju untuk ketemuan, kan?” ucap Ma Sung datang setelah melupakan pertemuan mereka.
“Apa kau bertanya tentang pertemuan kita? Apa yang terjadi sehingga kau tidak dapat mengingat rencana yang kau buat?” ucap Gi Bebum
“Aku tidak bisa memberitahumu alasannya.” Kata Ma Sung
“Apa alasanmu tidak bisa kau ceritakan padaku? Kau hanya tidak ingin memberi tahuku.” Ucap Gi Bbeum marah
Gi Bbeum akhirnya menangis dibawah hujan merasa kalau semua ini kaena dan salahnya, menurutnya dirinya yang tidak beruntung. Saat itu tiba-tiba sesuatu menutupi kepalanya, Ma Sung datang dengan membawa payung. 



“Kau tidak ikut ke audisi dan mematikan teleponmu. Apa yang kau lakukan hujan-hujan begini? Sudah kubilang jangan menangis.. Itu membuat segalanya lebih sulit untukmu. Jadi Ayo kita pulang. Bangun.” Ucap Ma Sung. Gi Bbeum terdiam. Ma Sung menyuruh Gi Bbeum cepat bergegas karena akan sakit.
“Kau pasti mengutukku karena begitu bodoh selama ini. Kau pasti membenciku... Dengan Mengingatku... Mengingatku pasti...pasti sangat sulit. Kau pasti sangat bersedih.” Ungkap Gi Bbeum sambil menangis.
“Aku bertemu denganmu sesudah tiga tahun kemudian dan kau dingin dan kejam... Seharusnya aku tahu itu... Seharusnya aku merasakannya saat itu.  Aku bodoh, aku tidak mengerti. Aku sangat menyesal. Aku sungguh minta maaf.”ucap Gi Bbeum
“Kenapa kau minta maaf? Kau tidak melakukan kesalahan apa pun. Akulah yang minta maaf.” Kata Ma Sung
“Kenapa kau tidak memberitahuku? Apa kau tidak akan pernah memberitahuku? Apa itu sebabnya kau memintaku untuk berkencan selama satu musim? Apa karena kau datang untuk tidak mencintaimu?”tanya Gi Bbeum. Ma Sung hanya diam.
“Aku mencintaimu... Aku mencintaimu, Gong Ma Sung... Jika aku tahu ini akan terjadi, maka Aku tidak akan ragu-ragu. Aku akan meraihmu... Aku mencintaimu... Aku sangat mencintaimu... Jangan lupakan kata-kata ini. Ingatlah.” Kata Gi Bbeum sambil menangis.
“Jangan khawatir, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian. Dan Juga, aku tidak akan pernah lupa lagi.” Kata Ma Sung dengan mata berkaca-kaca.
Gi Bbeum memberikan ciuman pada Ma Sung agar tak melupakanya. Ma Sung terdiam akhirnya melepaskan payung membiarkan hujan membasahi tubuhnya, lalu mencium Gi Bbeum. Keduanya berciuman dibawah hujan.
Bersambung ke episode 10

Cek My Wattpad... Kang Daniel 

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar