PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 02 Mei 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Eun Gi duduk disamping Ibu Duk Mi sambil menguap karena ngantuk. Ibu Duk Mi mengeluh klau Eun Gi itu akan dapat nasib buruk dan seharusnya baca peruntungannya di malam hari. Eun Gi mengeluh  Peramal macam apa yang kerja pagi-pagi sekali.
“Kau tidak tahu apa-apa. Kita harus melakukannya pada pagi hari saat kepala jernih. Aku dengar dia melakukan perjalanan ke Perancis dan dirasuki roh Perancis.” Ucap Ibu Duk Mi
“Roh bangsawan! Karena dia wanita bangsawan, dia sangat peduli soal pakaian.” Kata Ibu Duk Mi memikirkan maksud ucapanya.
“Apa maksudnya Dress Code?” ucap Eun Gi, Ibu Duk Mi membenarkan.
“Sesudah kerasukan, dia bicara dalam bahasa Prancis. Jadi, dengarkan baik-baik.” Kata Ibu Duk Mi. Eun Gi memastikan kalau yang dikamsud dirinya yang dimaksud. 


Keduanya terlihat tegang, lalu seorang wanita datang dengan gaya pakaian Perancis dan berbicara dengan bahasa Perancis. Eun Gi mengunakan aplikasi translate untuk menerjemahkan.
“Aku meragukan pernikahan putrimu. Putrimu adalah gadis yang sangat ganas.” Ucap Si wanita. Ibu Duk Mi kaget anaknya dianggap ganas dan berpikir kalau itu memang yang diharapkan.
“Pria putrimu. Warna rambutnya kuning, biru, dan merah muda.” Kata si wanita. Keduanya bingung.
“Putrimu mencintai orang asing. Dia akan segera berkencan dan beruntung.” Ucap si wanita. Ibu Duk Mi terlihat sumringah mendengarnya. Sementara Eun Gi seperti sedikit kecewa. 

[EPISODE 7: FAN-GIRL MENGGUNAKAN KEBERUNTUNGAN KENCAN MEREKA UNTUK FANG-GIRLING]
Ibu Duk Mi menaiki tangga rumah sambil mengeluh kalau mereka  bahkan tidak tahu kode akses putri mereka dan suaminya yang membawa semua lauk ini. Tuan Sung menegaskan kalau Dunia sudah banyak berubah dan itu trend. Ibu Duk Mi kaget mendengar suaminya berbicara.
“Setidaknya kau harus buat tanda sebelum bicara!” keluh Ibu Duk Mi
“ Menghargai privasi anak adalah tren terbaru.  Kita adalah orang tua yang sangat kekinian.” Ucap Tuan Sung
“ Aigoo. Kita mungkin tidak akan pernah melihat anak-anak kita lagi jika kita coba menjadi lebih kekinian. Nah, Ibu yang tahu kode akses ke rumah anak-anak mereka semuanya ternyata bekerja seperti budak bagi mereka. Lebih baik bagiku untuk tidak melihat rumah yang lebih berantakan dari kandang babi.” Keluh Ibu Duk Mi mengikuti suaminya dari belakang. 

Ryan mengaku kalau seharusnya tidak marah pada Duk Mi dan benar-benar terkejut lalu meminta maaf. Duk Mi hanya diam saja. Ryan bertanya apakah Duk Mi masih marah padanya. Duk Mi membenarkan.
“Tapi,... Aku juga minta maaf... Tanpa izin masuk rumahmu.” Kata Duk Mi, Ryan tiba-tiba melihat diseberang gedung Cindy sudah siap dengan kamerenya.
Akhirnya Ryan mendekati Duk Mi menempelkan jarinya pada bibir Duk Mi, terlihat seperti orang yang sedang berciuman. Cindy yang melihatnya melotot kaget, seperti tak percaya kalau hubungan keduanya bukan pura-pura lalu bergegas pergi.
“Hyo Jin sedang memperhatikan.” Ucap Ryan memastikan kalau Cindy sudah tak ada. Duk Mi terlihat masih shock hanya diam saja. Ryan sampai memanggil untuk menyadarkanya. 


“Sung Duk Mi.” Ucap Ibu Duk Mi, Duk Mi kaget melihat ibunya datang bersama dengan ayah.
Ibu Duk Mi dan Ayah Duk Mi hanya bisa terdiam melihat anaknya sedang berciuman dengan seorang pria. Ryan pun kaget kalau itu adalah ibunya yang datang, Duk Mi membenarkan. Ibu Duk Mi langsung menghampiri anaknya mengaku sangat bangga. Duk Mi bingung apa maksudnya.
“Senang bertemu denganmu. Aku direktur Cheum...” ucap Ryan menyapa dan langsung disela oleh Ibu Duk Mi
“Apa kau mencintai Duk Mi?” tanya Ibu Duk Mi, Duk Mi langsung mengeluh pada ibunya yang menanyakan itu pada atasanya.
“Kau mengantarnya pulang dan bahkan menciumnya di ruang terbuka.” Kata Ibu Duk Mi. Duk Mi panik mencoba menjelaskan bukan seperti itu.
“Kau pasti sangat mencintainya.” Kata Ibu Duk Mi. Ryan mencoab menjelaskan kalau bekerja bersama di galeri...
“Apa kalian bekerja bersama, lalu jatuh cinta?” ucap Ibu Duk Mi. Ryan makin binggung menjelaskan kalau mereka tidak jatuh cinta...
“Apa Kau sudah makan malam?” tanya Ibu Duk Mi, Ryan mengaku belum karena selalu menyangkal dan tersadar kalau ibu Duk Mi menanyakan Makan malam
“Kau tidak boleh melewatkan makan. Ada kau punya nasi di rumah?” ucap Ibu Duk Mi, Duk Mi panik mengaku tak ada.
“Mau bagaimana lagi... Ayo pergi.” kata Ibu Duk mi penuh semangat. Duk Mi bertanya kemana mereka akan pergi.
“Katamu tidak ada nasi di rumah. Setidaknya kita harus beri dia makan malam.” Ucap Ibu Duk Mi
Duk Mi mencoba menjelaskan kalau  tidak ada yang terjadi di antara mereka. Ibu Duk Mi menyuruh anaknya agar Jangan bicara lagi dan mengajak pergi karena punya banyak beras di rumah dan banyak lauk juga.
“Tidak heran tiba-tiba ingin memasak sup ayam hari ini. Aku tidak pernah membayangkan bertemu kau seperti ini. Apa Kau suka ayam?” tanya ibu Duk Mi. Ryan mengaku suka dengan wajah binggung ditarik pergi.
Duk Mi mengikuti ibunya yang menarik Ryan bertanya mau pergi kemana. Sementara Ayah Duk Mi kebingungan karena membawa lauk tapi seperti tak dipedulikan akhirnya meninggalkan lauk di luar rumah. 



Ryan melihat foto-foto yang dipajang di ruangan, Duk Mi terlihat gugup sambil menyiapkan alat makan.  Tuan Sung pun hanya bisa duduk diam disofa. Ibu Duk Mi sibuk memasak didapur. Ryan bertanya apakah ada yang bisa dibantu. Ibu Duk Mi menjawab tak perlu membantunya.
“Kau bisa duduk dan menunggu.” Ucap Ibu Duk Mi. Duk Mi pikir itu karena Ryan  merasa tidak nyaman dan akan pergi.
“Sayang Dia pasti merasa tidak nyaman karena kau. Keluar dan kembali dalam 10 menit...” ucap Ibu Duk Mi
“Tidak... Aku merasa nyaman.” Kata Ryan. Ibu Duk Mi pun meminta agar  Tunggu sebentar lagi.
“Ayah pasti mengoleksi suiseki... Itu hobi yang hebat.”kata Ryan melihat kumpulan batu.
“Hobi yang hebat apanya? Aku khawatir rumah kami akan runtuh.” Keluh Ibu Duk Mi
Tuan Sung langsung mengajak Ryan melihat koleksi batunya kalau ntuk sepenuhnya menghargai keindahan oksidasi, jadi harus melihatnya seperti ini. Ryan bertanya apakah Tuan Sung mengoleksinya sendiri. Tuan Sung membenarkan dengan wajah bangga.
“Aku pergi ke semua tempat terkenal jika mengenai suisekis.” Ucap Tuan Sung. Ibu Duk Mi memanggil kalau Makanan sudah siap tapi Ryan sedang melihat koleksi batu suaminya.
“Batu Yang ini menggambarkan keindahan pemandangan lanskap. Dan tentu saja, bagaimana batu itu dipotong sangat penting. Tapi juga penting untuk membuatnya terlihat bagus dengan menyiramnya.” Kata Tuan Sung bangga memperlihatkan koleksi batunya pada Ryan.
“Apa dia akan bicarakan 10 tahun kehidupannya? Kenapa tiba-tiba sangat banyak bicara?” keluh Ibu Duk Mi lalu mengajak Ryan untuk makan.
“Dan bagian ini di sini disebut "suiban". Dan ini adalah dasar batu bersama dengan ini di samping. Kau harus dapat menggunakan imajinasi saat menikmati...”ucap Tuan Sung dan tersadar kalau Ryan sudah ditarik ke meja makan
Ryan pun mulai makan dengan wajah gugup, Ibu Duk Mi langsung bertanya siapa nama atasan Duk Mi itu.  Ryan menyebutkan namanya Ryan Gold. Wajah Ibu Duk Mi terlihat sumringah lalu bertanya apakah Ryan itu orang asing. Duk Mi mengeluh dengan pertanyaan ibunya. Ryan pun membenarkan.
Ibu Duk Mi tersenyum mendengarnya teringat dengan ucapan peramala “Putrimu mencintai orang asing. Dia akan segera berkencan dan beruntung.” Lalu menawarkan apakah Ryan mau nambah.

“Aku dengar, makan banyak itu sopan jika seseorang mengundang untuk makan. Jadi, aku benar-benar makan banyak.” Ucap Ryan.
“Ya, senang melihatmu..” kata Ibu Duk Mi dan tiba-tiba ayah Duk Mi meminta agar diberikan nasi lagi. Ibu Duk Mi langsung menyuruh diam.
“Sangat menyenangkan melihatmu menikmati makanan.” Kata Ibu Duk Mi. Duk Mi pikir kalau mereka harus pergi sekarang.
“Kau tidak boleh pergi begitu saja sesudah makan.” Ucap Ibu Duk Mi. Tuan Sung membenarkan.
“Aku punya banyak suiseki yang ingin aku tunjukkan. Aku akan menunjukkan semua jenis suiseki yang sudah aku kumpulkan.” Ucap Tuan Sung yang langsung disela oleh istrinya.
“Kau harus makan makanan penutup.” Kata Ibu Duk Mi. Ryan pikir tidak perlu makanan penutup.
“Itu karena aku ingin makan makanan penutup. Kalian harus menunggu di kamar Duk Mi dan mengobrol sedikit.” ucap Ibu Duk Mi menarik keduanya. Duk Mi binggung ibunya yang mendorongnya masuk kamar.
“Aku akan memanggilmu sesudah siap, jangan keluar.” Kata Ibu Duk Mi. Duk Mi binggung tiba-tiba didorong masuk kamar berdua dengan Ryan. 

Akhirnya Duk Mi hanya bisa meminta maaf pada Ryan dengan tingkah ibunya. Ryan pikir tak masalah.  Ibu Duk Mi terlihat senang karena anaknya bisa menemukan pasangan jadi sengaja membuatnya dekat, saat itu Suaminya datang membawakan buah.
“Kau selalu sangat lambat. Tapi kenapa kau tiba-tiba begitu cepat hari ini? Kau sangat lamban. Ayo beri mereka waktu agar mereka bisa bicara.” Keluh Ibu Duk Mi pada suaminya. 

Ryan melihat banyak penghargaan di dinding kamar, lalu bertanya Kenapa Duk Mi berhenti dari seni. Duk Mi menceritakan kalau Ayahnya mungkin tampak seperti seorang pengumpul batu, tapi dulu, mimpinya adalah menjadi pengusaha.
“Aku bersiap-siap untuk belajar di luar negeri. Tapi, dia membuat kesalahan besar dan kehilangan banyak uang. Ibuku bilang jangan terganggu dan aku harus tetap pergi, tapi aku tidak bisa.” Cerita Duk Mi
“Itu sudah jelas... bahwa keluargaku akan berpisah jika aku pergi ke luar negeri. Jadi aku menyerah. Jika aku pergi ke luar negeri saat itu, maka aku akan bertemu kau sebagai seorang seniman bukannya kurator. Aku akan jadi seniman yang sangat cerewet seperti Ryan Gold.” Ejek Duk Mi
“Apa kau baik-baik saja... meskipun tidak bisa hidup sebagai seniman?” tanya Ryan
“Perasaanku lebih baik sesudah sesekali menangis. Setiap kali aku merasa menyesal, aku mabuk dan banyak menangis. Itu membuat perasaanku lebih baik. Dan setelah itu berlalu, beberapa hal membuatku tertawa lagi. Dan itu terkadang membuatku bahagia lagi.” Cerita Duk Mi 


Nyonya Nam bergegas didepan lift terlihat kesal sendiri. Eun Gi baru pulang kaget melihat Ibunya datang dan tidak menelepon. Nyonya Nam mengaku ingin pergi ke rumah Duk Mi. Eun Gi binggung karena yang dimaksud rumah orang tua Duk Mi.
“Kenapa dia pergi begitu saja tanpa bilang apa-apa? Tapi masalahnya soal fakta bahwa dia ada di sini?” tanya Eun Gi heran ibunya datang ingin menemui Duk Mi
“Dia membawa pulang direktur Chaeum Gallery.” Kata Nyonya Nam bahagia. Eun Gi kaget kalau Duk Mi membawa membawa singa ke rumah lalu menekan tombol lift dengan kasar. 

Nyonya Nam bergegas masuk rumah memanggil Ibu Duk Mi, sementara Ryan dan Duk Mi akan pulang diantar oleh orang tuanya. Ibu Duk Mi pikir akan lebih baik jika bisa tinggal lebih lama. Akhirnya Duk Mi dan Eun Gi bertemu saling menatap sinis.
“Bagaimana kalian bersama?” tanya ibu Duk Mi. Nyonya Nam memberitahu kalau mereka bertemu di lantai bawah.
“Apa tamu sudah mau pergi?” ucap Nyonya Nam, Ibu Duk Mi pikir kalau sudah menahannya terlalu lama.
“Ohh... Aku hampir lupa... Jangan pergi dulu. Tunggu disini.” Kata Ibu Duk Mi mengambil sesuatu untuk Ryan.
“Halo, aku Nam Se Hyun, pemimpin redaksi Majalah seni Morement.” Ucap Nyonya Nam memberikan kartu namanya.
“Aku Ryan Gold, direktur Chaeum Gallery.” Balas Ryan memberikan kartu namanya dengan sopan.
“Nyonya Nam, kau pasti ada di sini untuk memintanya melakukan wawancara.” Kata Duk Mi
“Aku ingin mengunjungimu di galeri. Tapi kudengar kau ada di sini,jadi aku bergegas.” Kata Nyonya Nam
“Aku tidak bilang ini karena aku dekat dengan Nyonya Nam. Tapi majalah ini adalah salah satu dari sedikit majalah seni yang cukup bagus di negara kita. Kau harus memikirkannya.” Ucap Duk Mi.  Ryan berjanji akan memikirkannya. Duk Mi mengucapkan Terima kasih.
“Ini dia, aku mengemas beberapa lauk yang sepertinya kau sukai tadi.” Kata Ibu Duk Mi memberikan bungkusan pada Ryan.
Ryan menerimanya dan kaget karena sangat berat, lalu dengan terbata-bata mengucapkan Terima kasih. Duk Mi pun pami untuk pergi lebih dulu. Eun Gi mengeluh kalau Duk Mi akan pergi juga. Ryan mengucapkan  Terima kasih banyak untuk hari ini.
“Direktur.... aku harap kau berkunjung lagi. Aku akan menelponmu.” Ucap Nyonya Nam Sopan.
“Ibu, aku lapar.” Kata Eun Gi kesal. Ibu Duk Mi heran karena tidak makan. Nyonya Nam meminta agar Ibu Duk Mi berhentilah memberinya makan.
“Sampai jumpa... Aku harap kau berkunjung lagi.” Kata Tuan Nam melambaikan tangan pada Ryan. Eun Gi makin cemberut. 



Ryan mengantar Duk Mi sampai ke depan rumah, Duk Mi meminta maaf tidak tahu orang tuanya akan ada di sana dan bertanya Apa merasa tidak nyaman. Ryan pikir makan terlalu banyak sehingga merasa tidak nyaman. Duk Mi mengaku memperhatikan Ryan yang makan banyak.
“Aku ingin meminta maaf sekali lagi. Aku sungguh sangat menyesal.” Kata Ryan. Duk Mi menganguk mengerti.
“Dan terima kasih untuk hari ini... Hati-hati dalam perjalanan.” Ucap Duk Mi. Ryan pun seperti bisa memahami Duk Mi. Akhirnya Duk Mi pun turun dari mobil dan menaiki tangga dengan wajah bahagia. 

Eun Gi menaik tangga dengan wajah kesal menyebut “ Direktur” beberapa kali lalu menegskan kalau ia juga sebagia Direktur di tempat latihan dojonya. Ia tiba-tiba melihat ayunan yang ada ditaman seperti mengingatkan dengan masa lalunya.
Flash Back
Eun Gi duduk diam dengan wajah termenung, Duk Mi datang bertanya dengan wajah cerita apa yang dilakukan Eun Gi padahal Semua orang menunggu di rumah untuk memberi selamat kepadanya. Eun Gi mengeluh karena bahkan tidak memenangkan medali emas.
“Apa Kau tidak peduli dengan medali perak lagi karena kau memenangkan sangat banyak? Tapi Aku benar-benar berpikir akan memenangkan medali emas hari ini.” Ejek Duk Mi
“Ini semua karena namaku, Kenapa dia menamaiku Eun Gi, bukan Geum(Emas) Gi?” keluh Eun Gi
“Geum Gi? Boleh juga. Aku akan memanggilmu Nam Geum Gi mulai sekarang... Hai, Nam Geum Gi.” Kata Duk Mi
“Jangan katakan itu dengan margaku. Kedengarannya sedikit aneh.” Kata Eun Gi
“Kenapa? Ini cocok. Hai, Nam Geum Gi.” Ucap Duk Mi lalu memberikan seperti sebuah medali untuk Eun Gi
“Apa kau memberikannya sebagai medali emas?” tanya Eun Gi. Duk Mi menyuruh Eun Gi memakanya saja karena itu coklat.
“Apa Kau tahu? Peraih medali emas Olimpiade, Nam Geum Gi.” Ucap Duk Mi memasangkan medali. Eun Gi pikir Duk Mi sudah gila.
“Selama kau terus membawa medali, kau akan jadi atlet judo terbaik yang aku kenal. Kau yang paling keren dan paling berbakat... Kerja bagus. Sekarang, Geum Gi, ayo kita makan malam.” Ucap Duk Mi menarik Eun Gi pergi. Eun Gi bisa tersenyum mendengarnya.
“Makanan favorit Nam Geum Gi!” kata Duk Mi penuh semangat. Eun Gi meminta agar jangan memanggilnya seperti itu.
“Jika kau muak dengan medali perak, biarkan aku memilikinya. Aku butuh lebih banyak uang untuk tiket.” Kata Duk Mi ingin menjualnya. Eun Gi melarangnya.
“Kenapa?” kata Duk Mi. Eun Gi menegaskan kalau medali itu miliknya. Duk Mi pikir Eun Gi muak dengan mereka.
“Berhentilah pelit. Kau bilang punya banyak, jadi berikan. Jadilah pria dan angkatlah lebih tinggi.” Kata Duk Mi mengejek.
Eun Gi mengingat kenangan manisnya dengan Duk Mi bisa tersenyum, lalu teringat saat Duk Mi pamit dengan Ryan seperti pasangan bahkan Terima kasih banyak untuk hari ini, wajahnya kembali kesal. 


Ryan membawa makanan sampai membungkuk masuk rumah dan mengeluh apa saja yang dikemas oleh ibu Duk Mi. Akhirnya Ryan duduk lemas sambil bersandar membuka bungkusan yang diberikan Ibu Duk Mi, dan melihat ada banyak kotak makan.
Ia melihat kotak makan dengan note dari ibu Duk Mi menuliskan “Bekukan bulgogi dan biarkan mencair di lemari es sebelum diaduk.” Wajah Ryan tersenyum lalu melihat kotak lainya “ Kau sepertinya menikmati kimchi yang baru dibuat, jadi aku mengemas sedikit. Beri tahu aku saat sudah habis.”
Ryan membuka kotak dibagian bawah lalu tertawa ternyata isinya batu dan ayah Duk Mi juga menuliskan note “Gwantongseok ini dikenal untuk membantu dan membawakan keberuntungan.Aku berharap yang terbaik dalam segala hal yang kau lakukan.”
“Pantas ini seberat batu... Siapa yang tahu dia sudah mengemasnya juga?”kata Ryan tertawa melihat isinya adalah batu.
Pesan masuk ke dalam ponselnya “Selamat. Kau jadi anggota VIP Shi An is My Life.” Ryan langsung menjerit bahagia membacanya, seperti sangat puas. 


Duk Mi mengosok gigi, lalu teringat saat Ryan yang menciumnya lalu mengosok bibirnya dengan wajah sumringah. Ia lalu tersadar dan buru-buru mengosok gigi. Akhirnya Duk Mi mencoba tidur tapi kembali teringats saat Ryan menciumnya.
“Apa yang kau lakukan?.. Itu jarinya, bukan bibirnya. Kenapa kau terjebak pada saat itu? Kau harusnya bertanya apa yang dia lakukan. Kau membiarkan nalurimu mengambil alih terlalu mudah. Ini Sangat memalukan.” Ucap Duk Mi kesal sendiri. 

Sun Joo duduk di kursi pijat sambil menonton Soo Hyun yang menyanyi terlihat berbeda, seperti naluri sebagia fansnya kembali muncul, Suaminya datang kaget melihat istrinya masih terjaga. Sun Joo mematikan TV mengaku sengaja menunggu suaminya.
“Tapi kau mungkin kelelahan juga... Apa kau Mau bir?” tanya Sun Joo. Seung Mi menganguk lalu keduanya duduk di meja makan.
“Apa mereka setuju membiarkanmu bergabung dengan divisi variety show?” tanya Sun Joo
“Jika aku berhasil menyelesaikan sebuah cerita, mereka akan memindahkanku.” Kata Seung Mi. Sun Joo terlihat senang mendengarnya.
“Jadi bagaimana ceritanya?” tanya Sun Joo penasaran. Seung Mi terlihat gugup menjelaskan.
“Jangan-jangan... Bukan kultus, kan?” kata Sun Joo menebak. Seung Mi menyangkal kalau bukan itu.
“Itu hanya sebuah cerita pada mereka yang berusaha sangat keras dalam hidup.” Jelas Seung Yi
“Bagus, selama itu bukan kultus.” Kata Sun Joo. Seung Mi menyakikan kalau bukan kultus lalu membuka kaleng bir untuk mengurangi rasa gugupnya.
Sun Joo terlambat memberitahu suaminya agar perlahan membukanya. Saat itu juga Geum Woo bangun memanggil ibunya. Sun Joo akhirnya mencoba menyakinkan anaknya masih bermimpi dan belum bangun, kalau ia seorang malaikat yang hanya terlihat seperti Ibunya lalu mengajaknya masuk kamar. 


Duk Mi duduk di bus melihat komentar dari foto-foto Shi An yang diuploudnya. “Senyumnya tidak bisa lebih bersemangat. Garis rahangnya yang tajam memikatku. Mereka pasti penggemar baru.”
"Mungkin tidak cukup cahaya, tapi filter radial digunakan untuk mendapatkan hasil maksimal dari apa yang mereka miliki."
“Ekspresinya yang ditangkap dalam bentuk potertan sedang secara efektif menarik pemandangan kita untuk menceritakan kisah itu. Ini benar-benar foto yang mengesankan.”
“Latte tahu apa yang dilihat di foto.” Puji Duk Mi bahagia membaca komentar lalu membalasnya “Latte-nim, terima kasih. Pujian dan saran selalu kami terima”


Ryan baru saja sampai di Gallery lalu melihat Cindy turun dari mobil dan langsung memanggilnya. Cindy binggung melihat Ryan menyuruh untuk mendekatinya. Ryan kembali menyuruh Cindy untuk lebih berjalan mendekatinya.
“Hyo Jin, kau tidak lagi dibutuhkan di galeri. Kau dipecat.” Kata Ryan. Cindy binggung tiba-tiba dipecat dan ingin tahu alasanya dengan nada sombong.
“Apa Kau ingin dituntut sebagai gantinya? Kau pilih di antara keduanya.” Kata Ryan. Cindy kemabli bertanya Untuk apa Ryan menuntutnya.
“Menguntit... Kau melihatku di rumah Nona Sung tadi malam.” Kata Ryan. Cindy mengelak kalau Ryan pasti salah.
“Aku menemukan sesuatu yang menarik di medsos... CUPATCH.” Kata Ryan. Cindy kaget tapi pura-pura tak tahu bertanya Apa itu.
“Pekerjaan yang akan aku tuntut.” Ucap Ryan. Cindy mengeluh karena hanya ia yang dituntut
“Apa itu pengakuan?” sindir Ryan dengan senyuman bahagia. Cindy pikir Ryan juga harus menuntut Shi An is My Life
“Dia juga menguntitmu juga... Kau bekerja dengannya, bukan?” kata Cindy curiga. Ryan menegaskan akan menutut mereka berdua.
“Aku akan menghapusnya.” Kata Cindy panik. Ryan menegaskan kalau  akan memperhatikan lalu berjalan pergi. Cindy melihat ponselnya lalu berteriak “Daebak!” 


Duk Mi melihat ponselnya melihat list [PEMENANG ACARA TANDA TANGAN CHA SHI AN] disampingnya Sun Joo juga melihat dengan wajah tegang dan akhirnya Duk Mi berteriak tak percaya melihatnya. Ryan bertanya apakah terjadi sesuatu.
“Aku menang di acara tanda tangan Shi An.” Ucap Cindy tak percaya. Ryan menyindir mengucapkan selamat.
“Aku tahu akan pergi... tapi Aku berbicara soal Shi An is My Life.” Kata Cinyd.
Sun Joo dan Duk Mi melihat nama [SHI AN IS MY LIFE] ada dalam list lalu menjerit histeris dalam cafe. Duk Mi mengaku sudah  menyerah pada acara tanda tangan dan itu alasan memposting di media sosial, karena hanya beli satu salinan album tapi bisa menang. Sun Joo yakin kalau ini adalah takdir.
“Aku beli seluruh kotak albumnya untuk menang di acara tersebut, tapi dia hanya punya satu salinan. Dia mungkin akan mengoceh soal itu adalah takdir.” Kata Cindy marah
“Kapan acara tanda tangan itu?” tanya Ryan penasara. Cindy menjawab Minggu depan pada hari museum ditutup.
“Aku tidak akan main-main untuk menghadiri itu. Jadi Shi An is My Life akan datang juga.” Ucap Cindy menatap sinis, sementera Ryan sudah lebih dulu masuk gallery. 


Ibu Duk Mi mendekati suaminya yang sedang mengelap batu memberitahu kalau Peramal wanita bangsawan itu sangat mengesankan karena bilang, Duk Mi akan membawa pulang seorang pria bernama Tom atau Jack lalu akhirnya membawa Ryan.
“Kita harus bicara bahasa Inggris sederhana jika bertemu orang tuanya. Kau harus belajar denganku.” Ucap Ibu Duk Mi penuh semangat. Ayah Duk Mi setuju.
Mereka belajar mengucapkan "Son-in-law." Yang artinya Menantu mereka. Sementara Duk Mi terlihat sangat bahagai menatap foto Shi An di ponselnya yang diangap sebagai belahan jiwanya. Orang Tua Duk Mi terus mencoba berlatih memangggil “Son-in-law.”
Sun Joo mengucapkan selamat pada Duk Mi,Duk Mi yan masih sumringah merasa kalau ini semua berkat Sun Joo juga sambil terus menatap foto Shi An. Orang Tua Duk Mi terlihat bisa makin lancar memanggil Son In Law. 

Geum Woo berlatih di ruangan dengan Eun Gi sebagai gurunya.  Sun Joo melihat dari luar ruangan, mengaku sangat  Aneh kareana sebelum punya anak, tidak pernah menyukai anak-anak Tapi bayinya itu Geum Woo sangat menggemaskan. Eun Gi pun bergabung dengan Sun Joo.
“Aku tidak tahu apa obsesiku terhadap idola sudah membuatku mencintai anakku, atau jika aku terobsesi dengan anakku karena aku tidak bisa menjadi Fan-girl sekarang.” Ucap Sun Joo
“Sun Joo... Kenapa kau menikah?” tanya Eun Gi. Sun Joo mengaku karena punya Geon Woo.
“Maksudku, bagaimana kau mulai berkencan dengan Seung Min?” Kata Eun Gi penasaran.
“Alih-alih idola. Entah bagaimana jatuh cinta padanya.” Jawab Sun Joo. Eun Gi tak mengerti maksud Alih-alih idola
“Ketika aku menyukai idola, idolaku adalah pacarku, dan ketika aku berkencan, pacarku adalah idolaku. Itulah yang kurasakan.” Kata Sun Joo
“Akankah Duk Mi juga seperti itu? Akankah Duk Mi jatuh cinta padanya juga? Bukan idola, tapi...” kata Eun Gi yang langsung disela oleh Sun Joo.
“Singa? Apa kau merasa cemas? Apa Duk Mi itu mungkin menyukai Singa?” kata Sun Joo. Eun Gi mengeluh dengan yang dikatakan Sun Joo.
“Heii... Anak-anak, tidak boleh berkelahi... Jangan berkelahi dan bermainlah dengan ini!” teriak Eun Gi menghindar keluar dari ruangan. Sun Joo melihat Eun Gi itu pengecut.
“Kau orang paling pengecut di dunia.” Keluh Sun Joo melihat Eun Gi yang tak berani mengungkapkan perasaanya.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar