PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Eun Gi
duduk disamping Ibu Duk Mi sambil menguap karena ngantuk. Ibu Duk Mi mengeluh
klau Eun Gi itu akan dapat nasib buruk dan seharusnya baca peruntungannya di
malam hari. Eun Gi mengeluh Peramal
macam apa yang kerja pagi-pagi sekali.
“Kau
tidak tahu apa-apa. Kita harus melakukannya pada pagi hari saat kepala jernih. Aku
dengar dia melakukan perjalanan ke Perancis dan dirasuki roh Perancis.” Ucap
Ibu Duk Mi
“Roh
bangsawan! Karena dia wanita bangsawan, dia sangat peduli soal pakaian.” Kata
Ibu Duk Mi memikirkan maksud ucapanya.
“Apa
maksudnya Dress Code?” ucap Eun Gi, Ibu Duk Mi membenarkan.
“Sesudah
kerasukan, dia bicara dalam bahasa Prancis. Jadi, dengarkan baik-baik.” Kata
Ibu Duk Mi. Eun Gi memastikan kalau yang dikamsud dirinya yang dimaksud.
Keduanya
terlihat tegang, lalu seorang wanita datang dengan gaya pakaian Perancis dan
berbicara dengan bahasa Perancis. Eun Gi mengunakan aplikasi translate untuk
menerjemahkan.
“Aku
meragukan pernikahan putrimu. Putrimu adalah gadis yang sangat ganas.” Ucap Si
wanita. Ibu Duk Mi kaget anaknya dianggap ganas dan berpikir kalau itu memang
yang diharapkan.
“Pria
putrimu. Warna rambutnya kuning, biru, dan merah muda.” Kata si wanita.
Keduanya bingung.
“Putrimu
mencintai orang asing. Dia akan segera berkencan dan beruntung.” Ucap si
wanita. Ibu Duk Mi terlihat sumringah mendengarnya. Sementara Eun Gi seperti
sedikit kecewa.
[EPISODE 7: FAN-GIRL MENGGUNAKAN
KEBERUNTUNGAN KENCAN MEREKA UNTUK FANG-GIRLING]
Ibu Duk
Mi menaiki tangga rumah sambil mengeluh kalau mereka bahkan tidak tahu kode akses putri mereka dan
suaminya yang membawa semua lauk ini. Tuan Sung menegaskan kalau Dunia sudah
banyak berubah dan itu trend. Ibu Duk Mi kaget mendengar suaminya berbicara.
“Setidaknya
kau harus buat tanda sebelum bicara!” keluh Ibu Duk Mi
“
Menghargai privasi anak adalah tren terbaru.
Kita adalah orang tua yang sangat kekinian.” Ucap Tuan Sung
“ Aigoo.
Kita mungkin tidak akan pernah melihat anak-anak kita lagi jika kita coba
menjadi lebih kekinian. Nah, Ibu yang tahu kode akses ke rumah anak-anak mereka
semuanya ternyata bekerja seperti budak bagi mereka. Lebih baik bagiku untuk
tidak melihat rumah yang lebih berantakan dari kandang babi.” Keluh Ibu Duk Mi
mengikuti suaminya dari belakang.
Ryan
mengaku kalau seharusnya tidak marah pada Duk Mi dan benar-benar terkejut lalu
meminta maaf. Duk Mi hanya diam saja. Ryan bertanya apakah Duk Mi masih marah
padanya. Duk Mi membenarkan.
“Tapi,...
Aku juga minta maaf... Tanpa izin masuk rumahmu.” Kata Duk Mi, Ryan tiba-tiba
melihat diseberang gedung Cindy sudah siap dengan kamerenya.
Akhirnya
Ryan mendekati Duk Mi menempelkan jarinya pada bibir Duk Mi, terlihat seperti
orang yang sedang berciuman. Cindy yang melihatnya melotot kaget, seperti tak
percaya kalau hubungan keduanya bukan pura-pura lalu bergegas pergi.
“Hyo Jin
sedang memperhatikan.” Ucap Ryan memastikan kalau Cindy sudah tak ada. Duk Mi
terlihat masih shock hanya diam saja. Ryan sampai memanggil untuk
menyadarkanya.
“Sung Duk
Mi.” Ucap Ibu Duk Mi, Duk Mi kaget melihat ibunya datang bersama dengan ayah.
Ibu Duk
Mi dan Ayah Duk Mi hanya bisa terdiam melihat anaknya sedang berciuman dengan
seorang pria. Ryan pun kaget kalau itu adalah ibunya yang datang, Duk Mi
membenarkan. Ibu Duk Mi langsung menghampiri anaknya mengaku sangat bangga. Duk
Mi bingung apa maksudnya.
“Senang
bertemu denganmu. Aku direktur Cheum...” ucap Ryan menyapa dan langsung disela
oleh Ibu Duk Mi
“Apa kau
mencintai Duk Mi?” tanya Ibu Duk Mi, Duk Mi langsung mengeluh pada ibunya yang
menanyakan itu pada atasanya.
“Kau
mengantarnya pulang dan bahkan menciumnya di ruang terbuka.” Kata Ibu Duk Mi.
Duk Mi panik mencoba menjelaskan bukan seperti itu.
“Kau
pasti sangat mencintainya.” Kata Ibu Duk Mi. Ryan mencoab menjelaskan kalau
bekerja bersama di galeri...
“Apa
kalian bekerja bersama, lalu jatuh cinta?” ucap Ibu Duk Mi. Ryan makin binggung
menjelaskan kalau mereka tidak jatuh cinta...
“Apa Kau
sudah makan malam?” tanya Ibu Duk Mi, Ryan mengaku belum karena selalu
menyangkal dan tersadar kalau ibu Duk Mi menanyakan Makan malam
“Kau
tidak boleh melewatkan makan. Ada kau punya nasi di rumah?” ucap Ibu Duk Mi,
Duk Mi panik mengaku tak ada.
“Mau
bagaimana lagi... Ayo pergi.” kata Ibu Duk mi penuh semangat. Duk Mi bertanya
kemana mereka akan pergi.
“Katamu
tidak ada nasi di rumah. Setidaknya kita harus beri dia makan malam.” Ucap Ibu
Duk Mi
Duk Mi
mencoba menjelaskan kalau tidak ada yang
terjadi di antara mereka. Ibu Duk Mi menyuruh anaknya agar Jangan bicara lagi
dan mengajak pergi karena punya banyak beras di rumah dan banyak lauk juga.
“Tidak
heran tiba-tiba ingin memasak sup ayam hari ini. Aku tidak pernah membayangkan
bertemu kau seperti ini. Apa Kau suka ayam?” tanya ibu Duk Mi. Ryan mengaku
suka dengan wajah binggung ditarik pergi.
Duk Mi
mengikuti ibunya yang menarik Ryan bertanya mau pergi kemana. Sementara Ayah
Duk Mi kebingungan karena membawa lauk tapi seperti tak dipedulikan akhirnya
meninggalkan lauk di luar rumah.
Ryan
melihat foto-foto yang dipajang di ruangan, Duk Mi terlihat gugup sambil
menyiapkan alat makan. Tuan Sung pun
hanya bisa duduk diam disofa. Ibu Duk Mi sibuk memasak didapur. Ryan bertanya
apakah ada yang bisa dibantu. Ibu Duk Mi menjawab tak perlu membantunya.
“Kau bisa
duduk dan menunggu.” Ucap Ibu Duk Mi. Duk Mi pikir itu karena Ryan merasa tidak nyaman dan akan pergi.
“Sayang
Dia pasti merasa tidak nyaman karena kau. Keluar dan kembali dalam 10 menit...”
ucap Ibu Duk Mi
“Tidak...
Aku merasa nyaman.” Kata Ryan. Ibu Duk Mi pun meminta agar Tunggu sebentar lagi.
“Ayah
pasti mengoleksi suiseki... Itu hobi yang hebat.”kata Ryan melihat kumpulan
batu.
“Hobi
yang hebat apanya? Aku khawatir rumah kami akan runtuh.” Keluh Ibu Duk Mi
Tuan Sung
langsung mengajak Ryan melihat koleksi batunya kalau ntuk sepenuhnya menghargai
keindahan oksidasi, jadi harus melihatnya seperti ini. Ryan bertanya apakah
Tuan Sung mengoleksinya sendiri. Tuan Sung membenarkan dengan wajah bangga.
“Aku
pergi ke semua tempat terkenal jika mengenai suisekis.” Ucap Tuan Sung. Ibu Duk
Mi memanggil kalau Makanan sudah siap tapi Ryan sedang melihat koleksi batu
suaminya.
“Batu Yang
ini menggambarkan keindahan pemandangan lanskap. Dan tentu saja, bagaimana batu
itu dipotong sangat penting. Tapi juga penting untuk membuatnya terlihat bagus
dengan menyiramnya.” Kata Tuan Sung bangga memperlihatkan koleksi batunya pada
Ryan.
“Apa dia
akan bicarakan 10 tahun kehidupannya? Kenapa tiba-tiba sangat banyak bicara?”
keluh Ibu Duk Mi lalu mengajak Ryan untuk makan.
“Dan
bagian ini di sini disebut "suiban". Dan ini adalah dasar batu
bersama dengan ini di samping. Kau harus dapat menggunakan imajinasi saat
menikmati...”ucap Tuan Sung dan tersadar kalau Ryan sudah ditarik ke meja
makan
Ryan pun
mulai makan dengan wajah gugup, Ibu Duk Mi langsung bertanya siapa nama atasan
Duk Mi itu. Ryan menyebutkan namanya Ryan
Gold. Wajah Ibu Duk Mi terlihat sumringah lalu bertanya apakah Ryan itu orang
asing. Duk Mi mengeluh dengan pertanyaan ibunya. Ryan pun membenarkan.
Ibu Duk
Mi tersenyum mendengarnya teringat dengan ucapan peramala “Putrimu mencintai
orang asing. Dia akan segera berkencan dan beruntung.” Lalu menawarkan apakah
Ryan mau nambah.
“Aku
dengar, makan banyak itu sopan jika seseorang mengundang untuk makan. Jadi, aku
benar-benar makan banyak.” Ucap Ryan.
“Ya,
senang melihatmu..” kata Ibu Duk Mi dan tiba-tiba ayah Duk Mi meminta agar
diberikan nasi lagi. Ibu Duk Mi langsung menyuruh diam.
“Sangat
menyenangkan melihatmu menikmati makanan.” Kata Ibu Duk Mi. Duk Mi pikir kalau
mereka harus pergi sekarang.
“Kau
tidak boleh pergi begitu saja sesudah makan.” Ucap Ibu Duk Mi. Tuan Sung
membenarkan.
“Aku
punya banyak suiseki yang ingin aku tunjukkan. Aku akan menunjukkan semua jenis
suiseki yang sudah aku kumpulkan.” Ucap Tuan Sung yang langsung disela oleh
istrinya.
“Kau
harus makan makanan penutup.” Kata Ibu Duk Mi. Ryan pikir tidak perlu makanan
penutup.
“Itu
karena aku ingin makan makanan penutup. Kalian harus menunggu di kamar Duk Mi
dan mengobrol sedikit.” ucap Ibu Duk Mi menarik keduanya. Duk Mi binggung
ibunya yang mendorongnya masuk kamar.
“Aku akan
memanggilmu sesudah siap, jangan keluar.” Kata Ibu Duk Mi. Duk Mi binggung
tiba-tiba didorong masuk kamar berdua dengan Ryan.
Akhirnya
Duk Mi hanya bisa meminta maaf pada Ryan dengan tingkah ibunya. Ryan pikir tak
masalah. Ibu Duk Mi terlihat senang
karena anaknya bisa menemukan pasangan jadi sengaja membuatnya dekat, saat itu
Suaminya datang membawakan buah.
“Kau
selalu sangat lambat. Tapi kenapa kau tiba-tiba begitu cepat hari ini? Kau
sangat lamban. Ayo beri mereka waktu agar mereka bisa bicara.” Keluh Ibu Duk Mi
pada suaminya.
Ryan
melihat banyak penghargaan di dinding kamar, lalu bertanya Kenapa Duk Mi
berhenti dari seni. Duk Mi menceritakan kalau Ayahnya mungkin tampak seperti
seorang pengumpul batu, tapi dulu, mimpinya adalah menjadi pengusaha.
“Aku
bersiap-siap untuk belajar di luar negeri. Tapi, dia membuat kesalahan besar
dan kehilangan banyak uang. Ibuku bilang jangan terganggu dan aku harus tetap
pergi, tapi aku tidak bisa.” Cerita Duk Mi
“Itu
sudah jelas... bahwa keluargaku akan berpisah jika aku pergi ke luar negeri.
Jadi aku menyerah. Jika aku pergi ke luar negeri saat itu, maka aku akan
bertemu kau sebagai seorang seniman bukannya kurator. Aku akan jadi seniman
yang sangat cerewet seperti Ryan Gold.” Ejek Duk Mi
“Apa kau
baik-baik saja... meskipun tidak bisa hidup sebagai seniman?” tanya Ryan
“Perasaanku
lebih baik sesudah sesekali menangis. Setiap kali aku merasa menyesal, aku
mabuk dan banyak menangis. Itu membuat perasaanku lebih baik. Dan setelah itu
berlalu, beberapa hal membuatku tertawa lagi. Dan itu terkadang membuatku
bahagia lagi.” Cerita Duk Mi
Nyonya
Nam bergegas didepan lift terlihat kesal sendiri. Eun Gi baru pulang kaget
melihat Ibunya datang dan tidak menelepon. Nyonya Nam mengaku ingin pergi ke
rumah Duk Mi. Eun Gi binggung karena yang dimaksud rumah orang tua Duk Mi.
“Kenapa
dia pergi begitu saja tanpa bilang apa-apa? Tapi masalahnya soal fakta bahwa
dia ada di sini?” tanya Eun Gi heran ibunya datang ingin menemui Duk Mi
“Dia
membawa pulang direktur Chaeum Gallery.” Kata Nyonya Nam bahagia. Eun Gi kaget
kalau Duk Mi membawa membawa singa ke rumah lalu menekan tombol lift dengan
kasar.
Nyonya
Nam bergegas masuk rumah memanggil Ibu Duk Mi, sementara Ryan dan Duk Mi akan
pulang diantar oleh orang tuanya. Ibu Duk Mi pikir akan lebih baik jika bisa
tinggal lebih lama. Akhirnya Duk Mi dan Eun Gi bertemu saling menatap sinis.
“Bagaimana
kalian bersama?” tanya ibu Duk Mi. Nyonya Nam memberitahu kalau mereka bertemu
di lantai bawah.
“Apa tamu
sudah mau pergi?” ucap Nyonya Nam, Ibu Duk Mi pikir kalau sudah menahannya
terlalu lama.
“Ohh...
Aku hampir lupa... Jangan pergi dulu. Tunggu disini.” Kata Ibu Duk Mi mengambil
sesuatu untuk Ryan.
“Halo,
aku Nam Se Hyun, pemimpin redaksi Majalah seni Morement.” Ucap Nyonya Nam
memberikan kartu namanya.
“Aku Ryan
Gold, direktur Chaeum Gallery.” Balas Ryan memberikan kartu namanya dengan
sopan.
“Nyonya Nam,
kau pasti ada di sini untuk memintanya melakukan wawancara.” Kata Duk Mi
“Aku
ingin mengunjungimu di galeri. Tapi kudengar kau ada di sini,jadi aku
bergegas.” Kata Nyonya Nam
“Aku
tidak bilang ini karena aku dekat dengan Nyonya Nam. Tapi majalah ini adalah
salah satu dari sedikit majalah seni yang cukup bagus di negara kita. Kau harus
memikirkannya.” Ucap Duk Mi. Ryan
berjanji akan memikirkannya. Duk Mi mengucapkan Terima kasih.
“Ini dia,
aku mengemas beberapa lauk yang sepertinya kau sukai tadi.” Kata Ibu Duk Mi
memberikan bungkusan pada Ryan.
Ryan
menerimanya dan kaget karena sangat berat, lalu dengan terbata-bata mengucapkan
Terima kasih. Duk Mi pun pami untuk pergi lebih dulu. Eun Gi mengeluh kalau Duk
Mi akan pergi juga. Ryan mengucapkan Terima
kasih banyak untuk hari ini.
“Direktur....
aku harap kau berkunjung lagi. Aku akan menelponmu.” Ucap Nyonya Nam Sopan.
“Ibu, aku
lapar.” Kata Eun Gi kesal. Ibu Duk Mi heran karena tidak makan. Nyonya Nam
meminta agar Ibu Duk Mi berhentilah memberinya makan.
“Sampai
jumpa... Aku harap kau berkunjung lagi.” Kata Tuan Nam melambaikan tangan pada
Ryan. Eun Gi makin cemberut.
Ryan
mengantar Duk Mi sampai ke depan rumah, Duk Mi meminta maaf tidak tahu orang
tuanya akan ada di sana dan bertanya Apa merasa tidak nyaman. Ryan pikir makan
terlalu banyak sehingga merasa tidak nyaman. Duk Mi mengaku memperhatikan Ryan
yang makan banyak.
“Aku
ingin meminta maaf sekali lagi. Aku sungguh sangat menyesal.” Kata Ryan. Duk Mi
menganguk mengerti.
“Dan
terima kasih untuk hari ini... Hati-hati dalam perjalanan.” Ucap Duk Mi. Ryan
pun seperti bisa memahami Duk Mi. Akhirnya Duk Mi pun turun dari mobil dan
menaiki tangga dengan wajah bahagia.
Eun Gi
menaik tangga dengan wajah kesal menyebut “ Direktur” beberapa kali lalu
menegskan kalau ia juga sebagia Direktur di tempat latihan dojonya. Ia
tiba-tiba melihat ayunan yang ada ditaman seperti mengingatkan dengan masa
lalunya.
Flash Back
Eun Gi
duduk diam dengan wajah termenung, Duk Mi datang bertanya dengan wajah cerita
apa yang dilakukan Eun Gi padahal Semua orang menunggu di rumah untuk memberi
selamat kepadanya. Eun Gi mengeluh karena bahkan tidak memenangkan medali emas.
“Apa Kau
tidak peduli dengan medali perak lagi karena kau memenangkan sangat banyak?
Tapi Aku benar-benar berpikir akan memenangkan medali emas hari ini.” Ejek Duk
Mi
“Ini
semua karena namaku, Kenapa dia menamaiku Eun Gi, bukan Geum(Emas) Gi?” keluh
Eun Gi
“Geum Gi?
Boleh juga. Aku akan memanggilmu Nam Geum Gi mulai sekarang... Hai, Nam Geum
Gi.” Kata Duk Mi
“Jangan katakan
itu dengan margaku. Kedengarannya sedikit aneh.” Kata Eun Gi
“Kenapa?
Ini cocok. Hai, Nam Geum Gi.” Ucap Duk Mi lalu memberikan seperti sebuah medali
untuk Eun Gi
“Apa kau
memberikannya sebagai medali emas?” tanya Eun Gi. Duk Mi menyuruh Eun Gi
memakanya saja karena itu coklat.
“Apa Kau
tahu? Peraih medali emas Olimpiade, Nam Geum Gi.” Ucap Duk Mi memasangkan
medali. Eun Gi pikir Duk Mi sudah gila.
“Selama
kau terus membawa medali, kau akan jadi atlet judo terbaik yang aku kenal. Kau
yang paling keren dan paling berbakat... Kerja bagus. Sekarang, Geum Gi, ayo
kita makan malam.” Ucap Duk Mi menarik Eun Gi pergi. Eun Gi bisa tersenyum
mendengarnya.
“Makanan
favorit Nam Geum Gi!” kata Duk Mi penuh semangat. Eun Gi meminta agar jangan
memanggilnya seperti itu.
“Jika kau
muak dengan medali perak, biarkan aku memilikinya. Aku butuh lebih banyak uang
untuk tiket.” Kata Duk Mi ingin menjualnya. Eun Gi melarangnya.
“Kenapa?”
kata Duk Mi. Eun Gi menegaskan kalau medali itu miliknya. Duk Mi pikir Eun Gi muak
dengan mereka.
“Berhentilah
pelit. Kau bilang punya banyak, jadi berikan. Jadilah pria dan angkatlah lebih
tinggi.” Kata Duk Mi mengejek.
Eun Gi
mengingat kenangan manisnya dengan Duk Mi bisa tersenyum, lalu teringat saat
Duk Mi pamit dengan Ryan seperti pasangan bahkan Terima kasih banyak untuk hari
ini, wajahnya kembali kesal.
Ryan
membawa makanan sampai membungkuk masuk rumah dan mengeluh apa saja yang
dikemas oleh ibu Duk Mi. Akhirnya Ryan duduk lemas sambil bersandar membuka
bungkusan yang diberikan Ibu Duk Mi, dan melihat ada banyak kotak makan.
Ia
melihat kotak makan dengan note dari ibu Duk Mi menuliskan “Bekukan bulgogi dan
biarkan mencair di lemari es sebelum diaduk.” Wajah Ryan tersenyum lalu melihat
kotak lainya “ Kau sepertinya menikmati kimchi yang baru dibuat, jadi aku
mengemas sedikit. Beri tahu aku saat sudah habis.”
Ryan
membuka kotak dibagian bawah lalu tertawa ternyata isinya batu dan ayah Duk Mi
juga menuliskan note “Gwantongseok ini dikenal untuk membantu dan membawakan
keberuntungan.Aku berharap yang terbaik dalam segala hal yang kau lakukan.”
“Pantas
ini seberat batu... Siapa yang tahu dia sudah mengemasnya juga?”kata Ryan
tertawa melihat isinya adalah batu.
Pesan
masuk ke dalam ponselnya “Selamat. Kau jadi anggota VIP Shi An is My Life.”
Ryan langsung menjerit bahagia membacanya, seperti sangat puas.
Duk Mi
mengosok gigi, lalu teringat saat Ryan yang menciumnya lalu mengosok bibirnya
dengan wajah sumringah. Ia lalu tersadar dan buru-buru mengosok gigi. Akhirnya
Duk Mi mencoba tidur tapi kembali teringats saat Ryan menciumnya.
“Apa yang
kau lakukan?.. Itu jarinya, bukan bibirnya. Kenapa kau terjebak pada saat itu?
Kau harusnya bertanya apa yang dia lakukan. Kau membiarkan nalurimu mengambil
alih terlalu mudah. Ini Sangat memalukan.” Ucap Duk Mi kesal sendiri.
Sun Joo
duduk di kursi pijat sambil menonton Soo Hyun yang menyanyi terlihat berbeda,
seperti naluri sebagia fansnya kembali muncul, Suaminya datang kaget melihat
istrinya masih terjaga. Sun Joo mematikan TV mengaku sengaja menunggu suaminya.
“Tapi kau
mungkin kelelahan juga... Apa kau Mau bir?” tanya Sun Joo. Seung Mi menganguk
lalu keduanya duduk di meja makan.
“Apa
mereka setuju membiarkanmu bergabung dengan divisi variety show?” tanya Sun Joo
“Jika aku
berhasil menyelesaikan sebuah cerita, mereka akan memindahkanku.” Kata Seung
Mi. Sun Joo terlihat senang mendengarnya.
“Jadi
bagaimana ceritanya?” tanya Sun Joo penasaran. Seung Mi terlihat gugup
menjelaskan.
“Jangan-jangan...
Bukan kultus, kan?” kata Sun Joo menebak. Seung Mi menyangkal kalau bukan itu.
“Itu
hanya sebuah cerita pada mereka yang berusaha sangat keras dalam hidup.” Jelas
Seung Yi
“Bagus,
selama itu bukan kultus.” Kata Sun Joo. Seung Mi menyakikan kalau bukan kultus
lalu membuka kaleng bir untuk mengurangi rasa gugupnya.
Sun Joo
terlambat memberitahu suaminya agar perlahan membukanya. Saat itu juga Geum Woo
bangun memanggil ibunya. Sun Joo akhirnya mencoba menyakinkan anaknya masih
bermimpi dan belum bangun, kalau ia seorang malaikat yang hanya terlihat
seperti Ibunya lalu mengajaknya masuk kamar.
Duk Mi
duduk di bus melihat komentar dari foto-foto Shi An yang diuploudnya. “Senyumnya
tidak bisa lebih bersemangat. Garis rahangnya yang tajam memikatku. Mereka
pasti penggemar baru.”
"Mungkin
tidak cukup cahaya, tapi filter radial digunakan untuk mendapatkan hasil
maksimal dari apa yang mereka miliki."
“Ekspresinya
yang ditangkap dalam bentuk potertan sedang secara efektif menarik pemandangan
kita untuk menceritakan kisah itu. Ini benar-benar foto yang mengesankan.”
“Latte
tahu apa yang dilihat di foto.” Puji Duk Mi bahagia membaca komentar lalu
membalasnya “Latte-nim, terima kasih. Pujian dan saran selalu kami terima”
Ryan baru
saja sampai di Gallery lalu melihat Cindy turun dari mobil dan langsung
memanggilnya. Cindy binggung melihat Ryan menyuruh untuk mendekatinya. Ryan
kembali menyuruh Cindy untuk lebih berjalan mendekatinya.
“Hyo Jin,
kau tidak lagi dibutuhkan di galeri. Kau dipecat.” Kata Ryan. Cindy binggung
tiba-tiba dipecat dan ingin tahu alasanya dengan nada sombong.
“Apa Kau
ingin dituntut sebagai gantinya? Kau pilih di antara keduanya.” Kata Ryan.
Cindy kemabli bertanya Untuk apa Ryan menuntutnya.
“Menguntit...
Kau melihatku di rumah Nona Sung tadi malam.” Kata Ryan. Cindy mengelak kalau
Ryan pasti salah.
“Aku
menemukan sesuatu yang menarik di medsos... CUPATCH.” Kata Ryan. Cindy kaget
tapi pura-pura tak tahu bertanya Apa itu.
“Pekerjaan
yang akan aku tuntut.” Ucap Ryan. Cindy mengeluh karena hanya ia yang dituntut
“Apa itu
pengakuan?” sindir Ryan dengan senyuman bahagia. Cindy pikir Ryan juga harus
menuntut Shi An is My Life
“Dia juga
menguntitmu juga... Kau bekerja dengannya, bukan?” kata Cindy curiga. Ryan
menegaskan akan menutut mereka berdua.
“Aku akan
menghapusnya.” Kata Cindy panik. Ryan menegaskan kalau akan memperhatikan lalu berjalan pergi. Cindy
melihat ponselnya lalu berteriak “Daebak!”
Duk Mi
melihat ponselnya melihat list [PEMENANG ACARA TANDA TANGAN CHA SHI AN]
disampingnya Sun Joo juga melihat dengan wajah tegang dan akhirnya Duk Mi
berteriak tak percaya melihatnya. Ryan bertanya apakah terjadi sesuatu.
“Aku
menang di acara tanda tangan Shi An.” Ucap Cindy tak percaya. Ryan menyindir
mengucapkan selamat.
“Aku tahu
akan pergi... tapi Aku berbicara soal Shi An is My Life.” Kata Cinyd.
Sun Joo
dan Duk Mi melihat nama [SHI AN IS MY LIFE] ada dalam list lalu menjerit
histeris dalam cafe. Duk Mi mengaku sudah
menyerah pada acara tanda tangan dan itu alasan memposting di media
sosial, karena hanya beli satu salinan album tapi bisa menang. Sun Joo yakin
kalau ini adalah takdir.
“Aku beli
seluruh kotak albumnya untuk menang di acara tersebut, tapi dia hanya punya
satu salinan. Dia mungkin akan mengoceh soal itu adalah takdir.” Kata Cindy
marah
“Kapan
acara tanda tangan itu?” tanya Ryan penasara. Cindy menjawab Minggu depan pada
hari museum ditutup.
“Aku
tidak akan main-main untuk menghadiri itu. Jadi Shi An is My Life akan datang
juga.” Ucap Cindy menatap sinis, sementera Ryan sudah lebih dulu masuk gallery.
Ibu Duk
Mi mendekati suaminya yang sedang mengelap batu memberitahu kalau Peramal
wanita bangsawan itu sangat mengesankan karena bilang, Duk Mi akan membawa
pulang seorang pria bernama Tom atau Jack lalu akhirnya membawa Ryan.
“Kita
harus bicara bahasa Inggris sederhana jika bertemu orang tuanya. Kau harus
belajar denganku.” Ucap Ibu Duk Mi penuh semangat. Ayah Duk Mi setuju.
Mereka
belajar mengucapkan "Son-in-law." Yang artinya Menantu mereka.
Sementara Duk Mi terlihat sangat bahagai menatap foto Shi An di ponselnya yang
diangap sebagai belahan jiwanya. Orang Tua Duk Mi terus mencoba berlatih
memangggil “Son-in-law.”
Sun Joo
mengucapkan selamat pada Duk Mi,Duk Mi yan masih sumringah merasa kalau ini
semua berkat Sun Joo juga sambil terus menatap foto Shi An. Orang Tua Duk Mi
terlihat bisa makin lancar memanggil Son In Law.
Geum Woo
berlatih di ruangan dengan Eun Gi sebagai gurunya. Sun Joo melihat dari luar ruangan, mengaku
sangat Aneh kareana sebelum punya anak,
tidak pernah menyukai anak-anak Tapi bayinya itu Geum Woo sangat menggemaskan.
Eun Gi pun bergabung dengan Sun Joo.
“Aku
tidak tahu apa obsesiku terhadap idola sudah membuatku mencintai anakku, atau jika
aku terobsesi dengan anakku karena aku tidak bisa menjadi Fan-girl sekarang.”
Ucap Sun Joo
“Sun
Joo... Kenapa kau menikah?” tanya Eun Gi. Sun Joo mengaku karena punya Geon
Woo.
“Maksudku,
bagaimana kau mulai berkencan dengan Seung Min?” Kata Eun Gi penasaran.
“Alih-alih
idola. Entah bagaimana jatuh cinta padanya.” Jawab Sun Joo. Eun Gi tak mengerti
maksud Alih-alih idola
“Ketika
aku menyukai idola, idolaku adalah pacarku, dan ketika aku berkencan, pacarku
adalah idolaku. Itulah yang kurasakan.” Kata Sun Joo
“Akankah
Duk Mi juga seperti itu? Akankah Duk Mi jatuh cinta padanya juga? Bukan idola,
tapi...” kata Eun Gi yang langsung disela oleh Sun Joo.
“Singa?
Apa kau merasa cemas? Apa Duk Mi itu mungkin menyukai Singa?” kata Sun Joo. Eun
Gi mengeluh dengan yang dikatakan Sun Joo.
“Heii... Anak-anak,
tidak boleh berkelahi... Jangan berkelahi dan bermainlah dengan ini!” teriak
Eun Gi menghindar keluar dari ruangan. Sun Joo melihat Eun Gi itu pengecut.
“Kau
orang paling pengecut di dunia.” Keluh Sun Joo melihat Eun Gi yang tak berani
mengungkapkan perasaanya.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar