PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 27 Oktober 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 16 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBN

Gi Bbeum berharap kalau Ma Sung yang datang, tapi ternyata Sek Yang datang dengan wajah lesu. Ia bertanya keberadan Ma Sung dan kenapa Sek Yang datang sendiri padahal mereka pergi bersama. Sek yang menagku kalau memang pergi bersama.
“Lantas.. Di mana dia sekarang?” tanya Gi Bbeum.
“Dia mengalami masa sulit sebelum meninggalkan Korea. Dia pergi ke Baltimore untuk mencari bantuan, tapi tak mendapat kabar baik. Kupikir dia akan baik–baik saja, tapi dia meninggalkan pesan untuk pergi ke suatu tempat. Lalu tiba–tiba dia menghilang.” Cerita  Sek yang
“Kau bilang Menghilang? Ke mana? Dia tak sehat akhir–akhir ini.Bahkan Dia tak bisa makan atau tidur”tanya Gi Bbeum.
“Dia sedang menyiapkan kematiannya sendirian. Selama sebulan, aku mencari di rumah sakit untuk jenazah tanpa kerabat Itu sebabnya aku terlambat.” Ucap Sek Yang
Gi Bbeum langsung jatuh lemas, merasa tak percaya apa yang terjadai kalau Ma Sung sudah tak ada dan pergi sendirian. Sek Yang binggung dan juga sedih melihat Gi Bbeum tapi tak bisa berkata apa-apa.



Ki Joon menegaskan kalau tak percaya sampai melihatnya sendiri. Sek Yang memberikan sesuatu. Ki Joon bertanya apa itu.  Sek Yang pikir kalau Ki Joon akan tahu saat mendengarkannya memberikan MP3 ditanganya.
“Direktur Gong tak mau kau mengetahui ini, tapi menurutku, kau harus tahu.” Ucap Sek Yang. 

Ki Joon masuk ke ruangan ibunya, Nyonya Gong dengan sinis menasehati anaknya Belajar untuk berjalan dengan tujuan. Ki Joon meminta ibunya agar mencari Ma Sung  karena pasti tahu sepupunya itu pergi kemana.
“Kenapa kau mencari seseorang dengan memori yang rusak dan tak berguna? Dia ada di suatu tempat seperti mayat yang bernapas Atau mungkin sudah mati.” Kata Nyonya Gong
“Teganya kau? Teganya kau melakukan ini kepadanya?” teriak Ki Joon sangat marah
“Tak perlu merasa kasihan atau bersalah. Ini adalah bagian dari takdirnya.” Komentar Nyonya Gong tetap sinis
“Aku tahu perbuatanmu kepadanya. Jadi Cari dia sekarang juga. Jika tidak, aku akan membeberkan ini.” Ucap Ki Joon mengancam dengan Mp3 ditangannya.
“Apa Kau tahu yang telah kulakukan untuk mempertahankan posisiku? Kau akan segera dinobatkan menjadi ahli waris. Jadi Tutup mulutmu hingga saat itu.” Tegas Nyonya Gong
“Siapa yang bilang aku akan menjadi ahli warismu? Aku tak mau, bahkan jika aku harus mati! Kau bukan manusia! dan Kau akan hancur untuk ini.” Ucap Ki Joon sangat marah lalu keluar dari ruangan.
Ki Joon menuruni tangga dan langsung menangis karena ibunya yang membuat Ma Sung celaka, bahkan mengambil semua harta dari sepupunya. 


Pengacara Hwang turun dari mobil bersama CEO Kim bertanya apakah sudah dengar. CEO Kim bertanya tentang apa. Pengacara Hwang memberitahu Tak ada yang bisa menghubungi Gong Ma–seong dan Orang–orang berpikir dia itu pergi.
“Kau bilang Pergi? Aku memberinya bom waktu. Tapi Aku melakukan itu bukan agar dia bisa pergi.” Ucap CEO Kim mengumpat kesal.
“Apa Presiden Gong menelepon?” tanya Pengacara Hwang. CEO Kim makin mengumpat kesal.
“Bom itu mengenaimu sendiri. Jadi Mari bekerja sama dengan jaksa penuntut. Setidaknya, kau akan mendapat hukuman yang lebih pendek.” Perintah Pengacara Hwang berjalan lebih dulu. CEO Kim terlihat marah di depan "Kantor Jaksa Penuntut"

Seseorang datang kalau ada surat, Tuan Joo menerimanya. Sementara Gi Bbeum terlihat masih sedih duduk di ruang rias. Tuan Joo memanggi anaknya kalau ada surat untuknya. Gi Bbeum turun dan menemui ayahnya dan melihat bagian depan surat berwarna merah.

Gi Bbeum melihat namanya yang ditulis dibagian depan "Untuk Joo Gi–bbeum" lalu isinya adalah dua lembar foto dan bisa mengenal kalau itu ada di Hainan.
“Kau memberiku cinta yang amat penting. Untuk itu, aku berterima kasih. Gi–bbeum milik Ma–seong."  Gi Bbeum menangis membaca surat dari Ma Sung,
“Kenapa kau berpamitan? Kenapa kau berterima kasih kepadaku? Aku tak melakukan apa pun untukmu. Apa yang harus kulakukan? Sekarang bagaimana? Aku harus bagaimana?”
Sementara Tuan Joo terdiam menatap jendela rumah ada sebuah pot bunga kaktus yang masih tumbuh
“Terkadang itu tak terasa seperti apa pun. Getaran hidup. Napas pendek yang harus kita hirup. Terkadang itu tak terasa seperti apa pun. Sayang... Apa yang harus kita lakukan tentang putri kita?”ucap Tuan Joo seperti sedang berbicara dengan istrinya. 



Nan Joo mengantar Gi Bbeum ke bandara tapi merasa kalau surat itu datang terlambat jadi Tak ada gunanya pergi ke sana. Tapi Gi Bbeum merasa harus bisa menemukan Ma Sung karena mengirimnya dari Hainan.
“Bagaimana kau akan menemukannya di kota sebesar itu?” kata Nan Joo khawatir.
“Aku bisa menemukannya. Kami bisa kebetulan bertemu seperti tiga tahun yang lalu. Aku harus pergi.” Kata Gi Bbeum yakin lalu berjalan pergi.
“Tunggulah. Aku akan datang.” Gumam Gi Bbeum siap pergi. 

Gi Bbeum pergi ke tempat pertama kali mereka melihat bunga, masih teringat saat Ma Sung mengartikan bunag itu adalah Memori, itu adalah kisah kita.
Setelah itu Gi Bbeum pergi ke tangga tempat mereka pertama kali berciuman, saat itu seperti melihat sosok Ma Sung yang datang ditempat yang sama sebelumnya. Tapi Gi Bbeum sadar kalau Ma Sun hanya bayangan yang ada diepanya. 

Gi Bbeum pergi ke cafe yang pernah tak sengaja bertemu dengan Ma Sung, pelayan datang memanggil nama Joy kalau ada sesuatu untuknya yaitu sebuah kotak berwarna merah. Gi Bbeum melihat isinya sebuah  bonek dan ada sebuah surat yang ditulis Ma Sung
“Semoga kau tak datang kemari. Tapi jika kau datang, semoga kau bisa santai di sini sebelum pergi. Pikirkanlah aku sesekali. Ini adalah kursimu... Jangan pedulikan yang lainnya. -Dari Ma–seong milikmu."-
Gi Bbeum hanya bisa menangis membaca surat dari Ma Sung lalu menebak bagian bawah boneka, ternyata boneka anjing yang mengeluarkan suara tawa. Gi Bbeum bisa tersenyum mendengar suara tawa. 

Suasana kota hainan terlihat gemerlap dengan lampu-lampu yang menyala, saat itu Gi Bbeum melihat sosok Ma Sung duduk didepanya dengan senyuman bahagia. Ia pun bertanya apakah Ma Sung tampak sehat?
“Katakan kepadanya bahwa dia tampak baik–baik saja.” Ucap Ma Sung seperti sebelumnya membayangkan Gi Bbeum duduk didepanya.
“Apa dia bilang akan ke mana?” tanya Gi Bbeum
“Dia akan kembali ke tempat dirinya menghabiskan sebagian besar hidupnya, jadi, dia tampak amat bahagia, katakan itu kepadanya.” Jawab Ma Sung
“Apa dia meninggalkan sebuah pesan untukku?” tanya Gi Bbeum
“Jika kita bertemu lagi, bahkan jika aku tak mengingatnya,. kuharap dia mendekatiku. Selamat tinggal, Joo Gi–bbeum. “ ucap Ma Sung
“Selamat tinggal, Gong Ma Sung.” Balas Gi Bbeum sambil menangis.


"Setahun Kemudian"
Di lokasi syuting, mereka kebingungan untuk menyelesaikan masalah, terlihat Gi Bbeum dan Ha Im mengunakan pakaian yang sama. Sutradara mengeluh apakah Nan Joo tak memeriksa pakaiannya, karena mereka tak bisa syuting jika ini terus terjadi.
“Mereka punya selera dan ide yang amat mirip. Ini juga menyulitkanku. Sudalah Beri saja waktu, Yang kalah akan berganti baju.” Ucap Nan Joo. 

“Berdasarkan plotnya, sebaiknya kau yang ganti baju. Itu tak sesuai dengan karaktermu.” Ucap Gi Bbeum pada Ha Im.
“Karakterku amat memesona. Apa yang kau tahu? Aku akan pensiun setelah drama ini. Jadi Aku tak bisa ganti baju.”balas Ha Im tak mau mengalah
“Ini drama Korea pertamaku dalam empat tahun, jadi, aku tak bisa ganti baju.” Kata Gi Bbeum juga tak mau mengalah.
“Gi–bbeum, kau sudah dewasa.” Ejek Ha Im. Gi Bbeum membalas kalau Ha Im sudah mengakuinya dan sangat baik sekali. Ha Im terlihat marah
“Semua orang menunggu. Mari kita buat ini menjadi adil dan menanyakan penggemar kita.”kata Gi Bbeum
“Penggemar kita? Baiklah.” Ucap Ha Im yakin karena fansnya sangat banyak.
Gi Bbeum dan Ha Im mengambil gambar dengan caption "Sibuk Rekaman. Hari–hari Menyenangkan."


Min Chul Akan mengumumkan jumlah yang memberikan tanda love, dari Ha Im sebanyak 967.056 suka. Mereka tak percaya kalau Banyak sekali. Ha Im pun dengan bangga menyuruh Gi Bbeum untuk mengalahkan. Jae Min akan memberitahu Jumlah suka untuk unggahan Gi–bbeum.
“Sembilan... Sebanyak 995.631.” kata Jae Min. Beberapa orang terlihat bahagi.
“Sudah kubilang. Dia menang.” Kata Nan Joo ikut bahagia,  Gi Bbeum pun mengejek Ha Im kalau harus ganti baju. Ha Im terlihat kesal.  Gi Bbeum malah berkomentar Ha Im menggemaskan.

Tuan Jang sedang bertemu wartawan karena Semua orang di industri hiburan membicarakannya karena Gi–bbeum tampil dalam drama AS,berjudul Happy Family. Jadi meminta agar memberi tahu rahasia untuk kesuksesan kembalinya Gi Bbeum.
“Saat semua orang menolaknya, aku yakin pada potensiyang dimiliki Gi–bbeum. Aku mendukung sikap positif dan hasratnya untuk berakting.” Ucap Tuan Jang bangga. 

Gi Bbeum membaca berita online "Kesuksesan Joo Gi–bbeum yang mengubah jutaan pembencinya menjadi penggemarnya." Nan Joo lalu berkomentar kalau menyulitkan Ha Im. Gi Bbeum pikir Ini untuk drama  jadi pasti akan mengerti.
“Kau juga mengambil semua iklannya. Aku merasa kasihan kepadanya.” Ucap Nan Joo
“Kenapa? Dia mengencani ahli waris Sunwoo Group. Itu sebabnya dia akan pensiun setelah drama ini. Aku iri sekali.” kata anak buah Nan Joo
“Lalu Apa yang terjadi kepadanya? Tuan Kacamata Hitam, Gong Ma Sung “ tanya anak buah Nan Joo lainya.
“Dia pergi ke luar negeri dan meninggal.” Bisik anak buah Nan Joo. Nan Joo pun menyuruh mereka pergi saja. Gi Bbeum hanya diam saja. 

Gi Bbeum duduk di cafe di meja yang sudah dibeli oleh Gi Bbeum. Dua orang pengunjung datang melihat Gi Bbeum tak percaya melihat artis yang duduk disana karena Kafe ini terkenal yang memiliki meja Gi Bbeum dan  selalu duduk di kursi itu.
“Kita beruntung. Aku tak percaya bisa melihatnya. Dia cantik sekali, 'kan?” kata wanita yang duduk tak jauh dari Gi Bbeum.
Gi Bbeum hanya diam saja, lalu seorang pelayan datang membawakan minuman, saat itu Gi Bbeum melihat nama yang masih ada diatas meja "Si Bodoh" tapi Ma Sung sudah tak ada. 

Ki Joon memiliki papan nama  "Direktur Eksekutif, Seong Gi–joon" dan ada diruangan ibunya. Ha Im menangis sambil menundukan wajahnya, Ki Joon heran melihat Ha Im yang tak berhenti menangis karena membuatnya ikut sedih.
“Siapa yang membuatmu menangis?” tanya Ki Joon. Ha Im mengadu kalau itu Gi Bbeum.
“Aku kalah darinya lagi hari ini, Karena jumlah suka.” Keluh Ha Im. Ki Joon tak banyak komentar. Ha Im mengaku kalau Perbedaannya besar.
“Seong Ki–joon, kau juga dulu menyukainya. Apa Kau masih menyukainya?”kata Ha Im cemburu.
“Kenapa kau iri kepada selebritas lain? Aku jauh lebih menyukai fotomu di dalam hatiku.” Ucap Ki Joon
“Aku kesal sekali dengannya. Aku akan batal pensiun.” Ucap Ha Im. Ki Joon kaget mendengarnya.
“Lalu bagaimana dengan pernikahan kita?” kata Ki Joon. Ha Im meminta agar menunda saja.
“Aku akan rekaman sebuah drama di Hollywood.” Ucap Ha Im
“Kau bilang sudah muak dengan semua itu. Bahwa kau ingin menikah dan berlayar. Aku akan membelikanmu sebuah yacht. “kata Ki Joon
“Impianku berubah. Menikah dan hidup tenang bukan untukku. Itu terlalu membosankan. Aku akan berakting seumur hidup dan dicintai banyak orang. Menjalani hidup penuh makna seperti seorang bintang. Dulu itu adalah impianmu juga.” Ucap Ha Im
“Itu sudah Dulu sekali.” kata Ki Joon, Ha Im pun bertanya apakah sekarang Ki Joon bahagia setelah menyerah.
Ki Joon terdiam lalu melihat ada pesan yang masuk dari Gi Bbeum, “Ki–joon, kau tak lupa hari ini, 'kan?” Ha Im dengan nada cemburu bertanya hari ini hari apa. Ki Joon dengan wajah sedih memberitahu Hari ini saat Ma Sung pergi. Ha Im mengingatnya.
“Tanggalnya dekat dengan saat ini. Apa Gi–bbeum masih tinggal di rumah itu?” tanya Ha Im
“Ya, di rumah lama Ma–seong.” Ucap Ki Joon. 

Gi Bbeum duduk di ruangan tengah memegang boneka yang diberikan untuk Ma Sung, lalu merawat tanaman selada yang ditanam pacarnya itu sambil berkata “Mari kita menunggu bersama hingga tuan kalian pulang.”  Lalu duduk di meja kerja Ma Sung menuliskan jurnal "Oktober, 2018"
“Sudah setahun berlalu sejak Ma Sung pergi.”  Terdengar bunyi suara bel rumah.

Ternyata Ki Joon datang mengaku Setiap kali kemari, merasa Gi Bbeum adalah penggemar Ma Sung  yang berhasil dan bertanya apakah sehat saja. Gi Bbeum mengaku sehat dan tahu kalau Ha–im kesal karena dirinya.
“Dia merengek itu tak adil, lalu Aku kerepotan menghiburnya. Dia batal pensiun karenamu.” Ungkap Ki Joon
“Sungguh? Penggemarnya pasti akan senang sekali. Walaupun itu akan membuat kita stres.” Kata Gi Bbeum.
“Aku tahu... Aku terus berpikir tak adil kepada Ma–seong. Dia pasti akan memujiku jika tahu aku telah bertobat selama setahun terakhir ini. Apa dia akan bangga jika tahu aku mengelola perusahaan dengan baik?” kata Ki Joon.
“Itu Pasti.” Kata Gi Bbeum yakin, Ki Joon mengaku  selalu bingung setiap kali datang ke rumah Ma Sung.
“Tempat ini masih sama seperti saat Ma Sung masih ada. Aku merasa dia akan keluar dari ruang kerjanya.” Ucap Ki Joon sedih
“Aku menelepon karena ada sesuatu yang ingin kubahas denganmu.” Ungkap Gi Bbeum. Ki Joon ingin tahu tentang apa.
“Rumah ini. Aku tetap mempertahankan semuanya seperti dulu untuk menyambut Ma Sung saat dia kembali. Tapi setahun sudah berlalu.” Kata Gi Bbeum
“Awalnya, aku pun mau membahasnya. Seorang bintang besar tak seharusnya hidup seperti sedang merawat rumah orang lain. Kau bisa pergi dan Ma Sung pasti akan mengerti.” Komentar Ki Joon.
“Aku tak mau pergi. Aku hanya berpikir untuk menyimpan beberapa barang–barang Ma Sung dan mengubah desain interiornya. Apa Kau tak keberatan?” jelas Gi Bbeum. Ki Joon setuju kalau melakukan saja yang dinginkanya.
“ Tapi Kenapa selalu ada bunga hydrangea  merah?” tanya Ki Joon melihat di sekeliling rumah.
“Aku suka arti mereka yaitu "Aku mencintaimu." Lalu Apa Kau suka posisimu?” tanya Gi Bbeum
“Sama sekali tidak.. Ini hanya akan aku lakukan hingga Ma–seong kembali. Aku akan pergi secepatnya setelahnya. Tapi aku akan meninjunya terlebih dahulu.” Ungkap Ki Joon masih marah dengan Ma Sung.
“Apa Kau sudah memutuskan mengampuni ibumu dan dr. Yoon?” tanya Gi Bbeum
“Ma–seong yang seharusnya mengampuni mereka, bukan aku. Ibuku dan dr. Yoon sedang menerima hukumannya.” Ungkap Ki Joon lalu pamit pergi.
Gi Bbeum melihat kembali boneka tertawa yang diberika Ma Sung sambil bergumam “Tak apa–apa, selama kau sehat, di mana pun kau berada.”

Berita di TV, tiga bibi Ma Sung tertunduk dengan baju tahanan dan juga wartawan yang mengerubungi didepan kantor polisi.
“Ketiga bersaudari Sunwoo Group, Gong Jin–ju, Jin–young, dan Jin–dan ditahan karena menyerang sopir dan petugas keamanan mereka. Bahkan ada Lebih banyak korban mengklaim telah diserang oleh Ketua Gong dan jaksa penuntut akan memanggilnya.”
Wajah Nyonya Gong pun diperlihatkan dilayar TV. 

Nyonya Gong duduk dengan wajah tegang diruanganya, Ki Joon memberitahua alau Ketiga saudara ibunya sudah  ditahan, lalu Harga saham mereka  turun separuh jadi sekarang perusahaan sedang berada di posisi bawah dalam tanggung jawab sosial.
“Kau akan bilang apa kepada Kakek saat menemuinya nanti? Ini Memalukan sekali.” ucap Ki Joon menyindir.
“Cari tahu siapa yang diwawancara.” Perintah Nyonya Gong pada sekertarisnya.
“Kenapa mencari korbannya sekarang? Ini Sudah terlambat... Kau Tampillah dengan sukarela, Hadapi dengan kuat.. Itu pilihan yang terbaik.” Kata Ki Joon ingin ibunya bertanggung jawab.
“Apa Aku harus berdiri dan membungkuk di hadapan reporter? Serta mempermalukan diriku?” ucap Nyonya Gong marah
“Berpakaianlah yang rapi dan meminta maaflah kepada publik. Rekamannya akan tetap ada untuk selamanya.” Jelas Ki Joon.
“Aku bisa membayar mereka untuk tutup mulut. Siapa yang akan menolak jika aku memberi yang mereka inginkan?” kata Nyonya Gong yakin
“Dia menolaknya.” Kata Ki Joon. Sek membernakan kalau  Berapa pun jumlahnya Bahkan untuk perusahaan. Ki  Joon tak percaya kalau Seburuk itu.
“Tunggu.. Apa Kau yang membocorkan?” kata Nyonya Gong tak percaya menatap sekertarisnya.
“Serangan, pelecehan verbal, dan penuduhan berkelanjutan. Kau akan diinvestigasi untuk semua itu.Hadapi dan terimalah hukumannya.” Ucap Sektarisnya. Nyonya Gong makin marah pada Sekertarisnya
“Kau berteriak dan bersikap kasar lagi.” Keluh Ki Joon pada sikap ibunya
“Aku akan tetap memiliki pekerjaan ini Bahkan kau takkan bisa memecatku jika kembali lagi.  Direktur Eksekutif yang menjanjikanku itu. Benar, 'kan?” kata Seketaris. Ki Joon membenarkan.
“Ki–joon, Apa kau bekerja sama dengannya untuk membuatku ditahan?” ucap Nyonya Gong tak percaya
“Ini terserah kepadamu. Jalani investigasi itu dan terima hukumannya atau tutup perusahaan ini.” Kata Ki Joon. Nyonya Gong berteriak marah
“Teganya kau melakukan ini kepadaku? Bukankah kau putraku?” ucap Nyonya Gong marah
“Sebagai putramu, aku memberimu kesempatan. Setidaknya dengan cara ini, kau harus membayar perbuatanmu. Aku akan mengelola perusahaan ini hingga kau kembali. Aku akan ikut bersamamu agar kau tak takut.” Kata Ki Joon. 



Ki Joon turun dari mobil lebih dulu lalu mengulurkan tangan untuk ibunya, semua wartawan siap mengambil gambar Nyonya Gong Jin–yang dengan camera dan mic. Nyonya Gong tak ingin menyentuh tangan Ki Joon turun dari mobil, wajahnya seperti sangat marah.
Semua wartawan ingin meminta Nyonya Gong berkomentar. Ki Joon tetap menggenggam tangan ibunya untuk berjalan masuk ke kantor kejaksaan, tapi Nyonya Gong malah menghempaskan begitu saja lalu masuk sendiri.
“Maafkan aku, Ibu.” Ungkap Ki Joon menatap ibunya masuk ke kantor kejaksaan ingin bertanggung jawab dengan semua perbuatanya. 

Gi Bbeum melihat barang ditanganya dan Sa Rang juga melihat tumpukan yang tinggi lalu berkomentar kalau Ja Rang itu akan mengira selebritas, bukan pegawai negeri. Tuan Joo tahu kalau  Semua orang membicarakan pemuda kantor pemerintah kota manis dan baik.
“Berkat dirimu, aku juga bisa pamer.” Ungkap Tuan Joo bangga.
“Ja–rang, kau pasti amat populer. Apa aku juga bisa menyombongkan?” ucap Gi Bbeum.
“Kau jangan seperti itu, karena  Ini bukan apa–apa... Akhirnya aku mendapat gaji. Ayah, kau bisa membeli makgeolli.Lalu Sa–rang, traktir teman–temanmu  tteokbokki.” Ucap Ja Rang memberikan dua amplop pada ayah dan juga Sa Rang.
“Boleh kutabung uang jajanku untuk operasi hidung? Mereka memberi selebritas diskon 70%.” Ucap Sa Rang
“Kecantikan... Selalu ada di suatu tempat antara sana dan sini. Lalu menemuiku. Melayang ditiup angin. Melihat kalian semua amat bahagia membuat hidupku berarti. Aku senang sekali.” ungkap Tuan Joo. Semua pun tertawa bahagia. 



Gi Bbeum menuangkan arak beras untuk ayahnya, mereka duduk bersama.  Gi Bbeum pikir mereka sudah lama sekali tinggal di rumah ini alu mengajak untuk pindah sekaran dan tinggal bersama seperti sebelumnya. Tuan Joo pikir kalau lebih suka tinggal dirumahnya sekarang.
“Kita punya kebun, bisa melihat langit, dan merasakan embusan angin.” Ucap Tuan Joo
“Apa kau menunggu Ibu? Kau minum–minum setiap hari. Sebagiannya karenaku, tapi sebenarnya kau sedang menunggu Ibu. Aku ingat semuanya. Setelah Ibu melahirkan Sa–rang, dia tiba–tiba menghilang. Kenapa dia meninggalkan kita?” ucap Gi Bbeum
“Setelah ibumu melahirkan Sa–rang, dia mengalami depresi pascasalin. Dia memang selalu sedikit sensitif.” Cerita Tuan Joo
“Apa kau masih mencintainya? Apa Kau tak membencinya?” tanya Gi Bbeum
“Bagaimana bisa? Dia adalah cintaku yang hidup dalam memori masa lalu. Dia tak bisa dihapuskan begitu saja. “ ungkap Tuan Joo yang masih mencintai istrinya.
“Dulu, kau berkata saat kita tak bisa melindungi orang yang kita sayangi, maka ada cara lain. Apa itu?” kata Gi Bbeum.
“Memiliki harapan... Menunggu dan tetap mencintai. Seperti itu saja, hari ini, besok, kau bisa menunggu. Kau bisa hidup seperti ini saja.” Ungkap Tuan Joo.

Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Dreaming



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar