PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 12 Oktober 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBN

 Ma Sung mengaku kalau terkena Cinderella Amnesia yaitu Sejenis kehilangan ingatan jangka pendek. Gi Bbeum terdiam mengingat percakapanya dengan  Ma Sung sebelumnya.
Flash Back
Ma Sung memberitahu kalau akan mengumumkan sesuatu sebentar lagi jadi meminta agar Gi Bbeum Jangan terkejut. Gi Bbeum ingin tahu Apa yang akan diumumkan,  Ma Sung mengaku Ada sesuatu yang ingin dilindungi sampai akhir.
“Aku akan menunjukkan kepadamu.” Tegas Ma Sung yang tak ingin kehilangan yang paling disayanginya. 

Beberapa orang berkomentar kalau Ma Sung harus pensiun, Ha Im pun terlihat kaget. Ki Joon terlihat marah memilih untuk pergi dari ruangan amal. Ma Sung mengejarnya menahan Ki Joon agar tak pergi. Ki Joon memastikan Apa yang baru saja dikatakan.
“Aku sedikit sakit.” Akui Ma Sung. Ki Joon ingin tahu Sejak kapan.
“Sejak kecelakaan mobil tiga tahun lalu.” Kata Ma Sung. Ki Joon tak percaya kalau tidak menyadarinya selama tiga tahun.
“Aku tidak menganggapnya serius ketika kau bilang sakit. Apa Gi Bbeum tahu? Bagaimana dengan ibuku? Dan bibi lainnya? Apa Mereka semua tahu tentang itu? Hanya aku yang tidak tahu? Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku!” teriak Ki Joon marah
“Aku tidak bisa, karena aku tahu akan seperti ini. Kau akan merasa sulit.” Kata Ma Sung
“Apa Kau menyembunyikannya dariku untuk itu? Kau tidak memberitahuku karena kau takut aku akan mengganggumu. Karena aku tidak penting bagi mu! Kau meremehkanku.” Ucap Ki Joon sangat marah. Ma Sung serba salah.
“Aku sudah mengolok orang sakit. Kau mungkin menganggapku idiot. Kau seharusnya tidak mengatakannya sampai akhir. Kenapa kau memberitahuku sekarang?” teriak Ki Joon sangat marah
“Ki Joon.” kata Ma Sung. Ki Joon tak ingin Ma Sung memanggil namanya agi lalu berjalan pergi. 


Ki Joon berlari ke parkiran lalu menangis didekat mobil, mengomel sendiri Ma Sung yang  sudah mempermainkannya selama 3 tahun terakhir, bahkan selalu mengolok-oloknya.
“Ibuku dan bibi pasti menyukainya. Itu selalu membuatku sangat sedih. Tidak apa-apa membencinya... Ma Sung segalanya... Bahkan Aku bilang kepadanya untuk mati, Tapi aku tidak bersungguh-sungguh. Apa itu sebabnya ini terjadi? Apa itu sebabnya Ma Sung sakit? Inilah kenapa Ma Sung mengundangku.” Ungkap Ki Joon terus menangis menyesalinya.
Diam-diam Ha Im mendengar dan melihat Ki Joon dari kejauhan yang sedang menangis. 

Ma Sung terdiam kebingungan, Gi Bbeum datang memberitahu kalau  tidak bisa menemukan Ki Joon tapi menurutnya Ma Sung Jangan terlalu khawatir, karena yakin kalau Seiring waktu Ki Joon akan baik-baik saja dan Ia itu pernah mengalaminya.
“Lalu Bagaimana denganmu? Apa Kau baik-baik saja?” tanya Gi Beum
“Aku minta maaf karena membuatmu khawatir.” Ucap Ma Sung
“Apa Kau mengkhawatirkanku? Sepertinya kau merasa lebih baik sekarang Tapi bisakah aku bertanya kenapa kau melakukan ini?.” Komentar Gi Bbeum
“Sepertinya inilah pilihan yang tepat... Kumohon, hiburlah Ki Joon, jika kau melihatnya. Aku yakin kata-katamu akan menghiburnya.” Ucap Ma Sung dengan wajah khawair. Gi Bbeum pun menganguk setuju. 


