PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 05 Oktober 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 10 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBN

Keluarga Go hanya bisa melonggo melihat Ma Sung dan Gi Bbeum pulang dengan basah kuyup. Ma Sung mengeluh karena Gi Bbeum kembali mengajak ke rumahnya lagi. Gi Bbeum mengeluh meminta mereka yang menatap seperti itu.
“Apa Kalian kehujanan? Kenapa tak pakai payung?” ucap Jae Rang
“Kalian melakukannya... Wah... Sudah melakukannya.” Komentar Sa Rang
“Oh! Apa Kalian ciuman?” kata Ja Rang, keduanya langsung menyangkal.
“Oh, aku akan pergi dulu.” Ucap Ma Sung akan pergi. Tuan Joo menahanya bertanya apakah sudah makan malam
“Aku bisa makan dirumah.” Kata Ma Sung, Tuan Joo menyuruh Ma Sung makan dulu sebelum pulang. Ma Sung menolak tapi Tuan Joo menariknya
“Kau bisa demam Ayoo... Lepaskan... Lepaskan pakaianmu.” Ucap Tuan Joo dibantu Ja Rang menarik jas Ma Sung yang basah untuk dikeringkan. Tuan Joo heran Ma Sung yang hujan-hujanan tanpa makan dulu.

Ma Sung dan Gi Bbeum akhirnya sudah duduk dimeja makan, tatapan mereka masih saja melonggo binggung. Gi Bbeum meminta  Berhenti memandangi mereka dan lakukan pekerjaan masing-masing.  Sa Rang pikir Meski mereka pergi, tetap saja rumah ini sempit.
“Gonggalppang, apa kau oplas memangkas rahang? Apa kau memperbesar matamu juga?” tanya Sa Rang. Ma Sung mengaku tidak.
 “Aku melakukan sesuatu yang butuh pertanggungjawaban.” Kata Gi Bbeum.
“Hei... Apa katamu? Kau membuat keluargamu kaget.” Bisik Ma Sung panik pada Gi Bbeum
“Dia punya jutaan anti-fans. Apa kau tak masalah?” ucap Ja Rang
“Ayah, kau yang besarkan anaknya.” Ucap Sa Rang ingin membela. Tuan Joo terlihat binggung.
“Aku tak bisa jamin beliau bisa merawatnya dengan baik, kau bisa lihat hasilnya melalui aku. Aku benar-benar berantakan.” Kata Sa Rang
“Semuanya jadi salah paham, kau jelaskan pada mereka.” Pinta Ma Sung panik
“Aku akan pacaran dengan Gong Ma Sung.” Kata Gi Bbeum. Semua kaget seperti tak pecaya.
“Sungguhan... Aku ingin kita kencan, bukan menikah, cuma kencan.” Jelas Gi Bbeum.
“Kau harus menikah dengannya agar dapat warisan. Sehingga, kita bisa melunasi hutang. Dan, kita bisa beli rumah.” Ucap Sa Rang polos
“Kau butuh persetujuan yang lainnya mengenai kencan ini. Kalau tidak, kau dianggap penguntit.”Kata Ja Rang
“Berikan ponselmu, aku akan melaporkan orang ini.” Ucap Sa Rang
“Berhenti bercanda Atau, aku akan mengusir kalian.” Kata Gi Bbeum

Tuan Joo langsung menuangkan arak beras untuk Ma Sung. Ja Rang melihat ayahnya sudah terjaga. Ma Sung binggung Apa artinya itu bertanya pada Gi Bbeum. Tuan Joo  menyuruh Ma Sung untuk minum.  Gi Bebum memberitahu kalau Alkohol adalah hidup ayahnya daan Songolmae adalah cintanya juga.
“Akulah cinta ayah, Joo Sa Rang.” Kata Sa Rang bangga.
“Pak, aku akan kesulitan pulang kalau mabuk.” Ucap Ma Sung ingin menolak.
“Menginaplah disini.” Kata Gi Bbeum. Sa Rang berteriak kesal bertanya Kamar mana.
“Kamarkulah.” Ucap Gi Bbeum. Sa Rang menegaskan kalau itu adalah kamarnya dan menyuruh pergi saja.
“Aku akan tuangkan minuman.” Ucap Tuan Joo, Ma Sung pun menerima minuman dari Tuan Joo. 

Gi Bbeum dan Ja Rang mengangkat Ma Sung yang sudah tertidur lelap dikamar. Sa Rang yang tidur diranjang atas mengeluh karena harus berbagi ranjang dengan pria usia tua dan sangat Menyebalkan sekali.
“Tolong maklumi hari ini saja. Aku tidak ingin meninggalkan dia sendiri.” Kata Gi Bbeum. Ja Rang bisa mengerti lalu masuk ke dalam kamarnya.
“Jangan khawatir... Aku akan melindungimu sekarang.” Ucap Gi Bbeum mendekati Ma Sung menarik selimut pacarnya. 

Ki Joon binggung karena Semalaman Ma Sung  tak pulang dan tak bisa dihubungi. Sek Kang panik kaena Ini tak pernah terjadi sebelumnya dan keadaan seperti ini menjadi gila. Ia memastikan kalau Ma Sung tak berada dalam masalah.
“Dia harus membuat masalah di usia segitu. Lagipula dia seorang pria.” Ucap Ki Joon santai
“Aku seharusnya tidak mengadu padanya mengenai Joo Gi Bbeum.” Akata Sek Kang menyesal
“Joo Gi Bbeum! Mereka sedang bareng sekarang?” teriak Ki Joon menjerit. 

Ma Sung membuka mata melihat di depanya ada foto Gi Bbeum saat masih jadi model. Ia bertanya-tanya tentang keberadaanya dan binggungTempat apa ini. Saat itu Sa Rang bangun dengan rambut terkulai seperti hantu. Ma Sung berteriak panik dan langsung berlari keluar kamar.
Saat itu Tuan Joo sudah bangun duduk di ruang tengah melambaikan tangan, Ma Sung terlihat binggung. Ja Rang pun menyapa kakak iparnya, begitu juga Gi Bbeum yang menyuruh duduk dan sarapan karena sudah menyiapkan sup. Ma Sung masih terlihat binggung.
“Apa Kau tak ingat kemarin? Kau benar-benar payah minum alkohol.” Ejek Ja Rang
Saat itu ponsel Ma Sung berdering terlihat nama  [Galilei]  Sa Rang pun mengangkatnya, Ki Joon bisa tahu kalau yang mengangkatnya pasti bocah dibawah usia 15 tahun dan bertanya Siapa.
“Kau pasti bapak-bapak usia 30-an. Apa kau Galilei?” ucap Sa Rang. Ki Jon tak terima dianggap Ahjussi.
“Siapa ini?” tanya Ki Joon binggung, Sek Yang ikut menguping juga tak tahu.
Sementara Ma Sung yang masih kebingungan hanya berdiri, Sa Rang keluar dari kamar mengodanya Apa baik-baik saja, karena Gi Bbeum tadi malam menyentuhnya. Ma Sung panik mendengarnya,  Gi Bbeum langsung memukul adiknya dan menyuruh Ma Sung agar cepat duduk agar mereka bisa lekas pergi. Tuan Joo pun menyuruh Ma Sung agar segera sarapan.


Ma Sung dan Gi Bbeum berjalan keluar rumah, Ma Sung binggung  Kenapa bisa menginap dirumah Gi Bbeum semalam. Gi Bebum mengaku  Terjadi suatu hal panas diantar mereka kemarin ditengah hujan Jadi, memberinya alkohol dan membaw ke ranjang.
“Aku tidak ingin kau pergi.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung heran Gi Bbeum yang terus-terang begitu.
“Dan Juga, aku merayumu, mengajakmu pacaran. Jadi, meski kau tak ingat, ingatlah itu.” Kata Gi Bbeum yakin
“Kenapa aku tidak mengingatnya?” ucap Ma Sung. Gi Bbeum tak percaya kalau Ma Sung bisa mengingatnya.
“Ya... Sudah kubilang, aku mengingat semua mengenaimu... Tapi Aku tidak ingat mabuk dan tertidur... Lalu Aku ingin hal ini dengan sangat jelas.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum bertanya apa maksudnya.
“Kau menerkam bibirku seperti singa... Oh, masih bisa kurasakan.” Goda Ma Sung memegang bibirnya. Gi Bbeum hanya bisa mengigit bibirnya.
“Kenapa kau menahannya begitu lama jika begitu menyukaiku?” ejek Ma Sung
“Aku tipe orang penanggungjawab jadi  bisa sangat agresif. Kenapa? Apa Perlu aku melakukannya lagi agar kau tak melupakannya?” kata Gi Bbeum berjalan mendekat.
“Ya, lakukan lagi agar aku tak lupa.” Ucap Ma Sung sudah memajukan bibirnya, Gi Bbeum menghindar dan menyuruh mereka cepat berjalan. Ma Sung makin mengado Gi Bbeum yang kabus. 


“Apa aku melakukan kesalahan kemarin? Mengenai sesuatu yang tidak aku ingat?” tanya Ma Sung memastikan
“Tidak, kau cuma tidur. Jangan khawatir soal itu.” Jawab Gi Bbeum. Ma Sung bisa mengucap syukur.
“Kenapa kau mendadak mengantarku pulang?” tanya Ma Sung. Gi Bbeum mengaku hanya ingin menganta saja.
“Kau memperlakukanku dengan baik karena aku sakit. Kau memasak, menyuruhku menginap, mengantar pulang, menciumku... Apa perlu aku ambruk saja? Jadi kita bisa tinggal bareng?” goda Ma Sung
“Bagaimana kau bisa bersikap seolah tidak terjadi apapun?” keluh Gi Bbeum, Ma Sung tak mengerti maksudnya.
“Kau selalu bersikap biasa saja, tertawa dan bercanda. Itu Membuatku kesal tiap melihatnya. Kurasa aku tidak bisa bersikap seolah baik-baik saja.” Kata Gi Bbeum
“Kau sedang melakukannya. Kau hidup tiap hari dan melewatinya.” Balas Ma Sung merasa Gi Bbeum juga melakukan hal yang sama.
“Kau dan aku berada dalam situasi yang berbeda.” Komentar Gi Bbeum
“Jatuh sakit itu adalah fase kehidupan. Semua orang jatuh sakit dan semua orang meninggal. Jatuh sakit adalah bagian dari hidup. Sama halnya denganmu, aku melewatinya hari demi hari. Jadi, jangan khawatirkan aku lagi, paham?” tegas Ma Sung
Gi Bbeum pun menyuruh Ma Sung untuk masuk saja,  Ma Sung menyuruh agar Gi Bbeum pergi dulu saja. Gi Bbeum melambaikan tanganya dan melihat Ma Sung yang masuk rumah, seperti bisa bernafas lega bisa pulang  dengan selamat. 

Di dalam rumah
Ki Joon tak percaya  kalau Ma Sung bersama bocah 15 tahun saat ini,  Sek Yang heran Bagaimana Ki Joon bisa tahu usianya hanya dari suara, Ki Jon memberitahu kalau Rata-rata penggemarnya adalah bocah SMP, jadi Suara pembangkang dan kurang ajar persis seperti bocah usia 15 tahun.

Saat itu terdengar suara kunci rumah ditekan,  Keduanya langsung bergegas ke depan pintu karena tahu Ma Sung akhirnya pulang. Ma Sung melihat keduanya ada dirumah mengeluh kalau sebaiknya menaruh gembok dipintu rumahnya.
“Apa ini taman bermain. Apa yang kalian lakukan disini?” keluh Ma Sung melihat dua orang yang mudah masuk ke rumahnya.
“Dimana kau tidur semalam dan kenapa tak angkat telepon? Apa kau bersama bocah SMP?” ucap Ki Joon panik begitu juga Sek Yang. Ma Sung binggung, tapi akhirnya bisa mengerti siapa yang dimaksud.
“Hyung, apa kau sudah gila? Jadi, Apa kau tidak bersama Joo Gi Bbeum semalam?” ucap Ki Joon.
“Ya, bocah itu adalah adik Joo Gi Bbeum.” Balas Ma Sung bangga
“Kenapa adiknya yang angkat ponselmu? Apa kau tidur dirumah Joo Gi Bbeum semalam?” tanya Ki Joon.
“Aku makan, mabuk, dan saat aku bangun, aku berada di ranjang Joo Gi Bbeum.” Cerita Ma Sung
Ki Joon langsung menutup telinganya menyakinkan kalau itu tidak benar. Ma Sung makin mengoda kalau Gi Bbeum bahkan mengeringkan pakaiannya dengan menyuruh Ki Joon mencium aromanya. Ki Joon makin histeris menyakinkan kalau itu bohong.


Gi Bbeum mengambar baju dikertas, lalu terhenti mengingat yang dikatakan Tuan Kim sebelumnya.
“Otaknya tidak normal! Ingatannya datang dan hilang. Dia seharusnya menjadi dokter terbaik. Di kepalanya, akan segera menghilang. Itu semua karena kau.” Ucap Tuan Kim
Gi Bbeum seperti masih merasa bersalah, tapi menyakinkan dirinya itu bukan salah dirinya. 

Dokter Yoon melihat hasil CT Scan, menjelaskan kalau Ini mirip dengan permulaan Alzheimer yaitu melupakan ingatan terkini sebelum mengenang masa lalu.
“Seperti halnya pertemuan yang kau sepakati dengan Ben terakhir kali. Untuk sekarang, itu jadi ingatan terkini.” Jelas Dokter Yoon.
“Pada akhirnya, aku akan melupakan masa lalu. Aku akan berakhir dengan melupakan semua orang disekitarku.” Komentar Ma Sung
“Dengan masalah di otakmu, indra perasa dan penglihatanmu, semua indra itu akan menurun. Kelak, kau bahkan tidak akan bisa makan. Pemulihan akan sulit, tapi kau sudah bertahan dengan baik.Kita perlu cari cara terbaik untuk memperlambatnya.” Ungkap Dokter Yoon yang terdengar khawatir.
“Bibiku tahu mengenai kondisiku.” Kata Ma Sung, Dokter Yoon pura-pura tak tahu.
“Mungkin saja dari direktur Yeo. Bukankah kentara?” kata Dokter Yoon, Ma Sung hanya tersenyum.
“Apa Kau berfikir begitu?” ucap Ma Sung dengan nada menyindir. Dokter Yoon terdiam seperti merasa gugup.
“Kau tahu, kecurigaan adalah salah satu gejalaku... Dr. Yoon... Aku tidak akan melepas Pusat Pengobatan. Aku akan mempertahankannya sampai akhir.” Tegas Ma Sung. Dokter Yoon pikir itu harus seperti itu. 


Direktur Yeo terlihat marah karena Sudah memperingatkan, Jika Dokter Yoon menyeret masalah seperti ini, sebaiknya lupakan terkait cabang Rumah Sakit. Begitupula dengan para eksekutif. Dokter Yoon hanya bisa terdiam, begitu juga Nyonya Gong
“Jika tetap seperti ini, apa yang akan kau lakukan? Apa lagi?” kata Direktur Yeo geram.
“Aku tidak akan menyerah pada cabang Rumah Sakit baru.” Ucap Dokter Yoon yakin.
“Bagaimana caranya? Tn. Gong sudah mempertegas menolaknya. Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui?” ucap Direktur Yeo melihat sikap keduanya. Akhirnya Nyonya Gong meminta Direktur Yeo keluar saja. 

Setelah direktur Yeo keluar, Nyonya Gong membahas  Ma Sung mulai mengingat saat kecelakaan, lalu bertanya Berapa lama  harus menahan diri dan menunggu, karena Dokter Yoon mengatakan masalah pada ingatannya sudah dimulai.
“Apa ada hal lain yang jadi masalah?” tanya Nyonya Gong
“Aku yakin kau perlu fokus pada pergantian emosional Tn. Gong... Sejujurnya, dia menyebut seorang wanita yang selalu di ingatnya. Dia tengah mengalami waktu sulit. Namun, dengan keterlibatan emosionalnya akan wanita itu, Aku yakin otaknya mulai alami perubahan” cerita Dokter Yoon.
“Kau bilang Wanita? Apa Maksudmu wanita ini terlibat?” tanya Nyonya Gong memperlihatkan foto Ha Im.
“Bukan dia.” Ucap Dokter Yoon. Nyonya Gong kaget dan ingin tahu siapa wanita itu. 


Ma Sung diruangan binggung karena menelp seseoranbg yang tak diangkat.  Akhirnya Sek Yang mengangkat dengan nada bisik, Ma Sung ingin tahu keberadaan Sek Yang karena angkat ponselnya, lalu mengomel karena belum bawakan foto-fotonya jadi meminta agar cepat datang.
“Aku tidak bisa sekarang.” Ucap Sek Yang lalu menutup telpnya. Ma Sung binggung tiba-tiba telpnya ditutup
Sek Yang sedang duduk di depan  Nyonya Gong dengan Dokter Yoon. Nyonya Gong menyindir Sek Yang sudah mengkhianatiku lalu sekarang masih hidup, menurutnya apakah Ma Sung menyelamatkannya. Sek Yang menegaskan kalau sudah janji tidak berkata apapun mengenai Nyonya Gong.
“Tentu saja, kau harus melakukanya, Itulah kenapa aku masih membiarkanmu hidup.” Ucap Nyonya Gong, Sek Yang binggung apa maksudnya.
“Setelah kasus rapat eksekutif terakhir, Ma Sung pasti percaya dan bergantung lebih padamu jadi, dia mungkin memberitahumu segalanya. Apa benar Ma Sung mengingat saat kecelakaan?” tanya Nyonya Gong
“Aku tidak begitu tahu soal itu.” Jawab Sek Yang. Nyonya Gong tak percaya kalau Sek Yang tidak tahu
“Kalau begitu, apa kau sudah pastikan menyingkir yang kuperintahkan?” ucap Nyonya Gong. Sek Yang melihat foto Gi Bbeum pada tab.
“Yang Woo Jin... Kau tak perlu bekerja di departemen perencanaan untuk memiliki rumah impianmu. Ini adalah kesempatanmu untuk hidup sebanyak yang kau inginkah... Kau cukup memberitahuku.” Kata Nyonya Gong memberikan penawaran.
“Maafkan aku, aku sungguh tidak tahu apapun.” Ungkap Sek Yang tak ingin bicara.
“Kesetiaan hanya dimiliki oleh anjing. Apa Pikirmu Ma Sung kelak masih mengingatmu? Jadi Apa yang akan terjadi padamu kalau begitu?” sindri Nyonya Gong. Sek Yang tetap diam. 


Nan Joo dn dua assitantnya sedang bercanda sambil tertawa bahagia. Saat Ha Im datang semua langsung terdiam dan menunduk. Ia mengeluh mereka berhenti tertawa saat datang dan berpikir kalau mereka sedang menggunjingnya.
“Tidak mungkin, mana berani kami melakukan” ucap Nan Joo sambil berisik kalau Ha Im itu selalu tersinggung.
“Seperti apa Joo Gi Bbeum selagi masih beken? Apa kru berhenti tertawa saat dia muncul?” tanya Ha Im.
“Tidak pernah seperti itu, setiap detik selalu menyenangkan.” Ungkap Nan Joo. Ha Im mengeluh kalau itu pasti tak mungkin.
“Joo Gi Bbeum mungkin stress karena Kim Bum Soo. Bagaimana dia meluapkan stressnya dulu?” tanya Ha Im.
“Kami membantunya.... Kami membantu mengutuk pria itu dan menggunjingnya sampai dia merasa baikan. Kami pergi minum dan karaokean.” Cerita Nan Joo.
“Kenapa kau tak melakukan itu padaku? Kenapa kau tak memihakku dan mengumpat bersamaku? Ada isu beredar kalau Joo Gi Bbeum lancang juga.” Kata Ha Im marah
“Ada dua jenis lancang, yaitu Lancang ala Joo Gi Bbeum dan Ala Lee Ha Im.” Jelas Nan Joo. Ha Im tahu apa saja itu.
“Tingkat kelancangan Joo Gi Bbeum cukup bisa dimaklumi meski paling buruk sekalipun. Bahkan setelah kepergiannya sekalipun, kau masih punya hubungan baik. Di lain sisi, Lee Ha Im...” kata Nan Joo. Ha Im dengan sinis bertanya kenapa dengan dirinya.
“Tingkat kelancangannya melampaui segalanya dan benar-benar terburuk. Kau tak bisa memperbaikinya meski kita bertemu di kehidupan lain.” Ucap Nan Joo mengeluarkan semua unek-uneknya.
“Kau selalu saja membawa barang sampah!” kata Ha Im kesal mengembalikan anting lalu kembali ke ruang tunggu.
“Wahh. Dia begitu lagi. Kenapa dia bertanya hal yang membuatnya kesal?” keluh Nan Joo seperti biasa melihat tingkah Ha Im. 


Min Chul berbicara di telp sambil meminta maaf,  lalu berjalan perlahan ingin memberitahu Ha Im.  Ha Im langsung melarangnya dengan anda sinis,  Min Chul serba salah karena Ha Im bahkan tidak tahu apa yang akan dikatakan.
“Kau memakai suara dan raut wajah seperti itu untuk berkata akan berhenti ke 1,095 kali.” Komentar Ha Im
“Aku berkata hal yang sama untukmu ke 1,095 kalinya.” Balas Min Chul
“Sebaiknya kau jangan berhenti. Aku akan menyebar isu kalau kau manajer terburuk seperti sampah.” Ancam Ha Im
“Oh, kalau begitu...Aku akan membongkar segalanya mengenaimu.” Kata Min Chul. Ha Im binggung
“Jika kau mengancamku untuk tidak berhenti, Aku akan kunjungi fancafemu , media sosial, dan mengumpulkan para wartawan...” kata Min Chul
“Kau Bongkar saja.” Ucap Ha Im. Min Chul tak percaya mendengarnya.
“Tapi, aku tetap tak akan biarkan kau berhenti.” Kata Ha Im. Min Chul dibuat bingung, Ha Im pun menyuruh Min Chul agar mengambilkan minum saja.
Ha Im yang kesal melempar naskahnya dan melihat judul draman yang dimainkanya [Orang Kesepian Yang Mencintaiku] Lalu bertanya-tanya apakah mereka membencinya seperti itu. 


Ma Sung melihat semua foto lalu bertanya apakah tempatpembuat tato di lokasi kejadian ada sebanyak ini, Sek Yang dengan kacamata hitamnya memberitahu kalau Ada banyak toko kecil di jalanan, bahkan Ada lusinan toko tutup dan buka selang tiga tahun terakhir.
“Apa kau yakin kau datang ke tempat tato hari itu?” ucap Sek Yang, Ma Sung juga tak tahu.
“Hidupmu tengah dipertaruhkan disini, apa yang berusaha kau cari?” keluh Sek Yang. Ma Sung kaget melihat Sek Yang memakai kacamata hitam.
“Aku juga tidak suka cahaya.” Kata Sek Yang beralasan. Ma Sung malah mengejek Sek Yang pasti senang menirunya dan itu sangat seru.
“Kau Sadarlah, bisa tidak?” keluh Sek Yang. Ma Sung meminta agar melepas kaca matanya,krena seperti orang congkak.
“Juga, kenapa kau tidak angkat ponselmu?” keluh Ma Sung lalu tersadar saat Sek Yang melepaskan kacamata dan terlihat menangis
“Tidak, polusi debu halus kian memburuk.” Kata Sek Yang mencari alasan.
“Apa kau menemui bibiku karena polusi debu halus kian memburuk?” sindir Ma Sung
Sek Yang tak percaya kalau itu bisa terlihat, Ma Sung mengaku sangat terlihat jadi menyarankan sebaiknya tidak mengkhianatinya lagi. Sek Yang berjanji tidak akan berkhianat pada Ma Sung dua kali, tapi menurutnya Ma Sung yang bukan keluarga atau kekasih.
“Bibiku sangat penasaran pada kesehatanku, kan?” ucap Ma Sung, Sek Yang terlihat frustasi membungkukan badan di sofa.
“Ketua Gong berusaha merampas Pusat Pengobatan dan sahammu. Aku kasihan padamu, Bos.” Ucap Sek Yang kesal sendiri.
“Kau khawatir tidak ditempatkan di departemen perencanaan. Makanya sekarang kau bersandiwara, kan?” ejek Ma Sung
“Dasar Kau jahat, Wahh.. sungguh.... Bukan seperti itu, Jika terjadi sesuatu yang buruk padamu, tamatlah aku. Jadi, kau harus fokus dan bertanggungjawab akan diriku.” Tegas Sek Yang
“Kenapa aku harus bertanggung jawab untukmu?” ucap Ma Sung
“Kalau begitu, siapa yang akan bertanggung jawab untukku?” balas Sek Yang
“Kau yang seharusnya tanggung jawab untuk dirimu sendiri dan aku juga.” Tegas Ma Sung
Sek Yang mengeluarkan surat pengunduran dirinya, Ma Sung mengeluh dan langsung merobeknya, bertanya-tanya punya surat berapa banyak. Sek Yang mengeluarkan kembali dari saku bajunya.

Gi Bbeum menjahit pakaian dengan badan yang ada ditoko, Nan Joo pulang kaget melihat Joo Gi Bbeum ada ditempatnya lalu bertanya  Ada apa dengan temanya, Kemana pergi seharian kemarin. Gi Bbeum meminta saaf, karena Nan Joo pasti khawatir.
“Kemarin mendadak terjadi sesuatu.” Ungkap Gi Bbeum
“Kim Bum Soo, pria sialan itu. Seharusnya aku mematahkan semua tulangnya.” Ucap Nan Joo mengumpat marah
“Tidak, aku melewatkan audisi bukan karena Kim Bum Soo.” Kata Gi Bebum. Nan Joo binggung kalau memang bukan apa alasanya.
“Sesuatu yang lebih penting dari audisi muncul.” Kata Gi Bbeum. Nan Joo lalu melihat yang dibuat Gi Bbeum bertanya semua apa itu.
“Hadiah untuk Gong Ma Sung.” Kata Gi Bbeum. Nan Joo tahu pasti Terjadi sesuatu.
“Katakan semuanya padaku. Apa itu?” tanya Nan Joo penasaran. Gi Bbeum mengaku bukan itu. Gi Bbeum ingin bercerita sambil menangis.
“Aku tahu aku tidak beruntung... Aku tahu itu semua salahku...” ucap Gi Bbeum menangis.
“Ada apa denganmu? Jangan menangis.” Tanya Nan Joo panik.


Nan Joo mendengar cerita Gi Bbeum tak percaya kalau Kim Bum Soo memang  sampah dan sebaiknya menjahit mulutnya. Ia merasa kalau kecelakaan Gong Ma Sung jadi salah  temanya. Gi Bbeum yakin kalau memang benar itu salahnya.
“Kalau saja kami tidak bertemu hari itu. Kalau saja kami tidak sepakat bertemu kembali. Kalau saja kami tidak jatuh cinta, maka tidak akan terjadi sesuatu padanya.” Kata Gi Bbeum sedih
“Itu adalah takdir kalian. Kau bertemu dan berpisah dengannya tiga tahun lalu. Itu juga takdir kalian bertemu kembali saat ini.” Ucap Nan Joo. Gi Bbeum mengeluh takdir seperti apa ini.
“Kau tahu aku punya wasir, kan? Jika kubiarkan, wasirnya akan memburuk. Siapa yang tidak jatuh sakit di dunia ini? Lalu memang kenapa kalau dia punya masalah pada ingatannya? Itu bukan berarti dia langsung mati.” Jelas Nan Joo menyakinkan.
“Benar... Aku harap tidak terjadi hal buruk padanya. Aku ingin segala hal cepat berlalu dan kami baik-baik saja.” Kata Gi Bbeum berharap.
“Gong Ma Sung benar-benar punya penyakit romantis cocok dengan penampilannya.” Ungkap Nan Joo. Gi Bbeum binggung apa maksudnya. Romantis.
“Bagaimana ini bisa dikatakan romantis? Kau menyimak tidak yang aku katakan?” keluh  Gi Bbeum
“Dia kesulitan mengingat hal lain, tapi mengingatmu... Contohnya, saat kalian ciuman... Itu saja yang bisa di ingatnya... Kelak, kalian berdua mungkin saja melakukan sesuatu lebih jauh... Oh, kepalanya akan jadi... Itu saja yang ada di kepalanya.” Komentar Nan Joo sambil membayangkan.
“Apa ada hal lain yang lebih romantis dari itu? Apa ada pria lain dengan penyakit seperti itu? Pria yang hanya mengingat Nan Joo.” Kata Nan Joo terus membayangkanya.
“Nan Joo... Kau menanggapinya terlalu jauh... Jadi Lupakan itu dan minumlah.” Kata Gi Bbeum. 



Gi Bbeum sadar kalau dirinya mabuk lagi lalu menganggap Nan Joo sebagai ass-nya dulu jadi meminta agar dibawakan minum,  Nan Joo memberitahu kalau Airnya ada disamping Gi Bbeum sekarang. Gi Bbeum mengeluh kalau tenggorokannya sakit.
“Butuh tiga botol untuk membuatnya muncul, si artis top.” Kata Gi Bbeum bangga. Nan Joo pun memberikan minum
“Hei.... Kau harus tarus sedotan dulu.” Jerit Gi Bbeuum dengan gaya artisnya. 

Ma Sung membaca kembali catatan harianya hanya sebaris,  [Kerusakan ingatan lupa, muncul ingatan...] lalu mengingat apa yang dikatakan Tuan Kim “Kau seharusnya tidak begini padaku. Aku tahu banyak soal dirimu. Kau penasaran mengenai hal yang aku ketahui, kan?”
Ia mencoba membaca tulisan yang lain dan mengingat yang dikatakan Nyonya Gong.
“Pusat Pengobatan...Lepaskan segala yang kau miliki dan mengundurkan diri. Lagipula, kau tidak punya banyak waktu. Tapi, betapa bersyukurnya Segera, kau tidak akan mengingat ini.”
Tapi  Ma Sung masih bisa mengingatnya dan terdengar bunyi bel. 

Ma Sung melihat wajah Nan Joo di interkom lalu berkata kalau tidak memesan apapun. Nan Joo memberitahu kalau datang mengantar Gi Bbeum. Ma Sung binggung dan saat itu Gi Bbeum keluar dari balik badan Nan Joo memperlihatkan gaya imutnya.
“Tolong buka pintunya. Buka pintunya... Cepat.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung melihat Gi Bbeum berpikir kalau sedang mabuk.
Nan Joo akhirnya masuk melihat rumah Ma Sung yang besar lalu menyapa Ma Sung sudah menunggu didepan pintu. Ma Sung  mengeluh melihat merkea yang masih pakai sepatu dan juga melihat Gi Bbeum si wanita mungkin bertingkah seperti itu.
“Itu efek alkohol. Dia tergelincir pada saat tiga tahun lalu... Artis top.” Ucap Nan Joo yang juga setengah mabuk tapi masih sadar. Ma Sung binggung Ma Sung yang mengangap dirinya Artis top.
“Jadi Silakan masuk dan bicaralah.” Ucap Nan Joo akan membawa Gi Bbeum masuk.
“Maaf, tapi aku keberatan kalau masuk...” kata Ma Sung, Nan Joo curiga berpikir ada sesuatu di dalam. Ma Sung pikir kalau mereka baru saja bertemu.
“Kalian bicaralah berdua... Aku akan menunggu diluar.” Kata Nan Joo pada  Gi Bbeum sebagia Artis top. Ma Sung hanya terdiam.
“Kalian sebaiknya bicara pakai kata-kata.” Pesan Nan Jooo bergegas pergi, Ma Sung melihat Gi Bbeum tak bisa berdiri memastikan kalau kau baik-baik saja
“Tn. Gonggalppang...” ucap Gi Bbeum. Ma Sung mengeluh Gi Bbeum yang seharusnya tak minum dan mengajaknya masuk. Gi Bbeum memantulkan kepalanya ke kanan dan kiri seperti sedang menari berulang-ulang
“Hei... Bisakah diamkan kepalamu, itu membuatku pusing.” Keluh Ma Sung sambil tersenyum. Gi Bbeum meminta Ma Sung agar mengawalnya dengan mengawalnya.
“Oh, Apa karena kau seorang artis top? Baiklah, Aku kawal” ucap Ma Sung memegang tangan Gi Bbeum untuk melawanya.
“Lakukan dengan benar.” Keluh Gi Bbeum. Ma Sung mengeluh kalau ini berlebihan dan mengikuti permintaan Gi Bbeum untuk masuk.
“Berhenti, Berhenti, Berhenti!... Ini buatmu.. Yaitu Untuk satu-satunya penggemarku, sesuatu yang sangat khusus... Hadiah dari idola.” Kata Gi Bbeum membelikan hadiah.
“Kau bilang Hadiah dari idola? Jadi, idola beken datang sendiri ke rumah penggemarnya untuk kasih hadiah?” kata Ma Sung mengejek
“Dan Juga, fan service lain untukmu, 10 detik pelukan.” Kata Gi Bbebum memberikan pelukan.
Ma Sung menerima pelukan dengan wajah bahagia, Gi Bbeum mulai menghitung 10 detik dan ingin melepaskanya, Ma Sung menahanya,  meminta agar meLakukan fan service lagi. Gi Bbeum memberikan kedipan mata yang masih terlihat mabuk. Saat itu Ma Sung pun memberikan ciuman untuk Gi Bbeum.
“Aku mencintaimu, idola bekenku, Joo Gi Bbeum.” Ucap Ma Sung dengan menahan senyum.
“Kalau begitu, fan service cukup sampai disini... Selamat malam... Aku pergi dulu.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung ingin mengantar tapi Gi Bbeum menyuruh agar tak keluar karena dirinya sibuk. Ma Sung khawatir melihat Gi Bbeum bisakan pulang walaupun mabuk. 



Ma Sung membuka kotak yang diberikan Gi Bbeum, yaitu bonea dan juga baju dengan gambar Gajah yang dijahit, lalu berkomentar kalau itu sangat menggemaskan sekali. Ada sebuah kartu dibawahnya, Ma Sung pun membacanya.
“Jimat gajah - Gajah mengingat orang yang ditemui mereka selama beberapa dekade. Mereka rupanya tidak melupakan sesuatu yang dijumpai sebelumnya.”
Ma Sung terus tersenyum membaca tulisan Gi Bbeum lalu terharu. 

Ha Im melihat foto-foto Ki Joon dari ponselnya, wajahnya tersenyum., Ma Chil datang memberikan kopi., Ha Im berpikir kalau belum menemukan artikel apapun atau belum membongkarnya Ma Chiil pikir tak sanggup melakukannya.
“Kenapa tidak? Lakukan saja... Maka, aku akan membongkar juga.” Kata  Gi Ha Im
Saat itu ada  kegaduhan kalau seseorang yang tidak dihubungi. Ha Im heran karena dari tadi berisik sekali. Man Chil memberitahu kalau Aktornya mengalami kecelakaan dan berhalangan datang dan Sutradara marah karena Ini adegan penting.
“Apa yang akan kau lakukan mengenai segala penopang dan perlengkapannya?” ucap Manager.
Di atas tempat tidurnya, Ki Joon terlihat kesal dengan Gong Ma Sung saat itu Ha Im menelp dan langsung dijawab dengan ketus karena suasana hatinya sedang buruk sekarang. Ha Im tahu kalau Ki Joon ingin beraktin dan menawarkan sebuah peran.
“Peran?.. Oh, kalau kau bisa memberiku peran, aku akan sangat bersyukur.” Kata Ki Joon dan langsung berlutut dengan wajah bahgaia.
Bersambung ke part 2

Review Terius Behind Me Episode 1-2 
Review Terius Behind Me Episode 3-4 
Review The Third Charm Episode 1 
Review The Third Charm Episode 2

Cek My Wattpad... Kang Daniel 

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"


 PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar