PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 17 Oktober 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Moo Yeon membawa adiknya menjauh dari Won Deuk tepat sebelum Won Deuk di serang oleh banyak pria berpakaian hitam. Tuan Kim mendekati Won Deuk bertanya Apakah mengenalinya. Won Deuk mengaku tak mengenal jadi meminta agar minggir.
“Aku tak bisa membiarkanmu pergi. Apa yang kalian lakukan? Tunjukkan rasa hormat padanya. Kau harus datang ke istana, Putra Mahkota.” Ucap Tuan Kim berlutut dengan semua anak buahnya.
“Kau bilang Putra Mahkota? Dia sudah meninggal.Aku melihat pemberitahuan, kalau dia sudah dimakamkan.” Ucap Won Deuk tak percaya
“Putra Mahkota masih hidup... Disini, didepan mataku.” Kata Tuan Kim menyakinkan.
“Aku bukan pria yang kau cari. Kau salah orang.” Tegas Won Deuk berusaha mengelak.
“Aku tidak salah. Aku sudah mengenalmu untuk waktu yang lama karena akulah ayah mertuamu. Tolong kembalilah ke istana. Putri Mahkota menunggumu dan dia hamil mengandung anakmu.” Kata Tuan Kim
Won Deuk seperti mengingat dengan wajah seorang wanita masuk ke dalam kamarnya, Soo Hye meminta izin agar tetap tinggal di pelukannya malam ini. Seperti Won Deuk mengingat kenangannya hanya sepotong cerita saja. 
Hong Shim dibawa pergi dengan tandu, diam-diam Je Yoon melihat dari kejauhan memastikan kalau keadaan Hong Shim baik-baik saja. 

Saat itu Tuan Park lewat melihat Je Yoon dan langsung memanggilnya
“Kemana saja kau, bukannya persiapkan festival?” keluh Tuan Park
“Aku ingin bertanya sesuatu. Ini penting.” Kata Je Yoon. 


Di rumah, anak buah Tuan Kim memeriksa keadaan rumah seperti mencari sosok Hong Shim yang selama ini tinggal dengan Won Deuk. Tapi rumah sudah kosong. Tuan Yeon dan Tuan Park keluar dari persembunyinya dengan wajah ketakutan.
“Siapa orang-orang itu?” tanya Tuan Yeon. Tuan Park pikir bukan pertanyaan yang penting lalu mengajak Tuan Yeon untuk pergi meninggalkan rumah.
Sementara Je Yoon terus mengikuti Hong Shim yang dibawa tandu menyusuri hutan bersama dengan Moo Yeon. 

Pagi hari semua mentri sudah berkumpul, Raja mengunakan pakaian kerjaanya lalu meminta agar memulai upacara pengukuhan. Pangeran SeoWon pun datang siap dikukuhnya sebagai Putra mahkota. Tuan Jung pendukung ratu bisa bernafas lega melihatnya.
“Bacakan Pengukuhan Putra Mahkota Seowon.” Perintah Raja. Seorang pria yang sudah tua pun siap membacakanya.
“Pangeran Seowon, kumohon berlutut. Aku dengan ini mengatakan bahwa mengamankan negara ini adalah tugas Putera Mahkota. Keagungan...” kata Pria lalu terhenti karena melihat seseorang yang datang. 

Tuan Kim masuk ke dalam istana, Raja panik langsung memalingkan wajah ketakutan. Semua mentri pun kaget melihat Tuan Kim yang datang dengan pakaian biasa, Mereka ingin tahu kemana saja Wakil Perdana Menteri Kim.
“Yang Mulia, aku sudah jauh dari istana karena menderita luka akibat serangan.” Ucap  Tuan Kim berusaha tetap sopan.
“Kau tak melihat situasi sekarang seperti apa?” kata Raja marah dan berani menatap Tuan kim.
“Yang Mulia, Kau harus menghentikan pengukuhan Pangeran Seowon.” Kata Tuan Kim
“Ini adalah keputusan yang kubuat sendiri! Beraninya kau berdiri di sini dan menantang titahku!” teriak Raja marah
“Aku harus melakukanya, Yang Mulia. Pangeran Seowon tak bisa menjadi Putra Mahkota Karena Putra Mahkota yang sebenarnya masih hidup.” Ucap Tuan Kim
Semua tak percaya mendengarnya, lalu Lee Yeol datang memasuki istana. Pangeran Seowon pun tak percaya kakaknya yang dianggap meninggal ternyata datang lagi. Raja benar-benar tak percaya anaknya kembali. 


Hong Shim terbangun dari tidurnya, lalu melihat sekeliling kebingungandan teringat saat terakhir kali Won Deuk memberikan bunga padanya lalu mengatakan “Aku akan menikahimu.” Akhirnya ia keluar dari rumah dan melihat kakaknya sudah ada di luar rumah
“Kakak, apa yang terjadi?” tanya Hong Shim bingung. Moo Yeon meminta maaf.
“Aku tak bisa menahannya karena sesuatu yang mendesak muncul.” Jelas Moo Yeon. Hong Shim ingin tahu keberadaanya sekarang.
“Ini dekat Pelabuhan Mokgye. Aku mencari kapal untuk dikendarai.” Kata Moo Yeon.
“Biarkan aku pulang. Aku tak bisa pergi sendirian. Aku harus membawa ayahku dan Won Deuk Mereka pasti terkejut dan pasti khawatir.  Seseorang di samping mereka menghilang tanpa mengatakan apapun.” Ucap Hong Shim akan pergi. Moo Yeon menahanya.
“Yi Suh.. Kau tak tahu siapa Won Deuk, kan?” ucap Moo Yeon
“Dialah suami yang kunikahi ketika kau tak ada. Dia bilang akan ikut denganku. Aku memintanya untuk ikut denganku. Dia orang yang baik. Kau akan menyukainya ketika nanti melihatnya.” Kata Hong Shim.
“Kita tak bisa pergi dengan pria itu.” Ucap Moo Yeon. Diam-diam Je Yoon ikut mendengar pembicaran keduanya.
“Aku tahu apa yang kau khawatirkan, tapi itu akan baik-baik saja. Apapun masa lalu kita, dia tak akan peduli.” Jelas Hong Shim yang tetap ingin pergi menemui Won Deuk
“Dengarkan aku... Kau harus melupakannya.” Pinta Moo Yeon. Hong Shim ingin tahu alasanya.
“Dia adalah Putra Mahkota. Dia adalah menantu Kim Cha Eon yang membunuh ayah kita.” Ungkap Moo Yeon. Hong Shim tak percaya sambil menahan tangis.
“Aku tak mempercayaimu... Lepaskan. Aku akan pergi menanyakannya sendiri... Aku akan menanyakannya sendiri. Aku tak akan mempercayai siapapun sampai aku mendengarnya sendiri.” Kata Hong Shim, Moo Yeon terus menahanya.
“Kau tak bisa melihatnya. Dia sudah pulang ke istana... Mungkin, dia menemui Putri Mahkota. Jadi Lupakan semuanya... Lupakan tentang pernikahanmu dan bahkan perasaanmu padanya. Kau harus melupakan semuanya.” Ucap Moo Yeon. Hong Shim hanya bisa menangis. 



Tuan Kim berdiri disamping Lee Yeol memberitahu raja kalau sudah membawakan Putra Mahkota. Raja seperti tak percaya kalau Putra Mahkota kembali hidup. Tuan Jung pun tak yakin kalau yang didepan mereka itu Putra Mahkota.
“Dia benar, Yang Mulia. Bisa jadi pria yang berbeda dengan wajah yang serupa.” Kata Mentri pendukung Ratu
“Apa Kau benar-benar Putra Mahkota? Apa Kau benar-benar Lee Yeol?” tanya Raja seperti  tak yakin mendekati anaknya.
“Aku minta maaf karena membuatmu khawatir, Ayah.” Ucap Lee Yeol seperti biasa mengatakanya.
“Yang Mulia, bagaimana dengan pengukuhannya?” tanya Tuan Kim.
“Hentikan...Putra Mahkota kembali hidup.” Kata Raja seperti masih tak percaya. 


Di kamar
Ratu Park gelisah mondar mandir dikamar,  Pangeran SeoWon akhirnya datang. Ratu Park dengan wajahnya bertanya Apa upacara pengukuhan berakhir. Pangeran Seowon mengatakan kalau itu dibatalkan. Ratu Park tak percaya mendengarnya.
“Kenapa itu dibatalkan?” tanya  Ratu Park. Pangeran Seowon memberitahu kalau Yang Mulia sudah kembali.

“Ini tak masuk akal. Aku tak bisa mempercayainya.” Kata Soo Hye mendengar kabar dari pelayanya.
“Katanya, Wakil Perdana Menteri Kim mengawalnya sendiri.” Kata Pelayan.
“Harus kuperiksa sendiri.” Ucap Soo Hye lalu bergegas keluar untuk memastikanya.
Soo Hye mengingat saat terakhir kali Lee Yeol mengatakan “Kita tak pernah berpegangan tangan. Tapi kau hamil? Kau dan keluargamu sudah usai.” Lalu kaget ternyata Lee Yeol benar-benar ada didepanya, perutnya terasa seperti kontraksi.
“Yang Mulia.. Putri Mahkota pasti terkejut melihatmu kembali sehat.” Ucap Tuan Kim datang. Soo Hye terlihat tak percaya ternyata ayahnya sendiri yang membawa Lee Yeol. 
“Yang Mulia..Silahkan menuju ke kamarmu,. ganti baju kerajaanmu. Di Aula, Yang Mulia dan para pejabat pasti menunggumu. Kalian Kawal dia sekarang.” Ucap Tuan Kim. Mereka pun pergi mengantar Lee Yeol untuk menganti baju keberasanya. 


Soo Hye panik bertanya Apa yang sebenarnya terjadi. Tuan Kim meminta anaknya agar Jangan khawatir karena Lee Yeol kehilangan semua ingatannya. Seo Hye merasa tak percaya kalau Lee Yeol seperti itu.
“Dia tak bisa mengenaliku juga.” Kata Tuan Kim. Soo Hye masih tetap tak percaya.
“Mungkin, dia sedang berpura-pura.” Ucap Soo Hye tak ingin dibodoho.
“Menurutmu apa alasan dia tak bisa kembali ke istana? Itu karena dia tak ingat siapa dia. Dia pasti sudah lupa segalanya tentangmu juga dan Dia pasti berpikir kau mengandung bayinya. Jadi, inilah kesempatan kita.” Tegas Tuan Kim.
“Mulailah dari awal dan Tangkap hatinya.” Perintah Tuan Kim.
“Bagaimana jika dia ingatannya kembali?” tanya Soo Hye khawatir.
“Kita harus bersiap akan itu. Aku akan merencanakan orang-orangku untuk menjadi tabib, kasim, dan dayangnya. Di istana ini, tak ada orang yang digunakan untuk melayani dia di sisinya. Bahkan Sekarang juga, dia hanya mempercayaiku.” Ucap Tuan Kim yakin. 




Lee Yeol akhirnya memakai kembali pakaian kerajaanya, dengan dibantu pelayan. Ia kembali mengingat yang terjadi sebelumnya.
Flash Back
Sebelum kembali ke istana, Lee Yeol berbicara dulu dengan Tuan Kim. Tuan Kim menceritakan kalau Ratu ada di belakang serangan terhadap Lee Yeol Untuk membuat putranya sendiri, Pangeran Seowon menjadi Putra Mahkota, bahkan berencana membunuhnya.
“Aku mencoba mengungkapkan kebenaran dengan mengadakan persidangan, tapi raja memerintahkan untuk menghentikannya. Kita harus menghentikan upacara pengukuhan.” Tegas Tuan Kim
“Jika Ratu mendapat pengaruh lebih besar dengan menjadikan Pangeran Seowon menjadi Putra Mahkota, maka Putri Mahkota dan bayimu tak akan bisa bertahan hidup.” Tegas Tuan Kim


“Aku puas dengan keadaannya sekarang. Terlebih dari itu, aku tak perlu pangeran mahkota yang terlalu pintar. Aku hanya membutuhkan dia untuk mempertahankan posisinya seperti orang-orangan sawah dan duduk di singgasana.” Ucap Tuan Kim.
“Berapa lama itu akan bertahan?” tanya Soo Hye.
“Kau hanya harus bertahan sampai bayimu menjadi putra mahkota. Aku butuh dia untuk menjaga posisinya sampai saat itu.” Pesan Tuan Kim. 

Lee Yeol terdiam mengingat semua yang dikatakan Tuan Kim seperti melakukan semuanya dengan paksaan.
Flash Back
“Kita harus merahasiakan semuanya yang terjadi padamu di Desa Songjoo dari yang lain. Jika kata itu keluar, maka wanita dan ayahnya yang dekat denganmu tak akan aman. Kita harus menyembunyikan fakta bahwa kau sudah kehilangan ingatanmu juga.” Tegas Tuan Kim
“Mereka mungkin. mencoba menyerangmu untuk alasan apa pun. Istana itu seperti cincin perkelahian anjing... di mana mereka menggigit leher satu sama lain dengan kelemahan mereka. Dengan demikian, lupakan semuanya yang terjadi selama 100 hari terakhir. Demi Putri Mahkota dan anakmu. yang akan segera lahir.” Kata Tuan Kim. 


Goo Dul membuka semua pintu binggung karena semua kosong berpikir kalau Mereka belum kembali. Ia ingin tahu kemana keluarga Yeon yang pergi tanpa pemberitahua lalu ingin tahu apa maksud barang yang sudah ada di dalam kamar.
“Apa Hong Shim tak memberitahumu sesuatu? Kalian berdua bersahabat.” Ucap Teman Hong Shim pada Kkeut Nyeo.
“Sesuatu terasa janggal. Mereka akan mengambil barang-barang jika mereka ingin pergi.” Kata Kkeut Nyeo.
“Kau bilang Pergi? Apa maksudmu?” tanya Kkeut Nyeo binggung
“Tak bisa begini. Aku harus memberitahu Biro Hakim.” ucap Kkeut Nyeo tapi saat itu datang Tuan Park bangsawan, semua pun langsung tertunduk. 


Goo Dul ingin tahu apa tujuanya Tuan Park datang. Tuan Park memerintahkan agar Jangan mencari orang yang tinggal di rumah itu karena Na Won Deuk adalah buronan yang dicari yang melakukan pengkhianatan di tentara.
“Won Deuk bukan tipe pria seperti itu.” Kata Goo Dul membela.
“Beraninya kau! Apa kau ingin disiksa dan diinterogasi?” kata Tuan Park mengancam. Goo Dul pikir untuk apa akhirnya tertunduk ketakutan.
“Tak boleh ada yang menyebut nama, Na Won Deuk atau Yeon Hong Shim lagi. Apa Kau mengerti?” tegas Tuan Park
“Ya, kami mengerti dan akan mengingat itu, tuan” ucap Goo Dul dengan wajah tertunduk ketakutan.

Tuan Yeon yang bersembunyi kaget kalau keduanya dianggap Pengkhianatan. Teman Hong Shim pikir ada yang aneh dengan Won Deuk. Tuan Yeon tak percaya kalau Won Deuk  dibawa ke Hanyang dan ingin tahu apakah Hong Shim dibawa juga.
“Apa kau tak berpikir begitu?” ucap teman Hong Shim. Tuan Yeon pikir harus pergi menemuinya.
“Kau tak bisa melakukanya, Kau harus mendengar Petugas Park. Gubernur menyuruhmu tinggal di sini bersembunyi. Bagaimana jika kau tertangkap saat kau sedang mencari?” kata Teman Hong Shim.
“Orang-orang dipenggal kepalanya karena berkhianat. Putri dan menantuku mungkin mati. Apa gunanya hidupku?” ucap Ayah Hong Shim panil
“Tidak boleh, ayah kau tak bisa pergi.” Kata Teman Hong Shim menahanya, saat itu Je Yoon datang lalu meminta agar membiarkan mereka berdua bicara dan kembali masuk ke dalam kamar. 


Tuan Yeon memohon agar bisa menyelamatkan Hong Shim dan Won Deuk, karena ia tak terpelajar dan tak memiliki kekuatan, tapi berbeda dengan Je Yoon jadi meminta agar mencari cara untuk membawa mereka kembali. Je Yoon pikir Tuan Yeon Jangan khawatir tentang putrinya.
“Dia tak dibawa ke Hanyang. Tapi Dia bersama kakaknya sekarang.” Kata Je Yoon.
“Lalu bagaimana dengan Won Deuk? Apa dia satu-satunya yang ditangkap? Kumohon, tuan.  Won Deuk yang malang... Dia Bukan tipe orang yang melakukan pengkhianatan” ucap Tuan Yeon tak percaya
“Bahkan jika dia kebetulan melakukannya, maka pasti ada alasan yang kuat untuk melakukannya. Kau dan aku tahu dia sangat kasar, tapi dia sangat jujur seperti bangsawan. Jika dia melakukan pengkhianatan, akankah dia mati?” kata Tuan Yeon terus menangis Won Deuk.
“Dia akan hidup sehat. Dia adalah... Putra Mahkota.” Kata Je Yoon. Tuan Yeon melotot kaget.
“Maksudmu apa? Won Deuk-ku adalah Putra Mahkota?” ucap Tuan Yeon kaget.
“Pria dari istana membawanya secara rahasia. Tak ada yang boleh tahu tentang ini, tapi kau akan pergi ke Hanyang. Jadi Aku mengatakan kepadamu karena khawatir.” Jelas Je Yoon. Tuan Yeon seperti tak percaya mendengarnya. Diluar teman Hong Shim pun mendengarnya. 


Raja binggung Putranya kembali hidup, tapi tak dapat bersukacita. Da kesal karena harus Wakil Perdana Menteri yang memulangk anaknya itu. Saat itu Tuan Jung datang, Raja kesal karena sudah mempercayai untuk melakukan tugasnya. Tuan Jung membungkuk meminta maaf.
“Kau bilang minta maaf? Apa kau pikir permintaan maaf saja cukup? Dia pasti tahu aku mengirim bandit kepadanya. Apa yang harus aku lakukan tentang ini?” ucap Raja marah
“Kau harus tenang, Yang Mulia. Wakil Perdana Menteri melakukan kejahatan yang harus dia bayar dengan nyawanya.” Kata Tuan Jung 

Tuan Jung menyalahkan Tuan Kim yang mengklaim mayat tak dikenal adalah Putra Mahkota bahkan menyaksikan pakaian mayat dan tak bisa mengidentifikasinya. Ia pikir Tuan Kim sudah menyia-nyiakan dana negara dengan mengadakan pemakaman kerajaan.
“Dan kau menempatkan orang-orang dalam kekhawatiran. Wakil Perdana Menteri harus membayar semua kejahatan itu.” Ucap Tuan Jung
“Akulah yang menemukan mayat Putra Mahkota. Itu sudah membusuk di luar segala kemungkinan pengakuan. Bahkan lebih dari itu, kasim Putra Mahkota tak mengenali mayat itu. Bagaimana bisa kau menuntut Wakil Perdana Menteri?” kata Anak buah Mentri Kim membela.
“Ini adalah peristiwa malang yang belum pernah kita alami sebelumnya. Untuk meninggalkan catatan itu akan merusak reputasimu dan membuat orang mengejekmu. Kita akan menjadi bahan tertawaan.” Kata Mentri pendukung Ratu
“Utusan dari Ming sedang dalam perjalanan untuk mengucapkan selamat Pungukuhan Pangeran Seowon. Akan sangat memalukan jika dia mencari tahu tentang ini.” Kata Tuan Jung. Raja pikir itu benar.
“Aku adalah ayah bodoh yang mengubur seorang putra yang hidup... dan membuat diriku terlihat seperti raja yang bodoh. Jadi Bagaimana ini, Wakil Perdana Menteri? Kenapa harus menanggung kesalahan atas apa yang terjadi?” ucap Raja menyindir.
“Aku minta maaf, Yang Mulia... Semua kesalahan ada di dalam diriku.” Kata Mentri Kim.
“Lalu hari ini, kau harus mengundurkan diri dari jabatanmu dan hidup tenang di rumah.” Perintah Raja ingin menjatuhkan mentri Kim.

“Kumohon cabut perintahmu... Ayah... Wakil Perdana Menteri tak bisa disalahkan.” Kata Lee Yeol berjalan mendekat
“Kenapa kau membelanya?” tanya Raja terlihat marah dengan sikap anaknya.
“Dialah orang yang membuatmu, saat tinggal di luar istana selama 100 hari.”kata Tuan Jung
“Apa yang kau lakukan selama 100 hari itu? Kenapa tak ada yang bisa menemukanku? Apa itu bukan lah sesuatu yang penting?” kata Lee Yeol. Tuan Jung hanya bisa terdiam.
“Jika boleh bertanya, apa yang kau lakukan selama ini? Kenapa kau tak kembali ketika kau masih hidup dan sehat?” tanya Tuan Jung
“Aku menderita luka kritis dari para pemburu.” Pikir Lee Yeon. Tuan Jung pikir Lee Yeol bisa memberitahu seseorang.
“Aku kehilangan ingatanku. Aku tak mengenal diriku sendiri. Orang yang menemukanku dan membawaku kembali adalah Wakil Perdana Menteri.” Kata Tuan Jung
“Dia juga mengatakan kau sudah mati.” Ucap Raja tak ingin Mentri Kim tetap jadi mentri
“Tapi dia membawaku kembali. Aku tak ingin ayah mertuaku untuk dikorbankan dalam perselisihan politik. Tolong jangan mencari kesalahan dengan siapa pun tentang keberadaanku selama 100 hari terakhir.” Kata Lee Yeol. Mentri Kim bisa tersenyum puas mendengarnya. 

Lee Yeol melihat mangkuk didepanya bertanya apa itu. Tabib memberitahu kalau  Rebusan herbal untuk menyegarkan pikirannya.  Mentri Kim memberitahu kalau Lee Yeol adalah Putra Mahkota sempurna yang ahli dalam sastra dan seni bela diri.
 “Jika bahkan tak ingat para petugas dan menteri, itu akan sangat mengerikan.” Kau bisa bisa meminum rebusan, lalu ingatlah dirimu sesegera mungkin.”ucap Tuan Kim. Lee Yeol pun mengikuti perintah Tuan Kim.
“Tunjukkan hormat pada Yang Mulia. Mereka baru dipilih untuk melayanimu mulai sekarang.” Kata Tuan Kim memberitahu orang-orang dibelakangnya.
“Kau biang "Baru terpilih"?” ucap Lee Yeol bingung melihat semua kasim dan juga pelayan.
“Mereka yang melayanimu kehilangan nyawa mereka dalam perjalanan ritual hujan bersamamu.” Jelas Tuan Kim.
“Apa Mereka semua mati dan hanya aku yang selamat?” tanya Lee Yeol kaget. Tuan Kim membenarkan.
“Aku memastikan untuk memilih orang-orang yang dapat dipercaya. Jadi Kau dapat mempercayai mereka juga.” Kata Tuan Kim.
Kasim memberitahu Lee Yeol kalau harus mengunjungi kamar Putri Mahkota. Lee Yeol binggung harus pergi ke Kamar Putri Mahkota. Tuan Kim mengaku kalau anaknya sedang menunggu Lee Yeol dan sangat khawati, karena mungkin ada yang salah dengan bayinya.
“Dia belum bisa merelakan kehilangan suaminya. Jadi Kau seharusnya... menghibur hatinya yang terluka.” Pinta Tuan Kim. Lee Yeol hanya bisa diam saja. 



Moo Yeon memanggil Hong Shim dengan panggilan Yi Seo. Hong Shim merasa kalau Nama itu terasa asing sekarang, karena Sudah terlalu lama tak mendengarnya. Moo Yeon meminta Hong Shim agar makan karena  harus mengumpulkan kekuatanny.
“Bagaimana jika aku benar-benar Hong Shim dan dia benar-benar Won Deuk? Aku memikirkan itu... Itu tak masuk akal kan? Aku Yi Seo .. Yoon Yi Seo” kata Hong Shim seperti sedang melantur. Moo Yeon hanya bisa diam saja.
“Aku minta maaf, Aku ingin mencari udara segar. Pengap rasanya berada di kamar sepanjang hari” ucap Hong Shim akan keluar dari kamar.
“Hubungan ini salah... Bahkan jika tidak, dia berada di luar jangkauanmu, Kau harus merelakannya” pesan Moo Yeon. Hong Shim terdiam tetap keluar dari rumah. 
Hong Shim keluar dari rumah melihat sepatu yang ada didepanya, akhirnya pergi ke hutan lalu membuangnya. Tapi ia teringat kembali yang dikatakan Won Deuk sebelumnya
“Aku ingin membeli sepasang bermotif bunga sakura  tapi hanya ada bunga aprikot. Suatu hari, aku berjanji akan membelikanmu sepasang sepatu bermotif bunga sakura.”
Akhirnya Hong Shim mencari lagi sepatu dari Won Deuk dan langsung memeluknya  dan teringat kembali janji Won Deuk “Aku akan bersamamu selamanya, jangan khawatir. Aku takkan meninggalkanmu karena aku suamimu.” Hong Shim hanya bisa menangis mengingat semua kenangan dengan Won Deuk. 


Kasim memberitahu kalau Lee Yeol sudah datang, akhirnya Soo Hye pun mempersilahkan masuk wajahnya masih terlihat sangat shock karena Lee Yeol kembali.
Je Yoon meningat yang dikatakan Moo Yeon “Dia Putra Mahkota. Dia menantu Kim Cha Eon, orang yang membunuh ayah kita. Lupakan semuanya. Lupakan tentang pernikahanmu. dan bahkan perasaanmu padanya. Kau harus melupakan semuanya.”
“Dia mungkin takkan pernah melupakannya. Ada seseorang mengatakan. "kau takkan pernah melupakan cinta terlarang". Kata Je Yoon yakin melihat Hong Shim yang menangis. 

Lee Yeol menatap Soo Hye merasa kalau istrinya itu tak senang karena kembali ke istana. Soo Hye mengaku bukan seperti itu tapi hanya terkejut,karena tak berpikir Lee Yeol akan kembali. Pelayan meminta  Lee Yeol agar membaca buku  kepada anak yang belum lahir.
“Perawatan terbaik sebelum melahirkan. membiarkan bayi mendengar suara ayahnya.” Ucap Pelayan memberikan buku. Lee Yeol melihat judul buku "Pembelajaran Dasar"
“Apa ada buku lain?” tanya Lee Yeol. Soo Hye ingin tahu Apa ada masalah
“Untuk beberapa alasan, aku tak ingin membaca "Dasar Pembelajaran." Kata Lee Yeol. Pelayan ingin bicara tapi So Hye lebih dulu menyela
“Jika sudah selesai, kau dapat kembali ke kamarmu.” Ucap Soo Hye sinis
“Aku sudah pergi terlalu lama dan segalanya terasa asing.” Komentar Lee Yeol
“Kau tetap sama. Kita tak pernah berhubungan baik.” Tegas Soo Hye. Pelayan panik dengan ucapan Soo Hye.
“Itu perjodohan, kau tak pernah memberikanku kasih sayangmu. Aku selalu sendiri. Itu sebabnya aku sesekali membencimu. Namun, istana menjadi lebih sepi tanpamu. Musuh kita terus merencanakan untuk menggulingkanku dan bayiku untuk mengambil tempatmu.” Jelas Soo Hye
“Kau mungkin tak menunjukkan kasih sayang Tapi aku tak peduli. Namun, aku mohon padamu, setidaknya cintailah anakmu.” Tegas Soo Hye berusaha menyakinkan Lee Yeol
“Maafkan aku, karena sudah menyakiti perasaanmu. Aku akan berusaha lebih baik mulai sekarang. Aku tak akan menghancurkan hati ibu dari anakku.” Kata Lee Yeol sementara Hong Shim masih terus menangis sendirian.
Bersambung ke part 2


 Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Capcay & Dimsum  

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: