PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Dengan
99,6 persen suara yang terhitung, calon
independen Yang Jung Gook telah terpilih sebagai anggota dewan daerah Seowon.”
Di
layar TV terlihat hasil dari pemilihan,
Jung Kook menang dibanding Sang Jin. Semua tim sukses menjerit bahagia dan
mengelu-ngelukan nama Jung Kook.
Mi Young
memeluk erat suaminya, Joo Myung duduk lemas menepuk pundak Jung Kook seperti
merasakan perjuangan akhirnya berakhir. Jung Kook pun tak bisa berkata-kata
akhirnya bisa menang dibanding kakak iparnya.
Nyonya
Kim minum bersama dengan anaknya bertanya Bagaimana perasaannya. Sang Jin
mengaku Kecewa, tapi di saat yang sama
juga lega. Nyonya Kim pun ingin tahu apa yang akan dilakukan Sang Jin sekarang.
Sang Jin mengatakan kalau yang Pertama,ingin rehat karena merasa sangat lelah.
“Ya, ide
bagus... Kau harus beristirahat... Kau harus mencoba membaca buku, berlibur
sebentar, dan bertemu beberapa wanita.” Ucap Nyonya Kim
“Astaga.
Bertemu beberapa wanita?” keluh Sang Jin. Nyonya Kim meminta anaknya tenang
karena tidak menyuruh menikah.
“Kau cukup
berkencan. Itu saja.” Kata Nyonya Kim, Sang Jin mengaku tidak tertarik berkencan.
“Siapa
yang mau berkencan dengan pria berusia 40 tahun yang tidak punya pekerjaan? Aku
tinggal bersama Ibu karena tidak memiliki rumah sendiri. Ibu sendiri yang
seharusnya mencari kekasih.” Ucap Sang Jin
“Berani
sekali kau menggoda ibu lagi.” Keluh Nyonya Kim. Sang Jin pikir kalau ibunya lebih
menarik.
“Ibu
memiliki pekerjaan yang bagus, cantik, memiliki tempat tinggal yang tidak aku
miliki. Ibu sungguh menarik.” Puji Sang Jin
“Astaga...
Apa yang ibu harapkan di usia ini, jika harus mulai berkencan? Ibu hanya butuh
kau dan Mi Young. Ibu sudah sangat bahagia dengan keadaan sekarang.” Kata
Nyonya Kim
“Aku juga
merasa seperti itu. Jadi, sebaiknya kita tidak saling bicara soal kencan, oke? Kita
bisa mengurus kehidupan pribadi masing-masing. Ayo kita hidup apa adanya dengan
gembira, oke?” ucap Sang Jin lalu minum bersama lagi dengan ibunya.
“Lalu
Kenapa kau tidak bilang kemarin?” tanya Nyonya Kim penasaran. Sang Jin bertanya
apakah maksudnya soal identitas Jung Gook yang sebenarnya. Nyonya Kim
membenarkan.
Flash Back
Sang Jin
naik ke atas podium tanpa memberitahu tentang Jung Kook lalu turun dari
panggung.
“Kau
bahkan memanggil para wartawan untuk mengungkap identitasnya. Kenapa kau mundur
tanpa bicara sepatah kata pun?” tanya Nyonya Kim penasaran.
“Ibu yang
melarang... Itu alasanku.” Kata Sang Jin. Nyonya Kim menegaskan kalau bertanya soal alasan anaknya sendiri.
“Aku bisa
mengorbankan diri, tapi tidak bisa mengorbankan Mi Young. Itu alasanku
melakukannya. Mi Young tidak pantas tersakiti.” Ungkap Sang Jin. Nyonya Kim
bisa tersenyum bahagia.
Hoo Ja
sedang menonton berita di TV dalam ruanganya.
“Dengan
kekosongan dalam Majelis Nasional, bahkan para anggota dewan yang terpilih selama
pemilihan masih belum bisa mulai bekerja. Masa jabatan mereka akan segera
dimulai setelah terpilih, wakil terpilih, dan menerima pekerjaan mereka. Tapi
mereka hanya bisa menanti sebelum masa jabatan sebagai anggota dewan aktif...”
Jung Kook
masuk dengan senyuman sumringah, Hoo Ja berkomentar Lencana itu cocok dengannya. Jung Kook dengan
bangga memperlihatkan lencana sebagai anggota majelis lalu bertanya alasan Hoo
Ja ingin bertemu dengannya.
“Kudengar
Mi Young kembali bekerja.” Ucap Hoo Ja dengan senyuman mengejek.
Di
kantor, Mi Young masuk ke dalam ruangan, Detektif Koo, Lee dan Na membuat pesta
kejutan karena ketua tim mereka akhirnya kembali lagi berkejar.
“Sampaikan
ucapan selamat dariku untuknya. Meski aku tidak yakin dia akan menerima itu.”
Ucap Hoo Ja
“Sepertinya
tidak akan dia terima. Apa kau akan menerimanya jika menjadi dia?” kata Jung
Kook mengaku tak peduli
“Ini hari
pertamaku setelah terpilih... Hari pertamaku di majelis.” Tegaas Jung Kook
“Aku
mencoba "berpikir" selama beberapa hari ke belakang. Bagaimana
sebaiknya aku memanfaatkan Anggota Dewan Yang Jung Gook sebelum mencabut Undang-undang
Pengaturan Suku Bunga.” Kata Hoo Ja. Jung Kook ingin tahu keputusanya.
“Apa kau
memikirkan hal yang mulia?” tanya Jung Kook. Hoo Ja pikir kalau ini memang
mulai.
“Pergilah
ke Majelis Nasional dan jangan melakukan apa pun.” Tegas Hoo Ja. Jung Kook tak
mengerti maksudnya.
“Jangan
melakukan apa pun hingga Undang-undang Pengaturan Suku Bunga dicabut. Kau Cukup
hadir di kantor. Jika bertindak sekarang, maka kau akan terlalu menarik
perhatian.” Perintah Hoo Ja
“Tapi aku
ini anggota dewan. Bagaimana bisa aku bersikap seperti itu?” belas Jung Kook
tak ingin hanya diam saja.
“Kau
bukan sekadar anggota dewan. Kau seorang penipu. Kau orang yang menipu para
warga tidak berdosa dan bergabung dengan Majelis Nasional.” Sindir Hoo Ja
“Pemilihan
katamu itu... Yang benar saja. Kau bilang Menipu para warga tidak berdosa? Aku
juga tidak berdosa.” Tegas Jung Kook kesal
“Kau
tidak tahu bagaimana kondisi Majelis. Pohon yang tinggi akan diterpa angin
besar. Jika mereka merasa kau tidak berpihak kepada mereka, mereka akan menggali
hingga ke kerabat jauhmu untuk menjatuhkan dirimu.” Ucap Hoo Ja.
Jung Kook
berjalan masuk ke dalam gedung majelis
dengan teman-temanya dan juga Wang Goo. Saat itu Tuan Kim Min Ah melihat Jung
Kook dkk mengejek seperti tak ada yang bisa dilakukan. Jung Kook pun hanya diam
saja.
Flash Back
Hoo Ja
meminta Jung Koo Baik itu perbuatan baik atau buruk, agar jangan melakukan
sesuatu yang bisa menarik perhatian. Ia pun menegaskan Khususnya menjauhlah
dari semua yang akan menarik perhatian para anggota dewan lain.
“Jika
mereka mengetahui kau seorang penipu, maka masalah hanya akan bertambah rumit.”
Tegas Hoo Ja.
“Sederhananya,
berusaha untuk tetap tidak terlihat dan mengangkat tangan selama pengambilan
suara. Dengan begitu, aku bisa mengambil alih Undang-undang Pengaturan Suku
Bunga, yang memang kau incar. Bukan begitu?” kata Jung Kook
“Begitu
undang-undang itu dicabut, aku dan kau tidak perlu saling bertemu lagi. Setelah
itu, kita bisa menjalani hidup masing-masing. Kau bilang ingin bisa berguna.
Lakukan perintahku, dan kau akan sukses.” Tegas Hoo Ja
Jung Kook
dkk akhirnya masuk ke dalam gedung majelis bersama dengan teman-temanya.
Semua
orang dalam ruangan hanya diam saja pada mereka terlihat bersemangat untuk
berkerja. Jung Kook hanya diam saja, Charles dengan duduk lemas bertanya apa
mereka sungguh tidak perlu melakukan apa
pun. Jung Kook menegaskan kalauItu yang dikatakan Pimpinan Park.
“Dia bilang,
jangan menarik perhatian karena itu bisa menimbulkan masalah.” Ucap Jung Kook
“Aku
tidak pernah menduga akan serumit ini untuk tidak melakukan apa pun. Mari kita
berbuat sesuatu.” Ucap Seung Yi
“Aku juga
ingin begitu. Tapi dia memerintahkan untuk tidak melakukan apa pun. Jika aku
menarik perhatian...” kata Jung Kook disela oleh Wang Goo.
“Aku
punya ide bagus Bagaimana jika kau mengajukan RUU? Dengan menggunakan janji
kampanyemu sebagai dasar. Bagaimana dengan RUU kesejahteraan rakyat?” ucap Wang
Goo
“Jika aku
mengajukan RUU, bukankah aku akan menarik perhatian Bukankah Pimpinan Park akan
marah?” kata Jung Kook khawatir.
“Tidak
sama sekali. Jika kau menambahkan waktu yang dibutuhkan untuk menyusun, menyunting,
dan memproses, akan butuh satu hingga enam bulan. Kau sama sekali tidak akan
menarik perhatian. Ditambah lagi, aku tidak pernah menarik perhatian seumur
hidup.”kata Wang Goo
“Jadi,
menurutmu kita harus melakukan sesuatu untuk menolong orang banyak daripada
hanya duduk diam tanpa melakukan apa pun.” Kata Jung Kook. Wang Goo
membenarkan.
“Karena membutuhkan
waktu untuk menyiapkan dan mengajukan RUU.” Ucap Jung Kook. Wang Goo
membenarkan.
“Itu ide
yang bagus... Benar. Kita tidak bisa hanya duduk tanpa melakukan apa pun. Bukan
begitu cara berterima kasih kepada warga yang mendukungku... Baiklah. Mari kita
kerjakan. Mari kita buat sebuah RUU kesejahteraan rakyat.” Kata Jung Kook lalu
menyembunyikan keraguannya.
Hoo Ja
menatap ke arah jendela, mengatakan dengan senyuman kalau ini baru awal.
Tuan Kim
Min Ah membahas tentang mencabut Undang-undang Pengaturan Suku Bunga,
menurutnya mereka harus menggunakan fakta untuk mendukung tujuan. Ia pikir
semua angotanya sudah melihat dalam dokumen yang dibagikan oleh Choon Sup,
“Tidak
ada negara berkembang selain Jepang yang memiliki aturan membatasi suku bunga. Bahkan
jika Undang-undang Pengaturan Suku Bunga ini dicabut, jika dalam tindak ilegal
yang merugikan, korban masih bisa diselamatkan dengan hukum perdata.” Jelas
Tuan Kim
“Ditambah
lagi, itu akan mencegah kekacauan pasar modal. Kita juga bisa melegalkan
ekonomi gelap. Tapi jika regulasi ini diteruskan, kita mendukung perdagangan
ilegal dan menghindari pembayaran pajak. Dengan begitu, sulit dikatakan
regulasi ini efektif.Sepertinya tidak seperti itu. Berikan fakta-fakta semacam
itu sebagai bukti.”ucap Tuan Kim
“Jika
regulasi suku bunga dicabut, maka suku bunga kartu kredit yang melambung, dan
kekerasan selama penagihan utang akan membawa hasil, dan para rentenir yang
cerdas akan mendominasi dan menekan mereka yang lemah secara finansial. Bagaimana
jika mereka mengatakan itu?” kata Anggota Tuan Kim.
“Apa itu
salah? Apa regulasi itu mencegah semua hal itu terjadi?” ucap Tuan Kim. Anggota
lain menjawab tidak.
“Tepat...
Itu cara kita menyanggahnya. "Karena regulasi ini, uang tidak berputar,
yang makin mempersulit mereka yang lemah secara finansial." Apa Kalian
lihat? Kita tidak bisa menghentikan para lintah darat, bukan begitu?" ucap
Tuan Kim. Mereka menjawab tidak.
"Karena
itu, regulasi yang tidak melindungi mereka yang lemah secara finansial, harus
dicabut. Seperti itulah seharusnya." Itu alasan kita. Apa Kalian mengerti?”
kata Tuan Kim mencoba menyakinkan anggotanya.
“Jangan
hanya berkedip... Katakan sesuatu... Sepertinya hanya aku dan Choon Sup yang
menghadiri rapat ini. Apa kalian sama sekali tidak punya pendapat?” kata Tuan
Kim.
Di
ruangan Jung Kook sedang terdiam sementara Seung Yi mencari keyword di
ponselnya "Cara menyusun RUU, Bagaimana cara menyusun RUU?" tapi tak
ada kata kunci yang dicari.
“Hei, kau
harus memberikan pendapat... Sudah berapa kali kubilang aku punya 150 pendukung?
Berapa kali? Coba katakan... Kita membutuhkan teori yang kuat jika ingin mencegah
para pendukung meninggalkan kita. Jika tidak memiliki sanggahan yang kuat,
habislah kita.” Ucap Tuan Kim melihat semua anggota hanya diam saja.
Jung Kook
terlihat masih berpikir akhirnya menyarankan mereka untuk makan dahulu. Semua terlihat penuh semangat,
langsung tersenyum bahagia.
“Hei.. Lupakan
saja. Mulai dari kamu, Min Joon... Lalu bergilir searah jarum jam. Sampaikan
pendapat kalian. Beri tahu aku saran kalian untuk menjaga suara yang kita punya
dan mengambil hati lawan.” Kata Tuan Kim
Di
ruangan, Jung Kook memesan kimchi rebus. Sementara Tuan Kim mendengar komentar
anggotanya mengeluh mereka itu Kurang
kreatif. Seung Yi memesan Tumis cumi-cumi dan daging sapi dengan keju di
atasnya.
“Baik!
Aku suka itu. Berikutnya.” Kata Tuan Kim mendengar pendapat anggotanya.
“Sup
tahu. Tidak. Daging pedas. Tidak. Sup tahu.” Kata Charles bimbang. Seung Yi
mengeluh meminta Charles memilih salah satu saja.
“Boleh
aku pesan masakan Jepang? Aku sedang ingin makan sushi... Ah.. tidak... Aku
ingin makan ramen.” Kata Wang Goo
“Hei,
kau... Apa butuh selama itu hanya untuk mengucapkan itu?Dasar Kau ini... Apa Kau
pikir aku bercanda?” ucap Tuan Kim marah mendengar ucapan anggotanya.
“Kita
pilih satu saja. Begitu lebih cepat.” Kata Jung Kook. Tuan Kim mendengar ucapan
anak buahnya langsung setuju.
“Pada
akhirnya, ke mana pun tujuan kita, selalu saja sama... Baik, dengarkan aku.
Antara rapat dan pemilihan, kita harus mengumpulkan suara sebanyak mungkin. Kita
harus pertahankan sebanyak mungkin agar lebih aman. Coba pikirkan satu hal sejak
kalian terjaga hingga tertidur. Tolong....” Ucap Tuan Kim menyakinkan.
“Mencabut
Undang-undang Pengaturan Suku Bunga. Jika kalian tidak bisa memikirkan sesuatu
yang kreatif, tidak perlu. Lakukan sesuai perintahku dan lakukan dengan baik. Mengerti?
Kalian mengerti, kan? Rapat ditunda.” Kata Tuan Kim
Jung Kook
dkk akhirnya selesai makan siang, Chalres baru saja minum mengajak mereka
menyudahi saja karena mereka bisa terbakar jika bekerja terlalu keras. Jung
Kook mengeluh kalau mereka hanya makan. Wang Goo memberikan usulan.
“Bagaimana
kalau meminta bantuan dari anggota dewan lain?” ucap Wang Goo.
“Aku
harus minta bantuan siapa? Aku tidak kenal siapa pun.” Kata Jung Kook bingung.
“Tadi aku
sempat mendengar ada makan malam untuk anggota dewan berusia 30-an dan 40-an
malam ini. Sebaiknya kau bertanya soal cara menyusun RUU dan memanfaatkan itu
untuk mencari koneksi. Bagaimana pun mereka itu anggota dewan senior.” Jelas
Wang Goo
“Di mana
makan malamnya?” tanya Jung Kook penasaran.
Tuan Kim
membuka pintu loker menaruh barang-barangnya, Tuan Ko masuk ruangan membahas
kalau Yang Jung Gook akan menghadiri makan malam mereka. Tuan Kim memastikan
kalau Yang Jung Gook, Si Anak baru dari Seowon itu.
“Untuk
apa dia menghadiri makan malam kita?” kata Tuan Kim menyindir. Temanya pikir
tak tahu.
“Katanya
ada yang ingin ditanyakan. Mungkin dia ingin bergabung dengan partai kita.”
Kata Tuan Ko
“Aneh
sekali... Pesta kita bukan tempat merekrut. Kita tidak asal menerima orang yang
ingin bergabung. Banyak orang yang tidak paham. Mereka merasa sudah menjadi
anggota dewan hanya karena memiliki lencana. Ada tingkatan bahkan di antara
kita, para anggota dewan.” Ucap Tuan Kim, dua temanya membenarkan.
Ponsel
Tuan Kim berdering lalu mengangkat memberitahu kalau baru sampai sauna dan akan menghubungi nanti.
Ho Ja pikir tidak punya waktu untuk menunggunya berkeringat, menurutnya
Urusannya itu cepat jadi se etelah itu
Tuan Kim boleh berkeringat.
“Aku baru
saja menerima telepon. Apa rapat umumnya ditunda lagi? Kapan itu akan diajukan?
Apa Aku harus menunggu berapa lama lagi?” tanya Hoo Ja penasaran.
“Itu
sudah lolos Komite Kehakiman. Tapi itu tidak bisa lolos karena tidak ada rapat
umum. Aku sudah pernah menjelaskan dengan sederhana. Partai Minjin mengajukan
RUU yang harus kita hentikan, jadi, kami harus menunda untuk menangani itu.”
Jelas Tuan Kim
“Ketua
partai bilang dia harus menangani mereka dan tidak mengadakan rapat umum. Aku
bisa apa? Aku hanya anggota dewan biasa. Seperti itulah cara kerja partai.”
Tegas Tuan Kim
“Dengar,
Anggota Dewan Kim.. Hal yang membuatku gusar sejak masih sekolah adalah
perseteruan dalam kubu partai itu sendiri. Utara, Timur, Selatan, Barat, Noron,
Soron, hal-hal semacam itu. Jika berada di sisi yang sama, kau harus setia.”
Tegas Hoo ja
“Untuk
apa berseteru dan menyebabkan perpecahan dalam kelompok? Jadi, jangan beri aku
alasan sampah soal cara kerja partai. Kesetiaan. Kita harus saling setia,
paham? Aku bukan mendanaimu karena partaimu. Jika kau akan terus mengeluh soal
partaimu, kenapa kau menerima uang dariku?” kata Hoo Ja.
Tuan Kim
tak ingin mendengar langsung mematikan ponsel dan memasuk an ke dalam loker.
Hoo Ja memanggil Tuan Kim, tak percaya kalau sudah menutup teleponnya lagi lalu
mengumpat marah.
Di kantor
polisi
Detektif
Koo membahas Saat apartemen-apartemen
baru diresmikan, mereka mengajukan lamaran palsu yang berkualitas dan mundur
dari kontrak begitu menang, hingga tidak jadi terjual. Detektif Lee dengan
membawa berkas ikut bicara.
“Mereka
memberikan apartemen itu ke perantara yang menjualnya ke rakyat biasa. Itu cara
mereka menipu orang dan merampas hak mereka. Coba Lihat.” Kata Detektif Lee
“Akun
bank pasif yang sudah mati. Karena itu disebut "Penipuan Akun Mati".
Karena akun itu memang mati. Sejauh apa mereka memiliki orang hingga bisa
membangunnya sebesar ini?” tanya Mi Young
“Para pengembang,
agen-agen penjual, kriminal terorganisasi, dan para pekerja pemerintahan Itu
dugaanku. Tapi sulit mendapatkan orang untuk bersaksi.” Jelas Detektif Na
“Kita
harus mendapatkan kaki tangan yang ada di bawah dan memanfaatkan mereka untuk
mengincar yang ada di posisi atas. Tapi
mereka akan tahu dan bersembunyi. Jika kita bisa menangkap mereka, kita bisa
menghabisi seluruh...” kata Detektif Lee melihat telp Mi Young bergetar.
Mi Young
melihat nama suaminya akhirnya keluar ruangan untuk mengangkat telpnya. Jung
Kook memberitahu istrinya kalau Malam ini
akan pulang terlambat karena Ada makan malam bersama dari kantor,
seperti Sebuah pesta penyambutan. Wang Goo mengernyitkan dahi.
“Pesta
penyambutan?” komentar Mi Young binggung.
“Aku
sudah bilang harus pulang lebih awal, tapi mereka memaksa. Aku harus bagaimana?
Apa sebaiknya aku mangkir dan pulang?” kata Jung kook penuh semangat.
“Jangan
begitu. Mereka berkumpul untuk menyambutmu. Tapi jangan pulang terlalu larut Dan
jangan terlalu banyak minum.” Kata Mi Young. Jung Kook mengerti lalu menutup
telpnya.
“Kenapa
kau bilang pesta penyambutan?” kata Wang Soo heran. Jung Kook menjelaskna kalau suami Mi Young
itu menjadi anggota dewan.
“Dia akan
sedih jika mendengar tidak ada orang yang mengadakan pesta untuknya.” Kata Jung
Kook
“Begitu,
ya. Seperti penyendiri yang menyombongkan diri soal teman-temannya di rumah,
ya?” kata Wang Goo.
“Kenapa
kau bilang begitu? Penyendiri? Aku ini murid pindahan. Aku baru saja
dipindahkan Dan sekarang aku sedang mencari teman. Jadi Tunggu dan lihat saja
betapa ramahnya aku. Mereka semua akan mati. Mereka semua temanku...
Teman-teman baikku. Aku akan merebut hati mereka malam ini.” Ucap Jung Kook
yakin
“Penyendiri
suka membuat banyak alasan.”komentar Wang Goo lalu mengikuti Jung Kook dari
belakang.
Jung Kook
membuka pintu restoran dengan wajah bahagia menyapa Teman-teman baik
memperkenalkan diri dan meminta izin untuk bergabung. Mi Young pulang ke rumah
sambil menelp masuk lift mengatakan tahu
ini kasus penting.
“Aku tahu
ini kasus penting untuk Kantor Kejaksaan. Tapi kami tidak bisa menemukan apa
pun. Tolong beri kami tambahan waktu. Jika kami menemukan kaki tangan yang
bersembunyi, kami akan bisa mengetahui siapa saja yang terlibat dan cara
kerjanya.” Ucap Mi Young saat masuk rumah kaget.
Ia pun
berkata kalau besok akan menghubungi. Jung Kook terlihat duduk sendirian sambil
minum di ruang makan. Mi Young binggung
bertanya ada apa dan kenapa sudah di rumah. Jung Kook mengaku Tidak apa-apa hanya
lelah.
“Apa
terjadi sesuatu?” tanya Mi Young penasaran. Jung Kook mengaku tidak Terjadi
sesuatu?
“Lalu
kenapa kau minum sendiri? Apa Terjadi sesuatu saat makan malam? Apa Ada yang
mengatakan sesuatu kepadamu? Siapa yang berani bicara macam-macam kepadaku?”
ucap Mi Young khawatir.
“Jangan
cemas... Aku menikmati minum bersama mereka.” Akui Jung Kook bahagia.
Flash Back
Jung Kook
terlihat seperti sedang berbicara dengan rekan kerjanya, tapi pada kenyataanya
dia hanya duduk sendirian disudut meja. Ia pun seperti menerima kalau
dikucilkan oleh Tuan Kim dkk.
“Para
anggota dewan yang lain sangat menyukaiku. Mereka terus memintaku untuk minum
bersama, tapi sulit sekali menolak mereka. Kau tidak tahu saja.” Kata Jung Kook
tak ingin Mi Young khawatir.
“Apa Anggota
dewan mana yang sangat menyukaimu?” tanya Mi Young khawatir.
“Itu...
Anggota Dewan Kim Nam Ah. Dia anggota dewan yang mewakili Seowon. Dia sangat
menyukaiku. Tadi...” ucap Jung Kook.
Flash
Back
Jung Kook
berusaha untuk duduk disamping Tuan Kim, menuangkan soju ke dalam gelas
mengajak mereka bermain saling membanggakan diri. Tapi Tuan Kim menolak
menyuruh Jung Kook minum sendiri saja dan mengajak minum dengan teman-temanya.
Dewan
lain yang duduk disamping Tuan Kim menyuruh Jung Kook minggir karena itu tempat
duduknya. Jung Kook pun kembali ke sudut meja minum sendiri dan tak bisa
berbaur dengan anggota lainya.
“Astaga.
Hari ini sangat menyenangkan... Mereka memintaku bergabung ke dalam partai
mereka. Dia bilang Partai Nasionalis membutuhkanku. Dia terus saja mengatakan
itu.” Ucap Jung Kook penuh semangat.
“Lalu? Kau
bilang apa?” tanya Mi Young, Jung Kook mengatakan kalau menolak.
“Aku
bilang aku terpilih sebagai seorang independen. Jadi, aku akan tetap
independen.” Ucap Jung Kook
“Itu keputusan
yang tepat. Menurutku juga begitu.”kata Mi Young
Flash Back
Jung Kook
pamit pada seniornya keluar dari restoran dan berjanji akan bertemu lain kali. Ia berusaha menolak karena
Istrinya sedang menunggu, lalu berjalan keluar dari restoran. Wang Goo melihat
dari depan pintu binggung karena ruangan sudah kosong dan berpikir kalau Jung
Kook sedang mabuk.
“Bahwa
aku menjadi anggota dewan untuk melayani rakyat. Ya... Itu yang ingin aku
katakan, tapi aku tidak bisa bicara sampai sejauh itu. Terlalu banyak orang
yang baru kutemui. Tidak sopan mengatakan itu padahal kami baru bertemu.” Ucap
Jung Kook
“Suamiku
sangat kere.. Kau sangat keren.” Puji Mi Young.
Jung Kook pun membanggakan kalau dirinya memang suami untuk Mi Young.
“Aku
ingin minum bersama suami yang keren... Ayo minum.” Kata Mi Young mengajak
Bersulang untuk Minum sampai mati.
“Apa
maksudmu? Bukankah besok kau harus bekerja?” kata Jung Kook.
“Aku akan
bekerja setelah minum dan mati... Ayo minum.” Ucap Mi Young lalu menari-nari
memberikan dukungan agar Jung Kook minum.
"Hei...
Sampai kapan kamu akan membuat bahuku bergoyang? Sampai terkilir" goda Mi
Young terus menari. Jung Kook pun akhirnya ikut minum.
Jung Kook
akhirnya mabuk dan tertidur akhirnya seperti mengigau mengatakan “Kim Nam Ah...
Lee Myung Han. Dasar kurang ajar...” Mi Young menatap sedih suaminya, mengeluh
kalau seharusnya cerita kepadanya jika memang berat daripada berpura-pura semua
baik-baik saja. Jung Kook tertidur pulas.
Bersambung
ke episode 26
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar