PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 20 Oktober 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBN

Ma Sung tiba-tiba mendengar suara Dokter Yoon yang bertanya
“Apa Kau sedang ada di Hainan? Apa Kau bisa datang ke pelantikan besok?” Wajah Ma Sung kebingungan dengan ingatanya yang tiba-tiba datang.  Dokter Yoon menyadari tatapan Ma Sung akhirnya membubarkan juniornya.
“Direktur, kau harus bergegas ke rapat soremu.” Kata Sek Yang menyadarkan Ma Sung
“Bisakah kau mencari tahu sesuatu dari tiga tahun lalu?” ucap Ma Sung penasaran. Sek yang menganguk mengerti. 

Sek Yang memberitahu rencana awal  pelantikan Ma Sung seminggu setelah bergabung dengan perusahaan Tapi Ma Sung yang tiba–tiba mengalami kecelakaa, lalu memperlihatkan Jadwalnya untuk 30 Juni, 2015. Ma Sung membaca Rencana "Ruang Seminar RS Sunwoo, Pelantikan Direktur Gong."
“Sehari sebelumnya, 29 Juni..."Direktur Gong Ma–seong tiba di Incheon pukul 20.00 dari Vladivostok."  Tapi Tak tertulis Hainan.” Ucap Sek Yang
“Lokasi pertemuanku dengan Joy Kent tiba–tiba diganti dari Vladivostok menjadi Hainan. Ini Tak mungkin ada yang tahu tentang itu.” Kata Ma Sung
“Apa perubahan lokasi itu penting?” tanya Sek Yang. Ma Sung mengatakan kalau itu amat penting.


Ma Sung ragu ketika akan masuk ke ruang Dokter Yoon, akhirnya memberanikan diri untuk masuk lalu meminta waktu sebentar. Dokter Yoon sedang melihat proposal "Rencana Persiapan Pembangunan Cabang RS Sunwoo" lalu menyembunyikan dibawah meja bertanya ada apa Ma Sung datang ke ruanganya.
“Tiga tahun lalu sebelum pelantikanku, apa kita bicara di telepon?” tanya Ma Sung
“Benar. Upacaranya dijadwalkan untuk keesokan harinya. Kurasa kita membicarakannya.” Kata Dokter Yoon.
“Kalau begitu kau pasti tahu aku ada di Hainan.” Ucap Ma Sung. Dokter Yoon berbohong kalau tak mengetahuinya.
“Kau menyebutkan Global Consortium, tapi kau tak memberitahuku siapa yang kau temui dan di mana.” Jelas Dokter Yoon
“Apa Kau tak tahu aku ada di Hainan?” tanya Ma Sung. Dokter Yoon pikir itu tak mungkin tahu.
“Maka aku terkejut saat mendengar kecelakaan itu. Karena ternyata kau di Hainan, bukan Vladivostok.” Kata Dokter Yoon.
Ma Sung mengingat saat kejadian tiga tahun yang lalu mengemudikan mobilnya, Dokter Yoon bertanya apakah Ma Sung ada di  Hainan dan apakah bisa datang ke pelantikan besok. Ia Yakin kalau Dokter Yoon tahu keberadaanya ada di Hainan.
“Kenapa dia berbohong?” gumam Ma Sung mulai curiga, Dokter Yoon ingin tahu alasan Ma Sung menanyakan hal itu.
“Bukan apa–apa. Aku akan pergi.” Ucap Ma Sung tak ingin membahasnya memilih untuk pergi. 



Sementara Gi Bbeum bersama CEO Jang, Jae Min dan Ki Joon berada dalam sebuah restoran. CEO Jang akan merayakan karena keadilan telah ditegakkan Untuk masa depan Star Entertainment dan mulai bersulang.  Semua terlihat sangat bahagia.
“Aku telah menjawab telepon dari reporter sejak kemarin. Ponselku menjadi amat panas hingga aku takut baterainya akan meledak.” Cerita Jae Min terlihat bahagia.
“Inilah awalnya. Saat satu skandal masuk dalam berita, bahkan jika kebenarannya terungkap, butuh waktu lama untuk pulih. Namamu sudah dibersihkan. Kini mari kita bekerja keras untuk kembalinya dirimu. Persiapkan dirimu.” Ucap CEO Jang. Gi Bbeum mengaku sudah pasti akan melakukannya.
“Tuan Jang, tak perlu terburu–buru. Namanya baru saja dibersihkan. Hei.. Gi–bbeum, kau sudah mengalami banyak cobaan.” Ucap Ki Joon memberikan ayam untuk Gi Bbeum. Gi Bbeum mengucapkan Terima kasih.
“Tuan Jang.. Apa Kau sedang mengerjakan sebuah proyek untuk Gi–bbeum?” tanya Jae Min.
“Apa yang kau lakukan dan tak membahasnya denganku? Aku kesal.” Ucap Ki Joon kesal
“Aku memikirkannya kemarin dan memberitahumu sekarang. “ kata Tuan Jang
“Jika ini untuk Gi–bbeum, harus dipikirkan baik–baik. Benarkan Gi–bbeum?” ucap Ki Joon.
“Aku tetap sedikit penasaran. Proyek apa, Tn. Jang?” tanya Gi Bbeum.
“Aku akan membuat saluran Internetmu sendiri.” Kata Tuan Jang. Gi Bbeum dan Ki Joon kaget mendengarnya.
“Para pencipta media daring sedang menjadi tren. Alih–alih memohon kepada para produser, maka aku akan memusatkan energiku pada hal ini. Secara real time, jadwal Gi–bbeum akan diunggah dan kita buat konten sendiri.” Jelas Tuan Jang
“Lalu kita akan diundang tampil dalam banyak acara tanpa melakukan apa pun. Sebagai langkah pertama,. kita akan mengunjungi para manula” ucap Tuan Jang. Ki Joon mengeluh Tuan Jang mengajak menemui manula.
“Memangnya kita politisi?” keluh Ki Joon. Tuan Jang pikir kalau Ki Joon  tak mengerti ucapannya.
“Apa kau tahu betapa lucunya para manula? Kita akan berbuat baik, membuat mereka tertawa, agar Gi–bbeum lupa jika dia sedang bekerja atau bersenang–senang.” Jelas Tuan Jang
Gi Bbeum langsung setuju kalau akan ikut,  Tuan Jang pun memutuskan akan membuka salurannya besok dengan Nama "The Live, Semua Kebahagiaan." Gi Bbeum setuju karena Kedengarannya menyenangkan. Tapi Ki Joon pikir kalau Nama yang amat membosankan dan mengajak mereka makan ayam dan minum bir saja., karena harus merayakan dengan benar.
“Gi–bbeum, apa ada sesuatu yang ingin kau makan? Aku akan membayar semuanya.” Ucap Ki Joon mencoba melayani Gi Bbeum
“Aku amat berterima kasih, tapi sudah punya rencana malam ini. Mari kita rayakan bersama setelah peluncuran saluranku.” Kata Gi Bbeum.
“Ayolah. Kau amat tak setia. Jika kau harus pergi, habiskan bir ini” ucap Ki Joon menyuruh Gi Bbeum satu gelas bir. Mereka pun bersulang lagi. 

Sek Yang mendengar cerita Ma Sung kalau Dokter Yoon bertanya, "Kau sedang di Hainan?". Itu artinya kalau Dokter Yoon tahu keberadaan Ma Sung. Ma Sung pikir kalau Dokter Yoon hanya memeriksa. Sek Yang tak mengerti apa artinya memeriksa.
“Karena aku harus ada di sana.” Ucap Ma Sung. Sek Yang bingung kenapa harus seperti itu.
“Menurutmu kenapa? Apa Kecelakaan itu bukan sebuah kebetulan?” kata Ma Sung
“Astaga, aku baru saja merinding. Berdasarkan yang dilakukan Dokter. Yoon dan Presiden Gong, itu amat mungkin. Astaga... Apa Kau ingat hal lain?” tanya Sek Yang, Ma Sung mengaku tak mengingatnya.
“Menurutmu kau melihat sesuatu yang tak biasa, tapi tak bisa ingat karena shock?  Menurutmu kenap kau ingat semuanya sekarang? Itu menakutkan.” Kata Sek Yang.
Ma Sung tak menjawab memilih untuk makan walaupun hanya sedikit. Sek Yang mengeluh sambil memarahi Ma Sung yang sulit sekali makan padahal hanya memasukan semua kedalam mulutnya. Ma Sung memarahi kalau Sek Yang berbicara terlalu keras. Sek Yang pun meminta maaf.
“Ini Hambar sekali. Di mana garamnya? Sup Ini tak punya rasa. Jadi Beri aku garam.” Ucap Ma Sung. Sek Yang tak percaya medengarnya lalu memberikan garam.
“Itu seperti yang selalu kau suka.” Pikir Sek Yang. Ma Sung merasa kalau Sek Yang tak membumbuinya.
“Itu terlalu banyak. Tunggu.” Kata Sek Yang panik melihat Ma Sung yang memberikan banyak garam.
“Rasanya benar–benar hambar.” Keluh Ma Sung yang terus memberikan garam. Sek Yang mencoba mencicipinya dan langsung membuangnya karena sangat asin.
Tapi Ma Sung merasa nyaman dengan sup yang terasa asin, seperti indra pengecapnya sudah hilang. Sek Yang terdiam melihat Ma Sung yang sudah berubah. 



Keluarga Joo sudah duduk didepan meja makan siap untuk makan malam, tapi semua hanya diam. Sa Rang sudah tak tahan akan memulai makan. Gi Bbeum meminta agar menunggu. Sa Rang mengeluh harus berapa lama lagi karena sangat kelaparan.
“Kenapa si Penipu belum datang?” keluah Sa Rang. Ja Rang pikir kalau Ma Sung lupa.
“Itu menyebalkan sekali. Apa Dia makan sendiri?” ucap Sa Rang. Tuan Joo pikir kalau macet dan menyuruh Gi Bbeum untuk menelp Ma Sung. 

Gi Bbeum menelp Ma Sung sedang ada dimana, apakah Sedang dalam perjalanan. Ma Sung malah balik bertanya kemana ia harus pergi karena  sedang makan malam. Gi Bbeum kaget karena Ma Sung yang  sedang makan malam. Sa Rang mendengarnya langsung berteriak kesal.
“Apa Dia kesal? Apa yang terjadi?” tanya Ma Sung kebingungan.
“Kau bilang akan datang untuk makan malam.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung binggung kapan itu, Apakah Malam ini.
“Saat tadi kita bicara. Aku mengundangmu makan malam.” Ucap Gi Bbeum.
Sek Yang mendengar bertanya Apa Ma Sung lupa sesuatu lagi, Ma Sung lalu beralasan kalau Sek Yang yang  bersikeras meminta harus makan sesuatu jadi pikiran teralihkan lalu lupa begitu saja. Sek Yang mengeluh kalau tak mengatakan hal itu.
“Maafkan aku telah membuat kalian menunggu. Aku benar–benar minta maaf.” Ucap Ma Sung merasa bersalah.
“Baiklah... Tak apa–apa... Lanjutkan makan malammu.” Ucap Gi Bbeum lalu telp di tutup.
Sek Yang mengeluh pada Ma Sung malah menyalahkannya. Ma Sung heran karena Sek Yang malah ingin mengatakan kalau ia benar-benar lupa.  Seka Yang pikir kalau mengatakan saja yang sebenarnya bahwa Ma Sung  menjadi makin pelupa. Ma Sung pikir itu nanti akan memberitahu Gi Bbeum. 


Gi Bbeum memberitahu keluarganya kalau Ma Sung  harus menjamu tamu dadakan dari luar negeri dan lupa meneleponnya. Sa Rang pikir Ma Sung itu  Bohong, karena mendengar semuanya, menurutnya Ma Sung sudah muak pada kakaknya.
“Apa Dia lupa kalian sudah membuat rencana?” tanya Ja Rang khawatir. Gi Bbeum mengaku tak seperti itu.
“Ayo kita makan malam. Makanlah. Hal darurat bisa terjadi dalam pekerjaan.” Ucap Gi Bbeum mencoba mengalihkan agar mereka segera makan saja.

Gi Bbeum duduk di meja makan sambil menghitung semua bon, Sementara keluarganya duduk di ruang tengah. Pesan dari Ma Sung masuk ke ponselnya “Maafkan aku.. Apa Kau bisa keluar?”  Akhirnya Gi Bbeum berpura-pura akan membuang sampah, dengan tatapan heran 3 anggota keluarganya.
“Aku keluar untuk membuang sampah.... Kau sedang apa di sini?” ejek Gi Bbeum pergi menemui Ma Sung yang sudah menunggu.
“Apa Kau datang ke taman untuk membuang sampah? Apa ini berarti kau membuang sampah sembarangan?” balas Ma Sung mengejek.
“Aku hampir tak bisa keluar rumah tanpa ketahuan adik–adikku. Apa kau benar–benar tak datang karena sekretarismu memintamu untuk tetap di sana?” tanya Gi Bbeum ragu.
“Ya, dia punya masalah. Dia belajar memasak dan menuntutku untuk mencicipinya. Dia amat merepotkanku hingga aku lupa meneleponmu.” Jelas Ma Sung
“Aku khawatir.” Ungkap Gi Bbeum. Ma Sung meminta maaf dan juga agar menyampaikan permintaan maafnya pada keluarga Gi Bbeum.
“Tak apa–apa... Kau tak sengaja melakukan ini. “ kata Gi Bbeum.
“Tapi Aku tetap senang bisa melihatmu.” Ungkap Ma Sung. Gi Bbeum mengejek Ma Sung itu bodoh. Ma Sung tak terima dianggap bodoh.
“Apa Kau hanya akan berdiri di sini? Bagaimana jika kita berolahraga untuk mencerna makan malam kita?” ucap Gi Bbeum penuh semangat. Ma Sung terlihat binggung karena malam hari harus berlari.
“Apa Kau lihat tiang lampu itu? Yang kalah harus mentraktir makan malam besok.” Kata Gi Bbeum sudah mulai berlari.
Tapi Ma Sung dengan keadaan lemah hanya diam saja, Gi Bbeum mengeluh karema Ma Sung yang sengaja kalah, membuat jadi menyakiti harga dirinya. Ma Sung mengaku kalah saja dan berjanji mentraktir makan malam besok. Gi Bbeum mengeluh kalau itu tak menyenangkan.
“Gi–bbeum... Aku merindukanmu.” Ucap Ma Sung menatap Gi Bbeum lalu memeluknya. Gi Bbeum pun memeluk erat Ma Sung.
“Jika kau merindukanku, katakan saja kapan pun.” Kata Gi Bbeum.
“Aku merindukanmu setiap hari... Setiap hari.” Ungkap Ma Sung dan mereka terus berpelukan ditaman. 

Ha Im baru saja selesai melakukan perawatan rambut. Min Chul datang meminta maaf karena harus mengubah lokasinya wajahnya terlihat ketakutan. Ha Im menganguk mengerti, meminta agar mereka bergerak cepat agar tak terlambat. Min Chul bisa tersenyum bahagia.
“Kenapa kau tak menelepon Ki–joon hari ini?” ucap Min Chul. Saat itu Nyonya Gong mendengar nama anaknya disebut langsung menengok.
“Biarkan saja dia... Biarkan Seong Ki–joon menelepon kapan pun dia mau.” Kata Ha Im seperti sudah tak peduli.
“Apa Kau baru saja bilang "Seong Gi–joon"?” tanya Nyonya Gong, Ha Im menatap Nyonya Gong dan teringat saat pertama kali bertemu di saon sebelumnya.
Saat terjadi keributan, Nyonya Gong meminta Ha Im datang menemuinya. Ha Im dengan gaya sombongnya mengeluh Nyonya Gong yang berani meminta datang menemuinya. Saat itu Nyonya Gong langsung memberikan tamparan kecil di kedua pipinya.
“Kau menyebabkan keributan, jadi, kau harus meminta maaf.” Ucap Nyonya Gong marah.
Ha Im mengeluh dengan ucapan Nyonya Gong seperti ikut campur. Nyonya Gong bertanya Apa Ha Im mengencani Ki Joon. Ha Im mengeluh Nyonya Gong yang ingin tahu, karena tak mungkin kalau akan menjadi menantunya. Nyonya Gong hanya bisa melonggo.
“Waktu itu aku diam saja karena aku bingung. Tapi jika para penggemarku mendengar perlakuanmu kepadaku, kau takkan berani tampil di depan publik lagi. Karena merasa malu.” Komentar Ha Im sinis lalu pergi meninggalkan salon.
Ha Im tiba-tiba berpikir kalau Nyonya Gong yang tadi menyebutnya "Ki–joon" lalu menduga kalau itu ibu mertuanya, tapi merasa kalau itu tak mungkin jadi ibu Ki Joon karena sifatnya yang bertolak belakang. Nyonya Gong melihat Ha Im tak percaya dengan sikap pacar anaknya. 



Gi Bbeum melayani para manula di panti jompo sedang bermain Go Stop. Tuan Jang juga melayani berteriak pada Jae Min agar dibawakan kue beras. Gi Bbeum dengan senyuman bahagia, melayani semua tamu.  Saat itu Ki Joon tiba-tiba datang.
“Ki Joon... Apa yang membawamu kemari?” tanya Gi Bbeum kaget.
“Aku harus kemari... Kau membantuku saat aku tampil Di Brain Q Show.Serta aku merasa telah merusak audisi terakhirmu.” Kata Ki Joon.
“Tidak. Jika bukan karenamu, aku takkan bergabung dengan agensi hebat ini.” Jelas Gi Bbeum. Seorang kakek meminta kue beras lagi. Mereka pun bergegas melayani. 


Gi Bbeum dkk sudah mengunakan kostum dengan wig warna warni. CEO Jang menyapa semua manula kalau akan tampil adalah peri abadi yaitu Joo Gi–bbeum dan kawan–kawan. Gi Bbeum pun menyanyi Trot, sementara Ki Joon mulai menari dengan gerakan patah-patah.
“Gi–bbeum, penampilanmu luar biasa.” Puji Ki Joon duduk bersama Gi Bbeum.
“Aku suka menyanyi lagi setelah lama tak menyanyi.” Ungkap Gi Bbeum. Ki Joon meminta agar menyanyikan untuknya.
“Itu tergantung.... Ki–joon... Terima kasih.” Kata Gi Bbeum. Ki Joon bertanya untuk apa.
“Untuk semuanya... Momen saat ini terasa seperti sebuah mimpi. Aku menyadari betapa berharganya semua orang.” Kata Gi Bbeum bahagia.
“Jika Ma Sung mengkhianatimu, beri tahu aku. Aku takkan bisa menerimamu kembali, tapi akan kuberi dia pelajaran.” Ucap Ki Joon.
Gi Bbeum menganguk mengerti tapi menurutya itu takkan terjadi. Ki Joon pikir mungkin saja terjadi, keduanya tertawa. Lalu salah seorang kakek keluar dari rumah,  Gi Bbeum bertanya apakah kakek itu akan pulang.
“Tidak. Ada temanku yang selalu kemari, tapi dia tak datang hari ini dan aku khawatir. Dia takkan melewatkan acara ini. Bahkan Dia tak mengangkat teleponnya. Jadi, aku akan memeriksanya.” Ucap kakek
“Pak, kalau begitu, aku akan ikut denganmu.” Kata Gi Bbeum. Ki Joon pun mengikuti Gi Bbeum untuk pergi bersama. 

Si kakek berteriak memanggil Tuan Chae dari depan rumah, tapi tak ada sahutan. Akhirnya mereka masuk dan melihat Tuan Chae sudah tergeletak didepan pintu, Mereka bergegas membangunkan Tuan Chae. Ki Joon pun memanggil ambulance untuk membawa Tuan Chae.
Ma Sung berbicara dengan dokter, dan Tuan Chae sudah ada di ruang IGD. Gi Bbeum menanyakan keadaan Tuan Chae. Ma Sung memberitahu kalau Tuan Chae mengidap demensia yang berkaitan dengan alkohol.
“Jika dia tak bisa mengenali teman–temannya, maka itu makin parah. Dia tak bisa dirawat jika tak berhenti minum... Itu masalahnya.” Jelas Ma Sung
“ Jika dia mengidap demensia, maka dia bisa tinggal di Desa Penyembuhan.” Kata Gi Bbeum
“Aku amat ingin membawanya ke sana. Jadi Itu sebabnya aku mencoba mempercepat semuanya.” Jelas Ma Sung
Tuan Chae akhirnya terbangun menanyakan keberadaanya. Temenya memberitahu kalau Tuan Chae pingsan saat minum jadi membawanya ke rumah sakit. Tuan Chae mengaku Kepalanya terasa amat jernih jadi sangat senang.
“Pak, Apa kau mengenal Tn. Kim Ok–yoon?” tanya Gi Bbeum. Tuan Chae mengaku kenal. 
“Dia adalah teman lama dari kota asalku.” Ucap Tuan Chae mengingat temanya yang mengantarnya.
“Pak, kau harus berhenti minum. Jika tak bisa langsung berhenti, maka kurangi minum alkohol. Jika tidak, kondisimu hanya akan memburuk.” Pesan Ma Sung sebagai dokter.
“Aku tahu... Aku ingin berhenti minum, tapi aku amat kesepian tanpa alkohol hingga terasa tak tertahankan.” Kata Tuan Chae sedih.
“Kau memilikiku di sisimu.” Ucap Tuan Ok. Saat itu Ma Sung merasakan sakit dikepalanya, dan bergegas pamit untuk pergi ke toilet.
Gi Bbeum melihat Ma Sung pergi dengan memegang kepala dengan wajah khawatir. Ma Sung berusaha untuk bertahan di lorong rumah sakit, tapi kepalanya semakin sakit dan sempat terjatuh. 



Akhirnya Ma Sung sampai di ruangan, mencoba agar bisa tetap sadar. Saat itu terdengar suara ketukan pintu. Ma Sung meminta untuk menahan sebentar agar bisa menahan rasa sakitnya. Gi Bbeum masuk ruangan  menanyakan keadaan Ma Sung, Apa kesakitan. Ma Sung menyangkalnya.
“Kau tak demam.” Kata Gi Bbeum memeriksa dahi pacarnya.  Ma Sung mengaku kalau amat kesakitan. Gi Bbeum panik dimana Ma Sung merasa sakit.
“Melihat wajahmu membuatku merasa aneh di bagian dadaku,  Jantungku berdetak amat cepat.” Goda Ma Sung
“Dasar Kau amat kejam... Aku benar–benar ketakutan. Apa Kau sungguh baik–baik saja?” kata Gi Bbeum khawatir. Ma Sung mengaku baik-baik saja.
“Kau menakutiku... Ma Sung Aku merasakan sesuatu saat melihat kedua kakek itu. Kita benar–benar memerlukan tempat seperti Desa Penyembuhan agar tak banyak orang yang harus menderita. Apa Kau tahu kenapa aku menyebutmu "bodoh"?” kata Gi Bbeum. Ma Sung ingin tahu alasan.
“Kau sakit, tapi bilang sebaliknya dan berpura–pura tak menderita, padahal sebaliknya. Jangan bersikap bodoh denganku. Bahkan jika kau tak bisa memberi tahu yang lainnya, maka aku ingin kau memberitahuku semuanya. Aku ada di sisimu. Apa Kau Paham?”ucap Gi Beum. Ma Sung menganguk.
“Gi Bebum.. Aku kalah kemarin, jadi, aku harus mentraktirmu makan malam.” Kata Ma Sung. 


Keduanya duduk di meja restoran sederhana, Gi Bbeu menceriakan kalau restoran memang tampak lusuh, tapi makanannya terkenal. Ma Sung membaca tulisan di dinding "Resep Ibu dengan Tradisi 40 Tahun" lalu terdiam.  Gi Bbeum pikir Ma Sung tak suka tempat seperti ini.
“Tidak.” Ucap Ma Sung. Gi Bbeum pun mengajak mereka mulai makan. Ma Sung mencoba makan walaupun nafsu makanya hilang.
“Jadi, seperti ini rasa makanan ibu. Ini Lezat.” Kata Ma Sung dengan wajah berkaca-kaca.
Gi Bbeum dengan senyuman pun merasa lega lalu melihat tulisan  "Resep Ibu dengan Tradisi 40 Tahun" dan merasakan hal yang sama dengan Ma Sung karena sudah lama ditinggal oleh ibunya dan merasa kalau ada alasan makanan direstoran jadi terkenal. Keduanya makan dalam diam. 

Keduanya berjalan pulang, Gi Bbeum melihat Ma Sung memegang perutnya dan berpikir kalau mengalami gangguan pencernaan, karena sudah membuat makan terlalu banyak. Ma Sung menyangkalnya, menurutnya akan merasa lebih baik setelah berjalan sebentar.
“Kenapa kau membawaku kemari dan bukan ke restoran mewah?” ucap Ma Sung
“Apa yang salah dengan tempat seperti ini? Aku ingin pamer bahwa kekasihku kaya dan makan di restoran mewah, tapi aku merasa lebih nyaman di tempat seperti ini.” Kata Gi Bbeum bangga.
“Omong–omong, kau tak kesakitan, 'kan?” ucap Gi Bbeum. Ma Sung menyangkalnya.
“Kau berjanji takkan bohong. Apa Kau yakin tak sakit?” kata Gi Bbeum. Ma Sun menyakinkan kalau memang tak salah.
“Aku takkan berbohong lagi kepadamu. Tapi... Aku... Aku mencintaimu... Aku...amat... mencintaimu.” Ungkap Ma Sung mengungkap perasanya tanpa bisa dipendam lagi.
“Kau akan berkata begitu nanti, tapi aku ingin mendengarnya sekarang.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum meminta Ma Sung mendekat lalu membisikan”Aku mencintaimu.”
“Apa kau harus membuatku mengatakan itu di sini?” keluh Gi Bbeum malu lalu berlari pergi. Ma Sung heran pada Gi Bbeum padahal berjanji takkan memunggunginya. 


CEO Kim menunggu dipakiran dengan wajah gelisah, Pengacara Hwang datang. CEO Kim bertanya apa informasi yang dimilikinya. Pengacara Hwang memberitahu Dokter Yoon Hong Joon, yaitu ahli neurologi otak di RS Sunwoo dan dokter untuk Gong Ma Sung. CEO Kim melihat Foto Dokter Yoon.
“Dia menyewa seseorang tiga tahun lalu.” Kata Pengacara Kim. CEO Kim tak percaya kejadian Tiga tahun lalu.
“Dia akan bicara demi uang. Nanti Akan kukirimkan fotonya setelah menghubunginya.” Ucap Pengacara Hwang. CEO Kim menganguk mengerti.

Semua berkumpul di ruang Star Entertaiment,  Jae Min melihat komentar pada Video Gi Bbeum "Maaf telah salah sangka Kepadamu, Gi–bbeum tetap seorang ratu. Semoga kau kembali." CEO Jang pikir baru saja memulai dan belum melakukan public relation apa pun.
“Tapi ini awal yang bagus jika konten pertama kita ditonton sebanyak itu. Komentar–komentarnya juga cukup positif.” Ucap CEO Jang  
“Gi–bbeum, jika kau menjadi model untuk perusahaan perhiasan itu, maka kau akan benar–benar..” ucap Nan Joo terharu.
“Jangan mulai menangis.” Komentar Gi Bbeum. Nan Joo berharap Gi Bbeum mendapat yang terbaik.
“Kontrak modeling perhiasan? Yang kau tolak itu?” tanya CEO Jang
“Ya. Ketuanya menghubungi lagi melalui Ma Sung,  Itu kontrak yang amat besar hingga aku menjadi sedikit ragu.” Ungkap Gi Bbeum.
CEO Jang pikir Gi Bbeum jangan berkata seperti itu, karena Yang membenci Gi Bbeum sudah berkurang jadi harus berani maju lalu melihat ponselnya berdering dan itu telp dari Sutradara Gi. Nan Joo bertanya siapa itu, Gi Bbeum memberitahu kalau Sutradara film terkenal itu.
“Dia meminta maaf telah bersikap kasar waktu itu dan bertanya kau ingin audisi untuk sebuah peran, Aku harus bilang apa?” ucap CEO Jang. Gi Bbeum pikir itu tentu mau sekali.
“Sutradara Gi, kami tak perlu berpikir panjang. Jadi Kapan? Tentu saja, tak masalah.” Ucap CEO Jang lalu mengajak Jae Min pergi. 



Nan Joo pun memuji Gi Bbeum yang benar–benar sukses meminta agar Jangan melupakan kareana sudah terkenal lagi. Gi Bbeum bertanya apakah boleh menangani rias wajah dan pakaian Nan Joo lagi. Nan Joo mengaku boleh.
“Aku tak bisa memanggilmu Ran–ju lagi... Tapi Nn. Ko...” kata Gi Bbeum.
“Benar. Tapi masalahnya adalahaku bukan Ran–ju yang sama seperti tiga tahun lalu. Aku tak bisa memberimu diskon hanya karena kita berteman. Ejek Nan Joo.
“Jika kau tetap di dalam mobil van seperti Ha–im dengan masker oksigen, maka aku akan menyuapimu debu. Jadi kau Ingat itu dan berhati–hatilah. Ini menyenangkan.” Kata Nan Joo memperingati. Gi Bbeum bisa tersenyum puas.
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Capcay & Dimsum  

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: