PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 26 Oktober 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 15 Part 2

PS : All images credit and content copyright : MBN

Ma Sung menatap tiket lalu  berpikir untuk berpamitan lalu mendengar suara password kunci dan kaget melihat Gi Bbeum datang ke rumahnya bukan ke bandara. Gi Bbeum tak percaya Ma Sung yang sungguh takkan berpamitan.
“Kita harus bertemu sebelum aku pergi.” Kata Gi Bbeum lalu memberikan buket bunga.
“Apa Bunga sawwort pegunungan?” ucap Ma Sung seperti sedikit berkaca-kaca.
“Jangan sakit selagi aku pergi. Ini hadiah untuk mengingatkanmu kepadaku setiap hari.” Pesan Gi Bbeum. 

Ma Sung melihat Gi Bbeum yang memasukan kotak makan kedalam kulkas, lalu bertanya apa itu semua. Gi Bbeum tahu Ma Sung yang tak makan banyak jadi karena harus minum obat, harus tetap makan walaupun nafsu makannya hilang.
“Maka kau akan punya energi untuk menungguku. Aku terjaga semalaman untuk memasak ini. Sebaiknya kau habiskan sebelum aku pulang.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung dengan menahan harunya menganguk mengerti.
“Lalu Kenapa dengan semua pakaian ini?” tanya Ma Sung melihat disisi koper laginya ada baju.
“Setelah aku kembali dari audisi, maka aku akan sering ke sini. Jadi, aku membawa pakaian untuk disimpan di sini agar aku bisa berganti baju.  Apa Kau keberatan?” ucap Gi Bbeum. Ma Sung terlihat bingung.
“Apa Kau sungguh takkan berpamitan kepadaku? Itu menyakitkan.” Ungkap Gi Bbeum mendekat.
“Aku amat menyesalinya sekarang.” Kata Ma Sung. Gi Bebum pun  akan memberi Ma Sung waktu untuk memperbaikinya.
“Sepuluh menit.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung mengeluh kalau itu sedikit sekali lalu mengendong Gi Bbeum dan mendudukan di atas Counter. 


“Jika aku tahu akan seperti ini, seharusnya aku menginap di sini.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung mengoda kalau harus meminta izin dulu.
“Hei.. Kau pernah memintaku menginap.” Keluh Gi Bbeum. Ma Sung menatap Gi Bbeum.
“Jadi, seperti ini matamu, Hidungmu.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum heran yang dilakukan Ma Sung.
“Aku ingin mencatat agar bisa mengingatnya bahkan saat mataku terpejam. Aku bisa melihat rupamu dengan mataku terpejam. Selama di sana, jangan sedih karena semuanya terasa asing. Jangan menangis karena kesepian Serta jangan sampai sakit.” Pesan Ma Sung
Gi Bbeum menganguk mengerti, tapi menurutnya Jika Ma Sung  amat khawatir harusnya ikut saja.  Ma Sung pikir benar juga, Gi Bbeum mengaku  merasa sedikit aneh karena ingin tetap bersama Ma Sung seperti seorang ana yang tak ingin meninggalkan ibunya.
“Entah kenapa, aku merasa tak tenang. “ akui Gi Bbeum. Ma Sung memeluk Gi Bbeum dengan menahan air matanya.
“Kau masih seperti anak kecil. Ada sesuatu yang amat kusesali karena tak kukatakan.” Ucap Ma Sung. Gi Bbeum bertanya apa itu.
“Aku mencintaimu, Gi–bbeum.” Akui Ma Sung, Gi Bbeum ingin menatapnya tapi Ma Sung mencoba agar mereka tetap berpelukan.
“Aku juga amat mencintaimu... Gong Ma Sung.” Balas Gi Bbeum. 


Ma Sung mengantar Gi Bbeum didepan taksi berpikir  akan datang ke bandara. Gi Bbeum pikir takkan memunggungi Ma Sung seperti orang yang akan berpisah jadi meminta Ma Sung lebih dulu.
“Aku akan berhasil dan segera kembali. Aku harus pergi sekarang.” Ucap Gi Bbeum lalu masuk ke dalam taksi. Ma Sung berusaha menahan rasa sedihnya. 


Ma Sung datang menemui Ki Joon bertanya apakah sudah menontonnya. Ki Joon bertanya apakah itu maksudnya Desa Penyembuhan dan ingin tahu alasan Ma Sung yang meminta untuk menontonnya. Ma Sung berkata kalau ingin Ki Joon mengambil alih.
“Aku? Kenapa? Bagaimana aku bisa mengelola itu? Itu omong kosong.” Ucap Ki Joon
“Kau bisa dan akan melakukannya. Karena Kau selalu melakukan permintaanku. Jadi Aku mempercayaimu.” Ucap Ma Sung
“Hati–hati yang kau percayakan kepadaku. Apa Kau akan pergi?” tanya Ma Sung
“Aku akan melakukan perjalanan. Itu sudah direncanakan dan aku tak bisa menundanya.” Kata Ma Sung
“Jika kau akan bepergian, aku harus ikut denganmu. Apa Kau akan pergi dengan Gi–bbeum?” kata Ki Joon
“Tidak, aku akan pergi sendiri.” Ucap  Ma Sung, Ki Joon pun membiarkan Ma Sung peri dan meminta agar segera kembali.
“Aku tak bisa menjamin apa yang akan terjadi. Apa Kau akan pergi ke mana?” tanya Ki Joon.
“Akan kutelepon begitu tiba di sana. Dan Ki Joon, tolong Peluk aku.” Kata Ma Sung seperti ingin memberikan salam perpisahan.
“Kau bertingkah menjijikkan.” Keluh Ki Joon akhirnya memeluk Ma Sung.
“Galileo kesayanganku.” Ungkap Ma Sung memeluk erat Ki Joon karena akan meninggalkan. Ki Joon heran dengan sikap Ma Sung dan akhirnya Ma Sung menundukan kepalanya segera pamit pergi.  Ki Joon merasakan sesuatu yang aneh setelah Ma Sung pergi. 


Ma Sung menemui Nyonya Gong kalau  akan melakukan perjalanan lalau Setelah bepergian beberapa hari amak  akan tinggal di Baltimore. Ia ingat kalau tumbuh besar di sana dan merasa itulah rumahnya. Nyonya Gong bertanya apakah sudah mengurus urusannya.
“Saham dan warisan yang tak kusumbangkan, Pengacara Kim akan mengurusnya. Aku menyerahkan semua kepada Ki–joon. Aku juga ingin kau membatalkan gugatan hukummu terhadapnya. Aku yakin kau akan melakukannya” ucap Ma Sung lalu akan pamit pergi karenaharus mengejar penerbangannya.
“Apa Itu saja? Apa Kau tak ingat percakapan kita?” kata Nyonya Gong yang masih dengan nada sinis.
“Bibi, semoga kau selalu sehat. Aku ingin kau mengelola Desa Penyembuhan untukku.” Kata Ma Sung lalu berdiri dari tempat duduknya. Nyonya Gong hanya bisa diam.
“Memaparkan kebenarannya takkan membuat semua orang bahagia. Jadi Tetap rahasiakan ini dari Ki–joon...Kumohon.” pesan Ma Sung lalu melangkah pergi.
Ma Sung berdiri di depan ruangan seperti gugup, lalu saat itu Dokter Yoon menatap Ma Sung seperti sedang menunggunya, lalu keduanya saling menatap. 


Ma Sung pergi ke bandara dengan kopernya, saat itu Sek Yang datang dan bertanya kenapa ada dibandara. Sek Yang mengatakan akan bersamamu hingga akhir. Ma Sung kaget mendengarnya.  Sek Yang pikir Ma Sung jangan banyak bicara lalu membawa kopernya untuk check in.
Dokter Yoon duduk diruanganya membaca buku yang ditinggalkan Ma Sung “Ini adalah hasil dari riset angka panjang pribadiku. Aku ingin kau menyelesaikannya.” Wajahnya seperti tak karuan. 

Gi Bbeum keluar dari pintu kedatangan, CEO Jang, Jae Min dan juga Nan Joo menyambutnya layaknya fans.  Gi Bbeum heran mereka yang datang karena tak perlu melakukanya.  CEO Jang pikir tak mungkin kalau mereka tak datang, karena harus mengawal Gi Bbeum kembali.
“Gi–joon sedang ada urusan dan tak bisa datang.” Kata Jae Min. Gi Bbeum pun tak masalah.
“Bagaimana LA? Apa Kau gugup?” tanya Nan Joo. Gi Bbeum mengaku sangat gugup tapi lega karena tak pingsan.
“Kapan kau akan mendengar kabar dari mereka?” tanya CEO Jang, Gi Bbeum pikir Sekitar sebulan lagi.
“Aku beruntung mendapat kesempatan ini. Tapi Aku takkan berharap banyak.” Ucap Gi Bbeum.
“Tidak. Aku bermimpi seekor gurita raksasa melilitmu dari kepala hingga kaki. Artinya kau akan mendapatkan peran itu.” Kata Nan Joo yakin
“Kuanggap mimpi itu berarti kita bisa ke LA. Kenapa tak bisa?” komentar CEO Jang juga yakin.
“Aku merasa jauh lebih baik melihat kalian semua. Lalu Di mana Ma Sung? Apa Dia tak datang? Aku tak bisa menghubunginya. Apa dia amat sibuk? Kupikir dia akan menjemputku.” Ucap Gi Bbeum heran.
Jae Min hanya bisa tertunduk, Nan Joo ingin memberitahu sesuatu, Gi Bbeum ingin tahu kenapa Ma Sung tak menelepon. 



Nyonya Gong memberitahu mereka akan membahas struktur saham di rapat dewan selanjutnya jadi meminta Ki Joon agar datang.  Ki Joon mengeluh kalau tak bisa menghubungi Ma Sung tapi ibunya malah mengkhawatirkan rapat.
“Setelah rapat, secara resmi, maka aku akan menugaskanmu. Jadi Bersiaplah.” Kata Nyonya Gong tak peduli.
“Dalam kondisi seperti ini, Apa Kau tak khawatir tentang Ma–seong?  Lupakan saja, Kita bicara lagi saat dia kembali.” keluh Ki Joon.
“Sepupumu takkan kembali.” kata Nyonya Gong, Ki Joon tak mengerti kalau Ma Sung takkan kembali.
“Apa kau tahu sesuatu?” tanya Ki Joon, tapi Nyonya Gong seperti tak memberitahu
“Apa Dia tahu sesuatu? Kenapa dia tak memberitahuku? Di mana dia?”ucap Ki Joon keluar dari ruangan ibunya. 
Gi Bbeum bertemu dengan Ki Joon baru mengetahui kalau Ma Sung pergi. Ki Joon menceritakan Ma Sung yang pergi setelah Gi Bbeum pergi dan tak bisa menghubunginya sejak itu lalu bertanya apakah Ma Sung memberitahu sesuatu. Gi Bbeum mengelengkan kepala.
“Ini Tak mungkin... Sekretarisnya tak bilang apa pun.” Kata Gi Bbeum
“Aku juga tak bisa menghubunginya. Mungkin mereka bersama. Bahkan Dia tak bilang akan pergi ke mana.” Ucap Ki Joon.
Gi Bbeum pun duduk didepan tangga tempat pernah bertemu Ma Sung, lalu mengingat yang dikatakan Ki Joon  ada yang aneh Ma Sung yang meminta bertanggung jawab atas Desa Penyembuhan jadi punya firasat buruk.
“Dia hanya bepergian... Ini baru seminggu... Dia akan menelepon... Dia pasti akan menelepon.” Ucap Gi Bbeum menyakinkan dirinya.
Gi Bbeum mencoba menelp Ma Sung tak tak juga tersambung, berharap telpnya berdering tapi tak ada telp dari Ma Sung. 




Ha Im dan Ki Joon makan bersama, tapi seperti Ki Joon tak nafsu makan. Ha Im sedang makan yakin kalau Ma Sung itu bertemu wanita cantik dalam perjalanan  Atau dia terdampar setelah musim hujan menurutna Perjalanan tak selalu berjalan sesuai rencana.
“Semua masa sulit itu akan menjadi memori, lalu dia akan kembali. Perjalanan memang seperti itu.” Kata Ha Im yakin
“Aku ragu jika itu sebuah perjalanan. Kurasa dia...” kata Ki Joon merasa sesuatu yang buruk terjadi.
“Ki Joon.. Sebagian besar yang kau khawatirkan tak pernah terjadi. Jadi, jangan terlalu khawatir. Melihatmu amat khawatir juga merusak suasana hatiku.” Ungkap Ha Im. Ki Joon pun mengajak Ha Im kembali makan sambil berusaha makan dengan lahap.
“Dia belum melupakanku, 'kan?” ucap Gi Bbeum sedih menatap tanaman miliknya dan juga Ma Sung. 



Ma Sung pergi kembali ke tempat kenanganya dengan Gi Bbeum, sebelumnya keduanya melihat bunga yang tumbuh. Ma Sung memberitahu kalau arti dari bunga itu memori. Gi Bbeum pikir itu adalah kisahnya hari ini. Tapi Ma Sung mengatakan kalau itu adalah kisah mereka.
“Makan es krim denganmu di Hainan adalah memori yang penting bagiku.” Ucap Gi Bbeum yang sebelumnya menganggap Es Krim sebagai kenanganya dengan Ma Sung.
“Apa aku harus menjadi penggemarmu? Tak bisakah aku menjadi kekasihmu?” ungkap Ma Sung dan mereka pun berciuman diatas tangga
Ma Sung berdiri ditangan mengingat kenangan singkat dengan Gi Bbeum.  Ia mengingat yang dikatakan Gi Bbeum “ Kita bertemu dan berpisah di Hainan. Mari jangan berpisah lagi.” Tapi sekarang malah meninggalkan Gi Bbeum. 
Akhirnya Ma Sung pergi ke cafe saat pertama kali bertemu Gi Bbeum. Saat itu Gi Bbeum yang menganggap Ma Sung sebagai fans memberikan tanda tangan. Ia lalu mengeluarkan kartu dan ingin menuliskan sesuatu tapi pengelihatan makin kabur. Ia mengeluarkan foto dan mengingat kembali saat Gi Bbeum bernyanyi dan mengajaknya menari bersama.

Ma Sung menahan tangisnya, mengingat yang dikatakan Gi Bbeum sebelum pergi “Aku akan berhasil dan segera kembali. “ lalu Gi Bbeum menatap Ma Sung menagku “Aku bisa melihat wajahmu dengan mataku terpejam.” Mereka bergandengan tangan berkencan bersama.
“Aku juga amat mencintaimu.” Ungkap Gi Bbeum yang memeluknya. Ma Sung hanya bisa menangis lalu akhirnya menaruh surat dan foto diatas meja dan pergi. 

Ja Rang dan Sa Rang selesai sarapan,  Tuan Joo meminta mereka nanti cepat pulang. Ja Rang memberitahu akan pulang terlambat karena harus ke perpustakaan sebelum bekerja. Tuan Joo mengerti dan dua anaknya pamit pergi.
“Aku juga pergi.” Ucap Gi Bbeum keluar dari kamarnya. Tuan Joo menyuruh Gi Bbeum untuk sarapan lebih dulu.
“Aku tak ingin makan.” Kata Gi Bbeum, Tuan Joo meminta Gi Bbeum makan walaupun hanya sesuap saja.
“Ini ayam rebus kesukaanmu.” Ucap Tuan Joo, Gi Bbeum melihat makanan yang lezat. Tuan Joo meminta Gi Bbeum akan terong yang dibuatnya juga.
“Itu Pasti sudah basi.” Kata Gi Bbeum tertunduk sedih, Tuan Joo binggung apa itu maksudnya.
“Aku meninggalkan makanan di dalam kulkas untuknya. Semua Pasti sudah basi. Aku harus bagaimana, Ayah? Kurasa dia takkan kembali. Ini sudah sebulan.” Cerita Gi Bbeum tak bisa menahan rasa sedihnya.
“Tunggulah dia... Kau akan mendengar kabarnya.” Kata Tuan Joo dan saat itu terdengar suara ketukan pintu. Gi Bbeum berlari berharap kalau Ma Sung yang datang dan menyambut dengan wajah sumringah. 


Ternyata Ki Joon yang datang, Gi Bbeum bertanya apakah masih belum mendengar kabar Ma Sung. Ki Joon mengaku belum dengan wajah tertunduk. Gi Bbeum bertanya apakah menurut Ki Joon, Ma Sung mengalami kecelakaan.
“Kita pasti akan mengetahuinya jika itu benar. Dia tahu aku menyukaimu, maka dia pasti segera kembali, karena cemburu... Tunggu saja. Kita akan membuatnya merasakan akibatnya.” Kata Ki Joon kesal
“Kudengar dia tinggal di luar negeri saat kecil. Lalu Bagaimana denganmu?” tanya Gi Bbeum
“Ma Sung tinggal di AS dan aku tinggal di Korea. Semua karena ibuku.” Ucap Ki Joon kesal. Gi Bbeum ingin tahu alasanya.
“Ma Sung adalah anak yang genius dan bisa tinggal di luar negeri. Jadi Aku tetap tinggal di rumah karena aku tak bisa diprediksi. Itu hanya sebuah alasan. Kami hanya bertemu saat liburan aku selalu merengek karena tak ingin Ma Sung pergi.” Cerita Ki Joon.


Flash Back
Ki Joon merengek karena Ma Sung yang  harus kembali ke Amerika, Ma Sung mengataan kalauharus kembali dan hanya berkunjung karena liburan. Ki Joon mengaku ingin tinggal dengan Ma Sung jadi meminta agar tinggald denganya saja.
“Aku tak bisa kembali datang hingga dewasa. Jadi, mulai sekarang, kau harus mengunjungiku. Nanti Akan kubeli banyak ayam goreng untukmu.” Ucap Ma Sung
“Ayam goreng? Sungguh? Apa Kau akan membelikanku sebanyak ini?” kata Ki Joon membentuk setinggi gunung. Ma Sung menganguk.
“Coba Lihat ini... Bunga sawwort pegunungan. Ini berarti memori.” Ucap Ma Sung menunjuk sebuah bunga tapi Ki Joon seperti tak peduli sibuk dengan makan ayam goreng. 


Ki Joon merasa dengan membicarakan Ma Sung  membuat menjadi lebih merindukannya. Tuan Joo memberikan segelas teh, untuk teman mereka mengobrol. Gi Bbeum melihat ayahya menatap sesuatu, bertanya apa itu. Tuan Joo memberitahu kalau itu  foto yang pernah diceritakan
“Aku memotretnya pada hari saat kau jatuh ke dalam air.” Kata Tuan Joo, Gi Bbeum merasa bisa mengingatnya.
“Apa Ini kau, Gi–bbeum? Sejak kecil kau memang tampak seperti seorang bintang.” Komentar Ki Joon melihat foto
“Ini adalah hari saat aku menjadi takut air. Aku hampir tenggelam.” Cerita Gi Bbeum
“Kurasa aku pernah ke sini... Hei. Anak–anak ini... Ini... Ini adalah aku. Itu Ma Sung... Bagaimana kau bisa memotret ini?” ucap Ki Joon menatap dua anak didalam foto.
“Dua anak ini adalah kau dan sepupumu, Ma Sung?” kata Tuan Joo dan Gi Bbeum juga terlihat kaget.
“Ya. Kami mengunjungi bukit ini sebelum dia pergi ke AS.” Ucap Ki Joon.
“Jadi Maksudmu, anak yang menyelamatkan Gi–bbeum adalah Ma–seong, sepupumu?” kata Tuan Joo masih tak percaya. 



Flash Back
Tuan Joo mengajak Gi Bbeum berjalan ke bukit, lalu duduk memuji tangan anaknya yang terlihat manis.  Lalu pamit sebentar karena ingin pergi ke toilet dan menyuruh agar makan permen dulu.  Saat itu Gi Bbeum melihat Ada bunga.
Ma Sung dan Ki Joon berjalan bersama ikut melihat bunga sawwort pegunungan. Tapi Ki Joon malah berpikir kalau itu sayuran dan tak suka dengan sayuran. Ma Sung menegaskan kalau itu bukan sayuran dengan mengingatkan kalau sebelumnya melihat pada bukunya.
“Bunga ini tak berduri. Yang tajam itu adalah bulu, bukan duri.” Kata Ma Sung
“Bulu? Aku takut bulu.” Ucap Ki Joon, Ma Sung menyuruh menyentuhnya. Tapi Ki Joon yang ketakutan memilih untuk kabur.
Saat itu dipingir sungai, Gi Bbeum melihat bunga yang sama dan ingin mengambilnya, tapi malah terjatuh ke sungai. Ma Sung melihat dari kejauhan langsung berlari menyelamatnya dan mengangkatnya. Tuan Joo datang melihat Gi Bbeum langsung memeluknya.  Gi Bbeum hanya bisa menangis. 


Akhirnya Tuan Joo memberikan selimut pada keduanya agar tak kedinginan dan membuatnya minuman yang hangat. Saat itu Ki Joon datang mengeluh Ma Sung masih ada didekat sungai karena ibunya mencari Ma Sung.
“Ini.... Bunga sawwortpegunungan.” Kata Ma Sung memberikan setangkai bunga lalu pamit pergi.
“Gi–bbeum, anak itu pergi ke mana?” tanya Tuan Joo datang membawakan minum. Gi Bbeum menunjuk ke arah Ma Sung dan Ki Joon yang sudah pergi.
“Aku bahkan tak sempat menanyakan namanya.” Kata Tuan Joo merasa bersalah lalu akhirnya mengambil camera untuk mengambil gambar dari belakang.

Gi Bbeum tak percaya kalau Anak yang menyentuh kepalanya pada hari itu adalah Ma Sung. Ki Joon juga tak habis pikir karena ternyata Ma Sung sudah menggoda Gi Bbeum sejak dahulu. Tuan Joo pun tak bisa berkata-kata karena ternyata mereka bertiga pernah bertemu saat masih kecil. 



Gi Bbeum menatap foto Ma Sung sambil mengelusnya tak percaya kalau anak yang menyelamatkanya dan hampir tenggelam adalah Ma Sung. Pikiran kembali saat ada diruang rahasia bersama Ma Sung.
Flash back
Ma sung pikir Gi Bbeum menangis diruangan itu juga, Gi Bbeum mengelak kalau tak pernah menangis. Ma Sung meminta agar memikirkanlah hal yang menyenangkan mulai sekarang dan mereka pun berciuman.
“Ada sesuatu yang amat kusesali karena tak kukatakan. Aku mencintaimu, Gi–bbeum.” Ungkap Ma Sung memeluk Gi Bbeum sebelum pergi
“Cepatlah kembali. Ada banyak yang ingin kukatakan kepadamu.” Kata Gi Bbeu menangis memeluk foto Ma Sung.
***
Gi Bbeum tertidur dengan posisi memeluk foto Ma Sung, lalu terbangun dengan suara berat memanggil namanya. Bayangan pria dengan tinggi didepan jendela kamarnya, Gi Bbeum berharap kalau Ma Sung yang datang dan ingin membuka jendela kamarnya.
Bersambung ke episode 16

Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. Masih kurang 915 lagi.. Yuk Dukungggg... ^_^
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Dreaming



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar