PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 30 Mei 2019

Sinopsis My Fellow Citizens Episode 36


PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



“Majelis Nasional mengadakan rapat umum ke-11 pagi ini. Penahanan Anggota Majelis Yang Jung Gook kemungkinan besar akan didiskusikan dalam rapat ini. Kemungkinan besar mereka juga akan memutuskan RUU untuk mencabut UU Regulasi Suku Bunga.”
Jung Kook masuk ruangan rapat, beberapa anggota mulai berbisi kalau seharusnya sudah ditahan dan sangat menyebalkan. Jung Kook berpura-pura tak mendengar memilih untuk duduk, Tuan Baek datang sambil bermain ponsel.
“Anggota Majelis Baek... Kau pasti kecewa terhadapku. Maaf. Aku tidak punya pilihan lain.” Ucap Jung Kook, tapi Tuan Baek seolah tak peduli.
Akhirnya Ketua Majelis menyuruh mereka duduk dan dilayar terlihat "Sesi Darurat" Ketua memberitahu Karena kuorum sudah tercapai, maka akan memulairapat umum ini.
“Maaf karena aku terus berbicara padamu, tapi mengenai suaramu yang telah kita diskusikan... Kau belum berubah pikiran, kan?” ucap Jung Kook memastikan.
“Anggota Majelis Yang... Apa maksudmu? Jika kau ingin RUU itu gagal, seharusnya kau menyangkalinya sampai akhir. Tapi Apa-apaan ini? Kami menjadi konspirator dengan seorang penipu karena kau. Apa kau mengerti itu?” bisik Tuan Baek marah
“Tapi... Apa kaitan itu dengan ini? Entah aku penipu atau bukan, kita harus menghentikan pencabutan UU Regulasi Suku Bunga.” Kata Jung Kook. Ketua majelis mulai bicara.
“Seperti yang telah kalian dengar, pemerintah meminta persetujuan kita untuk menahan Anggota Majelis Yang Jung Gook. Persetujuan untuk menahan seorang Anggota Majelis sesuai Pasal 26, Ayat 2 menyatakan...” ucap Ketua Majelis.
“Dengarkan baik-baik. Politik tidak bisa dihadapi dengan sangat naif. Ketika Kim Nam Hwa dikeluarkan dari partai, kau melihat para Anggota Majelis meninggalkannya.... Ini sama saja. Ini tidak berbeda dari saat itu. Bagaimana mungkin kami berbaris di belakang pembicara yang tidak bisa dipercaya?” jelas Tuan Baek
“Dengar, Anggota Majelis Baek... Kita sedang melawan para bedebah yang membeli bantuan orang dengan uang. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan dalam situasi ini adalah memperlihatkan kebenaran. Jadi, mana mungkin aku berbohong?” balas Jung Kook
“Dengar.. Adakalanya kau harus menyembunyikan kebenaran kecil untuk meraih keadilan yang lebih besar. Berhentilah mengatakan hal-hal yang konyol seperti itu. Semua hal terdengar bagus jika kau mengemasnya dengan baik.” Kata Tuan Baek
“Hal pertama dalam agenda... Untuk menjadwalkan rapat umum ke-12. Itu diusulkan diadakan pada tanggal 28 Mei. Ada yang keberatan?” tanya Keua Majelis, Semua menjawab tidak.
“Jangan mengemas ini menjadi pemungutan suara kelompok. Biarkan semua orang memilih secara individual.Sudah diputuskan. “Tegas Ketua Majelis.
“Kau mengatakan kau akan memastikan RUU seperti ini tidak akan pernah dibahas lagi.” Ucap Jung Kook. Tuan Baek mencoba menyangkalnya. 

“Aku tidak ingat mengatakan itu. Omong-omong, Partai Nasionalis sudah memutuskan lewat dewan tertinggi untuk memilih bersama.” Tegas Tuan Baek
“Kalian akan memilih bersama? Kau bilang kalian akan memilih secara individual.” Ucap Jung Kook heran
“Berikutnya, hal kedua dalam agenda. Kita akan melakukan pemungutan suara mengenai RUU untuk mencabut UU Regulasi Suku Bunga.” Kata Ketua Majelis.
“Mulai sekarang, pendapat partai adalah pendapatku. Dan Jung Gook. Pikirkan dirimu yang akan dipenjara... Masalah politik, biar kami yang urus. Paham?” ucap Tuan Baek marah. Jung Kook memanggilnya tapi Tuan Baek sudah pergi dengan beberapa anggota keluar ruangan.
“Anggota Majelis, harap tetap duduk. Kita akan melakukan pemungutan suara... Kenapa...” ucap Ketua Majelis binggung. Jung Kook marah memukul meja didepanya. 




Tuan Kim mendekat mengejek apa yang akan dilakukan, Jung Kook yang  bisa memercayai seorang anggota majelis. Ia mengejek kalau mempercayai Jung Kook seorang penipu, adalah langkah yang lebih cerdas. Jung Kook menyuruh Tuan Kim pergi yang membuatnya kesal.
“Aku akan pergi... Kau juga harus pergi. Rapatnya gagal.” Ejek Tuan Kim. Jung Kook ingin marah, Tuan Kim makin mengejek kalau ini Menakutkan sekali.
“Jangan berpikir kau bisa menemuiku lagi. Ini kali terakhir.” Tegas Tuan Kim lalu keluar dari ruangan. Semua anggota parlemen sudah keluar ruangan. 

Hoo Ja kaget mengetahui  Tanggal 28 dan Itu besok. Tuan Kim membenarkan kalau sudah memberitahu sebelumnya bahwa mereka harus mengadakan rapat umum lagi dalam tiga hari setelah memberikan persetujuan atas penahanannya.
“Kau bilang tiga hari, bukan besok. Apakah tiga hari berarti "besok" di dalam kamusmu?” keluh Hoo Ja
“Intinya, itulah yang diputuskan oleh perwakilan dewan. Jadi Aku bisa apa? Apa aku harus maju dan bilang jangan besok, apa aku butuh lebih banyak waktu?” keluh Tuan Kim
“Masalahnya karena waktunya tidak cukup bagiku. Sumber dayaku telah mengering.” Kata Hoo Ja
“Jadi, lakukan sebisamu untuk mendapatkan lebih banyak uang. Dewan tertinggi menyatakan bahwa mereka mengadakan pertemuan. Itu berarti mereka menginginkan lebih banyak uang.” Jelas Tuan Kim
“Lalu? Berapa yang harus kuberikan kepada dewan tertinggi?” tanya Hoo Ja
“Ada lima anggota dewan tertinggi. Aku sudah membujuk tiga orang. Jadi, beri dua sisanya masing-masing 200.000 dolar. Mengenai perwakilan dewan, dia punya banyak pengaruh. Jadi, beri dia dua kali lipat. 400.000 dolar.” Jelas Tuan Kim
“Serta, jadikan sepupunya konsultan di Baekkyung Capital. Bentuk persekutuan dengannya. Ini kesempatan bagus untukmu. Dia punya banyak pengaruh. Dia bahkan mengomeli dan menghujat Presiden.” Tegas Tuan Kim. Hoo Ja mengerti.
“Aku akan menyiapkan uangnya besok pagi. Beres..” kata Mi Young yakin. Tuan Kim memastikan apakah Hoo Ja bisa mendapatkan satu juta dolar besok pagi.
“Bukankah kau miskin karena mereka menyita rekeningmu?” kata Tuan Kim. Hoo Ja tak terima disebut miskin.
“Sampaikan saja pesanku kepada para pecundang itu bahwa jika mereka tidak bekerja dengan baik, akan kuhajar mereka.” Tegas Hoo Ja, Tuan Kim mengaku paham dan akan memberi tahu mereka lalu pamit pergi.
 “Kurasa sebaiknya aku tidak menggunakan kata-katanya. "Akan kuhajar..." komentar Tuan Kim sambil berjalan keluar ruangan.
“Bisakah kamu mendapatkan uangnya? Kita bahkan tidak bisa meminjam uang untuk menyuap.” Kata Gwi Nam
“Aku hanya perlu mulai berpikir... Berpikir... Aku bisa berpikir dengan baik di penjara.” Ungkap Hoo Ja kesal sendiri. 



Jung Kook bertemu dengan Joo Myung di penjara bertanya Apakah tidurnya nyenyak. Joo Myung mengeluh sudah pasti Punggungnya sakit karena Lantainya sangat keras. Jung Kook pikir  Joo Myung pasti merasa bebas karena telah mengungkapkannya.
“Bebas? Aku tidak bebas. Aku merasa terperangkap. Aku belum melihat anak bungsuku selama 10 hari. Aku terus melihat wajahnya yang tersenyum. Aku bahkan tidak bisa tidur.” Keluh Joo Myung
“Kenapa aku mengakui semuanya saat itu? Aku merasa telah ditipu.” Ungkap Joo Myung kesal
“Apa maksudmu ditipu? Kau masuk dengan keren, jadi, teruslah bersikap keren. Aku juga akan segera masuk ke sana, tepat di sampingmu.” Kata Jung Kook santai
“Besok, mereka memutuskan persetujuan untuk menahanmu, bukan? Jangan terlalu khawatir. Anggota majelis mungkin bertengkar, tapi mereka tidak saling memutuskan penghidupan satu sama lain.” Kata Joo Myung nenangkan.
“Aku tidak khawatir... Aku sudah tahu sejak awal bahwa aku mungkin akhirnya akan dipenjara.” Kata Jung Kook
“Jadi, kenapa kau harus mengatakan bahwa dirimu penipu? Bagaimana dengan istrimu?” tanya Joo Myung simpati. Jung Kook mengaku  Tentu tidak baik karena Suaminya penipu.
“Kau menimbulkan kekacauan ini, jadi, perbaikilah. Jangan buang air lalu pergi! Siram toiletnya! Gunakan bidet dan lain sebagainya.” Kata Joo Myung memberikan perumpaan.
“Aku mencoba hidup seperti itu, tapi orang lain tampaknya tidak melakukan hal yang sama baik di rumah maupun di Majelis. Mereka tidak mempertanggungjawabkan perkataan dan tindakan mereka.” Ucap Jung Kook sambil tertawa.
“Seperti itulah politik. Jika sesuatu yang baik terjadi, mereka berlari ke sana dan bersumbar. Jika sesuatu yang buruk terjadi, mereka bersembunyi di belakang partai seperti pengecut. Seperti itulah anggota majelis. Apa Kau masih belum tahu itu?” ucap Joo Myung
“Kau bilang "Seperti itulah politik." Aku tidak ingin tahu itu. Apa maksudmu, seperti itulah? Bagaimana denganku? Lalu aku harus tetap menjadi budak dengan tanda di dahiku. Tidak ada satu pun hal dalam hidup ini yang tidak bisa diubah. Semua hal harus berubah saat waktunya tepat.” Ucap Jung Kook.
“Berandal ini mencoba menceramahiku. Lalu? Bagaimana kau akan mengubahnya? Saat kau harus mengubah air tergenang yang busuk, tidak ada gunanya menggunakan bahan kimia dan mesin. Itu tidak akan mengubah airnya.” Tegas Joo Myung
“Aku akan mengganti semuanya. Aku akan menjadikannya benar-benar bersih.” Ucap Jung Kook yakin. Joo Myung tak yakin Jung Kook bisa melakukanya.
“Sejak kapan aku melakukan sesuatu yang bisa kulakukan? Aku selalu melakukan sesuatu yang harus kulakukan.” Ucap Jung Kook yakin. 



“Majelis Nasional akan melakukan pemungutan suara hari ini untuk menyetujui atau tidak penahanan Anggota Majelis Yang Jung Gook. Jika lebih dari setengah kuorum memilih untuk memberikan persetujuan, pengadilan akan memutuskan untuk mendakwa dan menahannya atau tidak.”
“RUU yang dia tentang, RUU untuk mencabut UU Regulasi Suku Bunga, akan dipilih setelahnya. Masyarakat sangat tertarik dengan hasil dari kedua hal ini.”
Jung Kook sudah masuk ruang rapat ingin menyapa Tuan Baek tapi diabaikan begitu saja. Tuan Kim berbicara di telp berapa lama mereka harus menunggu, karena Semua orang sudah lelah menunggu. Gwi Nam di kantor telihat marah karena tak bisa melakukanya.
“Kami juga menelepon semua orang yang bisa kami hubungi, jadi, minta mereka menunggu. Aku akan mendapatkannya sebelum pemungutan suara dimulai.” Kata Hoo Ja
“Kau sudah berjanji kepadaku dan harus memenuhi janjimu. Kau harus berusaha.” Ucap Tuan Kim. Hoo Ja memberitahu kalau sudah berusaha,
“Aku akan meneleponmu begitu mendapatkan uangnya.” Kata Hoo Ja kesal lalu menutup telpnya. Tuan Kim mengumpat karena Hoo ja selalu menutup teleponnya.

Tuan Kim lewat disamping Jung Kook saat akan ketempat duduknya. Jung Kook mengejek kalau Tuan Kim yang menyusun rencana lagi. Tuan Kim berpura-pura tak mengenal Jung Kook bertanya “Kau siapa?” Jung Kook memperingatkan Tuan Kim.
 “Jangan hidup seperti itu... Kau harus tahu malu.” Komentar Jung Kook
“Aku tahu. Kamu orang yang akan segera dipenjara. Yang Jung Gook. Benar, bukan? Aku tidak akan bertemu denganmu lagi, jadi, jangan bicara denganku.” Ucap Tuan Kim. Jung Kook pikir Tuan Kim yang bisa melakukanya.
Gwi Nam berbicara di telp terlihat kesal lalu memberitahu Hoo Ja kalau Ilsoo juga tidak mau bekerja. Hoo Ja memastikan kalau Tidak ada cara untuk membatalkan pembekuan rekeningnya. Gwi Nam mengaku tak ada karean Polisi membekukannya, jadi mereka tidak bisa bertindak.
“Kalau begitu, kita tidak punya pilihan. Mari kita melakukan pertukaran voucer.” Kata Hoo Ja.
“Apa Kau ingin mengirim suap dalam bentuk voucer?” tanya  Gwi Nam binggung. Hoo Ja kesal kalau anaknya yang tidak paham maksudnya.
“Menukar voucher!” teriak Hoo Ja yang sangat frustasi. 

Akhirnya rapat kembali dimulai  dengan "Sesi Darurat" dan "Agenda" akan melakukan pemungutan suara atas usulan untuk memberikan persetujuan untuk penahanan Anggota Majelis Yang Jung Gook. Ketua meminta Menteri Hukum akan menjelaskan alasan untuk persetujuan ini.
“Atas nama pemerintah, aku akan menjelaskan kenapa kami meminta persetujuan Anda untuk menahan Anggota Majelis Yang Jung Gook. Alasan permintaan ini...” ucap Mentri Hukum
Di sebuah ruangan, Sorang pria meminta agar agar pegawai mengeluarkan kartu perusahaan, Setelah itu melapor pada Ho Ja kalau sudah mengumpulkan semua kartu perusahaan. Hoo Ja menyuruh agar mengunakan sampai batas maksimal dan beli voucher.
“Berdasarkan Pasal 26 Peraturan Majelis Nasional, kami meminta persetujuan Anda untuk penahanan ini.” Kata Mentri Hukum.
“Berikutnya, Anggota Majelis Yang Jung Gook akan memberikan pernyataannya. Silakan naik ke podium.” Ucap Ketua Majelis.
Akhirnya Hoo Ja bisa membeli "Voucer Diskon" dengan jumlah banyak. Jung Kook naik keatas podum memberitahu kalau Semua yang dikatakan Menteri Hukum memang benar, kalau dirinya seorang penipu dan  menerima semua tuduhannya lalu menyudahnya. 
Beberapa orang seperti gangster akhirnya pergi ke sebuah tempat penukaran, meminta uang tunai untuk voucher yang mereka beli. Di ruang rapat Ketua Majelis memberitahu berdasarkan Pasal 112, Ayat 5,akan memilih secara anonim.
“Kita akan mulai dari belakang. Silakan pergi ke sebelah kanan untuk memasukkan suara kalian. Sekian... Silakan berikan suara kalian.” Ucap Ketua
Anak buah Hoo Ja kembali menukar voucher dengan Uang Tunai,  Beberapa orang berbaring memberikan suaranya. Tuan Kim menuliskan kata "Ya" lalu keluar dari tempat pemilih dan berbicara dengan Jung Kook sambil menyindir.
“Maaf... Semua orang yang kukenal memilih "Ya". Akan sangat memalukan jika ada satu "Tidak" saat perhitungan di akhir nanti.” komentar Tuan Kim
“Siapa kau?  Benar... Anggota Majelis Kim Nam Hwa... Mantan kandidat pemimpin Partai Nasionalis yang sudah tamat riwayatnya sekarang. Jangan berpura-pura mengenalku.” Ejek Jung Kook. Tuan Kim terlihat kesal melihatnya.
Anak buah Hoo Ja memberitahu kalau sudah hampir selesai. Hoo Ja menyuruh agar datanglah ke kantor karena harus memastikan jumlahnya benar. Beberapa tas penuh dengan uang tunai.
“Kita akan mengakhiri pemungutan suara dan mulai menghitung suaranya. Ada 248 Anggota Majelis yang hadir. 248 suara sudah diterima. Karena itu, jumlahnya sesuai Aku akan segera mengumumkan hasil pemungutan suara.” Ucap Ketua Majelis. 
Di rumah Keluarga Yang menonton siaran "Pemungutan Suara Persetujuan untuk Menahan Yang Jung Gook" Mi Jin mengaku sangat gugup karena seakan-akan mencoba mendapatkan straight dan berakhir dengan straight flush. Tuan Yang terlihat binggung dengan ungkapan perkataan anaknya.  



“Aku akan mengumumkan hasilnya.” Ucap Ketua Majelis. Wang Goo dkk ikut menonton juga diruangan.
“Aku yakin mereka akan menyetujuinya.” Ucap Wang Goo, Charles pikir  Mereka tidak bisa melakukan itu.
“Sekalipun mereka melakukannya, dia hanya penipu.” Kata Wang Go 
“Dengan 218 suara yang setuju, dua menentang, dan 28 abstain, persetujuan untuk menahan Anggota Majelis Yang telah disetujui.” Kata Ketua



Jung Kook bisa menerima karena hanya mempertanggungjawabkan semua dosanya. Keluarga Yang langsung menangis histeris mendengarnya. Wang Goo terlihat santai malah seperti tersenyum. Seung Yi terlihat easl dengan Wang Go malah tersenyum.
“Kenapa wajahmu seperti itu? Apa Kau tidak sedih?” teriak Seung Yi yang menangis dengan Charles tapi marah melihat Wang Goo
“Seumur hidupku aku belum pernah merasa sedih.” Kata Wang Go, Seung Yi mengumpat marah karena berpikir sudah bersikap terlalu baik
“Hanya karena aku selalu mengatakan aku menyukaimu. Apa kau manusia? Bisa-bisanya kamu menyebut dirimu sendiri manusia. Mati sajalah!” teriak Seung Yi ingin memukul Wang Goo. 

Hoo Ja tersenyum bahagia melihat hasilnya "Penahanan Anggota Majelis Yang disetujui" Gwi Nam memberitahu kalau Persiapannya hampir selesai. Hoo Ja pikir tak perlu menunggu lama agar mengirim uangnya.
“Mari kita beralih ke masalah kedua... Mari kita diskusikan RUU pencabutan UU Regulasi Suku Bunga.” Ucap Ketua.
“Pembicara Majelis. Menurutku kami harus mengadakan rapat mengenai masalah itu... Beri kami waktu.” Kata Ketua partai. Ketua Majelis ingin tahu  Berapa lama.
“Beri kami 10 menit saja.” Ucap Ketua partai. Tuan Kim akhirnya ikut berkumpul. Ketua Par bertanya Berapa lama lagi, karena lebih baik keluar jika perlu.
“Tunggu sebentar. Aku akan meneleponnya sekarang.” Kata Tuan Kim menelp Hoo Ja.
“Apa yang harus kami lakukan sekarang? Haruskah kami menunggu? Kami akan mendiskusikan masalah ini sekarang.” Ucap Tuan Kim memastikan.
“Aku sudah mengirim uangnya. Aku mengirim satu juta dolar sekaligus. Pegawai kami sedang menuju ke sana. Minta mereka mengurus pembagian uangnya. Astaga, melelahkan jika aku juga harus membantu dengan itu.” Ucap Hoo Ja. Tuan Kim mengerti.
“Akan segera sampai. Tunggu sebentar lagi” ucap Tuan Kim. Ketua Partei memberitahu kalau mereka harus segera memutuskan.
Hyung Tae menelp Tuan Kim memberitahu sudah menerima kirimannya. Tuan Kim akhirnya memberitahu semua anggota kalau mereka harus menyetujuinya, UU Regulasi Suku Bunga.dan Bagaimanapun caranya harus mencabutnya. Semua menganguk mengerti.
“Astaga, aku senang melihat ini. Maaf harus mengatakan ini pada saat ini, tapi aku meminta bantuan kalian untuk mengembalikan aku ke dalam partai.” Ucap Tuan Kim. Semua langsung bubar dan duduk di tempat masing-masing. Tuan Kim terlihat binggung.
“Sekarang kita akan memulai pemungutan suara untuk mencabut UU Regulasi Suku Bunga.” Kata Ketua Majelis. 



Hyung Tae sedang mengemudikan mobilnya, di hentikan sebuah mobil. Mi Young turun dari mobil menghalanginya, Hyung Tae mengeluh bertanya siapa mereka karena sudah gila menghentikan mobilnya.
“Kalian tahu siapa aku? Kami tahu Anda anggota majelis... Aku detektif... Anggota Majelis Cho. Anda ditahan karena melanggar UU Dana Politik.” Ucap Mi Young. Hyung Tae terlihat binggung.
“Kenapa Anda terkejut? Ada banyak uang di bagasi Anda. Cepat keluar dari mobil.” Ucap Mi Young 
“Aku ingin membicarakan tentang pencabutan UU Regulasi Suku Bunga.” Ucap Jung Kook setelah membaca pesan di ponselnya. Tuan Kim yang melihatnya mengeluh dengan yang akan dilakukan Jung Kook. 

Flash Back
“Entah bagaimana Park Hoo Ja akan menyediakan uangnya sebelum rapat besok. Proyek impiannya akan diputuskan besok. Dia bukan seseorang yang akan diam saja.” Ucap Jung Kook bertemu dengan tim Mi Young
“Kita sudah memblokir semua rekeningnya. Bagaimana?” Mi Young hera
“Entah bagaimana dia akan menemukan sebuah cara. Dia dalam situasi yang buruk. Dia tidak punya cukup waktu untuk mencuci uang dan mengirimnya. Jadi Sudah jelas dia akan mengirim pegawainya untuk mengirim uang tunai.” Ucap Jung Kook
“Kalau begitu, kita hanya perlu mengikuti pegawainya.” Kata Mi Young mengikuti mobil yang membawa uang dengan timnya.
“Kita akan mempelajari bagaimana cara dia mendapatkan uangnya jika kita mengikuti mereka. Bukan begitu?” kata Mi Young, semua setuju.
Detektif Lee mengambil video saat anak buah Hoo Ja  keluar dari tempat Voucher, lalu detektif Na mengambil foto saat anak buah Hoo Ja menukar dengan uang.
“Mereka pasti tergesa-gesa. Tapi itu tidak akan cukup. Jika kita mendapatkan cukup bukti untuk menangkap basah mereka. Kita harus memastikannya.” Jelas Jung Kook.
Mi Young akhirnya melihat isi bagasi mobil dengan banyak uang sogokan milik Hoo Ja dan Detektif Na ingin tahu Berapa jumlahnya. Sementara Jung Kok diatas podium mengatkaan ada banyak di antara mereka, menurutnya  Para bedebah ini setuju untuk mencabut UU Regulasi Suku Bunga.
“Namun, menurut saya UU Regulasi Suku Bunga dibutuhkan. Jika UU itu menghilang...” kata Jung Kook. Tuan Kim mengeluh Jung kook gila melakukan itu?
“Orang-orang dengan hidup yang berat akan makin berat hidupnya. Membuat masyarakat mengalami kehidupan yang lebih berat bukan tugas kita sebagai anggota majelis. Bahkan seorang penipu seperti saya yang hidup dengan memanfaatkan uang orang lain yang mereka peroleh dengan susah payah.” Ucap Jung Kook
“Tapi bahkan saya pun tahu bahwa akan ada lebih banyak orang yang menderita dari utang yang menyiksa. Bahkan saya tahu itu. Tapi apa yang kalian lakukan? Kalian mempelajari lebih banyak, kalian lebih pandai, dan kalian lebih perhatian daripada penipu seperti saya.” Ucap Jung Kook.
“Bisa-bisanya orang seperti kalian menyebut diri kalian anggota majelis. Kalian menerima suap untuk satu RUU.” Sindir Jung Kook. Tuan Kim menyuruh Jung Kook turun kalau hanya untuk mengoceh.
“Kenapa melihat sekelilingmu? Saya membicarakan kalian, Partai Nasionalis. Kalian menerima dana ilegal dari Park Hoo Ja dan mencoba menyetujui RUU ini.” Kata Jung Kook. Hoo Ja sedih minum menjatuhkan cangkir yang berisi teh.
“Kalian tidak takut terhadap masyarakat.” Komentar Jung Kook. Tuan Kim mengumpat Jung Kook hanya penipu.
“Ini bukan tempat untukmu mengoceh Di mana ini? Ini Majelis Nasional!.” Kata Tuan Kim menyindir.
“Saya tahu ini Majelis Nasional! Ini Majelis Nasional... Kalian anggota majelis... Kalian anggota majelis yang menerima suap. Polisi telah menangkap basah suap kalian. Saat ini berakhir, kalian akan dipanggil untuk dana politik ilegal. Kalian akan menjadi sama seperti saya sekarang.” Ucap Jung Kook
Tuan Kim binggung karena semua anggota melihat ponselnya dan mencari-cari ponselnya,  dan Ada artikel yang diterbitkan berjudul "'Dana Politik Ilegal Ditangkap di TKP'" wajah Tuan Kim terlihat binggung. 


Mi Young datang ke tempat Hoo Ja bertanya  Di mana Park Hoo Ja da meminta agar memberitahu mereka. Gwi Nam hanya diam sambil memeluk papan namanya.
“Anggota Majelis Partai Nasionalis. Aku menyingkirkan atasan kalian yang kotor. Jadi, berhentilah mencari-cari pendapat partai kalian dan ikuti keyakinan kalian. Penipu sepertiku tidak bersama kalian sekarang.” Jelas Jung Kook
“Pikirkan masyarakat dan perlihatkan politik demi kepentingan masyarakat. Untuk memulai itu, tolong bantu aku mempertahankan UU Regulasi Suku Bunga.” Ucap Jung Kook
“Jangan menelantarkan masyarakat demi kepentingan pribadi kalian. Setidaknya itulah yang harus kalian lakukan untuk masyarakat. Aku akan mengawasi kalian di penjara.” Tegas Jung Kook lalu keluar dari ruangan.
“Aku akan mengumumkan hasil pemungutan suara. Di antara 197 anggota yang hadir, 13 setuju, 182 menentang, dan 2 abstain. Berdasarkan hasil pemungutan suara, RUU untuk mencabut UU Regulasi Suku Bunga ditolak.” 
Di sebuah lapangan, ada banyak anak kecil sedang bermain bola. Hoo Ja duduk sendirian dengan baju yang basah karena keringat, seperti orang yang linglung berbicara sendirian
“Di mana letak kesalahannya? Apa yang salah sampai menjadi seperti ini? Kenapa? Kenapa aku menjadi seperti ini? Apa yang salah?” ucap Hoo Ja kebingungan. 



Pintu penjara dibuka, Jung Kook keluar dan tersenyum bahagia. Mi Jin, Charles, Seung Yi dan Wang Goo sudah menjemputnya.  Jung Kook menanyakan kabar teman-temanya. Charles mengau  Semua orang tampak lebih baik.
“Kudengar kau kuliah, Charles.” Kata Jung Kook. Charles mengaku  ingin belajar jadi diterima pada tahun 2021. Jung Kook tak percaya mendengarnya.
“Itu tidak cocok untukmu. Bagaimana dengan Seung Yi dan Pak Park? Apa kalian berdua masih berpacaran?” kata Jung Kook melihat Seung Yi merangkul lengan Wang Goo.
“Ya. Kami bertemu lagi sembilan kali dan putus delapan kali, tapi kami masih bersama.” Kata Wang Goo. Seung Yi mengeluh mendengarnya.
“Jung Gook, pria ini benar-benar brengsek. Dia berselingkuh dariku...” keluh Seung Yi. Wang Goo memohon agar tak membahasnya.
“Kalian akan putus untuk kali kesembilan hari ini. Bagaimana kabar Ayah dan Ha Roo? Apa Mereka tidak ikut denganmu?” tanya Jung Kook
“Ha Roo bersekolah. Dan Ayah menyiapkan perayaan di rumah.” Kata Mi Jin yang terlihat mencoba memegang tangan Charles.
“Kenapa dia menyiapkan perayaan? Keluar dari penjara bukan sesuatu yang pantas dirayakan.” Ucap Jung Kook lalu kaget melihat seseorang yang datang. Mi Young turun dari mobil, Keduanya sama-sama tersenyum seperti cinta mereka masih ada seperti awal pertama kali bertemu.
THE END

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: