PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 19 Oktober 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : MBN

Ki Joon menonton berita "Hasil Investigasi Ulang Kasus Min Hyung–jun" lalu mengaku kalau sangat takut lalu mengeluh Ke mana saja saksi itu selama tiga tahun ini sambil mengumpat kalau dia itu pengecut karena seharusnya melakukan sesuatu.
“Dia adalah sepupumu sendiri.” Ucap Ma Sung. Ki Joon makin kaget ternyata saksinya adalah Ma Sung.
“Kenapa kau baru bersaksi, Dasar Pengecut... Kau sudah banyak menyusahkan Gi–bbeum... Ahh.. Benar, kau sakit.” Ucap Ki Joon mencoba tenang.
“Bagaimana kau bisa ingat secara tiba–tiba? Memorimu seharusnya tetap hilang... Kau menakutiku. Apa ini hanya sementara yang terjadi sebelum kau tewas?” ucap Ki Joon panik.
“Bukan seperti itu... Jangan bicara sembarangan...” komentar Ma Sung lalu melihat ponselnya, tapi matanya kembali kabur.
Ki Joon melihatnya ada apa., Ma Sung mengelak kalau bukan apa-apa lalu memilih untuk masuk ke ruang kerjanya dan mencoba agar bisa menyembunyikan rasa sakitnya. Ki Joon berteriak ada apa dengan Ma Sung, lalu melihat ponsel milik sepupunya.
Ia melihat pesan Gi Bbeum “Terima kasih untuk semuanya, Mau berkencan nanti malam?” lalu mengeluh karena sudah merelakan semua ini, padahal seharusnya tak melakukan ini lalu mengetik sesuatu.
Jae Min menelp kalau Terjadi peristiwa besar jadi meminta datanglah ke kantor sekarang. Ki Jon mengeluh kalau sedang sibuk lalu berteriak memanggil Ma Sung apa yang sedang dilakukan dan akan masuk ke dalam ruangan, tapi Jae Min kembali menelp.
“Kenapa kau terus meneleponku?” keluh Ki Joon akhirnya berteriak pamit pergi tanpa melihat Ma Sung yang sedang kesakitan.
Gi Bbeum sedang mengambar terlihat kesal sendiia lalu membaca pesan yang dibalas Ma Sung “Tidak, terima kasih untuk kencannya.” Ia tak habis pikir kalau Ma Sung tega berkata begitu padahal sangat ingin bersamanya pada hari seperti ini.

Ma Sung duduk di depan laptopnya dan membaca email dari Mr Kent, wajahnya tersenyum bahagia lalu menelp Gi Bbeum bertanya apa yang sedang dilakukanya. Gi Bbeum mengaku Hanya sedang hidup dan bernapas.
“Kenapa aku tak mengalami kemajuan apa pun? Pensil ini tak menghasilkan yang kuinginkan hari ini.” Ucap Gi Bbeum kesal
“Sepertinya kau sedang bicara tentang aku.” Komentar Ma Sung merasakan hal yang aneh.
“Tidak. Aku tak bisa menggambar dengan benar hari ini. Itu saja.” Ucap Gi Bbeum dengan nada menyindir.
“Ada apa? Apa Kau tak ingin bicara denganku?” tanya Ma Sung. Gi Bebum pikir Ma Sung yang tak ingin bicara dengannya. Ma Sung binggung apa itu. “Kau tak mau pergi kencan denganku.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung merasa tak mengatakan hal itu.
Ia lalu  mengecek ponselnya dan melihat pesan balasan,  lalu mengeluh kalau itu kerjaaan Ki Joon. Ma Sung memberitahu kalau bukan ia yang mengirimkan pesan dan mengajak Gi Bbeum untuk pergi kencan sekarang jadi berhak meminta apapun pada pacarnya.
“Kuberi kau waktu satu jam... Jadi Datanglah ke sini.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum mulai panik lalu memberikan bedak pada wajahnya. 

Tuan Jang duduk dengan gaya cantik menutup kedua kakinya, seperti berusaha bersikap jaim. Didepanya sudah ada Ha Im menunggu lalu mengeluh sangat lelah sekali. CEO Jang panik karena Ha Im  merasa lelah. Lalu bertanya keberadan Ki Joon pada Jae Min. Jae Min menunjuk kalau Ki Joon sudah datang.
Ki Joon mengeluh dengan mereka yang meminta datang, lalu melihat “Bulu Palsu.” Ada di kantor agencynya. Tuan Jang panik mendengar Ki Joon yang memanggil Ha Im tak sopan.  Ha Im mengeluh Ki Joon yang terlamba karena datang untuk tanda tangan.
“Jadi Kontrak itu? Kenapa meributkan sesuatu yang tak begitu penting? Kalian Tanyakan saja apa pun kepada Bulu Palsuku.” Ucap Ki Joon duduk sambil memeluk Ha Im dengan santai.

“Kau bilang "Bulu Palsuku"? kata CEO Jang kaget lalu memastikan lebih dulu kalau Ha Im benar–benar bersedia bekerja
“Itu.. Dengan persyaratan yang tepat... Aku diberi tahu akan beruntung pada akhir tahun ini.” Ucap Ha Im yakin
“Kau bisa Baca ini dengan saksama dan katakan persyaratan apa yang kau inginkan.” Kata CEO Jang menyerahkan surat kontraknya.
“Kau tak boleh mengontrak aktris lainnya. Layani aku seakan aku adalah satu–satunya bintangmu.” Ucap Ha Im.
“Apa maksudmu? Kami mengontrak Gi–bbeum–ku selamanya.” Kata Ki Joon menarik surat kontrak.
“Kau bilang "Gi–bbeum–ku"? Lalu Aku ingin bayaran tertinggi yang didapat aktris mana pun... Itu yang kuinginkan.” Ucap Ha Im mengambil kembali surat kontrak.
“Kami tak bisa melakukan itu, karena tak punya uang.” Kata Ki Joon. Ha Im pikir kalau bisa bernegosiasi. CEO Jang binggung melihat Ha Im seperti bisa dikendalikan oleh Ki Joon. Jae Min berbisik seperti memberitahu kalau mereka berdua terjebak dalam gudang wine dan tidur bersama. 



CEO Jang mengikuti Ha Im ingin tahu kapan akan menandatangani kontrak itu. Ha Im pikir Sekarang juga atau nanti semua itu tergantung, lalu memberikan tas pada pacarnya. Ki Joon pikir tas itu bukan gayanya. Ha Im merengek kalau meminta Ki Joon membawakanya.
“Kami takkan mengontrakmu jika kau terus menggangguku.” Tegas Ki Joon, CEO Jang pun mencoba membantu agar bisa membawakanya.
Saat itu CEO Kim datang melihat Ha Im sedang berkumpul dengan CEO Jang dkk bertanya apa yang mereka lakukan. Ha Im pikir CEO Kim tak melihat kalau mereka sedang rapat. CEO Kim mengaku sudah melihat dan menyindir Ha im yang bertemu dengan rombongan payah itu. 


“Hei, Brengsek... Apa kau sudah meminta maaf kepada Gi–bbeum, dasar lintah?.. Kariermu sudah berakhir. “ ucap CEO Jang marah
“Apa Kau pikir semua orang yang mendapat surat perintah akan ditahan?” ejek CEO Kim mengejek CEO Jang itu bodoh.
“Kau bilang akuBodoh? Aku punya gelar Ph.D. dalam bidang Fisika. Apa Kau tahu tentang struktur molekuler?” kata CEO Jang marah
“Jangan pedulikan dia. Aku ingin bicara dengan Tn. Kim.” ucap  Ha Im. Jae Min mencoba menarik CEO Jang agar masuk. Ki Joon akan meninggalkan Ha Im terlihat khawatir.
Ha Im menegaskan kalau Perusahaan akan bangkrut karena CEO KIM jadi akan menuntut untuk kompensasi lalu Setelah keluar dari penjara, CEO Kim harus mencoba untuk memulai hidup baru dan membayarnya kembali.
“Menurutmu, apa yang akan kukatakan kepada jaksa penuntut?” ucap CEO Kim marah menarik tangan Ha Im. Ha Im berteriak agar CEO Kim melepaskanya.
“Apa Kau mau aku ubah menjadi seperti Gi–bbeum? Itu lebih mudah dari dugaanmu.” Ucap CEO Kim. 

“Lepaskan dia... Apa Kau juga ingin dituntut untuk pemerasan?” tegas Ki Joon menarik tangan Ha Im untuk pergi.
“Surat perintah penahananku masih belum keluar. Jadi Bayarlah untuk pelanggaran kontraknya.” Ucap CEO Kim mengancam.
“Kau menghancurkan hidup seorang wanita tak bersalah. Jadi Beraninya kau meminta hal seperti itu? Kau lebih baik Bertobatlah.” Balas Ki Joon lalu mengandeng tangan Ha Im untuk pergi.
“Dan Satu hal lagi.. Jangan bicara seperti itu lagi kepada pacarku. Aku pemegang sabuk kuning dalam taekwondo.” Tegas Ki Joon kembali sebelum benar-benar pergi. CEO Kim hanya diam saja. 

Ma Sung berada dirumah, tiba-tiba gejala sakitnya kembali datang tapi berusaha agar tetap tenang melihat Gi Bbeum yang datang sambil mengeluh kalau datangnya lama sekali. Gi Bbeum pikir masih ada wakt lima menit lagi sebelum 1 jam.
“Tunggu sebentar. Wajahmu...” ucap  Ma Sung menatap wajah pacarnya. Gi Bbeum menyangkal kalau tak memakai rias wajah.
“Apa? Aku tampak aneh?” kata Gi Bbeum akhirnya mengakuinya, Ma Sung memujinya kalau Gi Bbeum itu tampak cantik.
“Ayo makan... Aku belanja bahan makanan.” Ucap Gi Bbeum bersemangat.. Ma Sung menaruh barang diatas meja karena ingin menunjukkan sesuatu pada pacarnya. 

Gi Bbeum duduk diatas meja kerja, Ma Sung memberitahu kalau Tuan Kent yang sebelumnya dikenalkan pada Gi Bbeum mengirimkan email, karena Gi Bbeum telah dibebaskan dari semua dakwaan, jadi ingin membahas kesepakatan.
“Dia mengirim detail kontraknya. Apa Kau akan menolaknya lagi?” ucap Ma Sung.
Gi Bbeum seperti tak percaya mendengarnya. Ma Sung membenarkan lalu keduanya saling menatap. Gi Bbeum mencoba mengalihkan pandangan pada layar komputer.
“Hei, folder apa ini?” ucap Gi Bbeum. Ma Sung mengaku bukan apa-apa
“Bohong... Apa ini kumpulan videoku yang eksentrik dan kacau?” ucap Gi Bbeum ingin melihatnya.
“Kau memang penuh imajinasi... Aku bukan orang seperti itu.” Ucap Ma Sung
“Ini Jelas, kau seperti itu.... Kau pasti tahu aku punya trauma video.” Keluh Gi Bbeum. Ma Sung melarang Gi Bbeum untuk tak membuka foldernya lalu mengambil laptopnya.
“Kenapa aku tak boleh lihat? Berikan aku laptop itu... Kembalikan itu... Aku ingin lihat. “ ucap Gi Bbeum mencoba agar meraih laptop diatas kepala Ma Sung yang tinggi.
“Akan kupikirkan jika kau memelukku dengan erat.” Ucap Ma Sung mengoda. Gi Bbeum menolak.
“Apa Tak mau? Baiklah, kalau begitu.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum akhirnya memeluk Ma Sung memohon agar bisa melihat video pada laptop.  Ma Sung mengaku menyerah menerima pelukan Gi Bbeum memberikan laptopnya. 

Gi Bbeum berlari membawa laptop ke ruang tengah ingin tahu apakah ada sesuatu yang aneh, dan kaget ternyata itu video klipnya saat menyanyi tiga tahun yang lalu.  Ma Sung mengaku kalau sengaja menontonnya saat merasa amat sedih.
“Apa ini membuatmu merasa lebih baik?” tanya Gi Bbeum sedikit bahagia.
“Tidak, aku sangat tak suka dengan aktornya.” Keluh Ma Sung. Gi Bbeum pikir tak ada yang salah menurutnya si pria yang amat terkenal.
“Bahkan Pria itu cukup seksi.” Kata Gi Bbeum sengaja mengoda pacanya. Ma Sung makin marah.
“Aku sempat gugup saat rekaman.. Saat aktor benar–benar mendalami peran, mereka merasa seakan benar–benar sedang jatuh cinta.Aku yakin dahulu dia menyukaiku.” Kata Gi Bbeum.
“Kau Lupakan saja kontrak model perhiasan itu.” Ucap Ma Sung kesal. Gi Bbeum heran kenapa seperti itu.
“Menurutmu kenapa? Jika kau terkenal lagi, maka kau akan berakting dan harus berakting dengan seorang pria. Aku melakukan ini untuk siapa?” kata Ma Sung kesal
“Kau amat dangkal, Ma Sung” ejek Gi Bbeum. Ma Sung pikir Gi Bbeum itu baru mengetahuinya.
“Aku diberi peran karena aku cantik. Jadi Aku akan membayarmu komisi. Kau mau berapa?” kata Gi Bbeum
“Hitung dengan benar. Aku ingin dibayar penuh.” Tegas Ma Sung. Gi Bbeum memberikan kecupan dibibi Ma Sung menganggap kalau itu impas sekarang.
“Apa Menurutmu, itu impas?” kata Ma Sung masih terlihat kesal.Gi Bbuem tak percaya kalau Ma Sung ternyata benar–benar ingin dibayar.
“Itu kejam sekali... Baiklah. Katakan berapa... Akan kubayar permintaanmu. Berapa?” kata Gi Bbeum.
“Bisakah kau memberiku hatimu? Apa permintaanku terlalu berlebihan?” ucap Ma Sung mulai mengoda. Gi Bbeum mengaku tidak  Sama sekali lalu mereka mulai berciuman.
“Mulai sekarang, semua ciumanmu adalah denganku.” Tegas Ki Joon setelah mencium Gi Bbeum. 
Lalu tiba-tiba lampu dirumah Ma Sung mati, Gi Bbeum pikir kalau itu Pemadaman listrik. Ma Sung meminta agar Gi Bbeum diam dan jangan bergerak hingga listriknya kembali menyala. Gi Bbeum pikir kenapa harus diam saja lalu mencari ponselnya dan menyalakan senter.
Ma Sung panik menepis lampu senter dan dadanya mulai terasa sesak, Gi Bbeum panik melihat Ma Sung merasakan sakit dibagian dadanya, lalu melihat Listriknya kembali menyala. Ma Sung menutupi kalau merasa baik–baik saja.


Keduanya duduk di ruang makan, Ma Sung bercerita setelah hari pertama sekolah, keluarganya mengalami kecelakaan mobil setelah melakukan pemotretan ini. Dan ia mengalami Shock dari kecelakaan itu dan membuattrauma pada cahaya yang terang.
“Aku amat sensitif pada cahaya, Lampu depan mobil membuatku amat ketakutan. Pada hari pemakaman orang tuaku, bibiku berkata kepadaku bahwa kematian orang tuaku adalah kesalahanku, itu Karena aku dikutuk.”cerita Ma Sung denga memegang foto keluarganya.
“Aku masih kecil dan dengan shock itu, hanya memperburuk kondisiku. Tapi kini aku baik–baik saja. Serta aku akan lebih baik berkat seseorang.” Ungap Ma Sung
“Jadi Itu sebabnya kau pingsan saat acara Brain Q Show itu. Kenapa kau ikut jika itu menyiksamu? Itu bodoh.” Keluh Gi Bbeum
“Karena aku menyukaimu.” Ungkap Ma Sung. Gi Bbeum kesal karena Ma Sung dianggap sedang bercanda.
“Aku tak bercanda... Aku menyukaimu. Aku ingin melindungimu. Jadi Untuk ini, kau harus mengabulkan Keinginanku, karena Rasa sakit itu amat intens.” Ungkap Ma Sung
“Katakan saja dan akan kukabulkan.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung meminta agar Gi Bbeum meyyanyikan sebuah lagu.
“Bernyanyi? Aku belum siap untuk itu.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung mengerti memikirkan untuk meminta yang lainya.
“Bermalamlah di sini.” Ucap Ma Sung yang nakal. Gi Bbeum pikir Ma Sung sudah gila.
“Kau bilang akan mengabulkan semuanya, tapi kau tak mau melakukan apa pun.” Keluh Ma Sung. Gi Bbeum menyuruh Ma Sung tidur dan bergegas pamit pergi. Ma Sung tak percaya kalau Gi Bbeum benar-bena pulang. 



Gi Bbeum pulang dengan wajah binggung karena rumah gelap lalu memanggil dua adiknya, saat itu terdengar suara teriakan dan semua berkumpul memberikan selamat pada Gi Bbeum seperti melakukan perayaan. Mereka mmberikan selamat pada Gi Bbeum karena telah keluar dari masalah, termasuk juga Nan Joo.
“Kau telah membersihkan namamu dan membuktikan bahwa kau tak bersalah. Selamat karena telah keluar dari masalah.” Ucap Ja Rang. Gi Bbeum terharu mendengarnya.
“Kau tak lagi dibenci. Selamat.” Kata Sa Rang lalu meminta ayahnya agar membacakan Puisi perayaan.
“Awan lembut menggantikan Kilat di angkasa, Hidup yang dahulu penuh kesedihan, Kini penuh kebahagiaan” ucap Tuan Joo
“Terima kasih, semuanya... Ayah, Ja–rang,.. Sa–rang, dan Ran–ju. Kalian telah melalui banyak hal karenaku. Aku akan memperbaikinya. Terima kasih, maafkan aku, dan aku menyayangi kalian.” Ucap Gi Bbeum, merkea pun meminta agar Gi Bbeum mulai meniup lilinya.
“Baiklah. Aku akan membuat permohonan dulu.” Kata Gi Bbeum lalu meminta mereka tiup lilin bersama. 


Gi Bbeum duduk di depan toko klontong memikirkan tentang Ma Sung yang tak bisa melihat cahaya yang terang. Ayahnya datang bertanya kenapa anaknya ada diluar dan belum tidur. Gi Bbeum menutupinya mengaku tak ada apa-apa.
“Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” tanya Tuan Joo. Gi Bbeum mengaku tak ada karena suara hatinya sangat indah hari ini.
“Ayah... Kau tahu bahwa Ma–seong hingga kini, sebenarnya dia selalu melindungiku dengan semua kekuatannya. Aku amat bodoh dan tak tahu hingga tak memperhatikannya.” Ungkap Gi Bbeum
“ Semua tentangnya, penampilannya juga, dia sepertiku.” Kata Tuan Joo. Gi Bbeum binggung kalau Ma Sung seperti ayahnya.
“Dia Menderita dengan semuanya... Demi cinta. Itu dia.” Jelas Tuan Joo.
“Demi aku? Memangnya Apa aku ini?” ucap Gi Bbeum seperti selama ini tak ada yang mau melindunginya.
“Kau adalah dirimu... Karena kau adalah Gi–bbeum. Itu sebabnya dia tak bisa berpikir dengan jernih. Cinta pria itu amat besar hingga membutakan rasa sakit yang seharusnya kurasakan saat ini.” Kata Tuan Joo
“Tapi kurasa aku tak meringankan rasa sakitnya. Itu membuatku merasa amat buruk. Itu takkan pernah terjadi. Tapi untuk berjaga–jaga, aku takut kami akan berpisah. Itu sedikit membuatku takut.”akui Tuan Jooo
“Gi–bbeum. Cinta itu seperti angin. Bahkan jika tak terlihat, tapi kau merasakannya. Dia akan mengetahuinya. Jangan khawatirkan apa pun yang tak terjadi. Jika kau tak bisa melindungi yang berharga, maka ada cara lain.” Kata Tuan Joo
“Apa cara lainnya?”tanya Gi Bbeum.Tuan Joo meminta  Ma Sung datang ke rumah.
“Dia menyelamatkan putriku. Aku harus menjamunya dengan hidangan spesial.” Ucap Tuan Joo sambil memeluk Gi Bbeum. 


"Star Entertainment"
Jae Min datang dengan membawa berkas, Ki Joon bertanya apakah itu semua yang diminta. Jae Min menganguk tapi wajahnya khawatir seperti tak yakin kalau Ki Joon akan melakukanya.  Ki Joon yakin karena kaan menuntut yang menjadi miliknya lalu pergi keluar gedung.
Ha Im baru saja selesai take dan melihat ponselnya, lalu membaca pesan dari Ki Joon "Bulu Palsu, tunggulah. Aku mencintaimu." . Wajahnya pun sumringah bertanya apa yang direncanakan oleh pangerannya. Min Chul sudah ada dibelakang Ha Im bertanya siapa Pangerannya Ha Im.
“Kau membuatku terkejut... Jangan ikut campur.” Ucap Ha Im.
“Ha–im, aku sudah tahu sejak Oddball.” Kata Min Chul. Ha Im yakin kalau Min Chul tak tahu
“Apa Kau sudah membuat keputusan?” tanya Ha Im sinis tapi berhati mulia.
“Siapa yang akan mengurusmu jika bukan aku? Aku akan ikut denganmu.” Ucap Min Chul. Ha Im pun tersenyum bahagia. 


Nyonya Gong duduk di dalam ruangan denga wajah sinisnya, melihat anaknya yang datang ingin tahu apa yang diinginkanya. Ki Joon mengaku marah karena ibunya tak memberitahu kalau Ma Sung sakit. Nyonya Gong pikir tak penting.
“Ya... Itu Lebih penting dari hal lain di dunia. Dia adalah ayahku, temanku, dan hatiku. Jika dia sakit, aku juga sakit. Jika dia mati...” ucap Ki Joon yang langsung disela oleh ibunya.
“Apa Kau juga akan mati?” sindir Nyonya Gong. Ki Joon membenarkan.
“Kenapa kau juga tak bilang tentang kecelakaannya? Kenapa kau merahasiakan ini padahal kita adalah keluarga?” ucap Ki Joon marah
“Siapa yang keluarga?” ucap Nyonya Gong Sinis tak ingin menganggap Ma Sung bagian dari keluarganya.
“Ma–seong adalah keluarga. Dia bukan orang asing. Dia adalah ahli warismu.” Ucap Ki Joon.
“Jika Ma–seong adalah ahli warisku, lalu apa dirimu?” ejek Nyonya Gong. Ki Joon dengan bangga kalau dirinya Seorang bintang Hallyu.
“Apa Kau tak lihat bahwa semua ini adalah untukmu? Jadi Dengarkan baik–baik... Kau adalah...” ucap Nyonya Gong lalu menahan ibunya sebelum bicara.
“Kau urus ini dulu untukku.” Kata Ki Joon memberikan berkas yang dibawanya. Nyonya Gong binggung isinya Permohonan pembagian properti dan merasa anaknya sudah gila.
“Aku malu dan dipermalukan. Jadi Aku tak bisa hidup seperti ini lagi. Aku urutan kedua untuk mengambil alih Sunwoo Group. Jadi Berikan aku bagianku. Apa Mungkin sekitar 1 triliun won?” kata Ki Joon dengan sikap sombong tak ingin diatur lagi oleh ibunya.
“Aku juga ingin kau memberiku kompensasi karena harus hidup sebagai putramu. Jadi Barulah aku akan bicara denganmu. Selain itu aku mengencani seseorang. Kalau kau membayar aku maka akan  kukenalkan dia kepadamu.” Ucap Ki Joon lalu keluar ruangan. Nyonya Gong hanya bisa teriak marah pada tingkah anaknya. 



Gi Bbeum dan Nan Joo membaca berita "Bekas Agen Min akan Ditangkap atas Dakwaan Narkoba"  Nan Joo yakin aklau Surat perintah penangkapan Tuan Kim akan segera dikirimkan jadi Semua sudah berakhir untuk Gi Bbeum tentang tuduhan sebagai pembunuh.
“Kau mau ke mana?” tanya Nan Joo melihat Gi Bbeum malah mengambil tasnya.
“Aku harus menemuinya sekali lagi sebelum semuanya berakhir. Aku harus keluar.” Kata Gi Bbeum

Anak buah Tuan Kim memberitahu kalau Surat perintah penangkapa akan segera dikirim. Tuan Kim mengeluh kalau itu datang ingin menghiburnya. Anak buahnya mengaku merasa tak yakin apakah ini akan membantu, tapi punya informasi lain tentang Gong Ma Sung.
“Apa? Apa dia punya penyakit serius lainnya?” tanya CEO Kim penasaran.
“Kutukan orang kaya, Bukan hanya itu saja. Kecelakaannya di Hainan. Banyak hal aneh yang terjadi pada hari itu.” Ucap Anak buah CEO Kim.
“Kecelakaan itu? Aku ada di sana saat itu terjadi.” Ucap CEO Kim
“Ada seseorang di balik kecelakaan itu.” Ucap si pria. 

CEO Kim baru saja keluar dari gedung melihat Gi Bbeum akan masuk. I Bbeum pikir kalau mereka harus bertemu sebelum CEO Kim ditangkap. CEO Kim mengejek kalau Gi Bbeum ingin permintaan maaf.
“Tidak, jangan meminta maaf... Kau tak sepadan. Selama tiga tahun terakhir, kau menjebakku atas perbuatanmu dan menghancurkan hidupku. Kau juga membuat keluargaku menderita. Jadi Pastikan kau membayar untuk itu. Lalu lunasi utang dan bunga yang telah kubayar. Setelah itu akan kupikirkan untuk menerima permintaan maafmu dan mengampunimu.” Tegas Gi Bbeum.
“Gi–bbeum. Apa kau bahagia?” tanya CEO Kim. Gi Bbeum mengaku bahagia.
“Butuh waktu lama, tapi kebenaran akhirnya terkuak... Aku amat bahagia sekarang.” Ungkap Gi Bbeum.
“Kebenaran yang terkuak bisa membuat beberapa orang tak bahagia. Jadi Tebak siapa orang yang paling menyedihkan di dunia? Seseorang yang ditelantarkan oleh keluarganya... Itu saja... Jadi Bersikap baiklah kepada Ma Sung.” Pesan CEO Kim seperti merencanakan sesuatu. 


Gi Bbeum berjalan pulang mengingat kembali yang dikatakan Nyonya Gong  “Jantungmu yang berdetak, keberanian itu, apa kau akan mengingat semuanya? Aroma gadis itu, ekspresinya, semuanya,. kau akan melupakan itu semua. Kau pikir kau bisa melindunginya?”
Lalu cerita Ma Sung “Pada hari pemakaman orang tuaku, bibiku berkata kepadaku bahwa kematian orang tuaku adalah kesalahanku. Karena aku dikutuk.” 

CEO Kim menelp Pengacara Hwang, karena butuh bantuan sebelum surat penangkapan dikirim. Pengacara Hwang bertanya apa itu. CEO Kim merasa tak bisa hancur sendirian, karena akan menjatuhkan bom nuklir saat dirinya hancur.
Gi Bbeum menelp Ma Sung menanyakan keberadaanya,  Ma Sung sedang berjalan dilorong mengatakan sedang ada di rumah sakit. Gi Bbeum bertanya apakah Ma Sung memiliki rencana malam ini, Ma Sung menjawab tak ada lalau mengoda Gi Bbeum yang  merindukannya.
“Apa Kau ingin mampir ke rumahku?” ucap Ma Sung dengan senyuman jahilnya.
“Ayahku mengundangmu. Dia ingin berterima kasih kepadamu dengan menyajikan masakan rumah. Mari kita makan malam bersama.” Ucap Gi Bbeum.
“Kau memang merindukanku. Baiklah. Pukul berapa?” tanya Ma Sung. Gi Bbebum menjawab jam enam malam. Ma Sung pun setuju.

Ma Sung tersenyum bahagia, lalu tiba-tiba suara Dokter Yoon masuk  ke dalam otaknya “Kau sedang di Hainan? Apa Kau bisa datang ke pelantikan besok?” lalu ia kebingungan melihat Dokter Yoon sedang menjelaskan sesuatu pada juniornya.
Seperti Ma Sung mengingat kembali saat Dokter Yoon menelp, ketika sedang mengemudikan mobilnya. Dokter Yoon bertanya apakah Ma Sung  sedang di Hainan dan apakah bisa datang ke pelantikan besok.
“Penerbangan pulangku nanti malam... Sampai jumpa di upacara besok.” Ucap Ma Sung
Ma Sung kebingungan apa yang ada dalam ingatanya, seperti baru pertama kali muncul, lalu menatap Dokter Yoon seperti merasakan keanehan.
Bersambung ke episode 14
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Capcay & Dimsum  

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar