PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 23 Oktober 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN


Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Lee Yeol memacu kudanya melewati hutan, dalam pikiran teringat dengan perkataan Hong Shim sebelumnya. Hong Shim tak percaya kalau Won Deuk akan hidup sebagai Won Deuk padahal bukanlah Won Deuk. Lee Yeol mengaku Tak ingin mendapatkan kembali ingatannya. Hong Shim ingin tahu alasanya.
“Karena aku ingin tetap di sisimu.” Ucap Won Deuk. Hong Shim sedang berada dirumah kaget merasakan ada yang datang dan langsung buru-buru bersembunyi.
Lee Yeol melihat rumah yang tak berpenghuni, lalu membuka pintu kamar tak melihat Hong Shim dengan ayahnya. Hong Shim melihat Lee Yeol dari arah belakang bergegas pergi dari rumah. 

Lee Yeol tiba-tiba sudah ada dibelakang Hong Shim  bisa mengucap syukur dan merasa sangat bahagia.  Hong Shim terdiam karena Lee Yeol tahu kalau berusaha untuk kabur. Lee Yeol pikir kalau sudah terlambat. Hong Shim pun dengan sopan inin tahu Ada urusan apa Putra Mahkota datang.
“Kudengar, kau kembali ke istana. Apa Yang Mulia lakukan di sini?” ucap Hong Shim
“Aku merindukanmu... Sepertinya aku tak bisa hidup tanpamu.” Ungkap Lee Yeol
“Lalu,... Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan membawaku dan menjadikanku selirmu?” kata Hong Shim
“Kenapa aku tak bisa? Akulah Putra Mahkota negara ini. “ kata Lee Yeol dengan gaya Pangeran.
“Apa Hal pertama yang kau lakukan sesudah kembali ke istana membuat wanita menjadi selirmu?” sindir Hong Shim sinis
“Apa Kau tak peduli pergi begitu saja? Apa Kau tak peduli berpisah denganku seperti ini?” ucap Lee Yeol
“Ya.. Apa yang sudah kita lakukan? Jika kita tak dalam ikatan cinta, lalu apa yang sudah kita lakukan? Apa Putri Mahkota tahu kau berada di sini? Jadi Kembalilah ke istana.” Kata Hong Shim. Lee Yeol ingin mendekat.
“Jangan mendekat lebih dari ini... Kau tak boleh melangkah Satu langkah pun.” Tegas Hong Shim melihat Lee Yeol akhirnya berhenti.
“Inilah akhirnya hubungan kita.” Ucap Hong Shim lalu bergegas pergi. 


Hong Shim jatuh lemas lalu akhirnya menangis sendirian, tak jauh dari sana Lee Yeol melihat Hong Shim menangis.  Hong Shim tiba-tiba akan kembali mengejar Lee Yeol tapi kakaknya datang menahanya,karena adiknya tak boleh mengejarnya.
“Sepertinya, aku tak bisa merelakannya pergi seperti ini.” Ucap Hong Shim sambil menangis. Moo Yeon melihat adiknya akhirnya hanya bisa memeluk yang sedang menangis.
“Yang Mulia, kau harus kembali ke istana...” Kata Kwon Hyuk mendekati Lee Yeol.
Lee Yeol terdiam melihat Hong Shim yang menangis tapi tak bisa melakukan apapun. Kwon Hyuk memohon agar Lee Yeol segera pulang ke istana. Saat itu Je Yoon datang menemui Lee Yeol. 


Je Yoon menuliskan sesuatu lalu memberikan pada Lee Yeol. Lee Yeol berpikir Je Yoon bertanya karena tak tahu. Je Yoon membenarkan,  Lee Yeon menjawab kalau ini huruf China artinya tumit. Je Yoon mengatakan kalau Bukan itu.
“Ini teka-teki... Kau harus mencari tahu apa maksud surat in dan apa artinya.” Ucap Je Yoon. Lee Yeol menanyakan alasanya.
“Karena kau yang membaw teka-teki ini.”ucap Je Yoon. Lee Yeol hanya bisa terdiam. 

Je Yoon mengantar Lee Yeol keluar dari kantornya. Lee Yeon mengaku  punya permintaan. Je Yoon mempersilahkan Je Yoon agar mengatakanya. Lee Yeol meminta agar Je Yoon menjaga dan melindungi Hong Shim serta selalu membuat aman ke mana pun dia pergi.
“Aku sudah sibuk dengan pekerjaan Gubernurku.” Ejek Je Yoon.
“Haruskah aku memecatmu? Kau memiliki cukup waktu.” Balas Lee Yeol 
“Apa kau mengancamku?” kata Je Yoon. Lee Yeol menegaskan bukan ancaman tapi adalah perintah. Je Yoon pun tak bisa menolak. 

Moo Yeon duduk di hutan sendirian melihat bunga di depanya, seperti mengingat sesuatu. Tuan Yeon melihat Moo Yeon berkomentar kalau Masih ada spora yang belum terbang jauh lalu bertanya apa yang sedang dipikirkan sampai berjongkok begitu lamanya.
“Bahkan punggungmu penuh dengan kekhawatiran... Ahh.. Tidak. Kau tampak seperti pria yang baik... Aku merasa tenang.” Ucap Tuan Yeon.
“Terima kasih sudah membesarkan adikku dengan baik.” Kata Moo Yeon menatap Tuan Yeon yang sudah dianggap ayah oleh Hong Shim.
“Tidak, tak usah begitu. Aku tak membesarkannya. Dia tumbuh sendiri dengan baik. Hong Shim itu baik, perhatian, dan berani. Dia bisa mengatasi apapun.” Ungkap Tuan Yeon rendah hati.
“Tapi dia pasti terkejut dengan apa yang terjadi kali ini Namun jangan khawatir. Dia kuat dan teguh, jadi dia akan bisa mengatasi ini.” Kata Tuan Yeon. Saat itu Moo Yeon menatap Tuan Yeon dengan wajah serius.
“Ada sesuata yang ingin kukatakan padamu.” Kata Moo Yeon. 


Di istana
Lee Yeol berlutut di kamar ayahnya, Raja Lee memarahi Lee Yeol karena pergi ke luar istana sendirian di malam hari, lalu bertanya kemana pergi anaknya itu dan Siapa yang ditemuinya. Lee Yeol hanya bisa meminta maaf.
“Aku membatalkan pengukuhan Pangeran Seowon. Aku kehilangan martabatku sebagai Raja, tapi aku mengembalikanmu ke posisi itu. Apa kau lupa betapa seriusnya posisimu? Menaruh semua ketulusanmu tidaklah cukup, bagaimana bisa kau mengecewakan ayahmu seperti ini? Dasar Kau sangat tak tahu terimakasih.” Kata Raja Lee sangat marah .
“Apa kau tak bahagia tentang kepulanganku?” ucap Lee Yeol. Raja tak percaya anaknya bisa berkata seperti itu.
“Yang Mulia... Semuanya salahku. Jadi Hukumlah aku karena tak mengurus dengan baik Yang Mulia.” Ucap Tuan Kim membela menantunya.
“Kembalilah ke kamarmu, renungkanlah.” Kata Raja Lee menyuruh anaknya pergi. 


Lee Yeol meminta maaf  karena membuat Tuan Kim itu  terlibat dalam hal ini.Tuan Kim pikir Lee Yeol tak perlu berkata seperti itu tapi menurutnya  sangat berbahaya melangkah keluar dari istana tanpa pengawalmu jadi meminta agar memberitahu kalau Lee Yeol merasa pengap.
“Aku akan pergi ke mana pun kapan saja denganmu.” Kata Tuan Kim
“Kenapa kau tak bertanya ke mana aku pergi?” tanya Lee Yeol heran
“ Dengan Melihatmu selamat, sudah cukup bagiku. Tapi jika hal seperti ini terjadi lagi, Aku takkan membahayakanmu ataupun Putri Mahkota. Prioritas utamaku adalah keselamatanmu.” Kata Tuan Kim. 


Saat itu Mentri anak buah Tuan Kim memberikan hukuman cambuk, mengatakan kalau pria itu yang menghancurkan semuanya. Kasim dan pelayan hanya bisa tertunduk diam.  Menteri meminta agar mereka melihat Apa yang terjadi jika tak dapat melayani Yang Mulia dengan benar.
Sementara Lee Yeol di kamar menatap surat yang dibawanya dan melihat kalau itu karakter Cina untuk tumit.
Flash Back
“Kau meninggalkanku surat rahasia ini sebelum berangkat ritual hujan. Hanya kau yang tahu kenapa ada surat rahasia ini dan apa arti karakter Cinanya.” Ucap Je Yoon
“Hanya kau yang tahu orang yang mencoba membunuhmu. Jadi Pecahkan teka-teki ini dan Temukan kembali ingatanmu. Dengan begitu, kau bisa mengetahui musuhmu.”tegas Je Yoon. 


Hong Shim bersama dengan Myuk masuk ke dalam hutan, lalu tiba-tiba berhenti. Tuan Yeon melihatnya berpikir Hong Shim lelah dan akan membawakan barangnya sambil mengeluh tadi bersikeras membawa barang yang begitu berat.
“Apa Kau yakin kakakku sedang menunggu di pelabuhan?” tanya  Hong Shim. Myun membenarkan.
“Dia seharusnya pergi bersama kita. Kenapa dia pergi duluan tanpa memberitahuku?” kata Hong Shim merasa ada yang aneh.  Myuk mengatakan tak bertanya alasannya.
“Ayah, kau tahu sesuatu, kan?” tanya Hong Shim. Tuan Yeon dengan gugup mengaku tak tahu apa apa.
“Aku belum melihatnya sejak semalam.”akui Tuan Yeon. Hong Shim meminta agar Tuan Yeon mengatakan yang sebenarnya.
“Atau aku takkan bergerak satu langkah pun.” Tegas Hong Shim duduk mengancam.
“Ayolah, ini bukan apa-apa... Dia bilang akan berhenti sebentar. Dia takkan lama dan menyuruh duluan dan menunggunya.” Jelas Tuan Yeon.
“Dimana dia? Kemana dia?” tanya Hong Shim. Tuan Yeon tak menjawab.
“Jadi kau Takkan memberitahuku, kan? Baiklah. Kita bisa ketinggalan perahu kalau begitu.” Kata Hong Shim kembali mengancam.
“Dia pergi ke Hanyang sebentar.” Ucap Tuan Yeon. Hong Shim kaget mendengarnya. 


Soo Ji memarahi pengawalnya karena  Matahari terbit tapi tak membangunkanku, padahal seharusnya memberitahu bahwa harus bangun pagi untuk menyambut utusan. Ia mengumpat kalau akan membunuhnya kalau kembali nanti, lalu tak sengaja bertabrak dengan orang yang ada didepanya.
“Apa kau akan ke istana?” tanya Moo Yeon datang. Soo Ji menatapkaget melihat Moo Yeon akhirnya kembali. 

Raja bertanya Apa persiapan perjamuan untuk utusan berjalan seperti yang direncanakan. Mentri menjawab kalau Raja tak usah dikhawatirkan, karena Ketika Utusan Istimewa Wang datang dua tahun lalu, sangat menyukai Putra Mahkota.
“Kudengar dia sangat senang dengan hadiah yang diberikan Putra Mahkota kepadanya. Aku ingin menyiapkan hal yang sama. Hadiah apa itu, Yang Mulia? “ ucap Tuan Jung. Lee Yeol hanya bisa terdiam karena tak ingat.
“Itu pasti kipas dan puisi.” Kata mentri menebak, Tuan Jung memastikan kalau hadiah itu “ohjukseon”  tapi yang lain berpikir Itu “habjukseon.”
“Yang Mulia. Apa kau tak ingat hadiah apa itu?” tanya Tuan Jung seperti ingin menguji.
“Jika dia menyukaiku, kenapa begitu penting dengan hadiahnya? Itu pasti karena kita membuat semacam koneksi.” Kata Lee Yeol bisa menyangkalnya.
“Yang Mulia. Aku yakin Wakil Perdana Menteri Kim seharusnya tak menghadiri penyambutan.” Kata Mentri yang berpihak pada Ratu.
“ Ada argumen di perjamuan sebelumnya. Utusan Istimewa Wang takkan senang menjumpainya. Itu akan membahayakan Putra Mahkota, kan?” kata Tuan Jung
“Jika ada kesalahpahaman, harusnya dibicarakan. Bahkan seorang temanpun akan mencoba untuk berdamai ketika mereka bertengkar. Dengan diplomasi dua negara yang dipertaruhkan, penghindaran takkan berhasil.” Ucap Lee Yeol
“Bagaimana pendapatmu, Wakil Perdana Menteri? Setidaknya kali ini, aku tak melihat bagaimana kau bisa membantu Putra Mahkota.” Komentar Raja pada Tuan Kim.
“Jika aku tak bisa membantu.. Putra Mahkota, aku takkan menghadiri upacara.” Kata Tuan Kim. 



Lee Yeol bertemu dengan Tuan Kim dan menteri mengaku tak ingat wajah Utusan Istimewa Wang atau apapun yang terjadi ketika mereka terakhir berkunjung. Mentri memperlihatkan lembaran diatas meja kalau itu adalah puisi yang  mereka berdua tukarkan dua tahun lalu.
“Kalian berdua menulis sebuah puisi menggunakan hanya dua karakter. Apa Kau ingat puisi mana yang kau tulis?” ucap Mentri. Lee Yeol terdiam menatap dua puisi yang berjejer. 

Tuan Jung ada dikamar Ratu Park yakin Lee Yeol jelas tak ingat apa yang terjadi dua tahun lalu padahal dulu mengingat detail lebih akurat dan teliti daripada catatan resmi. Mentri menceritakan  bertanya kepada department kesehatan.
“Ada sesuatu yang disebut amnesia.” Kata Mentri.  Ratu senang mendengar Lee Yeol itu kehilangan ingatannya.
“Apa Pangeran Mahkota yang bodoh akan menemui utusan tanpa Wakil Perdana Menteri? Akan sangat menarik... Namun, itu tak cukup. Aku harus menyiapkan hadiah kejutan.” Ucap Ratu
“Apa hadiah kejutan itu?” tanya Mentri yang berkhianat pada Ratu Park.
“Jika aku memberitahumu, maka Kau takkan terkejut. Aku akan menjaga rahasia itu.” Ucap Ratu penuh dengan wajah rahasia. 


Lee Yeol mengaku tak ingat. Mentri sambil menghela nafas kalau Lee Yeol menulis pada puisi kedua. Mentri mengatakan akan mengurus laporan rinci tentang disposisi Utusan Istimewa Wang, pengalaman, dan yang mereka bahas terakhir kali.
“Kau harus membaca terlebih dahulu.” Ucap Tuan Kim. 
“Bagaimana jika aku membuat kesalahan di jamuan? Apa yang akan terjadi?” tanya Lee Yeol
“Seharusnya, tak ada hal semacam itu” ucap Tuan Kim. Lee Yeol menatap Tuan Kim. 


Lee Yeol melihat Soo Hye dari kejauhan yang sedang hamil, teringat kembali dengan percakapanya bersama dengan Tuan Kim. Keduanya saling menatap. Soo Hye berjalan mendekat dengan senyuman.
Flash Back
“Kau tak harus berusaha mempertahankan gelar hanya demi dirimu sendiri. Segera sesudah kau digulingkan dan diusir dari istana, maka anakmu takkan diizinkan untuk hidup. Itu akan menjadi ancaman terbesar bagi tahta.” 

Soo Hye mengaku senang mereka bertemu dan mengajak untuk berjalan dengannya. Lee Yeol mengatakan harus menemui Biro Musik untuk mempersiapkan perjamuan. Soo Hye memohon kalau Hanya sebentar saja.

Soo Ji menunjuk arah kamar Putri Mahkota lurus ke depan. Moo Yeon sudah mengunakan pakaian sebagai pengawal menganguk mengerti. Soo JI mengatakan harus buru-buru mempersiapkan perjamuan dan mengeluh Moo Yeon datang disaat yang  tak tepat.
“Kita bisa pergi bersama... Aku terlalu sibuk.” Ucap Soo Ji. Moo Yeon mengerti, lalu Soo Ji pun pamit pergi. 


Lee Yeol akhirnya berjalan bersama dengan Soo Hye, Soo Hye menceritakan Bayi itu sudah menendang sejak pagi ini dan yakin kalau anaknya akan menjadi anak yang sangat kuat Sama seperti Lee Yeol ketika masih kecil.
“Apa Kau tahu masa kecilku?” ucap Lee Yeol kaget.
“Semua orang mendengar rumor tentangmu. Kau tak pernah membaca bukumu dan bermain tentara di luar sebagai gantinya.” Cerita Soo Hye.
“Apa Aku bermain tentara?” kata Lee Yeol tak mengingat kenangan masa kecilnya. Soo Hye membenarkan.
“Katakan padaku semuanya yang kau ingat.” Ucap Lee Yeol. Soo Hye pikir akan memberitahu tentang masa kecilny lain waktu.
“Aku harus membiarkanmu pergi sekarang. Katanya, kau sibuk.” Kata Soo Hye dengan senyuman.
Saat itu Moo Yeon dari kejauhan melihat keduanya yang terlihat serasi. Soo Hye sempat menatap Moo Yeon dan kaget. Lee Yeol melihat arah mata Soo Hye lalu akan mengejar Moo Yeon yang berbalik arah. Soo Hye buru-buru menahanya.
“Aku berjalan terlalu lama dan tiba-tiba merasa pusing.” Ucap Soo Hye mencari alasan.
Moo Yeon bersembunyi dan melihat dari kejauhan, Lee Yeol sedang memapah Soo Hye yang sedang hamil besar. 


Hong Shim dan Tuan Yeon sudah ada didepan pintu gerbang memberikan lembaran tanda pengenal yang diberikan Je Yoon. Pengawal ingin tahu alasan datang di Hanyang. Hong Shim mengaku Untuk bertemu seorang kerabat lama yang sakit dan mungkin akan segera meninggal. Tuan Yeon membenarkan.
“Kau sudah menikah. Kenapa registrimu masih kosong?” ucap pengawal curiga.
“Aku baru saja menikah dan belum mendaftarkannya.” Kata Hong Shim
“Seorang wanita yang baru menikah datang ke Hanyang dengan ayahnya, bukan suaminya? Lalu bawaan itu kelihatannya terlalu besar. Ayo kita lihat isinya.” Kata Pengawal curiga.
“Tidak ada apa-apa didalamnya.” Ucap Tuan Yeon. Pengawal meminta agar menunjukkan apa yang ada di dalamnya.

Saat itu Je Yoon datang mengaku semua adalah barang bawaanya, pengawal terlihat binggung. Je Yoon memperlihatkan tanda pengenalnya kalau ia adalah Gubernur Songjoo dan Mereka membawa barang-barangnya. Pengawal hanya bisa tertunduk diam.
“Registensinya belum diperbarui karena. Yah, karena aku agak sibuk. Dan Kau sangat teliti ketika datang untuk memeriksa... Aku sangat menyukaimu. Jadi Siapa namamu? Aku ingin mengingat namamu.” Ucap Je Yoon berusaha menyelamatkan Hong Shim. 

Keduanya akhirnya berhasil masuk Hanyang, Tuan Yeon pikir Jika bukan karena Je Yoon mereka akan berada dalam masalah dan Je Yoon datang tepat ketika mereka sangat membutuhkanmu. Je Yoon mengaku juga kagum pada dirinya.
“Aku punya urusan di Hanyang juga.” Kata Je Yoon. Hong Shim mengucapkan Terima kasih.
“Aku terus berhutang padamu seperti ini.” Akui Hong Shim tak enak hati.
“Apa yang membawamu ke Hanyang?” tanya Je Yoon. Hong Shim mengaku datang karena urusan juga.
“Apapun itu, kupikir aku akan bisa membantu.” Kata Je Yoon
“Terima kasih, tapi aku sudah terlampau banyak akan hutang budi padamu.” Kata Hong Shim menolak.
“Bagaimana jika aku yang akan membiarkanmu berhutang padaku kali ini?” kata Je Yoon. 

Tuan Park mengeluh karena Tuan Park bangswan yang ingin menemuiknya pagi-pagi begini dan sangat sibuk karena tak ada Gubernur. Tuan Park meminta agar orang desa membawakan 100 potong kayu bakar untuknya. Tuan Park kaget mendengar permintaan bangsawan.
“Pertengahan musim panas hampir tiba, kenapa kau sangat membutuhkan itu?” ucap Tuan Park
“Dasar Kurang ajar! Beraninya kau melawan perkataanku! Apa kau lupa bahwa aku melayan Wakil Perdana Menteri Kim, ayah mertua Mahkota? Pertimbangkan perintahku sebagai dari Wakil Perdana Menteri, dan temannya!” tegas Tuan Park bangsawan. Tuan Park pun tak bisa berkata-kata. 

Temen Hong Shim duduk di rumah Hong Shim merasa menyesal karena kalau tahu mereka akan pergi maka akan bersikap lebih baik. Kkeut Nyeo juga merasakan hal yang sama
“Kau tahu alasannya mereka pergi. Mereka meninggalkan lubang di hatimu juga.” Ucap Teman Hong Shim sedih
“Kkeut Nyeo, kita harus pulang. Tuan Park akan marah jika kita tinggal di sini.” Kata Goo Dul
“Aku tak bisa tinggal di sini.” Kata Kkeut Nyeo, Goo Dul setuju karena itu  pemikiran yang bagus.
“Kupikir aku harus pergi ke Hanyang.” Kata Kkeut Nyeo. Goo Dul setuju lalu tersadar dengan ucapanya kalau menyetujui untuk pergi ke Hanyang.
“Won Deuk takkan pernah melakukan hal seperti itu. Bahkan jika dia melakukannya, Hong Shim tak bersalah.” Ucap Kkeut Nyeo. Goo Dul tahu tapi saat ingin bicara Kkeut Nyeo lebih dulu bicara.
“Won Deuk mengalami amnesia. Hong Shim tak mengenalnya ketika dia menikah dengannya. Siapa yang peduli jika Won Deuk adalah penjahat? Tidaklah tepat untuk melindungi Hong Shim juga. Aku akan pergi dan berbicara atas mewakilinya.” Kata Kkeut Nyeo
“Apa Kau tak mendengar Tuan Park?  Membicarakan Hong Shim atau Won Deuk bisa membuatmu mendapat masalah. Mereka akan bilang kita kaki tangan, satu komplotan, dan membunuh kita. Memang Tak apa-apa untuk mengambil sampah, tapi kau harus tahu kapan dan di mana tepatnya.” Kata Goo Dul
“Kau tak punya hati nurani, Apa kau tahu itu? Apa Kau tak merasa kasihan untuk Won Deuk, Hong Shim, dan ayahnya? Bukannya Hong Shim yang ingin menikahi Won Deuk. Lalu Siapa yang memaksa mereka ke dalam pernikahan itu? Itu Putra Mahkota! Lalu siapa yang harus disalahkan? Ini salahnya karena mengeluarkan perintah seperti itu.” Kata Kkeut Nyeo marah
“Kkeut Nyeo, berkat dia, kita bisa menikah. Kita menikah!” ucap Goo Dul menahan Kkeut Nyeo sebelum pergi.
“Tenanglah.” Ucap Teman Hong Shim melihat keduanya aduk mulut
“Tidak bisa tenang! Ayo ikut aku ke Hanyang atau ceraikan aku di sini.” Kata Kkeut Nyeo. Goo Dul kaget.
“Apa kau bilang bahwa Hong Shim dan Won Deuk lebih penting bagimu?” ucap Goo Dul makin marah
“Hentikan” ucap Teman Hong Shim, keduanya yang marah menegaskan tak akan berhenti begitu saja.
“Jangan khawatir. Aku takkan mengatakan ini, tapi Won Deuk,... Won Deuk adalah Putra Mahkota.” Ucap Teman Hong Shim. Keduanya merasa kalau itu hanya omong kosong.
“Aku mendengar orang-orang berbicara. Won Deuk dibawa karena dia adalah Putra Mahkota. Hong Shim dan Tuan Yeon. harus bersembunyi karena itu. Itu seharusnya menjadi rahasia!” bisik Teman Hong Shim.
Saat itu Tuan Park mendengar dari depan pagar, berpikir kalau bercanda yaitu Won Deuk adalah Putra Mahkota dan mengigat sebelumnya kalau melemparkan batu dan bahkan memukulnya beberapa kali dan langsung jatuh pingsan. 


Kasim memberitahu kalau mereka menerima pemberitahuan bahwa para Utusan akan segera sampai di Hanyang. Tuan Kim menyarankan Jika Lee Yeol  terjebak dengan cara apa pun lebih baik berhenti dan memberitahu kalau  Menteri Peperangan juga ada sana dan sudah menempatkan mereka yang berbakat dalam puisi.
“Mereka diam-diam akan membantumu. “ kata Tuan Kim
“Tapi Yang terbaik adalah untuk tak membutuhkan bantuan mereka.” Kata Lee Yeol. 

Akhirnya Tuan Wang datang dengan seseorang yang disampingnya. Lee Yeol pun menyambutnya. Tuan Wang berkomentar kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya bahkan tak bisa percaya itu kalau menghadapi Putra Mahkota yang pernah dinyatakan meninggal.
“Aku menyiapkan pil penenang untuk berjaga-jaga barangkali kau akan terkejut.” Ucap Lee Yeol santai
“Kau mungkin harus menyimpannya sendiri. Ada sesuatu yang kudengar dalam perjalanan ke sini. Ada yang bilang bahwa kau bukanlah Putera Mahkota asli. Jadi selama perjamuan ini, aka aku akan menguji kemampuanmu dan memutuskan apa kau cukup memenuhi syarat untuk menjadi Putra Mahkota.” Ucap Tuan Wang sinis.
“Aku tak sabar menantikannya. Jadi Seberapa susah dan sulitnya kuismu?” kata Lee Yeol menantang.
“Kau takkan kecewa.” Kata Tuan Wang, Lee Yeol pikir Perjamuan sudah siap jadi mereka bisa memulai.
“Siapa ini?” tanya Lee Yeol. Tuan Wang memberitahu kalau anaknya
 “Jinlin... Dia tertarik dengan budaya Joseon, dia datang untuk memperluas pengetahuannya.” Jelas Tuan Wang
“Aku memiliki Departemen Kebudayaan dan Pendidikan untuk menyiapkan tur untuknya.” Kata Lee Yeo. Jinlin dengan bahasa korea yang fasih mengucapkan Terima kasih.
“Ingatlah untuk tak terlalu bersemangat.” Pesan Tuan Wang. Jinlin menganguk mengerti. 



Je Yoon masuk ke sebuah rumah dan membawa Hong Shim dengan ayahnya menaruh semua barang di teras. Hong Shim melihat rumah yang cukup besar tapi seperti sudah lama tak ditinggali. Je Yoon pikir Daripada sebuah bar yang ramai, lebih baik di rumahnya jauh lebih baik.
“Coba Lihatlah betapa mewah dan bersihnya rumah ini. Ini sangat bagus. Apa kau tinggal di sini sendirian? Dimana orangtuamu?” tanya Tuan Yeon
“Mereka meninggal.” Kata Je Yoon. Hong Shim dan Tuan Yeon sedih mendengarnya, menurutnya pasti sangat sulit.
“Kami hanya akan tinggal di sini sampai aku menemukan kakak-ku. Kau memberiku bantuan.  “ ungkap Hong Shim.
“Manusia dan rumah harus merasakan sentuhan manusia agar tetap kuat. Mereka yang pernah bersinar bisa kehilangan cahaya mereka. “ kata Je Yoon
“Kami akan menyikat dan membersihkan tempat ini siang dan malam untuk membuatnya tetap berkilauan.” Ucap Hong Shim. Je Yoon menegaskan bukan itu maksudnya.
“Inilah caraku membalasmu. Dengan Memaksa diri untuk menjadi ceria hanya akan membuatmu tertekan. Itu selalu merupakan pilihan untuk meluangkan waktumu dengan hal-hal.” Jelas Je Yoon.


Hong Shim akhirnya berada dalam rumah melihat Tuan Yeon yang kelelahan tertidur di atas barang lalu memberikan bantal  agar berbaring dengan nyaman dan tidur. Tuan Yeon seperti kelelahan tertidur dengan nyenyak. Hong Shim membuka bawaan dan sebuah kantung.
Flash Back
Hong Shim  bertanya pada Myuk Kenapa kakaknya pergi ke Hanyang, Myuk mengaku tak tahu. Hong Shim tahu kalau keduanya bekerja bersamada  mendengar kakaknya juga membersihkan kekacauan kelas atas. Ia ingin tahu apakah Moo Yeon itu membunuh orang juga.
“Kenapa kau berpikir begitu?” tanya Myuk kaget dan ingin mengelak. Hong Shim memperlihatkan bongkahan emas ditasnya.
“Kami beruntung bisa melayani orang kaya.” Kata Myuk.
“Kau berbohong. Tak ada yang membayar sebanyak ini untuk pekerjaan kecuali mereka busuk, memalukan, atau berbahaya.” Ucap Hong Shim marah
“Apa yang akan kau lakukan jika itu benar? Apa kau akan meninggalkan kakak-mu?” tanya Myuk ragu.
“Tidak, aku harus menemukannya nanti dan menghentikannya melakukan pekerjaan ini. Katakan padanya ini jika mendengar kabar darinya. Bahwa aku akan menunggu dan takkan pergi kemanapun sampai  melihat kakak-ku.” Tegas Hong Shim. 


Hong Shim keluar dari rumah bertemu dengan Je Yoon. Je Yoon tahu kalau  Hong Shim pasti lelah dari perjalanan panjangnya tapi tak beristirahat. Hong Shim merasa tak bisa tinggal di rumah dan ingin mencari pekerjaan. Je Yoon mengajak pergi bersama.
“Bukankah katamu, kau disini untuk suatu urusan?” kata Hong Shim heran
“Aku jauh dari rumahku untuk waktu yang lama, jadi tak ada bahan makanan. Ayo kita berbelanja.” Ucap Je Yoon seperti hanya mencari alasan. 

Soo Ji berjalan bersama dengan Jinlin berkomentar seharusnya mengunjungi Biro Dekrit Kerajaan dan Seonggyungwan dan akan dimarahi jika pejabat yang lebih tinggi mengetahui mereka berada di pasar seperti ini dan ingin tahu Apa akan baik-baik saja dengan itu. Jin Lin hanya tersenyum
“Ah.... Tentu saja, Kupikir pasar adalah yang terbaik untuk belajar tentang budaya suatu negara.” Kata Soo Ji yakin
“Aku tak di sini untuk memperluas perspektifku. Aku ingin pergi dari ayahku setidaknya untuk beberapa waktu. Dia sangat ketat sehingga membuatku merasa tercekik.” Ungkap Jin Lin.
“Aku memahamimu, Ayahku juga sangat ketat. Rasanya begitu mencekik setiap kali bersamanya.” Kata Soo Ji
“Aku sangat senang bisa bertemu seseorang yang memiliki banyak kesamaan denganku.” Kata Jin Lin
“Apa kau sangat menyukaiku?” goda Soo Ji, Jin Lin mebenarkan dan berpikir harus membantunya sedikit.
“Katakan saja. Aku bisa melakukan apa saja untukmu.” Ucap Soo Ji penuh semangat.
“Sebenarnya, aku ingin membeli hadiah untuk kekasihku. Aku ingin merahasiakannya dari orang lain, jadi aku ingin pergi sendirian denganmu.” Kata Jin Lin 
“Bagaimana dengan penjaga?” tanya Soo Ji binggung.
“Tolong bantu keluar dari jangkauan mereka. Aku akan menunggumu di toko sana.” Ucap Jin Lin menunjuk. Soo Ji setuju.
“Aku cukup berbakat dalam hal itu.” Kata Soo Ji lalu berpura-pura perutnya terasa sakit.
Para penjaga pun melihat keadaan Soo Ji, dan lenga h dengan keberadan Jin Lin. Akhirnya Jin Lin pun berhasil kabur,  Soo Ji melihat Jin Lin sudah kabur mengaku Sekarang sudah lebih baik dan berpikirk kalau hanya terlalu gugup.
“Tunggu, dia tak ada di sini... Kemana dia?” ucap Soo Ji berpura-pura panik dan menyuruh pengaja agar mencari Jin Lin yang kabur. 


Soo Ji melihat Jin Lin sebagai anak pria memanggil Tuan Muda memberikathu sudah mengusir para penjaga dengan datang ke toko tempat mereka bertemu.  Saat itu malah pemilik toko keluar bertanya siapa Soo Ji yang berani melonggo ke dalam.
“Apa Tuan Muda datang ke toko ini beberapa saat yang lalu?” tanya Soo Ji
“Apa? Siapa pun itu, tak ada yang datang ke sini.” Ucap si paman. Soo Ji  melonggo karena Jin Lin benar-benar hilang. 

Je Yoon berjalan di pasar memberitahu kalau mengenal orang-orang yang mengelola toko buku dan toko lain di Hanyang dan akan memperkenalkan Hong Shim kepada mereka jika membutuhkannya. Hong Shim mengaku  tak tahu Je Yoon itu memiliki koneksi yang baik.
“Aku cukup beruntung dengan orang-orang berkat kepribadian dan kompetensiku. Aku memberitahumu ini untuk mengatakan, aku dapat membantumu menemukan saudaramu.” Kata Je Yoon.
“Tolong jangan pedulikan itu.” Ucap Hong Shim. Je Yoon pikir Hong Shim pergi ke Hanyang untuk kakaknya.
“Tapi kenapa tak melakukan apa-apa? Kau mungkin dapat menemukannya segera jika kau memposting sketsa.” Saran Je Yoon.
“Bukannya aku tak tahu bagaimana melakukannya. Aku ingin sekali mencarinya, tapi aku tetap diam karena punya alasan untuk itu.” Jelas Hong Shim
“Aku minta maaf. Aku hanya mengatakannya dari perasaan yang terburu-buru.” Ungkap Je Yoon. Hong Shim tak masalah.
“Aku sadar niatmu untuk membantuku. Tapi tolong jangan pedulikan urusanku. Jelas Hong Shim
“Kenapa? Apa tak Bisa aku mempedulikan urusanmu?” ucap Je Yoon, saat itu Soo Ji datang melihat Je Yoon dengan wajah panik.


Soo Ji ingin tahu alasan Je Yoon ada di Hanyang. Je Yoon ingin menjelaskan tapi Soo Ji menyela menurutnya tak penting dan menarik Je Yoon lebih jauh karena butuh bantuanya, kalau Anak utusan hilang dan Putra Mahkota harus mengadakan perjamuan dengan Utusan Istimewa.
“Jika mereka tahu tentang ini, maka aku akan mendapat masalah.  Yang Dikatakan, para utusan sedang menguji Putra Mahkota untuk memverifikasi dia.” Cerita Soo Ji. Hong Shim mencoba menajamkan telinganya.
“Mereka tak percaya jika dia terdengar sesudah melalui insiden itu. Mereka sudah mulai mengawasi dan takkan membiarkannya jika tahu tentang ini. Tolong bantu aku menemukan Tuan Muda. Aku tak dapat membiarkan masalah besar seperti ini.” Kata Soo Ji panik

“Kau Cepat ke ruang perjamuan dan biarkan Putra Mahkota tahu. Aku akan mencari Tuan Muda.” Ucap Je Yoon.
“Kita bisa menemukannya, kan?” ucap Soo Ji tak yakin. Je Yoon meminta Soo Ji agar memberitahu seperti apa anak dari Utusan.
“Dia kira-kira setinggi ini dan memiliki wajah cantik seperti perempuan. Dia mengenakan pakaian biru. Dia menghilang di dekat toko senyawa.” Kata Soo Ji akhirnya tak bisa menahan tangis.
Je Yoon panik meminta agar Soo Ji Berhentilah menangis dan lebih biak cepat pergi saja.  Soo Ji mengandalkan Je Yoon akan segara kembali ke istana.

Je Yoon pamit pergi pada Hong Shim karena ada urusan jadi bisa kembali pulang sendiri.  Hong Shim bisa pulang sendiri. Je Yoon meminta maaf karena ada sesuatu yang mendesak muncul. Hong Shim memanggil Je yoon, meminta izin agar pergi bersama dan ingin membantu.
Bersambung ke Part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Dreaming



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 




1 komentar:

  1. Sedih...kalo ingat drama ini tinggal beberapa episode lagi...😢# semangat terus unnie💕💕💕💕

    BalasHapus