PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 23 Oktober 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 13 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Lee Yeol sudah duduk bersama Tuan Wang dan para Mentri lalu bertanya  Apa memiliki tema khusus. Tuan Wang mengatakan kalau Tema hari ini adalah "Masa lampau" Tapi menurutnya takkan menjadikannya sebuah kompetisi.
“Aku hanya membutuhkanmu untuk menulis puisi yang kau ucapkan untukku dua tahun lalu.” Ucap Tuan Wang
“Kau pasti salah. Dia tak pernah membacakan puisi dalam acara dua tahun lalu.” Kata Mentri membela.
“Itu tak resmi, aku yakin tak ada catatan tentang itu. Apa Kau tak mengingatnya?” sindir Tuan Wang
“Tidak, aku mengingatnya. Namun aku berharap kau dan aku menulis puisi pada saat bersamaan. Karena tak ada dalam catatan dan tak ada seorang pun di sini yang tahu tentang puisi itu, mungkin kau menolak puisi apa pun yang kutulis.” Kata Lee Yeol.
“Kenapa kau pikir aku akan melakukan hal seperti itu?” ucap Tuan Wang
“Jadi, kenapa kita tak menulisnya pada saat yang bersamaan? Jadi Dapatkah kita memulai? Pegang kuasnya.” Ucap Lee Yeol
Saat itu Soo Ji datang dengan wajah panik,  Lee Yeol dengan nada sinsi akalu Bukan saat yang tepat untuk masuk sekarang. Soo Ji menegaskan kalau mendesak yaitu Tuan Muda hilang. Semua langsung kaget mendengarnya. 


Hong Shim dan Je Yoon mencari dipasar, Je Yoon pikir Jin Lin tak pernah bermaksud pergi ke toko senyawa dengan Melihat kalau Jin Lin meminta untuk menyingkir para penjaga,memang pasti ingin lari dari awal.
“Kita harus memikirkan tentang kasus penculikan juga. Inilah waktu yang tepat untuk menempatkan Putra Mahkota dalam krisis.” Pikir Hong Shim. Je Yoon melihat pedagang didepan mereka. 
“Apa kau tak melihat keributan di sini sekitar 15 menit yang lalu?” tanya Je Yon.
“Apa Mungkin, seseorang diseret oleh orang-orang? Sekelompok preman mengambil seorang wanita.” Kata Pedagang
“Tapi Bukan wanita yang kita cari.” Ucap Je Yoon. Hong Shim menatap ke arah pedang pakaian hanbook.
“Tidak, itu bisa saja wanita.” Kata Hong Shim yakin. 

Mentri berkumpul kalau mereka harus memobilisasi semua penjaga di istana. Tuan Wang merasa tak bisa melakukan itu karena menurutnya Lee Yeol harus menemukannya sendiri. Mentri merasa kalau Tuan Wang yang berniat menyudutkan Lee Yeol.
“Tidak ada yang lebih penting daripada hidup atau mati Tuan Muda sekarang. Jika kau ingin, aku akan menemukannya sendiri.” Ucap Lee Yeol. Mentri terlihat panik.
“Itu akan berfungsi sebagai proses verifikasi. Sampai perjamuan malam ini, sebaiknya kau menemukannya. Jika tak bisa, posisimu sebagai Putra Mahkota dan hidup orang itu takkan dijamin.” Kata Tuan Wang
“Jika aku menemukannya, akankah kau memberiku apa yang kuinginkan?” ucap Lee Yeol. 

Mereka pergi ke pedagang baju, Si bibi menceritakan  Seorang pria berbaju Ming membeli hanbok dan mengganti pakaiannya. Ia pun binggung apakah Seorang pria berpakaian seperti wanita atau wanita berpakaian seperti laki-laki.
“Kurasa Tuan Muda itu sebenarnya seorang wanita muda.” Ucap Je Yoon.
“Bagaimana kita akan menemukan penculiknya?” kata Hong Shim. Je Yoon melihat ke arah lain kalau menemukan solusinya.

Mereka pergi ke sebuah kedai makanan, lalu bertemu dengan dua orang yang sedang makan. Si Pria bertanya siapa yang berani mendekatinya. Je Yoon mengaku sebagai pejabat cukup tinggi yang melangkah diantara lentera.
“Apa kau ingin membayar lentera sekarang?” tanya si pria yang terlihat seperti preman.
“Aku ada pertanyaan. Kau tak menculik seorang wanita ‘kan?” ucap Je Yoon, mereka marah karena berani menyalahkan mereka.
“Pemimpin kami takkan pernah membuat kami melakukan itu.” Kata si paman. Je Yoon seperti tak percaya.
“Lalu siapa yang menurutmu yang akan melakukan hal seperti itu? Siapa yang punya koneksi ke istana?” ucap Je Yoon. Si paman mengaku tak tahu.
“Aku tak bisa mengatakannya bahkan jika melakukannya. Kenapa menginterogasiku?” keluh si pria.
“Kau sebaiknya memberitahuku. Wanita cantik yang kau lihat di sin sebenarnya adalah pemburu yang luar biasa dari Ming. Dia juga memiliki temperamen yang sangat buruk.” Bisik Je Yoon.
Hong Shim binggung, tapi akhirnya berakting memperlihatkan pedang dan mengancam akan membunuhnya. 


Ratu Park mengetahui kalau Tuan Muda sebenarnya adalah seorang wanita. Kasim membenarkan karena untuk menyembunyikan kebenaran itu, maka Utusan Istimewa menyuruh Putra Mahkota menemukannya sendiri. Ratu Park pikir ini menjadi jauh lebih menarik.
“Mintalah wanita itu terus diawasi sampai jamuan makan. Aku harus memikirkan bagaimana memanfaatkannya.” Pesan Ratu Park.
Saat itu Lee Yeol melihat si Kasim keluar ingin tahu keberadaan Tuan Muda ditahan. Kasim mengaku tak mengerti maksudnya. Lee Yeol memberikan pilihan untuk memberitahu atau mati.  Kwon Hyuk pun datang membawa pedang.

Sementara Tuan Kim merasa kalau membiarkan Lee Yeol saja. Mentri panik karena Tuan Kim yang sangat tenang karna Bukan hanya Putra Mahkota tapi putrinya juga terlibat bisa terlihat dan Jika sesuatu terjadi pada Tuan Muda, maka Utusan Istimewa Wang akan sangat tak senang.
“Ratu ada di belakang ini.” Kata Tuan Kim. Mentri pikir  tak ada buktinya.”
“Menteri Min memberitahuku secara rahasia. Bahwa Sang Ratu menyiapkan hadiah kejutan. Jika ini salah, maka kita dapat meminta Menteri Min bersaksi.” Kata Tuan Kim
“Tapi Jika kita memanfaatkannya untuk mengacak-acak Utusan Istimewa, itu akan menyenangkan juga. Kau Pergi dan bantu Putra Mahkota. Aku harus menghibur tamu tentang peristiwa penting lainnya.” Tegas Tuan Kim. Mentri ingin tahu Peristiwa penting.
“Sekarang, waktunya untuk bergerak.” Kata Tuan Kim yang penuh dengan rencana jahat. 

Jin Lin sudah mengunakan pakaian wanita sudah diikat meminta agar melepaskanya karena tidak ada yang membayar tebusannya, dan  bukan dari Joseon. Si preman tak percaya karena Jin Lin itu berbicara bahasa korea.
“Aku akan membiarkanmu pergi jika kau diam. jadi Duduk diamlah.” Perinhat si pria yang terlihat sangat. 

Hong Shim dan Je Yoon melihat tiga orang penjaga didepan rumah kosong lengkap dengan pedang. Je Yoon mengatakan  akan memancing mereka lalu Hong Shim menyelamatkan selamatkan Tuan Muda. Hong Shim terlihat binggung.
“Haruskah kita periksa dulu apa dia ada di sana?” pikir Hong Shim menyindir
“Aku baru saja memikirkan itu juga. Jadi Bisakah mengurusnya? Mungkin ada lebih banyak preman di dalam.” Kata Je Yoon
“Akulah pemburu yang luar biasa dari Ming. Kenapa kau khawatir? Aku tahu beberapa gerakan bela diri. Tapi Akulah yang mengkhawatirkanmu. Kau memiliki keterampilan motorik yang mengerikan.” Komentar Hong Shim
“Kau salah dan akan terkejut, jadi Aku harap kau tetap aman.” Ucap Je Yoon lalu pamit pergi keluar dari persembunyian. 


Je Yoon berteriak dengan bahasa China “Tuan Muda. Apa kau di dalam? Apa Kau baik-baik saja?” Jin Lin pun menjawab dengan bahasa Chin kalau  baik-baik saja. Tiga pria pun akan menyerang Je Yoon bertanya siapa  yang datang.
“Aku... Pria yang akan menyelamatkan Tuan Muda yang telah kalian culik.” Ucap Je Yoon lalu berusaha kabur. Tiga pria pun mengejarnya.
Pria lain yang menjaga didalam pun ikut keluar, Hong Shim masuk mencoba membuka ikatan tali, saat itu Jin Lin memberitahu Hong Shim kalau pria itu kembali datang. Perkelahian pun terjadi, Hong Shim berusaha melawan dengan pedangnya. 

Kwon Hyuk iku bersama Lee Yeol memastikan kalau  baik-baik saja? Le Yeol pikir Jika sesuatu terjadi maka Utusan Istimewa Wang berusaha merahasiakannya jadi dia ingin bergerak diam-diam untuk merahasiakannya.
“Itu adalah tantangan sekaligus kesepakatan.” Ucap Lee Yeol. Kwon Hyuk ingin tahu Rahasia apa itu?.
“Rahasia itu ada di sana.” Kata Lee Yeol melihat Jin Lin dengan pakaian wanita. Kwon Hyuk kaget ternyata Tuan Muda adalah seorang wanita. 

Tapi saat itu Lee Yeol makin kaget karena meihat Hong Shim sedang duduk memegang kakinya dan terlihat luka. Kwon Hyuk ingin mendekat tapi Lee Yeol menahanya.  Je Yoon datang melihat keadaan Hong Shim lebih dulu.  Hong Shim pikir pergelangan kakinya terkilir.
“Coba Biar kulihat... Ini Sangat bengkak...” kata Je Yoon memeriksa kaki Hong Shim.
“Aku baik-baik saja. Bawa kembali wanita muda itu. Kau bilang, Putra Mahkota bisa mendapat masalah. Aku mohon cepat.” Ucap Hong Shim khawatir.
“Aku takkan pergi... Aku takkan pergi, sampai bertemu Tuan Muda Young Hoo dulu.” Kata Jin Lin
“Jangan-jangan, Apa kau lari dari pengawalmu karena kekasihmu?” kata Je Yoon kesal. Jin Lin membenarkan.
“Aku tahu kau masih muda, tapi ini tidak tepat untukmu. Kau menempatkan Putra Mahkota di tempat yang mengerikan dan hubungan antara kedua negara kita mungkin menderita akibatnya.” Tegas Je Yoon marah
“Tidak ada yang penting bagiku, tapi Kudengar dia sakit. Jika aku tak melihatnya sekarang, maka kita takkan pernah bisa saling bertemu.” Jelas Jin Lin sedi
“Itu masih tak sepadan dengan kekacauan antar negara. Jadi Ayo kita pergi.” Keluh  Je Yoon
“Daripada berdebat, kita harus membawa menemuinya.” Saran Hong Shim. Je Yoon menegaskan kalau tak bisa.
“Kita semua memiliki hal-hal  berbeda yang paling kita hargai. Beberapa mendahulukan kekuasaan, ada juga yang mendahulukan keluarga, bahkan beberapa mendahulukan cinta lebih dari apapun.” Kata Hong Shim. 



Le Yeol hanya melihat dari kejauhan. Kwon Hyuk pikir kalau mereka harus membawa Tuan Muda kembali. Lee Yeol pikir tak perlu,  Kwon Hyuk tak habis pikir akalu Lee Yeol malah membiarkannya Jin Lin yang ada didepan mata malah pergi.
“Aku memiliki keyakinan bahwa orang-orang itu akan membawanya kembali.” ucap Lee Yeol lalu mengajak Kwon Hyuk untuk pergi saja. 

Jin Lin dan pacarnya akhirnya bertemu disebuah tempat, mereka saling berpelukan karena sudah lama tak bertemu. Hong Shim dan Je Yoon melihat dari kejauhan dengan wajah ikut bahagia. Je Yoon memperingatkan Jin Lin Waktumu sudah habis jadi harus pergi sekarang.
“Aku akan pergi duluan... Tolong kembalikan dia sebelum Putra Mahkota mendapat lebih banyak masalah.” Ucap Hong Shim bergegas pergi seperti mencoba menahan rasa sedihnya karena tak bertemu dengan Lee Yeol. 


Mentri lainya berdiri di depan pintu mengeluh Wakil Perdana Menteri diam saja dan tak melakukan apa-apa. Mereka pun tak bisa berbuat apa-apa karena Sudah di luar kendali kita sekarang jadi harus mempercayai Putra Mahkota.

Saat itu Lee Yeol akhirnya kembali, Mentri bertanya Apa Lee Yeol tak menemukan Tuan Muda karena hanya pulang dengan Kwon Hyuk. Lee Yeol mengaku tak bisa mengatakan, menemukannya atau tidak. Mentri pikir mereka tak bisa melanjutkan perjamuan ketika Jin Lin hilang.
“Kita tak bisa membatalkannya, kan?”kata Mentri panik. Lee Yeol memilih untuk pergi ke ruangan perjamuan. 


Lee Yeol pergi menemui Tuan Wang di ruang perjamuan. Tuan Wang menyidir  putra mahkota Betapa kurang ajarnya ketika tak menepati janjinya, padahal berjanji untuk menemukan anaknya sebelum jamuan makan.
“Aku tak secara khusus mengatakan bahwa aku akan menemukannya sebelum perjamuan. Jika Tuan Muda tak kembali sebelum perjamuan berakhir, maka Aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan.” Kata Lee Yeol. Raja terlihat gelisah.
“Biarkan aku menuangkan minuman untukmu.” Ucap Lee Yeol akhirnya makan malam pun dimulai.
Beberapa kali Tuan Wang minum setelah hidangan selesai sampai akhirnya makanan pencuci mulut pun datang. Tuan Wang tak bisa tahan mengatakan kalau waktunya habis dan Hidangan terakhir sudah disajikan adi  menganggap perjamuan ini selesai.
“Aku akan membuat keputusanku... Aku... Aku senang bahwa Putra Mahkota sudah kembali, tapi aku tak bisa ada yang bisa kulakukan karena kemampuannya.” Ucap Tuan Wang angkuh, lalu saat itu Jin Lin datang.
“Maafkan aku... Aku lupa waktu di pasar untuk melihat benda-benda langka.” Kata Jin Lin yang sudah menganti pakaian pria
“Silahkan duduk... Aku sudah meminta dapur untuk menyiapkan irisan aprikot yang kau sukai.” Ucap Lee Yeol santai. Jin Lin pun duduk disamping ayahnya, Tuan Wang hanya bisa terdiam. 



Lee Yeol berkomentar kalau tak mengharapkan pria yang tegar seperti Tuan Wang untuk membawa putrinya pada misi diplomati dan Kaisar akan marah ketika mengetahuinya. Tuan Wang mengaku dengan Melihat putrinya menangis setiap hari sangat menghancurkan hatinya. Jadi sengaja  membawanya sehingga bisa menjernihkan pikiran.
“Tidak pernah aku menyadari bahwa dia sangat sedih atas cinta. Terimalah permintaan maaf dan terima kasihku.” Kata Tuan Wang
“Apa itu berarti kau akan memberiku apa yang kuinginkan?” ucap Lee Yeol. Tuan Wang menjawab itu tentu saja.
“Kau adalah pria yang dapat dipercaya, dan kemampuanmu sama besarnya dengan kepercayaanmu. Itu saja sudah cukup untuk menjadikanmu sebagai Putra Mahkota. Namun, apa kau mengizinkanku memberimu beberapa saran?” ucap Tuan Wang. Lee Yeol mempersilahkan.
“Harap berhati-hati dengan ayah mertuamu dan orang-orangnya. Dua tahun lalu, ketika kita berbicara saat berpamitan denganku, itu bukan dari beberapa puisi. Tapi Itu tentang ayah mertuamu. Menjadi iblis seperti dia, kita penasaran apa tujuan sejatinya.” Kata Tuan wang
“Bagaimanapun, kapan kita akan bertemu lagi? Mungkin itu akan menjadi penobatanmu. Tolong kembalikan ingatanmu sampai saat itu dan dapatkan pembalasan berdarah pada mereka yang mencoba membunuhmu.” Tegas Tuan Wang lalu pergi. Lee Yeol hanya bisa terdiam. 

Lee Yeol melihat Je Yoon datang menemuinya. Je Yoon sudah  mendengar itu bisa menjadi bencana, jika  terlambat sedikit lagi dan meminta maaf. Lee Yeol pikir Je Yoon itu tak hanya meminta maaf untuk itu dengan sinis menanyakan alasan ada di Hanyang.
“Bagaimana kau tahu tentang itu?” ucap Je Yoon kaget. Lee Yeol pikir itu tak penting.
“Kenapa kau tak melaporkan ini padaku?”kata Lee Yeol sinis.
“Kau memerintahkanku untuk melindunginya, dengan tak melaporkannya adalah salah satunya.” Ucap Je Yoon
“Sudah berapa lama kau memiliki perasaan padanya?” tanya Lee Yeol penasaran.
“Mungkin lebih lama darimu.” Akui Je Yoon. Lee Yeol pun ingin tahu rencanakan
“Aku akan secara resmi mengikuti perintahmu, tapi tetap setia pada hatiku dalam tindakanku yang lain.” Tegas Je Yoon. 


Tuan Park terus minum tanpa henti, Teman Hong Shim meminta berhenti. Tuan Park pikir tak mungkin bisa tetap sadar, karena merasa ditakdirkan untuk mati. Ia merasa sudah  keras  memperlakukan Won Deuk dan sangat yakin akan diseret ke istana segera.
“Tenggorokanku pasti akan digorok, karena memberi waktu yang sulit untuk Putra Mahkota.” Ucap Tuan Park sambil menangis.
“Aku harus pergi ke Hanyang... Aku akan pergi ke istana dan menemui Won Deuk.” Kata Goo Dul.
“Kenapa lagi orang ini!.. Dia bukan Won Deuk. Dia Yang Mulia... Dia Putra Mahkota.” Ucap Teman Hong Shim panik
“Benar, Putra Mahkota... Aku harus menemui Putra Mahkota. Aku akan melihatnya dan meminta jabatan. Aku memperlakukannya dengan sangat baik. Setiap kali dia punya masalah dengan Hong Shim, akulah konsultan terhebatnya. Aku pantas mendapatkannya.” Kata Goo Dul mencari manfaat.
“Tutup mulutmu, duduklah.” Kata Kkeut Nyeo. Goo Dul melihat istrinya menyuruh agar jangan minum terlalu berlebihan.
“Aku tak percaya kalian. Bagaimana bisa kalian tak mengkhawtirkan Hong Sim? Hong Shim...” ucap Kkeut Nyeo menangis memikirkan Hong Shim


Hong Shim sudah sampai rumah, Tuan Yeon ingin tahu Bagaimana Hong Shim terluka. Hong Shim menceritakan bisa keluar untuk membeli bahan makanan. Tuan Yeon sedih karena Hong Shim malah terluka. Hong Shim pikir  tak terluka parah dan baik-baik saja.
“Kau tak baik sama sekali. Itu sangat bengkak.” Kata Tuan Yeon sedih
“Aku tak sempat membeli bahan makanan, bagaimana ini?” ucap Hong Shim. Tuan Yeon pikir Bukan itu masalahnya sekarang.
“Jangan khawatir. Aku sudah membelinya. Jadi Tetap duduk. Aku mendengar tulang sumsum sapi baik untuk sakit pergelangan.” Kata Je Yoon datang membawakan makanan.
“Pasti ini sangat mahal.” Kata Tuan Yeon mengambil makanan. Hong Shim lalu ingin tahu hasilnya.
“Sudah diselesaikan dengan baik, jangan khawatir.” Kata Je Yoon bangga.
“Apa yang harus diselesaikan dengan baik?” tanya Tuan Yeon  penasaran. 


Lee Yeol memikirkan tulisan yang diberikan oleh Je Yoon, lalu teringat kembali saat Hong Shim yang terluka di tolong oleh Je Yoon dan tak bisa membantunya.
Saat itu Kasim datang. Lee Yeol langsung menyembunyikan tulisannya. Kasim datang karena harus menunjuk pelukis kerajaan untuk melukis tataran istana jadi meminta stempel segel pada dokumen yadng dibawanya. Je Yoon melihat nama "Kim Tae Ho"
“Kau dulu menyukai keterampilannya pelukis ini.” Ucap kasim. Lee Yeol melihat cap dalam kotaknya.
“Apa Kau yakin, ini stempel kerajaanku?” tanya Lee Yeol seperti tak mengenal cap dengan kura-kura. Kasim mengatakan kalau itu memang baru dibuat.
 “Di mana kau menaruh barang lamaku?” tanya Lee Yeol.
“Kami bahkan mengadakan pemakamanmu. Aku yakin mereka menyingkirkan semua barang lamamu. Tapi Seharusnya masih ada jika tak dibakar.” Ucap Kasim.
“Kau Temukan, bawa kehadapanku.” Perintah Lee Yeol. Kasim menganguk mengerti.
“Yang Mulia, sekarang saatnya untuk kembali ke kamar Putri Mahkota.” Kata Kasim. Lee Yeol mengingat pesan dari Tuan Wang “Hati-hati pada ayah mertuamu dan orang-orangnya.” 


Lee Yeol datang ke kamar Soo Hye, Soo Hye mengaku  sangat cemas ketika mendengar Tuan Muda Jinlin menghilang tapi senang semuanya bisa diselesaikan dengan baik. Lee Yeol memperingatkan Pelayan agar Jangan sampaikan insiden semacam itu kepada Soo Hye lain kali.
“Jika perasannya bermasalah, maka tak baik untuk bayi juga.” Kata Lee Yeol
“Tidak begitu. Itu Wajar bagiku untuk mengetahui urusanmu.” Ucap Soo Hye dan pelayan memberikan buku.
“Apa kau masih tak berminat untuk "Dasar Pembelajaran"? Haruskah aku memberi tahu mereka untuk mendapatkan buku lain?” kata Soo Hye.  Lee Yeol mengatakan Tidak perlu.
"Ayahku sudah melahirkan tubuhku, Dan ibuku mengangkat tubuhku serta juga menyusuiku." Kata Lee Yeol lalu teringat dengan kenagan ibunya. 

Flash Back
Ibu Lee Yeol memberitahu kalau sudah mencuci ikat rambut dan menyuruh agar mengembalikanya.
Soo Hye melihat Lee Yeol hanya diam saja dan bertanya ada apa. Lee Yeol pun menutupinya lalu melihat bunga dandelion yang dibuat Soo Hye diatas kain. Soo Hye mendengar menyulam baik untuk sebelum melahirkan dan sering merasa sedih karena hamil.
“Aku merasa tercekik di istana. Bolehkah aku berkunjung ke kediaman orang tuaku?” ucap Soo Hye.  Lee Yeol pun mempersilahkan. 


Tuan Wang mengeluh kalau Tidak sopan datang mengunjunginy  di malam hari setiap waktu dan yakin kalau Tuan Kim itu tahu kalau ia tak menyukainya. Tuan Kim pikir Tuan Wang yang tak boleh pilih-pilih tentang orang. untuk tujuan yang luar biasa.
“Apa kau tak berpikir itu terlalu kecil untuk suap?” komentar Tuan Wang melihat kotak yang dibawa Tuan Kim. Tapi Tuan Kim meminta Tuan Wang membukanya.
“Kenapa kau memberiku batu ini?” tanya Tuan Wang heran.
“Aku tak memberikan ini kepadamu. Aku memintamu untuk menyerahkan ini kepada Kasim Noh.” Kata Tuan Kim
“Apa kau mencoba mempermalukanku sekarang? Beraninya kau memerintah untuk menyerahkan batu ini padanya?” keluh Tuan Wang marah
“Batu itu akan memberimu kemenangan besar. Aku meminta... peperangan.” Kata Tuan Kim 


Soo Hye pergi ke tempat biasa, tapi tak menemukan balasan surat akhirnya menaruh kembali ditempat sebelumnya. Tapi saat pergi tak sengaja bertemu dengan Moo Yeon. Moo Yeon mengaku sengata sudah menunggu Soo Hye.
“ Aku punya sesuatu untuk dikonfirmasi. Kenapa kau menyuruhnya menembakkan panah padaku?” ucap Moo Yeon.
“Apa itu satu-satunya yang ingin kau pastikan?” tanya Soo Hye. Moo Yeon mengaku tidak. 

Hong Shim melihat pakaian Won Deuk yang selama ini dipakain. Tuan Yeon masuk kamar ingin tahu apa yang dipegang oleh anaknya. Hong Shim mengaku itu adalah pakaian Won Deuk dan mtak tahu kenapa ada di bawanya.
“Orang yang kau bicarakan sebelumnya, apa Putra Mahkota? Apa kau melihatnya lagi?” kata Tuan Yeon marah
“Bukan itu... Aku membantu Gubernur... Aku membantunya dengan sesuatu yang mendesak.” Jelas Hong Shim
“Katakan sejujurnya, Hong Shim. Apa kau datang ke Hanyang karena kakakmu?” ucap Tuan Yeon makin marah
“Apa kau pikir aku datang ke sini untuk melihat Putra Mahkota? Apa aku salah? Ya. Itu sebabnya aku datang ke sini... Kupikir, jika aku datang ke Hanyang, maka mungkin aku bisa melihatnya dari kejauhan, Apa kau puas?” ucap Hong Shim ikut marah dengan menahan tangisnya.
“Kau lebih baik Biarkan rambutmu terurai. Lebih baik lepaskan sanggul itu dan gulung lagi... Pernikahan itu palsu dan Won Deuk bukan suamimu. Gubernur bahkan memberimu nama lain. Kalian tidak benar-benar menyempurnakan pernikahan. Jadi Atur rambutmu, kembalilah menjadi wanita lajang.” Kata Tuan Yeon memberikan ikat rambut.
“Tidak.” Kata Hong Shim. Tuan Yeon heran Hong Shim menolak dan mengatakan tidak.
“Aku menyukainya... Aku merindukannya... Aku tak percaya kita berpisah.” Akui Hong Shim sambil menangis.
“Hong Shim. Kau tak boleh melakukan ini. Kau hanya menyiksa diri sendiri. Putra Mahkota ada di istana menikmati hidup. Jadi Kau harus melupakannya.” Jelas Tuan Yeon
“Aku tahu, aku tahu semua itu. Tapi Aku tak bisa mengendalikan perasaanku. Kenapa semua orang ingin aku melupakan dia? Apa semudah itu? Jika semudah itu, maka Aku akan melupakan orang tuaku yang meninggal dan kakakku yang belum pernah kubayangkan untuk bertemu lagi.” Ungkap Hong Shim.
Tuan Yeon pingin tahu apa yang akan dilakukan sekarang. Hong Shim mengaku kalau sudah berusaha keras juga jadi memohon agar jangan mengatakan untuk segera melupakannya lalu keluar dari rumah sambil menangis. 



Kasim melihat sebuah kotak dengan memastikan lebih dulu mengunakan lilin. Saat itu akan mengubur dalam tahan, Kwon Hyuk datang menendangnya karena tahu barang itu dari istana dan ingin tahu isinya. Kasim mengatakan kalau itu adalah barang-barang yang tak berharga yang harus dibakar di luar istana.
“Biar kulihat.” Kata Kwon Hyuk.  Kasim menolak malah Kwon Hyuk yang berani menyentuhnya.
“Aku yang memerintahnya.” Ucap Lee Yeol. Kasim kaget melihat Lee Yeol yang datang.
“Buka petinya... Kenapa kau berbohong padaku?” ucap Lee Yeol marah
“Aku tak punya pilihan. Aku harus hidup.” Kata Kasim sambil berlutut. 

Lee Yeol akhirnya melihat isi dari kotak dan menemukan sebuah ikat rambut, ingatan pun datang.
Flash Back
Saat masih kecil, Yi Seo mengikat lengan Lee Yeol kalau itu akan menghentikan pendarahan. Mereka pun bertemu lagi dan Lee Yeol mengaku sudah menyelesaikan "Dasar Pembelajaran" dalam 10 hari. Yi Seo memujinya dengan senyuman lebar.
“Apa Kau datang jauh-jauh ke sini untuk menyombongkan diri, Apa kau Bodoh?” ejek Yi Seo.
Saat itu Lee Yeol mengingat sikap Hong Shim yang sama dengan mengejek dirinya saat menjadi Won Deuk kadang-kadang bodoh. Lalu Hong Shim melihat bunga yang ada di halaman rumah adalah bunga yang disukainya dan itu sebabnya  Won Deuk menanamnya.
“Kita bersumpah pada jari kelingking kita bahwa kau akan memberiku kehidupan yang baik. Bahwa kau akan melakukan apa pun untukku jika aku menikah denganmu.” Ucap Hong Shim melingkar jarinya.
Saat masih kecil Yi Seo bertanya  Mana yang lebih kau sukai, salju atau hujan bunga. Lee Yeo dengan sangat berani mengaku menyukai Yi Seo dan akan menikahinya. 
Lee Yeol masih terdiam karena ingatan masa kecilnya kembali datang,  Kwon Hyuk ingin tahu apa yang harus dilakukan.  Lee Yeol memerintahkan agar menunda hukumannya untuk saat ini, lalu Ambil peti dan kembalilah ke istana karena harus mengatasi pita yang ada ditanganya. 

Hong Shim berada di jembatan tempat menunggu kakaknya, wajahnya terlihat sangat sedih. Lee Yeol pergi ke jembatan melihat dari kejauhan Hong Shim, ingatan kembali datang saat terakhir kali Hong Shim membuka penutup kepalanya sebelum hilang ingatan.
“Yi Seo” ucap  Lee Yeol memanggil. Hong Shim menengok seperti kaget karena ada orang yang mengetahui nama masa lalunya.
“Itu kau. Yoon Yi Suh.” Ucap Lee Yeol. Hong Shim melihat Lee Yeol dengan sopan bertanya Bagaimana Pangean tahu nama itu.
“Ini aku... Si Bodoh.” Kata Lee Yeol akhirnya bertemu dengan wanita yang selama ini dicintainya semenjak kecil.
Bersambung ke episode 15
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Dreaming

Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



1 komentar: