PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Majelis Nasional mengadakan rapat
umum ke-11 pagi ini. Penahanan Anggota Majelis Yang Jung Gook kemungkinan besar
akan didiskusikan dalam rapat ini. Kemungkinan besar mereka juga akan
memutuskan RUU untuk mencabut UU Regulasi Suku Bunga.”
Jung Kook
masuk ruangan rapat, beberapa anggota mulai berbisi kalau seharusnya sudah
ditahan dan sangat menyebalkan. Jung Kook berpura-pura tak mendengar memilih
untuk duduk, Tuan Baek datang sambil bermain ponsel.
“Anggota
Majelis Baek... Kau pasti kecewa terhadapku. Maaf. Aku tidak punya pilihan
lain.” Ucap Jung Kook, tapi Tuan Baek seolah tak peduli.
Akhirnya
Ketua Majelis menyuruh mereka duduk dan dilayar terlihat "Sesi
Darurat" Ketua memberitahu Karena kuorum sudah tercapai, maka akan memulairapat
umum ini.
“Maaf karena
aku terus berbicara padamu, tapi mengenai suaramu yang telah kita diskusikan...
Kau belum berubah pikiran, kan?” ucap Jung Kook memastikan.
“Anggota
Majelis Yang... Apa maksudmu? Jika kau ingin RUU itu gagal, seharusnya kau
menyangkalinya sampai akhir. Tapi Apa-apaan ini? Kami menjadi konspirator
dengan seorang penipu karena kau. Apa kau mengerti itu?” bisik Tuan Baek marah
“Tapi...
Apa kaitan itu dengan ini? Entah aku penipu atau bukan, kita harus menghentikan
pencabutan UU Regulasi Suku Bunga.” Kata Jung Kook. Ketua majelis mulai bicara.
“Seperti
yang telah kalian dengar, pemerintah meminta persetujuan kita untuk menahan Anggota
Majelis Yang Jung Gook. Persetujuan untuk menahan seorang Anggota Majelis
sesuai Pasal 26, Ayat 2 menyatakan...” ucap Ketua Majelis.
“Dengarkan
baik-baik. Politik tidak bisa dihadapi dengan sangat naif. Ketika Kim Nam Hwa
dikeluarkan dari partai, kau melihat para Anggota Majelis meninggalkannya....
Ini sama saja. Ini tidak berbeda dari saat itu. Bagaimana mungkin kami berbaris
di belakang pembicara yang tidak bisa dipercaya?” jelas Tuan Baek
“Dengar,
Anggota Majelis Baek... Kita sedang melawan para bedebah yang membeli bantuan
orang dengan uang. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan dalam situasi ini adalah
memperlihatkan kebenaran. Jadi, mana mungkin aku berbohong?” balas Jung Kook
“Dengar..
Adakalanya kau harus menyembunyikan kebenaran kecil untuk meraih keadilan yang
lebih besar. Berhentilah mengatakan hal-hal yang konyol seperti itu. Semua hal
terdengar bagus jika kau mengemasnya dengan baik.” Kata Tuan Baek
“Hal
pertama dalam agenda... Untuk menjadwalkan rapat umum ke-12. Itu diusulkan
diadakan pada tanggal 28 Mei. Ada yang keberatan?” tanya Keua Majelis, Semua
menjawab tidak.
“Jangan
mengemas ini menjadi pemungutan suara kelompok. Biarkan semua orang memilih
secara individual.Sudah diputuskan. “Tegas Ketua Majelis.
“Kau
mengatakan kau akan memastikan RUU seperti ini tidak akan pernah dibahas lagi.”
Ucap Jung Kook. Tuan Baek mencoba menyangkalnya.
“Aku
tidak ingat mengatakan itu. Omong-omong, Partai Nasionalis sudah memutuskan lewat
dewan tertinggi untuk memilih bersama.” Tegas Tuan Baek
“Kalian
akan memilih bersama? Kau bilang kalian akan memilih secara individual.” Ucap
Jung Kook heran
“Berikutnya,
hal kedua dalam agenda. Kita akan melakukan pemungutan suara mengenai RUU untuk
mencabut UU Regulasi Suku Bunga.” Kata Ketua Majelis.
“Mulai
sekarang, pendapat partai adalah pendapatku. Dan Jung Gook. Pikirkan dirimu
yang akan dipenjara... Masalah politik, biar kami yang urus. Paham?” ucap Tuan
Baek marah. Jung Kook memanggilnya tapi Tuan Baek sudah pergi dengan beberapa
anggota keluar ruangan.
“Anggota
Majelis, harap tetap duduk. Kita akan melakukan pemungutan suara... Kenapa...”
ucap Ketua Majelis binggung. Jung Kook marah memukul meja didepanya.
Tuan Kim
mendekat mengejek apa yang akan dilakukan, Jung Kook yang bisa memercayai seorang anggota majelis. Ia
mengejek kalau mempercayai Jung Kook seorang penipu, adalah langkah yang lebih
cerdas. Jung Kook menyuruh Tuan Kim pergi yang membuatnya kesal.
“Aku akan
pergi... Kau juga harus pergi. Rapatnya gagal.” Ejek Tuan Kim. Jung Kook ingin
marah, Tuan Kim makin mengejek kalau ini Menakutkan sekali.
“Jangan
berpikir kau bisa menemuiku lagi. Ini kali terakhir.” Tegas Tuan Kim lalu
keluar dari ruangan. Semua anggota parlemen sudah keluar ruangan.
Hoo Ja
kaget mengetahui Tanggal 28 dan Itu
besok. Tuan Kim membenarkan kalau sudah memberitahu sebelumnya bahwa mereka harus
mengadakan rapat umum lagi dalam tiga hari setelah memberikan persetujuan atas
penahanannya.
“Kau
bilang tiga hari, bukan besok. Apakah tiga hari berarti "besok" di
dalam kamusmu?” keluh Hoo Ja
“Intinya,
itulah yang diputuskan oleh perwakilan dewan. Jadi Aku bisa apa? Apa aku harus
maju dan bilang jangan besok, apa aku butuh lebih banyak waktu?” keluh Tuan Kim
“Masalahnya
karena waktunya tidak cukup bagiku. Sumber dayaku telah mengering.” Kata Hoo Ja
“Jadi,
lakukan sebisamu untuk mendapatkan lebih banyak uang. Dewan tertinggi
menyatakan bahwa mereka mengadakan pertemuan. Itu berarti mereka menginginkan
lebih banyak uang.” Jelas Tuan Kim
“Lalu?
Berapa yang harus kuberikan kepada dewan tertinggi?” tanya Hoo Ja
“Ada lima
anggota dewan tertinggi. Aku sudah membujuk tiga orang. Jadi, beri dua sisanya
masing-masing 200.000 dolar. Mengenai perwakilan dewan, dia punya banyak
pengaruh. Jadi, beri dia dua kali lipat. 400.000 dolar.” Jelas Tuan Kim
“Serta,
jadikan sepupunya konsultan di Baekkyung Capital. Bentuk persekutuan dengannya.
Ini kesempatan bagus untukmu. Dia punya banyak pengaruh. Dia bahkan mengomeli
dan menghujat Presiden.” Tegas Tuan Kim. Hoo Ja mengerti.
“Aku akan
menyiapkan uangnya besok pagi. Beres..” kata Mi Young yakin. Tuan Kim
memastikan apakah Hoo Ja bisa mendapatkan satu juta dolar besok pagi.
“Bukankah
kau miskin karena mereka menyita rekeningmu?” kata Tuan Kim. Hoo Ja tak terima
disebut miskin.
“Sampaikan
saja pesanku kepada para pecundang itu bahwa jika mereka tidak bekerja dengan
baik, akan kuhajar mereka.” Tegas Hoo Ja, Tuan Kim mengaku paham dan akan
memberi tahu mereka lalu pamit pergi.
“Kurasa sebaiknya aku tidak menggunakan
kata-katanya. "Akan kuhajar..." komentar Tuan Kim sambil berjalan
keluar ruangan.
“Bisakah
kamu mendapatkan uangnya? Kita bahkan tidak bisa meminjam uang untuk menyuap.”
Kata Gwi Nam
“Aku
hanya perlu mulai berpikir... Berpikir... Aku bisa berpikir dengan baik di
penjara.” Ungkap Hoo Ja kesal sendiri.
Jung Kook
bertemu dengan Joo Myung di penjara bertanya Apakah tidurnya nyenyak. Joo Myung
mengeluh sudah pasti Punggungnya sakit karena Lantainya sangat keras. Jung Kook
pikir Joo Myung pasti merasa bebas
karena telah mengungkapkannya.
“Bebas?
Aku tidak bebas. Aku merasa terperangkap. Aku belum melihat anak bungsuku
selama 10 hari. Aku terus melihat wajahnya yang tersenyum. Aku bahkan tidak
bisa tidur.” Keluh Joo Myung
“Kenapa aku
mengakui semuanya saat itu? Aku merasa telah ditipu.” Ungkap Joo Myung kesal
“Apa
maksudmu ditipu? Kau masuk dengan keren, jadi, teruslah bersikap keren. Aku juga
akan segera masuk ke sana, tepat di sampingmu.” Kata Jung Kook santai
“Besok, mereka
memutuskan persetujuan untuk menahanmu, bukan? Jangan terlalu khawatir. Anggota
majelis mungkin bertengkar, tapi mereka tidak saling memutuskan penghidupan
satu sama lain.” Kata Joo Myung nenangkan.
“Aku
tidak khawatir... Aku sudah tahu sejak awal bahwa aku mungkin akhirnya akan
dipenjara.” Kata Jung Kook
“Jadi,
kenapa kau harus mengatakan bahwa dirimu penipu? Bagaimana dengan istrimu?”
tanya Joo Myung simpati. Jung Kook mengaku
Tentu tidak baik karena Suaminya penipu.
“Kau
menimbulkan kekacauan ini, jadi, perbaikilah. Jangan buang air lalu pergi!
Siram toiletnya! Gunakan bidet dan lain sebagainya.” Kata Joo Myung memberikan
perumpaan.
“Aku
mencoba hidup seperti itu, tapi orang lain tampaknya tidak melakukan hal yang
sama baik di rumah maupun di Majelis. Mereka tidak mempertanggungjawabkan
perkataan dan tindakan mereka.” Ucap Jung Kook sambil tertawa.
“Seperti
itulah politik. Jika sesuatu yang baik terjadi, mereka berlari ke sana dan
bersumbar. Jika sesuatu yang buruk terjadi, mereka bersembunyi di belakang
partai seperti pengecut. Seperti itulah anggota majelis. Apa Kau masih belum
tahu itu?” ucap Joo Myung
“Kau
bilang "Seperti itulah politik." Aku tidak ingin tahu itu. Apa
maksudmu, seperti itulah? Bagaimana denganku? Lalu aku harus tetap menjadi
budak dengan tanda di dahiku. Tidak ada satu pun hal dalam hidup ini yang tidak
bisa diubah. Semua hal harus berubah saat waktunya tepat.” Ucap Jung Kook.
“Berandal
ini mencoba menceramahiku. Lalu? Bagaimana kau akan mengubahnya? Saat kau harus
mengubah air tergenang yang busuk, tidak ada gunanya menggunakan bahan kimia
dan mesin. Itu tidak akan mengubah airnya.” Tegas Joo Myung
“Aku akan
mengganti semuanya. Aku akan menjadikannya benar-benar bersih.” Ucap Jung Kook
yakin. Joo Myung tak yakin Jung Kook bisa melakukanya.
“Sejak
kapan aku melakukan sesuatu yang bisa kulakukan? Aku selalu melakukan sesuatu
yang harus kulakukan.” Ucap Jung Kook yakin.
“Majelis
Nasional akan melakukan pemungutan suara hari ini untuk menyetujui atau tidak penahanan
Anggota Majelis Yang Jung Gook. Jika lebih dari setengah kuorum memilih untuk
memberikan persetujuan, pengadilan akan memutuskan untuk mendakwa dan
menahannya atau tidak.”
“RUU yang
dia tentang, RUU untuk mencabut UU Regulasi Suku Bunga, akan dipilih
setelahnya. Masyarakat sangat tertarik dengan hasil dari kedua hal ini.”
Jung Kook
sudah masuk ruang rapat ingin menyapa Tuan Baek tapi diabaikan begitu saja.
Tuan Kim berbicara di telp berapa lama mereka harus menunggu, karena Semua
orang sudah lelah menunggu. Gwi Nam di kantor telihat marah karena tak bisa
melakukanya.
“Kami
juga menelepon semua orang yang bisa kami hubungi, jadi, minta mereka menunggu.
Aku akan mendapatkannya sebelum pemungutan suara dimulai.” Kata Hoo Ja
“Kau
sudah berjanji kepadaku dan harus memenuhi janjimu. Kau harus berusaha.” Ucap
Tuan Kim. Hoo Ja memberitahu kalau sudah berusaha,
“Aku akan
meneleponmu begitu mendapatkan uangnya.” Kata Hoo Ja kesal lalu menutup
telpnya. Tuan Kim mengumpat karena Hoo ja selalu menutup teleponnya.
Tuan Kim
lewat disamping Jung Kook saat akan ketempat duduknya. Jung Kook mengejek kalau
Tuan Kim yang menyusun rencana lagi. Tuan Kim berpura-pura tak mengenal Jung
Kook bertanya “Kau siapa?” Jung Kook memperingatkan Tuan Kim.
“Jangan hidup seperti itu... Kau harus tahu
malu.” Komentar Jung Kook
“Aku
tahu. Kamu orang yang akan segera dipenjara. Yang Jung Gook. Benar, bukan? Aku
tidak akan bertemu denganmu lagi, jadi, jangan bicara denganku.” Ucap Tuan Kim.
Jung Kook pikir Tuan Kim yang bisa melakukanya.
Gwi Nam
berbicara di telp terlihat kesal lalu memberitahu Hoo Ja kalau Ilsoo juga tidak
mau bekerja. Hoo Ja memastikan kalau Tidak ada cara untuk membatalkan pembekuan
rekeningnya. Gwi Nam mengaku tak ada karean Polisi membekukannya, jadi mereka tidak
bisa bertindak.
“Kalau begitu,
kita tidak punya pilihan. Mari kita melakukan pertukaran voucer.” Kata Hoo Ja.
“Apa Kau
ingin mengirim suap dalam bentuk voucer?” tanya
Gwi Nam binggung. Hoo Ja kesal kalau anaknya yang tidak paham maksudnya.
“Menukar
voucher!” teriak Hoo Ja yang sangat frustasi.
Akhirnya
rapat kembali dimulai dengan "Sesi
Darurat" dan "Agenda" akan melakukan pemungutan suara atas
usulan untuk memberikan persetujuan untuk penahanan Anggota Majelis Yang Jung
Gook. Ketua meminta Menteri Hukum akan menjelaskan alasan untuk persetujuan
ini.
“Atas
nama pemerintah, aku akan menjelaskan kenapa kami meminta persetujuan Anda untuk
menahan Anggota Majelis Yang Jung Gook. Alasan permintaan ini...” ucap Mentri
Hukum
Di sebuah
ruangan, Sorang pria meminta agar agar pegawai mengeluarkan kartu perusahaan,
Setelah itu melapor pada Ho Ja kalau sudah mengumpulkan semua kartu perusahaan.
Hoo Ja menyuruh agar mengunakan sampai batas maksimal dan beli voucher.
“Berdasarkan
Pasal 26 Peraturan Majelis Nasional, kami meminta persetujuan Anda untuk
penahanan ini.” Kata Mentri Hukum.
“Berikutnya,
Anggota Majelis Yang Jung Gook akan memberikan pernyataannya. Silakan naik ke
podium.” Ucap Ketua Majelis.
Akhirnya
Hoo Ja bisa membeli "Voucer Diskon" dengan jumlah banyak. Jung Kook
naik keatas podum memberitahu kalau Semua yang dikatakan Menteri Hukum memang
benar, kalau dirinya seorang penipu dan
menerima semua tuduhannya lalu menyudahnya.
Beberapa
orang seperti gangster akhirnya pergi ke sebuah tempat penukaran, meminta uang
tunai untuk voucher yang mereka beli. Di ruang rapat Ketua Majelis memberitahu
berdasarkan Pasal 112, Ayat 5,akan memilih secara anonim.
“Kita
akan mulai dari belakang. Silakan pergi ke sebelah kanan untuk memasukkan suara
kalian. Sekian... Silakan berikan suara kalian.” Ucap Ketua
Anak buah
Hoo Ja kembali menukar voucher dengan Uang Tunai, Beberapa orang berbaring memberikan suaranya.
Tuan Kim menuliskan kata "Ya" lalu keluar dari tempat pemilih dan
berbicara dengan Jung Kook sambil menyindir.
“Maaf... Semua
orang yang kukenal memilih "Ya". Akan sangat memalukan jika ada satu
"Tidak" saat perhitungan di akhir nanti.” komentar Tuan Kim
“Siapa kau? Benar... Anggota Majelis Kim Nam Hwa... Mantan
kandidat pemimpin Partai Nasionalis yang sudah tamat riwayatnya sekarang. Jangan
berpura-pura mengenalku.” Ejek Jung Kook. Tuan Kim terlihat kesal melihatnya.
Anak buah
Hoo Ja memberitahu kalau sudah hampir selesai. Hoo Ja menyuruh agar datanglah
ke kantor karena harus memastikan jumlahnya benar. Beberapa tas penuh dengan
uang tunai.
“Kita akan
mengakhiri pemungutan suara dan mulai menghitung suaranya. Ada 248 Anggota
Majelis yang hadir. 248 suara sudah diterima. Karena itu, jumlahnya sesuai Aku
akan segera mengumumkan hasil pemungutan suara.” Ucap Ketua Majelis.
Di rumah
Keluarga Yang menonton siaran "Pemungutan Suara Persetujuan untuk Menahan
Yang Jung Gook" Mi Jin mengaku sangat gugup karena seakan-akan mencoba
mendapatkan straight dan berakhir dengan straight flush. Tuan Yang terlihat
binggung dengan ungkapan perkataan anaknya.
“Aku akan
mengumumkan hasilnya.” Ucap Ketua Majelis. Wang Goo dkk ikut menonton juga
diruangan.
“Aku
yakin mereka akan menyetujuinya.” Ucap Wang Goo, Charles pikir Mereka tidak bisa melakukan itu.
“Sekalipun
mereka melakukannya, dia hanya penipu.” Kata Wang Go
“Dengan
218 suara yang setuju, dua menentang, dan 28 abstain, persetujuan untuk menahan
Anggota Majelis Yang telah disetujui.” Kata Ketua
Jung Kook
bisa menerima karena hanya mempertanggungjawabkan semua dosanya. Keluarga Yang
langsung menangis histeris mendengarnya. Wang Goo terlihat santai malah seperti
tersenyum. Seung Yi terlihat easl dengan Wang Go malah tersenyum.
“Kenapa
wajahmu seperti itu? Apa Kau tidak sedih?” teriak Seung Yi yang menangis dengan
Charles tapi marah melihat Wang Goo
“Seumur
hidupku aku belum pernah merasa sedih.” Kata Wang Go, Seung Yi mengumpat marah
karena berpikir sudah bersikap terlalu baik
“Hanya
karena aku selalu mengatakan aku menyukaimu. Apa kau manusia? Bisa-bisanya kamu
menyebut dirimu sendiri manusia. Mati sajalah!” teriak Seung Yi ingin memukul
Wang Goo.
Hoo Ja
tersenyum bahagia melihat hasilnya "Penahanan Anggota Majelis Yang
disetujui" Gwi Nam memberitahu kalau Persiapannya hampir selesai. Hoo Ja
pikir tak perlu menunggu lama agar mengirim uangnya.
“Mari
kita beralih ke masalah kedua... Mari kita diskusikan RUU pencabutan UU
Regulasi Suku Bunga.” Ucap Ketua.
“Pembicara
Majelis. Menurutku kami harus mengadakan rapat mengenai masalah itu... Beri
kami waktu.” Kata Ketua partai. Ketua Majelis ingin tahu Berapa lama.
“Beri
kami 10 menit saja.” Ucap Ketua partai. Tuan Kim akhirnya ikut berkumpul. Ketua
Par bertanya Berapa lama lagi, karena lebih baik keluar jika perlu.
“Tunggu
sebentar. Aku akan meneleponnya sekarang.” Kata Tuan Kim menelp Hoo Ja.
“Apa yang
harus kami lakukan sekarang? Haruskah kami menunggu? Kami akan mendiskusikan
masalah ini sekarang.” Ucap Tuan Kim memastikan.
“Aku
sudah mengirim uangnya. Aku mengirim satu juta dolar sekaligus. Pegawai kami
sedang menuju ke sana. Minta mereka mengurus pembagian uangnya. Astaga,
melelahkan jika aku juga harus membantu dengan itu.” Ucap Hoo Ja. Tuan Kim
mengerti.
“Akan
segera sampai. Tunggu sebentar lagi” ucap Tuan Kim. Ketua Partei memberitahu
kalau mereka harus segera memutuskan.
Hyung Tae
menelp Tuan Kim memberitahu sudah menerima kirimannya. Tuan Kim akhirnya
memberitahu semua anggota kalau mereka harus menyetujuinya, UU Regulasi Suku
Bunga.dan Bagaimanapun caranya harus mencabutnya. Semua menganguk mengerti.
“Astaga,
aku senang melihat ini. Maaf harus mengatakan ini pada saat ini, tapi aku
meminta bantuan kalian untuk mengembalikan aku ke dalam partai.” Ucap Tuan Kim.
Semua langsung bubar dan duduk di tempat masing-masing. Tuan Kim terlihat
binggung.
“Sekarang
kita akan memulai pemungutan suara untuk mencabut UU Regulasi Suku Bunga.” Kata
Ketua Majelis.
Hyung Tae
sedang mengemudikan mobilnya, di hentikan sebuah mobil. Mi Young turun dari
mobil menghalanginya, Hyung Tae mengeluh bertanya siapa mereka karena sudah
gila menghentikan mobilnya.
“Kalian
tahu siapa aku? Kami tahu Anda anggota majelis... Aku detektif... Anggota
Majelis Cho. Anda ditahan karena melanggar UU Dana Politik.” Ucap Mi Young.
Hyung Tae terlihat binggung.
“Kenapa
Anda terkejut? Ada banyak uang di bagasi Anda. Cepat keluar dari mobil.” Ucap
Mi Young
“Aku
ingin membicarakan tentang pencabutan UU Regulasi Suku Bunga.” Ucap Jung Kook
setelah membaca pesan di ponselnya. Tuan Kim yang melihatnya mengeluh dengan
yang akan dilakukan Jung Kook.
Flash Back
“Entah
bagaimana Park Hoo Ja akan menyediakan uangnya sebelum rapat besok. Proyek impiannya
akan diputuskan besok. Dia bukan seseorang yang akan diam saja.” Ucap Jung Kook
bertemu dengan tim Mi Young
“Kita
sudah memblokir semua rekeningnya. Bagaimana?” Mi Young hera
“Entah
bagaimana dia akan menemukan sebuah cara. Dia dalam situasi yang buruk. Dia
tidak punya cukup waktu untuk mencuci uang dan mengirimnya. Jadi Sudah jelas dia
akan mengirim pegawainya untuk mengirim uang tunai.” Ucap Jung Kook
“Kalau
begitu, kita hanya perlu mengikuti pegawainya.” Kata Mi Young mengikuti mobil
yang membawa uang dengan timnya.
“Kita
akan mempelajari bagaimana cara dia mendapatkan uangnya jika kita mengikuti
mereka. Bukan begitu?” kata Mi Young, semua setuju.
Detektif
Lee mengambil video saat anak buah Hoo Ja
keluar dari tempat Voucher, lalu detektif Na mengambil foto saat anak
buah Hoo Ja menukar dengan uang.
“Mereka
pasti tergesa-gesa. Tapi itu tidak akan cukup. Jika kita mendapatkan cukup bukti
untuk menangkap basah mereka. Kita harus memastikannya.” Jelas Jung Kook.
Mi Young
akhirnya melihat isi bagasi mobil dengan banyak uang sogokan milik Hoo Ja dan
Detektif Na ingin tahu Berapa jumlahnya. Sementara Jung Kok diatas podium
mengatkaan ada banyak di antara mereka, menurutnya Para bedebah ini setuju untuk mencabut UU
Regulasi Suku Bunga.
“Namun,
menurut saya UU Regulasi Suku Bunga dibutuhkan. Jika UU itu menghilang...” kata
Jung Kook. Tuan Kim mengeluh Jung kook gila melakukan itu?
“Orang-orang
dengan hidup yang berat akan makin berat hidupnya. Membuat masyarakat mengalami
kehidupan yang lebih berat bukan tugas kita sebagai anggota majelis. Bahkan
seorang penipu seperti saya yang hidup dengan memanfaatkan uang orang lain yang
mereka peroleh dengan susah payah.” Ucap Jung Kook
“Tapi
bahkan saya pun tahu bahwa akan ada lebih banyak orang yang menderita dari
utang yang menyiksa. Bahkan saya tahu itu. Tapi apa yang kalian lakukan? Kalian
mempelajari lebih banyak, kalian lebih pandai, dan kalian lebih perhatian daripada
penipu seperti saya.” Ucap Jung Kook.
“Bisa-bisanya
orang seperti kalian menyebut diri kalian anggota majelis. Kalian menerima suap
untuk satu RUU.” Sindir Jung Kook. Tuan Kim menyuruh Jung Kook turun kalau hanya
untuk mengoceh.
“Kenapa
melihat sekelilingmu? Saya membicarakan kalian, Partai Nasionalis. Kalian
menerima dana ilegal dari Park Hoo Ja dan mencoba menyetujui RUU ini.” Kata
Jung Kook. Hoo Ja sedih minum menjatuhkan cangkir yang berisi teh.
“Kalian
tidak takut terhadap masyarakat.” Komentar Jung Kook. Tuan Kim mengumpat Jung
Kook hanya penipu.
“Ini
bukan tempat untukmu mengoceh Di mana ini? Ini Majelis Nasional!.” Kata Tuan
Kim menyindir.
“Saya
tahu ini Majelis Nasional! Ini Majelis Nasional... Kalian anggota majelis... Kalian
anggota majelis yang menerima suap. Polisi telah menangkap basah suap kalian. Saat
ini berakhir, kalian akan dipanggil untuk dana politik ilegal. Kalian akan
menjadi sama seperti saya sekarang.” Ucap Jung Kook
Tuan Kim
binggung karena semua anggota melihat ponselnya dan mencari-cari
ponselnya, dan Ada artikel yang
diterbitkan berjudul "'Dana Politik Ilegal Ditangkap di TKP'" wajah
Tuan Kim terlihat binggung.
Mi Young
datang ke tempat Hoo Ja bertanya Di mana
Park Hoo Ja da meminta agar memberitahu mereka. Gwi Nam hanya diam sambil
memeluk papan namanya.
“Anggota
Majelis Partai Nasionalis. Aku menyingkirkan atasan kalian yang kotor. Jadi,
berhentilah mencari-cari pendapat partai kalian dan ikuti keyakinan kalian. Penipu
sepertiku tidak bersama kalian sekarang.” Jelas Jung Kook
“Pikirkan
masyarakat dan perlihatkan politik demi kepentingan masyarakat. Untuk memulai
itu, tolong bantu aku mempertahankan UU Regulasi Suku Bunga.” Ucap Jung Kook
“Jangan
menelantarkan masyarakat demi kepentingan pribadi kalian. Setidaknya itulah yang
harus kalian lakukan untuk masyarakat. Aku akan mengawasi kalian di penjara.”
Tegas Jung Kook lalu keluar dari ruangan.
“Aku akan mengumumkan hasil
pemungutan suara. Di antara 197 anggota yang hadir, 13 setuju, 182 menentang,
dan 2 abstain. Berdasarkan hasil pemungutan suara, RUU untuk mencabut UU
Regulasi Suku Bunga ditolak.”
Di sebuah
lapangan, ada banyak anak kecil sedang bermain bola. Hoo Ja duduk sendirian
dengan baju yang basah karena keringat, seperti orang yang linglung berbicara
sendirian
“Di mana
letak kesalahannya? Apa yang salah sampai menjadi seperti ini? Kenapa? Kenapa
aku menjadi seperti ini? Apa yang salah?” ucap Hoo Ja kebingungan.
Pintu
penjara dibuka, Jung Kook keluar dan tersenyum bahagia. Mi Jin, Charles, Seung
Yi dan Wang Goo sudah menjemputnya. Jung
Kook menanyakan kabar teman-temanya. Charles mengau Semua orang tampak lebih baik.
“Kudengar
kau kuliah, Charles.” Kata Jung Kook. Charles mengaku ingin belajar jadi diterima pada tahun 2021.
Jung Kook tak percaya mendengarnya.
“Itu
tidak cocok untukmu. Bagaimana dengan Seung Yi dan Pak Park? Apa kalian berdua
masih berpacaran?” kata Jung Kook melihat Seung Yi merangkul lengan Wang Goo.
“Ya. Kami
bertemu lagi sembilan kali dan putus delapan kali, tapi kami masih bersama.”
Kata Wang Goo. Seung Yi mengeluh mendengarnya.
“Jung
Gook, pria ini benar-benar brengsek. Dia berselingkuh dariku...” keluh Seung
Yi. Wang Goo memohon agar tak membahasnya.
“Kalian
akan putus untuk kali kesembilan hari ini. Bagaimana kabar Ayah dan Ha Roo? Apa
Mereka tidak ikut denganmu?” tanya Jung Kook
“Ha Roo
bersekolah. Dan Ayah menyiapkan perayaan di rumah.” Kata Mi Jin yang terlihat
mencoba memegang tangan Charles.
“Kenapa
dia menyiapkan perayaan? Keluar dari penjara bukan sesuatu yang pantas
dirayakan.” Ucap Jung Kook lalu kaget melihat seseorang yang datang. Mi Young
turun dari mobil, Keduanya sama-sama tersenyum seperti cinta mereka masih ada
seperti awal pertama kali bertemu.
THE END
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Reki
BalasHapusMau tanya eoni, beneran ni drama dah tamat
Terimakasih