PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 30 Oktober 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Tuan Kim pulang ke rumah, Soo Ji pun menyambut ayahnya turun dari kursinya. Hong Shim menatap Tuan Kim mengingat yang dikatakan oleh kakaknya “Kim Cha Eon menusuk hati ayah kita dengan pedangnya.” Tuan Kim melihat Hong Shim dengan tatapan dingin.
“Siapa wanita itu?” tanya Tuan Kim. Soo Ji meminta ayahnya agar  Jangan salah paham.
“Dia tersesat dan terjebak ke rumah kita. Kami benar-benar tak saling kenal...” ucap Soo Ji dengan gugup.
“Kau terlihat familiar. Pernahkah kita bertemu sebelumnya?” kata Tuan Kim menatap Hong Shim.
“Bagaimana itu mungkin? Aku tinggal di desa kecil bagian selatan dan baru ke Hanyang beberapa hari yang lalu.” Ucap Hong Shim dengan tertunduk.
“Pastikan dia cepat pergi.” Perintah Tuan Kim, Hong Shim menganguk mengerti. 

Soo Ji akhirnya menyuruh Hong Shim segera pergi setelah ayahnya masuk ke dalam rumah. Hong Shim melihat Tuan Kim menjadi orang yang dihormati dan tentu tatapan matanya tajam. Soo Ji mengaku kalau banyak orang jarang berani menatap mata ayahnya.
“Akupun sama walaupun anaknya sendiri.” Kata Soo Ji juga merasa takut dengan ayahnya.
“Mungkinkah, para pemuda yang masuk dan keluar dari tempat ini, ada pria bernama Moo Yeon?” tanya Hong Shim
“Bagaimana kau mengenal Moo Yeon?.. Sebenarnya, pria yang kumaksud adalah Woo Yeon... Yah... Woo Yeon, bukan Moo Yeon.” Ucap Soo Ji berpura-pura mengelak.
“Ya, namanya terdengar mirip, jadi aku agak bingung.” Kata Hong Shim bisa tahu kalau Soo Ji sengaja menyembunyikanya.
“Tentu saja... Bagaimanapun, karena ayahku di rumah, aku takkan bisa menunjukkan jalannya. Jadi Sekarang, sana pergi.” Kata Soo Jin. Hong Shim pun siap pergi 


Soo Hye menemani Lee Yeol di kamarnya membahas perpustakaan putra mahkota yang terbakar dan sedikit khawatir karena mungkin ada banyak buku kesayangannya. Lee Yeol mengaku Jurnalnya juga berada disana, yaitu jurnal yang kutulis setiap hari sejak berumur 10 tahun.
“Jika aku punya itu, ingatanku yang hilang akan kembali. Itu sangat menjengkelkan.” Kata Lee Yeol berakting kesal.
“Apa yang di inginkan biasanya lebih sulit didapatkan. Kusarankan, lupakan saja jurnal daripada memikirkannya.” Saran Soo Hye
“Melupakan jurnal... Kulihat, mudah bagimu untuk mengatakannya.” Komentar Lee Yeol sinis
“Aku menyesal karena melontarkan omong kosong semacam itu.” Ucap Soo Hye. Lee Yeol mengaku tak masalah.
“Puteri mahkota, aku ingin tahu tentang bayi yang kau kandung. Kenapa pikirmu bahwa itu akan menjadi putra yang mirip denganku?” tanya Lee Yeol seperti ingin memuji
“Marmer sebesar dan terang seperti bulan purnama datang ke pelukanku dalam mimpi.” Kata Soo Hye.
Lee Yeol mengartikan itu sebabnya Soo Hye pikir itu akan menjadi anak laki-laki. Soo Hye membenarkan, Lee Yeol minta maaf karean berpikir bahwa takkan mirip dengan anak ini. Soo Hye terdiam mendengarnya.
“Selama 100 hari aku jauh dari istana, aku bersama wanita lain. Kami tidur bersama dan terbangun di bersampingan. Perasaanku padanya semakin dalam. Hatiku sangat sakit karenanya, jadi aku takkan bisa tidur malam ini.” Ungkap Lee Yeol
“Kenapa kau memberitahuku ini? Apa kau hendak untuk diam-diam meninggalkan istana dan mencarinya malam ini?” tanya Soo Hye sinis.
“Tak ada alasan bagiku untuk tak bisa melakukannya.” Tegas Lee Yeol
“Di dalam perutmu ada anakmu, tapi kau mengatakan hal sekejam itu.” Kata Soo Hye marah
“Aku sadar akan hal itu. Kau cantik sekali. Kalau saja kau belum menikah denganku.” Kata Lee Yeol memegang dagu istrinya. Soo Hye tak percaya Lee Yeol mengatakan hal itu.
“Jangan terjebak dalam kecemburuan. Seorang calon ratu masa depan tak boleh punya emosi semacam itu, Mungkin aku tak perlu khawatir. Lagi pula, kau mungkin tak mempedulikan aku menyukai wanita lain. Bukankah begitu?” kata Lee Yeol
“Ini mungkin baik untuk bayinya, jangan menyulam semalaman. Namun, aku harus mengatakan bahwa menyulam adalah cara yang baik untuk melewati hari-hari yang sepi.” Saran Lee Yeol berjalan pergi,
“Kau tak boleh pergi.... Kau tak boleh mencari wanita itu. Ayah mertuamu adalah Wakil Perdana Menteri. Dia takkan membiarkanmu melakukan ini.” Kata Soo Hye mengancam,
“Apa ada Hal yang tak diizinkan Wakil Perdana Menteri ? Aku ingin tahu bagaimana dia akan bereaksi ketika aku melawan keinginannya.” Tantang Lee Yeol. 


Kasim berjalan mengikuti Lee Yeol bertanya akan pergi kemana, Lee Yeol tetap pergi. Saat itu Kwon Hyuk datang menahan Lee Yeol karena sudah hampir jam lima pagi jadi meminta agar menugaskan padanya saja kalau memang itu urusan yang mendesak.
“Minggir.” Ucap Lee Yeol tak mau tahu dan ingin tetap pergi
“Lalu aku akan menyuruh pelayan membawakan pakaianmu. Sangat berbahaya meninggalkan istana dengan jubahmu.” Kata Kwon Hyuk
“Kau bilang Berbahaya? Apa istana lebih aman untukku? Katakan padaku. Kau benar-benar berpikir aku aman di balik tembok ini?.. Kau Pasti tak tahu.” Ucap Lee Yeol marah 

Saat itu Raja datang memanggil anaknya, mengeluh karena menyebabkan keributan di tengah malam, padahal sudah mengalami banyak gangguan tahun ini dan itu semua berhubungan dengan anaknya. Padahal ia sudah memperingatkan untuk lebih hati-hati

“Kenapa kau mencoba menimbulkan masalah lagi?” keluh Raja kesal
“Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau harus membuatku menjalin hubungan dengan Wakil Perdana Menteri Kim?” ucap Lee Yeol marah
“Apa maksudmu tiba-tiba berkata begini?” kata Raja
“Apa Kau akan memutuskan hubunganmu dengannya?” kata Lee Yeol

Akhirnya keduanya bertemu diruangan Raja, Ayah Lee Yeol ingin tahu Apa yang terjadi tanpa sepengetahuannya. Lee Yeol memberitahu kalau Wakil Perdana Menteri Kim mencoba membunuhnya. Raja kaget mendengarnya ternyata yang ingin membunuh anaknya besannya sendiri.
“Wakil Perdana Menteri Kim mencoba membunuhku ketika di Gunung Chunwoo untuk ritual hujan” jelas Lee Yeol
“Tak mungkin Wakil Perdana Menteri Kim sangat menantikanmu duduk di singgasana. Jadi Tak mungkin dia akan mencoba membunuhmu.” Ucap Raja tak percaya
“Aku baru menyadari jawaban untuk pertanyaan itu yang sudah kulupakan. “ ucap Lee Yeol
“Kita seharusnya tak melakukan ini. Aku akan mengerahkan semua penjaga istana untuk menangkap Wakil Perdana Menteri Kim.” kata Raja panik
“Aku akan menghukumnya sendiri. Aku takkan melibatkan siapapun atas dendamku padanya. Jika seseorang harus menusuk pedang ke tenggorokannya, itu harus aku.” Tegas Lee Yeol
“Apa yang sedang kau coba lakukan?” tanya Raja makin panik dengan keputusan anaknya.
“Berikan padaku otoritas penuh.” Pinta Lee Yeol 


Je Yoon menatap kearah langin berpikir kalau ini pasti mimpi, Tuan Park yang berada disampingnya akan menampar pipinya jika tak dapat mempercayainya. Je Yoon heran dengan mereka semua yang datang ke Hanyang.
“Kami di sini karena tak bisa menangani hidup kami di sana. Sementara Tuan Park mengomel terus meminta kayu bakar, kau tak ada di sana untuk kami.” Ucap Goo Dul
“Tak terpikirkan kau akan seperti ini, kau begitu tak berperasaan. Siapa yang akan mengurus penduduk desa sekarang?” keluh Kkeut Nyeo
“Sesudah Won Deuk kembali ke istana, kau meninggalkan Desa Songjoo tanpa mengatakan apa-apa.” Cerita Petugas Park. Je Yoon mengeluh Petugas Park yang masih memanggil Won Deuk
“Hanya karena kau punya mulut, bukan berarti kau dapat mengatakan apapun. Kewenangannya pasti sudah diakui oleh Putra Mahkota. “ ucap Tuan Yeon
“Dia pasti menyanjung Pangeran Mahkota untuk mendapatkannya.” Keluh Petugas Park. Je yoon kesal menutup buku yang baca petugas Park. Petugas Park mengaku
“Bisakah kau membantu kami menjangkau Putra Mahkota? Istana membutuhkan banyak pekerja, aku ingin bertanya apa Yang Mulia dapat menawarkan kita beberapa pekerjaan. “ kata Goo Dul
“Aku minta maaf, tapi itu diluar hak Putra Mahkota.” Jelas Je Yoon. Goo Dul ingin tahu alasanya.
“Risiko tinggi diikuti oleh otoritas tinggi. Putra mahkota tak sama dengan seorang petani.” Jelas Je Yoon. Goo Dul menganguk lalu berbisik bertanya pada istrinya apakah mengerti yang dikatakan Je Yoon. Kkeut Nyeo mengaku mengerti saja.
“Ngomong-ngomong, Kenapa Tuan Park menyuruhmu membawakan kayu bakar?” tanya Je Yoon
“Wakil Perdana Menteri atau apa pun itu yang memerintahkannya. Ini konyol.” Keluh Kkeut Nyeo marah 



Lee Yeol duduk dikamarnya mengingat kembali percakapan dengan ayahnya.
Flash Back
Raja menegaskan kalau Wakil Perdana Menteri Kim licik dan cerdik. Jadi Lee Yeol tak bisa menghadapinya sendirian. Lee Yeol tahu kaalu Menteri Peperangan adalah orang dari Mentri Kim jadi tak tahu berapa banyak penjaga istana di sisinya.
“Aku tak seharusnya menggunakan taktik standar melawan si penipu. Aku butuh rencana.” Kata Lee Yeol
“Apa ada sesuat .yang bisa kubantu sebagai seorang ayah?” tanya Raja
“Atasi keingintahuan jangka panjangku.” Ungkap Lee Yeol, Raja bertanya  Tentang apa itu.
“Ibu... Untuk duduk di singgasana, dia pasti menjadi penghalang karena keluarga mantan raja. Apa itu sebabnya kau memerintahkan untuk membunuh Ibu?” ucap Lee Yeol
“Tidak... Memang benar keberadaan ibumu merupakan beban. Tapi aku tak tahu mereka akan membunuhnya. Aku dibodohi.” Akui Raja
“Apa itu juga perbuatan Wakil Perdana Menteri Kim?” tanya Lee Yeol memastikan
“Sampai saat itu, aku tak tahu dia sekeji itu... Maafkan aku, Yeol” ungkap Raja. Lee Yeol pun terdiam mengingat semua percakapan dengan ayahnya. 

Hong Shim duduk diam di luar rumah, terdengar suara berkomentar Hong Shim yang tidur tak nyenyak. Hong Shim menyapa Lee Yeol dengan panggilan Yang Mulia dan terlihat kaget karena pagi-pagi datang ke rumahnya.
“Dan lagi, tanpa suami limited edition di sisimu, kau pasti tak bisa tidur dan selalu merindukan aku... Aku mengerti perasaanmu.” Ungkap Lee Yeol mengoda.
“Ada urusan apa kau bangun pagi-pagi dan keluar dari istana?” kata Hong Shim sengaja mengalihkan pembicaraan.
“Karena aku ingin bertemu seseorang.” Ungkap Lee Yeol. Hong Shim langsung memohon pada Yang Mulia, jangan lakukan ini.
“Maksudmu apa yang jangan dilakukan? Kau pikir aku ingin bertemu siapa?” kata Lee Yeol
“Petugas Park, Gu Dol, dan Kkeut Nyeo datang ke sini dari desa untuk menemuimu. Mereka pasti masih tidur, jadi aku akan membangunkan mereka dulu.” Ucap Hong Shim
“Sepertinya, lain kali saja... Aku harus pergi ke suatu tempat.” Kata Lee Yeol seperti datang hanya ingin bertemu dengan Hong Shim
“Tapi kau masih sempat mampir ke sini?” tanya Hong Shim tak percaya
“Jangan tinggalkan tempat ini bahkan jika kau menemukan kakakmu. Jangan pergi ke mana pun tanpa izinku. Sesudah urusanku selesai,maka aku akan datang padamu tak peduli apapun.” Tegas Lee Yeol
Hong Shim ingin tahu urusan apa yang sedang diakukan sekarang. Lee Yeol bertanya apakah Hong Shim ingat hari 16 tahun yang lalu. Hong Shim mengaku mengingatnya. Lee Yeol ingat yaitu Pada malam itu ketika kelopak bunga sakura berguguran.
“Apa kau ingat yang kukatakan padamu?” ucap Lee Yeol. Hong Shim mengingat
“Apa yang kukatakan kepadamu?” tanya Lee Yeol. Hong Shim menjawab kalau Lee Yeol berkata “Aku akan menikahimu.”
“Kupastikan akan menjaga janji itu.” Ucap Lee Yeol. Hong Shim pun hanya bisa terdiam.

Lee Yeol berdiri dalam hutan seperti tempat dulu bersembunyi dengan pengawalnya.
Flash Back
Dong Joo bersembunyi meminta Lee Yeol harus melarikan diri dan akan tetap disini sampai titik darah penghabisan. Lee Yeol memperingatkan Dong Joo Jangan bertarung untuknya lagi dan itu perintah. Dong Joo mengaku kalau Misinya adalah mempertaruhkan nyawanya  untuk melindungi Lee Yeol
“Jangan melindungiku lagi... Dalam keadaan ini, uruslah dirimu sendiri. Lakukan itu sebagai teman.” Tegas Lee Yeol
“Yang Mulia... Aku minta maaf... Kau akan merasa tak nyaman apa pun yang kulakukan.” Ucap Dong Joo lalu menaruh pedang dileher Lee Yeol untuk mengancam. 

Lee Yeol mengingat semua kenangan dengan Dong Joo sebelum merelakan dirinya agar mengalihkan pandangan oranb yang ingin membunuhnya. Tuan Yeon membawakan bungkusan, berisi baju yang dipakaian Lee Yeol saat ditemukan  dengan luka panah. 

Flash Back
Dong Joo meminta Lee Yeol agar melepaskan pakaianya dan berikan padanya. Lee Yeol memperingatakan Jangan mengorbankan hidup Dong Joon untuknya.  Dong Joo memberitahu kalau punya teman untuk pertama kalinya sejak lahir.

“Dan teman itu pergi ke istana lalu menjadi putra mahkota suatu hari. Aku tak bisa melihatnya. Sejak saat itu, Mimpiku adalah menjadi penjaga pribadinya dan melindunginya di sisinya.  Jadi Aku akan bertahan dan tetap berpihak padamu bahkan sesudah kau menjadi raja.” Tegas Dong Joo 

Lee Yeol menangis memegang baju terakhir yang dipakai oleh Dong Joo, mengingat kembali yang selama ini dilakukan bersama temanya.

Flash Back
Lee Yeol dan Dong Joo yang berlatih pedang sedang masih kecil dengan mengunakan tongkat kayu. Saat di istana, keduanya pun berlatih dengan pedang terlihat Dong Joo yang bisa dikalahkan oleh Lee Yeol tapi Keduanya sama-sama terlihat bahagia setelah itu dengan senyuman merekah.
Lee Yeol masih terus menangis memeluk baju Dong Joo, Je Yoon dan Kwon Hyuk yang mengantarnya pun tak bisa menahan rasa sedihnya begitu juga Tuan Yeon. 


Hong Shim mengumpulkan semua temanya akalu butuh bantuannya. Goo Dul mengaku kalau Hong Shim sudah kuanggap sebagai adiknya jadi tak bisa dilakukan jadi meminta agar mengatakan segera. Hong Shim menegaskan  harus menyelamatkan kakaknya
“Hong Shim, apa kau punya kakak laki-laki?” ucap Tuan Park kaget.
“Ya. Hong Shim bukanlah Hong Shim dan Won Deuk bukanlah Won Deuk.” Ucap Goo Dul. Tuan Park merasa kalau itu hanya Omong kosong.
“Dimana kakakmu?” tanya Kkeut Nyeo. Hong Shim menjawab kalau Berada di rumah Wakil Perdana Menteri Kim Cha Eon.
“Tunggu sebentar... Menyelamatkannya berarti dia tak ke sana untuk bermain. Apa itu? Apa saudaramu terkunci di rumah Wakil Perdana Menteri?” ucap Tuan Park. Hong Shim pikir seperti itu.
“Sepertinya kau sudah gila. Aku harus kembali ke Desa Songjoo.” Kata Tuan Park ingin pergi.
“Apa kau mencuci tanganmu untuk ini?” sindir Goo Dul. Tuan Park mengaku Bukan hanya tangannya tapi seluruh tubuh.
“Itu tak berbahaya. Aku punya rencana.” Kata Hong Shim. Goo Dul menegaskan akan membantu adiknya yang tercinta.
“Sesudah aku melakukannya,apa kau akan berbicara dengan Putra Mahkota untukku?” tanya Goo Dul. Tuan Park terdiam mendengar Putra mahkota
“Tidak ada seorang pun di luar. Kau ingin aku melakukan apa?” ucap Tuan Park kembali duduk berhadapan dengan Hong Shim. 



Lee Yeol merasa Banyak yang kehilangan nyawa karena dirirnya. Jee Yoon pikir jangan salahkan dirinya dan Bagaimana bisa itu salah Lee Yeol. Kwon Hyuk menyarankan agar menangkaplah Wakil Perdana Menteri dan penggal kepalanya.
“Tidak. Aku takkan membiarkannya begitu saja. Kematian sebentar dan sesudah itu datanglah kedamaian. Kehilangan segalanya dan hidup sebagai orang yang tak hormat. Itu seperti mati setiap hari.” Ucap Lee Yeol
“Aku akan membuatnya tetap hidup untuk waktu lama dan merasakan sakit setiap saat.” Jelas Lee Yeol
“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Je Yoon. Lee Yeol terdiam seperti memikirkan sebuah rencana. 

Tuan Kim mengetahui kalau Putra Mahkota meninggalkan istana diam-diam. Mentri memberitahu kalau Lee Yeol meninggalkan istana diam-diam waktu subuh, dengan Petugas pengawal istana dan Jung Je Yoon menemaninya dan yakin kalau pergi ke Gunung Chunwoo.
“Jung Je Yoon... jadi Kau berani berpihak pada Putra Mahkota untuk menipuku?!!! Apa ingatan Putra Mahkota kembali, Atau mereka sedang menyelidikinya” tanya Tuan Kim
“Aku tak bisa memastikan. Apa yang harus kulakukan?” tanya Mentri panik
“Kita harus mengedepankan pertemuan rahasia...Kau Kumpulkan semua orang.” Perintah Tuan Kim. Mentri menganguk mengerti 

Tuan Yeon mengaku Sepertinya hatinya akan hancur, karene Mereka yang membuat Putra Mahkota menangis akan berakhir menangis darah. Jadi meminta tolong pada Je Yoon agar membantu Putra Mahkota sehingga semua orang jahat mendapatkan apa yang layak didapatkan, dengan nada geram.
“Apa Kau sangat menyukai Putra Mahkota?” ucap Jee Yoon melihat sikap Tuan Yeon
“Bagaimana bisa aku tak suka dia ketika putriku menyukainya?” ungkap Tuan Yeon
“Aku iri padanya.” Kata Je Yoon. Tuan Yoon pikir kenapa harus iri padahal merasa kasihan padanya.
“Kenapa kau tak pergi bersamanya?” ejek Je Yoon. Tuan Yeon mengaku ikut  karena alasan pribadi.
“Yah, karena aku ada di Desa Songjoo sekarang, maka aku ingin sekalian menemui seseorang juga.” Ucap Tuan Yeon.
“Kurasa itu dia?” kata Je Yoon menunjuk ke arah didepanya. 


Ma Chil berjalan dengan Nyonya Yoon mengomel agar lebih cepat  t jalannya. Nyonya Yoon mengaku tak bisa melangkah lebih jauh jadi meminta agar bisa istirahat, Ma Chi mengomel karena dianggap omongannya itu adalah bercanda?.
“Berapa kali harus kukatakan kita harus cepat?” ucap Ma Chil marah dan merasakan kepalanya dipukul dari belakang
“Orang kerdil mana yang berani memukulku...” kata Ma Chil sudah siap membalas dan kaget melihat Tuan Yeon yang datang.
“Kau masih saja jahat... Ma Chil! Bagaimana bisa kau membuat wanita yang lemah membawa sesuatu yang begitu berat?” kata Tuan Yeon marah dan sudah siap menampar Ma Chil. Je Yoon hanya bisa tersenyum melihat sikap Tuan Yeon yang membela wanita kesukaanya. 

Je Yoon bertanya Untuk apa kayu bakar itu pada Ma Chil. Ma Chil mengaku  tak tahu karena Tuan Park memberitahu agar mereka mengumpulkan kayu bakar. Dan tak pernah memberitahuku alasannya. Je Yoon mengeluh kalau Ma Chil itu seharusnya tahu alasanya.
“Aku seharusnya tak mengatakan ini... Aku... dalam misi untuk Putra Mahkota.” Bisik Je Yoon
“Aku akan menghubungimu jika  mengetahuinya.” Ungkap Ma Chil penuh semangat.
“Bagaimana jika kau tak melakukannya? Bagaimana aku bisa mempercayaimu?” kata Je Yoon.
“Kau tak perlu mempercayaiku Tapi Won Deuk mempercayaiku.”kata Ma Chil
“Kau bilang Won Deuk? Jangan memanggil dia Won Deuk. Dia Putra Mahkota.” Tegas Je Yoon ingin Ma Chil bisa menghormati Lee Yeol
“Aku tahu itu... Wah, aku merindukannya... Sayangku Won Deuk.” Ungkap Ma Chil tersenyum bahagia. 


Soo Ji akan keluar rumah dikagetkan dengan Lee Yeol sudah berdiri didepan pintu rumahnya. Lee Yeol pun duduk di ruangan Tuan Kim, Soo Ji berlutut didepanya memberitahu kalau Ayahnya sedang  keluar jadi akan menemani sampai ayahnya pulang.
“Ini Baru terpikirkan, sepertinya aku tak pernah mengobrol dengan saudara istriku.” Ucap Lee Yeol
“Oh, baiklah, aku tak tahu apa yang harus dikatakan untuk itu, Yang Mulia. Setiap kali kita bertemu, Aku merasa tak nyaman karena kau bilang merasa tak nyaman. Apa kau merasa tak nyaman sekarang?” ucap Soo Ji malu-malu
“Ya.. benar.” Kata Lee Yeol. Soo Ji binggung dengan jawaban Lee Yeol
“Akan membantu jika kita bisa mengobrol sambil minum teh dan makanan ringan.” Kata Lee Yeol dengan senyuman
“Aku akan menyuruh para pelayan membawakan camilan enak. Tolong tunggu sebentar.” Kata Soo Ji bergegas pergi. 


Lee Yeol berusaha mengeledah ruangan Tuan Kim dengan memeriksa laci dan membaca semua surat yang tersembunyi, lalu memeriksa tempat penyimpanan panah dan busurnya berbeda dengan sebelumnya. Ia lalu memeriksa lemari dan menemukan sebuah kotak berisi batu.
“Ini bukan batu hias.” Ucap Lee Yeol mengetahui ayah mertuanya seperti melakukan sebuah kebohongan. 

Soo Ji melihat ayahnya pulang lalu memberitahu kalau  Putra Mahkota ada dirumah mereka.  Tuan Kim memastikan kalau anaknya tak membawa Lee Yeol  ke kamarnya. Soo Ji dengan bangga kalau sudah membawa Lee Yeol ke kamar ayahnya, seperti ingin dipuji. Tuan Kim panik berlari masuk ke dalam kamar.
“Wakil Perdana Menteri, kau di sini.” Ucap Lee Yeol sedang memegang sebuah pedang.
“Apa yang membawamu kesini tanpa pemberitahuan?” tanya Tuan Kim
“Apa kau merasa terhina?” sindir Lee Yeol. Tuan Kim mengaku tidak lalu Lee Yeol memuji Pedang yang dimiliki Tuan Kim itu bagus.
“Aku yakin itu bukan sesuatu yang pantas untuk kau miliki.” Kata Tuan Kim
“Bagaimana jika kita bertarung 1 lawan 1?” kata Lee Yeol, Tuan Kim pikir tak mungkin bisa mengayunkan pedang di depan putra mahkota.
“Aku ingat pelatihan dengan seseorang di dalam istana, tapi aku tak tahu dengan siapa. Aku merasa tak enak karena tak mengasah keahlianku sejak aku kembali. Putra Mahkota tidak boleh mengabaikan pelatihannya.” ungkap Lee Yeol 


Sementara Hong Shim dkk sedang membuat sebuah rencana,  mereka menghitamkan wajah untuk menyamar. Hong Shim meminta mereka  Jangan menganggapnya sebagai pekerjaan yang rumit, karean meminta merkea Bernyanyi saja dan alihkan perhatian penjaga setelah itu  Serahkan sisanya padanya.
“Kenapa kita melakukan ini padahal Putra Mahkota dapat dengan mudah menyelesaikan masalah ini? Dia bisa pergi sendiri dengan para pengawalnya.” Keluh Tuan Park
“Kenapa kau harus mengeluhkan semuanya? Lakukan saja apa yang kau setujui.” Kata Kkeut Nyeo
“Aku hanya berpikir itu mungkin berbahaya.” Kata Tuan Park. Goo Dul pun mengaku tak bisa melakukan ini juga.
“Gu Dol, jangan seperti ini. Kau tak boleh hidup menjadi seorang pengecut.” Tegas Kkeut Nyeo
“Bukan itu.. Tapi Aku bukan orang yang berpakaian seperti Gipsi. Mintalah aku berpakaian seperti bangsawan sebagai gantinya. Itu akan lebih bisa dipercaya daripada Gipsi.” Kata Goo Dul. Kkeut Nyoe hanya bisa mengeluh dengan sikap suaminya
“Cukup dengan omong kosong dan latih saja lagunya.” Kata Tuan Park, mereka mulai menyanyi seperti orang yang sedang mabuk.
“Tunggu saja, kakak. Aku akan menyelamatkanmu. Semuanya akan baik-baik saja. Dia akan melindungi kita” Gumam Hong Shim yakin. 


Di luar rumah Tuan Kim, Lee Yeol sudah memegang pedangnya meminta Tuan Kim agar Jangan bersikap lunak padanya karena ia juga tak seperti itu pada ayah mertuanya. Tuan Kim menganguk mengerti.  Mereka pun akhirnya bertarung dan Lee Yeol sempat terjatuh.
“Kudengar, kau lebih terampil daripada penjaga pribadi ayahku. Itu pasti benar. Kau sangat rendah hati.” Ungkap Lee Yeol memuji
“Ada seorang pria muda bernama Dong Joo. Dia adalah pengawal pribadimu dan seorang teman lamamu. Kau mungkin mengasah pedangmu dengannya. Sejak dia meninggal, kita akan menemukanmu pendekar pedang lain untuk berlatih bersama.” Ucap Tuan Kim
“Tidak perlu.... Sekarang aku haus.” Kata Lee Yeol saat itu tiba-tiba beberapa pria berpakaian hitam dan mengunakan penutup wajah menyerbu rumah Tuan Kim
“Kawal Yang Mulia ke dalam.” Perintah Tuan Kim yang sudah siap dengan pedangnya. 


Lee Yeol pun dibawa masuk oleh Soo Ji ke dalam ruangan dan pasti akan aman. Lee yeol mengaku baik-baik saja, jadi meminta Soo Ji agar pergi keluar dan bantu ayahnya. Soo Ji pikir tak bisa meninggalkan Lee Yeol sendirian.
“Dan Juga, ilmu pedangku takkan banyak membantu.” Kata Soo Ji terlihat ketakutan
“Tetap saja, kau harus melindungi ayahmu. Itu adalah tugas seorang anak.” Kata Lee Yeol. Soo Ji pun tak bisa mengelak.

Lee Yeol mengambil pedang dan masuk ke ruangan lainya, lalu menemukan sebuah baju. Ia membuka pintu dan akhirnya menemukan busur panah yang disimpan dalam jerami. Itu adalah panah yang digunakan untuk membunuhnya.
Sementara di halaman, Tuan Kim dan pengawal mencoba melawan para pria berbaju hitam. Soo Ji hanya melihat dari belakang tak berani ikut melawan. 

Di depan rumah, Hong Shim meminta agar merkea membuat  keributan di halaman depan lalu akan menyelinap ke belakang dan menemukan kakaknya. Semua sudah terihat compang camping seperti gembel. Hong Shim mengingatkan mereka kalau Semakin lama mereka melakukan maka semakin baik.
“Jangan khawatir... Kau melihat kami di hari ulang tahun Won Deuk. Kami membodohi kalian berdua dengan akting kami.” Ucap Kkeut Nyeo yakin  
“Sejujurnya, Jantungku degdegan sekarang. Apa mereka akan tertipu dengan dandanan lusuh ini?” kata Goo Dul
“Jangan mengkhawatirkan itu. Berbeda dengan yang lain, kau terlihat seperti terlahir sebagai pengemis.” Ucap Tuan Park, Kkeut Nyeo mengeluh kalau Tuan Park juga seperti itu.
“Jika kau siap, ayo kita lakukan ini.” Kata Hong Shim. Semua pun bersiap mulai menyanyi. 

Tapi belum sampai di depan pintu, Para pria berbaju hitam keluar dan dikejar oleh semua pengawal. Ketiganya langsung kembali bersembunyi, Goo Dul merasa tak bisa melakukannya. Hong Shim pun memutuskan  Jangan hari ini.
“Kalian Pulang saja ke rumah.” Kata Hong Shim. Dua pria cupu langsung berlari pulang.
“Bagaimana denganmu?” tanya Kkeut Nyeo khawatir. Hong Shim pikir harus mencari tahu sesuatu.
“Tidak, ikut aku. Kelihatannya terlalu berbahaya.” Kata Kkeut Nyeo
“Aku, Hong Shim, tak mudah merasa takut. Sekarang kembalilah ke rumah.” Ucap Hong Shim. Kkeut Nyeo pun meminta Hong Shim agar bisa berhati-hati 

Lee Yeol pergi ke sebuah tempat yang terkunci, sementara di dalamnya ada Moo Yeon dengan mulut dan tangan diikat, tapi berusaha untuk membuka tali mengunakan batu.
Flash Back
Tuan Kim mencekik Moo Yeon karena  punya berbagai alasan untuk membunuh Putra Mahkota jika tahu,ia ayah kandung bayi So Hye. Menurut TUan Kim karena Moo Yeon dirinya berada dalam kekacauan sekarang. Ia padahal sudah mempercayai Moo Yeon.
“Aku akan menepati janjiku.” Ucap Tuan Kim akhirnya melepaskan tanganya.
“Silahkan potong tenggorokanku.” Kata Moo Yeon, Tuan Kim mengaku sangat ingin tapi tak akan melakukanya.
“Demi So Hye, kau harus hidup. Dia akan melakukan apa saj untuk menyelamatkanmu. So Hye takkan pergi denganmu, jadi menyerahlah pada impian kosongmu.” Tegas Tuan Kim
“Dia akan melahirkan bayi Putra Mahkota di istana.. Dia akan menjadi ratu. Lalu Aku akan memutuskan caraku untuk membunuhmu. Itulah...harga yang harus kau bayar untuk mencintai putriku.” Kata Tuan Kim. Moo Yeon pun hanya diam saja. 

Moo Yeon akhirnya berhasil membukan ikatan tali dan saat itu pintu seperti dibuka paksa. Lee Yeol membuka gembok dengan pedangnya, lalu masuk ke dalam ruanga dan ternyata kosong. Moo Yeon bersembunyi dan melihat Lee Yeol yang datang
“Kau adalah pembunuh yang dikirim oleh Wakil Perdana Menteri seperti yang diduga.” Kata Lee Yeol. Moo Yeon panik memilih untuk kabur. 

Mereka pun kejar-kejaran dan tak sengaja bertemu dengan Hong Shim. Hong Shim melihat kakaknya bertanya Apa yang terjadi karena sangat mengkhawatirnya. Moo Yeon hanya bisa terdiam, Dibelakang Lee Yeol juga seperti Shock karena Lee Yeol adalah kakak Hong Shim.
“Kenapa Yang Mulia di sini?” tanya Hong Shim. Lee Yeol memastikan kalau Moo Yeon adalah kakak Hong Shim
“Ya... Apa yang terjadi? Urusan apa yang kau miliki dengan kakakku?” tanya Hong Shim
“Bukan apa-apa... Sepertinya aku salah orang.” Kata Lee Yeol lalu melangkah pergi. Hong Shim terlihat binggung dan Moo Yeon sedikit bisa bernafas lega. 

Di dalam ruangan, Tuan Kim melihat sudah tak ada lagi Moo Yeon yang di kurung, lalu bergumam “Apa kau merencanakan skema ini, Yang Mulia? Aku ragu, tapi sepertinya kau sudah menemukan kembali ingatanmu.”
Sementara Lee Yeol didalam kamarnya mengingat kembali kejadian saat Ayah Hong Shim dibunuh oleh Tuan Kim dan Hong Shim berteriak memanggil ayahnya, Moo Yeon pun menarik pergi Hong Shim untuk menyelamatkan diri.
“Apa yang kau renungkan?” tanya Kwon Hyuk melihat Lee Yeol hanya terdiam.
“Apa ada yang terluka?” tanya Lee Yeol. Kwon Hyuk mengatakan tak ada karena Para prajurit mengejar mereka tapi berhasil lolos.
“Apa kau menemukan sesuatu di rumah Wakil Perdana Menteri?” tanya Kwon Hyuk
“Prajurit yang mencoba membunuhku adalah saudara dari wanita yang kucintai. Aku tak tahu cara membalaskan dendamku lagi.” Ucap Lee Yeol kebingungan.
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Dreaming



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



2 komentar:

  1. Lee yeol galau apakah akan balas dendam apa tidak...sedangkan aqu galau karena drama ini akan berakhir...huwaaa😭# Unnie..semangat💪

    BalasHapus
  2. Aku juga sedih karna akan berpisah 😢😢

    BalasHapus