Ha Im mendekati Ki Joon lalu mengulurkan tangan mengajak untuk mencari udara segar dan mengeringkan air matanya. Ki Joon memalingkan wajahnya tak ingin Ha Im melihat air mata diwajahnya. Ha Im gemas melihat Ki Joon yang tak menyambut tanganya.
Akhirnya Ha Im menarik tangan Ki Joon untuk mengenggamnya, Ki Joon akhirnya berdiri dan menyuru Ha Im untuk masuk ke dalam mobil dan mereka akan pergi. 

Nyonya Gong membaca berita [Gong Ma Sung dari Grup Sunwoo, Mengungkapkan Penyakitnya, Cinderella Amnesia] yang menyatakan akan menyumbangkan semua kekayaan dan kepemilikan ke Desa Penyembuhan.
“Apa Dia mengungkap penyakitnya sendiri? Apa direktur Gong gila?” ucap Direktur Yeon tak percaya
“Hubungi perusahaan pers dan ambil artikelnya.” Perintah Nyonya Gong
“Itu, ada begitu banyak wartawan di acara amal. Dan artikel itu sudah menyebar ke seluruh media sosial. Video ini sudah di tonton 100.000 kali” ucap Sek Nyonya Gong
“Itu sebabnya aku menyuruh untuk menjatuhkannya!” kata Dokter Yoon marah. Sek-nya hanya bisa diam.
“Kenapa kau tidak membatalkan rapat dewan?” saran Dokter Yoon pada Nyonya Gong

“Aku menderita kondisi khusus yang aku dapatkan dari kecelakaan tiga tahun lalu.”
Tuan Kim menonton rekaman video penyataan Ma Sung, lalu dengan wajah bahagia kalau Gong Ma Sung membuatnya terlalu mudah baginya. Seperti rencananya akan segera berhasil dengan pengakuan Ma Sung. 

Di rumah
Sek Yang yakin Presdir sudah mendengar berita ini sekarang dan Lebih menakutkan ketika Nyonya Gong diam. Ma Sung meminta Sek Yang agar memanggil Pengacara Kim dan katakan kalau ia ingin menandatangani janji donasi. Sek Yang menganguk mengerti.
“Apa Direktur Sung sudah menelponmu?” tanya Sek Yang. Ma Sung mengaku tidak.
“Dia terlihat sangat pucat. Kita seharusnya memberinya semangat.” Ucap Sek Yang. Ma Sung tak bisa berkata-kata 

Ki Joon hanya berdiri sambil menatap sungai Han didepanya, Ha Im berteriak memanggilnya menurutnya Jika  merasa sudah lebih baik sekarang mangajaknya pergi. Ki Joon tetap diam seperti tak bisa menahan rasa sedihnya, akhirnya Ha Im mendekati Ki Joon.
“Apa Kau menangis? Apa Kau ingin aku memelukmu?” kata Ha Im khawatir.
“Itu tidak masuk akal!” keluh Ki Joon. Ha Im mengeluh Ki Joon yang mengajak pergi ke pinggir sungai han.
“Bangun, ayo pergi ke hotelmu.” Ajak Ha Im menarik Ki Joon pergi.
“Memang Harus kesini, jika mengunjungi Sungai Han.”kata Ki Joon. Ha Im mengeluh Logika macam apa itu.
“Ini Logika drama... Ketika mereka dipecat dari pekerjaan, dicampakkan, dikhianati, maka mereka menangis di tepi sungai Han. Kemudian, minum di truk makanan.” Kata Ki Joon lalu duduk di sebuah warung tenda. 

Ki Joon memesan irisan daging babi dan soju. Saat itu Ma Sung menelp, Ki Joon yang masih marah mengumpat lalu tak mengangkatnya. Ha Im menyuruh Ki Joon agar mengangkatnya karena tak boleh merepotkan orang yang sakit.
“Aku harap dia mengkhawatirkanku. Aku merasa sangat dikhianati dan sedang sekarat.” Ucap Ki Joon marah
“Dia tahu berapa banyak itu akan menyakitimu. Itu sebabnya dia tidak bisa memberitahumu. Ma Sung pasti sangat kesepian selama ini.” Kata Ha Im dewasa
“Dia berkencan dengan Joo Gi Bbeum. Jadi Dia tidak kesepian.” Ucap Ki Joon.
“Apa yang kau ketahui tentang kesepian?” kata Ha Im mencoba ikut minum soju.
“Aku merasa seperti sakit parah. Kau tahu akan segera mati, tapi entah kapan itu. "Popularitasmu akan mati sekarang. Bersiaplah untuk itu." Aku berharap seseorang dapat memberitahuku itu. Aku tidak bisa menahan rasa takut terdalamku. Aku tidak sekuat itu.” Akui Ha Im.
“CEO Kim hanya ingin memanfaatkanku. Anggota staf selalu membicarakanku dibelakang. Yang kuinginkan hanyalah hidup seperti orang lain. Aku ber-akting untuk melawan keputus asa-an. Aku tidak ingin terluka. Jadi, aku menyakiti orang lain terlebih dahulu.” Cerita Ha Im.
“Aku tidak punya siapa-siapa... Maksudku itulah yang kurasakan.” Kata Ha Im yang merasa kesepian.
“Ngomong-ngomong, kenapa kau menempel di sampingku?” komentar Ki Joon. Ha Im tak terima dianggap menempel.
“Hei... Apa kau tahu berapa banyak pria yang suka minum denganku? Dasar Kau konyol” keluh Ha Im. Saat itu Ma Sung tiba-tiba mendekati wajah Ha Im, Ha Im binggung ada apa lagi dengan tingkah Ma Sung.
“Apa kau orang yang sama yang menciumku?” kata Ki Joon seperti tak percaya. Ha Im heran dengan tingkah Ki Joon.
“Kukira inilah tak-dir.” Komentar Ki Joon salah menyebutkan kalimatnya.
“Aku yakin kau bermaksud bilang "takdir". Kata Ha Im. Ki Joon berlasan kalau ucapanya tadi hanya bercanda.




Ha Im membawa Ki Joon sampai ke kantor agency, CEO Jang terlihat bahagia melihat Ha Im, Ha Im pun menyapa CEO Jang yang sudah lama tak bertemu lalu memberitahu kalau Ki Joon yang mabuk. Jae Min mencoba membantu tapi Ki Joon tetap ingin dipapah oleh Ha Im.
Akhirnya Ha Im membawa Ki Joon sampai ke dalam kamarnya, CEO Jang menarik Jae Min agar mengurus Ha Im dengan baik karena menurutnya ada tamu penting yang datang ke agencynya.
“Aku ingin tahu apa dia akan menandatangani kontrak dengan kita?” kata CEO Jang. Jae Min merasa ragu. CEO Jang mengajak Jae Min pergi saja membiarkan mereka berdua. 

Ki Joon yang mabuk merasa gerah, tapi kesusahan membuka jaketnya dan meminta tolong agar Ha Im untuk melepas jasnya. Ha Im mengeluh meminta Ki Joon untuk menlakukan sendiri. Ki Joon merengek agar Ha Im mau menolongnya. Ha Im pun mendekati Ki Joon untuk membantu.
“Kenapa aku tidak bisa melepas ini?” kata Ha Im kesusahan membuka jas Ki Joon.
“Lee Ha Im.” Ucap Ki Joon menatap wanita yang ada didepanya. Ha Im terlihat gugup merasa Ki Joon benar-benar mabuk.
“Kau memanggil namaku, biasanya memanggilku "bulu". Kata Ha Im tak percaya
Tiba-tiba Ki Joon mendekat seperti akan mencium Ha Im dan Ha Im pun siap memejamkan matanya. Tapi Ki Joon malah menepuk wajah Ha Im agar menunggu dan kembali berbaring, Ha Im kesal bertanya menunggu apa maksudnya.
“Sampai aku berhenti bersedih.” Ucap Ki Joon yang berbaring setelah mabuk. 


CEO Kim berjalan perlahan memastikan kalau tak ada yang mengikutinya, lalu memasukan gang yang gelap dan sebuah lampu mobil menyilaukan matanya. Seorang pria turun dari mobil, CEO Kim bertanya apakah sudah membawanya.
Si pria meminta CEO Kim agar memberikan uangnya, CEO Kim memberikan uang dan akan memberikan sisanya sesudah memeriksa barangnya. Si pria pun memberikan barang pada CEO Kim. 

CEO Kim tersenyum bahagia melihat serbuk dalam bungkusan koran, Jae Min datang CEO Kim panik langsung membuang barangnya ke dalam tong sampah dan berpura-pura tak terjadi apa-apa bertanya apa yang dibawanya.
“Oh, ini jadwal Ha Im dan salinan rancangan perpanjangan kontrak. Kau menginginkannya hari ini.” Ucap Jae Min. CEO Kim menganguk mengerti.
“Kau bisa Letakkan, jadi pergilah.” Kata CEO Kim. Jae Min mengerti tapi ingin kembali bicara.
“Ngomong-ngomong, apa menurutmu Ha Im akan menandatanganinya?” ucap Jae Min khawatir.
“Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu dan Lakukan saja apa yang kusuruh.” Kata CEO Kim menyuruh Jae Min segera keluar. Jae Min pun keluar tapi terlihat curiga.  Setelah itu mengeluarkan kembali barang yang di tempat sampah. 

Sek Yang berjalan dengan Ma Sung bertanya apakah sudah  membaca artikel pagi ini. Ma Sung mengaku terlalu takut melihatnya. Sek Yang mengeluh dengan Ma Sung yang melakukan itu dan mencoba melihat sekarang pandangan orang. Beberapa dokter yang lewat menatap Ma Sung.
“Aku sangat menyesal mendengar masalahmu. Itu menajubkan.” Kata Beberapa dokter yang lewat
“Apa yang mereka katakan?” komentar Ma Sung binggung. Sek Yang memberitahu kalau ada karyawan dipindahkan.
“Kau menakjubkan!” kata pegawai lain. Ma Sung binggung kenapa komentar orang seperti itu. 

Mereka akhirnya sampai di ruangan, Sek Yang melihat Nama Ma Sung  adalah daftar teratas di pencarian. Ma Sung membaca namanya dianggap “Noblesse oblige... Gong Ma Sung, Dewa Donasi.” Lalu mengeluh kalau mereka menulis artikel seperti itu.
“Presdir dan Dr. Yoon pasti sudah membaca ini sekarang.” Kata Sek Yang. Ma Sung hanya bisa menghela nafas. 

Nyonya Gong pun membaca artikel tentang Ma Sung dan menyuruh Sek-nya keluar ruangan. Direktur Yeon langsung menyalahkan keduanya yang bertemu tanpa dirinya dan membuat dirinya dalam kegelapan dan itu alasan semuanya berakhir seperti ini.
“Dia menyumbangkan semua kekayaannya, dan menjadikannya super star. Bagaimana kau akan menjelaskan ini di rapat dewan? Bagaimana dengan rumah sakit cabang? Pada tingkat ini, kita mungkin kehilangan semua yang kita miliki.” Kata Direktur Yeon marah
“Akta donasi dapat disesuaikan. Kenapa kau tidak berbicara dengan Direktur Gong terlebih dahulu?” saran Dokter Yoon. Saat itu Ma Sung datang, Nyonya Gong pun menyuruh mereka pergi saja. 

Nyonya Gong menyuruh Ma Sung agar membatalkan donasinya dan Batalkan semua yang dikatakan. Ma Sung pikir tak ada ada aasan melakukan itu, karena menurutnya itu dapat menggunakan uang semaunya.  Nyonya Gong tak bisa terima kalau Ma Sung dianggap sebagai uangnya.
“Apa itu uangmu? Kakek memberitahuku ini ketika aku kecil. "Uang harus digunakan untuk tujuan mulia. Jangan merebut uang dengan keserakahan, karena itu sia-sia." Uang itu penting. Tapi, yang lebih penting daripada uang adalah kemanusiaan.” Jelas Ma Sung
“Penggunaan uang yang paling berharga adalah mengembalikannya ke masyarakat, bukan mewariskan.” Tegas Ma Sung
“Bahkan jika kau menyumbangkan semuanya, itu Tidak akan digunakan seperti yang kau inginkan. Itulah kenyataannya.” Balas Nyonya Gong
“Bibi... Aku mendengar rahasia untuk tetap muda adalah tetap baik dan murah hati. Jangan terlalu serakah. Itu mengerikan.” Kata Ma Sung
“Jadi, Apa kau tidak akan menariknya kembali? Kau sadar tidak punya banyak waktu.” Sindir Nyonya Gong
“Aku akan melindunginya sampai akhir. Dan pastikan untuk mengunjungi keluarga Joo Gi Bbeum dan minta maaf.” Kata Ma Sung
Nyonya Gong pikir sejumlah uang akan mengatasinya dan itu tak penting sekarang. Ma Sung pikir it hal yang paling penting karena Nyonya Gong menyakiti perasaan manusia dan menegaskan kalau  bibinya akan kehilangan semua yang dimilikinya, jadi Nyonya Gong hars mengetahuinya. 



Keluarga Joo membaca berita [Gong Ma Sung, Dewa Donasi memiliki Cinderella Amnesia] Gi Bbeum duduk didepanya berpikir kalau mereka terkejut, kalau Ma Sung sakit. Ia mengakui kalau awalnya takut. Ja Rang pikir kalau Ma Sung hanya memiliki masalah ingatan.
“Ayah selalu lupa segalanya.” Kata Ja Rang. Tuan Joo pikir itu juga bukan masalah karena Kelupaan bukanlah penyakit. Dua adik Gi Bbeum pun membenarkan.
“Aku sangat menyukai Gong Ma Sung.” Ungkap Sa Rang. Gi Bbeum tak percaya dengan reaksi keluarganya.
“Kupikir kalian akan mengeluh.” Kata Gi Bbeum.  Ja Rang merasa kalau Ma Sung itu keren.
“Apa ini? Aku yakin ada yang tidak beres.” Ucap Gi Bbeum curiga ,ja Rang mengaku mereka sangat mengkhawatirkannya.
“Itu benar... Kau harus mengurusnya dengan baik.” Kata Ja Rang
“Apa Ma Sung memberimu sesuatu?” kata Gi Bbeum curiga. Semua menyangkalnya. Lalu terdengar bunyi bel rumah, Ja Rang pikir Itu pasti Gonggalppang dan berlari keluar rumah. 


Ki Joon kaget melihat Ja Rang yang datang,  Ja Rang melihat Ki Joon mengeluh melihat datang lagi. Ki Joon membenarkan dengan wajah kesal mengeluh kalau Sa Rang itu anak yang tidak sopan. Ja Rang tahu kalau Ki Joon itu si Galilei, orang tua.
“Apa kakakmu ada di rumah?” tanya Ki Joon ingin bertemu Gi Bbeum.
“Dia ada di rumah Dan dia punya pacar yang kaya.” Ucap Ja Rang. Ki Joon sudah tahu dengan nada kesal
“Cepat Panggil kakakmu.” Kata Ki Joon. Ja Rang tak peduli memilih masuk ke dalam rummah. Ki Joon berteriak marah kalau Ja Rang yang tak belajar sopan santun. 

Gi Bbeum akhirnya keluar rumah terlihat kaget karena Ki Joon yang datang dan bertanya kemarin kemana karena sangat mengkhawatirkanya, lalu memastikan keadaanya.Ki Joon mengaku tak baik-baik saja?
“Gi Bbeum... Bisakah kau membantuku?” ucap Ki Joon. Gi Bbeum binggung bantu apa itu. 

Ma Sung berada dirumah menatap makanan diatas meja makan, lalu mendengar ada bunyi bel rumahnya. Ki Joon datang, Ma Sung langsung membuka pintunya. Ki Joon memastikan kalau Ma Sung   ingat apa yang dilakukan kemarin, yaitu Bom yang dilemparkan.
“Ya aku ingat.” Ucap Ma Sung. Ki Joon tak percaya aklau Ma Sung memiliki masalah dalam hal ingatan tapi bisa bisa mengingatnya.
“Kau bisa Ikuti denganku.” Kata Ma Sung lalu membawa Ki Joon ke dalam ruang kerjanya yang penuh dengan note dan juga buku jurnalnya
“Ingatanku tidak hilang. Masalahnya adalah sulit mengembalikan ingatan. Aku merekam semuanya setiap hari Dan aku menghafalnya. Jadi tidak ada masalah.” Kata Ma Sung
“Inilah kenapa kau melakukan ini? Itu seperti menonton film fiksi ilmiah.Apa kau memiliki kekuatan super juga? Bisakah kau memindahkan barang dan melewati dinding?” kata Ki Joon mengejek.
“Tidak.” Ucap Ma Sung. Ki Joon bersyukur kalau Ma Sung tidak hidup dalam fantasi
“Apa kau Sudak makan? Ayo makan bersama.”ajak Ma Sung. Ki Joon menolak.
“Aku memutuskan untuk makan bersamamu atau melanjutkan percakapan ini tergantung jawabanmu. Inilah kenapa aku datang ke sini.” Ucap Ki Joon. Ma Sung mempersilahkan Ki Joon untuk menanyakannya.
“Seberapa serius penyakitmu? Apa kau tidak akan mengenaliku lagi? Apa Kau tidak akan dapat menemukan rumah & kamar mandimu?” ucap Ki Joon memastikan.
“Bukan seperti itu.” Jelas Ma Sung. Ki Joon bertanya apakah Ma Sung akan mati.
“Semua orang akan mati.” Pikir Ma Sung. Ki Joon meminta aga tak bercanda lagi.
“Aku bertanya, apa kau akan segera mati?” tanya Ki Joon. Ma Sung menegaskan kalau Tidak akan.
“Jadi, kau tidak akan segera mati, Dan akan terus seperti ini? Apa Kau hanya memiliki penyakit?” kata Ki Joon. Ma Sung membenarkan.
“Baguslah, kalau begitu... Aku memiliki sesuatu untuk kusampaikan juga.” Jelas Ki Joon. Ma Sung bingung menyampaikan apa.
“Aku akan menyerah pada Gi Bbeum. Aku akan mundur, karena kau sakit.” Tegas Ki Joon.
Ma Sung pikir Ki Joon tidak benar-benar mundur. Ki Joon menegaskan kalau ucapanya itu benar, Tapi akan mengencaninya untuk terakhir kaliny dan akan mengencaninya dengan penuh gairah. Ma Sung tak memperbolehkan kalau Ki Joon akan Kencan penuh gairah.
“Kau tidak berhak bilang tidak!” teriak Ki Joon lalu berlari pergi. Ma Sung berteriak memanggilnya dengan wajah kesal. 



Ma Sung tak habis pikir dengan  tingkah Ki Joon, lalu menelp Gi Bbuem memberitahu Jika Ki Joon mendatanginya lalu mengajaknya keluar menyuruh agar menolaknya. Gi Bbeum mengingatkan kalau Ma Sung meminta untuk menghiburnya kemarin.
“Itu kemarin... Kau Tendang saja dia keluar.” Ucap Ma Sung marah.
“Aku bersamanya sekarang.” Kata Gi Bbeum melihat Ki Joon masuk ke dalam mobil.
“Apa Kau bersamanya? Tapi dia baru saja pergi.” Ucap Ma Sung binggung.
“Kami ada di depan rumahmu.” Ucap Gi Bbeum. Ki Joon tahu Ma Sung sedang berbicara dengan Gi Bbeum lalu mengambil ponsel.
“Ini hukuman untuk kebohongan. Aku akan berkencan dengan Gi Bbeum hari ini.” Ucap Ki Joon lalu menutup telpnya.
Ma Sung kesal sendiri berpikir Ki Joon itu masih umur lima tahun. 

Ki Joon dan Gi Bbeum pergi ke warung kaki lima melihat berbagai makanan yang ditusuk sate. Ki Joon menawarkan pada Gi Bbeum, sambil bertanya apakah pernah makan seperti itu. Gi Bbeum mengaku sering memakanya, Ki Joon akhirnya memilih kentang Kentang Tornado lalu memberikan pada Gi Bbeum.
“Maaf, aku tidak membawa dompetku.” Ucap Ki Joon setelah merogoh sakunya. Gi Bbeum tak masalah mengeluarkan dompetnya. Ki Joon meminta maaf.
“Tidak apa-apa, apa kau menginginkan yang lainnya?” tanya Gi Bbeum. Ki Joon menginginkan Cacing sutra.
Ki Joon mengajarkan Gi Bbeum bermain tembak-tembakan. Tapi Gi Bbeum seperti tak bisa mengikutinya. Ki Joon akhirnya langsung memperagakanya, Gi Bbeum melihat dan mulai memainkan sendiri, dan hasilnya malah berhasil menjatuhkan semua targetnya. Ki Joon hanya bisa melonggo. 
Keduanya berjalan di dekat air mancur, Ki Joon pun mengajak Gi Bbeum untuk foto bersama, sementar Ma Sung berbicara dengan semua tanaman selada yang sudah dianggap sebagai temanya, masih tak percaya kalauGi Bbeum bisa pergi dengannya begitu saja.
“Apa mereka menguji kesabaranku?” keluh Ma Sung setelah melihat foto yang dikirimkan Ki Joon.
Ma Sung menelp Ki Joon, Sementara Ki Joon masih berjalan dengan Gi Bbeum mengeluh kalau kakak sepupunya terus mengganggu, Ma Sung ingin Kapan selesainya. Ki Joon mengatakan kalau mereka belum selesai. Ma Sung meminta agar menyuruh Gi Bbeum menelpnya.
“Dia tidak mau.”kata Ki Joon asal. Ma Sung makin marah mendengarnya.
“Katakan padanya aku tidak bisa makan.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum ingin tahu kenapa Ma Sung menelp.
“Dia bilang, dia menikmati makanannya dan jangan khawatir.” Kata Ki Joon berbohong
Ma Sung berteriak marah dan Ki Joon menutup telpnya. Ki Joon pun mengajak Gi Bbeum pergi ke stand makanan lainya. 



Sementara Ha Im gelisah ditempat syuting karena Ki Joon yang tidak meneleponnya, lalu melihat postingan Ki Joon foto bersama dengan Gi Bbeum, wajahnya pun terlihat kesal.  Gi Bbeum dan Ki Joon pun berjalan sambil minum es
“Haruskah kita pulang sekarang? Kita makan banyak, dan aku sedikit lelah.” Ucap Gi Bbeum.
“Apa Kau lelah? Apa Kau ingin duduk dan beristirahat?” saran Ki Joon seperti tak ingin berpisah dengan Gi Bbeum.
“Maksudku...bagaimana jika Ma Sung kesulitan makan?” ucap Gi Bbeum. Ki Joon mengeluh Gi Bbeum yang selalu memikirkannya.
“Aku akan memikirkannya jika esnya sudah habis.” Kata Ki Joon. Akhirnya Gi Bbeum berusaha menghabiskan walaupun kepalanya langsung pusing karena esnya terlalu dingin.
Ki Joon tak percaya kalau Gi Bbeum mau berusaha demi bertemu dengan Ma Sung. Lalu ikut menghabiskan walaupun kepalanya terasa sakit dan mengaka Gi Bbeum untuk pulang. 


Ki Joon mengantar Gi Bbeum ke depan rumah Ma Sung, lalu mengaku kalau berpikir tentang dirinya ingin membawanya pulang Dan mengakhiri kencan ini dengan benar. Tapi, Ia tahu kalau Gi Bbeum pasti akan menolaknya lalu Gi Bebum pun  mengucapkan Terima kasih.
“Kau Pergilah, sebelum aku berubah pikiran... Pergilah pada Ma Sung Aku benar-benar bahagia hari ini... Terima kasih..” Ucap Ki Joon.
“Kau Berkendaralah dengan aman. Aku akan masuk.” Kata Gi Bbeum. Ki Joon menganguk lalu memanggil Gi Bbeum sebelum masuk.
“Ini sepertinya tidak adil... Mengakhiri ini seperti ini membuat perasaan yang kumiliki untukmu tampak begitu menyedihkan. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi seperti ini... Aku minta Hanya sekali... aku tidak menyadari bahwa momen bersejarah ini akan menandai akhir dari jalan kita.” Ucap Ki Joon lalu membentangkan tanganya.
Gi Bbeum pun memeluk Ki Joon sebagai perpisahan untuk fansnya.
“Kau akan menjadi bintangku selamanya.., walaupun pada kenyataannya cintaku tak terbalas... Terima kasih banyak dan aku minta maaf.”kata Ki Joon, mereka pun berpisah. 

Ma Sung dirumah berbicara pada boneka yang diberikan pacarnya “Joo Gi Bbeum, sadarlah...” lalu mengeluh kalau boneka itu  tidak memiliki mulut rupanya jadi tidak bisa bicara. Saat itu pesan dari Ha Im masuk ke ponselnya “Perhatikan pacarmu.” Seperi sangat marah
“Kenapa mereka melakukan ini padaku? Hari yang mengerikan!” keluh Ma Sung kesal lalu melihat di layar interkom Gi Bbeum datang ke rumahnya.
Ki Joon baru saja memarkir mobilnya, lalu mendengar teriakan CEO Kim yang menahan Ha Im pergi. Ha Im berteriak kalautidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan. CEO Kim pikir semua  karena Ha Im bertemu dengan orang-orang dari agency lain di belakangnya.
“Aku melakukannya di tempat terbuka, bukan di belakangmu. Sudah kubilang, aku tidak akan menandatangani kontrak! Jadi Perbaiki ceritanya, dan pastikan untuk mempublikasikan koreksiannya.”tegas Ha Im dan mencoba untuk pergi.
“Jika aku melaporkan ayahmu ke Layanan Pajak Nasional, aku yakin itu akan membuatmu takut. Apa itu baik-baik saja denganmu? Kami memiliki koneksi sendiri juga. Kemudian, aku dapat menulis artikel dan mengatakan kau tidak suka pilih-pilih.” Ucap CEO Kim mengancam.
“Jadi Pilih apa yang kau inginkan. Hanya butuh beberapa saat untuk membuatmu jatuh.” Ucap CEO Kim. Ha Im berteriak marah, Ki Joon tetap diam didalam mobil mendengarkan.
“Kau tidak akan bisa berjalan menjauh dariku.” Kata CEO Kim memperingati.
“Cobalah sesukamu... Tidak masalah, aku tidak akan memperbarui kontrakku denganmu.” Tegas Ha Im tak peduli. CEO Kim pikir Ha Im akan melihatnya nanti.
Bersambung ke part 2

Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Ada Wanita lain 

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar