PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nyonya
Eom datang membawa barang ke dalam ruangan rapat dengan Sek Kim lalu duduk
ditengah. Ryan langsun memperingatakan Sek Kim untuk Kedepannya, jika berencana
untuk berkunjung k tolong melapor kepadaku setidaknya tiga jam sebelumnya.
“Aku
harap kau tidak berkunjung seperti ini tanpa pemberitahuan lagi.” Tegas Ryan.
“Mr.
Gold... Aku, Eom So Hye. Apa Maksudmu, aku perlu izin untuk mengunjungi galeriku
sendiri?”keluh Nyonya Eom.
“Apa Kau
mengakui privatisasi galeri ini?” ucap Ryan. Nyonya Eom mengeluh Ryan yang bisa
bilang itu
“Aku
benci kata-kata seperti pengakuan, interogasi, atau penangkapan. Aku sangat
membencinya.” Kata Nyonya Eom.
“Direktur
Eom, kami berada di tengah rapat sekarang.” Ucap Duk Mi. Nyonya Eom mengaku juga
sangat sibuk.
“Aku harus
menyiapkan makanan ringan untuk Hyo Jin sendiri, dan aku juga harus membawa
makanan untuk suamiku di penjara karena selera pilih-pilihnya. Ini sangat
melelahkan.” Keluh Nyonya Eom.
“Sung
Kyul... Apa yang kau lakukan minggu depan ketika galeri tutup?” tanya Nyonya
Eom.
“Minggu
depan adalah ketika Shi An mengadakan acara penanda tanganannya.” Gumam Duk Mi
lalu bertanya balik kenapa bertanya.
“Aku
dapat beberapa teman baru baru-baru ini. Bernama "WREO". Artinya,
"Istri-istri pelanggar ekonomi." WREO. Mereka bilang ingin tur galeri. Jadi Sung Kyul, bisakah kau
jadi pemandu wisata itu?” kata Nyonya Eom
Duk Mi
terlihat kebingungan akhirnya menyanggupinya. Nyonya Eom pun senang dan akan
bertemu senin depan. Ryan tiba-tiba mengatakan kalau Duk Mi tidak punya waktu
pada hari itu menurutnya Jika mereka
ingin tur pribadi, maka suruh mereka datang pada jam buka.
“Apa
kalian berdua ada kencan? Inilah sebabnya kenapa buruk berkencan di tempat
kerja. Kau benar-benar mengacaukan suasana hati.” Sindir Nyonya Eom
“Aku
senang kau tahu artinya. Jadi Pikirkan baik-baik siapa yang mengacaukan suasana
hati sekarang.” Balas Ryan. Kyung Ah dan Yoo Sub yang mendengarnya hanya bisa
menahan tawa.
“Apa kau
marah, Jika kalian berdua tidak bisa berkencan?” sindir Nyonya Eom.
“Direktur
mengadakan pertemuan dengan Cha Shi An hari itu. Ini masalah bisnis.” Ucap
Kyung Ah.
Cindy
langsung terlihat berbinar-binar mengaku juga ingin berpartisipasi dalam
berbagai jenis pekerjaan jadi meminta agar bisa berpartisipasi dalam pertemuan
itu juga. Ryan bertanya pada Kim Hyo Jin. Apa senggang hari itu. Cindy
menganguk membenarkan.
“Baguslah.
Kim Hyo Jin akan jadi pemandu wisata pribadi saat itu. Untuk ibunya dan anggota
WREO...” ucap Ryan. Cindy terlihat marah.
“Hyo
Jin.. Apa Kau bisa jadi pemandu? Itu akan membuat Ibu sangat senang. Kau harus
membuat Ibu merasa bangga... Ibu sangat senang... Semoga harimu menyenangkan.”
Kata Nyonya Eom lalu melangkah pergi.
“Ibu.... Ternyata
aku punya rencana hari itu...” ucap Cindy mengejar ibunya, tapi Nyonya Eom tak
peduli karena merasa sangat senang sekarang.
Kyung Ah
dan Yoo Sub melihat Cindy itu sangat lucu. Duk Mi langsung mengucapkan
terimakasih pada Ryan karena sudah menyelamatkanya. Ryan pikir tak masalah seperti senang karena
bisa membantu Duk Mi bertemu dengan Shi An.
Kyung Ah
melihat list nama Termasuk Cha Shi An dan Lee Sol dan jumlah lukisan semuanya 3
lalu Selanjutnya, jika termasuk Nho Seok, yang akan berjumlah 31. Ia bertanya
pada Yoo Sub apakah sudah mengukur ukuran.
Yoo Sub memberitahu kalau Direktur
bilang untuk mengukur ukuran sesudah menandatangani kontrak.
“Bukankah
Direktur terdengar sangat keren tadi?” ucap Kyung Ah. Yoo Sub bertanya kapan
itu. Kyung Ah menyebut tadi saat rapat.
“Ketika
dia berdiri melawan Nyonya Eom selama
rapat.” Ucap Yoo Sub sumringah. Tapi Kyung Ah pikir tak seperti itu.
“Direktur
dan NonaSung berpura-pura seperti mereka tidak berkencan
sama sekali biasanya, tapi ketika dia memihaknya saat itu, itu terlihat sangat
keren.” Ucap Kyung Ah. Tapi Yoo sub tak sependapat.
“Apa...
Apa yang baru saja kau katakan?” kata Da In masuk ruangan, Kyung Ah dan Yoo Sub
binggung melihat Da In yang datang.
Di
ruangan, Duk Mi dan Ryan membahas tentang pameran. Duk Mi mengaku belum yakin, tapi
5 hingga 7 kolektor akan berpartisipasi dan mereka mengharapkan sekitar 50
karya seni. Ryan pikir Yang paling penting adalah mengkategorikan karya seni dan
memutuskan konsep pameran.
“Apa kita
harus mengategorikannyaberdasarkan kolektor atau berdasarkan tema?” tanya Duk
Mi, Saat itu Da In masuk ruangan melihat keduanya.
Ryan
melihat Da In yang datang lebih awal jadi mengajak Duk Mi agar mengakhiri
rapatnya. Duk Mi mengertik akan membiarkan mereka berdua bicara. Da In langsung
menghadangnya lalu mengenalkan diri, sebagai Choi Da In. Duk Mi terlihat
binggung.
“Aku
tidak memperkenalkan diri dengan benar terakhir kali.” Ucap Da In. Duk Mi pun
mengenalkan dirinya dari Cheum Gallery dan Senang bertemu dengannya.
Akhirnya
Da In dan Ryan duduk bersama, Ryan bertanya Bagaimana dengan studionya, apakah
sudah memeriksa dengan baik sebelum membuat keputusan. Da In menganguk lalu
bertanya apakah Ryan berkencan. Ryan terlihat terdiam.
“Aku dengar
kau berkencan dengan Sung Duk Mi. Apa itu benar?” tanya Da In
“Sepertinya
aku tidak harus menjawab.” Ucap Ryan. Da In terlihat kecewa karena Ryan yang tidak
menyangkalnya.
“Ayo kita
makan malam lain kali... Sampai jumpa.” Ucap Da In berjalan pergi.
Duk Mi
melamun teringat saat Ryan bertemu dengan Da In di depan gallery, lalu Da In
memeluk Ryan mengaku sangat merindukannya.
Ia lalu mengulang Choi Da In... Da In dan menurutnya Namanya cantik,
sementara ia adalah Nama Duk Mi.
“Sun
Joo... Di Amerika, bukankah teman saling berpelukan sebagai salam?” ucap Duk Mi
“Bukan
hanya berpelukan. Mereka bahkan dapat mencium sebagai salam.” Kata Sun Joo
“Benarkan?
Bagaimana bisa ciuman jadi salam? Itu lebih istimewa.” Ucap Duk Mi mengingat
saat Ryan menciumnya.
“Joo
Hyuk, kenapa kau mengenakan itu di kepalamu?” kata Duk Mi melihat Joo Hyuk
membawakan minum.
“Aku
tidak yakin kenapa aku mengenakan ini. Bisakah kau bertanya kepada Nona Sun Joo
mewakiliku?” kata Joo Hyuk. Duk Mi tak percaya mendengarnya.
“Apa Kau
menyuruhnya memakai itu?” ucap Duk Mi heran. Sun Joo pikir Joo Hyuk terlihat
sangat lucu.
“Joo
Hyuk, buatkan secangkir teh untuk dirimu sendiri.” Kata Sun Joo genit. Duk Mi
heran melihat tingkah temanya.
“Kau
menyalahgunakan wewenangmu” komentar Duk Mi. Tapi Sun Joo menegaskan kalau
hanya jadi Fangirl
“Ini cara
ngefan-girl yang sehat.” Tegas Sun Joo, Duk Mi tak percaya kalau itu terlihat
sehat bagi temanya.
“Dia
terlihat pucat. Berapa banyak waktu sulit yang kau berikan padanya?” ejek Duk
Mi. Sun Joo seperti tak peduli.
Ryan
berjalan pulang lalu memanggil Da In,
tapi Da In tak keluar. Ryan kembali menyuruh Da In agar keluar dan
terlihat mobil yang sudah digambar dan design gambar serta telinga. Da In
keluar dari persembunyian dan meminta pendapat Ryan.
“Ini
karya seni pertamaku di Korea.” Ucap Da In bangga. Ryan pikir Da In benar-benar
dalam kemerosotan.
“Kau
terlalu jujur padaku. Aku akan lebih memperhatikanmu jika kau berbohong.” Keluh
Da In
“Di mana kau
dapatkan barang-barang ini?” tanya Ryan melihat mobilnya yang sudah berbeda.
“Kau berkencan
dengan seseorang, jadi aku harus melakukan sesuatu. Jadi Ini hadiah.” Ucap Da
In bangga.
“Kau Masuk.
Aku akan memberimu tumpangan.” Kata Ryan. Da In dengan senang hati masuk mobil
dan terlihat dibagian belakang ada ekor yang mengantung.
Duk Mi
sibuk menghias diri, Eun Gi menelp dari depan tendanya bertanya Apa yang dikerjakan hari ini. Duk Mi memberitahu
kalau akan pergi ke acara tanda tangan Shi An. Eun Gi mengeluh kalau benar-benar
tidak mengecewakannya.
“Dia yang
kau pedulikan, kan? Menjadi fan-girl adalah yang terbaik, kan?” ucap Eun Gi.
Duk Mi membenarkan.
Eun Gi
teringat yang dikatakan Sun Joo “Ketika aku menyukai idola, idolaku adalah
pacarku. Dan ketika aku berkencan, pacarku adalah idolaku.” Lalu tersenyum
bahagia bertanya apakah Duk Mi ingin menonton film sesudah acara tanda tangan
“Sesudah
acara tanda tangan? Aku memiliki banyak hal yang harus dilakukan sesudah acara
tanda tangan. Aku perlu mengunggah pratinjau, pilih foto, dan mengedit mereka. Aku
tidak punya waktu untuk menonton film.” Kata Duk Mi
“Kau dapat
mengedit mereka lain kali.” Kata Eun Gi. Duk Mi menegaskan Mengedit foto adalah
tindakan cinta.
“Aku
harus menyelesaikannya sesudah mengambil foto.” Tegas Duk Mi. Eun Gi kesal
karena Duk Mi itu memilih Cha Shi An lebih penting daripada temannya.
“Kau
tepat di belakang Shi An... Di luar berbahaya, jadi tetap di dalam tendamu.
Sampai jumpa.” Ucap Duk Mi. Eun Gi memanggil Duk Mi tapi ponsel sudah ditutup.
Duk Mi
sudah bersiap-siap dengan pakaian hitam, topi dan juga masker. Akhirnya spanduk bertulikan [ACARA TANDA TANGAN CHA SHI AN]
terbentang, semua fans sudah berkumpul dalam sebuah mall. Duk Mi masuk ke
tempat khusu pemenang.
Cindy
ikut mengantri seperti mencari seseorang, lalu melihat ibunya menelp tapi tak
mengangkatnya. Nyonya Eom mencoba menelp anaknya terlihat marah, temanya
mengeluh kalau putri Nyonya Eom akan ada di gallery, tapi Yoo Sub yang akhirnya
mengantinya.
Ryan
datang dilantai atas melihat Duk Mi yang sudah duduk dibangkunya, lalu
mengirimkan pesan. Duk Mi membaca pesan dari Latte “Aku senang kau akan menghadiri acara tanda
tangan Shi An. Aku akan menunggu untuk melihat foto luar biasamu seperti
biasa.”
Duk Mi
langsung membalasnya “Aku akan pastikan untuk mengambil foto yang jelas jadi,
kau akan merasa seolah-olah melihatnya dari dekat.” Ryan terlihat bahagia
melihatnya.
Cindy
akhirnya masuk ke tempat acara duduk dibelakang Duk Mi, dan melihat tas yang
sangat dikenalnya. Ia yakin Pasti ada yang mencurigakan jadi akan bertanya pada
Shi An is My Life. Saat itu Duk Mi sedang meliha ke arah atas lalu kaget
melihat Ryan ada di mall.
“Aku
penasaran apa rapatnya dekat?” gumam Duk Mi lalu sengajak mengambil Foto Ryan yang sedang menelp.
Acara pun
dimulai, MC menyapa semua pengemar yang
sudah menunggu lama dan akhirnya memanggil Shi An sebagai tamu acara. Shi An pun keluar setelah MC memanggil Shi An
sebagai anggota boy band top di Korea, White Ocean.Jeritan fans pun terdengar,
saat Shi An naik ke atas panggung, Duk Mi dengan cepat mengambil gambar.
“Halo,
Shi An... Penggemarmu sangat beruntung hari ini... Senang bertemu denganmu. apa
kalian semua ingin mendengarkan suara Shi An?” ucap MC. Semua fans menjawab Ya.
“Tapi sebelum
itu, kalian tahu kita akan mengundi hari ini, kan? Shi An akan mengundi untuk
memilih pemenang acara. Tapi sebelum kita lanjut, silakan beri salam kepada
penggemarmu.” Ucap MC
“Halo.
Sangat menggetarkan hati melihat para penggemarku dari dekat. Aku harap acara
tanda tangan hari ini akan jadi kenangan indah untuk kalian dan aku.” Ucap Shi
An.
“Sayangnya,
kita harus mengundi meskipun ingin membagikan hadiah kepada kalian semua. Ayo
kita mulai dengan memilih tiga nomor.” Ucap MC
Akhirnya
Shi An memilih nomor undian, fans yang duduk di Nomor 23 menang kupon buku. MC
ingin tahu hadiah berikutnya untuk runner-up yaitu kartu foto. Fans nomor
delapan akhirnya yang memenangkan kartu foto. Cindy terlihat kesal tak bisa
menang.
“Sekarang,
pemenang acara ini akan bisa berfoto selfie dengan Shi An.” Kata MC. Cindy
berharap karena bahkan menulis namanya untuk ini.
“Wah.. Apa
kameranya yang bagus atau modelnya?” ucap Duk Mi yang sibuk melihat hasil
fotonya dengan bangga.
MC
akhirnya memanggil Nomor 17 sebagai pemenang. Ryan yang diatas menghitung bisa
tahu kalau Duk Mi yang duduk di nomor 17. Fans menepuk Duk Mi kalau baru saja
memanggil nomor 17. Duk Mi binggung dan MC mengucapkan selamat bisa berfoto
selfie dengan Shi An.
“Kemari!
Silakan datang ke panggung.” Ucap MC. Duk Mi kaget bisa Selfie dengan Shi An.
“Shi An,
silakan berdiri di sebelahnya dan Kau harus melepas topenguntuk selfie.” Ucap
MC melihat Duk Mi datang ke panggung.
Duk Mi
menolak walaupun Shi An yang mencoba melihat wajahnya dan memilih untuk turun
saja. MC menegaskan kalau Duk Mi tak mengambil foto, maka mereka tidak bisa
melanjutkan acara. Shi An akhirnya
mencoba dengan spanduk kecil untuk foto.
“Aku akan
melakukan ini sebagai gantinya.” Kata Shi An akhirnya foto dengan Duk Mi. Ryan
yang meliahtnya memuji Shi An memang keren.
“Aku
menggantung ini di dindingku juga.
Hadiah spesial kami hari ini adalah Kong.” Kata MC dan Duk Mi menerima
hadiah terlihat terharu. Ryan melihat tersenyum bahagia dari lantai atas.
Duk Mi
berjalan sambil menelp dan memesan es krim menelp Sun Joo, kalau baru saja
berfoto selfie dengan Shi An. Sun Joo tak percaya mendengarnya, menurutnya
Peramal itu pasti andal karena Du Mi benar soal berkencan segera.
“Apa ini
untuk kehidupan kencanku?” ucap Duk Mi seperti tak yakin
“Beraninya
kau bilang ini tidak cukup. Menjadi fan-gril itu biasa disebut oleh fan fanatik
berkencan.” Kata Sun Joo.
Duk Mi
berjalan sambil makan es coklat mint sudah siap, Sun Joo meminta agar Duk Mi
mengirimkan foto dan akan mengunggahnya. Saat itu Cindy mengikuti Duk Mi dari
belakang langsung memanggil “Shi An is My Life” wajah Duk Mi panik
mendengarnya.
“Bagaimana
dengan dia? Dia memanggilku.” Ucap Duk Mi panik hanya bisa terdiam.
“Shi An
is My Life, ada sesuatu untuk ditanyakan.” Kata Sindy akan berjalan mendekat.
“Kenapa
dia ingin bicara denganmu?” ucap Sun Joo
yang mendengarnyar. Duk Mi lalu memilih untuk kabur. Sun Joo memanggil Duk Mi
dengan wajah panik.
Sindy
mengejar Duk Mi, sementara Duk Mi heran dengan Sindy yang mengejarnya. Cindy meminta Duk Mi menunggu
karena hanya ingin bertanya sesuatu, Duk Mi tiba-tiba terjatuh dan panik
melihat Cindy sangat dekat.
Ryan tiba-tiba
datang memanggil Cindy untuk menghadangnya. Cindy dengan nafas terengah-engah memberitahu
kalau Shi An is my life kabur. Ryan berpura-pura tak mengerti malah bertanya
apa yang dilakukanya dan melihat Duk Mi dengan kaki yang sakit pergi menjauh.
“Bukan
itu. Di sana... Aku kehilangan dia gara-gara kau!” keluh Cindy. Ryan bertanya
Kehilangan siapa memasang muka polos
“Shi An
is My Life! Paparazzimu...” kata Cindy. Ryan pura-pura kaget mengetahui Orang
itu Shi An is My Life
“Aku
hampir menangkapnya... Sial, hampir saja.” Keluh Cindy kesal. Tapi Ryan
terlihat bahagia bisa menyelamatkan Duk Mi.
Duk Mi
tersenyum bahagia melihat hasil foto dengan Shi An dengan caption [PRIA PALING KECEH SEALAM SEMESTA, CHA SHI AN]
Ia lalu mulai mengedit tapi tanpa sadar senyuman bahagia saat melihat foto Ryan
yang tak sengaja diambilnya saat dimall.
“Apa yang
kulakukan?”ucap Duk Mi panik lalu teringat dengan ucapanya sendiri “Mengedit foto
adalah tindakan cinta.”
Di rumah,
Ryan gelisah menunggu dan akhirnya masuk ke [FANPAGE CHA SHI AN - SHI AN IS MY LIFE]
seperti sedang menyamar berkumpul dengan para fans Shi An yang menunggu. Semua
fans heran karena Duk Mi sangat lama padahal sudah menunggu seharian.
“Apa ada masalah?
Tak bisa dipercaya” komentar Fans. Ryan seperti sedang duduk bersama fans Shi
An.
“Apa Kau
beli banyak album? Aku tidak menang satu tempat pun.”keluh Fans karena tak bisa
menang.
“Itu
sebabnya aku menunggunya. Bagaimana jika Shi An is My Life tidak pergi ke acara
tersebut? Ini adalah kesempatan yang legendaris, jadi aku yakin dia hadir.” Komentar
Fans lain yang tak sabar menunggu hasil foto.
“Mungkin
ada masalah.. Foto-foto hari ini pasti legendaris.” Ucap Fans menunggu. Tapi yang
lain berpikir tak seperti seperti itu.
“Jika
tidak, kenapa membutuhkan waktu begitu lama? Mana fotonya?” balas fans.
Duk Mi
terlihat belum terlihat di fansite, Ryan pun terlihat khawatir dan teringat
saat kabur kaki Duk Mi yang sakit. Ia mencoba menelp tapi ponsel Duk Mi tak
aktif, wajahnya makin panik.
“Dia
tidak memposting foto apa pun atau menjawab telepon...”kata Ryan akan keluar
dari rumahnya tapi kembali lagi.
Duk Mi
sedang sibuk mengecet kursi diluar rumah, lalu teringat saat melihat foto Ryan wajahnya tersenyum. Ia juga
tersenyum sumringah saat melihat foto Ryan ketika melakukan perjalan bersama.
“Tidak,
tidak mungkin... Mungkinkah itu yang kupikirkan?” kata Duk Mi menyakinkan diri
tak mungkin jatuh cinta dan mendengar suara orang yan memanggilnya.
Duk Mi
kaget melihat Ryan yang benar-benar datang didepan wajahnya, lalu bertanya
kenapa datang ke rumahnya. Ryan mengaku ingin mengembalikan kotak makan. Duk Mi
tersadar kalau kuasnya mengenai tangan Ryan.
“Aku
mungkin harus mencucinya. Bisakah aku menggunakan kamar mandimu?” ucap Ryan.
Duk Mi memperbolehkan.
“Tidak!
Tidak boleh...” kata Duk Mi teringat kamarnya yang penuh dengan wajah Shi An.
Ryan binggung mendengar Duk Mi yang melarangnya.
“Karena...
Rumahnya berantakan, Mirip kandang babi.” Kata Duk Mi mencari alasan.
“Maka aku
harus pulang seperti ini.” Ucap Ryan. Duk Mi pikir Sepertinya Ryan harus
hati-hati atau tidak...
Akhirnya
Ryan berjalan masuk dengan mata tertutup. Duk Mi menuntunnya meminta Ryan agar
memperhatikan langkahnya dan masuk perlahan. Ryan terus berjalan dengan mata
tertutup akhirnya masuk kamar mandi. Duk Mi menyuruh Ryan agar mencuci di
wastafel lalu menutup pintu.
“Pastikan
tidak buka matamu.” Tegas Duk Mi didepan pintu. Ryan memberitahu kalau Cat
tidak bersih dengan air.
“Apa ada
aseton?” tanya Ryan. Duk Mi mengaku ada dan meminta agar tetap menunggu di
kamar mandi dan mencari kain.
“Matamu
masih tertutup, kan? Pastikan tidak membukanya. Aku akan masuk...” ucap Duk Mi
membawa spanduk kecil milik Shi An.
“Ini
mungkin terasa tidak nyaman, tapi hanya perlu sebentar.” Kata Duk Mi menutup
mata Ryan dan kembali menuntunnya.
Duk Mi membersihkan
tangan Ryan dengan aseton. Ryan dengan mata tertutup bertanya seberapa
berantakan rumahnya. Duk Mi melihat rumahnya dengan semua berbau Shi An mengaku
kalau ryan mungkin pingsan jika melihatnya.
“Apa
catnya bisa hilang?” tanya Ryan. Duk Mi membenarkan kalaubisa hilang.
“Aku
mencium bau cat dari kamarmu. Apa Belakangan kau ini masih melukis?” tanya
Ryan. Duk Mi mengaku Kadang-kadang.
“Aku selalu
ingin bertanya ini kepadamu. Ketika kau tidak bisa melukis karena lenganmu
patah. Bagaimana kau mengatasinya?” tanya Ryan. Duk Mi teringat saat masuk ruang lukis, Ryan
seperti tak bisa mengambar lagi.
“Aku
menggunakan tangan kiriku... Aku tidak kidal Karena aku tidak bisa menggunakan
tangan kananku, aku melukis dengan tangan kiriku.” Kata Duk Mi
“Apa kau
dapat melukis menggunakan kedua
tanganmu?” tanya Ryan. Duk Mi mengaku buruk melukis dengan tangan kiri tapi
menyenangkan.
“Aku
merasa sangat tertekan, dan harus pandai melukis sebelu jadi tidak bisa
menikmatinya. Tapi ketika aku menggambar dengan tangan kiri, itu Sangat
menyenangkan. Rasanya seperti menulis ketika aku masih kecil.” Cerita Duk Mi.
Tangan Ryan
akhirnya selesai dibersihkan oleh Duk Mi,
dan Ryan mengucapkanTerima kasih. Duk Mi pikir itu adalah salahnya. Ryan
pikir ini terasa tidak adil karena Duk Mi yang melihat seluruh rumahnya tapi
kenapa Duk Mi tak memporbolehkan melihat rumahnya.
“Untuk
membuat semuanya adil, aku akan melihat juga.” Kata Ryan akan membuka penutup matanya.
“Tidak!”
jerit Duk Mi panik yang akhirnya mendorong Ryan di sofa setengah berbaring.
Duk Mi
seperti merasakan hatinya berdebar menatap Ryan yang sangat dekat, sambil
bergumam kalau Perasaannya sungguh baik-baik saja dan harus sadar bahwa menyukainya.
“Aku akan
memilihmu. Aku akan memberimu kehormatan menciumku.” Gumam Duk Mi akhirnya
mencium Ryan tepat dibibirnya. Ryan pun seperti tak menolak.
Bersambung
ke episode 8
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar